• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Busana dalam arti umum adalah bahan tekstil atau bahan lainnya yang sudah dijahit atau tidak dijahit yang dipakai atau disampirkan untuk penutup tubuh seseorang. Sebagai contoh yaitu kebaya dan kain panjang atau sarung, rok, blus, blazer, bebe, celana rok, celana pendek atau celana panjang (pantalon), sporthem, kemeja, T-Shirt, piyama, singlet, kutang (brassier) atau Buste Houder (BH), rok dalam, bebe dalam. Dalam pengertian lebih luas sesuai dengan perkembangan peradaban manusia, khususnya bidang busana, termasuk ke dalamnya aspek-aspek yang menyertainya sebagai perlengkapan pakaian itu sendiri, baik dalam kelompok milineris (millineries) maupun aksesoris (accessories).

Dalam arti sempit busana dapat diartikan bahan tekstil yang disampirkan atau dijahit terlebih dahulu dipakai untuk penutup tubuh seseorang yang langsung menutup kulit ataupun yang tidak langsung menutup kulit seperti sarung atau kain dan kebaya, rok, blus, bebe, celana panjang atau pendek, kemeja, singlet, BH , piyama, dan daster.

Pada zaman dahulu, orang telah mengenal bentuk-bentuk busana atau pakaian. Bentuk bentuk busana waktu itu sangat sederhana, dengan wujud geometris yaitu segiempat atau segi empat panjang. Setiap bangsa mempunyai cara masing masing dalam menggunakan pakaian dengan bentuk geometris tersebut. Ada pakaian yang dilingkarkan atau dililitkan begitu saja pada tubuh, dibantu dengan tali untuk mengikat.Ada pula yang melubangi bagian tengah bidangnya untuk memasukkan kepala. Dalam perkembangannya, bentuk-bentuk tersebut digolongkan menjadi bentuk-bentuk dasar busana.

Di makalah ini akan dijelaskan beberapa macam bentuk dasar busana dan juga berbagai macam bentuk siluet pada pakaian, baik dari siluet dasar sampai dengan variasinya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan bentuk dasar busana ?

2. Ada berapa macam bentuk dasar busana menurut sejarah, dan bagaimana perkembangannya ?

(2)

2 BAB II PEMBAHASAN

A. BENTUK DASAR BUSANA

Bentuk dasar pakaian dapat diartikan sebagai bentuk awal dari suatu pakaian, menurut sejarah bentuk dasar pakaian di bagi menjadi tiga yaitu Kutang, Pakaian bungkus, dan Kaftan.

 Kutang

Kutang adalah suatu bentuk pakaian yang berbentuk persegi panjang, pada pertengahannya diberi lubang untuk memasukkan kepala, dan pada bagian sisinya tidak dijahit. Panjang kutang tergantung pada iklim dan lingkungan daerah dan kebutuhan si pemakai.

Istilah ”kutang” dimulai dari bentuk yang menyerupai pipa atau selinder yang maksudnya untuk menyelubungi sesuatu. Pada zaman dulu penduduk asli Amerika, yaitu suku Indian telah mengenal ”pohon kutang”. Kulit pohon itu diambil sedemikian rupa sehingga berbentuk silinder, yang mereka pergunakan sebagai bahan busana.  Pakaian bungkus

Bentuk dasar pakaian bungkus terdiri dari selembar bahan yang terlepas berbentuk persegi empat panjang, yang dipakai dengan cara dibungkuskan atau dibelit-belitkan sekeliling badan dari mulai dada ke bawah atau dari pinggang kebawah. Busana bungkus ini umumnya tidak dijahit, tetapi bukan berarti kebudayaan bangsa yang memakainya masih rendah, karena dibuktikan pada zaman kuno di Eropa Tengah sudah dipergunakan jarum jahit dari logam dan perunggu. Walaupun jarum jahit sudah ada, tetapi busana bungkus ini masih dari bahan terlepas yang dibelitkan atau didrapirkan langsung ke tubuh pemakai seperti sari di India, toga dan palla di Roma di zaman purbakala, chiton dan peplos di Yunani kuno, kain dan selendang di Indonesia.

(3)

3  Kaftan

Kaftan bentuknya panjang, pada bagian tengah muka terbuka dari atas sampai ke bawah berlengan dan kadang-kadang memakai ikat pinggang.

B. PERUBAHAN BENTUK DASAR BUSANA

Dari ketiga macam bentuk dasar pakaian yang asli yaitu kutang, pakaian bungkus, kaftan. Sampai saat ini masih dipakai akan tetapi mengalami perubahan signifikan sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia mode menjadi beberapa macam bentuk pakaian baik dari segi bahan maupun cara memakainya.

Di indonesia sendiri bentuk busana tradisional pada dasarnya menunjukkan ciri-ciri yang khusus yang memperlihatkan seni berbusana yang cukup menarik. Prinsip kesamaan antara busana tradisional Indonesia dengan busana asli prasejarah terlihat pada :

 Macam dan jenis busana masih berhubungan dengan bentuk dasar busana asli prasejarah.

 Nama-nama khusus busana tiap daerah hanya berbeda dallam istilah, tapi bentuk dasarnya tetap sama.

 Macam kain yang digunakan, baik dari asal bahan, teknik tenunan, corak desain dan warna yang digunakan umumnya disukai disetiap daerah.

Bentuk dan susunan busana tradisional indonesia dibagi atas beberapa golongan yang didasarkan atas prinsip asal dan bentuk busana asli dijaman pra sejarah, antara lain :

(4)

4

1). Bentuk busana yang didasarkan atas pakaian bungkus, berdasarkan fungsi dibedakan menjadi:

a. Busana yang dipakai sebagai penutup badan seluruhnya:

 Selembar kain yang menutup badan dari atas buah dada atau ketiak sampai mata kaki

 Dua lembar kain yang menutup masing-masing bagian atas dan bawah Diterapkan pada: - Busana pengantin daerah Jawa

- Busana pengantin daerah Bali - Busana Wanita dayak

2). Bentuk busana bungkus yang hanya berfungsi menutup bagian bawah,artinya khusus dipakai untuk membungkus badan bawah mulai dari pinggang sampai mata kaki, atau batas tertentu.

Diterapkan pada: - Jarit nama kain didaerah Jawa - Ulos didaerah tapanuli

(5)

5

3). Bentuk busana bungkus hanya sebatas penutup badan bagian atas,yang dipergunakan sebagai pengganti baju.

Diterapkan pada: - Kemben di daerah Jawa

- Anteng dan Senteng dari Bali,dll.

4). Bentuk busana bungkus sebagai penutup kepala,baik untuk pria maupun wanita. Diterapkan pada: -Sabulangkan, selendang didaerah toraja

-Tengkuluk, nama selendang didaerah batak atau tapanuli - Tengkuluk, nama selendang didaerah toba,minangkabau,dll

Tidak hanya di indonesia bentuk pakaian bungkus aamat kental ditemukan pada sari atau pakaian yang paling terkenal di india dan merupakan pakaian tradisional masyarakat India. Cara pemakaiannya yaitu hanya dengan melilitkan selembar kain pada bagian bawah badan sampai bagian atas yang sebagiannya lagi di sampirkan pada bahu.

 KUTANG

Di era perkembangan mode seperti sekarang ini bentuk kutang masih sangat banyak di terapkan pada model desain suatu busana, tapi dengan tampilan dan berbagai inovasi dari tangan-tangan ahli para Fashion Designer.

Bentuk dasar kutang masih sangat kental kita jumpai dalam pembuatan baju tradisional masyarakat Sulawesi Selatan yang dikenal dengan nama baju Bodo. Baju bodo merupakan salah satu baju tradisional tertua di dunia yang masih sampai saat ini masih sering digunakan untuk menghadiri acara resmi. Model baju bodo ini pada

(6)

6

dasarnya merupakan modifikasi dari kutang. Perubahannya hanya pada bagian sisinya, sebagian dijahit dan disisa sebagian untuk tempat memasukkan lengan.

Tidak hanya pada baju bodo saja tetapi dapat ditemukan pada : a. Yang berbentuk baju, antara lain :

1) Baju kurung yaitu busana di daerah Sumatera, Kalimantan, Madura dan Maluku. 2) Baju poro-poro yaitu busana khusus di daerah Sumbawa

3) Baju rambu-nua yaitu busana khusus di daerah flores

4) Baju pokko, busuk siku, kalade-limana dan tallu-buku yaitu busana khusus di daerah Toraja

5) Baju teluk-belanga, yaitu busana pria yang sebagian besar terdapat di daerah Indonesia

b. Yang berbentuk sarung antara lain :

1) Rawo dan lawo, yaitu bentuk sarung di Flores 2) Utang, bentuk sarung di daerah Moumere

3) Lahu-hemba dan lau-padahu, sarung yang dikenal di daerah Sumbawa 4) Bonde dan pandan, macam sarung di Toraja

5) Cual, nama sarung di daerah Bangka-Belitung 6) Tapih bakurung, nama sarung di daerah Kalimantan.

 KAFTAN

Busana ini merupakan bentuk perkembangan dari bentuk kutang. Kaftan berupa baju yang dimasukkan dari depan atau belakang

 Pakaian hasil modifikasi dari kaftan sangat melekat pada kimono, pakaian khas masyarakat Jepang. Kimono ini dasarnya merupakan bentuk ubah dari Kaftan.

(7)

7

Hanya saja diberi perubahan pada bagian lehernya yaitu diberi kerah dan memakai ikat sebagai pelengkap.

Selain kimono ada berbagai macam modifikasi dari bentuk dasar kaftan.

C.BENTUK – BENTUK SILUET PAKAIAN

1. Siluet Busana

a. Pengertian SILUET…

 Bentuk luar atau bayangan suatu benda, setiap benda memiliki siluet yang berbeda (kamus)

 Garis dasar bagian luar yang membentuk pakaian ( Morton Grace Margaret)

 Unsur terpenting yang membentuk pakaian / bayangan garis liar dari suatu objek yang memberi jarak dengan pengelihatan. ( Pankowski ).

 Bagian luar suatu garmen yang di pengaruhi oleh penggunaan tekstur ( Sharon Lee Tate ).

 Garis luar / bentuk dasar pakaian yang membedakan satu model dengan model lainya.

(8)

8

Siluet secara umum adalah garis luar dari satu pakaian, bentuk dari pakaian, tanpa bagian-bagian atau detailnya seperti, kerutan, lipit-lipit, kup dll. Atau dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang pertama nampak pada suatu model pakaian.

Siluet sangat mempengaruhi bentuk tubuh si pemakai, oleh sebab itu untuk menutupi kekurangan dari bentuk tubuh si pemakai, perlu diperhatikan pemilihan siluet , kita mengenal beberapa bentuk tubuh wanita dewasa antara lain :

 Kurus Tinggi  Kurus Pendek  Tinggi Gemuk  Pendek Gemuk

 Ideal/langsing/sedang

Menutupi kekurangan seseorang yang mempunyai bentuk badan gemuk pendek, agar terlihat langsing begitu pula sebaliknya yang memiliki tubuh tinggi kurus agar ia terlihat agak berisi.

b. Penggolongan siluet

1. Siluet berdasarkan bentuk dasar (Mrs. Young)  siluet lurus

Bentuknya lurus menyerupai pipa serta terlihat kaku. Siluet sangat sederhana, tanpa memperlihatkan bentuk tubuh, dapat di buat sangat longgar atau tidak terlalu longgar. Siluet ini sebaiknya di pakai oleh orang dengan bentuk tubuh kurus sehingga terkesan menambah volume tubuh.

 siluet lonceng

Disebut juga siluet penuh karena memperlihatkan bentuk yang berisi, lobar dan melengkung menyerupai lonceng.

 siluet bustle

Siluet yang mempunyai bentuk tonjolan atau busung.

2. Siluet berdasarkan tekstur  siluet tailor

(9)

9  siluet darper

Menggunakan tekstur yang tipis, teknuk penyelesaian system dressmaking ( Seperti lurus, miring, atau kaku)

3. siluet berdasarkan kesan usia  Gadis moderen atau flapper  Dewasa atau mature

4. siluet berdasarkan bentuk huruf

 Siluet A Menunjukan garis sempit di atas dan mengembang di bawah.  Siluet H Menunjukan garis nisi lurus dari atas ke bawah.

 Siluet I Besar di atas dan di bawah, bagian tengah lurus.  Siluet Y Besar di atas dan mengecil di bawah

 Siluet T Besar di atas dan lurus ke bawah.

 Siluet X Besar di atas, pas di pinggang dan besar di bawah.  Siluet O Siluet ini menyerupai bentuk bola atau bulat.  Siluet L Bagian belakang ada ekornya.

Untuk lebih lengkapnya, yakni : Siluet Dasar:

Siluet dasar terdiri dari: 1). Siluet H atau tabung :

Bentuk pakaian ini adalah lurus ke bawah, rok agak sempit sehingga tidak terlalu memperlihatkan bentuk pinggang sipemakai.

(10)

10 2). Siluet A atau Segitiga :

Bentuk pakaian ini pada bagian atas kecil sedangkan pada bagian bawahnya mengembang, bentuknya menyerupai bentuk segi tiga.

3). Siluet Y:

Bentuk pakaian ini adalah pada bagian bahu agak terbuka atau melebar dan pada bagian bawah agak mengecil.

Variasi Siluet Pakaian  Variasi bentuk siluet

Ada berbagai macam bentuk variasi siluet yang biasanya diterapkan pada desain pakaian saat ini yang dibuat dengan cara mengembangkan model siluet dasar. Berbagai bentuk variasi silue di buat untuk memenuhi permintaan pasar akan perubahan dan ingin inovasi baru terhadap mode pakaian, atas dasar pemikiran itulah timbul pemikiran dan berbagai desain pakaian dengan berbagai variasi siluet .

Beberapa contoh variasi siluet pada pakaian

Variasi bentuk ini, biasa disebut dengan siluet I, krn bentuknya menyerupai huruf I. Pakaian yang bersiluet I terkesan terlihat simpel.

(11)

11

Variasi bentuk siluet ini, biasa disebut variasi siluet S, karna bentuknya yang menyerupai huruf S.

Variasi bentuk siluet ini memadukan antara bentuk siluet I dan A, bentuknya terlihat lurus pada bagian atas dan melebar pada bagian bawahnya.

Variasi siluet ini merupakan variasi siluet A dan A terbalik, pada bagian atas bersiluet A dan pada bagian bawah terlihat seperti siluet A terbalik.

(12)

12

Variasi siluet ini merupakan variasi siluet A (segitiga) terbalik, jika pada siluet A mengecil pada bagian atas pada variasi siluet ini mengecil pada bagian bawah.

Variasi siluet ini terlihat melebar pada bagian atas dan menyempit pada potongan di bawah buah dada (empire) kemudian pada batas tersebut kembali melebar pada bagian bawah. Jika dilihat variasi siluet ini juga merupakan adaptasi dari Siluet A

(13)

13

Variasi bentuk siluet ini biasa disebut variasi siluet T, karna bentuk siluetnya menyerupai bentuk huruf T.

Variasi bentuk siluet ini, biasa disebut variasi siluet L karna bentul siluetnya menyerupai huruf L. Biasanya penggunaan Siluet L ini kerap ditemukan pada siluet gaun pengantin. Bentuk siluet ini lurus pada bagian depan tapi menjuntai panjang pada bagian belakang.

5. siluet berdasarkan bentuk alam

- Hourglass silhouette, adalah siluet pakaian yang membentuk tubuh,

1. Pegged skirt / venus

Siluet dengan bentuk lebar di atas, kecil. Di pinggang. Besar di panggul dan mengecil di bagian bawah.

2. Natural silhouette

Bagian atas membentuk kutang / camisol, membentuk pinggang dan melebar di bagian rok.

3. Flare silhouette

(14)

14 - Wide bodice silhouette

Siluet yang memberi kesan tubuh bagian atas menjadi lebar, misalnya penggunaan garis horizontal ( motif / garis hias ) dan model lengan lebar yaitu kimono dan dolman.

- Geometric silhouette adalah siluet dengan bentuk-bentuk geometric.

1. Rectangel / chemise

Bentuk lurus persegi panjang ( siluet H ) 2. Tent / trapeze

Bentuk tenda / segitiga ( siluet A ) 3. Wedge / taji

Lebar di atas, kecil di pinggang dan mengecil ke bagian rok ( siluet Y ) 4. Tunic / T shape

Lebar di atas dan tunic ke bagian bawah ( siluet T )

- Bustle silhouette

Adalah siluet yang membentuk tubuh dan di beri tonjolan pada bagian tertentu.

- Pants silhouette

(15)

15 BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bentuk dasar pakaian dapat diartikan sebagai bentuk awal dari suatu pakaian, menurut sejarah bentuk dasar pakaian di bagi menjadi tiga yaitu Kutang, Pakaian bungkus, dan Kaftan.

Dari ketiga macam bentuk dasar pakaian yang asli yaitu kutang, pakaian bungkus, kaftan. Sampai saat ini masih dipakai akan tetapi mengalami perubahan signifikan sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia mode menjadi beberapa macam bentuk pakaian baik dari segi bahan maupun cara memakainya.

Siluet secara umum adalah garis luar dari satu pakaian, bentuk dari pakaian, tanpa bagian-bagian atau detailnya seperti, kerutan, lipit-lipit, kup dll. Atau dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang pertama nampak pada suatu model pakaian.

Siluet sangat mempengaruhi bentuk tubuh si pemakai, oleh sebab itu untuk menutupi kekurangan dari bentuk tubuh si pemakai, perlu memperhatikan pemilihan siluet.

(16)

16

DAFTAR PUSTAKA

Riyanto. Arifah A. Modul Dasar Busana. Universitas Pendidikan Indonesia. 2009 Djati. Pratiwi. Pecah Pola dan Pola Dasar Busana. 2011

http://www.google.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam menulis cerpen, dapat diketahui hasil melalui penskoran tiap-tiap unsur cerpen yaitu kemampuan menggunakan Tema, alur,

pendidikan 37Yo responden menjawab ingin beke{a dan melanjutkan strata dua. Responden kurang berani untuk mengambil resiko memulai sebuah usaha dengan kendala-kendala

Latar Belakang: Persiapan mental merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam proses persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap atau labil dapat

Ia juga mengajak relawan dari mahasiswa IPB University terutama yang tinggal di dalam kampus untuk bersama-sama membantu memberikan makan kucing secara

Contoh akar permasalahan yang terjadi pada proses dandori area 1 & 2 ini seperti tidak ada dasar standarisasi untuk waktu dandori padahal proses dandori

Data curah hujan andalan digunakan selain memiliki peluang terjadinya cukup besar juga dengan hujan andalan dapat terlihat penyebaran curah hujan sehingga dapat

[r]

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45