• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rencana strategis peningkatan mutu sekolah dengan analisis Swot di SMK St. Petrus Comoro Dili Timor Leste T2 942010008 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Rencana strategis peningkatan mutu sekolah dengan analisis Swot di SMK St. Petrus Comoro Dili Timor Leste T2 942010008 BAB IV"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Sekolah

SMAK St. Petrus Comoro didirikan pada tahun 1986 pada jaman pemerintahan Indonesia, dengan alasan untuk menampung siswa yang mempunyai NEM rendah dan tidak diterima di sekolah negeri, khusus untuk umat paroki Comoro setelah itu baru umat paroki lain, dengan harapan mereka tetap bisa melanjutkan pendidikannya. Sekolah ini adalah renovasi dari kapela (gereja Katolik yang kecil) setelah dibangun gereja dilahan baru di sebelah sekolah.

SMAK St. Petrus berada dibawah yayasan Paulus dan dikelola secara penuh oleh Pastor-Pastor Salesian. Sekolah ini berada satu gedung dengan SMPK St. Petrus Comoro, yang mana pelaksanaan KBM untuk SMA dilakukan dari pukul 07.00 – 13.15 dan SMP dari pukul 13.30 – 18.00. Gedung sekolah terdiri atas 18 ruangan kelas, 1 lab kimia, 1 lab biologi, 1 lab fisika, 1 lab komputer, ruang perpustakaan, ruang administrasi, ruang kegiatan ekstra kurikuler, ruang bendahara, ruang guru untuk SMP dan SMA, juga kantin.

(2)

1.Data Siswa

Tabel 4.1

Jumlah Siswa SMAK St. Petrus Comoro Dili Tahun Pelajaran 2008/2009 – 2010/2011

Tahun Ajaran Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Jumlah Total

2008/2009 300 290 282 872

2009/2010 296 285 278 859

2010/2011 291 280 274 845

Sumber : data sekolah

Untuk penerimaan siswa baru pada setiap tahun ajaran, SMAK St. Petrus Comoro menetapkan untuk menerima 300 siswa. Akan tetapi pada tahun ajaran 2009/2010 ada 4 siswa yang tidak mendaftar ulang dan pada tahun ajaran 2010/2011 ada 9 siswa yang tidak mendaftar ulang. Walaupun setiap tahun target yang ditetapkan selalu terpenuhi akan tetapi jumlah pendaftaran setiap tahun mengalami penurunan.

(3)

2.Tenaga guru

Gambaran tenaga guru dapat dilihat pada tabel 4.2 yang menggambarkan jumlah guru yang mengajar dan tabel 4.3 yang menggambarkan kualifikasi pendidikan guru yang mengajar.

Tabel 4.2

Jumlah guru yang mengajar di SMAK St. Petrus Comoro Dili

Status Guru Jumlah Laki-laki Perempuan

Guru yayasan 11 8 3

Guru part time 4 3 1

Guru PNS 19 17 2

Jumlah 34 28 6

Sumber: data sekolah

(4)

Tabel 4.3

Kualifikasi pendidikan guru yang mengajar Di SMAK St. Petrus Comoro Dili

Tingkat Pendidikan Jumlah

D3 8 Studi lanjut (S1) 7

S1 14 Studi Lanjut (S2) 4

S2 1 Total 34 Sumber: Data Sekolah

Kualifikasi pendidikan guru yang mengajar di SMAK St. Petrus dimulai dari jenjang D3 sebanyak 8 orang, yang merupakan guru-guru tua yang sudah mengajar kurang lebih 20 tahun dari masa pemerintahan Portugis, Indonesia hingga sekarang. Oleh karena itu walaupun cuma memiliki jenjang pendidikan D3 namun dari segi pengalaman tidak diragukan. Guru yang sedang melanjutkan sekolah kejenjang S1 sebanyak 4 orang dan sedang dalam proses penulisan skripsi. Jenjang pendidikan S1 ada 14 orang, yang sedang melanjutkan jenjang pendidikan S2 ada 4 orang dan ada 1 orang guru yang mempunyai jenjang pendidikan S2.

4.2 Analisis

(5)

pertemuan. Dalam FGD ini terjadi brainstorming saat mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal dan faktor-faktor strategi eksternal, karena masing-masing peserta FGD mempunyai sudut pandang yang berbeda.

Data-data tersebut dibagi kedalam tiga matrik yaitu, matrik Internal Factors Analysis Summary dan

matrik External Factors Analysis Summary, serta matrik SWOT untuk komponen input, proses dan output. Matrik yang sudah dibuat saat FGD mengalami sedikit perubahan pada beberapa item seperti penggunaan metode mengajar, pemanfaatan fasilitas laboratorium IPA dan kegiatan ekstrakurikuler saat peneliti melakukan pemeriksaan sejawat dengan kepala sekolah. Setelah data yang ada disepakati oleh kepala sekolah, peneliti kemudian membuat analisis rencana strategis bagi peningkatan mutu sekolah di SMAK St. Petrus Comoro Dili.

4.2.1 Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan dengan mengindentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi peningkatan mutu sekolah di SMAK St. Petrus Comoro Dili dalam tiga aspek yaitu input, proses dan output yang dapat diuraikan sebagai berikut:

a.Aspek Input

Komponen input berdasarkan pendekatan sistem terbuka Lewis dan Smith (dalam Tjiptono & Diana, 2003) meliputi kemampuan dasar siswa, sumber daya finansial, fasilitas, dan program.

(6)

Analysis Summary (IFAS) dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Matriks IFAS Aspek Input

No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total

Bobot x Skor KEKUATAN

1. Kemampuan dasar siswa yang

masuk baik 0,3 4 1,2

2. Minat dan motivasi belajar siswa

tinggi 0,24 4 0,96

3. Sekolah memiliki fasilitas yang

memadai 0,16 4 0,64

4. Sekolah mempunyai

program-program kerja yang jelas 0,12 4 0,48

5.

Kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah terpenuhi dengan baik.

0,1 4 0,4

6.

Sekolah mempunyai standar disiplin yang berlaku bagi kepsek, guru, staf dan siswa

0,08 3 0,24

Total Skor 1 3,92

KELEMAHAN

1.

Kemampuan bahasa Portugues dan penguasaan teknologi informasi siswa kurang maksimal

0,25 2 0,75

2. Pemanfaatan laboratorium IPA

untuk praktikum kurang maksimal 0,2 2 0,4

3.

Sekolah belum mempunyai kurikulum yang tetap masih mengikuti dari dinas pendidikan

0,18 2 0,36

4. Kemampuan staf (TU, keuangan,

laboran) kurang memadai 0,15 2 0,30

5. Supervisi kepala sekolah belum

maksimal 0,12 2 0,24

6. Buku-buku berbahasa Portugues di

perpustakaan masih kurang. 0,1 2 0,2

Total Skor 1 2,05

Total Skor Akhir (Kekuatan – Kelemahan)

1,87

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2011

(7)

sebagai input yang utama siswa yang masuk betul-betul dilihat kualitasnya melalui seleksi yang ketat. Hal ini semakin baik dengan adanya minat dan motivasi belajar mereka yang tinggi dengan bobot 0,24 dan skor 4 sehingga akan lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Usaha siswa ditunjang oleh fasilitas sekolah yang memadai diberi bobot 0,16 dan skor 4 serta kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah terpenuhi dengan baik dengan bobot 0,1 dan skor 4 yang diperoleh dari SPP siswa dan sumbangan dari donatur luar negeri.

Kekuatan sekolah juga ada pada program-program kerja yang jelas dengan bobot 0,12 dan skor 4, serta standar disiplin yang berlaku bagi kepala sekolah, guru, staf dan siswa yang diberi bobot 0,08 dan skor 3. Dengan kekuatan ini sekolah mempunyai kesempatan untuk menyiapkan diri dalam usaha untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya mutu input. Sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,92.

(8)

Sekolah juga belum mempunyai kurikulum yang tetap masih mengikuti dari dinas pendidikan yang diberi bobot 0,18 dan skor 2, oleh karena itu sekolah perlu membuat suatu kurikulum khusus yang memuat pokok-pokok materi ajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran disekolah.

Sekolah memiliki SDM yang kuat seperti guru dan siswa, tetapi sekolah juga memiliki kelemahan pada staf TU, keuangan, dan laboran yang kurang maksimal dalam menjalankan tugasnya sehingga manajemen dalam sekolah menjadi terganggu sehingga diberi bobot 0,15 dan skor 2. Hal ini bisa juga diakibatkan karena supervisi kepala sekolah yang belum maksimal dengan bobot 0,12 dan skor 2. Selain itu buku-buku berbahasa Portugues di perpustakaan masih kurang. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan untuk mencari literatur jika mendapat tugas dari guru diberi bobot 0,1 dan skor 2. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan adalah 2,05, Total skor akhir kekuatan dikurangi kelemahan untuk aspek input adalah 1,87, berarti faktor kekuatan lebih dominan daripada kelemahan. Ini berarti sekolah bisa menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang muncul.

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek

(9)

Tabel 4.5

Matriks EFAS Aspek Input

No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total

Bobot x Skor PELUANG

1.

Banyak siswa dari SMP-SMP unggul yang berminat masuk ke SMUK St. Petrus.

0,3 4 1,2

2.

Banyak orang tua ingin

memasukkan anaknya di SMAK St. Petrus

0,23 4 0,92

3.

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin mudah diakses

0,2 4 0,8

4.

Perguruan tinggi memberi kesempatan kepada guru yang ingin melanjutkan studi

0,17 4 0,68

5.

Banyak pihak luar yang tertarik untuk bekerja sama dengan sekolah

0,1 3 0,3

Total Skor 1 3,9

ANCAMAN

1. Situasi ekonomi yang semakin

sulit 0,3 3 0,9

2.

Mental siswa banyak dipengaruhi oleh situasi dalam negeri yang kurang kondusif

0,25 2 0,5

3. Pemanfaatan teknologi untuk

hal-hal yang negatif 0,2 2 0,4

4. Mulai banyak beredarnya

narkoba dan pornografi 0,15 2 0,3

5.

Kemacetan lalu lintas pada jam masuk sekolah menyebabkan siswa terlambat mengikuti pelajaran

0,1 2 0,2

Total Skor 1 2,3

Total Skor Akhir (Peluang – Ancaman)

1,6

Sumber: Hasil Focus Group Discussion, 2011

(10)

juga ingin memasukkan anaknya di SMAK St. Petrus dengan bobot 0,23 dan skor 4 sehingga peluang ini perlu dijaga supaya sekolah tidak mengalami kekurangan siswa.

Peluang berikut yaitu perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin mudah diakses yang diberi bobot 0,2 dan skor 4. Jika siswa maupun guru dapat menangkap peluang ini dengan baik, maka mereka akan berkembang secara maksimal, apalagi ada perguruan tinggi yang memberi kesempatan kepada guru untuk melanjutkan studi dengan bobot 0,17 dan skor 4 hal ini penting untuk menambah wawasan dan kemampuan guru. Sekolah juga perlu melihat peluang dari banyaknya pihak luar yang tertarik untuk bekerja sama dengan sekolah. jika kerjasama itu bisa menguntungkan sekolah maka penting bagi sekolah untuk menjalin kerjasama ini sehingga diberi bobot 0,1 dan skor 3. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,9.

Semua hal yang sudah disebutkan merupakan peluang yang baik bagi sekolah, akan tetapi sekolah juga menemui beberapa ancaman pada aspek input

(11)

Ancaman lain yang muncul adalah pemanfaatan teknologi untuk hal-hal yang negatif seperti mengakses situs dewasa dan game online yang diberi bobot 0,2 dan skor 2. Selain itu faktor kemacetan lalu lintas pada jam masuk sekolah menyebabkan banyak siswa yang datang terlambat sehingga mereka akan ketinggalan pelajaran pada jam pertama dengan bobot 0,1 dan skor 2. Sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman adalah 2,3.

Hasil skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman untuk aspek input adalah 1,6, berarti faktor peluang lebih dominan dari faktor ancaman. Sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk meminimalkan ancaman yang datang.

b. Aspek Proses

Komponen proses meliputi kemampuan guru, desain pembelajaran, metode pembelajaran, fasilitas belajar, kurikulum, media, dan evaluasi. Hasil analisis faktor kekuatan dan faktor kelemahan untuk aspek

(12)

Tabel 4.6

Matriks IFAS Aspek Proses

No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total

Bobot x Skor KEKUATAN

1. Kualifikasi pendidikan guru baik dan ijasah sesuai pelajaran yang diampu 0,3 4 1,2

2.

Guru memiliki komitmen yang tinggi untuk berubah, antusias dan mempunyai disiplin diri yang baik.

0,25 4 1

3.

Mempunyai laboratorium IPA dan komputer sebagai penunjang KBM memadai

0,18 4 0,72

4.

Mempunyai bahan ajar berbahasa Portugues yang khusus untuk tiap mapel

0,12 3 0,36

5.

Standar penilaian untuk kenaikan kelas (6,5) lebih tinggi dibandingkan dengan pemerintah (6,0)

0,1 3 0,3

6.

Mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter, akademis dan fisik

0,05 3 0,15

Total Skor 1 3,73

KELEMAHAN

1.

Kemampuan guru dalam mengajar menggunakan bahasa portugues belum maksimal

0,25 3 0,75

2.

Variasi penggunaan metode mengajar dan media pembelajaran belum maksimal

0,2 3 0,6

3.

Ketepatan dan kedalaman tugas yang diberikan kepada anak untuk memahami materi lebih lanjut masih kurang

0,18 2 0,32

4. Variasi soal yang membuat anak

berpikir kritis dan kreatif masih kurang 0,15 2 0,3

5. Penyusunan RPP tiap guru belum maksimal 0,12 2 0,24

6. Sistem analisa data masih secara manual 0,1 2 0,2

Total Skor 1 2,41

Total Skor Akhir

(Kekuatan – Kelemahan) 1.32

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2011

(13)

guru yang tinggi untuk berubah, antusias dan mempunyai disiplin diri yang baik dengan bobot 0,25 dan skor 4. Guru mempunyai minat dan motivasi untuk mengembangkan diri dengan mengikuti kursus komputer dan internet, kursus bahasa Portugues, serta melanjutkan studi kejenjang pendidikan yang lebih tinggi akan semakin meningkatkan kualitas dan kemampuan guru tersebut.

Kualitas guru ini ditunjang dengan sekolah juga memiliki laboratorium IPA dan komputer sebagai penunjang KBM, bahkan fasilitas lab IPA ini sering disewa oleh perguruan tinggi yang lain untuk praktek dan penelitian mahasiswanya yang diberi bobot 0,18 dan skor 4.

Kekuatan yang lain yaitu sekolah mempunyai bahan ajar berbahasa Portugues yang khusus untuk tiap mata pelajaran, dan bahan ajar ini sering menjadi contoh untuk sekolah lain sehingga diberi bobot 0,12 dan skor 3. Sekolah juga mempunyai standar penilaian untuk kenaikan kelas (6,5) yang mana standar ini lebih tinggi dibandingkan dengan standar yang ditetapkan pemerintah (6,0) hal ini sengaja dilakukan oleh sekolah untuk membuat siswa semakin terpacu untuk berprestasi, dan pada saat Ujian Akhir Nasioan (UAN) yang mana soal dan standar kelulusan dibuat oleh pemerintah, siswa tidak mengalami kesulitan, item ini diberi bobot 0,1 dan skor 3.

Kekuatan terakhir yaitu guru diharapkan bisa membina siswa dengan konsep pendidikan yang holistik

(14)

sebagai seorang yang intelek tetapi juga sebagai orang yang bermoral dengan bobot 0,05 dan skor 3. Sehingga total bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,73.

Adapun kelemahan yang dimiliki sekolah dalam aspek proses seperti kemampuan guru dalam mengajar menggunakan bahasa Portugues belum maksimal yang diberi bobot 0,25 dan skor 3, faktor ini bisa mempengaruhi guru dalam mengelola PBM yaitu variasi penggunaan metode dan media pembelajaranpun menjadi belum maksimal sehingga diberi bobot 0,2 dan skor 3. Selain itu ketepatan dan kedalaman tugas yang diberikan kepada anak untuk memahami materi lebih lanjut masih kurang yang diberi bobot 0,18 dan skor 2. Hal ini perlu diperbaiki karena tugas penting bagi siswa sebab dengan mengerjakan tugas-tugas yang ada mereka bisa lebih memperdalam materi yang didapat disekolah dan sebagai bahan untuk latihan dirumah.

(15)

aktifitas disekolah masih dijalankan secara manual sehingga perlu dirubah dalam sistem komputerisasi sehingga mempermudah dalam kegiatan. Total bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan yaitu 2,41.

Hasil akhir total bobot dikalikan skor faktor kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 1,32. Dari kedua faktor yang mempengaruhi aspek proses SMAK St. Petrus tersebut ternyata faktor kekuatan menjadi faktor yang lebih dominan daripada faktor kelemahan. Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek

(16)

Tabel 4.7

Matriks EFAS Aspek Proses

No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total

Bobot x skor PELUANG

1. Semakin banyak media

pembelajaran yang bisa diakses 0,3 4 1,2

2.

Banyak pelatihan yang bagus dan inovatif untuk

pengembangan diri guru

0,26 4 1,04

3.

Pemerintah menfasilitasi kursus bahasa Portugues untuk semua guru.

0,2 4 0,8

4.

Beberapa universitas berminat bekerja sama dalam bidang sains

0,14 4 0,56

5. Ada kebutuhan orang tua akan

pendidikan kristiani yang baik. 0,1 3 0,3

Total Skor 1 3,9

ANCAMAN

1. Semakin tingginya persaingan

positif antar sekolah 0,3 2 0,6

2.

Kesempatan sekolah lain (negeri) mendapatkan dana dari pemerintah lebih terbuka

0,27 2 0,54

3.

Pemerintah memindahkan guru-guru dengan status PNS dan kontrak kesekolah lain

0,2 2 0,4

4.

Kurikulum yang dibuat pemerintah sering mengalami perubahan

0,13 1 0,13

5. Orang tua kurang kooperatif

dengan guru 0,1 1 0,1

Total Skor 1 1,77

Total Skor Akhir

(Peluang – Ancaman) 2,13

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2011

(17)

seperti latihan kepemimpinan, pengelolaan laboratorium, juga latihan-latihan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti internet dan penggunaan media dalam pembelajaran diberi bobot 0,26 dan skor 4. Hal ini didukung oleh pemerintah yang menfasilitasi kursus bahasa Portugues untuk semua guru dengan bobot 0,2 dan skor 4.

Selain itu beberapa universitas berminat bekerja sama dalam bidang sains karena sekolah mempunyai fasilitas laboratorium IPA yang baik dengan bobot 0,14 dan skor 4. Hal ini bisa mendorong dibentuknya Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) sehingga siswa lebih di asah kemampuannya. Sebagai sekolah Katolik sekolah juga bisa menangkap peluang adanya kebutuhan orang tua terhadap pendidikan Kristiani yang baik. Karena orang tua mengharapkan anaknya kelak tidak saja mempunyai ilmu pengetahuan yang baik tapi juga menjadi anak yang bermoral yang diberi bobot 0,1 dan skor 3. Total bobot dikalikan skor untuk faktor peluang adalah 3,9.

Untuk faktor ancaman yang paling berpengaruh datang dari semakin tingginya persaingan positif antar sekolah yang diberi bobot 0,3 dan skor 2 ini mendorong SMAK St. Petrus untuk lebih giat lagi untuk meningkatkan kualitasnya. Apalagi kesempatan sekolah lain dalam hal ini sekolah negeri untuk mendapatkan dana dari pemerintah lebih terbuka dengan bobot 0,27 dan skor 2.

(18)

bagi sekolah, karena hampir sebagian besar guru di SMAK St. Petrus adalah PNS dan guru kontrak dari pemerintah sehingga diberi bobot 0,2 dan skor 2. Selain itu Kurikulum yang dibuat pemerintah sering mengalami perubahan bersamaan dengan pergantian partai yang berkuasa dalam pemerintahan dengan bobot 0,13 dan skor 1. Usaha sekolah untuk meningkatkan mutu juga perlu mendapat dukungan dari orang tua, karena jika orang tua kurang kooperatif dengan guru dalam mendidik anak maka semua kesalahan yang dilakukan anak maupun kegagalan anak akan dilimpahkan kepada sekolah sehingga diberi bobot 0,1 dan skor 1. Total bobot dikalikan skor untuk faktor ancaman adalah 1,77 maka total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 2,13.

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SMAK St. Petrus mempunyai banyak peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek proses

yang perlu mendapat perhatian, tetapi faktor peluang masih lebih dominan.

c.Aspek Output

(19)

Tabel 4.8

Matriks IFAS Aspek Output

No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total

Bobot x Skor KEKUATAN

1.

Banyak lulusan SMUK St. Petrus mendapat beasiswa pemerintah untuk sekolah di luar negeri.

0,4 4 1,6

2. Prosentase kelulusan dan nilai

rata-rata UAN tinggi 0,3 4 1,2

3. Mempunyai prestasi akademik dan

non akademik sampai tingkat nasional 0,2 4 0,8

4.

Mempunyai organisasi alumni yang selalu berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan disekolah

0,1 3 0,3

Total Skor 1 3,9

KELEMAHAN

1. Kurangnya waktu untuk kegiatan

ekstrakurikuler 0,4 2 0,8

2.

Output yang dihasilkan berprestasi tapi tidak disiapkan untuk terjun kedunia kerja

0,3 2 0,6

3.

Beberapa lulusan tidak lanjut ke perguruan tinggi karena faktor ekonomi

0,2 2 0,4

4.

Sekolah tidak mempunyai data output yang lanjut ke perguruan tinggi maupun yang langsung bekerja

0,1 1 0,1

Total Skor 1 1,9

Total Skor Akhir

(Kekuatan – Kelemahan) 2

Sumber : Hasil Focus Group Discussion, 2011

(20)

sampai tingkat nasional. Prestasi-prestasi ini dapat dijadikan sebagai ajang promosi sekolah, karena dengan banyaknya prestasi orang semakin mengenal sekolah dan tertarik untuk mendaftarkan anaknya kesekolah yang mempunyai banyak prestasi sehingga diberi bobot 0,2 dan skor 4. Sekolah juga mempunyai organisasi alumni yang selalu berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan disekolah diberi bobot 0,2 dan skor 4. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor kekuatan adalah 3,9.

Selain kekuatan, sekolah juga mempunyai kelemahan dalam aspek output dan yang paling berpengaruh adalah kurangnya waktu untuk kegiatan ekstrakurikuler, hal ini menyebabkan ada siswa yang berpotensi tetapi tidak bisa menyalurkan bakatnya karena waktu yang kurang yang diberi bobot 0,4 dan skor 2. Sekolah juga tidak mempunyai data output yang lanjut ke perguruan tinggi maupun yang langsung bekerja. Hal ini diketahui dari tidak adanya data atau dokumentasi yang menunjukkan keadaan alumni sampai dengan saat ini dengan bobot 0,3 dan skor 2. Selain itu faktor output

yang dihasilkan berprestasi tetapi tidak disiapkan untuk terjun kedunia kerja, padahal beberapa lulusan tidak lanjut keperguruan tinggi karena faktor ekonomi yang diberi bobot 0,1 dan skor 1. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor kelemahan pada aspek output adalah 1,9, sehingga total skor akhir IFAS untuk aspek output

adalah 2.

(21)

Kelemahan-kelemahan yang ada bisa diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan yang lebih dominan itu

Hasil analisis faktor peluang dan ancaman aspek

output dapat dilihat pada tabel 4.9. selanjutnya faktor-faktor tersebut diberi bobot dan skor, serta dilakukan perhitungan skor akhirnya, dan diperoleh Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) sebagai berikut:

Tabel 4.9

Matriks EFAS Aspek Output

No. ELEMEN SWOT Bobot Skor Total

Adanya kerjasama yang baik dengan orang tua siswa maupun alumni

0,3 4 1,2

3. Kepercayaan masyarakat terhadap

sekolah semakin tinggi 0,2 3 0,6

4.

Adanya kesadaran dari orang tua untuk mendidik anak bermental Kristiani yang baik

0,1 3 0,3

Total Skor 1 3,7

ANCAMAN

1.

Orang tua melihat keberhasilan anak dari sisi hasil/ nilai bukan dari proses

0,4 2 0,8

2. Ambisi orang tua yang tidak

realistik kepada anak 0,3 2 0,6

3.

PT tidak siap untuk menampung lulusan yang berprestasi tetapi kurang mampu ekonominya

0,2 1 0,2

4.

Semakin banyak tuntutan dari masyarakat terhadap output yang dihasilkan

0,1 1 0,1

Total Skor 1 1,7

Total Skor Akhir

(Peluang – Ancaman) 2

(22)

Salah satu peluang yang bisa dimanfaatkan sekolah yaitu bebas tes masuk dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk siswa yang mempunyai NEM tinggi, dengan ini siswa yang berprestasi tetapi mempunyai kemampuan ekonomi yang rendah bisa melanjutkan sekolahnya sehingga diberi bobot 0,4 dan skor 4. Peluang berikut yaitu adanya kerjasama yang baik dengan orang tua siswa maupun alumni. Peran serta orang tua ini bisa mendukung program-program yang diselenggarakan oleh sekolah dengan bobot 0,3 dan skor 4. Hal ini didukung juga dengan adanya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah yang semakin tinggi yang diberi bobot 0,2 dan skor 3 serta adanya kesadaran dari orang tua untuk mendidik anak bermental Kristiani yang baik dengan bobot 0,1 dan skor 3. Adanya kepercayaan ini membuat sekolah bisa terus menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua alumni. Total akhir bobot dikalikan skor untuk faktor peluang aspek output adalah 3,7.

Untuk aspek output faktor yang sangat mengancam yaitu orang tua melihat keberhasilan anak dari sisi hasil atau nilai bukan dari proses dengan bobot 0,4 dan skor 2, oleh karena itu orang tua sering memiliki ambisi yang tidak realistik kepada anak sehingga diberi bobot 0,3 dan skor 2. Ancaman berikut perguruan tinggi tidak siap untuk menampung lulusan yang berprestasi tetapi kurang mampu secara ekonomi, diakibatkan kurangnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perguruan tinggi yang diberi bobot 0,2 dan skor 1.

(23)

yang mandiri, jujur, tagwa kepada Tuhan, bertanggungjawab, disiplin, bekerja keras dan nilai-nilai positif lainnya yang diberi bobot 0,1 dan skor 1. Total bobot dikali skor untuk faktor ancaman adalah 1,7 maka total skor akhir faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 2.

Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa SMAK St. Petrus mempunyai banyak peluang yang masih bisa dimanfaatkan. Memang ada beberapa hal yang menjadi ancaman dalam aspek proses yang perlu mendapat perhatian, tetapi sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman-ancaman yang muncul.

4.2.2 Rencana Strategis

a. Rencana Strategis Peningkatan Mutu Aspek Input

Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk aspek input kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 10

Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek Input

IFAS EFAS Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal

(24)

adalah 1,87 Sedangkan skor akhir EFAS (peluang-ancaman) adalah 1,6. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO (strenght-opportunity) yang mendukung strategi agresif, menggunakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah dan meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal

untuk meningkatkan mutu sekolah khususnya pada aspek input (Umar, 2002). Hasil analisis tersebut digambarkan pada gambar 4.1 berikut:

1 2 3

2 1

3 Kekuatan

Ancaman Kelemahan

-2 -1 -2 -1

( 1,87;1,6)

-3

-3

KUADRAN S-O Strategi Agresif

Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada

(25)

Eksternal

1. Membuat program bimbingan konseling untuk mempersiapkan diri siswa.

2. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa.

3. Mendayagunakan fasilitas sekolah dengan membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa.

4. Memberdayakan guru dengan program-diprogram pelatihan yang berkualitas dan beasiswa studi lanjut sebagai upaya peningkatan kinerja.

5. Membuka lab bahasa untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru.

6. Memberdayakan kepala sekolah dengan pelatihan kepemimpinan dan manajerial.

Kemampuan dasar siswa yang masuk baik

Minat dan motivasi belajar siswa tinggi

Sekolah memiliki fasilitas yang memadai

Sekolah mempunyai program-program kerja yang jelas

Kemampuan finansial untuk biaya operasional sekolah terpenuhi dengan baik

Sekolah mempunyai standar disiplin yang berlaku bagi kepsek, guru, staf dan siswa.

(26)

peningkatan mutu sekolah untuk aspek input di SMAK St. Petrus adalah : 1) Membuat program bimbingan konseling untuk mempersiapkan diri siswa, 2) Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa, 3) Mendayagunakan fasilitas sekolah dengan membentuk klub-klub prestasi untuk mengembangkan potensi siswa, 4)Memerdayakan guru dengan program-program pelatihan yang berkualitas dan beasiswa studi lanjut sebagai upaya peningkatan kinerja, 5) Membuka lab bahasa untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru, 6) Memberdayakan kepala sekolah dengan pelatihan kepemimpinan dan manajerial.

b.Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Proses

Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk aspek proses kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 11

Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek Proses

IFAS EFAS Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan

(S) 3,73

Peluang

(O) 3,9

Kelemahan

(W) 2,41

Ancaman

(T) 1,77

Total (S – W) 1,32 Total (O – T) 2,13

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal

(IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek

(27)

Sedangkan skor akhir EFAS aspek proses (peluang-ancaman) adalah 2,13. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO (Strenght-opportunity) yang mendukung strategi agresif, memanfaatkan kekuatan yang ada untuk menangkap peluang yang ada dari luar. Hasil analisis tersebut pada gambar 4.2 berikut:

1 2 3

2 1

3 Peluang

Kekuatan

Ancaman Kelemahan

-2 -1 -2 -1

( 1,32;2,13)

KUADRAN S-O Strategi Agresif

Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada

(28)

Eksternal

Pemerintah menfasilitasi kursu

s

1. Memberdayakan guru untuk menggunakan media atau teknologi pembelajaran dalam PBM.

2. Mengembangkan program

pembelajaran yang kreatif dan inovasi. 3. Melengkapi staf dengan ketrampilan

yang diperlukan untuk peningkatan kinerja.

4. Mengembangkan instrumen evaluasi yang standar sebagai dasar pengembangan PBM, pembinaan guru dan siswa.

5. Mengembangkan program character

building untuk siswa.

6. Mengembangkan sistem komputerisasi dalam mengolah database sekolah Kualifikasi pendidikan

guru baik dan ijasah sesuai pelajaran yang diampu

Guru memiliki komitmen yang tinggi untuk berubah, antusias dan mempunyai disiplin diri yang baik.

Mempunyai laboratorium IPA dan komputer sebagai penunjang KBM memadai

Mempunyai bahan ajar berbahasa Portugues yang khusus untuk tiap mapel

Standar penilaian untuk kenaikan kelas (6,5) lebih tinggi dibandingkan dengan pemerintah (6,0) Mempunyai konsep pendidikan yang beriman, berkarakter, akademis dan fisik

(29)

PBM; 2) mengembangkan program pembelajaran yang kreatif dan inovatif; 3) melengkapi staf dengan ketrampilan yang diperlukan untuk peningkatan kinerja; 4) Mengembangkan instrumen evaluasi yang standar sebagai dasar pengembangan PBM, pembinaan guru dan siswa; 5) Mengembangkan program character building

untuk siswa; 6) Mengembangkan sistem komputerisasi dalam mengolah database sekolah.

c.Rencana Strategis Peningkatan Mutu Sekolah Aspek Output

Setelah mengidentifikasi berbagai faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk faktor output kemudian diberi bobot dan skor maka hasil perhitungan untuk total skor akhir adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 11

Skor Akhir IFAS dan EFAS untuk Aspek Output

IFAS EFAS Kategori Total Skor Kategori Total Skor

Kekuatan

(S) 3,9

Peluang

(O) 3,7

Kelemahan

(W) 1,9

Ancaman

(T) 1,7

Total (S – W) 2 Total (O – T) 2

Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal

(IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS) untuk aspek

(30)

untuk mengatasi kelemahan yang muncul dari dalam lingkungan internal sekolah sebagai upaya peningkatan mutu sekolah khususnya pada aspek output. Hasil analisis tersebut digambarkan pada gambar 4.2

1 2 3

2 1

3

Ancaman Kelemahan

-2 -1

-2 -1 Kekuatan

( 2; 2)

KUADRAN S-O Strategi Agresif Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada

(31)

Eksternal

1. Penambahan jam belajar, remedial

teaching dan evaluating

2. Mengintensifkan pelaksanaan dan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler 3. Membangun image positif sekolah

melalui output yang dihasilkan Banyak lulusan SMUK St.

Petrus mendapat beasiswa pemerintah untuk sekolah di luar negeri.

Prosentase kelulusan dan nilai rata-rata UAN tinggi Mempunyai prestasi akademik dan non akademik sampai tingkat nasional

Mempunyai organisasi alumni yang selalu berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan disekolah

(32)

4.3 Pembahasan

4.3.1 Analisis SWOT

a. Analisis SWOT untuk Aspek Input

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

eksternal aspek input SMAK St. Petrus maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek input

(33)

b.Analisis SWOT untuk Aspek Proses

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

eksternal aspek proses di SMAK St. Petrus maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek

proses (kekuatan – kelemahan) adalah 1,32. Angka ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih dominan dari pada faktor kelemahan sehingga sekolah bisa memanfaatkan kekuatan yang ada untuk mengatasi kelemahan yang muncul seperti kualifikasi pendidikan guru yang baik dengan komitmen yang tinggi untuk berubah bisa mengatasi kelemahan guru dalam mengelola PBM menjadi lebih kreatif dan inovatif. Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek proses

(peluang – ancaman) adalah 2,13. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi ancaman yang muncul. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMAK St. Petrus berada pada titik (1,32 ; 2,13) berarti ada pada kuadran SO (Strength – Opportunities). strategi yang harus diterapkan pada kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif atau strategi agresif

yaitu menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk memanfaatkan peluang dari luar.

c.Analisis SWOT untuk Aspek Output

Berdasarkan hasil perhitungan analisis terhadap faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan

eksternal aspek output di SMAK St. Petrus maka diperoleh hasil skor akhir lingkungan internal aspek

(34)

menunjukkan bahwa faktor kekuatan lebih besar dari pada faktor kelemahan sehingga sekolah bisa memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan yang terjadi seperti dengan adanya organisasi alumni bisa mengatasi kelemahan sekolah dalam hal mendata output yang dihasilkan. Sedangkan skor akhir lingkungan eksternal aspek output (peluang – ancaman) adalah 2. Ini menunjukkan bahwa faktor peluang masih lebih dominan dari faktor ancaman sehingga sekolah bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mereduksi kelemahan yang muncul. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa posisi SMAK St. Petrus berada pada titik (2 ; 2) berarti ada pada posisi atau kuadran SO

(Strength – Opportunities) yang mengindikasikan perlu diterapkan strategi agresif yaitu menggunakan kekuatan yang ada pada sekolah untuk menangkap peluang dari luar.

4.3.2Rencana Strategis

a. Rencana Strategis untuk Aspek Input

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strengths – Oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbins & Coulter, 2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk input di SMAK St. Petrus.

(35)

cuma menyampaikan kepada wali kelas atau kepala sekolah. tidak ada guru BP yang khusus menanganinya. Oleh karena itu Program bimbingan konseling ditujukan untuk membantu siswa dalam menghadapi masalah-masalah maupun membantu siswa memilih jurusan bagi kelanjutan studinya sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan dirinya, program ini bisa dilaksanakan secara terus menerus mengikuti pelaksanaan program pendidikan di sekolah sehingga pada akhirnya bisa mengarahkan siswa dalam proses mempersiapkan diri untuk bekerja dan berguna kelak dalam masyarakat.

Renstra kedua, pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa. Pengembangan fasilitas sekolah berbasis TIK sebagai sarana belajar siswa. Sebagai input utama dalam suatu sekolah, siswa perlu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya dan sebagai sarana belajarnya sehingga bisa meningkatkan prestasinya disekolah. Dengan kemajuan teknologi siswa bisa menggunakannya untuk mencari materi-materi yang diperlukan melalui internet sehingga akan semakin memperluas wawasan berpikirnya. Untuk membantu usaha siswa sekolah perlu menfasilitasi sarana belajar siswa yang berbasis TIK seperti internet.

(36)

atau kemampuan yang lebih baik dalam bidang akademis, seni maupun olahraga, dapat diasah dan dikembangkan kemampuannya melalui klub-klub prestasi yang dibentuk seperti klub bahasa, klub sains, klub basket, klub bola kaki, klub seni, klub jurnalistik dan lain–lain. Klub ini dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat, minat dan prestasi siswa dibawah bimbingan seorang guru yang mempunyai kemampuan pada bidang-bidang tersebut.

Renstra keempat, memberdayakan guru dengan program-program pelatihan yang berkualitas dan beasiswa studi lanjut sebagai upaya peningkatan kinerja. kemampuan finansial sekolah yang memadai ditunjang dengan banyaknya bantuan dari donatur luar negeri bisa dimanfaatkan untuk memberdayakan guru melalui program-program pelatihan seperti pelatihan laboratorium dan kursus bahasa Portugues. Selain itu sekolah bisa memberikan beasiswa kepada guru yang berprestasi. Karena dengan pendidikan dan ketrampilan yang memadai, guru bisa menyiapkan diri untuk mendidik siswa sebagai input yang bermutu.

Renstra kelima, membuka lab bahasa untuk

meningkatkan kemampuan siswa dan guru. Salah satu permasalahan yang sangat mengganggu dalam PBM yaitu kemampuan bahasa Portugues dari siswa maupun guru yang kurang maksimal. Oleh karena itu dengan penggadaan lab bahasa di sekolah merupakan upaya yang baik untuk meningkatkan kemampuan bahasa Portugues bagi siswa dan guru.

(37)

Beberapa kelemahan yang terjadi disekolah di akibatkan karena kemampuan memimpin dan manajerial kepala sekolah yang kurang maksimal. Oleh karena itu dengan pelatihan kepemimpinan dan manajerial yang di ikuti kepala sekolah diharapkan kinerja kepala sekolah semakin meningkat.

b.Rencana Strategis untuk Aspek Proses

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strengths – Oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbins & Coulter, 2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk proses di SMAK St. Petrus.

Renstra pertama, memberdayakan guru untuk

(38)

dapat disimpan dan dapat diakses kapan saja. Usaha guru ini perlu didukung oleh sekolah dengan menyediakan fasilitas internet disekolah yang bisa diakses oleh guru kapan saja.

Renstra kedua, mengembangkan program

pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Penerapan metode mengajar yang konvensional sangat membosankan siswa. Oleh karena itu guru harus bisa membuat program pembelajaran yang kreatif dan inovasi sehingga bisa menarik minat siswa untuk mengikuti pelajaran tersebut. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan cara mengkombinasikan teori dengan praktek lab untuk mata pelajaran kimia, fisika dan biologi. Bisa juga menggunakan media pembelajaran balok, kubus, dll yang dibuat sendiri untuk pelajaran matematika, debat bahasa Inggris, dan pembelajaran kreatif lainnya. Hal ini harus dikoordinasikan secara mantap antara guru dan sekolah, sehingga jika membutuhkan fasilitas tertentu sekolah bisa menyediakan.

Renstra ketiga, melengkapi staf dengan

(39)

keuangan dan laboranpun perlu mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitasnya, sehingga dalam prosesnya semua bisa bekerja secara maksimal untuk meningkatkan mutu sekolah.

Renstra keempat, mengembangkan instrumen

evaluasi yang standar sebagai dasar pengembangan PBM, pembinaan guru dan siswa. Standar yang kenaikan kelas yang ditetapkan oleh sekolah 6,5 yang lebih tinggi dari standar pemerintah 6,0 merupakan hal yang baik, akan tetapi untuk mencapai standar tersebut guru perlu mempunyai pegangan instrumen evaluasi yang standar. Hal ini bisa memperjelas apa saja yang masuk dalam kriteria penilaian, menggunakan alat atau indikator apa untuk melakukan penilaian, dan apakah hasil penilaian itu dapat ditindaklanjuti atau dijalankan dalam usaha meningkatkan prestasi siswa.

Renstra kelima, mengembangkan program

(40)

jawab. Program pendidikan karakter bisa disesuaikan dengan visi dan misi sekolah.

Renstra keenam, Mengembangkan sistem

komputerisasi dalam mengolah database sekolah. Proses pengolahan database sekolah secara manual mengakibatkan banyak urusan sekolah yang terhambat, seperti urusan administrasi maupun keuangan sekolah. Dengan adanya sistem komputerisasi akan mempermudah dalam mengolah semua data yang ada.

c.Rencana Strategis untuk Aspek Output

Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strengths – Oppurtunities), yaitu strategi agresif yang mendukung pertumbuhan. Strategi ini menggunakan kekuatan internal sekolah untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar sekolah (Robbins & Coulter, 2009). Berikut ini adalah rencana strategis yang dibuat sebagai upaya peningkatan mutu untuk proses di SMAK St. Petrus.

Renstra pertama, penambahan jam belajar,

remedial teaching dan evaluating. Penambahan jam belajar ini lebih dikhususkan untuk siswa kelas 3 khusus materi UAN sebagai persiapan untuk menghadapi UAN. Penambahan ini dimulai dari cawu 2 setiap sore hari atau jam belajar sore dengan pendampingan guru bidang studi untuk materi ujian akhir nasional secara bergantian. Sedangkan remedial

teaching dan evaluating diberikan untuk semua

(41)

Renstra kedua, mengintesifkan pelaksanaan dan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler. Dengan adanya prestasi-prestasi yang diperoleh siswa selama ini, sekolah perlu untuk lebih memperhatikan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dengan penambahan jam ekstra, melengkapi sarana dan prasarana penunjang, mendatangkan pelatih yang berpotensi sehingga bakat siswa lebih diasah untuk berprestasi. Selain itu dengan pelaksanaan secara intensif siswa lebih mengenali potensi yang ada pada dirinya.

Renstra ketiga, membangun image positif sekolah melalui output yang dihasilkan. Output adalah hasil akhir dari suatu proses yang dilakukan sekolah, oleh karena itu output yang dihasilkan diharapkan dapat memenuhi kriteria seperti yang diharapkan masyarakat antara lain mempunyai prestasi akademik yang baik, disiplin, bertanggungjawab, jujur, mau bekerja keras, dan lain-lain. Untuk hal tersebut sekolah perlu menyusun program-program yang mendukung antara lain menerapkan aturan-aturan kesiswaan yang ketat, program pembinaan mental (kepramukaan, latihan kepemimpinan) dan keagamaan (sharing Kitab Suci, rekoleksi dan retret), serta pemberian reward dan

Gambar

Tabel 4.1 Jumlah Siswa SMAK St. Petrus Comoro Dili
Tabel 4.3 Kualifikasi pendidikan guru yang mengajar
Tabel 4.5 Matriks EFAS Aspek
Tabel 4.6 Matriks IFAS Aspek
+7

Referensi

Dokumen terkait

Traditional #digitalVideo sound tracks (QTW2 and AVI files) can not play simultaneously with Director sounds (AIFF, WAVE or sound cast members) in any version of Director for

Pada gambar 3.14 ditunjukkan potongan kode sumber yang berisi konstanta lineinput dengan tipe data array yang digunakan sebagai konstanta untuk menampung 1

Faktor seseorang menjadi transgender terdiri dari dua faktor, yaitu faktor gen atau bawaan dan faktor luar atau lingkungan. Semua itu disebabkan oleh faktor tersebut,

Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Revianto Putera tahun 2013, dengan judul Penerapan Kano Model dalam Proses Pengambilan Keputusan Penyediaan fasilitas dan Alternatif

(2) Pihak Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Manokwari agar senantiasa mewujudkan proses rekrutmen yang baik pada pemilihan kepala sekolah agar

Siswa dengan jujur dapatMelakukan percobaan dan menerapkan penggunaan Lingkungan Pengembangan Terintegrasi (Integrated Development Enviroment- IDE) bahasaVisual Basic dengan baik

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pendekatan sosiologis yang kemudian akan dibandingkan dengan tingkat kekeringan

Maintainability suatu peralatan dapat didefinisikan sebagai probabilitas dari komponen atau sistem yang gagal tersebut untuk bisa dipulihkan atau diperbaiki pada suatu kondisi