LAPORAN PROGRAM KIA
DI PUSKESMAS GIANYAR II
Poin-Poin Program Kesehatan Ibu Anak Mahasiswa:
Ketut Gede Wiradharma Andin Naryanto
Anthony
Pembimbing:
DR. Luh Seriani
dr. Pande Pt Irma Yustini Pemegang Program:
Ni Luh Wayan Sri Rejeki,A,Md,keb
Tujuan Umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju NKKBS serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Tujuan Khusus:
1. Menurunkan angka kematian ibu maternal di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010
2. Menurunkan angka kematian bayi di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010
3. Menurunkan angka kematian balita di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2010
1. Indikator untuk masalah kematian ibu adalah MMR (Maternal Mortality Rate atau Angka Kematian Ibu), yaitu jumlah kematian ibu karena komplikasi kehamilan dan persalinan dalam suatu wilayah tertentu dibandingkan dengan jumlah lahir hidup di wilayah dan waktu yang sama dikali konstanta tertentu (1000 atau 100.000).
Keterangan :
X = Jumlah kematian ibu waktu hamil, bersalin, dan masa nifas pada suatu wilayah tertentu selama 1 tahun Y = Jumlah kelahiran hidup pada wilayah dan waktu yang sama
K = Konstanta (1000 atau 100.000)
MMR = X x k Y
Angka kematian ibu di Puskesmas Gianyar II bulan Mei 2010: 0
Indikator untuk masalah kematian anak adalah IMR (Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi), yaitu jumlah kematian bayi berumur < 13 bulan dalam suatu wilayah tertentu dibandingkan dengan jumlah bayi yang lahir hidup dalam tahun yang sama dikali konstanta tertentu (1.000 atau 100.000).
Keterangan:
X = Jumlah bayi berumur < 13 bulan yang meninggal pada suatu wilayah suatu wilayah tertentu selama 1 tahun. Y = Jumlah kelahiran hidup pada wilayah dan waktu yang sama.
k = Konstanta (1.000 atau 100.000).
Angka kematian bayi di Puskesmas Gianyar II tahun 2009 : 5 / 414 x 1.000 = 12 per 1.000 kelahiran hidup.
2. Penyebab kematian ibu saat hamil, saat/pasca melahirkan dan masa nifas adalah: • Saat hamil
Perdarahan semisal karena abortus provokatus dan infeksi. • Saat/pasca melahirkan
Perdarahan post partum, eklampsia, ruptur dan atonia uteri. • Masa nifas
Infeksi.
Penyebab kematian anak adalah: BBLR, asfiksia, tetanus neonatorum, ISPA, diare, dll. Penyebab kematian anak di Puskesmas Gianyar II pada tahun 2009 adalah: BBLR sebanyak 3 orang, asfiksia 1 orang, infeksi 1 orang
IMR = X x k Y
3. Penduduk sasaran dari Program KIA adalah ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi, balita, dan anak pra sekolah.
Cara menentukan sasaran adalah:
- Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun = angka kelahiran kasar (CBR) x 1,1 x jumlah penduduk di wilayah tersebut.
CBR (Crude Birth Rate) atau angka kelahiran kasar didapatkan dari data Kantor Statistik Kabupaten/Kota atau CBR
propinsi.
CBR = jml kelahiran dalam setahun x 1000 jml penduduk pertengahan tahun
Bila data CBR tidak tersedia, dapat digunakan angka nasional dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 3% x jumlah penduduk
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran ibu hamil : 3% x 29204 = 876 jiwa
- Jumlah sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun = angka kelahiran kasar (CBR) x 1,05 x jumlah penduduk setempat. Bila data CBR tidak tersedia, dapat digunakan angka nasional dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 2,8% x jumlah penduduk
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran ibu bersalin : 2,8% x 29204 = 818 jiwa
- Jumlah sasaran bayi dalam 1 tahun = angka kelahiran kasar (CBR) x jumlah penduduk di wilayah tersebut. Bila data CBR tidak tersedia, dapat digunakan angka nasional dengan rumus perhitungan sebagai berikut : 2,7% x jumlah penduduk
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran bayi : 2,7% x 29204 = 789 jiwa - Perkiraan jumlah ibu nifas dalam 1 tahun disamakan dengan ibu bersalin.
Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran ibu nifas : 818 jiwa
- Jumlah sasaran balita dalam 1 tahun = 13,1 % x Jumlah penduduk di wilayah tersebut. Untuk Puskesmas Gianyar II, didapatkan jumlah sasaran balita : 13,1% x 29204 = 3.826 jiwa
No Level of Prevention Kegiatan Program Pelaksanaan Program
1. Pencegahan primer a. Health promotion
b. Specific protection
• Memberi penyuluhan & nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat mengenai segala hal yang berkaitan dengan kehamilan, termasuk kesehatan umum, gizi, KB, ASI dan kesiapan dalam menghadapi kehamilan
• Penyuluhan secara individu dan kelompok mengenai tumbuh kembang anak dan ASI.
• Imunisasi TT 2 kali pada semua ibu hamil. • Memberi tablet atau sirup zat besi pada semua bumil.
• Pemberian vit A sebanyak 2x dalam setahun
• Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
• Pelayanan imunisasi yaitu BCG, hepatitis B, DPT, Polio dan Campak bagi bayi
• Imunisasi Campak, TT dan DT terhadap anak usia sekolah
• Penyuluhan diberikan saat ibu memeriksakan diri ke puskesmas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan.
• Penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif dan tumbuh kembang anak diberikan di puskesmas atau saat posyandu atau imunisasi.
• Imunisasi TT pada bumil sudah dilakukan integrasi dengan program imunisasi puskesmas • Pemberian tablet zat besi pada semua bumil
sudah dilakukan.
• Pemberian vit A sudah dilakukan
• Puskesmas tidak menyediakan layanan pertolongan persalinan karena tidak ada fasilitas rawat inap
• Pelayanan imunisasi bagi bayi sudah dilakukan. • Imunisasi Campak, TT dan DT terhadap anak
usia sekolah sudah dilakukan dan merupakan kegiatan lintas program dengan UKS dan Imunisasi pada bulan September
2. Pencegahan sekunder
a. Early detection • Memberikan perawatan antenatal (ANC) terhadap ibu hamil termasuk pelayanan 7T untuk menilai apakah perkembangan
• ANC sudah dilakukan di puskesmas dan di dokter atau bidan praktek swasta.
b. Prompt treatment
berlangsung normal.
• Deteksi ibu hamil resiko tinggi. Pencatatan ibu hamil, evaluasi riwayat kehamilan dan persalinan terdahulu, dan evaluasi penyakit yang diderita ibu.
• Melakukan pemantauan secara intensif selama proses persalinan untuk mendeteksi jika ada penyulit dalam persalinan (salah satunya dengan partograf).
• Pelayanan kesehatan neonatus dilakukan sebanyak 3x
• Penimbangan bayi secara teratur di posyandu. • Deteksi dan stimulasi dini tumbuh kembang
anak.
• Penanganan komplikasi kebidanan melalui PONED (Program Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar).
• Melaksanakan MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit) di puskesmas dan posyandu.
• Pemantauan dengan partograf dan intaruterine growth chart tidak dilakukan karena puskesmas tidak menyediakan layanan pertolongan persalinan
• Penimbangan bayi secara teratur di posyandu sudah dilakukan
• Deteksi dini tumbuh kembang anak hanya dilakukan pada balita yang datang ke posyandu dan puskesmas.
• Pelayanan kesehatan neonatus hanya dilakukan sampai KN 2
• Di Puskesmas tidak melakukan PONED karena tidak ada fasilitas rawat inap.
• MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit). Pada bayi sakit umur 2 bulan-5 tahun yang datang ke puskesmas dilayani oleh poli umum
3. Pencegahan tersier
a. Disability limitation b. Rehabilitation
• Melakukan rujukan sesuai indikasi.
-• Sudah dilakukan.
Cakupan K1 (100%)
Rumus K1 = Jumlah bumil ANC pertama kali x 100 Jumlah sasaran bumil
Pelayanan ANC meliputi :
Timbang BB dan ukur tinggi badan Ukur tekanan darah
Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) Ukur tinggi fundus uteri
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin Screening status imunisasi TT
Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama hamil
Tes laboratorium (rutin dan khusus) seperti Hb, urine (khususnya HB, HIV, sifilis dan malaria) Tata laksana kasus
Temu wicara (konseling) termasuk P4K dan KB pasca salin
Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal kepada Ibu hamil adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat
Cakupan K4 (98%)
Cakupan K4 = Jumlah bumil mendapat pelayanan minimal 4 kali sesuai standar oleh nakes x 100 Jumlah sasaran ibu hamil dalam setahun
Pertolongan Persalinan (Pn) (100%)
Jumlah sasaran ibu bersalin dalam setahun Prinsip pertolongan persalinan :
Pencegahan infeksi
APN (pertolongan persalinan sesuai standar) Rujukan kasus yang tepat
IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
Pemberian Vit. K 1 dan salep mata pada bayi baru lahir
Tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan pertolongan persalinan adalah : dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan
Cakupan KF 1(100%)
Cakupan KF 1 = Jumlah bufas yang pertama kali mendapat pelayanan sesuai standar x 100 Jumlah sasaran bufas dalam setahun
Pelayanan yang diberikan pada kunjungan nifas : Pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi, suhu Pemeriksaan tekanan fundus uteri (involusi uterus) Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran pervaginam lainnya Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan
Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak 2x, pertama segera setelah melahirkan, kedua diberikan setelah 24 jam pemberian pertama Pelayanan KB pasca salin
Cakupan KF 3(98%)
Cakupan KF 3 = Jumlah bufas yang mendapat 3x pelayanan sesuai standar x 100 Jumlah sasaran bufas dalam setahun
Kunjungan nifas minimal 3x :
Pertama pada masa 6 jam- 3 hari post partum Kedua pada 2 minggu post partum (8-14 hari) Ketiga pada 6 minggu post partum (36-42 hari)
Cakupan Deteksi Faktor Resti Bumil oleh Nakes dan Masyarakat(40% & 60%)
Oleh nakes Deteksi faktor resti bumil = Jumlah bumil beresiko yang ditemukan nakes x 100 20% x Jumlah sasaran bumil 1 tahun
Oleh masyarakat Deteksi faktor resti bumil = Jumlah bumil beresiko yang ditemukan kader/masyarakat x 100 20% x Jumlah sasaran bumil 1 tahun
Faktor risiko pada ibu hamil adalah :
1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. 2. Anak lebih dari 4.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
4. Kurang Energi Kronis (KEK)dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa kehamilan.
5. Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang 7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin
(Diabetes
Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus, dll), tumor dan keganasan
9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat
kongenital
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksivakum/ forseps.
11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan, Infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues).
12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital. 13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.
Penambahan berat badan ibu hamil yang normal adalah 9 – 12 kg selama masa kehamilan
Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) (100%)
Cakupan KN 1 = Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan sesuai standar pada 6-48 jam setelah lahir x 100 Jumlah sasaran bayi dalam setahun
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus : KN 1 pada 6-48 jam setelah lahir
KN 2 pada hari ke 3-7 setelah lahir KN 3 pada hari ke 8-28 setelah lahir
Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang meliputi :
Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir • Perawatan Tali pusat
• Melaksanakan ASI Eksklusif
• Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1 • Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik • Pemberian Imunisasi Hepatitis B-0
Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
• Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI. • Pemberian Imunisasi Hepatitis B0 bila belum diberikan pada waktu perawatan bayi baru lahir
• Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan Buku KIA.
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KNL)(98%)
Cakupan KNL = Jumlah neonatus yang telah memperoleh 3x kunjungan neonatal sesuai standar x 100 Jumlah sasaran bayi dalam setahun
Penanganan Komplikasi Neonatal (NK) (80%)
NK = Jumlah neonatus dengan komplikasi mendapat penanganan definitif x 100 15% x sasaran bayi dalam setahun
NK adalah cakupan penanganan neonatus dengan komplikasi yang ditangani secara definitif oleh nakes kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada setiap kasus komplikasi yang pelaporannya dihitung 1 kali tanpa melhat hasilnya hidup atau mati
Deteksi dini untuk Komplikasi pada Neonatus dengan melihat tanda-tanda atau gejala-gejala sebagai berikut : 1. Tidak Mau Minum/menyusu atau memuntahkan semua
2. Riwayat Kejang
3. Bergerak hanya jika dirangsang/Letargis
4. Frekwensi Napas < = 30 X/menit dan >= 60x/menit 5. Suhu tubuh <= 35,5 C dan >= 37,5 C
6. Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat 7. Merintih
8. Ada pustul Kulit 9. Nanah banyak di mata
10. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut.
11. Mata cekung dan cubitan kulit perut kembali sangat lambat 12. Timbul kuning dan atau tinja berwarna pucat
13. Berat badan menurut umur rendah dan atau ada masalah pemberian ASI 14. BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah < 2500 gram
15. Kelainan Kongenital seperti ada celah di bibir dan langit-langit. Komplikasi pada neonatus antara lain :
1. Prematuritas dan BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr) 2. Asfiksia 3. Infeksi Bakteri 4. Kejang 5. Ikterus 6. Diare 7. Hipotermia 8. Tetanus neonatorum 9. Masalah pemberian ASI
Trauma lahir, sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital, dll
Cakupan Kunjungan Bayi (KBy) (90%)
KBy = Jumlah bayi yang telah mendapat 4x pelayanan kesehatan x 100 Jumlah seluruh sasaran bayi dalam setahun
KBy adalah cakupan bayi yang mendapat pelayanan paripurna minimal 4x : Umur 29 hari – 2 bulan
Umur 3-5 bulan Umur 6- 8 bulan Umur 9-11 bulan
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi :
Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak) sebelum bayi berusia 1 tahun. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK).
Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 - 11 bulan).
Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda – tanda sakit dan perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA.
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan.
Cakupan Pelayanan Anak Balita (K Bal) (90%)
Jumlah seluruh anak balita dalam setahun
K Bal adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar yang meliputi : Pemantauan pertumbuhan minimal 8x setahun
Pemantauan perkembangan minimal 2x setahun Pemberian vitamin A 2x setahun
Cakupan Pelayanan Anak Balita Sakit (BS) (80%)
BS = Jumlah anak balita sakit yang mendapat pelayanan sesuai tata laksanan MTBS x 100 Jumlah seluruh anak balita sakit yang berkunjung ke puskesmas dalam setahun
Input Proses Output Outcome Dampak
Man
Tersedia tenaga kesehatan yang terlatih yang mampu memberikan pelayanan KIA. Di puskesmas ada 4 bidan dibantu oleh bidan-bidan di pustu
Money
Anggaran dana dari Dinkes
Material
Tensimeter, timbangan dewasa dan bayi, ukuran tinggi badan, KMS ibu hamil dan anak, vaksin TT, BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B
Minute
Pelayanan di poliklinik KIA dilakukan tiap hari kerja. Pelayanan imunisasi dilakukan
• Semua ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal.
• Petugas kesehatan dan masyarakat dapat mendeteksi secara dini ibu hamil yang berisiko.
• Bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan pada masa neonatal.
• Ibu nifas mendapatkan pelayanan kesehatan selama masa nifas.
• Balita mendapatkan deteksi dini tumbuh kembang.
• Cakupan K1 dan K4 meningkat.
• Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat. • Cakupan deteksi ibu
hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan dan masyarakat meningkat.
• Cakupan kunjungan neonatus meningkat. • Cakupan kunjungan ibu nifas meningkat. • Cakupan penjaringan
dini tumbuh kembang pada balita meningkat.
• Jumlah kematian ibu menurun. • Jumlah kematian bayi menurun. • Angka harapan hidup ibu meningkat. • Angka harapan hidup bayi meningkat.
setiap hari Kamis tiap minggunya sedangkan posyandu dilakukan tiap bulan
Method
ANC, KF, KN, deteksi dini resti
Market
Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi, balita
6. Target dan p encapaian program KIA tahun 200 9
No. Indikator Target
(%)
Pencapaian (%)
1 K1 100 91,3
2 K4 98 75,4
3 Persalinan oleh tenaga kesehatan 100 85,7
4 Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh tenaga kesehatan 40 79,2 5 Deteksi ibu hamil resiko tinggi oleh masyarakat 60 61,4
6 KN 1 100 71,9
7 KNL 98
-8 KF 1 100 82,1
9 KF 3 98 83,3
10 Penanganan komplikasi obstetri 80 51,5
11 Penanganan komplikasi neonatal 80 65,1
12 Pelayanan bayi (KBy) 90
-13 Pelayanan anak balita 90
-7. Kegiatan-kegiatan KIA di wilayah kerja Puskesmas Gianyar II dilaksanakan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu di banjar-banjar, dan tempat dokter atau bidan praktek swasta
8. Tidak ada persalinan yang dibantu oleh dukun bersalin. Menurut pemegang program puskesmas sebelumnya juga tidak pernah melakukan pelatihan dukun bersalin.
9. Faktor-faktor penyebab perbedaan antara yang seharusnya dan kenyataannya serta alternatif pemecahan masalah.
Faktor-Faktor Penyebab Perbedaan Alternatif Pemecahan
• MTBS tidak bisa dilaksanakan pada semua anak karena memerlukan waktu yang lama dan ibu si anak cenderung merasa bosan
• Pemantauan dengan partograf dan intaruterine growth chart tidak dilakukan karena puskesmas tidak menyediakan layanan pertolongan persalinan
• Pelayanan kesehatan neonatus hanya dilakukan sampai KN 2 karena penting untuk mengetahui kemungkinan efek samping lain yang diakibatkan oleh partus
• Di Puskesmas tidak melakukan PONED karena tidak tersedia fasilitas rawat inap
• Cakupan K1 mencapai 91,3%, namun cakupan K4 hanya 75,4%, padahal pemeriksaan ANC pada trisemester III amatlah penting. Hal ini mungkin disebabkan karena sebagian bumil lebih memilih melakukan ANC selanjutnya di tempat lain
• Menjelaskan kepada ibu pentingnya dilakukan MTBS untuk deteksi dini penyakit-penyakit yang mungkin dialami oleh anak yang tidak disadari oleh ibu.
• Perlu dilakukan pelatihan PONED pada SDM Puskesmas • Segera melakukan perujukan untuk bumil yang mengalami
kejadian post partum yang tidak diinginkan
• Puskesmas punya data untuk mengetahui bumil yang sudah melakukan K1 agar untuk kunjungan selanjutnya diinatkan dengan media hubungan seperti telepon ataupun kabar demi kesehatan
• Segera merujuk ke rumah sakit apabila ad kejadian” post pertum yg tidak diinginkan
• Saat bumil melakukan K1, bumil diberi KIE secara intensi supaya para ibu yang hamil mengetahui dengan baik pentingnya pemeriksaan kehamilannya dan rutin