BUKU 1
PEDOMAN SURVEI
STATISTIK HARGA KONSUMEN
TAHUN 2009
DIREKTORAT STATISTIK HARGA
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman Pencacahan Statistik Harga Konsumen ini dimaksudkan
sebagai petunjuk dan pegangan bagi pengawas dan pencacah dalam melakukan
pencacahan dan pengolahan survei statistik harga Konsumen.
Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan
pengumpulan data di lapangan, maka kepada para petugas diharapkan dapat
memahami dan mengikuti petunjuk yang telah digariskan di dalam buku ini.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas dan
pencacah dalam melaksanakan pengawasan dan pencacahan survei statistik
harga konsumen.
Jakarta, April 2009
Kepala Badan Pusat Statistik
DAFTAR ISI
Halaman
PENGANTAR ………... i
DAFTAR ISI ……….. ii
I. PENDAHULUAN ………... 1
1.1. Latar Belakang ………... 1
1.2. Cakupan IHK 2007=100 ... 2
1.3. Organisasi Lapang ……… 3
II. METODE SAMPLING ………. 4
2.1. Pengumpulan Data Harga Konsumen ……… 4
2.2. Rancangan Sampling ……… 4
2.3. Pemilihan Kota ... 4
2.4. Pemilihan Pasar ... 4
2.5. Pemilihan Responden………... 5
2.6. Pemilihan Jenis Barang (Komoditi) ………. 6
2.7. Pemilihan Kualitas/Merk Setiap Jenis Barang/Jasa ………. 6
III. PENGISIAN KUESIONER ……….. 8
3.1. Jenis Kuesioner/Daftar ………. 8
3.2. Waktu Pencacahan/Observasi ……… 11
3.3. Konsep Dan Definisi ……….. 12
3.3.1. Harga Konsumen (HK) ……….. 12
3.3.2. Satuan ... 13
3.3.3. Jenis Barang/Jasa ... 13
3.3.4. Kualitas/Merk Barang ... 13
3.3.5. Pedagang Eceran ... 14
3.3.6. Relatif Harga ... 14
Halaman
3.3.8. Diagram Timbang ... 15
3.4. Tata Cara Pengisian Daftar ... 15
3.4.1 Cara Pengisian Daftar HK-1.1 ... 15
3.4.2. Cara Pengisian Daftar HK-1.2 ... 18
3.4.3. Cara Pengisian Daftar HK 2.1, HK-2.2 Dan HK 3 ... 18
3.4.4. Cara Pengisian Daftar HK 4, HK 5 dan HK 6A, B, C ... 18
IV. PENGOLAHAN DATA ... 19
4.1. Menghitung Rata-Rata Harga Kualitas/Merk Barang ... 20
. 4.2. Menghitung Relatif Harga (RH) ... 23
4.2.1. Menghitung Relatif Harga (RH) Kualitas ... 23
4.2.2. Menghitung Relatif Harga (RH) Komoditas ... 24
4.3. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Jenis Barang ... 25
4.4. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Sub Kelompok ... 27
4.5. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Kelompok ……….. 28
4.6. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Umum ... 29
V. MENGHITUNG INDEKS ………. 30
5.1. Menghitung Indeks Jenis Barang ……… 30
5.2. Menghitung Indeks Sub Kelompok ………. 30
5.3. Menghitung Indeks Kelompok ……….. 30
5.4. Menghitung Indeks Umum ... 31
5.5. Menghitung IHK Gabungan 66 Kota ... 33
5.6. Menghitung Persentase (%) Perubahan IHK ... 35
5.7. Menghitung Sumbangan/Andil Inflasi/Deflasi ... 36
VI. PENGOLAHAN TARIF LISTRIK DAN TARIF PAM ... 39
6.1. Penghitungan Tarif Listrik ... 39
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbagai macam bencana, peristiwa ekonomi, politik, gejolak masyarakat, dan perubahan harga barang/jasa yang cukup besar selama beberapa tahun terakhir mengakibatkan perubahan pola konsumsi masyarakat yang signifikan. Oleh karena itu, tersedianya data pola konsumsi terkini sebagai bahan dasar penyusunan indeks harga konsumen dan inflasi yang lebih baik menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditunda.
Paket komoditas (Commodity basket) dan diagram timbang hasil
SBH2002 yang digunakan dalam penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), sudah tidak sesuai lagi untuk menggambarkan keadaan sekarang secara tepat yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan tersebut. Oleh karena itu, Survei Biaya Hidup 2007 (SBH2007) yang keseluruhan kegiatan berlangsung selama tahun 2006-2008, telah dilaksanakan untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Perubahan pola konsumsi maupun biaya hidup masyarakat, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor seperti: perubahan pendapatan masyarakat, perubahan pola penawaran dan permintaan barang/jasa, perubahan kualitas dan kuantitas barang/jasa, serta perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Kejadian di atas mampu mengubah pola pendapatan masyarakat yang berkaitan erat dengan pola konsumsi masyarakat.
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator
ekonomi penting yang dapat memberikan informasi mengenai
perkembangan harga barang/jasa yang dibayar oleh konsumen.
Penghitungan IHK ditujukan untuk mengetahui perubahan harga dari
kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari barang/jasa
kebutuhan rumahtangga sehari-hari. Kenaikan atau penurunan harga
barang/jasa mempunyai kaitan yang erat sekali dengan kemampuan daya
beli dari uang yang dimiliki masyarakat, terutama mereka yang
berpenghasilan tetap. Tingkat perubahan IHK (inflasi/deflasi) yang terjadi,
dengan sendirinya mencerminkan daya beli dari uang yang dipakai
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Semakin tinggi
inflasi maka semakin rendah nilai uang dan semakin rendah daya belinya.
Adapun kegunaan data IHK antara lain :
1. Indeksasi upah/gaji.
2. Indikator moneter/perkembangan nilai uang.
3. Asumsi APBN.
4. Salah satu Indikator bagi pemerintah untuk melihat pertumbuhan
ekonomi.
5. Indeksasi nilai tambah bisnis, dll.
Badan Pusat Statistik (BPS) selalu berusaha meningkatkan
kecermatan, ketepatan dan representativeness data IHK yang disajikan dari waktu ke waktu. Pelatihan dimaksudkan untuk menyamakan persepsi
seluruh Kepala Seksi Statistik Harga Konsumen di BPS Propinsi, Kepala
Seksi Statistik Distribusi di BPS Kabupaten/Kota dan Kepala Seksi pada
Sub Direktorat Statistik Harga Konsumen BPS Pusat serta Staf teknis dan
fungsional lainnya.
1.2. Cakupan IHK 2007=100
Pada tahun 2007 BPS telah melaksanakan SBH2007 di 66 kota, yang
terdiri dari 33 ibukota propinsi dan 33 kabupaten/kota yang
perekonomiannya relatif tinggi. Paket komoditas yang diperoleh antara
284 - 441 jenis barang/jasa dengan tahun dasar penghitungan IHK 2007 =
100, serta IHK disajikan dalam 7 kelompok dan 35 sub kelompok
1.3 . Organisasi Lapang
a. Kepala BPS Propinsi dan Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan pengumpulan data harga konsumen (HK)
dan pengiriman hasil observasi ke Pusat.
b. Kepala Bidang Statistik Distribusi, Kepala Seksi Statistik Harga
Konsumen & HPB dan Kepala Seksi Statistik Distribusi baik di BPS
Propinsi maupun di BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas
pengawasan/ pemeriksaan hasil pengumpulan data Harga Konsumen
dan kebenaran isiannya serta memberi petunjuk secara berkala
kepada petugas pencacah.
c. Petugas pencacah yang terdiri dari staf BPS Propinsi dan BPS
Kabupaten/Kota atau Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) yang
ditunjuk bertanggung jawab atas pelaksanaan pengumpulan data
II. METODE SAMPLING
2.1. Pengumpulan Data Harga Konsumen
Pengumpulan data Harga Konsumen (HK) berdasarkan hasil
SBH2007 dilaksanakan di 66 kota di Indonesia. Pencacahan dilakukan di
lokasi pasar tradisional, swalayan dan outlet terpilih di kota bersangkutan
dan sekitarnya. Sasaran pencacahan data harga adalah responden atau
pedagang eceran terpilih. Cakupan materi pencacahan meliputi jenis
barang/jasa dengan kualitas yang umumnya banyak dikonsumsi
masyarakat di kota bersangkutan.
2.2. Rancangan Sampling
Rancangan sampling yang digunakan dalam penghitungan IHK mulai
dari pemilihan kota, pasar, responden, komoditi dan kualitas, umumnya
dilakukan secara purposif. Namun, hasil dari penggunaan metode
tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
2.3. Pemilihan Kota
Penghitungan IHK dilaksanakan di 66 kota (33 ibukota propinsi dan
33 kabupaten/kota). Terpilihnya kota-kota itu dikarenakan tingkat
pembangunan dibidang perekonomian relatif pesat apabila dibandingkan
dengan kota-kota lainnya. IHK memang sangat dibutuhkan untuk
mengetahui perkembangan harga konsumen yang sangat mempengaruhi
kehidupan penduduk di suatu kota.
2.4. Pemilihan Pasar
Tempat pemantauan data harga konsumen adalah pasar tradisional,
pasar swalayan dan outlet. Hal ini karena hasil SBH2007 menyatakan
bahwa sebagian masyarakat perkotaan berbelanja kebutuhan
Beberapa kriteria pasar sebagai tempat pemantauan data HK :
a. Relatif besar dan oleh masyarakat setempat dipakai sebagai patokan
atau pembanding baik harga, komoditi dan kualitas/merk dari pasar
lainnya di kota bersangkutan.
b. Terletak di daerah kota.
c. Berbagai komoditi dapat ditemui.
d. Banyak masyarakat berbelanja kesana.
e. Waktu keramaian berbelanja panjang
Pada pelaksanaan SBH2007 kriteria di atas digunakan sebagai
pemilihan pasar tempat pemantauan data HK. Tetapi apabila pasar
terpilih di kota bersangkutan telah berubah menurut kriteria di atas dan
perlu dilakukan penggantian atau penambahan, agar segera diusulkan ke
Pusat.
2.5. Pemilihan Responden
Responden data HK adalah pedagang yang menjual barang/jasa
kebutuhan rumahtangga secara eceran. Dalam pemantauan data harga
dari jenis barang/jasa dalam paket komoditas IHK dimana sebagian besar
dijumpai di pasar tradisional, sehingga responden adalah pedagang
eceran yang berlokasi di pasar tradisional, tetapi sebagian lagi tidak
berlokasi di pasar seperti toko : bahan bangunan, emas, alat-alat
elektronik, alat-alat rumahtangga, suku cadang kendaraan, penjual
kendaraan bermotor, bahan pelumas dan rumah makan/ warung/restoran.
Selain pedagang eceran sebagai responden data HK, juga tempat-tempat
yang memberikan pelayanan jasa seperti tempat praktek dokter, tempat
pangkas rambut, salon kecantikan, rumah sakit, jasa pengiriman barang,
penyedia jasa, pengelola parkir, pengelola jalan tol, bengkel kendaraan,
penyewa/pengontrak rumah, pembantu rumahtangga, sekolah/perguruan
Beberapa kriteria memilih pedagang sebagai responden data HK :
a. Berdagang pada tempat yang tetap/permanen/tidak
berpindah-pindah.
b. Bermacam-macam komoditi yang diperdagangkan.
c. Diperkirakan kontinuitas pencacahan HK terjamin.
d. Mudah diwawancarai, jujur dan bersahabat.
Dalam pencatatan data HK, responden dipilih sebanyak 3 - 4 responden
untuk setiap jenis barang/jasa.
2.6. Pemilihan Jenis Barang (Komoditi)
Pemilihan jenis barang/jasa (komoditas) untuk tiap kota dilakukan
berdasarkan hasil SBH2007. Dalam mengolah IHK digunakan paket
komoditas yang tetap, sehingga komoditi yang ada dalam paket
komoditas tidak dapat diganti atau dihilangkan sampai dilaksanakannya
kembali Survei Biaya Hidup. Jumlah komoditi terpilih untuk tiap kota
berkisar antara 284 untuk kota Tarakan (terendah) dan 441 untuk kota
Jakarta (tertinggi).
Beberapa kriteria pemilihan jenis barang/jasa dalam paket komoditas
adalah :
a. Jenis barang/jasa tersebut mempunyai persentase nilai konsumsi
terhadap total konsumsi rumahtangga ≥ 0,02 persen.
b. Barang/jasa tersebut dikonsumsi secara luas oleh masyarakat kota
yang bersangkutan, dan
c. Harganya dapat dipantau secara terus menerus dalam jangka waktu
yang relatif lama.
2.7. Pemilihan Kualitas/Merk Setiap Jenis Barang/Jasa
Kualitas/merk dari suatu barang/jasa yang akan diamati harganya
masyarakat setempat atau banyak dikonsumsi oleh masyarakat kota yang
bersangkutan, sehingga kualitas/merk komoditi itu menjadi pilihan atau
dapat dipilih. Selain itu juga perlu diperhatikan kesinambungan
peredarannya, apabila cepat menghilang dari peredaran, segera diganti
dengan kualitas/merk yang lain dari jenis barang/jasa yang sama.
Dalam penghitungan IHK ada beberapa jenis barang/jasa yang
kualitas/merk-nya ditentukan atau dipilih berdasarkan hasil survei. Jenis
barang dimaksud adalah beras, kualitas/merk ditentukan dengan survei
volume penjualan eceran beras, sewa/kontrak rumah dengan survei sewa
dan kontrak rumah, upah pembantu rumahtangga dengan survei
III. PENGISIAN KUESIONER
3.1. Jenis Kuesioner/Daftar
Dalam pengumpulan data harga konsumen, ada 10 jenis
kuesioner/daftar dan beberapa kuesioner/daftar tambahan yang
digunakan dengan tujuan dan frekuensi pencacahan yang berbeda-beda.
Jenis Kuesioner/daftar tersebut adalah :
a. Daftar HK-1.1
Daftar HK-1.1 berisi jenis barang seperti beras, tepung terigu,
daging ayam kampung, daging ayam ras, daging sapi, rempela hati
ayam, susu bubuk, susu kental manis, susu untuk balita, susu untuk
bayi, telur ayam kampung, telur ayam ras, bawang merah, cabe
merah, cabe rawit, minyak goreng, gula pasir, semen, sabun cream
detergen, sabun detergen bubuk, emas perhiasan, tempe dan tahu.
Jenis barang tersebut merupakan kebutuhan pokok yang dikonsumsi
setiap hari oleh rumahtangga dan diperkirakan sering berfluktuasi
harganya setiap saat.
Waktu pencacahan dengan daftar ini adalah mingguan pada hari
Senin dan Selasa (selama 2 hari).
Catatan : apabila hari Selasa jatuh pada tanggal 1 dan hari Senin adalah tanggal terakhir bulan sebelumnya, maka pelaksanaan pencacahan tetap dimulai hari Senin.
b. Daftar HK-1.2
Daftar HK-1.2 berisi jenis barang seperti mie kering instant, sosis
daging sapi, ayam nugget, ikan diawetkan, ikan segar, sayur-sayuran,
kacang tanah, bawang putih, sabun cuci piring, bahan baju wanita.
Jenis barang tersebut merupakan kebutuhan konsumsi sehari-hari
dibandingkan dengan isi daftar HK-1.1 di atas. Di kota Jakarta
pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap minggu dimulai
hari Selasa.
Waktu pencacahan daftar ini adalah 2 mingguan atau 2 kali dalam
sebulan pada minggu I dan minggu III. Waktu pencacahan (dalam
minggu I atau III) dilaksanakan pada hari Rabu dan Kamis (selama 2
hari)
Catatan: Yang disebut minggu I adalah minggu dimana tanggal 1 nya jatuh pada hari Senin atau Selasa.
c. Daftar HK-2.1
Daftar HK-2.1 berisi jenis barang bahan makanan, makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau. Waktu pencacahan dengan daftar ini
dilaksanakan setiap bulan, yaitu mulai hari Selasa yang terdekat
dengan tanggal 15 sampai dengan hari Kamis (selama 3 hari).
d. Daftar HK-2.2
Daftar HK-2.2 berisi jenis barang bukan makanan, yang
termasuk dalam kelompok perumahan dan sandang. Waktu
pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap bulan, dimulai
tanggal 5 sampai dengan 15 (selama 11 hari).
e. Daftar HK-3
Daftar HK-3 berisi jenis barang, seperti bahan bangunan,
perlengkapan rumahtangga, alat elektronik, suku cadang serta jasa.
Waktu pencacahan dengan daftar ini dilaksanakan setiap bulan,
dimulai tanggal 1 sampai dengan 10 (selama 10 hari).
f. Daftar HK-4
Daftar HK-4 digunakan untuk mencatat tarip harga sewa dan
kontrak rumahtangga. Waktu pelaksanaan pencatatan tarip sewa dan
(selama 10 hari). Kualitas rumah yang dimonitor harga
sewa/kontraknya diperoleh dari hasil survei yang dinamakan survei
sewa dan kontrak rumah yang dilaksanakan secara insidentil.
g. Daftar HK-5
Daftar HK-5 digunakan untuk mencatat tarip/upah pembantu
rumahtangga dan baby sitter. Waktu pelaksanaan pencatatan
tarip/upah pembantu rumahtangga dan baby sitter adalah setiap
bulan dari tanggal 1 sampai dengan 10 (selama 10 hari). Kategori
pembantu rumahtangga dan baby sitter yang dimonitor juga diperoleh
dari survei pembantu rumahtangga dan baby sitter yang dilakukan
secara insidentil.
h. Daftar HK 6A, B dan C
Daftar HK-6A, 6B, dan 6C digunakan untuk mencatat tarip uang
sekolah maupun uang kuliah dalam survei uang sekolah. Waktu
pelaksanaan pencatatan uang sekolah adalah setiap bulan dari
tanggal 1 sampai dengan 10 (selama 10 hari). Daftar HK-6A
digunakan untuk mencatat uang sekolah dasar (SD) atau yang
setingkat, Daftar HK-6B digunakan untuk mencatat uang sekolah
SLTP dan SMU/SMK atau yang setingkat dan Daftar HK-6C
digunakan untuk mencatat uang kuliah tingkat perguruan tinggi dan
akademi. Kualitas sekolah yang dimonitor adalah sekolah yang
diperoleh dari hasil survei uang sekolah yang juga dilaksanakan
secara insidentil.
Setiap kuesioner yang digunakan dalam pencacahan data harga
konsumen, dari HK-1.1, HK-1.2, HK-2.1, HK-2.2, HK-3, HK-4, HK-5
dan HK-6A,B,C, selalu mengalami perbaikan (misal, penggantian
kualitas) setiap tahun, pencetakannya disesuaikan dengan keadaan
3.2. Waktu Pencacahan/Observasi
Waktu pencacahan atau observasi data HK untuk setiap komoditi
telah disesuaikan menurut fluktuasi harga yang sering terjadi pada
akhir-akhir ini. Komoditi tersebut telah dikelompokkan ke dalam beberapa daftar
dan waktu pencacahannya telah ditetapkan dalam mingguan, 2 mingguan
dan bulanan, kecuali untuk DKI Jakarta waktu pencacahannya ada
perlakuan khusus.
DAFTAR DAN JADWAL PENCACAHAN HK
Jenis
Daftar
Frekuensi
Pencacahan Hari Pencacahan Lamanya
HK-1.1 Mingguan Senin dan Selasa 2 hari
HK-1.2 2 mingguan Rabu dan Kamis dalam Minggu I & III 2 hari
HK-2.1 Bulanan Mulai hari Selasa yang terdekat dengan
tanggal 15, sampai dengan hari kamis 3 hari
HK-2.2 Bulanan Awal bulan, tanggal 5 s.d. 15 11 hari
HK-3 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari
HK-4 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari
HK-5 Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari
HK-6A,B,C Bulanan Awal bulan, tanggal 1 s.d. 10 10 hari
Selain daftar diatas, di kota Jakarta juga digunakan daftar lain, sebagai
daftar tambahan yang digunakan dalam pencacahan HK, antara lain :
Jenis Daftar tambahan Frekuensi
Pencacahan Komoditi yang diamati
01. Eceran Beras Harian Beras
02. Tarip Dokter Bulanan Jasa Dokter
04. Tarip Bidan Bulanan Tarip Bidan
05. Suku cadang kendaraan Bulanan Perlengkapan kendaraan
06. Harga obat dengan resep Bulanan Obat-obatan
07. Perlengkapan rumah
tangga Bulanan Perlengkapan rumahtangga
08. Tarip PAM/PDAM Bulanan Tarip PAM/PDAM
09. HK-15.1 Mingguan Bahan bangunan
10. HK-15.2 Bulanan Bahan bangunan
11. Upah Tukang Bulanan Upah tukang
3.3. Konsep Dan Definisi
Dalam pengumpulan data HK ada beberapa konsep dan definisi
yang perlu diketahui oleh petugas pencacah. Konsep dan definisi ini
sangat penting diketahui oleh petugas pencacah harga konsumen agar
data harga yang dihasilkan benar-benar data harga yang dimaksud dan
konsisten antar waktu maupun antar daerah.
3.3.1. Harga Konsumen (HK)
Harga Konsumen (HK) adalah harga transaksi yang terjadi antara
penjual (pedagang eceran) dan pembeli (konsumen) secara eceran
dengan pembayaran tunai. Eceran yang dimaksud adalah membeli suatu
barang atau jasa dengan menggunakan satuan terkecil untuk dipakai/
dikonsumsi.
Contohnya adalah sayuran dengan satuan ikat, beras dengan satuan
kg/liter, emas dengan satuan gram/suku dan sebagainya.
Dalam pencatatan data HK perlu diketahui bahwa suatu komoditi
bisa dijual dalam bentuk kemasan, misalkan dalam bentuk bungkus,
dikenakan PPn atau pajak-pajak lain. Data harga yang dicatat adalah
adalah yang benar-benar biasa dibayar, tanpa melihat bentuk kemasan,
sudah dikenakan PPn atau belum dan sebagainya, sejauh satuannya
adalah standar yang biasa dijual. Namun apabila suatu komoditi dibebani
biaya tambahan lain, seperti dana, kupon, sumbangan dan sebagainya,
maka biaya tersebut tidak perlu dimasukkan ke dalam harga barang/jasa
tersebut.
3.3.2. Satuan
Satuan atau ukuran jumlah suatu barang/jasa dalam pencatatan
data HK yang dipakai adalah satuan terkecil dan standar untuk seluruh
Indonesia. Satuan standar ini telah ditentukan dalam kuesioner. Oleh
karena itu apabila suatu daerah menggunakan satuan setempat yang
berlainan dengan yang tersebut dalam kuesioner haruslah dikonversikan
ke dalam satuan standar yang dimaksud.
Contoh : kg, ons, meter, lembar, eksemplar, buah, helai, per orang, per
pasien, dan sebagainya.
3.3.3. Jenis Barang/Jasa
Barang/jasa atau komoditi yang dimaksud adalah komoditi yang
tercakup dalam paket komoditi kebutuhan rumahtangga yang termasuk
dalam diagram timbangan IHK hasil SBH2007.
3.3.4. Kualitas/Merk Barang
Kualitas atau merk barang adalah merupakan spesifikasi barang.
Satu macam barang/jasa umumnya mempunyai lebih dari satu
kualitas/merek.
Contoh:
Susu kental manis merek indomilk putih, bendera coklat, nona dan
Bus angkutan antar propinsi kualitas Bogor ekonomi,
Jakarta-Bandung eksekutif, Jakarta-Jakarta-Bandung super eksekutif dan sebagainya.
Tarif PAM/PDAM kualitas rumahtangga sangat sederhana, sederhana,
menengah dan mewah dan sebagainya.
3.3.5. Pedagang Eceran
Pedagang eceran adalah pihak atau seseorang yang menjual
barang/jasa kepada pembeli untuk dikonsumsi sendiri, bukan untuk
diperdagangkan lagi. Tempat lokasi pedagang eceran sebagai
responden data HK biasanya di areal pasar atau sekitar pasar, tetapi
dapat juga di luar area pasar yang bersangkutan, termasuk pasar
swalayan/supermarket, toko-toko dan sejenisnya.
3.3.6. Relatif Harga
Relatif Harga atau RH adalah rasio perbandingan harga suatu
komoditi pada suatu periode waktu tertentu terhadap harga pada
periode waktu sebelumnya.
3.3.7. Nilai Konsumsi (NK)
Nilai konsumsi adalah jumlah nilai yang dikeluarkan oleh
rumahtangga untuk memperoleh suatu komoditi untuk dikonsumsi. Nilai
konsumsi suatu komoditi merupakan perkalian harga komoditi dengan
kuantitas (banyaknya) yang dikonsumsi.
Dalam penghitungan IHK ada 2 jenis nilai konsumsi, yaitu yang pertama
adalah nilai konsumsi dasar (PoQo), yang diperoleh dari hasil SBH
2007, yaitu rata-rata nilai pengeluaran rumahtangga sebulan untuk
setiap jenis barang/jasa yang dikonsumsi. Kedua, nilai konsumsi pada
3.3.8. Diagram Timbang
Yang dimaksud dengan diagram timbang adalah diagram yang
menunjukkan persentase nilai konsumsi tiap jenis barang/jasa terhadap
total rata-rata pengeluaran rumahtangga di suatu kota. Diagram timbang
tersebut juga mencerminkan pola konsumsi rumahtangga di kota
tersebut.
3.4. Tata Cara Pengisian Daftar
Tata cara pengisian daftar HK secara rinci dijabarkan pada bab ini.
Tata cara ini sangat penting diketahui dan dipahami pencacah data HK
maupun pengawasnya karena pengisian daftar dan pelaporan yang tidak
baku atau tidak sesuai dengan pedoman akan menyulitkan pengolahan
selanjutnya.
3.4.1. Cara Pengisian Daftar HK-1.1
Daftar ini dibagi dalam 4 blok dan blok IV terdiri dari 10 kolom.
Petunjuk pelaksanaan pencacahan terdapat di sebelah kiri halaman
pertama.
Blok (I) Keterangan Pencacahan
Isilah kotak ke 5 dan 6 sebagai nomor urut pasar observasi, sedangkan
kotak pertama s.d. ke 4 adalah kode Propinsi dan kota yang telah
tercetak. Tulislah nama pasar observasi pada baris berikutnya dengan
huruf balok.
Blok (II) : Keterangan Petugas.
Isilah nama, tanda tangan petugas pencatat dan pengawas
pada nomor urut yang telah disediakan.
Blok (III) : Catatan.
Contoh :
Kenaikan atau penurunan harga secara drastis.
Pergantian responden atau hilangnya kualitas/merek barang
tertentu.
Hilangnya komoditi dari peredaran.
Blok (IV) : Daftar harga
Blok ini terdiri dari 10 kolom sebagai berikut :
Kolom (1) nomor urut
Nomor urut sudah tercetak pada kuesioner.
Kolom (2) nama jenis barang
Nama jenis barang sudah tercetak
Kolom (3) kualitas/merek
Kualitas/merek sudah tercetak, tetapi disediakan baris terbuka
untuk menambah atau mengganti kualitas/merek yang sudah
tidak beredar lagi. Bila menambah atau mengganti
kualitas/merek barang, cantumkan juga harga periode
sebelumnya pada kolom catatan (blok III).
Kolom (4) Satuan
Satuan sudah tercetak untuk setiap jenis barang dan kualitas/
merek di kolom (3) dan (4). Sertakan juga satuannya pada
kolom ini, apabila ada penambahan kualitas/merek yang baru.
Kolom (5) Kode jenis barang
Kode barang sudah tercetak dan diisi oleh pusat. Apabila ada
penambahan kualitas/merek barang, pusat akan memberikan
kodenya. Kode barang terdiri dari 9 digit, yaitu :
Digit pertama adalah kode kelompok.
Digit kedua dan ketiga adalah kode sub kelompok.
Digit ketujuh sampai dengan kesembilan adalah kode
kualitas/merek.
Contoh:
1 0 1 0 2 2 0 1 9
Digit pertama kode 1 adalah kelompok bahan makanan
Digit kedua dan ketiga kode 01 adalah sub kelompok
padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya.
Digit keempat, kelima dan keenam kode 022 adalah komoditi
tepung terigu.
Digit ketujuh sampai kesembilan kode 019 adalah
kualitas/merek segitiga biru.
Kolom (6), (7) dan (8) Harga (Rp.)
Isikan harga hasil pencacahan pada kolom ini untuk setiap
jenis barang di kolom (2) menurut kualitas/merek barang di
kolom (3) untuk setiap responden. Harga dalam rupiah (Rp)
bilangan bulat.
Kolom (9) Rata-Rata Harga (Rp.)
Isikan rata-rata harga dari kolom (6) sampai dengan kolom
(8). Harga dalam rupiah (Rp) bilangan bulat.
Kolom (10) Perubahan Harga (persentase).
Isilah perubahan harga, bila terjadi perubahan terhadap
minggu sebelumnya, untuk setiap harga di kolom (9).
Bilangan dalam persentase.
Kualitas
Jenis barang
Sub Kelompok
Cara menghitung perubahan harga dengan rumus berikut :
Dimana :
Contoh :
Harga tepung terigu kualitas/merek segitiga biru pada minggu
I bulan Juni 2008 adalah Rp 13.000 per kg, sedangkan harga
pada periode sebelumnya (minggu terakhir bulan mei 2008)
adalah Rp 12.000, sehingga perubahan harga yang terjadi
adalah 8,33 persen.
3.4.2. Cara Pengisian Daftar HK-1.2
Pada prinsipnya bentuk dan cara pengisian daftar ini sama dengan
daftar HK-1.1, yang membedakan hanya periode survei dan cakupan
komoditi.
3.4.3. Cara Pengisian Daftar HK 2.1, HK-2.2 Dan HK 3
Pada prinsipnya bentuk dan cara pengisian daftar-daftar ini sama
dengan daftar sebelumnya, yang membedakan hanya periode survei
dan cakupan komoditi.
3.4.4. Cara Pengisian Daftar HK 4, HK 5 dan HK 6A, B, C akan dibahas
dalam buku pedoman STRPBS 2009
n
P = Harga pada saat pencacahan
) 1 (n
P = Harga pada periode sebelumnya
IV. PENGOLAHAN DATA
Sebagaimana telah diketahui bahwa salah satu tugas BPS adalah
mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data Indeks Harga Konsumen (IHK).
Paket komoditas yang saat ini digunakan untuk tiap kota mencakup antara
284-441 jenis barang/jasa atau komoditi, yang terbagi dalam 7 kelompok dan 35 sub
kelompok pengeluaran konsumsi.
Untuk menghitung IHK diperlukan data harga, yaitu dari kualitas/merk
barang, yang diperoleh dari hasil pencacahan atau observasi di setiap kota (66
kota) pada pasar-pasar yang sudah ditentukan. Data harga yang diperoleh dari
lapangan harus segera dilaporkan ke Pusat untuk diolah menjadi IHK kota yang
bersangkutan dan selanjutnya digabung menjadi IHK gabungan 66 kota atau
lebih dikenal dengan IHK Nasional.
Berbagai rumus dapat dipakai untuk menghitung angka indeks , tetapi
BPS dalam mengolah IHK menggunakan rumus Laspeyres yang dimodifikasi.
Hal ini untuk memudahkan dalam penghitungan.
Secara umum menghitung IHK menggunakan rumus Laspeyres yang
dimodifikasi seperti di bawah ini:
4.1. Menghitung Rata-Rata Harga Kualitas/Merk Barang
Sebagai langkah awal dalam penghitungan IHK adalah mendapatkan
rata-rata harga. Setiap pencacahan yang dicatat adalah harga per
kualitas/merk barang dari 3 - 4 pedagang sebagai responden. Modus harga
dari 3 - 4 responden tersebut lebih diutamakan untuk digunakan dalam
penghitungan IHK.
Apabila pencacahan harga suatu komoditas di suatu kota dengan
waktu pencacahan mingguan atau 2 mingguan dalam sebulan, maka perlu
dihitung rata-rata harganya menjadi rata-rata harga satu bulan (periode n).
Demikian juga apabila tempat pencacahan lebih dari satu pasar (k), maka
perlu dihitung rata-ratanya, sehingga rata-rata harga yang diperoleh
merupakan rata-rata harga suatu kualitas pada periode ke-n di suatu kota.
Rumus umum untuk menghitung rata-rata harga untuk suatu kualitas
periode ke-n di suatu kota seperti di bawah ini:
dimana :
Pnij = Rata-rata harga periode ke-n, komoditas i, kualitas/merek j
Pnijt = Harga periode ke-n, komoditas i, kualitas/merek j, pasar t
T = Jumlah pasar
Menghitung rata-rata harga hasil pencacahan periode mingguan
(beras), 2 mingguan (daging sapi) dan bulanan (rokok kretek) di kota
Medan bulan Maret 2009.
T
P
P
T
t
n ijt
n ij
1Tabel 1. Harga Beras Tertimbang Bulan Maret 2009 (Rp/Kg) *)
Kota Pasar Minggu Ke Rata-Rata I II III IV V
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
Medan Pusat 6677 6648 6648 6648 6648 6654
*) Untuk harga tertimbang cukup diwakili 1 pasar
Tabel 2. Harga Susu Kental Manis Bendera
Bulan Maret 2009 (Rp/Kg)
Pasar Minggu Ke Rata-rata
I III
[1] [2] [3] [4]
1. Pusat 8.000 8.000 8.000 2. Sukaramai 8.000 8.000 8.000 3. Petisah 8.000 8.000 8.000 4. Brayan 7.800 8.000 7.900 5. Aksara 8.000 8.000 8.000
Jumlah 39.800 40.000
Rata-rata Harga 7.960 8.000 7.980
Tabel 3. Harga Susu Kental Manis Indomilk
Bulan Maret 2009 (Rp/Kg)
Pasar Minggu Ke Rata-rata
I III
[1] [2] [3] [4]
1. Pusat 8.000 7.800 7.900 2. Sukaramai 7.800 7.800 7.800 3. Petisah 8.000 8.000 8.000 4. Brayan 7.800 8.000 7.900 5. Aksara 7.500 7.500 7.500
Jumlah 39.100 39.300
Tabel 4. Harga Susu Kental Cap Nona
Bulan Maret 2009 (Rp/Kg)
Pasar Minggu Ke Rata-rata
I II
[1] [2] [3] [4]
1. Pusat 6.500 6.500 6.500 2. Sukaramai 6.500 6.500 6.500 3. Petisah 6.500 6.500 6.500 4. Brayan 5.500 5.500 5.500 5. Aksara 6.500 6.500 6.500
Jumlah 31.500 31.500
Rata-rata Harga 6.300 6.300 6.300
Tabel 5. Harga Rokok Kretek Merk Dji Sam Soe
Bulan Maret 2009 (Rp/Bungkus)
Pasar Harga
[1] [2]
1. Pusat 7.500
2. Sukaramai 9.000
3. Petisah 9.000
4. Brayan 9.000
5. Aksara 9.000
Jumlah 43.500
Rata-rata Harga 8.700
Tabel 6. Harga Rokok Kretek Merk Gudang Garam Merah 12 Batang
Bulan Maret 2009 (Rp/Bungkus)
Pasar Harga
[1] [2]
1. Pusat 6.500
2. Sukaramai 5.500
3. Petisah 5.500
4. Brayan 5.500
5. Aksara 5.500
Jumlah 28.500
Tabel 7. Harga Rokok Kretek Merk Galan
Bulan Maret 2009 (Rp/Bungkus)
Pasar Harga
Harga rata-rata suatu kualitas/merek seperti yang diperoleh dari hasil
penghitungan dengan rumus (2) di atas, bila dibandingkan dengan harga
rata-rata kualitas/merek yang sama pada periode sebelumnya, hasil
tersebut merupakan relatif harga (RH) kualitas periode ke-n. Rumus
umumnya seperti di bawah ini:
4.2.1. Menghitung Relatif Harga (RH) Kualitas
Tabel 8. Relatif Harga Beras, Maret 2009
Tabel 8. Relatif Harga Beras, Maret 2009
Kota Rata-rata Harga (Rp.) Relatif Harga (%)
Juni Juli Juli
[1] [2] [3] [4]
Medan 6.702,20 6.654,00 99,2808
4.2.2. Menghitung Relatif Harga (RH) Komoditas
dimana :
RHni = Relatif harga komoditas i, periode ke-n
RHnij = Relatif harga komoditas i, kualitas j periode ke-n
J = Banyaknya kualitas
Tabel 9. Relatif Harga Susu Kental Manis, Maret 2009
Kwalitas Rata-rata Harga (Rp) Relatip Harga (%)
Juni Juli Juli
[1] [2] [3] [4]
Bendera 7.975 7.980 100,0627
Indomilk 7.820 7.840 100,2558
Cap Nona 6.300 6.300 100,0000
Relatif Harga 100,1062
J
RH
RH
J
j
n ij
n i
Tabel 10. Relatif Harga Rokok Kretek, Maret 2009
Kwalitas Rata-rata Harga (Rp)
Relatif Harga (%)
Juni Juli Juli
[1] [2] [3] [4]
Dji Sam Soe 8700 8700 100,0000 GG. Merah 12 5700 5700 100,0000 Galan 6400 6400 100,0000
Relatif Harga 100,0000
4.3 Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Jenis Barang
Hasil penghitungan relatif harga (RH) periode ke-n, komoditas i
dengan rumus (4) di atas, selanjutnya dikalikan dengan nilai konsumsi
periode sebelumnya komoditas yang sama dan dibagi dengan 100,
maka akan diperoleh nilai konsumsi suatu komoditas i periode ke-n :
dimana :
NKni = NIlai Konsumsi periode ke-n, komoditas i
RHni = Relatif harga periode ke-n, komoditas i
NK(n-1)i= Nilai konsumsi periode ke-(n-1), komoditas i
100
) 1 (n i ni
ni
NK
RH
Tabel 11. Nilai Konsumsi (NK) Kota Medan Maret 2009 bulannya dikirim ke daerah.
NILAI KONSUMSI SUB KELOMPOK, KELOMPOK DAN TOTAL UMUM
Kota : Medan Bulan : Maret 2009
Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai Jenis Barang dan Jasa Konsumsi
[1] [2] [3]
101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya
101001 BERAS 202.577,10 5,6562 22,6027 93,0883 101005 BIHUN 615,22 0,0172 0,0686 0,2827 101007 KETELA POHON 603,44 0,0168 0,0673 0,2773 101010 MIE BASAH 630,97 0,0176 0,0704 0,2899 101011 MIE KERING INSTANT 11.049,71 0,3085 1,2329 5,0776 101018 TEPUNG BERAS 750,36 0,021 0,0837 0,3448 101022 TEPUNG TERIGU 1.391,40 0,0388 0,1552 0,6394
105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya
105003 MAKANAN BAYI 1.772,58 0,0495 0,1978 2,376 105006 SUSU BUBUK 20.764,99 0,5798 2,3169 27,8341 105009 SUSU KENTAL MANIS 5.054,48 0,1411 0,564 6,7752 105011 SUSU UNTUK BALITA 7.751,80 0,2164 0,8649 10,3908 105012 SUSU UNTUK BAYI 5.006,47 0,1398 0,5586 6,7108 105014 TELUR AYAM KAMPUNG 1.016,21 0,0284 0,1134 1,3622 105015 TELUR AYAM RAS 27.894,06 0,7788 3,1123 37,3902 105016 TELUR ITIK 647,04 0,0181 0,0722 0,8673 105018 TELUR PUYUH 734,16 0,0205 0,0819 0,9841 105020 SUSU UNTUK TULANG/MANULA 2.210,33 0,0617 0,2466 2,9628 105022 SUSU CAIR KEMASAN 1.750,52 0,0489 0,1953 2,3465
. . .
203 Tembakau dan Minuman Beralkohol
203002 BIR 1.528,68 0,0427 0,3092 1,1515 203010 ROKOK KRETEK 35.404,45 0,9885 7,1612 26,6686 203011 ROKOK KRETEK FILTER 76.357,51 2,132 15,4448 57,5167 203012 ROKOK PUTIH 19.466,57 0,5435 3,9375 14,6633
Tabel 12 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP
[4] [5] Total Kelompok
Persentase terhadap Nilai Konsumsi Sub Kelompok
4.4. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Sub Kelompok
Penjumlahan dari seluruh nilai konsumsi komoditas yang tercakup
dalam satu sub kelompok, hasilnya merupakan nilai konsumsi sub
kelompok
Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai Persentase terhadap Nilai Konsumsi Jenis Barang dan Jasa Konsumsi Total Kelompok Sub Kelompok
4.5. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Kelompok
Penjumlahan dari seluruh nilai konsumsi sub kelompok yang
tercakup dalam satu kelompok, hasilnya merupakan nilai konsumsi
kelompok
Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai Jenis Barang dan Jasa Konsumsi
[1] [2] [3] [5]
1 BAHAN MAKANAN 896.250,94 25,0242 100,0000
101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 217.618,20 6,0761 24,2809 100,0000 102 Daging dan Hasil-hasilnya 95.009,47 2,6528 10,6008 100,0000 103 Ikan Segar 146.835,72 4,0998 16,3833 100,0000 104 Ikan Diawetkan 24.249,76 0,6771 2,7057 100,0000 105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 74.602,64 2,0830 8,3239 100,0000 106 Sayur-sayuran 71.692,54 2,0017 7,9992 100,0000 107 Kacang - kacangan 22.112,95 0,6174 2,4673 100,0000 108 Buah - buahan 54.696,87 1,5272 6,1029 100,0000 109 Bumbu - bumbuan 97.856,61 2,7323 10,9184 100,0000 110 Lemak dan Minyak 87.355,15 2,4390 9,7467 100,0000 111 Bahan Makanan Lainnya 4.221,03 0,1179 0,4710 100,0000
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
494.389,57 13,8039 100,0000
201 Makanan Jadi 280.557,00 7,8334 56,7482 100,0000 202 Minuman yang Tidak Beralkohol 81.075,36 2,2637 16,3991 100,0000 203 Tembakau dan Minuman Beralkohol 132.757,21 3,7067 26,8528 100,0000
[6] [4]
Tabel 14 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP
4.6. Menghitung Nilai Konsumsi (NK) Umum
Penjumlahan seluruh nilai konsumsi kelompok (7 kelompok),
hasilnya merupakan nilai konsumsi umum
dimana :
Kode Kelompok, Sub Kelompok Nilai
Jenis Barang dan Jasa Konsumsi
[1] [2]
U M U M / T O T A L 3.581.532,80 100,0000
1 BAHAN MAKANAN 896.250,94 25,0242 100,0000 2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK &
TEMBAKAU
494.389,57 13,8039 100,0000
3 PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR
949.623,60 26,5144 100,0000
4 SANDANG 233.957,01 6,5323 100,0000 5 KESEHATAN 130.098,06 3,6325 100,0000 6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH
RAGA
227.317,25 6,3469 100,0000
7 TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN
649.896,37 18,1458 100,0000
[3] [4] [5]
Tabel 15 : PERANAN NILAI KONSUMSI SETIAP JENIS BARANG/JASA TERHADAP
V. MENGHITUNG INDEKS
5.1. Menghitung Indeks Jenis Barang
Nilai konsumsi jenis barang i, periode n dibandingkan dengan nilai
konsumsi jenis barang i, periode dasar
100
5.2. Menghitung Indeks Sub Kelompok
Nilai konsumsi sub kelompok, periode n dibandingkan dengan nilai
konsumsi sub kelompok yang sama, periode dasar
100
5.3. Menghitung Indeks Kelompok
Nilai konsumsi kelompok , periode n dibandingkan dengan nilai
konsumsi kelompok yang sama, periode dasar
……….( 9 )
100
b nb nb
NKo
NK
IHK
dimana :
IHKnb = Indek Harga Konsumen kelompok b, periode ke-n
NKnb = Nilai Konsumsi kelompok b, periode ke-n
Nkob = Nilai Konsumsi dasar kelompok b
5.4. Menghitung Indeks Umum
Nilai konsumsi umum, periode n dibandingkan dengan nilai
konsumsi umum, periode dasar
100
u mu m n u mu m n
u mu m
NKo
NK
IHK
dimana :
IHKumumn = Indek Harga Konsumen umum periode ke-n
NKumumn = Nilai Konsumsi umum, periode ke-n
Nkoumum = Nilai Konsumsi dasar umum
……….( 11 )
Kota : Medan Bulan : Maret 2009
Kode Kelompok, Sub Kelompok Jenis Barang dan Jasa
[1] [2]
U M U M / T O T A L 3214318,22 3581532,80 111,42
1 BAHAN MAKANAN 756135,01 896250,94 118,53
101 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 189994,02 217618,20 114,54
101001 BERAS 178783,90 202577,10 113,31
101005 BIHUN 513,78 615,22 119,74
101007 KETELA POHON 398,10 603,44 151,58 101010 MIE BASAH 523,74 630,97 120,47 101011 MIE KERING INSTANT 8153,26 11049,71 135,53 101018 TEPUNG BERAS 750,36 750,36 100,00 101022 TEPUNG TERIGU 870,88 1391,40 159,77
105 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 60112,21 74602,64 124,11 105003 MAKANAN BAYI 1778,86 1772,58 99,65 105006 SUSU BUBUK 17617,93 20764,99 117,86
105009 SUSU KENTAL MANIS 4406,08 5054,48 114,72
105011 SUSU UNTUK BALITA 6769,53 7751,80 114,51 105012 SUSU UNTUK BAYI 4216,18 5006,47 118,74 105014 TELUR AYAM KAMPUNG 984,20 1016,21 103,25 105015 TELUR AYAM RAS 19418,50 27894,06 143,65 105016 TELUR ITIK 526,86 647,04 122,81 105018 TELUR PUYUH 709,86 734,16 103,42 105020 SUSU UNTUK TULANG/MANULA 2099,69 2210,33 105,27 105022 SUSU CAIR KEMASAN 1584,52 1750,52 110,48
. . .
2 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
463256,70 494389,57 106,72
201 Makanan Jadi 255564,64 280557,00 109,78 .
. .
203 Tembakau dan Minuman Beralkohol 127422,07 132757,21 104,19
203002 BIR 1166,19 1528,68 131,08
203010 ROKOK KRETEK 34013,38 35404,45 104,09
203011 ROKOK KRETEK FILTER 74008,97 76357,51 103,17 203012 ROKOK PUTIH 18233,53 19466,57 106,76
. . .
5.5. Menghitung IHK Gabungan 66 Kota
Setelah menghitung IHK untuk setiap kota, selanjutnya menghitung
IHK gabungan 66 kota atau IHK nasional.
dimana :
1 BANDA ACEH 0,31 114,00
2 LHOKSEUMAWE 0,28 114,63
3 SIBOLGA 0,21 114,95
4 PEMATANG SIANTAR 0,56 112,88
5 MEDAN 4,67 112,80
6 PADANG SIDEMPUAN 0,26 115,52
7 PADANG 1,69 116,08
13 BANDAR LAMPUNG 1,91 119,38
No KOTA PENIMBANG KOTA IHK MARET 2009 (2007 = 100)
[1] [2] [3] [4]
14 PANGKAL PINANG 0,34 118,14
15 BATAM 2,02 111,06
16 TANJUNG PINANG 0,45 117,09
17 JAKARTA 22,49 112,93
48 PALANGKA RAYA 0,36 115,43
5.6. Menghitung Persentase (%) Perubahan IHK
Persentase (%) perubahan IHK atau yang lebih dikenal dengan
inflasi atau deflasi, dapat dihitung dengan membandingkan IHK periode
ke-n dengan IHK periode sebelumnya.
Persentase (%) perubahan IHK per bulan dihitung dengan rumus :
dimana :
In = IHK periode ke-n
In-1 = IHK periode ke-(n-1)
Persentase (%) perubahan IHK menurut tahun kalender ke-n dihitung berdasarkan metode point to point dengan dasar IHK bulan
Desember tahun ke (n-1).
Tabel 18. Persentase Perubahan IHK Serta Tahun Kalender
Kota Medan dan Nasional
5.7. Menghitung Sumbangan/Andil Inflasi/Deflasi
Besarnya nilai perubahan indeks (inflasi/deflasi) yang terjadi setiap
bulan, sesungguhnya merupakan gabungan sumbangan atau andil dari
jenis barang/jasa yang mengalami fluktuasi harga pada bulan yang
bersangkutan. Oleh karena itu, setiap komoditi yang mengalami fluktuasi
harga tersebut dapat diketahui besarnya sumbangan/andil terhadap inflasi
atau deflasi yang terjadi di suatu kota atau secara nasional.
Rumus umum untuk menghitung besarnya andil inflasi adalah :
100
%
n 1 i nini
RH
NK
A
dimana :
Ani = Sumbangan/andil inflasi/deflasi jenis barang i, periode n
[%NK](n-1)i = % NK jenis barang i terhadap total, periode ke n-1
RH ni = RH–100 = % perubahan harga jenis barang i,
periode ke-n
Tabel 19. Andil Komoditas Beras, Susu Kental Manis dan Rokok Kretek
Kota Medan Bulan Maret 2009
Jenis Barang
% NK thd
Total
Juni 2008
RH Maret
2009 RH Andil
[1] [2] [3] [4] [5]
Beras 5,8971 98,6061 -1,3939 -0,0822
Susu Kental Manis 0,1413 100,6835 0,0835 0,0001
Rokok Kretek 0,9978 100,0000 0,0000 0,0000
Persentase Sumbangan Sumbangan Inflasi Kota Perubahan Inflasi Penimbang Gabungan
Harga Perkota Semua Kota
[3] [4] [5] [6] 101001 BERAS 1171 BANDA ACEH 0,6159 0,0298 0,31 0,0001
1174 LHOKSEUMAWE -1,2527 -0,0700 0,28 -0,0002 1271 SIBOLGA 2,9253 0,2221 0,21 0,0005 1273 PEMATANG SIANTAR -1,4696 -0,1077 0,56 -0,0006 1275 MEDAN -1,3939 -0,0822 4,67 -0,0038 1277 PADANG SIDEMPUAN -0,2498 -0,0181 0,26 0,0000 1371 PADANG -1,8860 -0,1300 1,69 -0,0022 1471 PAKANBARU -0,1275 -0,0060 1,70 -0,0001 1473 DUMAI 0,2195 0,0097 0,37 0,0000 1571 JAMBI -3,2148 -0,1721 0,98 -0,0017 1671 PALEMBANG -2,3036 -0,1113 2,96 -0,0033 1771 BENGKULU -0,0691 -0,0038 0,59 0,0000 1871 BANDAR LAMPUNG -2,8849 -0,1767 1,91 -0,0034 1971 PANGKAL PINANG -2,7994 -0,1365 0,34 -0,0005 2171 BATAM -0,1840 -0,0069 2,02 -0,0001 2172 TANJUNG PINANG -0,1581 -0,0069 0,45 0,0000 3100 DKI 1,9353 0,0481 22,49 0,0108 3271 BOGOR 1,1918 0,0667 2,20 0,0015 3272 SUKABUMI -4,5079 -0,2588 0,73 -0,0019 3273 BANDUNG -0,6856 -0,0307 5,38 -0,0017 3274 CIREBON -2,7764 -0,1577 0,78 -0,0012 3275 BEKASI -1,6716 -0,0781 5,26 -0,0041 3276 DEPOK -0,4768 -0,0195 3,76 -0,0007 3278 TASIKMALAYA -5,7961 -0,3783 0,52 -0,0020 3302 PURWOKERTO -5,6278 -0,2967 0,47 -0,0014 3372 SURAKARTA 0,1056 0,0059 1,27 0,0001 3374 SEMARANG -1,4626 -0,0660 3,48 -0,0023 3376 TEGAL -3,2279 -0,1786 0,62 -0,0011 3471 YOGYAKARTA -1,3489 -0,0425 1,03 -0,0004 3509 JEMBER -1,0611 -0,0618 0,71 -0,0004 3529 SUMENEP -1,4022 -0,0872 0,34 -0,0003 3571 KEDIRI -0,9923 -0,0521 0,69 -0,0004 3573 MALANG 0,4116 0,0178 1,77 0,0003 3574 PROBOLINGGO -2,2833 -0,1404 0,46 -0,0006 3577 MADIUN -2,5656 -0,1305 0,43 -0,0006 3578 SURABAYA -1,1933 -0,0429 6,47 -0,0028 3604 SERANG -5,6207 -0,2747 0,74 -0,0020 3671 TANGERANG -0,3349 -0,0157 3,94 -0,0006 3672 CILEGON -0,8454 -0,0455 0,69 -0,0003 5171 DENPASAR 0,7406 0,0352 1,53 0,0005 5271 MATARAM 0,1804 0,0107 0,79 0,0001 5272 BIMA 3,1721 0,2297 0,21 0,0005 5310 MAUMERE 0,1680 0,0147 0,09 0,0000 5371 KUPANG 0,0199 0,0016 0,49 0,0000 6171 PONTIANAK -0,1873 -0,0086 1,05 -0,0001 6172 SINGKAWANG 0,8839 0,0494 0,23 0,0001 6202 SAMPIT 2,3627 0,1112 0,29 0,0003 6271 PALANGKARAYA 0,7050 0,0349 0,36 0,0001 6371 BANJARMASIN 1,7302 0,0849 1,54 0,0013 6471 BALIKPAPAN 0,2102 0,0096 1,11 0,0001 6472 SAMARINDA 0,3975 0,0174 1,31 0,0002 6473 TARAKAN -0,0125 -0,0007 0,36 0,0000 7171 MANADO -0,1440 -0,0108 0,98 -0,0001 7271 PALU -1,9279 -0,1177 0,59 -0,0007 7311 BONE 2,0001 0,1352 0,18 0,0002 7371 MAKASAR 1,0134 0,0478 2,56 0,0012 7372 PARE-PARE -3,1595 -0,1710 0,22 -0,0004 7373 PALOPO 4,0588 0,2392 0,19 0,0005 7471 KENDARI 6,2406 0,3243 0,43 0,0014 7571 GORONTALO -0,2700 -0,0201 0,37 -0,0001 7604 MAMUJU -0,6681 -0,0410 0,06 0,0000 8171 AMBON 0,3085 0,0164 0,42 0,0001 8271 TERNATE 0,0900 0,0045 0,28 0,0000 9105 MANOKWARI 0,5615 0,0322 0,09 0,0000 9171 SORONG 0,1067 0,0068 0,34 0,0000
Jenis Barang
[1] [2]
Persentase Sumbangan Sumbangan Inflasi Kota Perubahan Inflasi Penimbang Gabungan
Harga Perkota Semua Kota
[3] [4] [5] [6]
105009 SUSU KENTAL 1174 LHOKSEUMAWE 0,1086 0,0001 0,28 0,0000 MANIS 1275 MEDAN 0,6835 0,0010 4,67 0,0000 1371 PADANG -0,9905 -0,0010 1,69 0,0000 1571 JAMBI 0,3080 0,0008 0,98 0,0000 1871 BANDAR LAMPUNG 1,0690 0,0040 1,91 0,0001 1971 PANGKAL PINANG -0,3222 -0,0006 0,34 0,0000 2171 BATAM -0,1723 -0,0005 2,02 0,0000 2172 TANJUNG PINANG 2,5003 0,0081 0,45 0,0000 3100 DKI 0,1240 0,0002 22,49 0,0000 3272 SUKABUMI 0,6395 0,0021 0,73 0,0000 3273 BANDUNG -0,2842 -0,0004 5,38 0,0000 3275 BEKASI 0,0675 0,0002 5,26 0,0000 3276 DEPOK 0,0949 0,0003 3,76 0,0000 3278 TASIKMALAYA 0,0439 0,0001 0,52 0,0000 3302 PURWOKERTO 0,1601 0,0003 0,47 0,0000 3372 SURAKARTA 0,0590 0,0001 1,27 0,0000 3374 SEMARANG -0,0841 -0,0001 3,48 0,0000 3376 TEGAL 0,1404 0,0003 0,62 0,0000 3471 YOGYAKARTA 0,0541 0,0001 1,03 0,0000 3571 KEDIRI -0,5707 -0,0008 0,69 0,0000 3574 PROBOLINGGO 0,0748 0,0001 0,46 0,0000 3577 MADIUN 0,0854 0,0001 0,43 0,0000 3578 SURABAYA -0,3066 -0,0002 6,47 0,0000 3604 SERANG -0,4167 -0,0013 0,74 0,0000 3671 TANGERANG 0,2000 0,0009 3,94 0,0000 5171 DENPASAR 0,5696 0,0002 1,53 0,0000 9471 JAYAPURA -0,2440 -0,0008 0,40 0,0000
TOTAL 0,0001
ROKOK KRETEK 1273 PEMATANG SIANTA 2,6944 0,0489 0,56 0,0003 1277 PADANG SIDEMPUA 0,6314 0,0142 0,26 0,0000 2171 BATAM 3,9626 0,0325 2,02 0,0007 3271 BOGOR 0,9143 0,0205 2,2 0,0005 3272 SUKABUMI 2,4109 0,0697 0,73 0,0005 3275 BEKASI 1,3848 0,0174 5,26 0,0009 3278 TASIKMALAYA 0,3005 0,0067 0,52 0,0000 3372 SURAKARTA 0,4237 0,0058 1,27 0,0001 3376 TEGAL 0,7563 0,0206 0,62 0,0001 3471 YOGYAKARTA 0,3653 0,0033 1,03 0,0000 3571 KEDIRI 1,5268 0,0138 0,69 0,0001 3577 MADIUN 0,8909 0,0139 0,43 0,0001
: :
3578 SURABAYA 0,2746 0,0024 6,47 0,0002 3604 SERANG 1,9149 0,0423 0,74 0,0003 3671 TANGERANG 8,5737 0,1017 3,94 0,0040 5271 MATARAM 0,7105 0,0061 0,79 0,0000 6202 SAMPIT 1,9502 0,0165 0,29 0,0000 7311 BONE 2,8847 0,0447 0,18 0,0001 7372 PARE-PARE 2,0222 0,0185 0,22 0,0000 7373 PALOPO 0,8060 0,0074 0,19 0,0000 7571 GORONTALO 5,8780 0,0672 0,37 0,0002 7604 MAMUJU 1,7825 0,0136 0,06 0,0000 9105 MANOKWARI -1,0028 -0,0060 0,09 0,0000
TOTAL 0,0081
(Dibulatkan = 0,00 )
(Dibulatkan = 0,01 )
Jenis Barang
VI. PENGOLAHAN TARIF LISTRIK DAN TARIF PAM
6.1. Penghitungan Tarif Listrik
Salah satu komoditas IHK yang penting adalah tarif listrik yang
respondennya adalah Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) di
masing-masing kota. Tarif yang dimaksud adalah tarif langganan rumahtangga setiap
bulannya. Apabila tidak dapat dinyatakan dalam satuan Watt (VA) sebagai
langganan, hendaknya dicatat tarif dalam satuan KWH (Kilo Watt/Jam).
Golongan rumahtangga yang digunakan dalam penghitungan tarif listrik adalah
golongan pelanggan R1 (450 VA, 900 VA, 1300 VA, dan 2200 VA), R2 (2201
VA) dan R3 (6601 VA).
Sebelum tarif listrik diisi dalam daftar HK-3, terlebih dahulu dihitung tarif
listrik rumahtangga secara umum. Tahapan penghitungannya adalah sebagai
berikut :
a. Hitung biaya-biaya untuk ketiga golongan pelanggan (R1, R2 dan R3)
yang terdiri dari :
- Biaya Beban (BB)
- Biaya Penerangan Jalan Umum (BPJU)
- Biaya pemakaian Blok I (450 VA s.d. 2.200 VA) - Biaya pemakaian Blok II (450 VA s.d. 2.200 VA)
- Biaya pemakaian Blok III (450 VA s.d. 2.200 VA) selebihnya. Biaya pemakaian per Kwh untuk masing-masing kota berbeda.
b. Jumlahkan biaya untuk masing-masing golongan pelanggan. Jumlah
biaya ini merupakan rata-rata jumlah biaya yang dibayarkan oleh
rumahtangga untuk masing-masing golongan pelanggan setiap bulannya.
Hitung penimbang masing-masing golongan pelanggan tarif berdasarkan
banyaknya pelanggan.
c. Hitung rata-rata tertimbang untuk mendapatkan tarif langganan
- Penghitungan tarif listrik dilakukan apabila terjadi perubahaN tarif.
- Dalam penghitungan perubahan tarif, harus diperoleh pula data jumlah pelanggan dan rata-rata pemakaian untuk masing-masing golongan
pelanggan.
Contoh penghitungan tarif listrik
1. R1 (450 VA)
3. R1 (1300 VA)
Daya : 1 300 VA
Jumlah Pelanggan : 560 065 Rt Rata-rata pemakaian : 537 Kwh Biaya Beban =
Jumlah yang dibayarkan Rp. 310 361
4. R1 (2200 VA)
Jumlah yang dibayarkan Rp. 378 680
5. R2 (2201 VA)
6. R3 (6601 VA)
Daya : 6601 VA
Jumlah Pelanggan : 32 002 Rt Rata-rata pemakaian : 1 571 Kwh
Biaya Beban (BB) = 34260
000 1
601 6
= 226 150
Biaya Pemakaian = 1 571 x 621 = 975 591
Rp. 1 201 741
BPJU = 3 % x Rp. 1 201 741 = 36 052
Jumlah yang dibayarkan Rp. 1 237 793
a. Penimbang (W)
Golongan Jumlah Rt W
[1] [2] [3] [4]
R1 450 VA 1 197 754 45,65
900 VA 470 030 17,92
1300 VA 560 065 21,35
2200 VA 250 653 9,55
R2 2201 VA 113 159 4,31
R3 6601 VA 32 002 1,22
Jumlah 2 623 663 100.00
Golongan W Pn Pn x W
[1] [2] [3] [4]
R1 450 VA 45,65 58 102 2 652 356,30
900 VA 17,92 121 592 2 178 928,64
1300 VA 21,35 310 361 6 626 207,35
2200 VA 9,55 378 680 3 616 394,00
R2 2201 VA 4,31 445 714 1 921 027,34
R3 6601 VA 1,22 1237 793 1 510 107,46
Jumlah 100 18 505 021,09
6.2. Penghitungan Tarif PAM
Sebelum tarif PAM diisikan ke dalam daftar HK-3, terlebih dahulu dihitung
untuk mencari tarif PAM rumahtangga secara umum. Tahapan
penghitungannya adalah sebagai berikut;
a. Hitung biaya-biaya untuk golongan pelanggan (II, III A, III B dan IV A)
yang terdiri dari :
Biaya Beban (BB) Pelanggan
Biaya Pemakaian (BP), 0 – 10 m3 dan 11 – 20 m3
Biaya pemakaian selebihnya dari 20 m3 (BPL)
b. Jumlahkan biaya untuk masing-masing golongan pelanggan. Jumlah
biaya ini merupakan rata-rata jumlah biaya yang dibayarkan oleh
rumahtangga untuk masing-masing golongan pelanggan setiap bulannya.
Hitung penimbang masing-masing golongan pelanggan tarif berdasarkan
banyaknya pelanggan.
c. Hitung rata-rata tertimbang untuk mendapatkan tarif langganan
rumahtangga secara umum untuk pengisian ke daftar HK-3.
Catatan :
1. Penghitungan tarif PAM dilakukan apabila terjadi perubahan tarif.
2. Dalam penghitungan perubahan tarif, harus diperoleh pula data jumlah
pelanggan dan rata-rata pemakaian untuk masing-masing golongan
pelanggan. b.
Contoh penghitungan tarif PAM
a. Tarip sebelum ada kenaikan
1. Kelompok II
Jumlah Pelanggan : 46 334 Rt Rata-rata pemakaian : 23,07 m3
Biaya Beban (BB) = 1 660,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00
BPL = 3,07 x Rp. 850,00 = 2 610,00
Jumlah yang dibayarkan Rp. 11 770,00
2. Kelompok III A
Jumlah Pelanggan : 255 409 Rt Rata-rata pemakaian : 20,55 m3
Biaya Beban (BB) = 5 585,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00
BPL = 0,55 x Rp. 1 275,00 = 701,25
Jumlah yang dibayarkan Rp. 26 186,25
3. Kelompok III B
Jumlah Pelanggan : 124 562 Rt Rata-rata pemakaian : 25,379 m3
Biaya Beban (BB) = 5 585,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 995,00 = 9 950,00
BPL = 5,379 x Rp. 1 600,00 = 8 606,40
Jumlah yang dibayarkan Rp. 34 091,40
4. Kelompok IV A
Jumlah Pelanggan : 62 853 Rt Rata-rata pemakaian : 30,92 m3
Biaya Beban (BB) = 9 910,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 660,00 = 16 600,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 660,00 = 16 600,00
BPL = 10,92 x Rp. 2 475,00 = 27 027,00
b. Tarip Baru (ada kenaikan tarif)
1. Kelompok II
Jumlah Pelanggan : 46 334 Rt Rata-rata pemakaian : 23,07 m3
Biaya Beban (BB) = = 1 660,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 375,00 = 3 750,00
BPL = 3,07 x Rp. 850,00 = 2 610,00
Jumlah yang dibayarkan Rp. 11 770,00
2. Kelompok III A
Jumlah Pelanggan : 255 409 Rt Rata-rata pemakaian : 20,55 m3
Biaya Beban (BB) = 6 640,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 350,00 = 10 350,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 330,00 = 13 300,00
BPL = 0,55 x Rp. 1 560,00 = 858,00
Jumlah yang dibayarkan Rp. 31 148,00
3. Kelompok III B
Jumlah Pelanggan : 124 562 Rt Rata-rata pemakaian : 25,379 m3
Biaya Beban (BB) = = 7 550,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 1 335,00 = 13 350,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 1 520,00 = 15 200,00
BPL = 5,379 x Rp. 2 100,00 = 11 296,00
Jumlah yang dibayarkan Rp. 47 396,00
4. Kelompok IV A
Jumlah Pelanggan : 62 853 Rt Rata-rata pemakaian : 30,92 m3
Biaya Beban (BB) = 14 190,00
Biaya Pemakaian 0-10 m3 = 10 x 2 500,00 = 25 000,00 Biaya Pemakaian 11-20 m3 = 10 x 2 500,00 = 25 000,00
BPL = 10,92 x Rp. 3 500,00 = 38 220,00
Penimbang (W)
Golongan Jumlah RT W
II 36334 7,58
III A 255409 53,30
III B 124562 26,00
IV A 62853 13,12
Jumlah 479158 100,00
Golongan W P(n-1) P(n-1) X W Pn Pn X W
II 7,58 11.770,00 89.250,56 11.770,00 89.250,56
III A 53,30 26.186,25 1.395.824,33 31.148,00 1.660.304,02
III B 26,00 34.091,40 886.240,65 47.396,00 1.232.107,27
IV A 13,12 70.137,00 920.014,04 102.410,00 1.343.351,41
Jumlah 100,00 3.291.329,57 4.325.013,25
32.913,30 43.250,13
131,41 Rata-rata Tarif