PENENTUAN KADAR IODIDA PADA GARAM DAPUR
PENENTUAN KADAR IODIDA PADA GARAM DAPUR
I.
I. PrinsipPrinsip
Titrasi iodometri (redoksimetri) termasuk dalam titrasi dengan cara tidak langsung, dalam Titrasi iodometri (redoksimetri) termasuk dalam titrasi dengan cara tidak langsung, dalam hal ini ion iodide sebagai pereduksi diubah menjadi iodium yang nantinya dititrasi dengan hal ini ion iodide sebagai pereduksi diubah menjadi iodium yang nantinya dititrasi dengan larutan baku Na
larutan baku Na22SS22OO33. ara ini digunakan untuk penentuan oksidator !. ara ini digunakan untuk penentuan oksidator !22OO22. "ada oksidator . "ada oksidator
ditambahkan larutan #$ dan asam sehingga akan terbentuk iodium yang akan dititrasi dengan ditambahkan larutan #$ dan asam sehingga akan terbentuk iodium yang akan dititrasi dengan Na
Na22SS22OO33. Sebagai indicator, digunakan larutan kanji. Titik akhir titrasi pada iodometri apabila. Sebagai indicator, digunakan larutan kanji. Titik akhir titrasi pada iodometri apabila
%arna biru telah hilang. %arna biru telah hilang. II.
II. Dasar TeoriDasar Teori Titrasi
Titrasi reduksi reduksi oksidasi (redooksidasi (redoks) adks) adalah suatu alah suatu penetapan penetapan kadar kadar reduktor reduktor atau atau oksidator oksidator berdasarkan a
berdasarkan atas tas reaksi reaksi oksidasi oksidasi dan reduksi dan reduksi dimana reduktor dimana reduktor akan takan teroksidasi eroksidasi dan oksidator dan oksidator akan tereduksi.
akan tereduksi.
&asar dari cara iodometri adalah reaksi kesetimbangan dari iodium dan iodide &asar dari cara iodometri adalah reaksi kesetimbangan dari iodium dan iodide $$22' ' 2e 2e 2$2$dengan demikian grol $dengan demikian grol $22 * 2 grek. * 2 grek.
Titrasi dengan iodometri dapat dibagi menjadi 2 cara + Titrasi dengan iodometri dapat dibagi menjadi 2 cara + .
. ara langsungara langsung $odim
$odimetri etri merupmerupakan akan analisianalisis s titrimetitrimetri tri yang yang secara secara langsulangsung ng digundigunakan akan untuuntuk k atat reduktor atau natrium tiosul-at dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan reduktor atau natrium tiosul-at dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku
larutan baku berlebberlebihan. #elebihan iodin ihan. #elebihan iodin dititradititrasi si kembalkembali i dengadengan n menggmenggunakaunakan n larutanlarutan tiosul-at. (Saragih,)
tiosul-at. (Saragih,) Reduktor + I
Reduktor + I 22 → 2I → 2I
-- Na
Na22S S 22OO33+ I + I 22 → NaI + Na → NaI + Na22S S 44OO6 6
2.
2. ara tidak langsungara tidak langsung $odometri
$odometri adalah adalah analisa analisa titrimetrik titrimetrik yang yang secara secara tidak tidak langsung langsung untuk untuk at at yang yang bersi-atbersi-at oksidator seperti besi $$$, tembaga $$. at/at ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan oksidator seperti besi $$$, tembaga $$. at/at ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan mem
membenbentuk tuk iodiodin. in. $od$odin in yanyang g terbterbententuk uk ditditententukaukan n dendengan gan menmengguggunaknakan an larularutan tan bakbakuu natrium tiosul-at. (Saragih,)
natrium tiosul-at. (Saragih,) Oksidator
Oksidator + + KI KI → → I I 22 + 2e + 2e
I
I 22 + Na + Na22S S 22OO33→ NaI + Na→ NaI + Na22S S 44OO6 6
&alam
&alam hal hal ini ini iodide iodide sebagai sebagai perediksi perediksi diubah diubah menjadi menjadi iodium. iodium. $odium $odium yang yang terbentuk terbentuk dititrasi dengan larutan natrium tiosul-at. ara iodometri digunakan untuk untuk menentukan dititrasi dengan larutan natrium tiosul-at. ara iodometri digunakan untuk untuk menentukan at pengoksidasi, misalnya penentuan at oksidator !
larutan #$ dan asam sehingga akan terbentuk iodium yang kemudian dititrasi dengan Na2S2O3.
0eaksi +
!2O2 ' #$ ' !l → $2 ' #l ' 2!2O
Pembakuan Larutan Na2S2O
"embakuan 1arutan Na2S2O3 dengan 1arutan aku #$O3, "ercobaan ini menggunakan
metode titrasi iodometri yaitu titrasi tidak langsung dimana mulamula iodium direaksikan dengan iodida berlebih, kemudian iodium yang terjadi dititrasi dengan natrium thiosul-at. 1arutan baku yang digunakan untuk standarisasi thiosul-at sendiri adalah #$O3 dan terjadi
reaksi+
Oksidator ' #$ → $2
$2 ' 2Na2S2O3→ 2Na$ ' Na2SO4
Natrium tiosul-at dapat dengan mudah diperoleh dalam keadaan kemurnian yang tinggi, namun selalu ada saja sedikit ketidakpastian dari kandungan air yang tepat, karena si-at -louresen atau melapuklekang dari garam itu dan karena alasanalasan lainnya. #arena itu, at ini tidak memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai larutan baku standar primer.
"embakuan larutan natrium tiosul-at dapat dapat dilakukan dengan menggunakan kalium iodat, kalium kromat, tembaga dan iod sebagai larutan standar primer, atau dengan kalium permanganat atau serium ($5) sul-at sebagai larutan standar sekundernya. 1arutan thiosul-at sebelum digunakan sebagai larutan standar dalam proses iodometri ini harus distandarkan terlebih dahulu oleh kalium iodat yang merupakan standar primer. 1arutan kalium iodat ini ditambahkan dengan asam sul-at pekat, %arna larutan menjadi bening. &an setelah ditambahkan dengan kalium iodida, larutan berubah menjadi coklat kehitaman. 6ungsi penambahan asam sul-at pekat dalam larutan tersebut adalah memberikan suasana asam, sebab larutan yang terdiri dari kalium iodat dan klium iodida berada dalam kondisi netral atau memiliki keasaman rendah. 0eaksinya adalah sebagai berikut +
$O3 ' 7$ ' 4!' 8 3$2 ' 3!2O
$ndikator yang digunakan dalam proses standarisasi ini adalah indikator amilum 9,7:. "enambahan amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar dititrasi untuk kembali ke senya%a semula. "roses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan si-at $2 yang mudah menuap. "ada titik akhir titrasi iod yang terikat juga hilang bereaksi dengan titran sehingga %arna biru mendadak hilang dan perubahannya sangat jelas. "enggunaan indikator ini untuk memperjelas perubahan %arna larutan yang terjadi pada saat
titik akhir titrasi. Sensiti;itas %arnanya tergantung pada pelarut yang digunakan. #ompleks iodiumamilum memiliki kelarutan yang kecil dalam air, sehingga umumnya ditambahkan pada titik akhir titrasi.
III. A!at "an #a$an
A!at #a$an . uret 79 m1 2. eaker glass 3. Neraca analitik . Spatel 7. <elas ukur 4. 1abu takar 799 m1 =. labu takar 279 m1 >. pipet ;olume 27 m1 ?. gelas arlogi 9. batang pengaduk . @rlenmeyer 2. "ipet ukur 7 m1 3. otol tertutup . Na2S2O3 2. Na2O3 3. Air suling . $2 7. #$ 4. !2SO 2N =. Amilum >. As2O3 ?. NaO! N 9. <aram dapur . 1abel
I%. &ara Ker'a
• "embuatan 1arutan NaS2O3 9,997 N
. 9,4297 gram NaS2O3 ditimbang dalam gelas arloji pada neraca analitik
2. &imasukkan ke dalam gelas beaker kemudian dilarutkan dengan 79 ml aBuades dan ditambahkan 9, g Na2O3.
3. 1arutan diaduk hingga homogen dan dipindahkan ke dalam la bu ukur 799 m1.
. 1arutan lalu diencerkan dengan air suling bebas O2 sampai ;olume larutan 799 m1
7. Simpan dalam botol yang tertutup dan diberi label. • "embuatan 1arutan #$O3 9,997 N
. 9,9>? gram kristal #$O3ditimbang dengan gelas arloji pada neraca analitik.
2. &ilarutkan dengan aBuades kemudian dipindahkan ke dalam labu takar 799 m1. 3. &itambahkan aBuades sampai tepat pada tanda 799 m1.
• "embuatan 1arutan !2SO2N 99 m1
. &isiapkan labu ukur 99 m1 yang telah diisi aBuades ' C ;olumenya.
2. !2SO pekat (34N) dipipet dan dimasukkan ke dalam labu ukur yang telah disiapkan le%at
dinding.
3. &itambahkan aBuades sampai tanda 99 m1 kemudian dikocok. • Standarisai NaS2O3 9,997 N dengan #$O3 9,997 N
. &ipipet 27 m1 #$O3 9,997 N dan dimasukkan dalam @rlenmeyer.
3. 1arutan ditirasi dengan Natrium Thiosul-at yang akan ditentukan normalitasnya.
. Saat %arna kuning hampir menghilang, titrasi dihentikan dan ditambahkan indicator amilum. 7. Titrasi dilanjutkan sampai %arna biru larutan tepat hilang.
4. &ihitung normalitas NaS2O3.
• "enentuan #adar $odat pada <aram &apur . &itimbang 27 gram garam.
2. &itambahkan aBuades dengan ;olume 27 m1. 3. &itambahkan 2 gram #$ yang bebas iodat. . &itambahkan 7 m1 asam sul-at 2N.
7. &ititrasi dengan larutan Natrium Thiosul-at yang telah diketahui normalitasnya.
4. Saat %arna kuning iodium hampir hilang, titrasi dihentikan dan ditambahkan indicator amilum.
=. Titrasi dilanjutkan sampai %arna biru larutan tepat hilang >. &ihitung kadar iodum dalam garam dapur.
%. (asi! Pen)amatan
Sebelum ditambahkan indicator, larutan #$O3 ber%arna bening. Setelah ditambahkan !2SO,
larutan menjadi ber%arna kuning. Saat %arna kuning hilang, ditambahkan indicator kanji, dan pemberian indicator kanji, larutan menjadi ber%arna biru. Setelah %arna biru larutan titrat
hilang, titrasi dihentikan. 5olume titran dicatat sebagai ;ol. titrasi. Perhitungan.
!asil titrasi Na2S2O3 9,997 N dengan #$O3 9,997 N+
5ol. titrasi + 27 ml 5ol. titrasi 2 + 27,> ml 5ol. titrasi 3 + 2,4 ml
5ol. titrasi rata / rata + 27,33 ml
#$O3 * Na2S2O3
5 . N * 52 . N2
27 ml . 9,997 N * 27,33 ml . N2
9,27 * 27,33 . N2
N2 * 9,99? N
Dadi normalitas dari Na2S2O3 pada titrasi iodometri ini adalah 9,99? N
sampel %o!ume Titrasi *m!+
Ka"ar Io"ium
I 4,3 4 4 4, 2,4 ppm
II 9,2 9, 9,3 2,9?= ppm
III ,= 2 ,? ,>= 3,9=3 ppm
%I. Pemba$asan
$odometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk at yang bersi-at oksidator seperti besi $$$, tembaga $$. at/at ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodium. $odium yang terbentuk ditentukan dengan menggunakan larutan baku natrium tiosul-at. ara iodometri dapat digunakan untuk menentukan kadar iodium dalam garam. "ada oksidatorE garam ini ditambahkan larutan #$ dan !2SO sebagai asam sehingga
akan terbentuk iodium yang kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 dan dapat ditentukan
kadarnya. Namun, sebelumnya, larutan Na2S2O3 ini harus dibakukan atau distandarisasi
terlebih dahulu. "embakuan larutan natrium tiosul-at dapat dapat dilakukan dengan menggunakan kalium iodat, kalium kromat, tembaga dan iod sebagai larutan standar primer, atau dengan kalium permanganate. Namun pada percobaan ini senya%a yang digunakan dalam proses pembakuan natrium tiosul-at adalah kalium iodat standar. 1arutan thiosul-at sebelum digunakan sebagai larutan standar dalam proses iodometri ini harus distandarkan terlebih dahulu oleh kalium iodat yang merupakan standar primer. 1arutan kalium iodat ini ditambahkan dengan asam sul-at pekat, %arna larutan menjadi bening. &an setelah ditambahkan dengan kalium iodida, larutan berubah menjadi kuning kecoklatan. 6ungsi penambahan asam sul-at pekat dalam larutan tersebut adalah memberikan suasana asam, sebab larutan yang terdiri dari kalium iodat dan klium iodida berada dalam kondisi netral atau memiliki keasaman rendah. 0eaksinya adalah sebagai berikut +
$O3 ' 7$ ' 4!' 8 3$2 ' 3!2O
Fntuk senya%a yang memiliki potensial reduksi yang rendah dapat direaksikan secara sempurna dalam suasana asam. $ndikator yang digunakan dalam metode ini adalah indikator kanji (amilum) yang dapat membentuk senya%a absorpsi dengan iodium yang dititrasi dengan larutan Natrium Tiosul-at. "enambahan amilum yang dilakukan saat mendekati titik akhir titrasi dimaksudkan agar amilum tidak membungkus iod karena akan menyebabkan amilum sukar dititrasi untuk kembali ke senya%a semula. "roses titrasi harus dilakukan sesegera mungkin, hal ini disebabkan si-at $2 yang mudah menguap. "ada titik akhir titrasi iod
yang terikat juga hilang bereaksi dengan titran sehingga %arna biru mendadak hilang dan perubahannya sangat jelas. Titik akhir titrasi iodometri ialah apabila %arna biru telah hilang.
. Fntuk standarisasi Na2S2O3 dengan larutan #$O3 digunakan titrasi dengan metode
iodometri karena Na2S2O3 dapat dioksidasi oleh #$O3 dengan penambahan #$ dan
asam sul-at.
2. 1arutan Na2S2O3 digunakan sebanyak 27,33 ml untuk titrasi 27 ml aO3.Titik akhir
titrasi terjadi saat larutan titrat kehilangan %arna biru.
3. "enentuan kadar iodium dalam garam dilakukan dengan metode iodometri karena iodium akan dihasilkan dari reaksi redoks oleh Na2S2O3. #adar $odium garam $ adalah
2,4 ppm, garam $$ adalah 2,9?= ppm dan garam $$$ memiliki kadar iodium 3,9=3 ppm. Sehingga, garam $ adalah garam yang memiliki kadar iodium paling banyak.