( Studi Kasus DI Desa Wanaraja Kabupaten Garut)
SKRIPSI
Oleh
Ait Rohimat
NIM.C02212051
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syari
’
ah (Muamalah)
Surabaya
v
digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Hadiah Adu Ketangkasan Domba Dalam Kajian Hukum Is”
penelitian untuk menganalisis sebuah pertanyaan, bagaimana mekanisme perolehan hadiah dari adu ketangkasan domba? dan tinjauan hukum islam terhadap hadiah yang diperoleh dari adu ketangkasan domba?
Skripsi ini merupakan hasil penelitiam lapangan (field research) di desa wanaraja kabupaten Garut, dengan menggunakan metode pengumpulan data seperti wawancara dan terjun langsung kelapangan. Selanjutnya data yang dikumpulkan disusun dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu mengumpulkan data tentang adu ketangkasan domba, hadiah apa yang diberikan, di desa wanaraja kabupaten Garut Jawa Barat yang disertai analisis untuk bisa diambil kesimpulan.
Diambil suatu kesimpulan bahwasannya hadiah yang diperoleh dari adu ketangkasan domba dalam acara ketangkasan domba masih diperdebatkan dengan alasan masih ada beberapa pendapat yang menganalogikan adu ketangkasan domba masih diperbolehkan dengan alasan yang menangani kegiatan tersebut sudah ahli dan sudah memperkirakan luka yang diderita pada domba dengan membuat aturan dalam permainan tersebut supaya berjalan dalam batas wajar. Kedua masih ada beberapa tokoh yang dip[andang baik di daerah tersebut melakukan kegiatan ini tidak hanya sebagai hobi juga dalam usaha memberdayakan ekonomi disekitar acara adu ketangkasan domba tersebut terlepas dari kedua alasan tersebut hadiah adu ketangkasan domba tidak diperbolehkan.
Dari hasil penelitian bahwa hadiah tersebut haram dengan merujuk pada kegiatan yang dilakukan yang bertentangan dengan yang disyariatkan dan juga dilarang oleh undang-undang walaupun dengan mengatasnamakan tradisi atau budaya setempat yang sudah ada sejak lama.
vi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TRANSLITERASI ... vii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah ... 7
C.Rumusan Masalah ... 8
D.Kajian Pustaka ... 8
E.Tujuan Penelitian ... 12
F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 12
G.Definisi Operasional ... 13
H.Metode Penelitian ... 14
I. Sistematika Pembahasan ... 18
BAB II KOMPETISI (MUSABAQAH) DAN TRADISI (URF) A.Pengertian ‘Urf ... 19
B.Keabsahan ‘Urf ... 21
C.Kedudukan ‘Urf Dalam Menentukan Hukum. ... 22
vi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
E.Peraturan Daerah Tentang Seni Budaya (Seni Adu Ketangkasan
Domba) ... 27
F. Dalil Kompetisi (Musa>baqah) 1. Dalil ... 29
2. Hadis ... 29
G.Definisi dan Legislasi ... 30
1. Klasifikasi Musabaqah ... 31
a. Musabaqah Tanpa Hadiah ... 31
b. Musabaqah Berhadiah ... 31
2. Syarat Akad Musabaqah ... 33
3. Konsekuensi Hukum Akad Musabaqah ... 33
a. Sistem ‘Iwadl ... 33
b. Status Akad ... 35
c. Kompetisi Berbahaya ... 36
H.Konsep Hadiah Dalam Islam ... 37
1. Pengertian Hadiah ... 37
2. Hukum Hadiah ... 39
3. Hukum Menerima Hadiah ... 39
4. Hukum Menolak Hadiah ... 40
5. Syarat-syarat Hadiah ... 40
6. Rukun-rukun Hadiah... 41
BAB III PRAKTIK ADANYA HADIAH DALAM ADU KETANGKASAN DOMBA DI WANARAJA GARUT JAWA BARAT A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43
1. Letak geografis ... 43
2. Pemetaan Wilayah Secara Global ... 45
3. Data Sarana Kesehatan ... 46
4. Sumber daya alam ... 47
5. Sarana pendidikan ... 49
vi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
C.Pihak-pihak yang Terlibat dalam Penyelenggaraan Adu Ketangkasan
Domba ... 53
D.Tempat Permainan ... 55
E.Peralatan Permainan ... 56
F. Aturan Permainan ... 58
G.Jalannya Permainan Adu Ketangkasan Domba Garut... 60
H.Nilai -Nilai Yang Terkandung Dalam Adu Ketangkasan Domba Garut dan Misi ... 64
I. Hadiah Dalam Adu Ketangkasan Domba ... 66
BAB IV ANALISIS MEKANISME DAN HUKUM PEROLEHAN HADIAH DARI ADU KETANGKASAN DOMBA A. Analisis Mekanisme Perolehan Hadiah Hasil Adu Ketangkasan Domba ... 69
B. Analsis Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perolehan Hadiah Hasil dari Adu Ketangkasan ... 74
BAB V PENUTUP Kesimpulan ... 86
Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
HADIAH ADU KETANGKASAN DOMBA DALAM KAJIAN HUKUM ISLAM ( Studi Kasus Di Desa Wanaraja Kabupaten Garut)
A. Latar Belakang Masalah
Istilah kompetisi atau perlombaan sudah tidak asing di telinga masyarakat, perlombaan atau kompetisi menjadi hiburan tersendiri bagi penikmatnya. Baik yang jadi peserta, panitia, maupun penonton yang terlibat dalam suatu pagelaran, seperti perlombaan dalam bidang olah raga ataupun dalam bidang lain perlombaan menjadi ajang kekuatan, pamer, hingga gengsi. para peserta atau para panitia adakan yang menjadi hiburan tersendiri bagi para penonton, apapun jenis perlombaannya sesuai selera masing-masing.
Perlombaan sendiri sudah ada sejak dahulu kala, seperti pertarungan gladiator, gladiator muncul sejak 3 masehi, pada dasarnya mereka bertarung bukan untuk menghibur diri senidiri seperti kebanyakan atelit sekarang atau untuk memenanggkan hadiah uang, mereka bertarung satu dengan yang lainnya untuk kebebasannya, karena pada dasarnya para gladiator adalah mereka hanyalah para budak yang diadukan para raja sebagai hiburan mereka. Bukan hanya melawan sesama gladiator tidak jarang juga mereka melawan binatang buas seperti singa atau binatang buas lainnya tujuannya tidak lain untuk mendapatkan kemerdekaannya1. Masih banyak lagi perlombaan-perlombaan yang diadakan sejak dulu hingga kini. Diambil contoh perlombaan pada masa kini yang terhangat
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
adalah piala eropa di prancis. Ajang dua tahunan itu bukan hanya untuk menjadi gengsi individual tapi yang lebih besar yakni membela negara untuk bisa jadi juara dan terbaik seeropa
Perlombaan dalam bahasa arab berarti (musa>baqah), Islam memandang sebuah perlombaan yang tidak hanya sebagai hiburan karena hiburan adalah fit}rah kita sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang suka bersenang-senang, bergembira, bermain-main dan tertawa. Akan tetapi Islam memandang lebih jauh perlombaan yakni sebagai ketahanan tubuh, melatih jiwa dengan berolahraga, atau untuk mempersiapkan diri kita untuk berjihad seperti melindungi keluarga, bangsa dan negara dan tidak lupa untuk berjihad kepada Allah. Dan Rasul kita pun menganjurkan atau beberapa perlombaan seperti lomba lari, memanah, pacuan kuda, lomba renang, gulat. Intinya perlombaan yang bukan hanya bisa di rasakan oleh kita tetapi tujuan akhirnya untuk bekal kita berjihad di jalan Allah. Seperti dalam firman Allah SWT dalam (QS. Al-Anfal: [8:60])
2
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah
2
3
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).
Di indonesia sendiri terdapat banyak macam perlombaan, baik yang menyerap dari bangsa-bangsa lain maupun perlombaan asli dari indonesia, kita tahu indonesia dengan pulau terbanyak di dunia, berbagai suku, adat, bahasa dan budaya. tiap daerah pasti punya jenis perlombaan sendiri. Akan tetapi setiap tahun kita mempunyai jenis perlombaan yang hampir semua sama seperti panjat pinang, tarik tambang, dan lain lain. yaitu ketika 17 Agustus atau hari kemerdekaan, tidak hanya untuk mengingat jasa para pahlawan yang rela berkorban untuk kemerdekaan bangsa indonesia tetapi juga untuk menghormati, merayakan hari kemerdekaan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Domba yang berumur 3 tahun dilatih dengan melakukan 10 kali tumbukan. Domba di uji ketangkasannya dengan cara diadukan dan setiap pasang domba yang diadukan diberikan kesempatan Maksimal 20 kali tumbukan. Kecuali sudah ada domba yang terjatuh atau sudah terlihat tidak mau bertanding, maka permainan dihentikan dan diketahui pemenangnya. Sebelum berlaga dalam seni ketangkasan domba, domba-domba dibagi menjadi kelas A, kelas B, dan kelas C sesuai dengan berat badan domba. seringkali menyebutnya kelas A untuk kelas berat yakni dengan bobot 60-80 kg, kelas B kelas menengah dengan bobot 40-59 kg, dan kelas C untuk kelas ringan yakni kisaran bobot 45-39. Aturan yang diterapkan pun sangat ketat dalam laga ketangkasan, hal ini dimaksudkan agar domba tidak tersakiti, menjunjung tinggi prinsip animal wellfare Pukulan maksimal yang diperbolehkan hanya sebanyak 20 kali dalam satu pertandingan. Laga ketangkasan dipimpin oleh wasit dan diawasi oleh dewan hakim, dan dewan juri. Kriteria juara ditentukan oleh kualitas pukulan, gaya bertanding, ketangkasan, keindahan fisik, kelincahan, dan sebagainya3.
Namun pada perkembangannya kegiatan ini menuai kontroversi, karena kegiatan ini dianggap sebagai salah satu perilaku zaman Jahiliyah yang biadab. Mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim dan sekaligus negara muslim terbanyak di dunia, seharusnya mencerminkan prilaku muslim, yang bukan malah mengadu-adu kan hewan yang tidak berdosa.
3http://www.academia.edu/9066975/SENI KETANGKASAN DOMBA GARUT Diselamatkan
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Disatu sisi mengadu hewan itu dilarang karena terlihat menyakiti hewan akan tetapi di sisi lain pagelaran Adu Ketangkasan Domba ini sudah membudaya dan susah di hilangkan karena sudah banyak komunitas khususnya di daerah Jawa Barat.
Pada hakekatnya Islam mengajarkan pada umatnya untuk menyayangi binatang dan melestarikan kehidupannya. Di dalam al-quran, Allah SWT telah menganugrahi manusia wilayah kekuasaan yang mencakup segala sesuatu di dunia ini, hal ini tertuang dalam surat (QS.Al-Jatsiyah:[45:13]) 4
Dan dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir.
Ayat ini menjelaskan bahwa manusia tidak mempunyai kekuasaan mutlak untuk berbuat sekehendak hati dan tidak pula memiliki hak tanpa batas untuk menggunakan alam sehingga merusak keseimbangan ekologisnya, begitu pula ayat ini tidak menyuruh manusia untuk menyalahgunakan binatang untuk tujuan olahraga maupun untuk dijadikan bahan eksperimen yang sembarangan apalagi sampai di adu-adukan. Ayat ini mengingatkan kepada umat manusia bahwa sang
4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pencipta telah menjadikan semua yang ada di alam ini, sebagai amanah yang harus mereka jaga.
Terkait satwa peliharaan, al-Quran Surat An-Nahl menyebutkan beberapa jalan di mana hewan-hewan tersebut memberi manfaat kepada manusia diantaranya dalam (QS. An-Nahl [16:5]).
5
Dan dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan.
Kejahatan terhadap hewan yang seluruhnya atau sebagian menjadi kepunyaannya dan ada di bawah pengawasannya, atau kepada hewan yang wajib dipeliharanya.
Asal perlombaan itu diperbolehkan, dan setiap perlombaan pasti ada hadiah bagi yang menang, terkait hadiah yang diberikan bagaimana hukum hadiah tersebut, ada yang berpendapat hadiah diperbolehkan asalkan seluruh hadiah tersebut berasal dari panitia. jadi hadiah perlombaan yang hadiahnya dipungut dari para peserta pendaftar itu bisa disebut judi. Hati-hatilah dengan judi, Allah ta’ala berfirman, dalam (QS. Al- Maidah [5:90])
6 5 Kemenag RI, Al-Quran Aljamil...,267. 6
7
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Lalu bagaimana dengan adu ketangkasan domba yang digelar setiap tahun yang diadakan oleh dinas kebudayaan, ketika hadiahnya dari panitia akan tetapi perlombaannya tersebut menyakiti para binatang khususnya domba, apa itu masih dibolehkan dan apa hukum hadiah bagi yang mendapatkannya.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Proses terjadinya praktik adu ketangkasan domba 2. Hukum atas hadiah adu ketangkasan domba
3. Sikap penegak hukum perihal adu ketangkasan domba
4. Mekanisme perolehan hadiah hasil dari adu ketangkasan domba 5. Tinjauan hukum Islam dan urf terhadap mekanisme perolehan hadiah
hasil dari adu ketangkasan domba
Agar pokok permasalahan diatas lebih terarah, maka yang perlu dikaji dan menetapkan batasan-batasan pada :
a. Bagaimana mekanisme perolehan hadiah hasil dari adu ketangkasan domba?
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
C. Rumusan Masalah
Dalam rangka mempermudah pembahasan dalam penelitian berdasarkan paparan latar belakang, indentifikasi dan batasan masalah di atas maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana mekanisme perolehan hadiah hasil dari adu ketangkasan domba?
b. Bagaimana tinjauan hukum islam terhadap perolehan hadiah hasil dari adu ketangkasan domba?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulagan atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada.7
1. Skripsi yang ditulis oleh Abidin, Zainal (2014) yang berjudul “Pola Interaksi Komunitas Sabung Ayam Dengan Masyarakat Di Desa Tapaan Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang”8 Skripsi ini
menjelaskan tentang Pola interaksi yang dilakukan oleh komunitas sabung ayam atau bajingan biasanya dilakukan pada saat ada remoh
7
Tim Penyusun, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014,). 8 8
9
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dimana remoh disini dilakukan pada saat siang sampai malam hari, pada saat itu bajingan akan melakukan interaksi satu sama lain, karena pada saat ada acara remoh mereka semuanya akan berkumpul. Dan hal lain tempat untuk mereka melakukan interaksi pada hari pasaran yaitu hari rabu dan hari sabtu, pada hari itu merupakan moment untuk mereka berkumpul sambil nongkrong di warung yang ada di pasar Tapaan. Sebenarnya masih banyak tempat-tempat dimana mereka berinteraksi Cuma yang lebih nyata pada saat di pasar dan di acara remoh. Interaksi bajingan dengan masyarakat ditunjukkan dengan adanya pertolongan, seperti keamanan desa dan penengah apabila ada konflik didalam masyarakat, sehingga masyarakat bisa juga dikatakan butuh terhadap sosok bajingan. Dengan hal itu juga pola interaksi bajingan dengan masyarakat terjadi pada saat remoh juga. Dampak dari komunitas sabung ayam atau bajingan yang ada ditengah-tengah masyarakat Tapaan, dilihat dari dampak positifnya 99-100 bajingan bisa membawa keamanan desa dan penengah jika ada konflik, kalau dilihat dari segi negatifnya bajingan merupakan tindakan penyimpangan yang dilarang oleh agama islam dan pastinya ada keresahan-keresahan terhadapn masyarakat walaupun hal itu tidak dijadikan patokan oleh masyarakat mengingat jasa yang dilakukan oleh seorang bajingan terhadap desa
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Hasil Kalah Sabung Ayam Di Kabupaten Sidoarjo”9. Dari penelitian
di atas dapat disimpulkan bahwa Praktik jual beli ayam aduan sekarat di Kabupaten Sidoarjo, ayam disabung sampai ayam dalam keadaan sekarat, ayam yang sudah sekarat dijual kepada pembeli, pembeli membeli ayam aduan sekarat ada yang untuk dijual lagi dengan cara ayam disembelih dan dipotong-potong terlebih dahulu lalu ayam yang sudah disembelih dan dipotong-potong dijual lagi ke pasar Krian, ada juga yang membeli ayam aduan sekarat dijual lagi dengan cara disembelih lalu diolah menjadi ayam bakar yang dijual ke pelanggan-pelanggan rumah makannya, sedangkan kebanyakan pembeli membeli ayam aduan sekarat untuk dikonsumsi sendiri. Pembeli membeli ayam aduan sekarat dengan harga Rp 30.000 sampai Rp 45.000. Praktik jual beli yang dilakukan tidak memenuhi syarat dikarenakan terdapat adanya pada obyek, setelah pembeli melihat adanya cacat pada obyek, pembeli mempunyai hak khiya>r, untuk memilih antara melangsungkan atau mengurungkan akad yang pernah diadakan atas dasar cacat pada barang. Tetapi apabila pembelinya sudah tahu dan menerima yang ada pada obyek yaitu ayam aduan tersebut maka jual beli yang dilakukan adalah sah.
3. Skripsi yang ditulis oleh Rahmat, Rahmat (2014) yang berjudul
“Jaringan Sosial Bajingan dalam Budaya Tayuban Di Desa Longos
Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep”. Dari penelitian di atas
9
11
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dapat disimpulkan konstruksi kultur masyarakat logos yang sudah tidak lepas dari budaya tayuban dan kehidupan bajingan tersebut. Keduanya sudah menjadi satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan, sehingga bagaimanapun masyarakat tetap mengapresiasi keberadaan kebudayaannya sendiri. Masyarakat harus mengetahui tentang fenomena sosial dan jaringan sosial bajingan dalam budaya tayuban ini yang nantinya akan menjadi interpretasi dan gambaran hidup tentang sebuah kemajemukan kebudayaan desa Longos dengan adanya interaksi sosial, dimana masyarakat bajingan itu sendiri ketika mempunyai jalinan “hubungan dengan kultur masyarakat. Maka
disitu, artinya bajingan sudah dikasih ruang dan waktu untuk eksis kembali dalam realitas sosial yaitu dengan membentuk sebuah jaringan baik individu ataupun kelompok. Dan juga faktor kebutuhan ekonomi, dimana pendapatan dalam hidup para bajingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.10
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian yang di lakukan ini sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui mekanisme perolehan hadiah hasil dari adu ketangkasan domba?
10
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. Untuk mengetahui tinjauan hukum islam perolehan hadiah hasil dari adu ketangkasan domba?
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat bermanfaat dan berguna bagi peneliti dan pembaca lainnya:
Kegunaan secara teoritis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Hukum Ekonomi Syariah (muamalah).
Secara praktis , penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan manfat bagi:
1. Peneliti
Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir agar mendapatkan gelar S-1 dan juga diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya dibidang Hukum Ekonomi Syariah. 2. Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada akademisi, yaitu berupa sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dibidang Hukum Ekonomi Syariah.
3. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat dalm melakukan berbagai macam kegiatan ekonomi yang sesuai dengan syariat Islam.
13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Definisi operasional memuat beberapa penjelasan tentang pengertian yang bersifat operasional, yaitu memuat masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian yang kemudian didefinisikan secara jelas dan mengandung spesifikasi mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
Tinjauan Hukum Islam :Penyelidikan terhadap suatu fenomena yang terjadi di Garut yang sudah menjadi budaya atau sudah menjadi turun temurun yakni tentang Adu ketangkasan Domba berlandaskan Al Quran, Sunnah Nabi serta Ijtihad para Ulama’ dan lain-lain Hadiah : Hadiah yang berupa barang ataupun
uang yang diberikan kepada pemenang kontes adu ketangkasan domba Garut. Adu Ketangkasan Domba : permainan ketangkasan dan seni
pertunjukan rakyat yang berkembang pada masyarakat sunda
H. Metode Penelitian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
penelitian yang menghasilkan deskriptif berupa tulisan atau perkataan dari orang-orang atau pelaku yang diamati.
Adapun metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data – data yang di kumpulkan
Data merupakan kumpulan dari keterangan/informasi yang benar dan nyata yang diperoleh baik dari sumber primer maupun sumber sekunder.11
a. Mekanisme perolehan hadiah dari adu ketangkasan domba b. Hukum Islam terhadap perolehan Hadiah adu ketangkasan domba 2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian sebagai berikut: a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber pertama di mana sebuah data dihasilkan, yaitu sumber yang terkait secara langsung.12 Yang meliputi:
1. Komunitas terkait adu ketangkasan domba Garut
2. HPDKI (Himpunan Peternak Domba kambing Indonesia) b. Sumber Data Skunder
Sumber data skunder yang diambil dari bahan pustaka dan dokumen yang ada dan berhubungan dengan penelitian ini, antara lain:
11 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 2011.
15
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1. Fiqh Muamalat (sistem transaksi dalam fiqh islam), oleh Abdul Aziz Muhammad Azzam.
2. Fiqh Muamalah, oleh Hendi Suhendi. 3. Fiqh Islam, oleh Wahbah Az-zuhaili. 4. Fiqh Muamalah, oleh Nasroen Haroen. 5. Fiqh Muamalah, oleh Rachmat Syafie.
6. Asas – asas Muamalat, oleh Ahmad Azhar Basyir. 7. Metodologi Fiqih Muamalah, oleh Tim Laskar Pelangi. 8. Memahami Hukum Adat, oleh Sri Warjiyati
9. Menebar Cinta Dengan Hadiah oleh Ibrahim Abdilah 3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Observasi (Pengamatan)
Obeservasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan atau menggandakan pengamatan atau pencatatan dengan sistematis tentang fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung.13
b. Dokumen
Teknik pengumpulan data yang diambil dari sejumlah besar fakta dan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk
13
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dokumentasi.14 Pengambilan data dalam penelitian ini diperoleh dengan melalui dokumen-dokumen di Desa Wanaraja Kabupaten Garut
c. Metode Interview (wawancara)
Wawancara atau interview ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan kepada responden.15
4. Teknik Pengelolaan Data
Tahapan-tahapan dalam pengelolaan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Organizing adalah suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan penelitian.16
2. Editing adalah kegiatan pengeditan akan kebenaran dan ketepatan data tersebut.17
3. Coding adalah kegiatan mengklasifikasikan dan memeriksa data yang relevan dengan data tema penelitian agar lebih fungsional.18
4. Analyzing, Yaitu dengan memberikan anlis lanjutan terhadap hasil editing dan organizing data yang diperoleh dari sumber-sumber
14
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: kenana, 2011), 141.
15 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Renika Ilmu, cet I, 2004), 39. 16
Sony Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 89. 17
Ibid., 97. 18
17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
penelitian, dengan menggunakan teori dan dalil-dalil lainnya, sehingga diperoleh kesimpulan.
5. Teknik Analisis Data
Dalam rangka mempermudah dalam menganalisa data, Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan selanjutya akan dibahas yang kemudian dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu dengan menghasilkan data deskriptif.
Deskriptif yaitu menggambarkan/menguraikan sesuatu hal menurut apa adanya yang sesuai dengan kenyataannya.19
Dengan mengumpulkan data tentang mekanisme perolehan hadiah dari kontes adu ketangkasan domba Garut di wanaraja kabupaten Garut di sertai analisa untuk diambil kesimpulan.
Pola pikir yang dipakai adalah induktif yaitu merupakan metode yang digunakan untuk mengemukakan hasil kenyataan yang ada di wanaraja kabupaten Garut.
I. Sistematika Pembahasan
Penulisan skripsi ini disusun secara sistematis agar mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, sistematika pembahasannya sebagai berikut:
Bab pertama ialah pendahuluan berisi tentang pokok-pokok pikiran atau landasan permasalahan yang melatarbelakangi penulisan proposal ini, sehingga memunculkan gambaran isi tulisan yang terkumpul
19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dalam konteks penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, Rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, defenisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua adalah merupakan deskripsi tentang urf dan hadiah menurut hukum Islam yang terdiri dari pengertian urf dan hadiah, dasar hukum hadiah, hukum hadiah, rukun dan syarat hadiah, macam-macam hadiah, pengertian kompetisi, hadiah yang bersumber dari kompetisi.
Bab ketiga berisikan tentang deskripsi lokasi penelitian, praktik mekanisme pemberiah hadiah yang diperoleh dari adu ketangkasan domba disertai dengan pengertiannya.
Bab keempat adalah berisikan tentang tinjauan hukum islam terhadap hadiah yang diperoleh dari adu ketangkasan domba Garut
19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id BAB II
PEMBAHASAN ‘URF (فْرعلا), PERLOMBAAN /MUSA>BAQAH ( ُةَقباسم)
DAN HADIAH (ةيد )
A.Pengertian ‘Urf
Kata ‘urf secara etimologi berarti “sesuatu yang dipandang baik dan
diterima oleh akal sehat1”. ’urf (tradisi) adalah bentuk-bentuk mu'amalah
(berhubungan kepentingan) yang telah menjadi adat kebiasaan dan telah
berlangsung konsisten di tengah masyarakat2.’urf juga disebut dengan apa
yang sudah lumrah dikalangan umat manusia dan selalu diikuti, baik ‘urf
perkataan maupun ‘urf perbuatan3. Ulama‟ ‘Ushuliyin memberiknan definisi:
“ Apa yang bisa dimengerti oleh manusia (sekelompok manusia) dan
mereka jalankan baik berupa perkataan perbuatan dan
pantangan-pantangan”4
Makna ‘urf secara terminologi menurut Dr. H Rahmad Dahlan adalah
sesuatu yang menjadi kebiasaan manusia, dan mereka mengikutinya dalam
bentuk setiap perbuatan yang populer diantara mereka ataupun suatu kata
yang biasa mereka kenal dengan pengertian tertentu, bukan dalam pengertian
etimologi, dan ketika mendengar kata itu, mereka tidak memahaminya dalam
pengertian lain.5
1
Rasyad Hasan Khalil, Tarikh Tasryi’, (Jakarta: Amzah, cet ke-1, 2009),167
2
Abu Zahro, Ushul Fiqh, (Jakarta: pustaka firdaus, cet ke-14, 2011), 416 3
Sulaiman Abdullah, Sumber Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, cet ke-1, 1995),77
4
Masykur Anhari, Ushul Fiqh,(Surabaya: Diantama, cet-1, 2008),110
5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id ‘Urf ini menjadi salah satu sumber hukum (ashl) dari ushul fiqih yang
diambil dari intisari sabda Nabi Muhammad SAW dari Imam Ahmad :
هَارام
َ ْومِلْسمْلا
ا سح
ف
و
دِْع
ِها
رْمَا
نسح
Artinya: “Apa yang dipandang baik bagi kaum muslimin, maka menurut Allah digolongkan sebagai perkara yang baik”.
Hadis ini, baik dari segi ibarat maupun tujuannya, menunjukan bahwa
setiap perkara yang sudah mentradisi di kalangan kaum muslimin dan
dipandang sebagai perkara yang baik, maka perkara tersebut dipandang baik
pula di hadapan Allah SWT.6
Dalam adu ketangkasan domba , kegiatan ini sudah menjadi tradisi
yang sudah diketahui banyak orang (Jawa Barat) yang diakui sebagai seni
budaya oleh pemerintahan sekitar khususnya (Jawa Barat)sehingga sudah
tidak asing lagi ketika masyarakat umum mendengar istilah adu ketangkasan
domba (ngadu domba).
Walaupun dari sudut pandang kita terhadap binatang tidak baik buat
binatang tetapi efek ke masyarakatnya dalam segi ekonomi , gotong royong,
rumpun komunitas domba, menjadi segi sisi baik dalam hal adu ketangkasan
domba.
Ketika kita berbicara ‘urf, secara langsung berhubungan dengan ijma’
dalam substansinya tetapi dalam beberapa hal ‘urf juga berbeda dengan ijma.
Perbedaan antara ‘urf dan ijma yang dalam beberapa aspek yaitu:7
6
Abu Zahro, Ushul Fiqh...417.
7
21
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id 1. Dalam segi ruang lingkupnya ‘urf terbentuk oleh kesepakatan terhadap
suatu perkataan atau perbuatan, tidak ada perbedaan orang di dalamnya,
dapat dilakukan oleh sebagian orang walaupun tidak setiap orang
melakukannya. Sedangkan ijma dapat terbentuk dengan kesepakatan
mujtahid saja terhadap hukum syara’ yang amali, tidak termasuk
didalamnya selain mujtahid baik itu kelompok maupun personal.8
2. ‘Urf terwujud dengan persepakatan semua orang dan kesepakatan sebagian
terbesarnya, dimana keingkaran beberapa orang tidak merusak terjadinya
‘urf. Sedangkan ijma bisa terjadi kesepakatan bulat seluruh mujtahid
disuatu masa terjadinya peristiwa hukum, penolakan seseorang membuat
ijma tidak terjadi.
3. ‘Urf yang dijadikan landasan ketentuan hukum apabila berubah membuat
ketentuan hukumnya berubah pula dan tidak mempunyai kekuatan hukum
seperti yang berlandaskan nash dan ijma sedangkan ijma sharikh yang
dijadkan landasan ketentuan hukum yang berdasarkan nash dan tidak ada
lagi peluang kekuatan untuk berijtihad terhadap ketentuan hukum yang
ditetapkan ijma9
B. Keabsahan ‘Urf
‘Urf dilihat dari segi keabsahannya di bagi menjadi dua yaitu:
1. Kebiasaan yang dianggap sah (al-‘Urf al-s{ah}i<h})
8
Sulaiman Abdullah, Sumber Hukum Islam...77-78.
9
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id Yaitu kebiasaaan yang berlaku ditengah-tengah masyarakat yang tidak
bertentangan dengan nash tidak menghilangkan kemaslahatan dan tidak
membawa madharat pula kepada mereka, atau dengan kata lain tidak
menghalalkan yang haram dan juga tidak membatalkan yang wajib. Misalnya,
dalam masalah pertunangan pihak laki-laki memberikan hadiah kepada pihak
perempuan dan hadiah ini tidak dianggap sebagai mas kawin.
2. kebiasaan yang dianggap jelek/rusak (al-’urf fasid)
Kebiasaan yang dianggap rusak yaitu kebiasaan yang bertentangan
dengan dalil-dalil Syara’ dan kaidah-kaidah fiqh. Misalnya kebiasaan
masyarakat di daerah tertentu yang mengorbankan kepala kerbau ke laut
untuk pemujaan agar terhindar dari bencana. Praktik seperti ini praktik yang
berlaku di zaman jahiliah, yang dikenal dengan sebutan syrik. Oleh sebab itu
kebiasaan seperti ini, menurut ulama ushul fiqh termasuk dalam kategori
al-’urf al fasid
C. Kedudukan ‘Urf Dalam Menentukan Hukum
Ada beberapa argumentasi yang menjadi alasan para ulama berhujjah
dengan ‘urf dan menjadikannya sebagai sumber hukum fiqh yaitu.10
1. Firman Allah SWT pada surat al-A’raf (7):199:
َ َ َ َ َ َ َ َََ َ
Artinya jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
Melalui ayat diatas Allah memerintahkan kaum muslimn untuk
mengerjakan yang ma’ruf sedangkan yang dimaksud dengan ma‟ruf itu
10
23
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id sendiri adalah yang dinilai kaum muslimin sebagai kebaikan, dikerjakan
berulang-ulang, dan tidak bertentangan dengan watak manusia yang benar,
dan yang dibimbing oleh prinsip-prinsip umum islam11
2. Ucapan sahabat Rasulullah SAW yaitu Abdullah Ibnu Mas’ud :
ه رام
َ ْومِلْسمْلا
ا سح
ف
و
دِْع
ها
سح
ه رام
َ ْومِلْسما
ًا ْيس
ف
و
دِْع
ِها
ْيس
Artinya sesuatu yang dinilai baik oleh kaum muslimin adalah baik di sisi Allah dan sesuatu yang dinilai buruk maka ia buruk di sisi Allah
Menurut sebagian ulama‟ Ungkapan Abdullah Bin Mas‟ud ini adalah
sebuah Hadits yang diriwayatkan dari Imam Ahmad yang menjadi alasan para
ulama mengenai penerimaan mereka terhadap‘urf12. Namun, banyak para
ulma menyepakati pernyataan Ibnu Masud ini bukan termasuk Hadits Nabi
saw. Al-Ala’i menyatakan bahwa setelah melakukan penelitian mendalam
terhadap beberapa kitab Hadits ia berkesimpulan bahwa pernyataan Ibnu
Mas‟ud adalah sebuah ungkapan bukan termasuk hadits. Meskipun demikian
ucapan Ibnu Mas’ud ini substansi yang terkandung dalamnya diakui dan
diterima para ulama, termasuk Imam Ahmad yang secara lansgsung
mengungkapkan dalam musnadnya.13 Ungkapan di atas baik dari segi redaksi
atau maksudnya, menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan baik yang berlaku
didalam masyarakat muslim yang sejalan dengan tuntutan umum syariah
islam, adalah merupakan sesuatu yang baik dari sisi Allah. Sebaliknya,
hal-hal yang bertentangan dengan kebiasaan yang dinilai tidak baik oleh
11
Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh ...,212.
12
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh...,400.
13
Firdaus, Ushul Fiqh Metode Mengkaji dan Memahami Hukum Islam Secara Komperhensif,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id masyarakat, akan melahirkan kesulitan dan pertentangan dalam kehidupan
sehari-hari.14
3. Pada dasarnya, syariat Islam pada masa awal banyak yang menampung
dan mengakui adat atau tradisi yang baik dalam masyarakat tradisi ini
tidak bertentangan dengan al-Quran dan Sunnah Rasulallah. Kedatangan
Islam bukan menghapuskan sama sekali tradisi yang telah menyatu dalam
masyarakat. Tetapi secara selektif ada yang diakui dan dilesatarikan serta
adapula yang dihapuskan. Misalnya adat kebiasaan masyarakat kerjasama
dagang dengan cara berbagi untung (al-mudarabah). Praktik seperti ini
sudah berkembang dikalangan masyarakat bangsa Arab sebelum
kedatangan agama Islam, dan kemudian diakui oleh agama Islam
sehingga menjadi hukum Islam.15
Sehingga dari keterangan di atas pada dasarnya ketika agama Islam
datang, maka sikap Islam dan kebijakan nabi Muhammad SAW, para
Khalifah yang pandai dan bijaksana, dan para pemerintahan Islam
sesudahnya, dan para Mubaligh Islam yang tersebar diseluruh dunia terhadap
adat kebiasaan yang telah berakar di masyarakat, adalah sangat bijaksana.
Sebab tidak semua adat kebiasaan dimasyarakat disapu bersih sampai
keakar-akarnya oleh Islam dan pemimpin Islam. Dalam hal ini adat lama, ada yang
selaras dan ada yang bertentangan dengan hukum syara’ yang datang
kemudian. Adat yang bertentangan itu tidak mungkin dilakukan secara
14
Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh ...,212.
15
25
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id bersamaan dengan syara’sehingga dalam hukum terjadilah perbenturan,
penyerapan dan pembaruan antara keduanya.
Demikian pula, adat kebiasaan yang telah melembaga di masyarakat
lalu dibiarkan saja berjalan terus oleh Islam. Tetapi semua tradisi atau adat
kebiasaan yang mengandung unsur dan nilai yang positif menurut pikiran
yang sehat, dibiarkan bahkan dikembangkan oleh Islam dan pemimpin Islam.
Adapun metode untuk yang dijadikan pedoman untuk menyeleksi adat lama
ini adalah kemaslahatan berdasarkan wahyu berdasarkan hasil seleksi tersebut
terdapat 4 kelompok yaitu:
a) Adat lama yang secara substansional dan dalam hal pelaksanaanya
mengandung unsur kemaslahatan. Yang memiliki unsur manfaat yang
lebih banya dari pada mafsadatnya. Ini dapat diterima oleh Islam.
b) Adat lama yang secara substansional mengandung maslahat. Namun
dalam pelaksanaanya tidak dianggap baik oleh Islam. Ini dapat diterima
oleh Islam.
c) Adat lama yang secara substasional menimbulkan mafsadat. Atau lebih
banyak keburukan daripada kebaikan. Ini tidak dapat diterima oleh
Islam
d) Adat yang telah berlangsung lama dan diterima oleh orang banyak
karena tidak memberikan mafsadat dan tidak bertentangan dengan dalil
Syara’.Ini masih banyak yang memperselisihkan namun dalam terdapat
syarat-syarat yang harus diperhatikan untuk menetapkan sebagai sebuah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id D. Seni Ketangkasan Domba
Seni ketangkasan domba Garut merupakan permainan ketangkasan
dan seni pertunjukan rakyat yang berkembang pada masyarakat Sunda. Seni
ketangkasan domba Garut menampilkan ketangkasan jenis domba Garut
(priangan) yang "diadukan" berdasarkan peraturan yang sudah disepakati
bersama. Seni ketangkasan domba Garut adalah suatu ajang kegiatan peternak
domba, untuk menampilkan hasil pemeliharaannya dengan cara ditandingkan
dengan diiringi seperangkat gamelan, serta di dalamnya terdapat unsur seni
pencak silat.
Domba Garut yang memiliki sifat beradu dengan fisik yang besar dan
kuat ini, melahirkan seni atraksi laga domba. Domba Garut merupakan hasil
persilangan segitiga antara domba asli Indonesia, domba Merino dari Asia
Kecil dan domba Kaapstad (ekor gemuk) dari Afrika. Domba ini dikenal oleh
masyarakat dengan sebutan domba Garut, yang dikenal juga dengan sebutan
domba priangan. Usaha ternak domba di Kabupaten Garut telah lama
diusahakan oleh petani ternak di pedesaan yang hampir tersebar di seluruh
Kecamatan di Kabupaten Garut, baik sebagai usaha pokok maupun usaha
sampingan yang dipadukan dengan usaha tani. Pemeliharaan domba Garut
sebagai domba tangkas (laga) telah sejak lama dilakukan oleh para peternak,
penggemar ketangkasan domba dengan perlakuan yang sangat istimewa serta
27
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id E. Peraturan Daerah Tentang Seni Budaya (Seni Adu Ketangkasan Domba)
Dalam Peraturan Daerah Garut juga masyarakat Garut di tuntut untuk
memajukan sektor kesenian guna menambah perekonomian masyarakat
dengan dan di atur pada perda No.3 Tahun 2014-2019 tentang Seni Budaya
yang berbunyi Pembangunan seni dan budaya ditujukan untuk melestarikan
dan mengembangkan seni dan kebudayaan daerah serta mempertahankan jati
diri dan nilai-nilai budaya daerah di tengah-tengah semakin derasnya arus
informasi dan pengaruh negatif budaya global. Di sisi lain, pengembangan seni
budaya di Kabupaten Garut diselenggarakan secara terintegrasi dengan
pembangunan kepariwisataan, yang sekaligus berperan sebagai salah satu
sektor yang memberikan kontribusi terhadap perkembangan perekonomian
daerah. Integralitas pembangunan seni budaya dan pariwisata merupakan
sesuatu yang lazim berlaku di Indonesia dan perkembangannya ke masa depan,
berhubungan erat dengan kualitas kondisi alam dan lingkungan, politik dan
keamanan, serta sarana dan prasarana. Pembangunan seni dan budaya selama
periode tahun 2009-2013 sudah mengalami kemajuan yang ditandai dengan
meningkatnya apresiasi masyarakat terhadap pengembangan kesenian dan
kebudayaan daerah. Dalam upaya melestarikan seni dan budaya daerah sesuai
dengan Peraturan Bupati Garut Nomor 472 Tahun 2011 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM)
Peternak pemelihara domba Garut harus memiliki nilai jiwa seni yang
khusus serta akrab dengan domba. Berbagai upaya dan pengorbanan para
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id domba Garut pejantan di arena perlombaan (ketangkasan), sebab domba laga
yang unggul akan menyandang gelar juara serta mendapat nilai jual yang
melonjak tinggi. Oleh karena itu keberadaan usaha ternak domba dapat
memberikan kontribusi nyata terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat
dalam memanfaatkan sumber daya alam. Ternak domba umumnya dipelihara
secara tradisional yang berfungsi sebagai tabungan, sumber pupuk kandang
serta sumber pendapatan sebagai hewan kesayangan, rata-rata tingkat
kepemilikan umumnya rendah yaitu dibawah 10 ekor per keluarga petani. Hal
tersebut tidak mengurangi nilai keberadaan ternak domba di masyarakat
karena keterampilan petani ternak tersebut dapat diandalkan bila mereka
diberi motivasi usaha dan tingkat permodalan yang memadai. Hal ini karena
selain cocok dengan lingkungan setempat juga sudah akrab dan menjadi
tradisi yang turun temurun dengan masyarakat petani di daerah, biasanya
dipelihara oleh mereka yang memiliki tingkat permodalan yang kuat, karena
harga domba tersebut sangat memiliki harga yang mahal dan unsur seni serta
keindahan yang ditonjolkan. Sejalan dengan keberadan ternak domba yang
beredar dimasyarakat selama ini, maka Pemerintahan Kabupaten Garut
menjadikan domba Garut sebagai komoditas unggulan serta menjadi
kebanggaan nasional karena memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh jenis
domba lainnya di dunia. Salah satu keistimewaan domba Garut yaitu domba
jantan dengan anatomi tanduknya yang bermacam-macam, tubuhnya serta
29
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id tangkas dan sekarang lebih dikenal dengan domba laga, karena domba adu
memiliki konotasi yang kurang baik di masyarakat.
Berat badan domba Garut dapat mencapai 40 sampai 80 kg, bahkan
dapat mencapai 100 kg lebih. Menurut Dody Suhandi Sekjend HPDKI, bahwa
domba Garut selain memiliki keistimewaan juga sebagai penghasil daging
yang sangat baik dalam upaya meningkatkan produksi ternak domba. Jenis
domba Garut tergolong jenis domba terbaik, bahkan dalam perdagangannya
dan paling cocok serta menarik perhatian banyak masyarakat, mudah
dipelihara oleh petani kecil karena relatif lebih mudah pemeliharaannya dan
lebih cepat mengbasilkan serta mudah diuangkan.
F. Dalil Kompetisi (Musa>baqah)
Dalil yang mendasari berkompetisi diantaranya al-Quran dan Hadis
1. Dalil Al-Quran
Dalil yang mendasari legislasi musa>baqah adalah al-Quran pada surat
(al-Anfal:60) َ َ َ َ َ ََ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. (QS. Al-Anfal:60)16
2. Hadis
َل
سَا
بق
َِا
َا
َِف
نَي
ْص
ِلَ
َاْ
َ
خ
ِف
ََا
َْ
ح
َفا
ِرَ
َ
Tidak ada hadiah (dalam kompetisi) kecuali kompetisi yang menggumnakan anak panah, unta dan kuda. (HR.At Timidzi)17
16 Tim Laskar Pelangi, Metotodologi Fiqih Muamalah, ( Kediri: Lirboyo Press, 2013), 308.
17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id G. Definisi dan Legislasi
Secara etimologi Musa>baqah berasal dari akar kata sabqu yang
berarti mendahului. Sedangkan terminologi Musa>baqah adalah kompetisi
atau perlombaan tertentu untuk mengetahui yang terbaik. 18
Konseptualisasi Musa>baqah dalam khazanah fiqih, dirilis oleh Imam
Asy-Syafi’i dimana sebelumnya tidak terkodifikasi secara konseptual.
Filosopi (hikmah) yang dicita-citakan dari legislasi Musa>baqah dalam
perspektif fiqih bukan semata-mata untuk menjadi pemenang atau juara
mughalabah dalam kompetisi, melainkan sebagai instrumen untuk
membangun kekuatan jasmani dan profesionalisme dan berjuang di jalan
Allah. Legislasi Musa>baqah juga dimaksudkan untuk menumbuhkan mental
sportif. Menang kalah bisa dihadapi dengan lapang dada kalah secara jujur,
serta lembut dan rendah hati dalam kemenangan. Allah swt. Berfirman
dalam (QS. Al- Anfal:[8:60])
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ََ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu.19
18 Tim Laskar Pelangi, Metotodologi Fiqih Muamalah... 308
19
31
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id 1. Klasifikasi Musa>baqah
Musa>baqah diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Musa>baqah
berhadiah ‘iwadl dan Musa>baqah tanpa hadiah.
a. Musa>baqah Tanpa Hadiah
Menurut mayoritas ulama, hukum Musa>baqah tanpa hadiah
‘iwadl diperbolehkan dalam segala hal bentuk kompetisi yang tidak
bertentangan dengan syara, seperti balap lari, balap kuda, gulat,
angkat besi, dll. Hukum ini didasarkan pada banyak hadis yang secara
umum memberikan gambaran legalitas Musa>baqah.20
Sedangkan menurut Hanafiyah, Musa>baqah hanya dilegalkan
dalam empat cabang kompetisi, yakni balap unta, balap kuda, balap
lari dan memanah. Sebab Musa>baqah termasuk permainan lab’un
yang haram secara hukum asal, selain permainan- permainan yang
telah dikecualikan oleh syariat.
b. Musa>baqah Berhadiah
Menurut Syafi’iyah, Musa>baqah berhadiah, dalam pengertian
kompetisi untuk memperebutkan hadiah (‘iwadl) secara hukum
diperbbolehkan. Sebab, disamping pemberian hadiah dalam
Musa>baqah bisa memotivasi dan mendorong umat untuk senantiasa
siaga berjuang di jalan Allah. Juga berdasarkan hadis Nabi Saw. Yang
20
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id melarang hadiah dalam kompetisi kecuali kompetisi yang
menggunakan unta, kuda, dan anak panah.21
َ ل َ َ س َ ب َ ق ََ ا َ ل َ َِ َ نَي َ ص َ ل ََ ا َ َ و َ َ خ َ ف ََ ا َ و َ َ ح اَ َ ِ ر َ ل َ( ذمرتلاَهاور )
Tidak ada hadiah (dalam kompetisi) kecuali kompetisi yang menggunakan anak panah, unta dan kuda. (H.R. Atturmudzi)
Tentang pendapat Asy-Syafii terhadap pengecualian dalam
hadis tersebut menghasilkan dua kemungkinan.22
Pertama, pengecualian tiga bentuk kompetisi berhadiah
tersebut adalah bentuk kelonggaran dari perkara sebenarnya dilarang.
Bertolak dari kemungkinan ini, maka legalitas Musa>baqah berhadiah
bersifat terbatas pada tiga bentuk kompetisi yang disebutkan dalam
hadis tersebut, dan tertutup analogi pada kompetisi-kompetisi lain.
Kedua, pengecualian dalam hadis tersebut bukanlah
pengecualian dalam pengertian sebenarnya, melainkan untuk
klasifikasi dari perkara yang diperbolehkan, sehingga tidak
memberikan pengertian limitasi atau pembatasan, melainkan
pengesahan. Bertolak dari kemungkinan ini, maka terbuka proses
analogi bentuk-bentuk kompetisi lain yang memiliki kesesuaian Illah.
Yaitu kompetisi yang relevan dan efektif untuk melatih atau
membangun kesiagaan berjuang di jalan Allah.
21
Tim Laskar Pelangi, Metotodologi Fiqih Muamalah,...311
22
33
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id 2. Syarat Akad Musa>baqah
Substansi Musa>baqah berhadiah (‘iwadl) adalah sebuah akad atau
transaksi komersial (mu’awadlah). Sebab hadiah yang akan didapatkan
tidak bersifat gratis , melainkan harus dibayar dengan kemenangan dalam
kompetisi sebagai harganya (muqabalah). Berikut ini syarat sah
perlombaanyaitu :
a. Menentukan jenis kendaraan dengan mata kepala.
b. Kendaraan yang dipergunakan untuk berlomba harus sama, seperti
kuda arab dengan kuda arab dsb.
c. Jaraknya harus ditentukan.
d. Bila ada hadiah, maka hadiah itu harus mubah dan diketahui.
e. Tidak boleh ada unsur perjudian.23
3. Konsekuensi Hukum Akad Musa>baqah
Setelah akad Musa>baqah terpenuhi syarat-syaratnya, selanjutnya
akan menetapkan konsekuensi hukum sebagai berikut.
a. Sistem ‘Iwadl
Sistem ‘Iwadl atau hadiah yang dilegalkan dalam akad
Musa>baqah adalah sistem yang terbebas dari praktek perjudian (qimar).
Qimar adalah spekulasi antara untung (Ghanmu) dengan menerima
‘Iwadl ketika kalah. Dengan kata lain, apabila tidak menerima
(Ghanmu) maka pasti memberi (Ghanmu).
23
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id Secara detail, sistem hadiah yang terhindar dari praktek
perjudian dalam akad Musa>baqah ada tiga:24
1) Hadiah atau ‘iwadl dikeluarkan oleh pihak ketiga di luar
kompetitor. Seperti pihak ketiga yang tidak ikut kompetisi
mengatakan “barang siapa diantara kalian menang, maka berhak
mendapatkan hadiah dariku.”
2) Hadiah dikeluarkan oleh salah satu pihak kompetitor. Untuk
terhindar dari praktek perjudian, ketentuan dalam sistem ini harus
dengan perjanjian, “kalau kamu bisa mengalahkan aku, maka kamu
berhak mendapatkan hadiah dariku, dan bila aku yang menang,
kamu tidak wajib memberikan hadiah kepadaku”.
3) Hadiah dikeluarkan oleh kedua kompetitor. Untuk terhindar dari
praktek perjudian, dalam sistem ini harus melibatkan pihak muhalil
yang seimbang dengan kedua kompetitor. Yaitu pihak ketiga yang
turut berkompetisi dan berhak mendapatkan hadiah jika menang,
namun tidak wajib memberikan hadiah jika kalah. Disebut muhalil
karena keterlibatannya dalam kompetisi bisa menghalalkan, praktek
qimar yang diharamkan, sebagaimana hadis Nabi Saw:
م
ْنَ
ِاَد
خ
َلَ
َفْر
س
بَا
ْين
ََف
ْر
سْي
ِنَ
َقْد
ََام
نَ
َاْ
َي
ْس
ِبَق
م
َفَا
وَ
ِقم
را
َ
ِاْ
ََل
ْمَ
يْؤ
َِم
ْنَ
َاْ
َ
ي
ْس
ِبَق
م
َفَا
َلْي
س
َِب
ِقم
را
ََ
َ(
د ادَوباَها ر
)
Barang siapa melibatkan satu kuda diantaranya dua kuda yang dipastikan tidak mampu mengalahkan keduanya, maka termasuk perjudian, dan apabila memiliki potensi
24
35
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id mengalahkan keduanya, maka bukan termasuk perjudian.
(HR. Abu Dawud) b. Status Akad
Status akad musabqah tanpa hadiah, adalah Ja’iz (boleh) kedua
belah pihak. Sehingga bisa dibatalkan sewaktu-waktu secara sepihak.
Sedangkan status akad Musa>baqah berhadiah (‘Iwadl) diperselisihkan
ulama. Menurut satu vesi berstatus lazim sebagaimana akad ijarah,
dan menurut versi lain berstatus ja’iz sebagaimana akad ju’alah.
Versi yang mengatakan akad Musa>baqah berhadiah berstatus lazim
mendasarinya dengan argumentasi25:
1) Musa>baqah adalah akad yang di dalamnya terdapat persyaratan
ma’lum (diketahui) dalam segi hadiah (‘Iwadl) dan aturan-aturan
mainnya (Mu’awwadl), sehingga sudah semestinya bestatus lazim
sebagaimana akad ijarah, bahkan ja’iz sebagaimana akad ju’alah.
2) Memberikan status ja’iz pada akad Musa>baqah berhadiah justru
tidak maslahah. Sebab kewenangan untuk membatalkan akad
secara sepihak di tengah kompetisi, akan membuka tujuan
Musa>baqah kandas.
Versi yang menyatakan akad Musa>baqah berhadiah
berstatus ja’iz mendasarinya dengan argumentasi:
a) Legalitas akad mu’awwadlah yang mentolerir unsur-unsur
spekulatif didalamnya, merupakan karakteristik dari akad-akad
yang berstatus ja’iz. Karena itu, legalitas akad Musa>baqah
25
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id meskipun kemenangan dalam kompetisi bersifat spekulatif,
menunjukan bahwa akad tersebut berstatus ja’iz, bagaimana
legalitas akad ju’alah yang juga berstatus ja’iz, meskipun
keberhasilan sayembara bersifat spekulatif, dan tidak seperti
akad ijarah yang lazim, yang tidak sah jika terdapat muatan
spekulasi.
b) Penyebutan iwadl atau hadiah dalam sebuah akad, yang tidak
langsung bisa dimiliki, merupakan karakter dari akad jaiz,
sebagaimana penyebutun ju’lu dalam akad jualah, maj’ul lah
tidak langsung berhak memilikinya sebelum berhasil melakukan
sayembara. Karena itu, iwadl (hadiah) dalam akad Musa>baqah
yang tidak langsung bisa dimiliki sebelum memenangi
kompetisi, menunukan bahwa akad Musa>baqah berstatus ja’iz
c. Kompetisi berbahaya26
Menurut gaul madzhab, seluruh cabang olahraga yang relevan
dan efektif untuk melatih dan membangun kesiagaan berjuang di
jalan Allah, boleh dikompetisikan, baik berhadiah ataupun tidak.
Demikian juga diperoblehkan cabang-cabang olahraga ekstrim yang
berbahaya sekalipun, apabila diikuti oleh peserta yang profesional
dan memiliki optimisme selamat. Dan jika terjadi kecelakaan dalam
kompetisi hingga menyebabkan kematian. Menurut satu versi
kematiannya tergolong syahid, sebab motif kematiannya di luar
26
37
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id dugaan dan lebih bersifat kecelakaan. Sedangkan menurut versi lain,
kematiannya tergolong maksiat, karena optimisme selamat yang
tidak terbukti tidak lagi diperhitungkan, sebagaimana dalam kaidah
fiqih
َ
َا
ِعْب
رَ
َِب
َظلَا
ِنَ
ْلابِي
ِنَ
خ
َط
َا
ه
“Tidak diperhitungkan asumsi yang terbukti salah.”
Sama halnya dnegan kompetisi-kompetisi adu ketangkasan domba juga
mempunyai aturan-peraturan yang mengikat yang harus dipatuhi oleh semua
peternak domba, juga syarat yang harus terpenuhi agar terciptanya kompetisi
yang adil. Termasuk dalam klasifikasi berhadiah adu ketangkasan domba ini
jika salah satu diantara dombanya menang sebagai juara dan berhak
mendapatkan hadiah yang telah disediakan panitia lomba.
H.Konsep Hadiah Dalam Islam
1. Pengertian Hadiah
Hadiah adalah pemberian sesuatu kepada orang lain atas dasar
memberikan penghargaan atas pencapaian. Rasulullah Saw pun
menganjurkan kepada umatnya untuk saling memberikan hadiah. Karena
dengan saling memberi hadiah dapat menimbulkan kecintaan dan saling
menghormati antara sesama, bisa lebih memotivasi seseorang untuk
mencapai yang lebih baik lagi.
Pengertian lain hadiah merupakan pemberian sesuatu dari seseorang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id pada saat-saat tertentu yakni saat sipenerima sedang merayakan sesuatu.
Hadaiah boleh bila tidak adanya unsur riswah (suap) dan/atau grativikasi27
Seperti tertera pada (QS. Al-Naml: [27:35-])
َ َ َ َ َ َ َ َ َََ َ
Dan Sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu".
Ayat tersebut menerangkan bahwa, pertama hadiah merupakan
pemberian dari seseorang kepada orang lain. Kedua, ditegaskan pada ayat
tersebut bahwa hadiah yang dimaksud berupa harta benda. Ketiga, apapun
tujuannya si pemberi mengirim hadiah tersebut, si calon penerima hadiah
berhak menolak atau menerima hadiah tersebut.28 Rasulullah Saw
bersabda
لعَهاَ لصَهاَُلْوسرََلاَق
َملسَ َهي
َي
اْوّباحتَا دا ت
"
Rasulullah shallallâhu'alaihi wasallam bersabda: “hendaklah kalian saling memberikan hadiah niscaya kalian akan saling menyayangi” (HR. Abu Ya’la).
Seperti ketika seseorang memenangi juara dalam sebuah lomba,
panitia lomba akan memberikan hadiah sebagai tanda penghargaan atas
pencapaiannya dan untuk memacunya lebih baik lagi.
Menurut istilah Syar’i, makna hadiah ialah menyerahkan suatu
benda kepada seorang tertentu agar terwujudnya hubungan baik dan
mendapatkan pahala dari Allah tanpa adanya permintaan dan syarat.29
27 Mardani, Ayat-ayat Dan Hadis Ekonomi Syariah (Jakarta :PT RajaGraindo persada 2004,), 86. 28 Ibid., 86.
29
39
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id Akan tetapi pengertian itu masih diperdebatkan di kalangan para
ulama karena hampir sama dengan hibah dan shadaqah. Dan proses
definisi di antara tiga perkara ini adalah niat, jika hadiah atas dasar
memberikan penghargaan atas pencapaian, hibah sebagai pemberian
Cuma-Cuma, dan shadaqah diberikan kepada seseorang yang
membutuhkan dalam rangka mencari ridha allah. Tapi terkadang
pemberian hadiah itu juga bertujuan untuk mencari ridha allah. Adapun
hibah dan hadiah, tidak ada diantara keduanya perbedaan dan terkadang
dimaksudkan untuk memuliakan orang yang diberikan hadiah atau hibah
dikarenakan suatu keistimewaan atau sebab tertentu.
2. Syarat-syarat hadiah
Syarat-syarat hadiah adalah sebagai berikut:
a. Ijab, yaitu pertanyaan pemberi kepada orang yang ia tanya tentang
sesuatu dan ia beri sesuatu dengan senang hati.
b. Qabul, yaitu penerimaan oleh penerimaan dengan berkata: “Aku terima
apa yang engkau berikan kepadaku”, atau ia menyodorkan tangannya
untuk menerimanya, karena jika orang muslim memberi sesuatu
kepada saudara seagamanya, namun belum diterima oleh
penerimaannya, kemudian pemberi meninggal dunia, maka sesuatu
tersebut menjadi hak ahli warisanya dan penerima tidak mempunyai
hak terhadapnya.
3. Rukun-rukun Hadiah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id a. Ada yang memberi
b. Ada yang diberi
c. Ada ijab dan qabul
d. Ada barang yang diberikan30
4. Hukum Hadiah
Hadiah diperbolehkan dengan kesepakatan ulama. Apabila tidak
terdapat larangan syar’i didalamnya. Terkadang disunahkan ketika hadiah
ditujukan untuk menyambung silaturahmi, kasih sayang dan rasa cinta
atas sesama, bahkan di syariatkan apabila hadiah tersebut dijadikan untuk
membalas budi atas kebaikan orang lain. Dan terkadang pula menjadi
haram atas perantara yang mengharamkan yang menjadikan hadiah
tersebut menjadi haram, yang termasuk menjadi haram seperti sogok
menyogok dan yang sehukum dengannya.
5. Hukum Menerima Hadiah
Para ulama berselisih pendapat tentang orang yang diberikan
bingkisan hadiah, apakah wajib menerimanya atau sunnah saja. Dan
pendapat yang kuat bahwasannya orang yang diberikan hadiah yang
mubah dan tidak ada penghalang syar’i yang mengharuskan menolaknya,
maka wajib menerimanya, dikarenakan dalil berikut ini.
Rasulullah Saw bersabda,
“Penuhilah undangan, jangan menolak hadiah, dan jangan menganiaya kaum muslimin.” (telah lewat takhrijnya yaitu di dakam shahihul jami’ 158)
41
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id uinsby.ac.id 6. Hukum menolak hadiah
Setelah jelas bagi kita wajibnya menerima hadiah, dan tidak boleh
menolaknya kecuali ada syar’i yang melarangnya. Seperti hadis nabi Saw
“jangan kalian menolak hadiah”
Walaupun terkadang, Nabi Saw menolak hadiah karena ada
sebab-sebab tertentu seperti.
<