• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL QUR'AN HADITS MATERI HUKUM NUN SUKUN MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS IV MINU BERBEK SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL QUR'AN HADITS MATERI HUKUM NUN SUKUN MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS IV MINU BERBEK SIDOARJO."

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL-QUR’AN HADITS MELALUI

METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS IV MINU BERBEK

SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

MAS AYU MUSRIFAH NIM. D07211014

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(2)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AL-QUR’AN HADITS MELALUI

METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS IV MINU BERBEK

SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Tarbiyah

Oleh:

MAS AYU MUSRIFAH NIM. D07211014

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Mas Ayu Musrifah, Peningkatan hasil belajar Al-Qur’an Hadits melalui

metode card sort pada siswa kelas IV MINU Berbek Sidoarjo,

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK). Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Skripsi Juli 2015.

Kata kunci: Peningkatan Hasil Belajar, Al-Qur’an Hadits, Metode Card Sort

Penelitian ini di latar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa-siswi kelas IV dalam pelajaran Al-Qur’an Hadits pada materi hukum nun sukun. Di MINU Berbek Sidoarjo, karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam melafalkan, menghafal dan menerapkan hukum nun sukun. Maka perlu diterapkan strategi yang dapat meningkatkan hasil belajar Al-Qur’an Hadits materi hukum nun sukun yaitu dengan menggunakan metode card sort.

Rumusan penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan metode card sort dalam meningkatkan pemahaman materi

hukum nun sukun Hadits di kelas IV MINU Berbek Sidoarjo, (2) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran al qur’an hadits dengan menggunakan metode card sort.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui penerapan metode card sort dalam meningkatkan pemahaman materi hukum nun sukun di kelas IV MINU Berbek Sidoarjo, (2) Mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Al Qur’an Hadits setelah diterapkannya metode card sort

(8)

(9)

DAFTAR ISI

MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

Daftar Isi ... xii

Daftar Tabel ... xv

Daftar Gambar ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tindakan yang diteliti ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Lingkup Penelitian ... 8

F. Manfaaat Penelitian ... 8

G. Definisi Operasional ... 9

H. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

(10)

1. Pengertian Belajar ... 13

2. Pengertian Hasil Belajar ... 13

3. Faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 21

4. Tipe hasil belajar ... 22

B. Metode Card Sort ... 30

1. Pengertian Metode Card Sort ... 30

2. Langkah-Langkah metode Card Sort ... 31

3. Klebihan dan kekurangan metode Card Sort ... 33

4. Contoh Metode Card Sort yang diterapkan ... 34

C. Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits ... 35

D. Peningkatan Hasil Belajar ... 35

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... 38

A. Metode Penelitian ... 38

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian ... 39

C. Variabel yang Diselidiki ... 39

D. Rencana Tindakan ... 40

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 47

F. Indikator Kinerja ... 55

G. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 56

(11)

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 57

1. Data dan Profil Sekolah ... 57

2. Visi dan Misi Sekolah ... 58

3. Data Murid MINU Berbek ... 59

4. Data Guru dan Pengurus Yayasan ... 60

B. Hasil Penelitian ... 60

1. Penerapan Metode Card Sort ... 60

2. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Card Sort... 62

C. Pembahasan ... 100

1. Penerapan Metode Card Sort dalam Meningkatkan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Materi Hukum Nun Sukun ... 100

2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Di MINU Berbek Waru Sidoarjo Setelah Diterapkan metode Card Sort pada Materi Hukum Nun Sukun 101 BAB V PENUTUP ... 104

A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 104

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 42

tabel 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 45

Tabel 3 Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa ... 48

Tabel 4 : Lembar Pengamatan Aktifitas Guru ... 50

Tabel 5 : Hasil Penilaian Lembar Kerja siswa Membaca ayat al qur’an dengan menerapkan hukum nun sukun dengan benar dan fasih ... 52

Tabel 6 : Data Murid MINU Berbek Sidoarjo ... 59

Tabel 7 : Data Guru dan Pengurus yayasan MINU Berbek ... 60

Tabel 8 : Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus I ... 65

Tabel 9 : Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 70

Tabel 10 : Hasil Nilai Pre Test Kelas IV MINU Berbek ... 75

Tabel 11 : Rekapitulasi Hasil pre test ... 76

Tabel 12 : Hasil Penilaian Post Test Siklus I ... 77

Tabel 13 : Rekapitulasi Hasil Penilaian Post Test Siklus I ... 79

Tabel 14 : ... 79

Tabel 15 : Rekapitulasi Hasil Penilaian Diskusi Siklus I ... 81

Tabel 16 : Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II ... 85

Tabel 17 : Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 90

Tabel 18 : Hasil Penilaian Siswa Siklus II ... 94

Tabel 19 : Rekapitulasi Hasil Penilaian Siklus II ... 96

Tabel 20 : ... 96

(13)

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, dimana dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dari individu, karena adanya interaksi antar individu dan individu dengan lingkungannya. “Perubahan” yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun aspek sikap. Dengan demikian proses pembelajaran akan berdampak langsung terhadap keberhasilan pembelajaran.

Fungsi pendidikan al-qur’an bagi guru paling utama adalah memimpin anak-anak membawa ke arah tujuan yang jelas. Guru merupakan pihak yang paling sering dituding sebagai orang yang paling bertangungjawab terhadap kualitas pendidikan. Tudingan seperti itu tidak sepenuhnya benar, mengingat masih banyak sekali komponen pendidikan yang berpengaruh terhadap kualitas pendidikan. Namun, guru merupakan komponen yang paling strategis dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, banyak pihak menaruh harapan besar terhadap guru agama dalam meningkatkan kualitas pendidikan al-qur’an dan hadits.

(15)

untuk kelas IV. Nilai untuk mata pelajaran Al Qur’an Hadist yang dilaksanakan dengan melakukan UTS pada tanggal 2 April 2014 dimana siswa sebanyak 30 siswa, nilai rata-rata yang dicapai siswa hanya 55 dan prosentase keberhasilan 45 .1

Secara umum tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadist adalah agar peserta didik mampu melafalkan, menghafal dan memahami bacaan – bacaan tajwid yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadist sehingga dapat membacanya dengan benar dan fasih serta bisa menjawab soal dengan benar..

Dari tujuan tersebut keterampilan membaca dianggap sebagai hal yang sangat penting untuk bisa membaca Al-Qur’an dengan tajwid yang benar.

Dalam realita menunjukan hal yang berbeda dengan yang diharapkan, kebanyakan peserta didik mengalami kesulitan dalam membaca hukum nun sukun dan mendapatkan nilai yang kurang dalam mencapai ketuntasan belajar pada kompetensi Membaca beberapa ayat Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena kurangnya antusias peserta didik dalam mengikuti pelajaran tersebut, sehingga banyak peserta didik yang tidak memperhatikan dan lebih suka berbicara dengan teman yang lain. Hal ini terjadi karena banyak faktor diantaranya adalah keterbatasan daya fikir peserta didik dalam menerima suatu pelajaran ataupun kurang menariknya metode yang digunakan pendidik dalam menyampaikan materi.

(16)

Sebagian besar wali murid mengeluh terhadap penerapan bacaan qur’an dan nilai mapel al qur’an yang kurang baik dalam penerapan sehari – hari,padahal di MINU Berbek sudah membuat program diniyah sebelum jam pelajaran umum di mulai,yaitu jam 06.30-07.00. Setiap hari di MINU Berbek mewajibkan untuk membaca al Qur’an bersama setelah berdo’a.2

MINU Berbek adalah Madrasah Ibtida’iyah yang sudah berdiri sejak 1986 tahun yang lalu. Sekolah MI ini merupakan MI yang memiliki sarana dan prasarana yang optimal untuk menunjang proses belajar mengajar. Setiap setahun sekali MI ini mengadakan renovasi untuk fasilitas dan gedung yang kurang memadai, seperti perpustakaan tahun ini direnovasi untuk memenuhi standart fasilitas. Fasilitas di MINU Berbek tergolong lengkap dan memadai.

Guru-guru untuk setiap kelas sudah menggunakan guru kelas mulai kelas 1 sampai kelas 6. Perekrutan guru baru sudah terorganisir dan terstruktur dengan baik. Setiap tahun di sekolah ini, mengadakan ujian tes untuk setiap guru. Berdasarkan hasil tes dapat di peroleh kemampuan yang kurang pada guru.

Menurut Nasution, S. 1982, ada beberapa prinsip umum yang berlaku untuk semua guru yang baik, yaitu :

1. Guru yang baik memahami dan menghormati murid. Mengajar adalah suatu hubungan antar manusia. Anak didik adalah manusia penuh yang berhak atas perlakuan yang baik dari guru, agar kelak menjadi warga

(17)

Negara dewasa yang dihormati dan mau menghormati orang lain. Guru yang baik lebih bersifat demokratis yang banyak membicarakan dan mempertimbangkan sesuatu dengan anak didik.

2. Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikan. Dengan pengertian ia harus menguasai bahan itu sepenuhnya, jangan hanya mengenal isi buku pelajaran saja, melainkan juga mengetahui pemakaian dan kegunaannya bagi kehidupan anak dan manusia umumnya. Sedapat mungkin bahan itu berarti dan penting serta fungsional bagi kehidupan anak sekarang dan di kemudian hari.

3. Guru yang baik mampu menyesuaikan metode mengajar dengan bahan pelajaran.

4. Guru yang baik mampu menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan individu anak. Kesanggupan anak dalam berbagai hal berbeda – beda. Biasanya guru mencoba menyesuaikan pelajaran dengan kemampuan rata-rata murid kelas. Bagi anak yang pandai, pelajaran tertentu terlalu mudah sedangkan bagi anak-anak yang lambat, pelajaran itu terlampau sulit. Menyesuaikan pelajaran dengan kemampuan individu berarti bahwa yang haris diperhatikan bukan hanya anak-anak yang lambat saja, tetapi juga anak-anak yang pandai, sehingga setiap anak dapat berkembang sesuai dengan kecakapan dan bakat masing-masing.

(18)

mungkin dicapai melalui aktifitas anak. Dan dalam hal ini guru bertugas membimbing aktifitas itu.

6. Guru yang baik memberi pengertian dan bukan hanya dengan kata-kata belaka. Dengan pengertian lain guru tidak bersifat verbalistik yakni hanya mengenalkan anak terhadap kata-kata saja tetapi tidak dapat menyelami arti dan maksudnya. Anak hafal pelajaran di luar kepala tetapi tidak memahami isinya.

7. Guru menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid. Aktifitas belajar yang murni tidak akan pernah ada tanpa anak-anak mengetahui perlunya atau kegunaan suatu pelajaran bagi dirinya. Anak akan lebih rajin belajar apabila ia mengetahui bahwa dengan belajar ia banyak memperoleh manfaat bagi kehidupannya.

8. Guru merumuskan tujuan yang akan dicapai pada setiap pelajaran yang diberikannya. Semakin jelas tujuan itu semakin bermanfaat pelajaran itu. Pelajaran itu bukan tujuan, akan tetapi alat guna mencapai tujuan. 9. Guru jangan hanya terikat oleh satu textbook saja. Sebab tujuan

mengajar bukanlah mengusahakan agar anak-anak mengenal dan menguasai suatu text-book.

(19)

harus memperhatikan di samping aspek intelektual juga aspek-aspek sosial, emosional estetis, dan etis.3

Jika melihat masalah yang di alami peserta didik kelas IV di MINU Berbek,dengan metode belajar menggunakan card sort adalah salah satu metode yang cocok untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari siswa. Nilai Al Qur’an hadits siswa kelas IV MINU Berbek ini rata – rata masih belum mencapai nilai standard KKM. Oleh karena itu, pembelajaran al qur’an hadits kelas IV di MINU Berbek di harapkan dengan menggunakan metode card sort,siswa dapat memahami materi hukum nun sukun dengan baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan metode card sort dalam meningkatkan pemahaman materi hukum nun sukun di kelas IV MINU Berbek Sidoarjo ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran al qur’an hadist dengan menggunakan metode card sort ?

C. Tindakan yang diteliti

Penelitian ini diawali dengan perekaman data iklim pembelajaran pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist sebelum penerapan metode card sort dilakukan. Perekaman data ini berupa foto kondisi kelas, kumpulan nilai peserta didik, angket iklim pembelajaran yang diisi oleh peserta didik dan sampel guru, observasi, hasil wawancara,. Hal ini dilakukan sebagai

(20)

bahan untuk menentukan alat ukur perubahan iklim belajar pada saat sebelum dan sesudah dilakukan metode card sort. kemudian melakukan 1) perencanaan tindakan (planning) yang terdiri dari membuat rumusan masalah,tujuan ,membuat rencana tindakan dan perangkat pembelajaran, 2) Tindakan dan observasi (action) meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep peserta didik mengamati hasil atau dampak dari diterapkannnya metode card sort, 3) Refleksi peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat, 4) Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) Silabus, (2) RPP (3) Format observasi kegiatan belajar mengajar, berupa lembar pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (4) Membuat alat test/evaluasi.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

(21)

E. Lingkup Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penelitian ini dibatasi pada satu permasalahan saja yaitu penerapan metode card sort untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV MINU Berbek Sidoarjo. Batasan materinya ada pada hukum nun sukun.

F. Manfaaat Penelitian

 Bagi Guru

Dapat dijadikan instropeksi dan motivasi untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Dapat berinovasi dalam mengajar dengan berkreasi dalam pembelajaran Qur’an Hadits

 Bagi Siswa

Untuk meningkatkan semangat belajar dan partisipasi siswa sehingga aktif dalam pembelajaran.

Meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Qur’an hadist.

 Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas pembelajaran Qur’an Hadits ditunjukkan dengan hasil belajar dan uji kompetensi siswa Meningkatkan standar kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran Qur’an Hadits Sebagai bahan masukan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan prestasi hasil belajar.

(22)

Menambah wawasan pengetahuan penulis, sebagai bahan mempersiapkan diri sebagai calon tenaga pendidik.

G. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah penjelasan apa yang dimaksud oleh istilah-istilah inti yang menjadi judul dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul “Peningkatan Hasil Belajar Al-Qur’an Hadits Melalui Metode Card Sort Pada Siswa Kelas IV MINU Berbek Sidoarjo”.

Untuk memudahkan memahami judul di atas, maka peneliti menuliskan secara sederhana dalam definisi operasional di bawah ini: 1. Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang artinya menaikkan. Yang dimaksud peningkatan dalam hal ini adalah menaiknya hasil belajar Al-Qur’an Hadits Materi hukum nun sukun

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.

(23)

Al-Qur’an Hadits adalah pelajaran yang menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, hafalan terhadap surat-surat pendek dalam Al-Qur’an pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.

4. Hukum Nun Sukun

Dalam penelitian ini peneliti menekankan pada materi hukum nun sukun yaitu memahami dan menerapkan hukum bacaan idzhar dan ikhfa’. Idzhar

dan ikhfa’ adalah salah satu bagian bacaan yang ada di dalam ilmu tajwid.

Idzhar artinya bacaan yang terang, jelas dan tampak sedangkan ikhfa’

adalah bacaan yang samar-samar antara idzhar (terang) dengan idgham

(memasukkan pada yang lain) disertai mendengung. 5. Metode Card Sord

Metode Card Sort (mensortir kartu) yaitu suatu metode yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konserp dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. Manfaat metode ini untuk mengaktifkan siswa dalam mempelajari materi yang bersifat konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, dan mereview materi.

(24)

hasil belajar peserta didik materi hukum nun sukun idzhar dan ikhfa’

melalui metode card sort dimana peserta didik akan belajar secara berkelompok setelah mencari teman yang memiliki kertas/kartu yang sama untuk membentuk kelompok dan mendiskusikan materi hukum nun sukun

idzhar dan ikhfa’, kemudian mempresentasikan di depan kelas.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk lebih mempermudah memahami isi dari skripsi penelitian ini, maka peneliti membagi menjadi VI bab, adapun rinciannya sebagai berikut : Bab I: Merupakan bab pendahuluan yang berisi: A. Latar Belakang Masalah, B. Rumusan Masalah, C. Tindakan yang Dipilih, D. Tujuan Penelitian, E. Lingkup Penelitian, F. Manfaat Penelitian, G. Definisi Operasional, H. Sistematika Pembahasan.

(25)

Bab IV: Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi: hasil siklus I dan siklus II

Bab V: Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari

(26)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku. Yang dimaksud dengan pengalaman adalah segala kejadian (peristiwa) yang secara sengaja maupun tidak sengaja dialami setiap orang. Dengan demikian belajar bukan hanya berupa kegiatan mempelajari suatu mata pelajaran di rumah atau di sekolah secara formal, tetapi belajar juga merupakan masalahnya setiap orang. Hampir semua kecakapan, keterampilan, pengetahuan, kebiasaan, kegemaran dan sikap manusia terbentuk, dimodifikasi, dan berkembang karena belajar.4

Ada juga yang mengatakan belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.5

2. Pengertian Hasil Belajar

hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian

4 Ibid.,hlm.43

(27)

terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi.6 Ada juga yang mengatakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.7

Dalam kamus umum bahasa indonesia disebutkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan oleh suatu usaha atau dapat juga berarti pendapat atau perolehan atau buah). Pendapat lain mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai siswa.) Dimyati dan Moedjiono (1994:4), mengatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu intraksi tindak mengajar atau tindak belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan

6 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005),102-103

(28)

belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi tiga macam yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah).

Menurut Bloom seperti yang dikutip Anas Sudijono hasil belajar mencapai tiga kemampuan, yaitu:

1) Ranah proses berfikir (Cognitive Domain)

Kemampuan kognitiv yaitu kemampuan yang berorientasi pada berfikir intelektual dari yang paling sederhana sampai yang kompleks. Penjelasan singkat mengenai tiap aspek sebagaimana diberikan dalam taksonomi Bloom (1956).

(29)

kemampuan ini antara lain : benar-salah, menjodohkan, isian atau jawaban singkat, dan pilihan ganda.

b. Pemahaman

Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar-mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang di komunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Bentuk soal yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda dan uraian. Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu : menerjemahkan, menginterpretasi ( misalnya diberikan suatu diagram, tabel, grafik, dll), mengekstrapolasi. Kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk mengukur kemampuan ini adalah memperhitungkan, memprakirakan, menduga, menyimpulkan, meramalkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik kesimpulan.

c. Penerapan

(30)

ingatan semat-mata. Pengukuran kemampuan ini umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur aspek penerapan antara lain pilihan ganda dan uraian. Kata kerja operasional yang dipakai untuk merumuskan TIK nya adalah : menggunakan, meramalkan, menghubungkan, menggeneralisasikan, memilih, mengembangkan, mengorganisasi, mengubah, menyusun kembali, mengklasifikasikan, menghitung, menerapkan, menentukan, dan memecahkan masalah.

d. Analisis

Siswa dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya. Bentuk soal yang sesuai untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda dan uraian. e. Sintesis

Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. Hasil yang diperoleh dari penggabungan ini dapat berupa : tulisan maupun rencana.

f. Penilaian

(31)

jenjang tertinggi dari aspek kognitif menurut Bloom. Kata kerja operasional untuk merumuskan TIK nya adalah : menafsirkan, menduga, mempertimbangkan, mengevaluasi, menentukan, membandingkan, membakukan, membenarkan, mengkritik, dsb.

2) Ranah Nilai atau Sikap (Affective Domain)

Kemampuan Affektif yaitu kemampuan yang berorientasi pada perasaan dan emosi.

Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan.

• Menerima : jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli khusus (kegiatan dalam kelas, music, baca buku, dsb).

• Menjawab : kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnyadengan salah satu cara. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab (misalnya secara sukarela membaca tanpa ditugaskan) atau kepuasan dalam menjawab (misalnya membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan ).

(32)

penerimaan nilai (ingin memperbaiki keterampilan kelompok) sampai ke tingkat komitmen yang lebih tinggi (menerima tanggungjawab untuk fungsi kelompok yang lebih efektif). • Organisasi : tingkat ini berhubungan dengan menyatukan

nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan konflik di antara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk suatu system nilai yang konsisten secara internal.

• Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai : pada jenjang ini individu memiliki sitem nilai yang mengontrol tingkah lakunyauntuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk karakteristik “pola hidup”. Jadi, tingkah lakunya menetap, konsisten, dan dapat diramalkan. Hasil belajar meliputi sangat banyak kegiatan, tapi penekanan lebih besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu menjadi ciri khas atau karakteristik siswa.

3) Ranah Keterampilan (Psychomotoric Domain)

Kemampuan Psikomotor yaitu kemampuan yang berhubungan dengan anggota badan yang memerlukan koordinasi dengan syaraf dan otak yang didukung oleh perasaan dan mental.

(33)

neuromuscular. Maka, kata-kata kerja operasional yang dapat dipakai adalah :

 Keterampilan motorik : memperlihatkan gerak, menunjukkan hasil (pekerjaan tangan), menggerakkan, menampilkan, melompat,dsb.

 Manipulasi benda-benda : menyusun, membentuk, memindahkan, menggeser, mereparasi, dsb.

 Koordinasi neuromuscular, menghubungkan, mengamati, memotong, dsb.8

Menurut Gagne ada 5 kemampuan yang dikatakan sebagai hasil belajar, yaitu9:

a) Keterampilan intelektual: kemampuan seseorang dalam memahami suatu materi yang telah diajarkan sesuai dengan pengalamannya.

b) Strategi kognitif: kemampuan seseorang untuk mengingat, memahami serta berfikir dalam belajar.

c) Informasi verbal: seseorang belajar menjelaskan dari suatu pengalaman yang telah dilakukan.

d) Sikap keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu tindakan.

e) Ketrampilan motorik: seseorang belajar dengan melakukan suatu gerakan pada proses belajarnya.

8 Daryanto, “Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta : RINEKA CIPTA,1999),hlm.103-114

(34)

3. Faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar). Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar). Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan pembentukan sikap.

Sedangkan menurut Munadi Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal:10 a) Faktor Internal

1) Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam menerima materi pelajaran.

(35)

2) Faktor Psikologis. Setiap indivudu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.

b) Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengurhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.

Faktor Instrumental. Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.

4. Tipe hasil belajar

Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar tersebut.11

(36)

a) Tipe Hasil Belajar Bidang Kognitif

Menurut taksonomi Bloom, maka jenjang yang perlu dilakukan dalam prose kognitif ada enam tahapan, yaitu mengukur atau melihat pencapaian dari hal-hal berikut:

1) Tingkat pengetahuan hafalan

Pengetahuan hafalan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata “knowledge” dari Bloom. Cakupan dalam pengetahuan hafalan termasuk pula pengetahuan yang sifatnya faktual, di samping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus, dan lain-lain.

(37)

belajar ini antara lain: menyebutkan, menjelaskan kembali, menunjukkan, menuliskan, memilih, mengidentifikasi, mendefinisikan.

2) Tingkat komprehensif

Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep. Ada tig macam pemahaman yang berlaku umum:

a. Pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Misalnya, memahami kalimat bahasa Inggris ke dalam bahas Indonesia, mengartikan lambang Negara, dan lain-lain

b. Pemahaman penafsiran, yakni memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.

c. Pemahaman ekstrapolasi, yakni kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu, atau memperluas wawasan.

(38)

3) Kemampuan melakukan aplikasi

Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan, dan mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru. Misalnya, memecahkan persoalan dengan menggunakan rumus tertentu, menerapkan suatu dalil atau hukum dalam suatu persoala n.jadi, dalam aplikasi harus ada konsep, tori, hukum, rumus. Dalil hukum tersebut, diterapkan dalam pemecahan suatu masalah (situasi tertenu). Dengan perkataan lain, aplikasi bukan keterampilan motorik tapi lebih banyak keterampilan mental.

Tingkah laku operasional untuk merumuskan tujuan instruksional biasanya menggunakan kata-kata: menghitung, mmecahkan, mendemonstrasikan, dan lain-lain

4) Kemampuan melakukan analis

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti, atau mempunyai tingkatan atau hirarki. Analisis merupakan tipe hasil belajar sebelumnya, yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi.

(39)

menguraikan, memecahkan, membuat diagram, memisahkan, dan lain-lain.

5) Kemampuan melakukan sintesis

Sintesis adalah lawan analisis. Bila pada analisis tekanan pada kesanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis adalh kesanggupan menyatukan unsure atau bagian menjadi satu integritas.

Sudah barang tentu sintesis memerlukan kemampuan hafalan, pemahaman, aplikasi, dan analisis. Pada berpikir sintesis adalah berpikir devergen sedangkan berpikir analisis adalah berpikir konvergent. Dengan sintesis dan analisis maka berpikir kreatif untuk mnemukan sesuatu yang baru (inovatif) akan lebih mudah dikembangkan. Beberapa tingkah laku operasional biasanya tercermin dalam kata-kata: mengkategorikan, menggabungkan, menghimpun, dan lain-lain.

6) Kemampuan melakukan evaluasi

(40)

b) Tipe Hasil Belajar Bidang Afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan, bhwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Tipe hasil belajar afektif tampak ppada siswa dalam berbagai tingkah laku seperi perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, dan lain-lain.

Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkatan tersebut dimulai tingkat yang dasar sampai tingkatan yang kompleks.

1) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari lur. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya

(41)

4) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi dari pada sistem nilai.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Di sini termasuk keseluruhan niai dan karakteriistinya.

c) Tipe Hasil Belajar Bidang Psikomotorik

Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan keterampilan yakni:

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

3) Kemempuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, ketepatan

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dai keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks

(42)

Suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah hal – hal berikut :

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok.

Penilaian keberhasilan

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut :

1. Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut.hasil tes ini di manfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

2. Tes Subsumatif

(43)

untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar diperhitungkan dalam menentukan nilai rapot. 3. Tes Sumatif

Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat atau sebagai ukuran mutu sekolah.12

B. Metode Card Sort

1. Pengertian Metode Card Sort

Metode Card Sort (Mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran.13

Metode ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang jenuh dan bosan.Gerakan fisik yang

12 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,”Strategi Belajar Mengajar”,(Jakarta: RINEKA

CIPTA,1997),hlm.120-121

(44)

dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir kelas yang jenuh dan bosan.14

2. Langkah-Langkah metode Card Sort

Adapun langkah-langkah penerapan metode card sort antara lain:

a. Bagikan kertas yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu secara acak.

b. Tempelkan kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas.

c. Mintalah peserta didik untuk mencari temanya yang memiliki kertas/ kartu yang berisi tulisan yang sama untuk membentuk kelompok dan mendiskusikannya.

d. Mintalah mereka untuk mempresentasikannya.15

Sedangkan Menurut Dedi Wahyudi Penerapan strategi (metode) belajar

card sort dengan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan, sebagai berikut: a. Langkah pertama, guru membagikan selembar kartu kepada setiap

siswa dan pada kartu tersebut telah dituliskan suatu materi. Kartu tersebut terdiri dari kartu perhuruf.

b. Langkah kedua, siswa diminta untuk mencari teman (pemegang kartu) yang sesuai dengan masalah yang ada pada kartunya untuk satu kelompok.

14Hisyam, Zaini, "Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi", (Yogyakarta: PT.CTSD, 2002),

hlm.30

(45)

c. Langkah ketiga, siswa akan berkelompok dalam satu mufrodat atau masalah masing-masing.

d. Langkah keempat, siswa diminta untuk menempelkan di papan tulis bahasan yang ada dalam kartu tersebut berdasarkan urutan urutan bahasannya yang dipegang kelompok tersebut.

e. Langkah kelima, seorang siswa pemegang kartu dari masing masing kelompok untuk menjelaskan dan sekaligus mengecek kebenaran urutan per-huruf dalam satu mufrodat.

f. Langkah keenam, bagi siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasan atau materi pelajaran tersebut, diberi hukuman dengan mencari judul bahasan atau materi yang sesuai dengan kartu yang dipegang.

g. Langkah ketujuh, guru memberikan komentar atau penjelasan dari permaianan tersebut.

Tujuan dari strategi dan metode belajar menggunakan card sort ini adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari siswa.

Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan metode card sort antara lain :

a. Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut b. Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama

(46)

d. Kartu-kartu tersebut terdiri dari “beberapa bahasan” dan dibuat dalam jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa,

e. Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan telah dipelajari oleh siswa. Metode ini dapat mengaktifkan siswa yang kelelahan. Metode dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam mempelajari materi yang bersifat konsep, karakteristik klasifikasi,fakta,dan mereview materi.

3. Klebihan dan kekurangan metode Card Sort

Kelebihan metode Card Sort:

1) Peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran.

2) Peserta didik dapat mengungkapkan pandangan yang berbeda sesuai dengan apa yang mereka miliki.

3) Peserta didik bisa saling menghormati terhadap perbedaan pandangan dalam menghadapi suatu masalah.

4) Peserta didik yang Pro dan Kontra dapat menyamakan persepsi terhadap suatu masalah.

5) Pendidik dapat mengetahui karakter siswa yang berfariatif. Kelemahan metode Card Sort

1) Siswa yang kurang pandai akan semakin sulit menyesuaikan dengan kelompoknya.

(47)

3) Apabila pendidik kurang cermat akan menyita banyak waktu dan materi tidak akan tuntas.

4. Contoh Metode Card Sort yang diterapkan

Kertas karton yang di tempel di papan

Kartu yang di bagikan kepada siswa

ta’ Tsa’ Jim Dal dzal Sin

Ya’ Nun Mim Wawu Ya’ Wawu

Lam Ro’ Lam Ro’ Ro’ Lam

Hamzah Ha’ Ain Ghain Kho’ Hak

Ba’ Syin Mim Hamzah Shot Nun

IDZHAR

IDGHOM BI GHUNNAH

IDGHOM BILA

GHUNNAH & IQLAB

(48)

Setiap siswa mendapatkan satu kartu dan mencari kelompoknya dengan hukum nun sukun atau tanwin yang bertemu dengan huruf yang di pegangnya. Setiap kelompok menjelaskan hukum yang di perolehnya. Apabila ada siswa yang salah dalam mencari kelompoknya, mendapat hukuman membaca surah al ‘adiyat di depan teman temannya.

C. Mata Pelajaran Al Qur’an Hadits

Materi yang akan di teliti adalah hukum nun sukun.

Hukum nun sukun ada 5 :yaitu idghom bighunnah, idghom bila ghunnah, iqlab, idhar halqi dan ikhfa’ haqiqi.

1. Idghom bighunnah adalah hukum bacaan apabila ada nun sukun/tanwin bertemu dengan huruf 4 yaitu ya’, nun, mim, wawu di lain kalimat.

2. Idghom bila ghunnah adalah apabila ada nun sukun/tanwin bertemu dengan lam dan ro’.

3. Iqlab adalah apabila ada nun sukun/tanwin bertemu dengan huruf ba’. 4. Idzhar halqi adalah apabila ada nun sukun/tanwin bertemu dengan

huruf halaq ( hamzah, kha’, kho’, ain, ghain, ha’ )

5. Ikhfa’ haqiqi adalah apabila ada nun sukun /tanwin bertemu dengan huruf 15 ( ta’, tsa’, jim, dal, dzal, zai, sin, syin, shod, dho’, tho’ dzo’, fa’, qof, kaf)

D. Peningkatan Hasil Belajar

(49)

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Beberapa pengertian belajar dapat dilihat sebagai berikut:

1. Belajar adalah perubahan dalam kepribadian yang manifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, pengetahuan dan kecakapan.

2. Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan pengetahuan dan sikap baru.

3. Belajar adalah proses munculnya atau berubahnya suatu perilaku karena adanya respons terhadap suatu situasi.

4. Belajar adalah perubahan perilaku yang relative menetap sebagai hasil dari pengarahan.

Menurut William Burton seperti yang dikutip oleh Oemar Hamalik menyimpulkan tentang prinsip-prinsip belajar, antara lain:

1)Proses belajar ialah pengalaman, berniat, mereaksi, dan melampaui (under going).

2)Proses melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

3)Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid.

(50)

5)Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan.

6)Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual dikalangan murid-murid. 7)Proses belajar berlangsung secara efektif dari

pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil.

8)Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.

9)Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari pelbagai prosedur.

10) Hasil -hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.

11) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.

(51)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment)

yang sengaja dimunculkan.16 Penelitian Tindakan Kelas juga memiliki peran yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. PTK Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilan. Sedangkan PTK diimplementasikan dengan benar benar, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK.17

Pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik observasi, wawancara,dan documenter. Teknik observasi digunakan untuk menggali berbagai kejadian, peristiwa, keadaan, tindakan yang berkaitan dengan system yang berlangsung pada proses pembelajaran di kelas. Jadi observasi dipakai untuk menggali data yang terlihat, terdengar atau terasakan dimana

(52)

kesemuanya di pandang sebagai suatu hamparan kenyataan yang mungkin saja di angkat sebagai aspek penting terkait dengan system pembelajaran di sekolah.

Model yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada tahun 1998.

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada siswa – siswi kelas IV MINU Berbek yang berjumlah 30 anak,dengan 17 perempuan dan 13 laki – laki yang bertempat di Berbek Waru Sidoarjo pada mata pelajaran Al Qur’an Hadist. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan pada saat proses belajar mengajar Qur’an hadist berlangsung sehingga tidak ada waktu khusus. Hal ini, dilakukan agar tidak mengganggu kegiatan belajar di MINU Berbek Waru Sidoarjo.

C. Variabel yang Diselidiki

Variabel dalam penelitian ini ada dua macam yaitu :

 Variabel input-output

Variabel input dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MINU Berbek dan outputnya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran qur’an hadist.

 Variabel proses

(53)

D. Rencana Tindakan

Rencana tindakan dalam penelitian ini mengikuti siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart digambarkan dengan diagram alur berikut ini.

1. Siklus I

Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Rafi′uddin, 1996)

penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus spiral berikutnya.

(54)

melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Refleksi awal

Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situasi yang relevan dengan tema penelitian. Peneliti bersama timnya melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasar rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah selesai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari penelitian.

2. Penyusunan perencanaan

(55)

fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.

3. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program yang optimal. Di bawah ini adalah RPP selama pembelajaran dalam siklus I

Tabel 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Waktu Kegiatan

5 Menit Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam

2. Sebelum memulai pelajaran guru bersama peserta didik

membaca do’a

3. Guru mengecek kehadiran peserta didik

4. Guru melakukan appersepsi dan mengaitkan

pembelajaran kemarin dengan pembelajaran yang akan

di sampaikan

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

60 Menit Kegiatan Inti

1. Guru memberikan soal pre test untuk mengukur

pengetahuan siswa materi hukum nun sukun

(56)

satu kartu pada setiap siswa. Masing-masing siswa

mencari kelompoknya dengan mencocokkan hukum nun

sukunnya sesuai dengan huruf yang ada di kartunya.

setiap kelompok beranggotakan 5 orang dan setiap

kelompok diberi tugas diskusi satu bahasan materi yang

ada pada kartu kelompok masing-masing,

3. Kemudian guru memberikan informasi jika kelompok

mendapat materi idzhar, maka yang harus dicari oleh

masing-masing kelompok, yaitu pengertian idzhar, huruf

idzhar, hukum idzhar dan contoh bacaan idzhar

(dikerjakan tanpa melihat buku panduan) begitupun

sebaliknya dengan kelompok yang mendapat materi

ikhfa’ dst.

4. Kemudian masing-masing kelompok diberikan waktu 15

menit untuk merencanakan dan mempersiapkan

presentasinya,

5. Perwakilan satu siswa dari kelompok yang telah

ditunjuk oleh guru mempresentasikan materi di depan

teman yang lain

6. Guru bersama siswa memberikan applause pada setiap

kelompok yang selesai presentasi

7. Kemudian masing-masing kelompok diperkenankan

untuk memberi tanggapan dan bertanya pada kelompok

yang presentasi

8. Guru memberikan penguatan terhadap materi hukum

nun sukun yang telah dipelajari

9. Setelah diskusi Siswa diberi tugas untuk mengerjakan

soal post test berkaitan materi hukum nun sukun

5 Menit Kegiatan Penutup

1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

materi hukum nun sukun

2. Guru menyampaikan sedikit materi pembelajaran yang

(57)

3. Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan

membaca do’a dan mengakhiri dengan salam

4. Observasi (pengamatan)

Kegiatan observasi dalam PTK dapat disejajarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

5. Refleksi

(58)

dipandang sebagai suatu siklus. Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahan yang perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh para guru di sekolah pada umumnya berdasar pada model (2) ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang.

2. Siklus II

Rencana dalam pelaksanaan siklus II

tabel 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Waktu Kegiatan

5 Menit Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengucapkan salam

2. Sebelum memulai pelajaran guru bersama peserta didik

membaca do’a

3. Guru mengecek kehadiran peserta didik

4. Guru melakukan appersepsi dan mengaitkan

pembelajaran kemarin dengan pembelajaran yang akan

di sampaikan

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

60 Menit Kegiatan Inti

1. Guru memberikan tes lisan pada siswa yang ditunjuk

untuk mengukur pengetahuan dan hafalan siswa materi

hukum nun sukun

2. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok dengan membagikan

satu kartu pada setiap siswa. Masing-masing siswa

mencari kelompoknya dengan mencocokkan hukum nun

sukunnya sesuai dengan huruf yang ada di kartunya.

(59)

kelompok diberi tugas diskusi satu bahasan materi yang

ada pada kartu kelompok masing-masing,

3. Kemudian guru memberikan informasi jika kelompok

mendapat materi idzhar, maka yang harus dicari oleh

masing-masing kelompok, yaitu pengertian idzhar, huruf

idzhar, hukum idzhar dan contoh bacaan idzhar

(dikerjakan tanpa melihat buku panduan) begitupun

sebaliknya dengan kelompok yang mendapat materi

ikhfa’ dst.

4. Siswa yang salah memilih kelompok akan diberi

hukuman untuk membacakan surat al-‘adiyat

5. Kemudian masing-masing kelompok diberikan waktu 15

menit untuk merencanakan dan mempersiapkan

presentasinya,

6. Perwakilan satu siswa dari kelompok yang telah

ditunjuk oleh guru mempresentasikan materi di depan

teman yang lain

7. Guru memberikan reward berupa bintang pada setiap

kelompok yang selesai presentasi

8. Kemudian masing-masing kelompok diperkenankan

untuk memberi tanggapan dan bertanya pada kelompok

yang presentasi

9. Guru memberikan penguatan terhadap materi hukum nun

sukun yang telah dipelajari

10. Setelah diskusi Siswa diberi tugas untuk mengerjakan

soal post test berkaitan materi hukum nun sukun

5 Menit Kegiatan Penutup

1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

materi hukum nun sukun

2. Guru menyampaikan sedikit materi pembelajaran yang

akan diajarkan pada pertemuan selanjutnya

(60)

membaca do’a dan mengakhiri dengan salam

E. Data dan Cara Pengumpulannya

Tehnik pengumpulan data dalam PTK ini adalah; observasi, wawancara, dan diskusi. Tenik yang pertama adalah Observasi, observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa dan implementasi metode Card Sort dalam PBM; kedua adalah Wawancara, yaitu untuk meraih data dengan cara memberikan pertanyaan lisan dan memerlukan jawaban lisan; Ketiga adalah Diskusi, diskusi dilakukan antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus dalam PTK Alat Pengumpulan data pada PTK kali ini adalah:

1. Observasi/pengamatan

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu18

(61)

Contoh : Lembar Pengamatan Siswa

Tabel 3

Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa Nama Sekolah : MINU Berbek

Mata Pelajaran : Al – Qur’an Hadits Kelas / Semester : IV / II (genap) Hari / Tanggal : Senin, 4 Mei 2015

Hasil pengamatan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan strategi kontekstual

No Indikator / Aspek Yang Diamati

Pengamat

Skor Skor Penilaian

1 2 3 1. Siswa merespon apersepsi/motivasi yang

diberikan oleh guru. √

2 2. Siswa mendengarkan saat tujuan pembelajaran

disampaikan. √ 2

3. Siswa memusatkan perhatian pada materi

pembelajaran yang dipelajari. √ 2

4. Siswa antusias ketika diperkenalkan dan dijelaskan oleh guru cara membaca hukum-hukum nun sukun

√ 2

5. Siswa mempraktekkan bacaan idzhar halqi dan

ikhfa’ haqiqiq.. √ 3

6. Siswa mengerjakan dengan tertib lembar kerja

kelompok. √ 2

7. siswa mempraktekkan bacaan hokum nun

sukun di depan kelas. √ 2

8. Siswa memberi tanggapan saat guru mengecek

pemahaman. √ 3

9. Siswa mengerjakan dengan tertib saat dilaksanakan tes evaluasi tertulis perorangan oleh guru.

√ 3

10. Siswa merespon kesimpulan materi

(62)

Skor perolehan 23 Persentase = x 100 = x 100 = 76

Skor Maksimal 30 76 %

Keterangan:

Pengisian Lembar Observasi Guru dengan memberi tanda Checklist (√) 1 : Jika aktivitas siswa sangat kurang.

2 : jika aktivitas siswa cukup. 3 : jika aktivitas siswa sangat baik.

Skor perolehan 4 : Persentase = x 100

Skor Maksimal

Sidoarjo, … Juni 2015 Peneliti

Mas Ayu Musyrifah

(63)

Contoh : Lembar Pengamatan

Tabel 4 :

Lembar Pengamatan Aktifitas Guru

Nama Sekolah : MINU Berbek Mata Pelajaran : Al – Qur’an Hadits Kelas / Semester : IV / II (genap) Hari / Tanggal : Senin, 4 Mei 2015 Hasil Checklist Aktivitas Guru

No Kegiatan Skor

1 2 3 4 1 Membuka pelajaran

a.Menarik perhatian b.Menimbulkan motivasi

b.Menunjukkan kaitan dengan materi c.Menyampaikan tujuan

2 Penguasaan materi ajar

a.Orientasi, motivasi, dan bahasa(sederhana dan jelas).

b.Sistematika dan variasi penjelasan. c.Kevakuman materi terhadap kompetensi. d.Keluasan materi ajar.

3 Strategi yang digunakan

a.Kesesuaian strategi dengan indikator pembelajaran.

b.Kesesuaian strategi dengan karakter peserta didik. c.Kesesuaian strategi dengan karakter materi ajar. d.Variasi strategi.

4 Performance

a.Suara intonasi, nada, dan irama. b.Posisi dan gerakan guru.

c.Pola interaksi perhatian pada siswa. d.Ekspresi roman muka.

5 Media, bahan, sumber pembelajaran(MBSP)

a.Kesesuaian MBSP dengan indikator pembelajaran.

b.Kesesuaian MBSP dengan karakter materi ajar. c.Kesesuaian MBSP dengan karakter peserta didik. d.Variasi MBSP

(64)

a.Pertanyaan jelas dan konkrit.

b.Pertanyaan memberikan waktu berfikir. c.Pemerataan pertanyaan pada siswa. d.Pertanyaan sesuai indikator kompetensi. 7 Reinforment(memberi penguatan)

a.Penguatan verbal. b.Penguatan non verbal. c.Variasi penguatan. d.Feed back.

8 Menutup pembelajaran

a.Memberi reward / penghargaan pada siswa. b.Menarik kesimpulan.

c.Memberi dorongan psikologis. d.Mengevaluasi. 4 : jika lengkap empat butir

Skor perolehan 5: Prosentase = x 100

Skor Maksimal

…, Juni 2014 Peneliti

(65)

Contoh : Diplay Data Hasil Kerja Siswa Tabel 5 :

Hasil Penilaian Lembar Kerja siswa Membaca ayat al qur’an dengan menerapkan hukum nun sukun dengan benar dan fasih

Nama Sekolah : MINU Berbek Mata Pelajaran : Al – Qur’an Hadist Kelas / Semester : IV / II (genap) Hari / Tanggal :

No Nama

Nilai per aspek

(66)

(67)

Secara umum yang dimaksud wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah dilakukan.19

Untuk meraih data wawancara ini dengan cara memberikan pertanyaan lisan dan memerlukan jawaban lisan. Yaitu dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan kepada siswa tentang hukum nun sukun pada surat al bayyinah sebelum dan sesudah metode card sort dilakukan.

3. Tes

Tes merupakan seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang menjadi dasar bagi penetapan angka.20

Tes dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa setelah diterapkan metode card sort serta tingkat pemahaman dalam menerapkan hukum bacaan nun sukun.

(68)

4. Diskusi

Dalam diskusi ini peneliti dengan guru mapel al qur’an hadist merefleksi hasil siklus dalam PTK.

F. Indikator Kinerja

Untuk menentukan keberhasilan dari penelitian ini apabila adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar . Untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran maka jumlah nilai dirata – ratakan. Rumus rata-rata yang digunakan yaitu dengan rumus : X = �����ℎ�����

�����ℎ � ��

Untuk memberikan nilai pada hasil keaktifan peneliti memberi penilaian sebagai berikut :

A. Untuk nilai 4 cukup baik B. Untuk nilai 3 baik

C. Unruk nilai 2 cukup D. Untuk nilai 1 kurang

Dalam memberikan nilai post- test, peneliti menggunakan acuan : A.Untuk score 81 s/d 100 : lulus dengan predikat baik

B.Untuk score 65 s/d 80 :lulus dengan predikat cukup C.Untuk nilai kurang dari 45: Tidak lulus.

(69)

G. Tim Peneliti dan Tugasnya

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, penulis sebagai guru berkolaboratif dengan guru mapel qur’an hadist kelas IV MINU Berbek Waru Sidoarjo.

1. Pembimbing

a. Nama lengkap : H Mas Fatih Aziz

b. Jabatan : Guru Al-qur’an Hadits kelas IV

c. Tugas :

1) Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan kegiatan 2) Menyusun persiapan KBM

3) Bertanggung jawab dalam semua jenis kegiatan

1. Peneliti

a. Nama lengkap : Mas Ayu Musrifah

b. NIM : D07211014

c. Fakultas/jurusan : FTK/PGMI d. Perguruan tinggi : UINSA Surabaya

e. Tugas :

1) Menyusun perencanaan pembelajaran 2) Menyusun laporan observasi

(70)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Data dan Profil Sekolah

Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Berbek

No. Statistik Madrasah : 111235150193 Akreditasi Madrasah : A

Alamat Lengkap Madrasah : Jl. / Desa : Jln. Brigjen Katamso No. 157 Berbek

Kecamatan : Waru Kabupaten : Sidoarjo Provinsi : Jawa Timur No. NPWP Madrasah : 02.392.065.5-617.000

Nama Kepala Madrasah :. H. Khoirul Anam.S. Ag

Nama Yayasan : Pengurus MI Nahdlatul Ulama MINU Berbek

Alamat Yayasan : Jl. Brigjen Katamso No. 157 Berbek Waru Sidoarjo

(71)

Luas Tanah : 1489 M2

Status Bangunan : Yayasan Luas Bangunan : 868 M2

Profil dari MINU Berbek adalah memberikan pendidikan yang terbaik bagi siswa-siswi baik dalam hal keagamaan maupun dalam pengetahuan umum. Di MINU Berbek para guru ingin membentuk agar siswa-siswi terampil baik dibidang keagamaan maupun bidang pengetahuan umum, oleh karena itu para dewan guru berusaha untuk menyiapkan anak didik agar mengenal dan memahami kaidah agama dan praktik keagamaan langsung, seperti cara berwudhu, sholat yang benar, dan tata cara untuk merawat jenazah. Kemudian para guru juga memberikan pelatihan yang bersifat menggali kemampuan siswa seperti diadakan outbond, banjari, qiro’ah, study tour, dan praktik keagamaan secara langsung.

2. Visi dan Misi Sekolah

Dalam meningkatkan mutu, di MINU Berbek Waru Sidoarjo mempunyai bebepa visi dan misi sebagai berikut:

Visi

UNGGUL DALAM PRESTASI IMTAQ DAN IPTEK

Misi

1. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran & Bimbingan secara berkualitas

(72)

3. Mendorong & Membantu setiap siswa untuk mengenali Potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara Optimal

4. Menumbuhkan Semangat Beramal sesuai Ilmu yang Diperoleh. 5. Menumbuhkan semangat Berakhlakul Karimah

6. Membiasakan siswa Berperilaku Islami

3. Data Murid MINU Berbek

Adapun data murid tahun 2014-2015 dari kelas I-VI di MINU Berbek Sidoarjo sebagai berikut:

Tabel 6 :

Data Murid MINU Berbek Sidoarjo

1. Data Siswa Dalam Tiga Tahun Terakhir

(73)

4. Data Guru dan Pengurus Yayasan

Adapun data guru dan pengurus yayasan di MINU Berbek sebagai berikut:

Tabel 7 :

Data Guru dan Pengurus yayasan MINU Berbek

No. Nama Jabatan

1. K.H. Mas Darda’ Djazuli Ketua Yayasan

2. Drs.H.Samsul Anam, M.Pdi Sekretaris Yayasan

3. H. Ach. Rifa’i, SE, M.M.Kes Bendahara Yayasan

4. H. Choirul Anam, S. Ag. Kepalah Madrasah

5. Heri Soenarto, S. pd. Bendahara Madrasah

6. Siti Aminah, S.Pd. Guru Kelas I

7. Dra.Hj. Siti Hajar Guru Kelas II

8. M. Anwar Hariyadi, S.pd. Guru Kelas III

9. Lilik Afifah, S.Pd. Guru Kelas IV

10. Moh. Mahin, S.Pd. Guru Kelas V

11. Budiono, S.Pd. Guru Kelas VI

12. H. Mas Fatih Aziz Guru Al- Qur’an Hadits

13. Abdul Mughni, S.Pd. I Guru Aqidah Akhlaq

14. Fitri Amaliyah Pembina Pramuka

B. Hasil Penelitian

1. Penerapan Metode Card Sort

(74)

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas yang bersangkutan, yakni Bapak H. Mas Fatih Aziz mengenai pelaksanaan pembelajaran, strategi pembelajaran atau media pembelajaran yang digunakan waktu pembelajaran Al-Qur’an Hadits dan hasil belajar siswa kelas IV MINU Berbek Waru Sidoarjo pada materi hukum nun sukun, dapat dijelaskan bahwasanya pada setiap pelaksanaan proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits, sering kali beliau menggunakan pembelajaran langsung dengan metode ceramah dan penugasan, serta tidak disertai media pembelajaran yang mendukung. Hal inilah yang membuat siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, dikarenakan proses pembelajaran lebih terfokus pada guru. Sering kali siswa merasa bosan saat proses pembelajaran berlangsung, ada yang ngantuk, ramai sendiri dengan teman sebangkunya, ada juga yang memperhatikan tapi tidak focus, sehingga hanya beberapa siswa saja yang bisa menerima penjelasan yang diberikan oleh guru. Hal tersebut sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. dari data yang didapatkan saat pre test, masih banyak siswa yang dianggap kurang maksimal dalam mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Dari jumlah 30 siswa, dengan prosentase 45% dengan nilai rata-rata kelas hanya 55.

(75)

Berbek Sidoarjo pada pelajaran Al-Qur’an Hadits materi hukum nun sukun masih belum maksimal dan belum dianggap tuntas sesuai KKM yang telah ditentukan untuk mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.

b. Hasil pengumpulan data observasi

Data yang digunakan untuk observasi ini diambil dari pengamatan terhadap penerapan metode card sort yang telah digunakan oleh guru untuk penelitian dalam meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi hukum nun sukun pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits. Mulai dari persiapan kegiatan awal (membuat perangkat pembelajaran yaitu RPP, mencari solusi strategi pembelajaran yang yang dianggap mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sekaligus penyediaan media pembelajaran yang dapat mendukung dalam proses penelitian, membuat lembar aktivitas guru dan siswa, membuat lembar kerja untuk mendapatkan data dari hasil belajar siswa).

2. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Card Sort

a. Siklus I

Gambar

Tabel 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
tabel 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Tabel 3
Tabel 4 :
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan pola ruang kawasan budidaya diarahkan berdasarkan sifat-sifat kegiatan yang akan ditampung, potensi pengembangan, dan kesesuaian lahan. Rencana Pola Ruang

67 Ahmadiyah di Surabaya termasuk ke dalam golongan Jemaat Ahmadiyah Indonesia yang berarti mereka termasuk kedalam Ahmadiyah Qadian, yang menjadi perbedaan dengan

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Untuk menguji pengaruh positif persepsi wajib pajak tentang sanksi. perpajakan secara parsial terhadap kepatuhan wajib pajak

Adanya brand equity membuat sebuah merek menjadi kuat dan dapat dengan mudah untuk menarik minat pelanggan potensial, sehingga hal ini dapat memberikan kepercayaan,

diterbitkan oleh Dinas, bagi anak yang berdomisili di Kota Probolinggo, berusia dibawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikahc. Pemanfaataan KAS adalah dalam rangka

Kriteria pengujian uji t menurut Ghozali (2013:98) adalah jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa