• Tidak ada hasil yang ditemukan

J01221

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " J01221"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Heni Triana

Tri Widiarto

Sunardi

Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universias Kristen Satya Wacana

ABSTRACT

In this globalization era, human resource is expected not only be smart in science, but also in religious one. Agro Nuur El-Falah Islamic boarding school which is built for unfortunate children by giving free fully charge and establish Dharma Lestari Junior High School-Vocation School in Formal Education which focus on teaching in agricultural agribusiness and Madrasah Diniyah as non formal education especially in Islamic classic books. In the confront globalization era, Agro Nuur El-falah Boarding School’s be act passive, by limiting the use of information technology is expected of students are not affectly by negative things that feared could affect the morale of students.

Keywords: Role, Education, Globalization Era

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan rangkaian proses pemberdayaan potensi dan kompe-tensi individu untuk menjadi manusia berkualitas yang berlangsung sepanjang hayat. Proses ini dilakukan tidak sekedar untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menggali, menemukan, dan menempa potensi yang dimiliki, tapi juga untuk mengembangkan potensi tersebut. Sistem pendidikan di Indonesia harus dirancang sedemikian rupa sehingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkannya mampu bersaing dalam kompetisi globalisasi.

Di era globalisasi, proses pendidik-an tidak saja bertujupendidik-an mempersiapkpendidik-an peserta didik untuk meningkatkan kemam-puan individu dalam memahami masyara-kat dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat dunia, tetapi juga dirancang untuk mempersiapkan peserta didik dengan kemampuan dasar intelektual dan tanggung jawab guna memasuki kehidupan

yang sangat kompetitif. Di samping itu, pendidikan di era globalisasi juga harus mengaitkan proses pendidikan yang berlangsung di sekolah dengan nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global. Tujuan akhir dari proses pendidikan di era global pada hakikatnya adalah menyediakan sumber daya insani yang memiliki daya saing secara internasional (Suyanto, 2006:6).

(2)

2 Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan mempunyai andil yang cukup besar di dalam membesarkan dan mengembangkan dunia pendidikan. Pondok Pesantren memiliki program pendidikan yang mengandung proses pendidikan formal, non-formal dan informal yang berjalan sepanjang hari dalam asrama, (Nashihin Hasan, 1989:109). Pondok Pesantren mempunyai konteks sosial yang berakar kuat dan pengaruh yang besar terhadap kehidupan dan perilaku masyarakat, (Muntaha Azhari, 1989:1). Di era globalisasi saat ini, pendidikan pondok pesantren berkembang dengan sarana yang lebih lengkap dengan menggunakan model klasikal dan membuka diri untuk mata pelajaran umum. Sebagai lembaga pendidikan, pesantren ikut bertanggung jawab terhadap proses pencerdasan bangsa secara keseluruhan, sedangkan secara khusus pesantren bertanggung jawab atas kelangsungan tradisi keagamaan Islam dalam arti seluas-luasnya, (Yusuf Hasyim 1989:87-88).

Menyadari pentingnya pendidikan bagi setiap insan manusia, serta diperlukan pendidikan yang tinggi untuk kemajuan sebuah bangsa di tengah era globalisasi saat ini dan mengamati tidak semua anak-anak di Indonesia dapat melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dikarenakan faktor ekonomi, maka timbullah keinginan Bapak H. Dharmo Supono mendirikan Yayasan Sosial Dharma Lestari di Desa Pulutan Kecamatan Sideore-jo Kota Salatiga yang menyelenggarakan pendidikan non formal yaitu Pondok

Pesantren Agro “Nuur El-Falah” dan

pendidikan formal SMP-SMK Dharma Lestari yang semua fasilitas belajarnya beliau berikan secara menyeluruh tanpa dipungut biaya dari kebutuhan asrama, pakaian, makan dan peralatan belajar mengajar bagi para anak didik/santri yatim/piatu/yatim piatu atau tidak mampu

yang sungguh-sungguh untuk terus melanjutkan pendidikan.

Tulisan ini akan mendeskripsikan sistem pendidikan di Pondok Pesantren

Agro “Nuur El-Falah” dalam menghadapi

era globalisasi serta pengajaran agribisnis pertanian dan pengkajian kitab kuning dalam pembelajaran Pondok Pesantren. Harapan Bapak H. Dharmo Supono sebagai pendiri Yayasan Sosial, ketika santri lulus nanti tidak hanya pandai dalam menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi namun juga berakhlak mulia dan berwawasan Islami.

KAJIAN PUSTAKA Pengertian Peran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong dan perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Sedangkan menurut Friedman (1998:286), peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalan-kan suatu peran (Soerjono Soemenjalan-kanto, 1990:268).

Pondok Pesantren

(3)

3 dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama dan Islam. Secara lahiriyah, pesantren pada umumnya merupakan suatu komplek bangunan yang terdiri dari rumah kyai, masjid, pondok tempat tinggal para santri dan ruangan belajar. Lima klasifikasi pondok pesantren, yaitu:

1) Pondok Pesantren Salaf/Klasik: yaitu pondok peantren yang di dalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan), dan sistem klasikal (madrasah) salaf.

2) Pondok Pesantren Semi Berkembang: yaitu pondok pesantren yang di dalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan), dan sistem klasikal (madrasah) swasta dengan kurikulum 90% agama dan 10% umum.

3) Pondok Pesantren Semi Berkembang: yaitu pondok pesantren seperti semi berkembang, hanya saja sudah lebih bervariasi dalam bidang kurikulumnya, yakni 70% agama dan 30% umum. Di samping itu juga diselenggarakan madrasah SKB Tiga Menteri dengan penambahan diniyah.

4) Pondok Pesantren Khalaf/Modern: yaitu seperti bentuk pondok pesantren berkembang, hanya saja sudah lebih lengkap lembaga pendidikan yang ada di dalamnya, antara lain diselenggara-kannya sistem sekolah umum dengan penambahan diniyah (praktek memba-ca kita salaf), perguruan tinggi (baik umum maupun agama), bentuk kope-rasi dan dilengkapi dengan takhasus (bahasa Arab dan Inggris).

5) Pondok Pesantren Ideal: yaitu sebagai-mana bentuk pondok pesantren mo-dern hanya saja lembaga pendidikan yang ada lebih lengkap, terutama bi-dang ketrampilan yang meliputi perta-nian, teknik, perikanan, perbankan, dan benar-benar memperhatikan

kuali-tasnya dengan tidak menggeser ciri khusus kepesantrenan yang masih relevan dengan kebutuhan masyara-kat/perkembangan zaman.

Pendidikan Islam

Jenis pendidikan Islam di Indonesia ada 3 macam, yaitu:

1) Pendidikan Langgar

Langgar merupakan masjid kecil tempat mengaji atau bershalat. Tempat ini dikelola seorang petugas yang disebut “amil”, “modin”. Di Langgar diajarkan pelajaran agama dasar, mulai pelajaran dalam huruf Arab, dan tak jarang pula dilakukan secara langsung mengikuti guru dengan menirukan apa yang telah dibacakan dari dari kitab Al-Qur-an. Tujuan pendidikan dan pengajaran di Langgar adalah murid dapat membaca dan lebih tepat melagukan menurut tertentu seluruh isi Al-Qur’an (Muhammad Rifa’i, 2011:37 -38).

2) Pendidikan Pesantren

Di dalam sistem pengajaran pesantren, para santri, yaitu murid-murid yang belajar, di asramakan dalam suatu kompleks yang dinamakan “pondok”. Pondok tersebut dapat dibangun atas biaya guru yang bersangkutan ataupun atas biaya bersama dari masyarakat desa pemeluk agama Islam. Pelajaran dan kegiatan berlangsung pagi, siang dan sore/malam hari. Lama pendidikan di pesantren ± 5 tahun. Diharapkan para santri yang telah lulus sudah dapat berdiri sendiri.

3) Pendidikan Madrasah

(4)

4 guru-guru diperkenankan menerima imbalan jasa dalam bentuk uang (gaji), (Soeyarno, 1985:31-32).

Agribisnis

Agribisnis berasal dari kata agri (agricultural) dan bisnis. Pada prinsipnya pengertian agribisnis adalah suatu usaha komersial di bidang pertanian dan bidang-bidang yang berkaitan dengan pertanian di mana secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga sub sistem meliputi:

1) Sub sistem agribisnis hulu: usaha produksi dan distribusi alat pertanian, sarana produksi, dan pertanian lainya. 2) Sub sistem agribisnis hilir: pengolahan

dan manufacturing hasil pertanian. 3) Kegiatan penunjang: penyediaan

kredit, asuransi pertanian, pelatihan, konsultasi dan transportasi (Masyhuri, 2003: 1).

Kitab Kuning

Kitab kuning senantiasa menjadi materi kajian di pondok-pondok pesantren tradisional. Itu karena kitab kuning dijadikan sebagai literatur bagi pemeluk agama Islam setelah al Quran dan al Hadist. Kitab kuning tidak hanya membahas khasanah keilmuan saja melainkan juga menjadi tolok ukur kesalehan (Binti Maunah, 2009:38).Format kitab kuning pada umumnya memakai aksara Arab dengan warna kertas

“kekuning-kuningan” Azyumardi Azra

(2002:109). Kitab yang menggunakan sumber aslinya al-Quran dan al Hadist disebut dengan kitab gundul. Disebut demikian karena disetiap aksaranya tidak menggunakan shakal (harakat), bahkan tidak menggunakan tanda baca seperti koma, titik dan sebagainya.

Era Globalisasi

Istilah era globalisasi terdiri dari dua kata, yaitu “era” dan “globalisasi”. Era berarti tarikh masa, zaman, kurun waktu. Sedangkan kata "globalisasi" diambil dari

kata globe yang artinya bola bumi tiruan atau dunia tiruan. Kemudian, kata globe menjadi global, yang berarti universal atau keseluruhan yang saling berkaitan. Globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat (Prayoga Bestari, 2008:79).

Soedjatmoko (1991:97) menggam-barkan sifat-sifat dan kemampuan yang harus dimiliki manusia Indonesia di masa mendatang sebagai berikut:

1) Orang harus serba tahu atau well informe, serta harus selalu menyadari bahwa proses belajar tidak akan pernah selesai unuk menjawab dunia yang secara terus menerus mengalami perubahan secara tepat.

2) Harus kreatif dalam memberikan jawaban terhadap tantangan baru, serta punya kemampuan mengantisi-pasi setiap perkembangan.

3) Mempunyai kepekaan terhadap keadilan sosial dan solidaritas sosial.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Letak Geografis Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah

Secara geografis, Pondok

Pesan-tren Agro “Nuur El-Falah” terletak di

sebelah barat pusat kota Salatiga, tepatnya di tepi Jalan Lingkar Salatiga di Jln. Dipomanggolo RT/RW 04/05, Kelurahan Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah. Dari jalan raya Semarang-Solo menuju Jalan Lingkar Sala-tiga ke Pondok Pesantren Agro “Nuur El -Falah” ± 1,5 km dan dari pusat kota Salatiga ±7 km. Pondok Pesantren Agro

“Nuur El-Falah” dibangun di atas tanah ± 4

(5)

5 Pengangkutan Bahan Bakar Elpiji (SPBE), dan sarana lainnya.

Peran Pondok Pesantren Agro Nuur El Falah di Era Globalisasi

a) Bidang Sosial

Pemerataan pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang pembangunan Negara. Pendidikan di Indonesia yang relatif mahal dan mayoritas penduduk Indonesia yang hidup dalam kemiskinan membuat pendidikan tidak merata di kalangan masyarakat kurang mampu. Dalam menghadapi era globalisasi, Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah turut memberikan kontribusi kepada negara dengan mendidik para santri agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas yaitu dengan menyelenggarakan pendidikan fornal SMK Dharma Lestari dan pendidikan non formal Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah.

b) Bidang Pendidikan

Indonesia merupakan negara Agraris, untuk menghasilkan produk Agribisnis diperlukan sumber daya manusia yang unggul dan kompeten dibidangnya. Di Indonesia, sebagian petani mempunyai tingkat pendidikan formal yang rendah atau tidak menyelesaikan pendidikan dasar. Hal ini menyebabkan kemampuan dalam menyerap informasi dan mengadopsi teknologi relatif sangat terbatas.

Rendahnya tingkat pendidikan tersebut juga berakibat pada rendahnya kemampuan petani dalam mengelola usahanya sehingga usahanya tidak dapat berkembang dengan baik dan rata-rata pendapatan menjadi rendah. Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah membekali para santri pengetahuan Agribisnis mulai dari pengenalan berbagai jenis tanaman, pengenalan mesin, pengolahan tanah, penanaman tanaman, perawatan tanaman, pemanenan dan sampai pada tahap

distribusi panen secara optimal kepada para santri.

Pendidikan Agribisnis di Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah di mulai dari dasar, siswa dikenalkan dengan berbagai jenis-jenis tanaman dengan tujuan agar santri mampu memahami serta mengerti karakter, jenis-jenis tanaman yang merupakan sumber karbohidrat, protein, kalsium bagi masyarakat Indonesia dan juga keanekaragaman serta kekayaan alam Indonesia. Mesin-mesin pertanian sampai pada proses distribusi.

Pendidikan Agribisnis yang telah diperoleh di Pesantren, akan bermanfaat ketika setelah lulus dengan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh serta mengaplikasikannya untuk membuka industri pertanian baik dibidang tanaman pangan, tanaman sayuran, tanaman hias ataupun tanaman perkebunan. Indonesia merupakan lumbung padi Asia, dengan menciptakan sumber daya manusia yang ahli dalam agribisnis bidang tanaman pangan, diharapkan para santri akan mampu mengolah negara agraris Indonesia yang unggul dalam mengolah padi yang merupakan sumber makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.

c) Dalam Bidang Agama

(6)

6 Masuknya budaya asing ke Indonesia harus disaring melalui nilai-nilai serta norma-norma yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Pendidikan agama Islam yang telah diperoleh harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian akan memberikan kesan positif bagi negara dan agama. Hal ini akan membuat negara lain akan tertarik dengan bentuk- bentuk kita dalam menyikapi problem tantangan global, dan akan mengikuti apa yang telah dilakukan oleh negara kita.

d) Dalam Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, hasil pertanian yang telah diolah santri turut membantu pemasukan bagi Pondok Pesantren Agro Nuur EL-Falah. Hasil pemasukan tersebut, digunakan oleh Pondok Pesantren untuk menunjang sarana prasarana pertanian lainnya, bukan digunakan untuk kepentingan pribadi.

Hasil pertanian agrobisnis yang telah dipanen dan dikemas, selanjutnya didistribusikan oleh para santri untuk dijual di berbagai toko swalayan dan warga sekitar. Secara tidak langsung, Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah turut memenuhi kebutuhan konsumsi sayur mayur masyarakat sekitar.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisa dan interpretasi data yang penulis paparkan dalam kajian “Peran Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah Dalam Bidang Pendidikan di Era Gloalisasi” dapat disimpulkan:

1. Yayasan Sosial Dharma Lestari adalah yayasan sosial yang bergerak dalam bidang pendidikan yang memberikan kesempatan bagi anak-anak dari kelas menengah bawah agar terus dapat melanjutkan pendidikan yaitu tingkat SMP-SMK Dharma Lestari dengan membekali ilmu kepada santri yaitu

ilmu agama, ilmu pengetahuan umum serta program perekonomian dan program ketrampilan sebagai perwujudan untuk mencetak santri yang cerdas dan berakhlak mulia. Di era globalisasi, keberadaan Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah memberikan kontribusi yang besar terhadap pembangunan nasional. Dengan memberikan sumbangan pendidikan tanpa dipungut biaya sangat membantu anak-anak Indonesia agar terus dapat mewujudkan cita-citanya. Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia, dengan mencetak santri yang berkualitas baik secara fisik, mental dan spiritual serta berwawasan IPTEK diharapkan mampu member-kan perubahan kemajuan bangsa. 2. Indonesia merupakan negara agraris

yang sangat cocok untuk lahan industri pertanian. Agribisnis merupakan mata pelajaran kejuruan tingkat SMK dan muatan lokal tingkat SMP yang dibekalkan kepada para santri dengan harapan agar menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dalam mengelola sektor pertanian di Indonesia, memajukan pertanian dalam negeri serta mampu menjadi pengekspor hasil-hasil pertanian ke luar negeri, sebagai mata pencaharian dan sumber penghasilan. Di era globalisasi, diperlukan sumber daya manusia yang handal, terutama dalam mengolah pertanian dengan tujuan agar mampu menghasilkan produk yang unggul dan mampu mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri dan tidak perlu mengimpor lagi.

(7)

7 seutuhnya baik dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi serta ilmu agama. Pendidikan Madrasah Diniyah di Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah memfokuskan pendidikan agama melalui pengkajian kitab kuning dengan mempelajari ilmu Tafsir, Hadits, Fiqih, Akhlak, Tasawuf serta mengajarkan pendidikan dakwah (muhadhoroh) dalam bahasa Indone-sia, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Santri secara intensif dibekali ilmu agama agar kelak setelah lulus dari pesantren mampu menjadi pembaharu di tengah-tengah masyarakat. Di era globalisasi seperti saat ini sangatlah diperlukan sosok para tokoh pembaharu agama dalam masyarakat. Mengingat pengaruh gaya hidup ala barat sudah masuk ke dalam bangsa Indonesia, yang sangat tidak sesuai dengan kepribadian bangsa dan Pancasila, perlu adanya dasar fondasi agama yang kuat. Dengan berbekal agama yang kuat, diharapkan mampu memilah budaya bangsa Barat yang masuk ke Indonesia serta meniru budaya Barat yang mengandung nilai-nilai positif saja.

SARAN

1. Di era globalisasi, Pondok Pesantren agar lebih memperluas sumber infor-masi melalui media teknologi kepada para santri, sebagai sarana menambah wawasan dan pengetahuan kepada santri.

2. Agar hasil pembelajaran lebih maksimal dan menghasilkan santri-santri yang berkompeten di era globalisasi, perlu mengembangkan sarana dan prasarana belajar seperti penambahan laborato-rium pada mata pelajaran agribisnis. 3. Dalam menghadapi era globalisasi,

santri di Pondok Pesantren Agro Nuur El-Falah diharapkan tidak hanya me-nguasai pendidikan formal saja, namun

juga harus menguasai pendidikan ketrampilan. Ketrampilan pengelolaan pupuk, barang-barang bekas dan ke-trampilan komputer harus lebih intensif diberikan kepada santri. Di era globalisasi, setiap individu harus memiliki bekal pengetahuan yang luas agar mampu bersaing di dunia global dan ketika lulus para santri memanfaatkan pengetahuan yang telah diperoleh selama belajar ilmu di Pondok Pesantren, sebagai bekal dalam mata pencaharian ataupun sebagai tokoh pembaharu masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Idi. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Negara. 2011. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Abdurrahman Wahid. 1974. Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: LP3ES.

Binti Maunah. 2009. Tradisi Intelektual Santri dalam Tanntangan dan Hambatan Pendidikan Pesantren di Masa Depan. Yogyakarta: Teras.

Evi Suhartini. 2011. Perspektif Global. Yogyakarta: Kanwa Publisher

Heidi Saputra. 2002. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Tangerang: Karisma Publishing Group.

Muntaha Azhari. 1989. Dinamika Pesantren, Dampak Pesantren Dalam Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat. Jakarta: CV. Guna Aksara.

Noor Huda. 2007. Islam Nusantara. Yogyakarta: Ar Ruzz Media Group.

Nuraini Soyomukti. 2008. Pendidikan Berperspektif Globalisasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

(8)

8 Pesantren di Tengah Arus Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

Karl Marx menjelaskan dengan adanya kaum kapitalis menimbulkan perbedaan atas lapisan masyarakat itu sendiri yang disebabkan karena adanya Pemilikan Pribadi

Penyakit Ambeien atau biasa disebut juga dengan penyakit wasir (dalam bahasa Inggris penyakit ambeien disebut Hemorrhoid dan pada bahasa kedokteran penyakit ambeien

Harfam Sukses Makmur 53 Indirect Effect 54 Waste Relationship Matrix (WRM) dan Waste Matrix Value 56 Peta Lokasi Waste (Multidimentional Analysis) 65 5 STRATEGI PERBAIKAN

Para Dewa menyaksikan jalannya semua upacara di Hulu Dusun dan di Jaitan Layar dengan gembira karena semua cara yang dipesankan kepada kedua Petinggi dalam me- melihara

Semakin tebal solum tanah, maka semakin banyak air yang dapat masuk ke dalam.. tanah dan semakin berpotensi untuk terjadinya longsorlahan

Faktor lain yang juga mempengaruhi kepuasan kerja adalah2.

Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya masukan-masukan, kritikan-kritikan , serta saran-saran yang membangun dari berbagi pihak yang membaca laporan tugas akhir ini,

Referring to the functions F and G in the preceding section, old-time Lispers would say ‘‘the symbol A is bound to 3 by F.’’ This is not proper language if you are speaking