• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN No Media Bina Ilmiah 25

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN No Media Bina Ilmiah 25"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com

Volume 9, No. 4, Juni 2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN CACAH DENGAN MEDIA LACAK

KARTU BILANGAN PADA SISWA KELAS V SDN 4 SURANADI LECAMATAN NARMADA

KABUPATEN LOMBOK BARAT

Oleh:

I Made Dayuh

Guru SDN 4 Suranadi lombok Barat

Abstrak : Penelitian ini secara umum bertujuan menciptakan proses belajar yang efektif, menyenangkan

dan memberikan motivasi serta daya tarik siswa pada pelajaran Matematika khususnya tentang operasi

hitung bilangan cacah terutama perkalian, dengan cara permainan lacak kartu bilangan. Penelitian

Tindakan Kelas ( PTK ) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui

refleksi dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi

meningkat. Berdasarkan seluruh pembelajaran dan analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut : Media permainan lacak kartu bilangan dapat membuat siswa senang belajar berhitung

karena mempermudah memahami konsep perkalian. Media permainan lacak kartu bilangan dapat

meningkatkan kemampuan operasi hitung bilangan cacah (perkalian dua bilangan satu angka, dimana

hasilnya sampai dengan 100)

Kata kunci : Kartu bilangan, Operasi bilangan cacah

PENDAHULUAN

Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Nasional Yakni mencerdaskan kehidupan bangsa

dan mengembangkan manusia seutuhnya maka

sangat

dibutuhkan

peran

pendidik

yang

professional. Sesuai dengan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai

pendidik merupakan jabatan professional. Untuk

itu profesionalisme guru dituntut agar terus

berkembang sesuai dengan perkembangan jaman,

ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

masyarakat

termasuk

kebutuhan

terhadap

sumberdaya

manusia

yang

berkualitas

dan

memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik

regional, nasional maupun internasional. Untuk

menghadapa persaingan dunia pendidikan tersebut

seorang pendidik diharapkan mampu memberikan

pelayanan yang baik kepada siswa, orang tua dan

masyarakat. Berbagai inovasi dan kegiatan yang

dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan mutu

pendidikan, guru sebagai garda terdepan dalam

dunia pendidikan hendaklah selalu berusaha untuk

memacu diri untuk terus belajar..

Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa

mutu pendidikan kita masih sangat rendah dan

tertinggal jauh dari harapan. Ini terbukti dari hasil

ulangan siswa pada prasiklus, menunjukkan

dibawah standar, hasilnya rata-rata siswa sebesar

6,5, sedangkan ketuntasan klasikal yang diperoleh

siswa sebesar 62,25, siswa yang tidak tuntas

sebesar 57,75%. Sehubungan dengan hal tersebut

maka tiga aspek kemampuan dasar yang harus

dimiliki oleh siswa, yaitu membaca, menulis dan

berhitung. Dari ketiga aspek tersebut pada siswa

SDN 4 Suranadi Kecamatan Narmada Kabupaten

Lombok Barat yang paling bermasalah adalah

aspek berhitung.

Pelajaran berhitung secara garis besar dibagi

menjadi empat macam, yaitu : Penjumlahan,

pengurangan, perkalian dan pembagian. Dari 4

bagian tersebut pada bagian perkalian dan

pembagian adalah yang paling bermasalah pada

siswa kelas V SDN 4 Suranadi Kecamatan

Narmada Kabupaten Lombok Barat .

Setelah guru melakukan identifikasi masalah

ternyata kegagalan dalam pembelajaran bermuara

pada beberapa aktifitas siswa yang jauh dari tujuan

pembelajaran.

1.

Kurang kreatifnya siswa dalam menyelesaikan

tugas yang diberikan guru

2.

Siswa dalam diskusi kelompok ternyata masih

banyak yang bermain-main.

3.

Siswa sering malu dalam menyampaikan ide

atau gagasan dalam berdiskusi.

4.

Siswa dalam menjawab pertanyaan guru

suaranya sering kurang jelas.

5.

Siswa dalam pembelajaran berlangsung sering

perhatiannya keluar kelas.

6.

Kemampuan siswa dalam menyerap mata

pelajaran yang diajarkan guru tidak

maksimal.

Berdasarkan analisa di atas peneliti berusaha

melakukan berbagai analisa untuk menemukan

akar permasalahan kenapa proses pembelajaran

tersebut hasil jauh dari tujuan yang telah

ditetapkan. Berdasarkan idntifikasi masalah di atas

peneliti menemukan penyebabnya.

1.

Kurang kreatifnya siswa dalam menyelesaikan

tugas yang diberikan guru, penyebab kurang

kreatifnya siswa dalam mengikuti pelajaran

(2)

_____________________________________________

Volume 9, No. 4, Juni 2015 http://www.lpsdimataram.com

setalah dibuka hasil observasi ternyata guru

dalam

menyajikan

pembelajaran

menggunakan motede konvesional, dimana

guru sebagai satu-satunya nara sumber dalam

pembelajaran.

2.

Siswa dalam diskusi kelompok ternyata masih

banyak yang bermain-main. Setelah dianalisa

penyebab

siswa

bermain-main

dalam

berdiskusi

yaitu

guru

tidak

maksimal

memberikan bimbingan, guru hanya terpusat

pada satu kelompok saja sehingga kelompok

yang tidak diperhatikan bermain-main.

3.

Siswa sering malu dalam menyampaikan ide

atau gagasan dalam berdiskusi. Berdasarkan

analisa malunya siswa bertanya disebabkan

oleh

kurang

trampilnya

guru

dalam

mengajukan pertanyaan, sehingga siswa lebih

banyak pasif saat sesi tanya jawab dilakukan

oleh guru.

4.

Siswa dalam menjawab pertanyaan guru

suaranya sering kurang jelas. Kecilnya suara

siswa dalam menjawab pertanyaan guru

ternyata berasal dari posisi siswa yang duduk

dibangku yang paling belakang.

5.

Siswa dalam pembelajaran berlangsung sering

perhatiannya keluar kelas. Perhatian siswa

yang tidak pokus disebabkan oleh penyajian

pembelajaran oleh tidak dilengkapi dengan

media pembelajaran, sehingga siswa seperti

hanya mendengar berita saja.

6.

Kemampuan siswa dalam menyerap mata

pelajaran yang diajarkan guru tidak

maksimal. Setlah dianalisa hasil belajar,

ternyata beberapa soal masih menggunakan

kata-kata yang kurang jelas.

Berdasarkan

analisa

di

atas

peneliti

mengajukan alternatif pemecahan masalah dengan

mencoba pada operasi hitung bilangan cacah

dengan cara permainan lacak kartu bilangan agar

siswa secara aktif, dan menyenangkan tanpa

adanya tekanan dalam belajar, serta meningkatkan

kreatifitas siswa sehingga hasil dari proses belajar

menjadi maksimal.

Penerapan permainan lacak kartu bilangan

sangat cocok diterapkan pada operasi hitung

bilangan cacah terutama pada operasi perkalian.

Model permainan lacak kartu bilangan akan

menggugah siswa kelas V SDN 4 Suranadi

Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat

untuk lebih mencintai Mtematika yang selama ini

sulit dipahami dan kurang berhasil. Model

permainan lacak kartu bilangan menanamkan

konsep belajar dengan pemahaman tinggi serta

menyenangkan melalui permainan yang menarik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka

diperoleh rumusan masalah sebagi berikut :

“Bagaimana peningkatan kemampuan operasi

hitung bilangan cacah dengan media permainan

lacak kartu bilangan pada siswa kelas V SDN 4

Suranadi Kecamatan Narmada Kabupaten

Lombok Barat?”

Penelitian ini secara umum bertujuan

menciptakan

proses

belajar

yang

efektif,

menyenangkan dan memberikan motivasi serta

daya tarik siswa pada pelajaran Matematika

khususnya tentang operasi hitung bilangan cacah

terutama perkalian, dengan cara permainan lacak

kartu bilangan. Sedangkan Tujuan khusus adalah

mendapatkan deskripsi tentang peningkatan

kemampuan kemampuan operasi hitung bilangan

cacah dengan media permainan lacak kartu

bilangan pada siswa kelas V SDN 4 Suranadi

Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat.

Penelitian ini bermanfaat bagi guru, siswa

serta

peneliti.

Beberapa

karakteristik

yang

diharapkan

muncul

dalam

pembelajaran

Matematika ini antara lain : kegiatan berpusat

pada siswa,

pemecahan masalah, penemuan,

bekerja

dalam

kelompok

kooperatif,

memanfaatkan pengalaman siswa, melibatkan

aktifitas siswa, seperti mendengar, menulis,

kenikmatan belajar,

bersikap

buka.

Bagi

peneliti lain hasil penelitian ini dapat dijadikan

acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis.

RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN

PEMBELAJARAN

a. Subjek Tempat Waktu Penelitian dan

Pihak Yang Bantu

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanankan di

V SDN 4 Suranadi Kecamatan Narmada

Kabupaten Lombok Barat. Pada siswa kelas V.

Berdasarkan data siswa di V SDN 4 Suranadi

jumlah siswa kelas V yaitu 20 orang, siswa

laki-laki jumlahnya 12 dan siswa perempuan 8

Berdasarkan letak geografis V SDN 4

Suranadi terletak di ujung timur Kabupaten

Lombok Barat, desa Suranadi dikenal sebagai kota

air dan merupakan kota wisata yang penuh dengan

penomena keindahan alam, SDN 4 Suranadi

Kecamatan Narmada tepatnya terletak di desa

Suranadi Kecamatan Narmada Kabupaten

Lombok Barat.

Perbaikan

pembelajaran

pada

penelitian

tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus.

Berikut penulis jadwal penelitiannya sebagai

berikut:

1.

Siklus Pertama dilaksanakan pada tanggal 12

Mei 2015

2.

Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 25

Mei 2015

Dalam penelitian pihak yang membantu yaitu

supervesor pertama dan supervesor kedua serta

(3)

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com

Volume 9, No. 4, Juni 2015

kepala sekolah V SDN 4 Suranadi Kecamatan

Narmada .

b. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) adalah

penelitian yang dilakukan oleh guru didalam

kelasnya sendiri melalui refleksi dengan tujuan

untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru

sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat

(Wardani, 2003:14 )

Menurut Wibawa ( 2004: 5 ), ada beberapa

alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan

bagi guru untuk meningkatkan profesionalitas

seorang guru karena :

1.

PTK sangat kondusif untuk membuat guru

menjadi peka dan tanggap terhadap

dinamika pembelajaran di kelasnya.

2.

PTK dapat meningkatkan kinerja guru

sehingga menjadi professional.

3.

Dengan melaksanakan tahapan – tahapan

dalam PTK guru mampu memperbaiki

proses belajar melalui suatu kajian yang

dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

4.

Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas

pokok seorang guru karena tidak perlu

meninggalkan kelasnya.

5.

Kualitas praktis pembelajaran secara

berkesinambungan

sehingga

dapat

meningkatkan mutu hasil pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas perbaikan

pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini,

menggambarkan suatu proses yang dinamis

meliputi aspek perencanaan, tindakan, observasi,

dan refleksi yang merupakan langkah berurutan

dalam satu siklus atau daur yang berkembang

dengan siklus berikutnya. Setiap siklus mempunyai

tahapan dan urutan yang sama.

Penelitian

ini

menggunakan

rancangan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian

Tindakan kelas ini dipilh karena ada masalah

didalam kelas yang ada hubungannya dengan

proses pembelajaran Mtematika terutama tentang

operasi hitung bilangan cacah khususnya perkalian

di kelas V SDN 4 Suranadi Kecamatan Narmada

Kabupaten Lombok Barat tahun pelajaran

2014/2015

Prosedur penelitian ini berupa penelitian

tindakan kelas ( PTK ) yang dilaksanakan dalam

tiga siklus atau tiga putaran. Tiga siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin

dicapai seperti yang diprogramkan dalam siklus

sebelumnya. Jika sampai dengan dua siklus dirasa

cukup maka siklus ke tiga sudah tidak perlu

dilaksanakan.

Berpedoman pada refleksi awal, peletian

tindakan kelas ini dilakukan dengan prosedur: (1)

Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi, (4)

Refleksi.

1. Perencanaan

Kegiatan

yang

dilakukan

dalam

tahap

perencanaan adalah sebagai berikut:

a)

Membuat rencana

pembelajaran

dengan

menggunakan model permainan lacak kartu

bilangn.

b)

Membuat lembar observasi untuk melihat

bagaimana

guru

mengajar

dengan

menggunakan model permainan lacak kartu

bilangan, dan bagaimana siswa belajar dengan

menggunakan latihan – latihan yang diberikan

guru sebagai aplikasi model yang telah

direncanakan dalam tahap sebelumnya.

c)

Membuat alat bantu pembelajaran yang

diperlukan dalam rangka mengoptimalkan

kemampuan operasi hitung bilangan cacah

pada siswa kelas V V SDN 4 Suranadi

Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok

Barat tahun pelajaran 2014/2015 .

d)

Mendesain alat evaluasi untuk melihat :

1)

Apakah kesalahan yang dilakukan oleh

siswa dalam operasi hitung bilangan cacah

berkurang ?

2)

Apakah kemampuan siswa dalam operasi

hitung bilangan cacah meningkat ?

2. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

adalah melaksanakan rencana pembelajaran.

3. Observasi

Dengan menggunakan lembar observasi

dapat

dilihat

pelaksanaan

rencana

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

4. Refleksi

Hasil yang telah didapatkan dari siswa

dianalisa, sedangkan hasil dari observasi,

guru dapat merefleksi diri.

c. Teknik Analisa Data

Untuk memperoleh data dengan kelayakan

penerapan model pembelajaran permainan lacak

kartu bilangan dalam pengajaran operasi hitung

bilangan cacah digunakan analisa data

deskriptif dengan menghitung data

sebagai berikut :

1.

Lembar observasi

Lembar observasi merupakan suatu lembar

pengamatan yang diisi oleh pengamat yang

berisikan tentang penilaian kegiatan guru dan

siswa selama proses belajar berlangsung.

2.

Tes Hasil pembelajaran siswa

Hasil pembelajaran siswa tampak pada

perolehan nilai siswa pada setiap tes yang

diberikan guru disetiap siklus. Data tersebut

diolah dengan tujuan dapat mengetahui

kemampuan

siswa

dalam

pembelajaran

operasi hitung

bilangan

cacah

dengan

(4)

_____________________________________________

Volume 9, No. 4, Juni 2015 http://www.lpsdimataram.com

menggunakan model permainan lacak kartu

bilangan.

3. Persentase data tanggapan siswa

Data yang diperoleh dari angket siswa

dianalisis secara statistic deskriptif, yaitu

analisis persentase per item. Hasilnya dalam

bentuk persentase pernyataan siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar dengan

model permainan lacak kartu bilangan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a. Deskrifsi Hasil Pelaksanaan Perbaikan

Pembelajaran

Hasil penelitian yang diproleh berupa lembar

observasi pengamtan aktifitas guru dan aktifitas

siswa pada setiap siklus , hasil tes kemampuan

siswa pada setiap siklus dan data tanggapan siswa

(angket pada setiap siklus ).

Data lembar observasi diambil dari dua

lembar pengamatan yaitu :

-

Data pengamatan aktifitas guru digunakan

untuk mengetahui aktifitas selama

pembelajaran

berlangsung

dengan

menggunakan model permainan lacak

kartu bilangan.

-

Data pengamatan aktifitas siswa

digunakan untuk mengetahui aktifitas

siswa

dengan

menerapkan

model

permainan lacak kartu bilangan itu

berlangsung.

Dari hasil tes kemampuan siswa digunakan

untuk mengetahui kemampuan siswa dengan

menerapkan model permainan lacak kartu

bilangan.

Data tanggapan siswa ( angket ) digunakan

untuk mengetahui efisiensi proses belajar

mengajar

dengan

menerapkan

model

permainan lacak kartu bilangan pada setiap

siklus. Hasil penelitian disajikan dalam tiga

siklus sebagai berikut.

1. Data Hasil Pelaksanaan Siklus I

a). Rencana

Rencana penelitian siklus I terdiri atas sasaran

penelitian dan instrument yang telah disajikan

pada bab III. Pelaksanaan Kegiaan Belajar

Senin, 11 Mei 2015

Fokus pengamatan :

1)

Aktifitas

siswa

dalam

pembelajaran

operasi hitunmg bilangan cacah dengan

menggunakan model permainan lacak

kartu bilangan.

2)

Hasil Nilai siswa dalam menentukan hasil

operasi hitung bilangan cacah terhadap

perkalian dua bilangan satu angka yang

hasilnya sampai dengan 100 dengan

menggunakan model permainan lacak

kartu bilangan.

b) Implementasi Tindakan dan Observasi

Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran

operasi hitung bilangan cacah dengan model

permainan lacak kartu bilangan sebagai

berikut :

1)

Pada awal pelaksanaan pembelajaran, guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran,

mengulang fakta dasar perkalian.

2)

Pada Kgiatan inti atau pelaksanaan model

permainan lacak kartu bilangan guru

menjelaskan tentang :

Pembentukan kelompok

Cara bermain

Cara memberi skor

Bermain lacak kartu bilangan

c)

Sarana Lomba

1) Kartu untuk guru

Dibuat dari kertas cukup tebal , misalnya

kertas buffalo dengan ukuran sekitar

setengah kertas folio. Kartu utnuk guru

bertuliskan perkalian dari fakta dasar yang

dipilih. Lomba ini dilakukan dengan 6 kali

permainan dalam satu putaran. Sehingga

jumlah kartu guru ada 6 terdiri atas hasil

perkalian yang mempunyai beberapa

alternative jawaban. Kartu guru yang

berupa kartu cadangan digunakan untuk

putaran tambahan.

2) Kartu untuk siswa

Dibuat dari kertas manila, dan untuk setiap

kelompok, kartu yang diberikan berbeda

warna. Kartu untuk siswa ukurannya lebih

kecil daripada kartu untuk guru, misalnya

sperempat

kertas

folio

dan

berisi

perkaqlian dari dua bilangan yang

masing-masing bilangan kurang dari 10. Kartu

siswa tersebut misalnya sebagai berikut :

Jawaban untuk kartu guru 12, yaitu = 2

x 6, 3 x 4, 4 x 3 dan 6 x 2

Jawaban untuk kartu 24, yaitu = 3 x 8,

8 x 3, 4 x 6, dan 6 x 4

Jawaban untuk kartu 36, yaitu = 6 x 6,

9 x 4, dan 4 x 9

Jawaban untuk kartu 48, yaitu = 6 x 8,

dan 8 x 6

Jawaban untuk kartu 63, yaitu = 7 x 9

dan 9 x 7

Jawaban untuk kartu 72, yaitu = 8 x 7

dan 7 x 8

Kartu lain yang dipilih guru berguna

sebagai pelengkap sebanyak 20 kartu

(5)

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com

Volume 9, No. 4, Juni 2015

Yaitu = 2 x 7, 7 x 2, 2 x 9, 9 x 2, 9 x 3, 3 x

9, 4 x 7, 7 x 4, 7 x 6, 6 x 7 dsb.

3) Nomor untuk kelompok

Kartu untuk nomor kelompok dibuat

warnanya sama dengan kartu utnuk siswa,

bersis nomor 1 samapi 6 ( sesuai banyak

kelompok setiap kali putaran ), dengan

ukiuran lebih kecil dan berbeda bentuk

dengan kartu guru dan kartu siswa, kartu

ini berguna untuk menandai pengumpulan

kartu oleh setiap kelompok pada setiap

putaran.

4) Cara bermain

1. Sebelum permainan dimulai, masing –

masing kelompok diberi 1 set kartu.

2. Guru menjelaskan aturan permainan

yaitu siswa diminta untuk mencari

sebanyak – banyaknya kartu yang

merupakan kartu perkalian dari dua

bilangan yang hasilnya ditunjukkan

oleh guru dengan kartu guru. Waktu

mencarian kartu dibatasi. Begitu guru

mengatakan stop dengan mengetuk

meja, maka pencarian kartu oleh siswa

dihentikan

dan

wakil

siswa

mengumpulkankartu yang diperolehnya

ke depan pada tempat yang telah

ditentukan. Penjelasan ini disertai

contoh.

3. Permainan putaran I.

Guru mengucapkan kalimat berikut “

Carilah kartu sebanyak – banyaknya

yang merupakan hasil perkalian 24” (

sambil mengangkat kartu guru ). Siswa

dibiarkan mencari kartu. Kemudian

mengatakan “stop” sambil mengetuk

meja sebagai tanda bahwa waktu

pencarian kartu telah berakhir . Wakil

kelompok

diminta

untuk

mengumpulkan kartu pada tempat yang

telah disediakan, yaiotu pada kartu

kelompok sesuai dengan warna kartu

siswa (kartu nomor 1 karena putaran 1),

ada kemungkinan jumlah kartu tiap

kelompok tidak sama dan belum tentu

semuanya benar.

Langkah d diluangi untuk kartu guru

yang lain, misal untuk kartu guru 36

pada putaran II dan kartu guru yang lain

untuk putaran berikutnya.

5) Penilaian hasil lomba

1. Setelah permainan selesai, dilakukan

penilaian

terhadap

kartu

yang

dikumpulkan oleh setiap kelompok.

Kartu yang dinilai adalah kartu jawaban

yang benar kemudian dicatat pada

papan penilaian.

2. Pemenang

permainan

didasarkan

banyaknya kartu jawaban yang benar

yang dikumpulkan. Pemenang I adalah

kelompok pengumpul kartu jawaban

benar terbanyak. Apabila seri ditambah

satu putaran lagi sampai diperoleh

pemenangnya. Pemenang sebaiknya

diberi hadiah misalnya permen dll. hasil

pengamatan siswa dalam kegiatan

belajar mengajar pada siklus I yang

menggunakan model permainan lacak

kartu bilangan. Aspek – aspek yang

mendapat

kriteria

kurang

adalah

sebagai berikut :

- Siswa

memperhatikan

yang

diberikan oleh guru

- Siswa mencatat hal – hal penting

ketika

proses

belajar

belajar

berlangsung.

Dua

aspek

tersebut

merupakan

kelemahan yang terjadi pada siklus I.

Aspek –aspek tersebut dijadikan bahan

kajian untuk refleksi dan revisi yang

akan dilakukan pada siklus II.

d) Refleksi

Dari data diatas dapat dipaparkan bahwa

upaya mengoptimalkan pembelajaran operasi

hitung bilangan cacah tentang perkalian

dengan menggunakan permainan lacak kartu

bilangan masih belum memenuhi harapan.

Tidak satu kelompokpun dapat menyelesaikan

semua soal dengan benar.

Hasil nilai pada siklus I ini masih jauh dari

yang diinginkan, rata nilai hanya masuk pada

kategori dibawah 60 %

Kendala pada siklus I ini adalah bahwa siswa

masih belum terampil dalam perkalian, untuk

itu perlu ditingkatkan ketrampilan perkalian

dan perlu dijelasankan kembali aturan

permainan yang dipakai.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada

siklus 1 terdapat kekurangan, maka perlu

adanya

revisi

untukmelakukan

siklus

berikutnya.

1)

Siswa

diterampilkan

mengalikan

2

bilangan dalam 1 angka yang hasilnya

sampai dengan 100.

2)

Guru menjelaskan aturan bermain lacak

kartu bilangan.

b. Data Hasil Pelaksanaan Siklus II

Rencana penelitian pada siklus II untuk

mengetahui sasaran dan instrument penelitian sama

dengan putaran sebelumnya, sedangkan rencana

pelaksanaannya Senin, 12 Mei 2015

(6)

_____________________________________________

Volume 9, No. 4, Juni 2015 http://www.lpsdimataram.com

Aktifitas dalam pembelajaran operasi hitung

bilangan cacah dengan menggunakan model

permainan lacak kartu bilangan.

Hasil nilai siswa dalam menentukan hasil

operasi hitung bilngan cacah terhadap

perkalian dua bilangan satu angka yang hasiln

sampai dengan 100 dengan menggunakan

model permainan lacak kartu bilangan.

1.

Implementrasi Tindakan dan Observasi

a)

Pada awal pelaksanaan pembelajaran, guru

menyampaikan

tujuan

pembelajaran,

memotivasi siswa dengn fakta dasar

perkalian.

b)

Pada kegiatan inti atau pelaksanaan model

permainan lacak kartu bilangan, guru

menjelaskan sarana dan cara berlomba,

o

Sarana berlomba :

o

Kartu untuk guru

o

Kartu untuk siswa

o

Kartu untuk kelompok

2.

Cara berlomba :

a)

Sebelum

permaian

dimulai,

masing-masing kelompok diberi 1 set kartu.

b)

Guru menjelaskan aturan permainan yaitu

siswa diminta untuk mencari

sebanyak-banyaknya kartu yang merupakan kartu

perkalian dari dua bilangan yang hasilnya

ditunjukkan oleh guru dengan kartu guru.

c)

Waktu pencarian kartu dibatasi. Begitu

guru mengetuk meja,maka pencarian kartu

oleh siswa dihentikan dan wakil siswa

mengumpulkan kartu yang diperolehnya

ke depan pada tempat yang telah

ditentukan. Penjelasan ini disertai contoh.

d)

Permainan putaran I.

Guru mengucapkan kalimat berikut sambil

mengangkat kartu guru 24. “Carilah kartu

sebanyak-banyaknya yang berisi perkalian

dua bilangan yang hasilnya 24”. Siswa

dibiarkan beberapa detik untuk mecari

kartu. Kemudian guru mengatakan “stop!”.

Sambil mengetuk meja sebagai tanda

bahwa waktu pencarian kartu telah

berakhir.

e)

Langkah diulangi untuk kartu guru yang

lain, yaitu sebagai berikut :

- Permainan putaran II dengan kartu guru 64 - Permainan putaran III dengan kartu guru 63 - Permainan putaran IV dengan kartu guru 36 - Permainan putaran V dengan kartu guru 32 - Permainan putaran VI dengan kartu guru 27

3. Penilaian hasil lomba :

a)

Seteleh permainan selesai, dilakukan

penilaian

terhadap

kartu

yang

dikumpulkan oleh setiap kelompok. Kartu

yang dinilai adalah kartu jawaban yang

benar. Banyaknya kartu jawaban benar

yang telah terkumpul kemudian dicatat

pada papan penilaian.

b)

Pemenang

lomba

didasarkan

pada

banyaknya kertu jawaban benar yang

dikumpulkan.

Pemenang

I

adalah

kelompok pengumpul kartu jawaban benar

terbanyak. Dicari tiga urutan pemenang.

Jika terjadi seri, maka diadakan putaran

permainan tambahan sampai diperoleh

pemenangnya. Para pemenang sebaiknya

diberi haiah ringan, misalnya permen.

4.

Refleksi

Dari data diatas dapat dipaparkan bahwa

upaya mengoptimalkan pembelajaran operasi

hitung bilangan cacah tentang perkalian

dengan menggunakan model permainan lacak

kartu bilangan mengalami perningkatan yang

sagat tajam. Hasil tersebut dapat dilihat pada

hasil yang didapat siswa sangat memuaskan.

b. Deskrifsi Hasil Pelaksanaan Perbaikan

Pembelajaran

Berdasarkan data hasil obeservasi, ulangan

dan komentar dari supervesor maka peneliti

Pelaksanaan siklus 1 pada hari senin, 11 Mei 2015,

selanjut hasil perbaikan siklus I diperbaiki pada

siklus II pada tanggal 25 Mei 2015 di kelas IV di

V SDN 4 Suranadi. Materi pembelajaran yang

diberikan oleh peneliti adalah pengertian operasi

bilangan bulat, proses pembelajaran dilaksanakan

pada pukul 07.30 – 09.30 wita. Pelaksanaan

pembelajaran pada tindakan pertama ini adalah

sebagai berikut : awalnya peneliti mengabsen

siswa. Selanjutnya peneliti mengenalkan kepada

siswa tentang pembelajaran dengan metode

cooperative script. Kegiatan observasi dilakukan

secara

kontinu

setiap

kali

berlangsungnya

pelaksanaan tindakan dengan mengamati aktifitas

siswa dan penggunaan metode cooperative script,

sedangkan evaluasi dilakukan dengan pemberian

test yang dikerjakan secara individual berupa tes.

Adapun rekap hasil belajar siswa pada siklus I dan

siklus II

Berdasarkan pembahasan di atas dapat

dijelaskan bahwa hasil perbaikan pembelajaran

mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II

diantaranya rata-rata kelas mencapai 73,39,

meningkat menjadi 80,89 terjadi peningkatan 7,5.

Ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai

67,86% menjadi 89,20% terjadi peningkatan 21,

43% , sedangkan siswa tidak tuntas terjadi

penurunan sebesar 21,43%. Dari peningkatan

tersebut dapat dismpulkan bahwa perbaikan

pembelajaran

menunjukan

hasil

sangat

memuaskan.

(7)

_____________________________________

http://www.lpsdimataram.com

Volume 9, No. 4, Juni 2015

PENUTUP

a.

Simpulan

Dari hasil kegioatan yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa penerapan media permainan

lacak kartu bilangan berpengaruh positif untuk

meningkatkan

kemampuan

siswa

dalam

pembelajaran operasi bilangan cacah.

Berdasarkan seluruh pembelajaran operasi dan

analisis yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1.

Media permainan lacak kartu bilangan dapat

membuat siswa senang belajar berhitung

karena mempermudah memahami konsep

perkalian.

2.

Media permainan lacak kartu bilangan dapat

meningkatkan kemampuan operasi hitung

bilangan cacah (perkalian dua bilangan satu

angka, dimana hasilnya sampai dengan 100)

b. Saran Tindak Lanjut

Seteleh diperoleh pengajaran operasi hitung

bilangan cacah dengan menggunakan media

permainan lacak kartu diatas dapat dikemukakan

saran sebagai berikut :

1.

Bagi guru, untuk mempermudah konsep

perkalian sebaiknya menggunakan model

permainan lacak kartu bilangan.

2.

Media permainan lacak kartu bilangan dapat

diperluas penerapannya pada pokok bahasan

yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen

Pendidikan

Nasional.2003.Model

Pembelajaran

Matematika

Sekolah

Dasar.Jakarta:Depdiknas

GBPP Kelas V SD.1993.Jakarta:Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan

Mulyana.

A2.2001.Rahasia

Matematika.

Surabaya.Edutama Mulia

Wardani, I.G.A.K, Wahirdit Kuswaya, Nasoetion

Noehi.2003. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta:Pusat Penerbit UT

Wibawa, Basukio.2004.Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai upaya penanggulangan terus dilakukan oleh pihak Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo dan Persaudaraan Setia Hati Terate serta Kepolisian Resort Kota

Pada fase ini akan dilakukan desain umum dari hasil perancangan topologi jaringan komputer di Universitas Teknologi Sumbawa, yang akan diusulkan untuk dapat diterapkan

Ketua LPM, melakukan rapat koordinasi dengan seluruh jajaran pimpinan di STKIP Kusuma Negara di awal dan akhir setiap periode audit mutu internal berlangsung

 Persiapan bagi Presbiter Pendamping Persiapan Pelayan Pelkat PA, PT dan Pelayan Firman Ibadah PA/PD Esther & Pelkat GP dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 12

Sekolah Dasar merupakan salah satu penyelenggara tingkat pendidikan yang mengembangkan potensi siswa pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara memuaskan

Pada aliran sistem informasi (ASI) sistem pengarsipan digital pada Sub Bagian Organisasi, Kepegawaian dan Penyusunan Peraturan IAIN Batusangkar ini penulis

Kinerja dari alat pengukur laju detak jantung yang dibuat akan dikalibrasi dengan menggunakan alat medis yang bernama Automatic Blood Pressure Monitor dari Omron