• Tidak ada hasil yang ditemukan

Topik 13. Kebijakan SDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Topik 13. Kebijakan SDA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN SUMBERDAYA AIR

BAHAN KULIAH

Dr. Ir. AHYAR ISMAIL, MAgr

DEPART EM EN EKON OM I SU M BERDAYA DAN LI N GK U N GAN FAK U LTAS EKON OM I DAN M AN AJ EM EN

(2)

 Kekaw at iran kelangkaan air, j uga t am pak dari perhit ungan Neraca Air - - selisih

ant ara ket ersediaan air dan kebut uhan air.

 Pada beberapa propinsi t elah

m enunj ukkan bahw a Propinsi Jakart a, Jaw a Barat , Jaw a Tengah, Yogyakart a,

Jaw a Tim ur, Bali dan Nusa Tenggara Barat sej ak t ahun 1990 sudah m engalam i defisit air ( Dew an Riset Nasional, 1994) .

 Karenanya t idaklah berlebihan, j ika Jan Gerards m engingat kan bahw a nilai air

(3)

Reformasi Kebijakan

Pengelolaan Sumberdaya Air

 it ulah j udul buku yang cukup provokat if dari Jan Gerards - - seorang konsult an

program pengem bangan sum berdaya air dari Gaia Managem ent Consult ant .

 Dari j udul buku di at as t elah

m engindikasikan akan m unculnya problem konflik air, yang disebabkan sem akin

langkanya ( scarcit y) j um lah dan kualit as air yang dapat dim anfaat kan m asyarakat .

(4)

Situasi "demand side efect"

terhadap

keberadaan air, akan berakibat bahwa air tidak

dapat berfungsi sebagai komoditas publik

(public goods).

Pada akhirnya

air akan bergeser fungsinya

menjadi komoditas ekonomi

(economic goods),

yang kehilangan makna fungsi sosialnya.

Menurut Apun Afandi (1994), di Indonesia

kebutuhan air untuk keperluan domestik (rumah

tangga) di pedesaan kurang lebih 120 liter per

orang perhari. Sedangkan di negara seperti

(5)

Pada skala nasional (thn 2003) ketersediaan

air bersih, hingga kini mencapai sekitar 60

persen. Artinya masih ada 40 persen atau

sekitar 90 jutaan rakyat Indonesia terpaksa

mempergunakan air yang tak layak secara

kesehatan untuk kehidupan sehari-hari.

Tingkat akses sumber air di pedesaan

Malaysia adalah yang tertinggi di Asia

(6)

Penyedia air bersih …… PDAM

Kapasitas produksi nasional air PDAM

yang 72.000 liter/ detik, sebagian besar

PDAM masih menghadapi masalah

kebocoran air (unaccounted for water)

hingga menyentuh level 40% -50% .

PDAM juga dihadapkan pada manajemen

yang buruk, dimana hal itu berdampak

pada sebagian besar PDAM yang ada di

I ndonesia mengalami kerugian dan

(7)

Masalah lain yang cukup dominan ialah

pelayanan dan kinerja PDAM.

Masih banyak idle capacity, kebocoran,

kapasitas, kualitas, kontinuitas

pelayanan dan otorisasi pengelolaan

yang belum diserahkan sepenuhnya.

Selain itu, masalah kebijakan nasional

yang masih mengijinkan subsidi bagi

PDAM, diskriminasi bunga pinjaman dan

(8)

Belum lagi sejumlah persoalan yang

secara umum menggelayuti pengelolaan

air di I ndonesia, seperti:

distribusi

pelayanan air yang tidak merata

;

polusi

air

;

ketidakmampuan pemerintah

memperluas jaringan irigasi bagi

keperluan pertanian

,

sehingga salah

satunya terjadi penurunan produksi padi

;

serta berkurangnya sediaan (supply) air

bersih maupun air minum yang

disebabkan berkurangnya daerah

(9)

 Dalam persoalan distribusi, tampak lebih

banyak difokuskan untuk melayani kegiatan komersial yang mendukung pembangunan ekonomi. Hanya konsumen yang mampu membayar yang dapat memiliki akses

terhadap air bersih.

 Kegagalan PDAM dalam memenuhi kebutuhan tersebut sebenarnya lebih

disebabkan buruknya kondisi jaringan pipa yang dimiliki, termasuk jaringan

pengumpulan (intake), jaringan transmisi,

instalasi pengolahan air, penampungan, jaringan distribusi, sampai dengan

sambungan ke tiap-tiap rumah.

(10)

Padahal Undang Undang (UU) Sumber

Daya Air (SDA) Nomor 7 Tahun 2004,

mewajibkan pemerintah memenuhi

kebutuhan air bersih bagi seluruh rakyat.

(11)

KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN

SUMBER DAYA AIR

• Meskipun potensi total tahunan sumber daya air di Indonesia masih berlimpah, tetapi distribusinya tidak merata baik ditinjau dari letak geografis

setiap pulau maupun dari segi distribusi curah hujan bulanan.

• Pembangunan yang sangat pesat, pertambahan jumlah penduduk serta meningkatnya kegiatan ekonomi selama tiga dasawarsa terakhir

(12)

Beberapa permasalahan yang perlu

mendapat perhatian yaitu

:

1. Konflik dalam penggunaan air

2. Keterbatasan peran masyarakat dan dunia usaha 3. Tumpang tindih peran lembaga pengelolaan

sumber daya air

4. Keterbatasan data dan informasi sumber daya air yang benar dan akuratKeterbatasan data dan

(13)

S

ELAIN ITU TERDAPAT PULA TANTANGAN

:

M ille nium Deve lopm e nt Goa ls

Dalam pergaulan masyarakat internasional, Indonesia terikat pada kesepakatan Millenium Development

Goals dan ohannesburg Summit 2002 yang

mentargetkan agar jumlah penduduk yang belum

mendapat layanan air bersih dan sanitasi pada tahun 2000, berkurang hingga separuh pada tahun 2015.

Pe nge m ba nga n I lm u Pe nge t a hua n da n Te k nologi se r t a Buda ya Te rk a it Air

Ilmu pengetahuan dan teknologi pengelolaan sumber daya air yang terus dikembangkan oleh negara lain merupakan tantangan bagi Indonesia agar tidak

(14)

MENGHADAPI REALITA PERMASALAHAN DAN TANTANGAN SEBAGAIMANA

TERSEBUT DIATAS DIPERLUKAN KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYAAIR YANG BERFUNGSI:

1) Memberi arah pengelolaan sumber daya air di tingkat nasional untuk periode tahun 2011 – 2030;

2) Menjadi acuan bagi menteri dan pimpinan lembaga pemerintahnonkementerian dalam menetapkan

kebijakan sektoral yang terkait denganbidang sumber daya air;

3) Menjadi masukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan 4) Menjadi acuan bagi penyusunan kebijakan

(15)

Kebijakan nasional pengelolaan sumber daya

air disusun berdasarkan visi: “Sumber Daya

Air Nasional yang Dikelola secara

Menyeluruh, Terpadu, dan Berwawasan

Lingkungan untuk Keadilan dan

Kesejahteraan Masyarakat Indonesia", dan

berpedoman pada tujuh asas pengelolaan

sebagaimana telah diamanatkan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang

Sumber Daya Air, yaitu:

kelestarian,

keseimbangan, kemanfaatan umum,

keterpaduan dan keserasian, keadilan,

(16)

Untuk mewujudkan visi tersebut, kebijakan nasional pengelolaan sumber daya air dalam 20 (dua puluh tahun) tahun ke depan dilakukan melalui lima misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan konservasi sumber daya air secara terus menerus;

2. Mendayagunakan sumber daya air untuk keadilan dan kesejahteraanmasyarakat;

3. Mengendalikan dan mengurangi daya rusak air; 4. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha

dalam pengelolaan sumberdaya air; dan

5. Membangun jaringan sistem informasi sumber daya air nasional yang terpaduantarsektor dan

(17)

FUNGSI DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

1. Perumusan kebijakan teknik di bidang sumber daya air sesuai peraturan perundangan

2. Penyusunan program dan anggaran serta evaluasi kinerja pelaksanaan kebijakan dibidang sumber

daya air

3. Pelaksanaan kebijakan di bidang sumber daya air meliputi irigasi, rawa dan pantai, sungai, danau, waduk dan bendungan, termasuk penyediaan air baku dan pemanfaatan air tanah

(18)

5. Pembinaan dan bantuan teknis

pengelolaan sumber daya air dan

evaluasi termasuk konservasi dan

pemeliharaan

6. Pengembangan sistem pembiayaan dan

pola investasi di bidang sumber daya air

7. Pengembangan norma, standar,

pedoman dan manual di bidang sumber

daya air

(19)

SASARAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA AIR

1) Tercapainya polapengelolaan sumber daya air yang terpadu dan berkelanjutan;

2) Tersedianya air yangcukup untuk petani

melalui pembangunan sarana dan prasarana irgasi yang memadai;

3) Pemberdayaan petani pemakai air (P3A) melalui kelembagaan yang mandiri;

(20)

5. Terkendalinya potensi konflik air;

6. Terkendalinya pemanfaatan air tanah;

7. Meningkatnya kemampuanpemenuhan

kebutuhan air bagi rumah tangga,

permukiman, pertanian, dan industridengan

prioritas utama untuk kebutuhan pokok

masyarakat dan pertanian rakyat;

8. Berkurangnya dampak bencana banjir dan

kekeringan;

(21)

10.Terlindunginya daerah pantai dari abrasi air laut

terutama pada pulau-pulaukecil, daerah

perbatasan, dan wilayah strategis;

11.Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat;

12.Meningkatnya kualitas koordinasi dan kerjasama

antar instansi;

13.Terciptanya pola pembiayaan yang

berkelanjutan;

14.Tersedianya data dan sisteminformasi yang

aktual, akurat dan mudah diakses; dan

(22)

DASAR PENETAPAN KEBIJAKAN

:

UUD 1945 pasal 33 ayat 3

UU No.23 1992 ttg Kesehatan

UU No.24 1992 ttg Penataan Ruang

UU No.32 2009 ttg Lingkungan Hidup

UU No.32 2004 ttg Pemerintah Daerah

UU No.25 2000 ttg Propenas

(23)

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SUMBER DAYA AIR

• Pengelolaan sumber daya air dilaksanakan

dengan memperhatikan keserasian antara :

• konservasi dan pendayagunaan,

• antara hulu dan hilir

,

• antara pemanfaatan air permukaan dan

air tanah

,

• antara pengelolaan demand dan

pengelolaan supply,

(24)

Padamasa lalu fokus pembangunan lebih

ditujukan pada pendayagunaan.

Ke depan upayakonservasi akan lebih

diutamakan sehingga akan terjadi

(25)

• Kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air perlu didukung dengan

ketersediaan data yang tepat, akurat dan dapat diakses dengan mudah oleh pihak-pihak yang memerlukan.

• Untuk itu, penataan dan penguatan sistem

pengolahan data dan informasi sumber daya air dilakukan secara terencana dan dikelola

secaraberkesinambungan dengan melibatkan instansi terkait dan perguruan tinggi

sehinggatercipta basis data yang dapat dijadikan dasar acuan perencanaan pengembangan

(26)

PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN SUMBER DAYA AIR

Untuk mencapai sasaran umum dan melaksanakan

kebijakan di atas dilakukankegiatan-kegiatan yang

tercakup dalam 5 (lima) program, yaitu:

1. Pengembangan,pengelolaan, dan konservasi

sungai, danau, dan sumber air lainnya;

2. Pengembangandan pengelolaan jaringan irigasi,

rawa, dan jaringan pengairan lainnya;

3. Penyediaandan pengelolaan air baku;

(27)

KEBIJAKAN LAIN

UU No.7 tahun 2004

SPAM (UU No.16 thn 2005)

Penghitungan PDRB Hijau

(28)

Contoh Kebijakan Pemanfaatan

Air Tanah Jawa Barat

Hasil kajian 2005 Dinas Pertambangan

dan Energi, Dept ESDM bahwa Cekungan

Air Tanah (CAT) yg telah memiliki zona

kritis adalah CAT Bandung, Bogor dan

(Bekasi-Karawang)

Penurunan muka air tanah di beberapa

(29)

Pengelolaan sumberdaya air tanah

hrs dilakukan dengan konsep :

“one

groundwater basin, one planning, one

integrated management”

Di Jawa Barat terdpt 15 cekungan

lintas Kabupaten/Kota yg perlu diatur

provinsi.

Pengaturan kewenangan provinsi ini

(30)

Sejalan dengan hal tsb telah disusun

Peraturan Daerah No.16 thn 2001 tentang

Pengelolaan Air Tanah yg memuat :

pengelolaan air tanah secara utuh mulai dr

perencanaan, pendayagunaan, perizinan,

konservasi dan pengendalian.

Perda tersebut ditindaklanjuti dengan

Pergub No.31 thn 2006 ttg

Pendayagunaan Air Tanah

(31)

Pada prinsipnya Kebijakan

pngelolaan air tanah didasarkan

pada upaya konservasi air

tanah dan tidak menjadikannya

sebagai sumber pendapatan

daerah yang harus terus

(32)

Langkah Kebijakan Operasional :

Ut k zona krit is : pengurangan debit

pengam bilan air t anah 8% / t hn

Zona raw an : pengurangan debit

pengam bilan air t anah 5% / t hn

Penam bahan resapan air ke dalam

t anah sebesar 4% / t hn

Melakukan berbagai upaya subt it usi

dengan air perm ukaan

(33)

Implementasi Strategi diatas :

1.

Pengurangan debit m elalui syarat t eknis

daft ar ulang ij in. Diw aj ibkan daft ar ulang

2 t hn sekali. Hasilnya di CAT Bandung

t hn 2003 pengurangan vol air t anah

4.100 m 3 per hari, t hn 2004 sebesar

1.775 m 3 per hari.

(34)

2. Penert iban pengam bilan airt anah

Dari hasil kegiat an penert iban sej ak t ahun 2001- 2005 t elah dit ert ibkan 3729 t it ik

sum ur bor, dan t elah diam bil t indakan

berupa penut upan sum ur ilegal sebanyak 344 t it ik dan 1523 dit indaklanj ut i proses ij innya.

3.

Sosialisasi upaya penghem at an dankonservasi airt anah
(35)

Referensi

Dokumen terkait

Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito)

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Apakah dengan menggunakan media realia dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar

Adapun Aplikasi atau cara penggunaan Sundial Horizontal dalam penentuan penanggalan Jawa Pranata Mangsa adalah menempatkan Sundial Horizontal di tempat yang rata

Berdasarkan rerata Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener pada stasiun 1, 3, dan 5 perairan Sungai Musi di pada stasiun tersebut diklasifikasikan kedalam perairan yang

Penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan Mei 2011 bertujuan untuk memperoleh informasi tentang keragaman, jenis, struktur tegakan dan kandungan karbon pada hutan

mengumpulkan kartu pada tempat yang telah disediakan, yaiotu pada kartu kelompok sesuai dengan warna kartu siswa (kartu nomor 1 karena putaran 1), ada kemungkinan jumlah

- Melindungi kepentingan negara dan warga negaranya di luar negeri.. 2) Propaganda : usaha sistimatis untuk mempengaruhi pikiran, emosi demi kepentinagn masyarakat

Hasil penelitian pada uji populasi bakteri dengan perhitungan jumlah populasi bakteri dengan pengenceran 10 -4 pada sampel ikan bandeng yang diawetkan mengunakan konsentrasi daun