DINAS KESEHATAN KOTA KENDARI
DINAS KESEHATAN KOTA KENDARI
PUSKESMAS LABIBIA
PUSKESMAS LABIBIA
J
J l.
l. II m
ma
am
m B
Bo
onjo
njol
l K
K e
el.L
l.La
ab
biib
biia
a K
K e
ec.m
c.ma
and
ndo
onga
nga K
K e
end
nda
ari
ri
E
E m
ma
aiil :
l : L
Lab
abiib
biiap
apusk
uske
esm
smas@g
as@gm
mai
ail.l.co
com
m
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
A.
A. PendahuluanPendahuluan
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan An
pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan Anak, terutama pada kelompk yangak, terutama pada kelompk yang paling
paling rentan rentan kesehatan kesehatan yaitu yaitu ibu ibu bersalin bersalin dan dan bayi bayi pada pada masa masa prinatal. prinatal. Hal Hal iniini ditandai dengan tingg
ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu inya Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan ( AKI ) dan angka Kematian Bayi (angka Kematian Bayi ( AKB )
AKB )
Angka kematian ibu sebesar 228/100.000 Kelahiran Hidup dan Angka Angka kematian ibu sebesar 228/100.000 Kelahiran Hidup dan Angka Kematian Bayi sebesar 34/1000 Kelahiran Hidup berdasarkan data SDKI 2007, Kematian Bayi sebesar 34/1000 Kelahiran Hidup berdasarkan data SDKI 2007, menunjukkan bahwa derajat kesehatan Ibu dan Bayi rawan, dimana keadaan ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan Ibu dan Bayi rawan, dimana keadaan ini menggambarkan derajat Kesehatan secara umum pada suatu wilayah yang perlu dicari menggambarkan derajat Kesehatan secara umum pada suatu wilayah yang perlu dicari alternative pemecahan masalahnya karena permasalahan ini sangat menentukan alternative pemecahan masalahnya karena permasalahan ini sangat menentukan kualitas sumber daya manusia untuk masa yang akan datang.
kualitas sumber daya manusia untuk masa yang akan datang.
Dari hasil analisa PWS KIA Kab.Loteng 2015, kematian bayi usia 0-28 hari Dari hasil analisa PWS KIA Kab.Loteng 2015, kematian bayi usia 0-28 hari sebanyak 30 kasus, usia 29 hari
sebanyak 30 kasus, usia 29 hari
–
–
11 bulan sebanyak 4 kasus, sedangka penyebab 11 bulan sebanyak 4 kasus, sedangka penyebab kematian terbanyak adalah BBLR sebanyak 10 kasus, Asfiksia 7 kasus dan factor kematian terbanyak adalah BBLR sebanyak 10 kasus, Asfiksia 7 kasus dan factor lainnya adalah sebanyak 17 kasuslainnya adalah sebanyak 17 kasus
Berdasarkan permaslahan diatas maka dapat ditarik benang merah bahwa Berdasarkan permaslahan diatas maka dapat ditarik benang merah bahwa pengawasan
pengawasan pada pada masa masa neonatal neonatal sangat sangat penting penting dilakukan dilakukan sesuai sesuai dengan dengan standarstandar sehingga dengan pelaksanaan kunjungan neonatus minimal 3 kali ( PWS-KIA,2-11 ) sehingga dengan pelaksanaan kunjungan neonatus minimal 3 kali ( PWS-KIA,2-11 ) dapat menurunkan angka kematian bayi terutama angka kematian neonatal.
dapat menurunkan angka kematian bayi terutama angka kematian neonatal.
Kegiatan pemantauan pelaksanaan Kinnungan neonatus ditingkat desa yang Kegiatan pemantauan pelaksanaan Kinnungan neonatus ditingkat desa yang dilakukan oleh Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kualitas KN dan KF baik dilakukan oleh Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kualitas KN dan KF baik yang dilakukan oleh bidan desa ataupun bidan BPS sebagai pemberi layanan ditingkat yang dilakukan oleh bidan desa ataupun bidan BPS sebagai pemberi layanan ditingkat dasar.
B. Latar Belakang
Resiko terbesar kematian bayi baru lahir terjadi pada 24 jam pertama, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan neonatal. Berdasarkan standar minimal pelayanan neonatal dijelaskan bahwa setiap neonatus berhak memperolah pelayanan kesehatan sedikitnya 3 kali dari umur 6 jam sampai dengan umur 28 hari.
Cakupan Kunjungan Neonatus ( KN ) adalah pelayanan kesehatan kepada bayi umur 0-28 hari sesuai dengan standar oleh Bidan desa yang memiliki kompetensi klinis kesehatan neonatal, paling sedikit 3 kali pada satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu, baik disarana pelayanan kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.
Kunjungan Neonatus murni ( KN murni ) adalah kunjungan neonatus yang dilakukan pada 6-48 jam setelah lahir, KN ke 2 dilakukan kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir dan KN 3 dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai hari ke 28 setelah lahir ( PWS-KIA 2011 ).
Faktor resiko pada neonatus adalah sama dengan faktor resiko pada ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki faktor resiko akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi pada neonatus. Deteksi dini untuk komplikasi pada neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut :
1. Tidak mau minum / menyusu atau memuntahkan semua 2. Riwayat kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang/ letargis
4. Frekuensi Nafas <= 39x/ menit dan >= 60x/ menit 5. Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
6. Tarikan dindng dada kedalam yang sangat kuat 7. Merintih
8. Ada pustul dikulit 9. Nanah banyak dimata
10. Pusar kemerahan meluas kednding perut
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat 12. Timbul kuning atau tinja terlihat berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemeberian ASI 14. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
Pencapaian temuan dan penanganan komplikasi neonatal risti pada tahun 2015 di puskesmas Mataram belum mencapai target yaitu 37,47 % dari target 82 % selama setahun.
Maka sehubungan dengan hal tersebut diatas maka dipandang perlu Puskesmas Praya untuk melakukan kegiatan kunjungan neonatal risti, sehingga tercapai VISI dan MISI Puskesmas Praya yang dituangkan dalam tata nilai Puskesmas Praya yaitu Mewujudkan masyarakat Kecamatan Praya yang sehat dan mandiri, menuju Lombok Tengah BERSATU ( Beriman, Sejahtera, dan Bermutu ), Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,memberikan pelayanan yang ramah dan sopan kepada pelanggan, melaksanakan tugas sebagai satu kesatuan yang utuh, dengan tidak membeda
–
bedakan masyarakat, serta melakukan semua pekerjaan dengan senang hati sehinggadapat menyelasaikan semua tugas yang dipercayakan.
C. Tujuan Umum Dan Khusus
Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir di Puskesmas
Tujuan Khusus
1. Untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar. Mengetahui sedini mungkin
2. Komplikasi yang terjadi pada bayi sehingga dapat segera ditangani dan bila tidak dapat ditangani maka dirujuk ke fasilitas yang lengkap untuk mendapatkan prawatan yang optimal
3. Memberi penyuluhan dalam bentuk komunikasi informasi edukasi (KIE), mengenai kondisi bayi pada ibu, suami dan keluarga, agar tahu, peduli dan ikut merawat bayi serta memperhatikan perkembangan bayinya
4. Membantu untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan cara memberi informasi yang dibutuhkan.
D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan 1 Penanganan
Komplikasi Neonatal
- Anamnesa
- Pemeriksaan Fisik
- Pemberian layanan sesuai kebutuhan
- Pencatatan hasil pemeriksaan dan penyuluhan
E. Cara Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan kunjungan rumah pada neonatus resiko tinggi, kegiatan di luar gedung dilaksanakan pada waktu yang ditentukan sesua dengan penemuan kasus.
Kunjungan rumah dilakukan oleh bidan di desa atau pemegang wilayah setempat untuk melakukan pemeriksaan pada neonataus
F. Sasaran
Bayi Baru Lahir umur 0-28 hari dengan risiko tinggi seperti :
1. Prematuritas dan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram) 2. Asfiksia 3. Infeksi bakteri 4. Kejang 5. Ikterus 6. Diare 7. Hipotermi 8. Tetanus neonatorum 9. Masalah pemberian ASI
10.Trauma lahir, sindrom gangguan pernapsan, kelainan kongenital, dll
G. Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan Tahun 2018
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1
Penanganan Komplikasi
Neonatal
H. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Dan Pelaporan
1. Evaluasi dilakukan setiap selesai kegiatan
2. Kegiatan dilaksanakan oleh pelaksana program KIA Puskesmas Labibia
3. Semua hasil kegiatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas Labibia dilanjutkan ke
Dinas Kesehatan Kota Kendari
I. Pencatatan Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
Hasil pelaksanaan kegiatan Kunjungan Neonatal dicatat dalam format laporan yang sudah disediakan. Laporan program dibuat setelah pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Kendari. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan melihat cakupan kegiatan Puskesmas. Kegiatan dilakukan oleh pelaksanan program KIA di Puskesmas Labibia.
J. Sumber Dana
Menunjang pelaksanaan kegiatan di fasilitas UKM ( Posyandu ) didukung oleh dana yang bersumber dari dana JKN.