• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DENGAN PEMBELAJARAN BIASA DI SMP NASRANI 1 MEDAN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DENGAN PEMBELAJARAN BIASA DI SMP NASRANI 1 MEDAN T.A 2014/2015."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATANOPEN-ENDED

DENGAN PEMBELAJARAN BIASA DI SMP NASRANI 1 MEDAN T.A 2014/2015

Oleh:

Priska Salsalina Haloho NIM 4103111062

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME atas segala berkat dan anugrah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menerapkan pendekatanopen-endeddengan pembelajaran biasa di SMP Nasrani 1 Medan T.A 2014/2015.” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Rektor UNIMED Prof. Dr. Ibnu Hajar, MS beserta seluruh Pembantu Rektor sebagai pimpinan UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Jurusan Matematika dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini, kepada Bapak Drs.W.L.Sihombing, M.Pd, Bapak Drs.Syafari, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini, kepada Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd, MA, M.Sc, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Ibu Sri Lestari Manurung, M.Pd dan Bapak Mhd. Badzlan Darari, M.Pd sebagai dosen validator, dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.

(3)

v

memberikan dukungan kepada penulis, dan kepada B. Sembiring dan Lidya Kristina S, S.Pdk yang memberikan motivasi dan doa kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Malau, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Nasrani 1 Medan, Ibu Nurmala Pakpahan, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Nasrani 1 Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan di jurusan matematika kelas Dik A 2010, Dik B 2010, Dik C 2010, Eks 2010, dan Nondik 2010, terkhusus kepada Puji SS, S.Pd, Ristauli N, S.Pd, Ria IS, S.Pd, Santika B, S.Pd, Tri Dwi S, S.Pd, Vera SR, S.Pd, Zita SS, S.Pd, Nanda Amalia, S.Pd, Siska Juliani, S.Pd, Renata Yp,S.Pd yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Amos Hermanta Tarigan, M.Pd penulis mengucapkan banyak terima kasih karena telah memberikan waktunya, memberikan motivasi, doa, serta memberikan ide-ide dalam menyelesaikan skripsi ini. Begitu juga kepada teman-teman GSRI Sibirik-birik dan IKBKM yang telah memberikan doa serta semangat kepada penulis, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu penulis dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2015 Penulis,

(4)

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATANOPEN-ENDED

DENGAN PEMBELAJARAN BIASA DI SMP NASRANI 1 MEDAN T.A 2014/2015

PRISKA SALSALINA HALOHO (NIM.4103111062)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : (1) Perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menerapkan pendekatan open-ended dengan pembelajaran biasa. (2) Proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif melalui pendekatan open-ended dengan pembelajaran biasa.

Jenis penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Nasrani 1 Medan. Secara acak, dipilih dua sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII-B sebanyak 25 orang sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan pendekatan open-ended dan siswa kelas VIII-A sebanyak 25 orang sebagai kelas kontrol yang diajar dengan pembelajaran biasa. Pada akhir pembelajaran kedua sampel diberikan tes dengan menggunakan instrumen yang sama, dimana instrumen tersebut telah diuji reliabilitas dan validitas. Analisis data menggunakan uji-t. Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu data diuji normalitas dan homogenitas sebagai uji persyaratan analisis data.

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji-t dua pihak dengan menggunakan SPSS 16.00 diperoleh nilai signifikan (2-tailed) sebesar 0.039 dengan α = 0,05. Hal ini berarti 0.039 < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: (1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang diberi pembelajaran pendekatan open-ended dengan pembelajaran biasa pada pokok bahasan kubus dan balok di kelas VIII SMP Nasrani 1 Medan T.A 2014/2015, (2) Proses jawaban siswa dengan menerapkan pendekatan open-ended memiliki kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan kebaruan(novelty)yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif dibandingkan dengan menerapkan pembelajaran biasa.

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 8

1.3 Batasan Masalah 9

1.4 Rumusan Masalah 9

1.5 Tujuan penelitian 9

1.6 Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJUAN PUSTAKA

2.1 Berpikir Kreatif 11

2.2 Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa 15 2.3 Pendekatan dalam Pembelajaran Matematika 19 2.4 PendekatanOpen-Endeddalam Pembelajaran 20

2.4.1 Pengertian PendekatanOpen-Ended 20

2.4.2 MasalahOpen-Ended 23

2.4.3 Sintaks Pembelajaran dengan PendekatanOpen-Ended 26

2.4.4 Manfaat PendekatanOpen-Ended 26

2.4.5 Keunggulan PendekatanOpen-Ended 27

(6)

vii

2.5 Pembelajaran Biasa 27

2.6 Proses Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Masalah

pada Kemampuan Berpikir Kreatif 30

2.7 Teori Belajar Pendukung 31

2.8 Materi Pelajaran Kubus dan Balok 32

2.8.1 Mengenal Bangun Ruang 32

2.8.2 Luas Permukaan Kubus dan Balok 36

2.8.3 Volume Kubus dan Balok 37

2.9 Hasil Penelitian yang Relevan 39

2.10 Kerangka Konseptual 39

2.10.1 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Menerapkan PendekatanOpen-EndedLebih Tinggi dibanding dengan

Pembelajaran Biasa 40

2.10.2 Proses Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Berkaitan Dengan Kemampuan Berpikir Kreatif melalui Pendekatan

Open-Ended 41

2.11 Hipotesis Penelitian 42

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian 43

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 43

3.3 Populasi dan Sampel 43

3.3.1 Populasi 43

3.3.2 Sampel 43

3.4 Defenisi Operasional 44

3.5 Mekanisme dan Rancangan Penelitian 44

3.5.1 Mekanisme Penelitian 44

3.5.2 Rancangan Penelitian 47

3.6 Variabel Penelitian 47

3.7 Instrumen Penelitian 48

(7)

viii

3.9 Teknik Pengumpul Data 51

3.10 Teknik Analisis Data 53

3.10.1 Uji Normalitas 53

3.10.2 Uji Homogenitas 55

3.11 Analisis Pengujian Hipotesis 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Validitas dan Reliabilitas Tes 57

4.1.1 Uji Reliabilitas 57

4.1.2 Uji Validitas 57

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 58

4.3 Analisis Deskripsi Hasil Pretest Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol 58

4.4 Analisis Deskripsi Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif 59

4.5 Analisis Data Hasil Penelitian 60

4.5.1 Uji Normalitas Data 60

4.5.2 Uji Homogenitas Data 61

4.5.3 Uji Hipotesis 62

4.6 Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

untuk Setiap Indikator 64

4.6.1 Kelancaran(Fluency) 64

4.6.2 Keluwesan (Flexibility) 64

4.6.3 Kebaruan (Novelty) 65

4.6.4 Analisis Proses Jawaban Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 66

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian 72

4.8 Keterbatasan Penelitian 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 76

5.2 Saran 76

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks PendekatanOpen-Ended 26

Tabel 2.2 Perbedaan Pedagogik antara PendekatanOpen-Ended

dengan Pembelajaran Biasa 29

Tabel 3.1 Desain penelitianTwo Group(PretestdanPosttest) 47

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pretest 48

Tabel 3.3 Kisi-kisi Posttest 49

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Posttest 50

Tabel 3.5 Pedoman Pengklasifikasian Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa 51

Tabel 3.6 Validitas Item Soal Pretest 53

Tabel 3.7 Validitas Item Soal Posttest 53

Tabel 4.1 Reliabilitas Pretest dan Posttest 57

Tabel 4.2 Validitas Item Soal Pretest 57

Tabel 4.3 Validitas Item Soal Posttest 57

Tabel 4.4 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 58 Tabel 4.5 Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 59 Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 60 Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Varians Pretest Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 61 Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Varians Posttest Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 61 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Statistik Uji-tdengan SPSS 16.00 62 Tabel 4.10 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Taraf Signifikan 0,05 63 Tabel 4.11 Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Setiap

Indikator 64

(9)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Macam-macam Bangun Ruang 32

Gambar 2.2 Kubus dan Balok 33

Gambar 2.3 Diagonal Balok 34

Gambar 2.4 Jaring-jaring Kubus dan Balok 35

Gambar 2.5 Kubus 36

Gambar 2.6 Balok 36

Gambar 2.7 Kubus dan Balok Satuan 37

Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa untuk

Setiap Indikator 65

Gambar 4.2 Proses jawaban siswa kelas eksperimen untuk butir

soal nomor 1 66

Gambar 4.3 Proses jawaban siswa kelas kontrol untuk butir

soal nomor 1 66

Gambar 4.4 Proses jawaban siswa kelas eksperimen untuk butir

soal nomor 2 67

Gambar 4.5 Proses jawaban siswa kelas kontrol untuk butir

soal nomor 2 67

Gambar 4.6 Proses jawaban siswa kelas eksperimen untuk butir

soal nomor 3 68

Gambar 4.7 Proses jawaban siswa kelas kontrol untuk butir

(10)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kisi-kisi Pretest Berpikir Kreatif Matematika Siswa 82 Lampiran 2 Soal Pretest Berpikir Kreatif 83 Lampiran 3 Alternatif Penyelesaian Pretest 84

Lampiran 4 Lembar Validasi Soal Pretest 89

Lampiran 5 Pedoman Penskoran Pretest 91

Lampiran 6 Kisi-kisi Posttest Berpikir Kreatif Siswa 92 Lampiran 7 Soal Posttest Berpikir Kreatif 93 Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian Posttest 94 Lampiran 9 Lembar Validasi Soal Posttest 99

Lampiran 10 Pedoman Penskoran Posttest 101

Lampiran 11 Tes Kemampuan Awal 102

Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Awal 103

Lampiran 13 RPP PendekatanOpen-Ended 105

Lampiran 14 Lembar Aktivitas Siswa 1 128

Lampiran 15 Lembar Aktivitas Siswa 2 136

Lampiran 16 Lembar Aktivitas Siswa 3 141

Lampiran 17 Lembar Aktivitas Siswa 4 147

Lampiran 18 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan

Kelas Eksperimen 153

Lampiran 19 Perhitungan Validitas Tes 154

Lampiran 20 Perhitungan Reliabilitas Tes 159 Lampiran 21 Prosedur Perhitungan Rata-rata, Varians, dan

Simpangan Baku 162

Lampiran 22 Perhitungan Uji Normalitas 165

Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas 172

Lampiran 24 Perhitungan Uji hipotesis 174

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mendewasakan dan menanamkan nilai-nilai baik bagi pelajar. Tujuan dari pendidikan Indonesia tercantum di dalam alinea ke 3 UUD 1945 yang diimplementasikan pada UU Nomor 2 tahun 2003. Secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Karenanya, dunia pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan kualitas tiap individu, menimbang semakin pesatnya persaingan di era globalisasi. Melalui lembaga pendidikan, yaitu sekolah dan perguruan tinggi, diharapkan tercipta sumber daya manusia yang terampil, kompetitif, kreatif, kritis, dan memiliki pola pikir yang berkembang. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada tiap jenjang pendidikan memiliki peranan penting dalam mengembangkan kemampuan siswa. Hudojo (2005:37) menyatakan bahwa matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Melalui pembelajaran matematika, siswa dilatih untuk berfikir logis, kreatif, kritis, sistematis, terampil menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari–hari, serta berkomunikasi secara matematis.. Hal yang senada juga diungkapkan Cornellius (dalam Abdurrahman, 2003:253) :

(12)

2

Sesuai dengan tujuan umum pendidikan matematika, DEPDIKNAS menyatakan bahwa :

Tujuan pembelajaran matematika yaitu : (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, marancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagaram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu , perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Perkembangan IPTEK menuntut seseorang menjadi kreatif. Tanpa kreativitas, seseorang tidak bisa menjadi kompetitor bagi yang lain dan selalu tertinggal. Menurut Pehkonen (dalam Mahmudi, 2010:3) kreativitas tidak hanya terjadi pada bidang-bidang tertentu, seperti seni, sastra, atau sains, melainkan juga ditemukan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk matematika. Pada matematika ini, kreativitas merupakan produk dari berpikir kreatif dan lebih ditekankan pada prosesnya. Mann (2006:239) menyatakan, The essence of mathematics is thinking creatively, not simply arriving at the right answer. Esensi dari matematika adalah berpikir kreatif, tidak sekedar hanya sampai pada jawaban benar. Artinya, selain dari jawaban yang benar, matematika juga menuntut proses jawaban yang benar pula.

(13)

3

berpikir kreatif yang sering diidentikkan dengan intuisi dan kemampuan berpikir analitis yang diidentikkan dengan kemampuan berpikir logis. Berdasarkan paparan tersebut, jelaslah bahwa dalam belajar matematika, siswa memerlukan kemampuan berpikir kreatif.

Pada hakikatnya, menurut Daryanto (2010:114) kreativitas berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Secara khusus, menurut Krutetskii (dalam Siswono, 2005:2) kreativitas matematika merupakan kemampuan (abilities) siswa yang berhubungan dengan suatu penguasaan kreatif mandiri (independent) matematika di bawah pengajaran matematika, formulasi mandiri masalah-masalah matematis yang tidak rumit (uncomplicated), penemuan cara-cara dan sarana dari penyelesaian masalah, penemuan bukti-bukti teorema, pendeduksian mandiri rumus-rumus dan penemuan metode-metode asli penyelesaian masalah nonstandar.

Silver (dalam Saefudin, 2012:41) mengindikasikan adanya tiga kriteria berpikir kreatif, yaitu kefasihan (fluency), fleksibilitas, dan kebaruan (novelty). Tiga kriteria ini dapat dilihat dari cara siswa menyelesaikan masalah matematis. Kefasihan dilihat dari kemampuan siswa menyelesaikan masalah dengan memberi beberapa metode penyelesaian yang benar. Fleksibilitas ditunjukkan dengan kemampuan siswa memberikan ragam jawaban benar sebagai penyelesaian masalah. Kebaruan didasarkan kepada kemampuan siswa menyelesaikan masalah dengan beberapa jawaban yang berbeda-beda tetapi bernilai benar atau satu jawaban yang “tidak biasa” dilakukan oleh siswa pada tingkat pengetahuannya.

Pentingnya kemampuan berpikir kreatif ini tidak relevan dengan kenyataan yang ada. Kemampuan berpikir kretaif siswa dalam pembelajaran matematika masih tergolong rendah. Hal ini sejalan dengan ungkapan Guilford (dalam Munandar, 2009:7) dalam pidatonya yang mengatakan bahwa:

(14)

4

Salah satu penyebab dari rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru. Selama ini guru menggunakan cara pembelajaran di kelas secara biasa. Menurut Setiawati (2013) fakta dilapangan menunjukkan fenomena yang cukup memprihatinkan, yaitu: (1) pembelajaran selama ini membuat siswa tidak dapat membuat hubungan antara yang mereka pelajari di sekolah dan bagaimana pengetahuan tersebut di aplikasikan, (2) siswa menghadapi kesulitan memahami konsep matematika saat mereka diajarkan dengan pembelajaran biasa.

Hal di atas ternyata terjadi juga pada siswa SMP dimana peneliti melakukan observasi. Peneliti telah melakukan observasi di SMP Nasrani 1 Medan. Dalam observasi, peneliti mewawancarai guru bidang studi matematika (Nurmala Pakpahan, 23 Januari 2014) yang mengatakan bahwa :

Dalam menjawab soal, siswa hanya terfokus pada contoh soal yang diberikan guru ataupun yang ada pada buku teks siswa dan pola menjawab soal pun sama persis dengan yang diberikan oleh guru. Siswa mengalami kesulitan dalam meyelesaikan soal matematika yang membutuhkan penalaran dan pemahaman. Jika soal yang diberikan sedikit bervariasi atau berbeda dari contoh soal maka siswa kewalahan dalam menyelesaikannya. Hal ini disebabkan kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan soal. Selain itu, kurangnya kemampuan berpikir kreatif siswa disebabkan juga karena metode mengajar yang digunakan guru kurang tepat.

Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika dapat juga dilihat dari jawaban siswa dalam menyelesaikan soal. Soal ini diberikan kepada 35 siswa SMP Nasrani 1 Medan. Berikut soal yang diberikan untuk melihat kemampuan berpikir kreatif siswa:

10cm Sebuah bejana permukaannya berbentuk L,

seperti gambar di samping ini.

Tentukan volume dari bejana tersebut. 22 cm

15cm 10 cm

(15)

5

Berikut beberapa jawaban dan letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tersebut :

(1.a) (1.b)

Dari 35 siswa, cara penyelesaian yang ditemukan hanyalah 1 cara saja dan semuanya salah perhitungan untuk menentukan volume dari bejana tersebut. Sebagian besar siswa sudah membagi bejana menjadi dua bagian, namun semua siswa salah dalam menentuan panjang, lebar, dan tinggi dari bejana. Ini terjadi karena siswa kurang berpikir kreatif dalam menyelesaikan soal tersebut. Dari 35 siswa kelas IX-A SMP Nasrani 1 Medan, ada 11 (31,42%) siswa yang menjawab seperti gambar (1.a), ada 13 (37,14%) siswa yang menjawab seperti gambar (1.b). Sementara 11 ( 31,42%) siswa yang tidak menjawab soal tersebut. Dilihat dari banyak ragam jawaban dan metode penyelesaian, menunjukkan kefasihan dan keluwesan siswa dalam menyelesaikan soal masih kurang. Karena tidak ada ditemukannya jawaban dan penyelesaian unik dan berbeda dapat disimpulkan kebaruan siswa dalam menyelesaikan masalah masih lemah.

Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat ditingkatkan melalui penyajian masalah terbuka (open-ended problem) dalam pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Becker dan Shimada (dalam Mahmudi, 2008:4), penggunaan soal terbuka dapat menstimulasi kreativitas, kemampuan berpikir original, dan inovasi dalam matematika. Nohda (2008) juga menegaskan,

(16)

6

berbagai kegiatan matematika, sementara siswa dengan kemampuan lebih rendah masih dapat menikmati kegiatan matematika sesuai dengan kemampuan mereka sendiri.

Takahashi (2008:2) menyatakan bahwa “The open-ended approach is an instructional approach using an open ended problem ,which has multiple solutions or multiple approaches to a solution. The lesson proceeds by using several students’ responses to the given problem to provide experience in finding something new in the process.” Soal terbuka (open ended problem) adalah soal yang mempunyai banyak solusi atau strategi penyelesaian. Pembelajaran menggunakan respon dari beberapa siswa yang menyajikan pengalaman dalam menemukan sesuatu yang baru. Menurut Takahashi (dalam Mahmudi, 2008:4) menyatakan terdapat beberapa manfaat dari penggunaan soal terbuka dalam pembelajaran matematika, yaitu sebagai berikut: (1) Siswa menjadi lebih aktif dalam mengekspresikan ide-ide mereka; (2) Siswa mempunyai kesempatan lebih untuk secara komprehensif menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka; dan (3) Siswa mempunyai pengalaman yang kaya dalam proses menemukan dan menerima persetujuan dari siswa lain terhadap ide-ide mereka.

Dapat disimpulkan, bahwa penyajian masalah open-ended dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beragam teknik. Fokus penilaian pada penyelesaian soal terbuka tidak hanya sekedar pada hasil, tetapi yang paling penting adalah pada proses penyelesaiannya. Becker (dalam Mahmudi, 2010:4) menyatakan bahwa soal terbuka (open ended problem) adalah soal yang memiliki ragam jawaban. Untuk itu, poin penting dalam penggunaan dan penilaian masalah open-ended adalah prosedur penyelesaian, suasana, dan ragam penyelesaian.

Pembelajaran yang berlangsung selama ini hanyalah menyajikan dan menyelesaikan soal-soal rutin yang bisa langsung diselesaikan siswa dengan algoritma yang dicontohkan guru. Akibatnya, jika soal tersebut diganti bentuknya siswa akan kebingungan menjawabnya. Polya (1973:v) menyatakan :

(17)

7

development, misuses his opportunity. But, if he challenges the curiosity of his students by setting then problems proportionate to their knowledge, and helps them to solve their problems with stimulating questions, he may give them to solve their problems with simulating question, he may give them a taste for, and some means of, independent thinking.

Jika seorang guru matematika hanya melatih siswanya menyelesaikan soal-soal atau operasi rutin, ia sama saja membunuh ketertarikan siswa belajar matematika, membatasi perkembangan intelektual mereka dan menyia-nyiakan waktu mengajarnya. Tetapi, jika si guru meningkatkan keingintahuan siswanya melalui pemecahan masalah dari kehidupan nyata siswa untuk memperoleh pengetahuan dan membantu mereka memecahkan masalah dengan pertanyaan yang merangsang, maka guru membuat mereka merasa bermatematika, memahami matematika, dan berpikir bebas.

Sehingga banyak siswa mengikuti pelajaran tidak lebih dari rutinitas tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan maupun keterampilan. Peristiwa yang paling menonjol adalah siswa hanya berperan sebagai pendengar, siswa juga kurang terlibat dalam pembelajaran, sehingga kemampuan berpikirnya tidak kreatif yaitu hanya mengikuti langkah-langkah atau petunjuk yang sudah ada sebelumnya.

Selain itu, Lie (2008 : 3) juga menyatakan,

Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah. Kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama bahwa jika seseorang mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam suatu bidang, dia pasti dapat mengajar. Banyak guru masih menganggap paradigma lama ini satu-satunya alternatif. Mereka mengajar dengan metode ceramah mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat, dan hafal (3DCH) serta mengadu siswa satu sama lain.

Menyikapi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika, perlu adanya perubahan pendekatan pembelajaran yang selama ini menggunakan biasa. Pendekatan pembelajaran yang diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu pendekatan open-ended. Hal ini didasari oleh pendapat Shimada (1997:1) yang menyatakan bahwa :

(18)

8

memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik.

Pendekatanopen-endedsebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan minat dan kemampuan masing-masing. Keleluasaan berpikir melalui pendekatan open-ended membawa siswa untuk lebih memahami suatu topik dan keterkaitannya dengan topik lainnya, baik dalam pelajaran matematika maupun dengan mata pelajaran lain dan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun keunggulan pendekatan open-ended menurut Suherman, dkk (2003:132) adalah (1) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya, (2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matemati secara komperhensif, (3) Siswa yang memiliki kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri, (4) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan, (5) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan.

Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas bahwa pendekatan open-ended dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif daripada biasa, maka peneliti melakukan penelitian : “Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Menerapkan Pendekatan Open-Ended dengan Pembelajaran Biasa di SMP Nasrani 1 Medan T.A 2014/2015.”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan bahwa masalah-masalah kurang berhasilnya siswa dalam pembelajaran matematika di sekolah disebabkan :

1. Kemampuan berpikir siswa dalam pelajaran matematika belum kreatif. 2. Guru menggunakan pendekatan biasa dalam proses pembelajaran.

(19)

9

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang tercakup dalam identifikasi masalah, maka peneliti membatasi penelitian ini :

1. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi kubus dan balok. 2. Pembelajaran biasa menghambat kemampuan berpikir kreatif siswa pada

materi kubus dan balok.

3. Menerapkan pendekatan open-ended untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi kubus dan balok.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang diberi pembelajaran pendekatan open-ended dengan pembelajaran biasa di SMP Nasrani 1 Medan T.A 2014/2015?

2. Bagaimana proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif melalui pendekatanopen-ended?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Menunjukkan apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara

siswa yang diberi pembelajaran pendekatan open-endeddengan pembelajaran biasa di SMP Nasrani 1 Medan T.A 2014/2015.

2. Mendeskripsikan bagaimana proses jawaban siswa dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif melalui pendekatan open-ended.

1.6 Manfaat Penelitian

(20)

10

Sebagai bahan iniformasi bagi siswa untuk menentukan cara belajar yang sesuai dalam mempelajari materi matematika.

2. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru matematika dalam memilih pendekatan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

3. Bagi sekolah

Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang pentingnya pendekatan pembelajaran baru dalam pembelajaran matematika.

4. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

5. Bagi peneliti lain

(21)

76 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data temuan penelitian selama menerapkan

pendekatan open-ended dengan menekankan pada kemampuan berpikir kreatif

siswa, diperoleh kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan tersebut sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang diberi

pembelajaran pendekatan open-ended dengan pembelajaran biasa di SMP

Nasrani 1 Medan T.A 2014/2015 dengan rata-rata kemampuan berpikir

kreatif siswa kelas eksperimen adalah 25,80 dan rata-rata kemampuan

berpikir kreatif siswa kelas kontrol adalah 22,80. Secara deskriptif

diperoleh rata-rata kelancaran (fluency) kelas eksperimen sebesar 10,08

sedangkan kelas kontrol sebesar 8,88. Rata-rata keluwesan (flexibility)

kelas eksperimen sebesar 9,52 sedangkan kelas kontrol sebesar 7,92.

Rata-rata kebaruan (novelty) kelas eksperimen sebesar 6,2 sedangkan kelas

kontrol sebesar 6,0.

2. Proses jawaban siswa dengan menerapkan pendekatan open-ended

memiliki kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan kebaruan

(novelty) yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan

kemampuan berpikir kreatif dibandingkan dengan menerapkan

pembelajaran biasa.

5.2 Saran

1. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan pendekatan open-ended

sebaiknya dilakukan secara konsisten dan dapat memanfaatkan waktu

sebaik-baiknya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

2.

Diharapkan kepada peneliti lainnya untuk melanjutkan bentuk penelitian

(22)

77

dapat berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan

matematika.

3.

Bagi pihak terkait lainnya seperti pihak sekolah diharapkan untuk lebih

memperhatikan kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran yang

digunakan dalam mengajarkan matematika dalam meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa.

4.

Kepada siswa, khususnya siswa SMP Nasrani 1 Medandisarankan untuk

saling bekerjasama dalam diskusi kelompok terutama dalam meningkatkan

(23)

78

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006 . Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung : Yrama Widya.

Djamarah, S.B. (2006). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Fadillah, S.2013.Pembentukan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol.6 No.2 Edisi Desember 2013.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. 2010 . Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan FMIPA UNIMED. Medan : FMIPA Universitas Negeri Medan.

Hamzah dan Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta : Bumi Aksara.

Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : UM Press.

Khairina. 2012. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Open-Ended Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Penalaran Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas. Tesis. Medan : PPs Universitas Negeri Medan (Tidak dipublikasikan)

Khairunnisa. 2012. Peningkatan Kemampuan Penalaran Dan Berpikir Kreatif MatematisbSiswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pendekatan Open-Ended Berdasarkan Gender Siswa. Tesis. Medan : PPs Universitas Negeri Medan (Tidak dipublikasikan)

Lie, A. 2008. Cooperative Learning-Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Gramedia.

(24)

79

Mann, E. L. 2006. Creativity: The Essence of Mathematics. Journal for The Education of The Gifted. Vol. 30, No. 2, 2006, pp. 236-260 (Online) http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ50778.pdf

Munandar, U.1999. Pengembangan Kreativitas dan Anak Berbakat. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Munandar, S. C. U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Nagasaki, E. 2012. Mathematical Literacy for Living in the Highly Information-and-Technology-Oriented in the 21st Century: Mathematics Education from the Perspective of Human Life in Society. 12th International Congress on Mathematical Education. 8-15 July, 2012. [on-line]. http://www.icme 12.org/upload/submission/1951_F.pdf

Nohda, N. 2000. Theacing by open-approch Mehod in Japanese Mathematics Classroom. In. T. Nakahara & M. Koyama (Eds). Proceeding of the 24th conference of international Group of Mathematics Education, Vol 4(pp. 145-152). Hiroshima: Hiroshima University.

Nuraini. 2012. Pengaruh Penerapan Pendekatan Open-Ended Terhadap Tingkat Kreativitas, Kemampuan Pemecahan Masalah dan Sikap Siswa SMP AEK KANOPAN.Tesis.Medan : PPs Universitas Negeri Medan. (Tidak dipublikasikan)

Polya, G. 1973. How to Solve It : A New Aspect of Mathematical Method. New Jersey : Princeton University Press.

Purwanto, N. (2010) . Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Putri, D. 2012. Analisis Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Pemecahan Masalah Matematika Antara Siswa Yang Diberi Pembelajaran Open-Ended Dengan Pembelajaran Konvensional. Tesis. Medan : PPs Universitas Negeri Medan (Tidak dipublikasikan)

P4MRIUNPAT. 2011. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika UNPATTI pada tanggal 14 November 2011. [on-line]. http://p4mriunpat.wordpress.com/2011/11/14/kemampuan-berpikir-kreatif-matematik/. [10 Februari 2014]

(25)

80

Saylan, A,S.2013. Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kreativitas Antara Siswa yang Mendapat Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berbasis Masalah Open-Ended dengan Siswa yang Mendapatkan Pembelajaran Ekspositori. Tesis. Medan : PPs Universitas Negeri Medan (Tidak dipublikasikan)

Saefudin, A. A. 2012. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Al-Bidayah, Vol 4 No. 1, Juni 2012. [on-line] http://journal.uin-suka.ac.id/albidayah/article/download/22/25 [20 Oktober 2013]

Sagala, H. S.2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Sanjaya, W.2009.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Shimada, S.2007. The Significance of an Open-Ended Approach. In Becker, Jerry P. and Shimada, Shigeru (editor). The Open-Ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics. Seventh printing (page 1). The National Council of Theachers of Mathematics, Inc., Reston, Virginia

Sinamo, J. 2010. 8 Etos Keguruan. Jakarta : Institut Darma Mahardika.

Sinurat, A. 2013. Pendekatan Open-Ended. [on-line]. Avaliable : http://aldisinurat.blogspot.com/2013/01/pendekatan-open-ended.html. [10 Februari 2014].

Siswono, T. Y. E. 2005. Menilai Kreativitas Siswa dalam Matematika. Prosiding

Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika “Peranan

Matematika dan terapannya dalam meningkatkan Mutu Sumber Daya

Manusia Indonesia” di jurusan matematika FMIPA Unesa, 28 Pebruari

2005. [on-line]. Avaliable: http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/ paper05 _nilaikreatif.pdf [12 September 2013]

Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana. 2005 . Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Suherman, E, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA

(26)

81

Suryabrata, S. 2011 . Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Syaiful dan Aswan. 2006 . Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta : PT.Rineka Cipta.

Takahashi, A. 2008. Communication as Process for Students to Learn Mathematical. (Online) http://www.criced.tsukuba.ac.jp/math/apec/apec 2008/papers/PDF/14.Akihiko_Takahashi_USA.pdf

Trianto. 2009 . Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana.

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontrukvisme, Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wijaya, A. 2012.Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

_____. 2013. Metode Pembelajaran Konvensional. [on-line] http://belajar-nonstop.blogspot.com/2013/03/metode-pembelajaran-konvensional.html. [10 Februari 2014]

_____. 2013. http://niasselatanku.com/2013/12/04/pendidikan-matematika-sekolah-indonesia-urutan-terendah-dari-65-negara-didunia/ ( accessed 27 Januari 2014, 15:19)

_____. 2013. http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-timss ( accessed 27 Januari 2014, 15:19)

_____. 2013. http://kampus.okezone.com/read/2013/01/08/373/743021/large 15:22 ( accessed 27 Januari 2014, 15:19)

_____. 2013. http://www.sahabatyatim.org/artikel/7-penyebab-kualitas-pendidikan-di-indonesia-rendah/ ( accessed 27 Januari 2014, 16:35)

_____. 2013. http://gurupintar.ut.ac.id/component/content/article/177-masalah-pendidikan-di-indonesia.html ( accessed 27 Januari 2014, 16:35)

_____. 2013. (http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia-refleksi-2-mei-552591.html)

(27)

ii

RIWAYAT HIDUP

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan Kegiatan Spray Painting Dalam Meningkatkan Kreativitas Seni Rupa Anak Usia Dini Di Kelompok B Kelas Anggur TK PGRI Lembang.... Peningkatan Kreativitas Seni

Pihak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang

Penetapan Kadar Nitrit pada Daging Sapi Segar dan Olahan yang Beredar di Kota Medan secara Spektrofotometri Sinar Tampak.. Medan: Fakultas

4.10 Rataan Skor Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Eksperimen Berdasarkan Kategori Kemampuan Mahasiswa .... 4.11 Analisis Varians Gain Kemampuan Berpikir

Lampiran 3.Uji Korelasi pada Komponen Produksi Tandan Buah Segar bulanan Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7,dan 9 Tahun selama 3

(1) Dengan tidak mengurangi kewadjiban untuk memperoleh izin menurut peraturan- peraturan lain jang berlaku, maka kepada pemegang Kuasa Pertambangan jang telah

Teknik pengumpulan data dibutuhkan untuk menentukan instrumen yang digunakan untuk menjaring informasi dari subjek penelitian (guru mata pelajaran.. program produktif, ketua

Dalam rangka pencairan BOP RA Semester 1 Tahun 2016 dilingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo, bersama ini kami mohon kepada Kepala RA untuk mengumpulkan