BAB I
BAB I
JANGKA SORONG
JANGKA SORONG
1.11.1 Pengertian Pengertian Jangka Jangka SorongSorong Jang
Jangka sorka sorong adong adalaalahh alat alat ukuukur r yang ketelitiannya dapat yang ketelitiannya dapat mencapmencapaiai seperseratus
seperseratus milimeter milimeter .. T Teerdrdiriri i dadari ri dudua a babagigianan, , babagigian an didiam am dadan n babagigianan bergerak.
bergerak. Pembacaan Pembacaan hasil hasil pengukuran pengukuran sangat sangat bergantung bergantung pada pada keahlian keahlian dandan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 0cm dan 0.0! untuk yang di ata
0.05mm untuk jangka sorang dibawah 0cm dan 0.0! untuk yang di ata s 0cm.s 0cm.
Gambar 1.1 Jangka Sorong Manual Gambar 1.1 Jangka Sorong Manual
Jangka sorong atau yang disebut juga vernier caliper merupakan salah Jangka sorong atau yang disebut juga vernier caliper merupakan salah sa
satu tu alalat at ukukur ur memekakaninik, k, yayang ng seserinring g seksekalali i didigugunanakakan n dadalam lam pepekekerjrjaanaan pengukuran otomoti", ataupu
pengukuran otomoti", ataupun pekerjaan pengukuran yang lainnyn pekerjaan pengukuran yang lainnya.a.
Pengertian jangka sorong adalah salah satu alat ukur mekanik bukan Pengertian jangka sorong adalah salah satu alat ukur mekanik bukan alatalat
ukur pneumatic
ukur pneumatic yang memiliki "ungsi "ungsi seperti dibawah ini.yang memiliki "ungsi "ungsi seperti dibawah ini. #ungsi jangka sorong adalah $
#ungsi jangka sorong adalah $
a%. &ntuk mengukur diameter luar suatu benda a%. &ntuk mengukur diameter luar suatu benda b%. &ntuk mengukur d
b%. &ntuk mengukur diameter dalam suatu bendaiameter dalam suatu benda c%. &ntuk mengukur kedalaman suatu
c%. &ntuk mengukur kedalaman suatu bendabenda d%. &ntuk mengukur ketebalan suatu benda d%. &ntuk mengukur ketebalan suatu benda
'alam mengukur suatu benda terkadang, kita memerlukan hasil dengan 'alam mengukur suatu benda terkadang, kita memerlukan hasil dengan tin
tingkagkat t ketketelielitian yang tian yang sansangat gat tintinggiggi, , mismisal al saja saja diadiametmeterer silinder silinder , diameter , diameter piston
piston, diameter bantalan, ketebalan suatu benda dll. Tetapi terkadang juga kita, diameter bantalan, ketebalan suatu benda dll. Tetapi terkadang juga kita tidak membutuhkan hasil pengukuran yang memiliki tingkat ketelitian tinggi. tidak membutuhkan hasil pengukuran yang memiliki tingkat ketelitian tinggi. (aka dari itu jangka sorong dibuat dengan tingkat ketelitian yang bermacam (aka dari itu jangka sorong dibuat dengan tingkat ketelitian yang bermacam macam. 'an berikut ini berberapa ketelitian yang biasanya digunakan dalam macam. 'an berikut ini berberapa ketelitian yang biasanya digunakan dalam jangka sorong $
jangka sorong $
a%. Jangka sorong dengan ketelitian 0.0) mm a%. Jangka sorong dengan ketelitian 0.0) mm b%. Jangka sorong dengan ketelitian 0.05 b%. Jangka sorong dengan ketelitian 0.05
c%. Jangka sorong dengan ketelitian 0.! c%. Jangka sorong dengan ketelitian 0.!
&ntuk memudahkan kita dalam menggunakan jangka sorong, terdapat &ntuk memudahkan kita dalam menggunakan jangka sorong, terdapat salah satu macam jangka sorong yang bernama jangka sorong analog, pada salah satu macam jangka sorong yang bernama jangka sorong analog, pada das
dasarnarnya ya "un"ungsigsinynya a samsama a dendengan gan jangjangka ka sorosorong ng yanyang g serisering ng kitkita a gungunakaakann *jangka sorong manual%. +anya saja jangka sorong analog ini kita tidak perlu *jangka sorong manual%. +anya saja jangka sorong analog ini kita tidak perlu susah susah dalam membacanya, kita tinggal mengukur dan hasil pengukuran susah susah dalam membacanya, kita tinggal mengukur dan hasil pengukuran akan langsung muncul di layar pada jangka sorong
akan langsung muncul di layar pada jangka sorong
Gambar 1.2 Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm Gambar 1.2 Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm
Bagian-bagia
Bagian-bagian Jangka Soron Jangka Sorong ng
Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan ragang geser. ahang tetap Jangka sorong terdiri dari rahang tetap dan ragang geser. ahang tetap dan geser ada yang di atas dan di bawah. 'alam jangka sorong terdapat ) skala. dan geser ada yang di atas dan di bawah. 'alam jangka sorong terdapat ) skala. Sk
skala pada nonius memiliki panjang mm yang dibagi menjadi !0 skala.Sobat hitung pahami betul bagian/bagian ini karena akan memudahkan sobat tahu bagaimana cara menggunakan jangka sorong nantinya.
Gambar 1.3 Bagian-bagian Jangka sorong
Fungsi Jangka Sorong
!. Jangka sorong ber"ungsi mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian sampai 0,! mm. *rahang tetap dan rahang geser bawah%
). ahang tetap dan rahang geser atas bisa digunakan untuk mengukur diameter benda yang cukup kecil seperti cincin, pipa, dll.
. Tangkai ukur di bagian bawah ber"ungsi untuk mengukur kedalaman seperti kedalaman tabung, lubang kecil, atau perbedaan tinggi yang kecil.
egunaan dan "ungsi jangka sorong 1 Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.
Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 0cm dan 0.0! untuk yang diatas 0cm.
egunaan jangka sorong adalah$
• untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang *pada pipa, maupun lainnya% dengan cara diulur.
• untuk mengukur kedalamanan celah2lubang pada suatu benda dengan cara 3menancapkan2menusukkan4 bagian pengukur. agian pengukur tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.
Sifat-Sifat Alat Ukur
antai alibrasi *6hain 6alibration%
alibrasi *peneraan% pada dasarnya serupa dengan pengukuran yaitu membandingkan suatu besaran dengan besaran standar. 'lama kalibrasi yang diukur adalah yang objek ukur yang diketahui 3harga sebenarnya4 yang menjadi acuan kalibrasi. +arga sebenarnya adalah harga yang dianggap benar dalam kaitannya dengan 3tingkat kebenaran4 yang diperlukan oleh alat ukur yang dikalibrasi
eterlacakan *Traceability%
'engan menjalankan system kalibrasi berantai, setiap alat ukurakan memiliki keterlacakan *Traceability% yaitu sampai sejauh mana mata rantai kalibrasi dirangkai. Jika secara meyakinkan seorang dapat menyatakan bahwa keterlacakan suatu alat ukur *misalnya alat ukur kerja% adalah sampai mata rantai ke ) berarti alat ukur tersebut pernah dikalibrasi dengan memakai acuan standar kerja yang mana acuan standar kerja ini pernah dikalibrasi dengan alat ukur standar.
ecermatan *esolution%
ecermatan alat ukur ditentukan oleh kecermatan skala dengan cara pembacaannya. agi skala yang dibaca melalui garis indeks atau jarum penunjuk kecermatan alat ukur sama dengan kecermatan skala yaitu arti jarak
antar garis skala.
epekaan alat ukur ditentukan terutama oleh bagian pengubah,sesuai dengan prinsip kerja yang diterapkan padanya. 'alam hal ini,kepekaan alat ukur adalah kemampuan alat ukur untuk menerima,mengubah dan meneruskan isyarat sensor *dari sensor menuju ke bagian penunjuk, pencatat atau pengolah data pengukuran%.Secara matematis kepekaan dide"inisikan sebagai kemiringan gra"ik antara keluaran *output% sebagai "ungsi masukan *input%, yaitu $ kepekaan 7 dy2d8.
eterbacaan *eadability%
arena pengamat akan dapat lebih mudah dan cepat membaca hasil pengukuran, maka secara umum keterbacaan penunjuk digital dikatakan lebih tinggi daripada keterbacaan skala dengan jarum penunjuk, garis indeks, atau garis indeks dengan skala nonius. 9stilah keterbacaan dalam metrology secara khusus lebih dikaitkan pada bagian penunjuk dengan skala.
+isterisis
+isterisis adalah perbedaan atau penyimpangan yang timbul sewaktu dilakukan pengukuran secara berkesinambungan dari dua arah secara berlawanan *mulai dari 0 hingga skala maksimum kemudian diulang dari skala maksimum sampai skala nol%. +isterisis muncul karena adanya gesekan pada bagian pengubah alat ukur
epasi"an *Passivity%
epasi"an dikaitkan dengan waktu yang digunakan 3perjalanan isyarat4 mulai dari sensor sampai pada penunjuk. Suatu alat ukur dapat memiliki kepekaan tinggi dengan kepasi"an yang tinggi atau sebaliknya, sebab antara kepekaan dan kepasi"an tidak ada kaitannya. epasi"an yang rendah sangat menguntungkan sebab alat ukur akan cepat reaksinya, terutama pada bagian pengubahnya yang dirancang dengan memperhatikan hal itu.
Pergeseran terjadi bila jarum penunjuk atau pena pencatat bergeser dari posisi semestinya. Proses pergeseran biasanya berjalan lambat dan pengamat tak menyadari gara/gara jarum penunjuk atau pena pencatat ber"ungsi secara dinamik mengikuti perubahan isyarat sensor. Jadi, pergeseran merupakan suatu penyimpangan yang membesar dengan berjalannya waktu.
estabilan :ol *;ero Stability%
Jika pergeseran merupakan perubahan yang menyebabkan penyimpangan yang membesar dengan berjalannya waktu, kestabilan nol juga menjadi penyebab penyimpangan tetapi dengan harga yang tetap atau berubah/ubah secara
rambang *<cak% tak stabil.
Pengambangan *#loating%
Pengambangan terjadi apabila jarum penunjuk selaluberubah posisinya atau angka terakhir penunjuk digital berubah/ubah. +alini disebabkan oleh adanya gangguan *noise% yang menyebabkan perubahan kecil yang4dirasakan sensor4 yang kemudian diperbesar olehbagian pengubah alat ukur
Faktor esala!an "engukuran.
!% Penyimpangan yang berasal dari alat ukur<lat ukur yang digunakan harus mendapat tera teliti. 'engandemikian, proses pengukuran akan bebas dari penyimpangan yang merugikanyang biasanya berasal dari alat ukur. <pabila alat ukur sering dipakai danbelum dikalibrasi ulang ada kemungkinan timbul si"at/si"at yang merugikanseperti histerisis, kepasi"an, pergeseran, dan kestabilan nol yang jelek.
)% Penyimpangan yang berasal dari benda ukurSetiap benda elastic akan mengalami de"ormasi *perubahanbentuk% apabila ada beban yang beraksi padanya. eban ini dapat disebabkanoleh tekanan sensor kontak
alat ukur, berat benda ukur sendiri,* yangdiletakkan di antara tumpuan%, dan tekanan penjepit penahan benda ukur.(eskipun harga de"ormasi ini dianggap kecil dan sering diabaikan dalamperhitungan kekuatan, dalam hal pengukuran geometric yang cermat membuatde"ormasi ini menjadi
bermakna untuk diperhitungkan dan dapat menjadisumber kesalahan sistematik.
% Penyimpngan yang berasal dari posisi pengukuran Sesuai dengan prinsip <=, yakni 3>aris ukur harus berimpit dengan garis dimensi4. <pabila garis ukur, yaitu garis pada skalaukur, tidak bermpit dengan garis dimensi objek ukur melainkan membuatsudut sebesar teta, hasil pengukuran akan lebih besar daripada dimensisebenarnya. Semakin besar sudut teta kesalahan ini akan membesar sesuaidengan membesarnya sisi miring pada segitiga siku/siku mengikuti rumuskosinus. ?leh karena itu, kesalahan ini sering disebut kesalahan kosinus.
@% Penyimpangan yang berasal dari lingkungan Sesuai dengan prinsip yang menyatakan bahwa 3Aingkungan harus memberikan kenyamanan bagi pengukur4. Jika persyaratan ini dipenuhi, pada umumnya akan
memenuhi persyaratan yang diminta alat ukur dan benda ukur 1.2 Cara Menggunakan Jangka Sorong
Berikut ini #ara menggunakan $angka sorong dalam bebera%a langka!.
!. <wal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang geser bekerja dengan baik. Sobat hitung jangan lupa untuk cek ketika rahang tertutup harus menunjukkan angka nol.
Jika tidak menunjukkan angka nol sobat bisa mensettingnya.
). Aangkah2 cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang bisa sebabkan kesalahan pengukuran.
. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai dengan pengukuran yang ingin diambil. Aalu tinggal membaca skalanya.
(engukur diameter sama seperti pengukuran sebelumnya, bedanya kalau tadi menggunakan rahang bagian bawah, untuk pengukuran diameter menggunakan rahang atas. 6ara (enggunakannya, rapatkan rahang atas lalau tempatkan benda *cincin% yang akan diukur diameternya. Tarik rahang geser hingga kedua rahang menempek dan menekan bagian dalam benda. Patikan bahwa dinding bagian dalam benda tegak lurus dengan skala dalam artian benda jangan sampai miring.
• &ara Menggunakan Jangka Sorong untuk Mengukur edalaman
6ara menggunakan jangka sorong untuk kedaaman prinsipnya sama dengan mengukur panjang benda dan diameter. Sobat hitung cukup menempatkan benda yang akan diukur kedalamannya pada tangkai ukur. Tarik rahang geser
hingga menyentuk permukaan dalam *dasar lubang%.&sahakan benda yang diukur kedalamannya dalam keadaan statis *tidak ergeser%
Ada%un %enggunaan $angka sorong tersebut' adala! sebagai berikut ( • (engukur 'iameter Auar enda
6ara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda$Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka
sorong, geser rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan. • (engukur 'iameter 'alam enda
6ara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung $ Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda , geser agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.
• (engukur edalaman enda
6ara mengukur kedalaman benda $ Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan
1.3 Cara Membaca Jangka Sorong
!. Aihat skala utama, sobat lihat nilai yang terukur yang lurus dengan angka nol di skala nonius. isa menunjukkan posisi berhimpit dengan garis pada skala utama bisa juga tidak. Jika tidak ambil nilai skala utama yang terdekat di kirinya. Pada tahap ini sobat hitung baru mendapatkan ketelitian sampai ! mm
). Aihat Skala nonius, carilah angka pada skala nonius yang berhimpit dengan garis di skala utama. Pengukuran ini punya ketelitian hingga 0,! mm
. Jumlahkan
erikut ini ilustrasi cara membaca pengukuran panjang suatu benda dengan menggunakan jangka sorong atau caliper *vernier caliper%. etelitian sebuah jangka sorong adalah 0,0! cm atau 0,! mm.
Perhatikan contoh gambar pengukuran dengan jangka sorong berikutB
Gambar 1.) &onto! #ara memba#a Jangka sorong
uka rahang geser jangka sorong ke sebelah kanan untuk memudahkan memasukkan benda yang akan diukur.
>eser lagi rahang ke sebelah kiri dengan rapat agar mendapatkan hasil pengukuran yang optimal.
<da dua angka :?A pada jangka sorong di bawah. Cang pertama pada skala atas *ujung kiri%, yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah.
Perhatikan garis pertama sebelum angka :?A yang bawah. setelah angka ! adalah !,!, kemudian !,), !, dan seterusnya. Sehingga disini kita dapat angka !,).
Perhatikan garis yang berhimpit antara skala atas dan skala bawah, cari yang nyambung dengan lurus garis atas dan bawahnya. 'i contoh didapat angka D atau sesungguhnya 0,0D .
Jumlahkan dua angka yang di dapat tadi.
L = x ± Δ x
agaimana 6ara Penyajian atau Pelaporan 'ata pada +asil Pembacaan Jangka SorongE
Seperti telah disebutkan di atas, ketelitian jangka sorong atau skala terkecil jangka sorong adalah 0,0! cm. (isalkan dari sebuah pengukuran yang dilakukan diperoleh nilai panjang sebuah pelat besi adalah !,@F cm. <ngka ini, yang diperoleh dari hasil pengukuran tadi, masih dipandang sebagai nilai pendekatan saja. Jadi nilai GaslinyaG panjang pelat besi berapa, belum tahu juga karena jika diukur dengan alat yang lebih teliti lagi akan diperoleh hasil yang berbeda.
(aka penyajian atau pelaporan datanya adalah $ *!,@F H 0,005% cm
atau seperti berikut juga boleh, menyesuaikan jumlah desimal depan dan belakangnya$
*!,@F0 H 0,005% cm
dan bukan seperti berikut$ *!,@F H 0,0! % cm
Jadi cara pelaporan data hasil pengukuran adalah$ A 7 8 H I 8
'imana 8 adalah hasil yang nampak di pengukuran kita, dengan I8 adalah ketidakpastiannya atau bahasa gampangnya kurang lebihnya, dimana I8 7 !2) ketelitian alat.
Sebagai contoh jangka sorong di atas, ketelitiannya atau skala terkecilnya adalah 0,0! cm, sehingga
I 8 7 !2) 0,0! cm 7 0,005 cm.
BAB II
!ORI P!R"I#NGAN
2.1 Per$enta$e Ke$a%a&an Re%ati' (a)a ia( Pengukuran1) Benda A
'iketahui $ rata/rata hasil pengukuran 'itanya $ a. S( *Salah (utlak%
b. S *Salah elati"%
c. P *Persentase esalahan%
Jawab $
Salah (utlak S( 7 0,5 8 SPTk
SPTk *etelitian alat ukur% 7 0,05 mm S( 7 0,5 8 0,05 mm 7 0,0)5 mm Salah elati" SR= Salah Mutlak Hasil Pengukuran= SM HP +P *+asil pengukuran% 7 KK SR= Salah Mutlak Hasil Pengukuran= 0,02 5 … … .=… Persentase esalahan P 7 S 8 !00L P 7 KK.. 8 !00 L 7 KKK.. L Diameter Dalam HP (mm) SM SR PK () 'd! D.F 0.0)5 0.00M 0.M
*abel 2.1 "er!itungan "ersentase esala!an +elatif ,iameter ,alam Benda A
Diameter !uar HP (mm) SM SR PK () '! 0.0F 0.0)5 0.000F 0.0F ') !.D) 0.0)5 0.000F 0.0F ' )D.!5 0.0)5 0.00!0 0.!0 '@ !F.05 0.0)5 0.00!@ 0.!@ '5 )0.)) 0.0)5 0.00!) 0.!) 'D !F.!F 0.0)5 0.00!@ 0.!@ 'M )@.!0 0.0)5 0.00!0 0.!0 'F )0.0) 0.0)5 0.00!) 0.!)
*abel 2.2 "er!itungan "ersentase esala!an +elatif ,iameter uar Benda A
Ketinggian HP (mm) SM SR PK ()
T) .)0 0.0)5 0.00)M 0.)M T .)M 0.0)5 0.00MM 0.MM T@ .D0 0.0)5 0.00D 0.D T5 !.M 0.0)5 0.0!F !.F TD ).)0 0.0)5 0.0!!@ !.!@ TM M.50 0.0)5 0.00 0. TF !0.D0 0.0)5 0.00)@ 0.)@ T M!.) 0.0)5 0.000@ 0.0@
*abel 2.3 "er!itungan "ersentase esala!an +elatif etinggian Benda A
Kedalaman HP (mm) SM SR PK ()
! )@.)5 0.0)5 0.00!0 0.!0
*abel 2.) "er!itungan "ersentase esala!an +elatif edalaman Benda A
"otasi HP (mm) SM SR PK ()
:! ).D 0.0)5 0.00!! 0.!!
:) )M.05 0.0)5 0.000 0.0
*abel 2. "er!itungan "ersentase esala!an +elatif /otasi Benda A #) Benda B
'iketahui $ rata/rata hasil pengukuran 'itanya $ a. S( *Salah (utlak%
b. S *Salah elati"%
c. P *Persentase esalahan%
Jawab $
Salah (utlak S( 7 0,5 8 SPTk
SPTk *etelitian alat ukur% 7 0,05 mm S( 7 0,5 8 0,05 mm 7 0,0)5 mm
SR= Salah Mutlak Hasil Pengukuran= SM HP +P *+asil pengukuran% 7 KK SR= Salah Mutlak Hasil Pengukuran= 0,025 … … .=… Persentase esalahan P 7 S 8 !00L P 7 KK.. 8 !00 L 7 KKK.. L Diameter Dalam HP (mm) SM SR PK () 'd! .M0 0.0)5 0.00)D 0.)D
*abel 2. "er!itungan "ersentase esala!an +elatif ,iameter ,alam Benda B
Diameter !uar HP (mm) SM SR PK () '! )5.M5 0.0)5 0.00!0 0.!0 ') !F.0 0.0)5 0.00!@ 0.!@ ' !.M 0.0)5 0.00!F 0.!F '@ !5.F0 0.0)5 0.00!D 0.!D '5 !.M0 0.0)5 0.00!F 0.!F 'D !@.5M 0.0)5 0.00!M 0.!M
*abel 2. "er!itungan "ersentase esala!an +elatif ,iameter uar Benda B
Ketinggian HP (mm) SM SR PK () T! M.F0 0.0)5 0.000M 0.0M T) ).50 0.0)5 0.0!00 !.00 T 5.0) 0.0)5 0.0050 0.50 T@ ).!0 0.0)5 0.0!! !.! T5 .F 0.0)5 0.00D5 0.D5 TD F.50 0.0)5 0.00) 0.) TM !D.5 0.0)5 0.00!5 0.!5 TF MF.0 0.0)5 0.000 0.0
*abel 2. "er!itungan "ersentase esala!an +elatif etinggian Benda B
Kedalaman HP (mm) SM SR PK ()
! !D.F0 0.0)5 0.00!5 0.!5
*abel 2. "er!itungan "ersentase esala!an +elatif edalaman Benda B
"otasi HP (mm) SM SR PK ()
:! !F.50 0.0)5 0.00!@ 0.!@
:) )!.)0 0.0)5 0.00!) 0.!)
*abel 2.10 "er!itungan "ersentase esala!an +elatif /otasi Benda B
2.2 Per$enta$e Ke$a%a&an Re%ati' Rata*rata 1) Benda A 'iketahui $ a% P '! $ 0,0FL b% P ') $ 0,0FL c% P ' $ 0,!0L d% P '@ $ 0,!@L e% P '5 $ 0,!)L "% P 'D $ 0,!@L g% P 'M $ 0,!0L h% P 'F $ 0,!)L i% P 'd! $ 0,ML j% P T! $ 0,)!L k% P T) $ 0,)ML l% P T $ 0,MML m% P T@ $ 0,DL n% P T5 $ !,FL o% P TD $ !,!@L p% P TM $ 0,L N% P TF $ 0,)@L r% P T $ 0,0@L s% P ! $ 0,!0L t% P :! $ 0,!!L u% P :) $ 0,0L Jawab $ PK Rata−rata= 0,08+0,08+0,10+0,14+0,12+0,14+0,10+0,12+0,37+0,21 +0,27+0,77+0,69+1,83+1,14+0,33+0,24+0,04+0,10+0,11 +0,09 21
PK Rata−rata=7,06 21 =0,34 #) Benda B 'iketahui $ a% P '! $ 0,!0L b% P ') $ 0,!@L c% P ' $ 0,!FL d% P '@ $ 0,!DL e% P '5 $ 0,!FL "% P 'D $ 0,!ML g% P 'd! $ 0,)DL h% P T! $ 0,0ML i% P T) $ !,00L j% P T $ 0,50L k% P T@ $ !,!L l% P T5 $ 0,D5L m% P TD $ 0,)L n% P TM $ 0,!5L o% P TF $ 0,0L p% P ! $ 0,!5L N% P :! $ 0,!@L r% P :) $ 0,!)L Jawab $ PK Rata−rata= 0,10+0,14+0,18+0,16+0,18+0,17+0,26+0,07+1,00+0,50 +1,19+0,65+0,29+0,15+0,03+0,15+0,14+0,12 18 PK Rata−rata=5,47 1 8 =0,30 PK Rata-Rata Keseluru$an 'iketahui $ a% P ata/rata enda <$ 0,@L b% P ata/rata enda $ 0,0L
PK Rata−rata=0,34+0,30
2 =
0,6 4
2 =0,32
BAB I+
K!SIMP#,AN -AN SARAN
.1 Ke$im(u%an
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus milimeter . Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 0cm dan 0.0! untuk yang di ata s 0cm.
#ungsi jangka sorong adalah $
a%. &ntuk mengukur diameter luar suatu benda b%. &ntuk mengukur diameter dalam suatu benda
c%. &ntuk mengukur kedalaman suatu benda d%. &ntuk mengukur ketebalan suatu benda
&ara Menggunakan Jangka Sorong
!. <wal persiapan, kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang geser bekerja dengan baik. Sobat hitung jangan lupa untuk cek ketika rahang tertutup harus menunjukkan angka
nol. Jika tidak menunjukkan angka nol sobat bisa mensettingnya.
). Aangkah2 cara menggunakan jangka sorong selanjutnya adalah membersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yang bisa sebabkan kesalahan pengukuran.
. Tutup rahang hingga mengapit benda yang diukur. Pastikan posisi benda sesuai dengan pengukuran yang ingin diambil. Aalu tinggal membaca skalanya.
6ara (embaca Jangka Sorong $
!. Aihat skala utama, sobat lihat nilai yang terukur yang lurus dengan angka nol di skala nonius. isa menunjukkan posisi berhimpit dengan garis pada skala utama bisa juga tidak. Jika tidak ambil nilai skala utama yang terdekat di kirinya. Pada tahap ini sobat hitung baru mendapatkan ketelitian sampai ! mm
). Aihat Skala nonius, carilah angka pada skala nonius yang berhimpit dengan garis di skala utama. Pengukuran ini punya ketelitian hingga 0,! mm . Jumlahkan PK Rata-Rata Keseluru$an 'iketahui $ a% P ata/rata enda <$ 0,@L b% P ata/rata enda $ 0,0L Jawab $ PK Rata−rata=0,34+0,30 2 = 0,64 2 =0,32 .2 Saran
(enurut saya saran untuk Aaboratorium adalah lebih ditingkatkan lagi kerapihan labnya, kemudian jika bisa laboratorium pengukuran ruangannya berbeda dengan laboratorium prestasi mesin, agar lebih tertata.
emudian dalam pembuatan jadwal praktikum agar disesuaikan dengan S sehingga tidak ada benturan waktu antara praktikum pengukuran dengan mata kuliah atau praktikum lainnya.
-A/AR P#SAKA
<sisten Aaboratorium Pengukuran. )0!5. Modul "raktikum aboratorium "engukuran *eknik . 6ilegon $ #T &:T9T<
http$22id.wikipedia.org2wiki2JangkaOsorong http$22"isikastudycenter.com2animasi/"isika2)F@/cara/membaca/jangka/sorong http$22komponenelektronika.bi2"ungsi/jangka/sorong.html http$22www.academia.edu2M0D)!@2J<:><OS??:>OmetrologiOindustri http$22teknisi/otomoti".blogspot.com2)0!@2!02"ungsi/dan/carah/kerjas/ jangka.html
KAA P!NGANAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Cang (aha uasa atas segala limpahan ahmat, 9nayah, Tau"ik dan +idayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Aaporan Praktikum Pengukuran yang berjudul 3Jangka Sorong4 ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga Aaporan Praktikum ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
+arapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Aaporan Praktikum ini penulis akui masih banyak kekurangan, karena pengalaman yang penulis miliki sangat kurang. ?leh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan/masukan yang bersi"at membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
6ilegon, (ei )0!5
-A/AR ISI
6?Q=
<T< P=:><:T< KKKKKKKKKKKKKKKKK... '<#T< 9S9 KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK... < 9 J<:>< S??:>
!.! Pengertian Jangka Sorong K.KKKKKKKKKKKK. !.) 6ara (enggunakan Jangka Sorong K..KKKKKKKK.. !. 6ara (embaca Jangka Sorong K..KKKKKKKKK... < 99 T=?9 P=+9T&:><:
).! Persentase esalahan elati" pada Tiap Pengukuran KK.... ).) Persentase esalahan elati" ata/rata KKKKKKKK. < 999 ><(< =:'< && .! >ambar )' *(anual% KKKKKKKKKKKKKKK.. .) >ambar ' *Solidwork% KKKKKKKKKKKKKK.. < 9Q =S9(P&A<: '<: S<<: @.! esimpulan KKKKKKKKKKKKKKKKKKK.. @.) Saran KKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK.... '<#T< P&ST<< KKKKKKKKKKKKKKKKKK.. ><(< S=T6+ A<:>?
BAB III
GAMBAR B!N-A #K#R
3.1 Gambar 2- 0manua% Terlampir 3.2 Gambar 3- 0So%i)ork$ Terlampir,!MBAR P!NI,AIAN PRAKIK#M
,ABORAORI#M P!NG#K#RAN !KNIK
Tanggal Penerimaan Aaporan
Tanggal Pengumpulan
evisi :ilai Para"