• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum RisTek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum RisTek"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1949

TENTANG

PERATURAN PENGHASILAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMITE NASIONAL PUSAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

perlu mengadakan Peraturan tentang pemberian penghasilan kepada Badan Pekerja Komite Nasional Pusat;

Membaca:

surat putusan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat dalam rapatnya pada tanggal 29 Agutus 1949;

Mengingat:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1949;

b. Keputusan Sidang Dewan Menteri tanggal 12 Agustus 1949;

c. Pasal 4 Undang-undang Dasar dan Penetapan Presiden No. 1 tahun 1949. Memutuskan:

Dengan mencabut kembali Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1949 menetapkan Peraturan sebagai berikut:

PERATURAN PENGHASILAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMITE NASIONAL PUSAT.

Pasal 1

Kepada anggota Badan Pekerja Komite Nasional Pusat, selanjutnya disebut anggota dalam Peraturan ini, diberi penghasilan Rp. 700,- tiap bulannya, ditambah dengan tunjangan kemahalan menurut peraturan yang berlaku untuk pegawai negeri.

Pasal 2

(2)

Pasal 3

(1) Yang dimaksudkan dengan tugas kewajiban menurut pasal 2 ialah: a. menghadiri rapat pleno (terbuka maupun tertutup);

b. menghadiri rapat panitia tetap; c. menghadiri rapat seksi.

(2) Dalam arti memenuhi seluruh tugas kewajiban menurut Peraturan ini termasuk juga:

a. anggota yang tidak dapat menghadiri rapat resmi tersebut dalam ayat 1 pasal ini, karena sakit yang harus dibuktikan dengan surat keterangan tabib;

b. anggota yang atas perintah tertulis dari Ketua Badan Pekerja sehingga ia berhalangan menghadiri rapat resmi termaksud di atas, yang telah ditentukan.

Pasal 4

(1) Terhadap anggota, yang tidak memenuhi tugas kewajiban tersebut dalam pasal 3, dijalankan aturan sebagai berikut:

a. anggota yang 1 sampai 5 kali tidak menghadiri rapat resmi maka penghasilannya dikurangi dengan Rp. 40,-untuk tiap kalinya;

b. anggota yang 6 sampai 10 kali tidak menghadiri rapat resmi maka penghasilannya dikurangi lagi dengan Rp. 50,- untuk tiap kalinya;

c. anggota yang 11 kali atau lebih tidak menghadiri rapat resmi maka penghasilannya dikurangi lagi dengan Rp. 60,- untuk tiap kalinya.

(2) Anggota yang tidak hadir terus menerus dalam satu sidang, tidak menerima pembayaran sama sekali, jika kebetulan dalam bulan berikutnya tidak ada sidang, maka anggota itu juga tidak menerima pembayaran sama sekali.

Pasal 5

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Desember 1949.

Ditetapkan di Yogyakarta

(3)

Diumumkan

pada tanggal 19 Desember 1949

Sekretaris, Perdana Menteri,

ttd. ttd.

A.G. PRINGGODIGDO MOHAMMAD HATTA

Menteri yang diserahi urusan Pegawai Negeri,

Referensi

Dokumen terkait

Analisa Motivasi Belajar Peserta Didik Terhadap Senam Santri di Pesantren Se-Kota Bandung1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tabel 8 memperlihatkan bahwa pada Fakultas Ekonomi aspek kegiatan inti pembelajaran memiliki bobot nilai yang paling tinggi dibandingkan aspek lainnya sementara

Peserta berbentuk badan usaha yang memiliki SIUP Kecil bidang Event Organizer, dan telah melunasi kewajiban pajak tahun 2011 (SPT) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau

(2) Daftar Piutang Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (1) yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi akan tetapi belum kadaluwarsa terlebih

Kesimpulan hasil penelitian ini adalah UD Mansur memperlakukan semua jenis produknya sama bobotnya sehingga dapat dikatakan bahwa UD Mansur belum menerapkan metode

Upaya pengoptimalan peranan PKK dalam penanggulangan masalah narkoba di Kabupaten Jember antara dengan mendatangkan pejabat Pemda Kabupaten Jember, dalam hal ini

Pada pengujian pengaruh Beta pasar terhadap Return Saham menujukkan bahwa Beta pasar tidak berpengaruh terhadap Return Saham artinya ketika Beta pasar naik atau