• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS IV SDN 43 SUNGAI SAPIH KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG

ARTIKEL

Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

NURMA NINGSIH NPM: 1310013411163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

(2)

1 HALAMAN PERSETUJUAN

ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS IV SDN 43 SUNGAI SAPIH KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG

Disusun Oleh : NURMA NINGSIH NPM. 1310013411163

Telah Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Sebagai Syarat Mengeluarkan Nilai Tugas Akhir Skripsi

Padang, 13 Juli 2017

Pembimbing II

Syafni Gustina Sari, S.Pd., M.Pd. Pembimbing I

(3)

2 PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE

REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 43 SUNGAI SAPIH KECAMATAN

KURANJI KOTA PADANG

Nurma Ningsih1, Zulfa Amrina1, Syafni Gustina Sari1 1Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

E-mail: Nurmaningsih620@yahoo.co.id Abstract

This research is motivated because 50% of student learning outcomes do not reach the minimum mastery criteria and the material taught using lecture method. The purpose of this study to see the effect of the application of student learning outcomes that use cooperative learning model Course Review Horay type in grade IV mathematics students SDN 43 Sungai Sapih Kecamatan Kuranji Padang City. The type of this research is experimental research. The data used is quantitative data obtained from final test scores on simple space building materials. Then the primary data in this study are students of class IV and secondary data are classroom teachers, principals and staff and documentation, archives, records relating to research problems. From the test data about the reliability value obtained = 0.41 with the criteria are. And result of t-test is obtained 𝑡𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 > 𝑡(0,95; 58), it can be concluded that the result of learning mathematics of student using model of Course of Riview Horay is better than result of learning of student mathematics that use conventional learning in class student IV SDN 43 Sungai Sapih Kecamatan Kuranji Padang City. So it is expected that future researchers or teachers who teach to use innovative learning, so that learning outcomes increase and the learning process is more active in students and fun. Keywords: course review horay, math learning, learning outcomes

(4)

3 Pendahuluan

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil maksimal. Pendidikan hendaknya dikelola baik secara kualitas maupun kuantitas. Banyak sekolah yang telah melaksanakan pembelajaran matematika dengan baik yaitu meningkatkan mutu dan kualitas siswa, pembelajaran matematika yang mudah dan menyenangkan serta mencapai tujuan pembelajaran matematika.

Tujuan pembelajaran matematika menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(2006) adalah “untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama” (p.416). Melihat tujuan tersebut matematika memiliki standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang menjadi acuan pelaksanaan pembelajaran. Melalui kegiatan pembelajaran siswa diharapkan dapat mencapai kompetensi-kompetensi sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Disinilah guru memiliki peranan penting dalam pencapaian kompetensi siswa. Guru harus merancang sebuah perangkat pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Strategi yang digunakan diharapkan harus dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran di kelas.

Pada kenyataannya perkembangan pembelajaran matematika di sekolah sangat memprihatinkan, karena rendahnya kemampuan sumber daya manusia terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta jarangnya guru menggunakan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Berdasarkan hasil observasi di SDN 43 Sungai Sapih pada tanggal 13-17 Januari 2017 menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan lebih domain pada guru. Di mana

(5)

4 guru pada saat itu menggunakan

metode ceramah. Dalam kegiatan pendahuluan guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran. Kemudian guru menjelaskan materi di depan kelas, selanjutnya memberi contoh soal dan meminta siswa untuk menjawab contoh soal di depan kelas. Pada saat itu siswa yang mampu menjawab soal yaitu siswa yang prestasinya sudah bagus. Media yang digunakan guru adalah papan tulis. Kemudian ada beberapa siswa yang tidak bersemangat dalam proses pembelajaran.

Ketika guru memberikan latihan, terlihat ada siswa yang berkeliaran di dalam kelas, tidak tepat waktu mengumpulkan latihan dan keluar masuk kelas. Adapun hasil wawancara dengan salah satu guru kelas IV B SDN 43 Sungai Sapih yakni Ibuk Nurlela, S.Pd., pada hari Senin tanggal 16 Januari 2017 adalah untuk pembelajaran matematika guru jarang menggunakan metode diskusi karena hal itu dapat membuat siswa kurang mengerti dengan materi dan membuat hasil belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari

data hasil ujian semester I tahun ajaran 2016/2017, yang menunjukkan bahwa nilai ujian semester I mata pelajaran matematika masih dibawah standar kriteria ketuntasan minimum (KKM). Di mana KKM yang ditetapkan oleh sekolah sadalah 80.

Dari permasalahan tersebut salah satu cara yang dapat ditempuh untuk melibatkan siswa, membuat aktif, membuat senang dan menciptakan suasana belajar meriah serta mendapatkan hasil belajar yang memuaskan adalah dengan strategi pembelajaran aktif. Salah satu strategi pembelajarannya yaitu model

Course Review Horay. Model Course Review Horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif. Di mana pembelajaran kooperatif ini kegiatan belajar mengajarnya dengan cara pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Model kooperatif tipe Course Review Horay merupakan suatu pembelajaran pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang

(6)

5 paling terdahulu mendapatkan tanda

benar baik itu secara horizontal maupun vertikal langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya.

Melalui Pembelajaran Course Review Horay diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukkan kelompok kecil dan mempengaruhi hasil belajar siswa. Sama seperti penelitian yang dilakukan oleh Yulia Murnika, Fioni dan Putri Harni bahwa model kooperatif Course Review Horay dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Shoimin (2014) “pembelajaran Course Review Horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif, yaitu belajar mengajar dengan cara pengelompokkan siswa ke dalam

kelompok-kelompok kecil.

Pembelajaran ini merupakan suatu

pengujian terhadap pemahaman

konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal dan diberi

nomor untuk menuliskan

jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya” (p.54).

Metode ini berusaha menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, di mana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor. Siswa atau kelompok yang memberi jawaban benar harus langsung berteriak “horee!!” atau menyanyikan yel-yel kelompoknya. Metode ini juga membantu siswa untuk memahami konsep dengan baik melalui diskusi kelompok.

Menurut Suprijono (2010)

“pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok

termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru” (p.54).

Menurut Ibrahim dalam Sari

(2015) adapun tahap-tahap

pelaksanaan pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

Tabel 1: Tahap-tahap Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah laku guru Fase 1: Menyampai- kan tujuan pembelajaran Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran

(7)

6 dan motivasi siswa. yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase 2: Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan demontrasi atau lewat bahan bacaan. Fase 3: Mengorganis asikan siswa ke dalam kelompok belajar. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase 4: Membimbing kelompok kerja belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. Fase 5: Guru Evaluasi. mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasi hasil kerjanya. Fase 6: Memberikan penghargaan. Guru mencari cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok. (p.5)

Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Course

Review Horay menurut

Shoimin(2014) sebagai berikut:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru mendemostrasikan/

menyajikan materi.

3. Memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab.

4. Untuk menguji pemahaman,

siswa disuruh membuat kotak

9/16/25 sesuai dengan

kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung

(8)

7

didiskusikan. Kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda silang (x).

6. Siswa yang sudah mendapat tanda (√) vertikal dan horizontal atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya. 7. Nilai siswa dihitung dari

jawaban benar jumlah horay yang diperoleh.

8. Penutup (p.55).

Menurut Huda (2014) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay adalah:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik tanya jawab.

3. Guru membagi siswa dalam kelompok-kolompok.

4. Guru menguji pemahaman, siswa diminta untuk membuat kartu atau kotak tersebut kemudiaan diisi nomor yang ditentukan oleh guru.

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru.

6. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa ditulis di dalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.

7. Bagi pertanyaan yang dijawab dengan benar, siswa memberi tanda chek list (√) dan langsung

berteriak “horee!!” atau

menyanyikan yel-yel.

8. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan banyak yang berteriak “horee!!”.

9. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi atau yang paling sering memperoleh berteriak “horee!!”(p.230).

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay menurut Shoimin (2014) sebagai berikut: I. Kelebihan dari model

pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay adalah: 1. Menarik sehingga

mendorong siswa terlibat di dalamnya.

2. Tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan.

3. Siswa lebih semangat belajar.

4. Melatih kerja sama.

II. Kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay adalah:

1. Adanya peluang untuk

curang.

2. Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan.

Berdasarkan langkah-langkah menurut Shoimin dan Huda di atas, maka langkah-langkah yang peneliti laksanakan dalam model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay adalah sebagai beikut:

(9)

8 1. Guru meminta siswa untuk

mengamati bangun ruang yang ditampilkan oleh guru di depan kelas.

2. Guru menjelaskan pengertian kubus.

3. Guru menjelaskan sifat-sifat dari kubus.

4. Guru menjelaskan cara membuat gambar kubus.

5. Guru menjelaskan contoh benda yang berebentuk kubus.

6. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya.

7. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok. Di mana satu kelompok terdiri dari empat orang.

8. Untuk menguji pemahaman

mengenai bangun ruang kubus, guru menyediakan kotak 9 dengan bentuk 3 x 3 dan tiap kotak diisi angka 1–9 yang letaknya sesuai dengan selera masing-masing siswa. Seperti gambar di bawah ini :

9. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan. Kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda silang (x).

10. Siswa yang sudah mendapat tanda (√) vertikal dan horizontal atau diagonal harus berteriak horay atau yel-yel lainnya.

11. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh.

12. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh

nilai tertinggi atau yang paling sering memperoleh berteriak “horee!!”

13. Guru memberikan latihan

kepada siswa.

Metodologi

Sesuai dengan masalah yang akan diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan mengunakan pendekatan eksperimental. Dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment). Menurut Sukardi (2015) “penelitian eksperimen didefenisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (Causal- effect relationship)” (p.179).

Penelitian di atas menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Menurut Sugiyono (2009) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (p.80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 43 Sungai Sapih

(10)

9 Kecamatan Kuranji Kota Padang

yang terdaftar pada tahun 2016/2017. Menurut Sukardi (2015) “sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data disebut sampel atau cuplikan”(p.54). Sampel dalam penelitian ini adalah Kelas IV A dan B SDN 43 Sungai Sapih Kecamatan Kuranji Kota Padang. Pengambilan sampel dilakukan dengan langka-langkah berikut:

1. Mengumpulkan nilai ujian matematika semester I tahun ajaran 2016/2017.

2. Melakukan uji kesamaan rata-rata dengan uji-t. Untuk melakukan uji kesamaan rata-rata harus dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas terlebih dahulu.

Menurut Sugiyono (2009) “variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya” (p.38). Variabel pada penelitian ini terdiri atas variabel bebas yaitu model kooperatif Course Review Horay dan variabel terikat yaitu hasil belajar. Instrumen yang digunakan adalah tes akhir hasil belajar siswa. Adapun

langkah-langkah dalam melakukan tes yaitu:

1. Membuat kisi-kisi tes yang akan diujikan.

2. Menyusun butir-butir soal. 3. Memvalidasi tes dengan dua

orang dosen dan satu orang guru di sekolah penelitian.

4. Uji coba tes. 5. Analisis tes. 6. Uji reliabilitas.

7. Pelaksanaan tes akhir.

Analisis tes akhir dilakukan dengan uji-t. Maka uji statistik yang digunakan meurut Sudjana (2005) sebagai berikut: t = 𝑥̅̅̅̅− 𝑥1 ̅̅̅̅2 𝑆√𝑛11+1 𝑛2 dan S2 = (𝑛1−1)𝑆1 2+(𝑛 2−1)𝑆22 𝑛1+𝑛2−2

Kriteria pengujian adalah terima 𝐻0 jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡(1−1 2⁄ 𝛼 ,𝑑𝑘) , dan tolak 𝐻0 jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡(1−1 2⁄ 𝛼 ,𝑑𝑘) , dan dk = (𝑛1+ 𝑛2− 2) (p.241). Sebelum mengalisis data dengan uji-t ini, peneliti dahulu menentukan uji normalitas dan uji homogenitas.

Hasil dan Pembahasan

Data hasil belajar maematika siswa diperoleh melalui tes hasil belajar dilaksanakan pada kedua kelas sampel setelah beberapa kali pertemuan dalam proses

(11)

10 pembelajaran. Siswa yang mengikuti

tes akhir pada kedua kelas sampel terdiri dari 31 orang siswa dari kelas ekperimen dan 29 orang siswa dari kelas kontrol. Tes yang diberikan berupa tes objektif yang erdiri dari 20 butir soal. Hasil tes akhir dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2: Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku, Variansi Hasi Belajar, Nilai Maximum dan Minimum

Kelas Jumlah Siswa xi Si maks x xmin Eksperi men 31 80,8 15,4 100 45 Kontrol 29 72,9 17,0 100 35 Dari analisis yang dilakukan didapatkan perhitungan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡(0,95;58) yaitu 1,876 >1,671. Sehingga hipotesis 𝐻1 terima dan tolak 𝐻0. Dari uji hipotesis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model kooperatif tipe Course Riview Horay lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SDN 43 Sungai Sapih Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan maka dapat

diambil kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model kooperatif tipe Course Riview Horay lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SDN 43 Sungai Sapih Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Melihat penerapan model kooperatif tipe Course Review Horay memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa matematika, maka hendaklah peneliti matematika khususnya di SDN 43 Sungai Sapih Kecamatan Kuranji Kota Padang menggunakan kooperatif tipe Course Review Horay. 2. Diharapkan pada guru SDN 43

Sungai Sapih Kecamatan Koranji Kota Padang dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dalam pembelajaran, karena pembelajaran dengan

(12)

11 menerapkan model pembelajaran

kooperatif Course Review Horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Daftar Pustaka

Dikbud. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI. Jakarta: BP. Dharma Bhakti.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Medan:Grasindo.

Sari, Desi Puspita. 2015. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay (Crh) Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Viii Smp Negeri 8 Bukittinggi”. Universitas Bung Hatta Vol. 5 No. 1. Shoimin, Aris. 2014. 68 Mode l

Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative

Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gambar

Tabel 1: Tahap-tahap Pelaksanaan  Pembelajaran Kooperatif

Referensi

Dokumen terkait

Laporan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: laporan produksi oleh penanggung jawab produksi, laporan harian oleh administrasi, laporan data agen

Getaran/vibrasi adalah gerak isolasi periodik yang bergerak bolak- balik melalui lintasan yang sama, dimana terjadi suatu cycle (putaran) dalam selang wakru satu

Seyogyanya para pelajar dapat memanfaatkan semua waktunya untuk terus belajar sampai tercapai cita-citanya. Salah satu caranya adalah selalu membawa alat tulis dan buku catatan,

Awalnya, tantangan terbesar mengembangkan ekonomi syariah adalah meningkatkan kesadaran (awareness) masyarakat dan meningkatkan preferensi menggunakan jasa

[r]

Mereka harus bisa menggunakan otak sesuai dengan situasi yang dihadapi, remaja yang tidak pandai menggunakan otak akan dikalahkan oleh hawa nafsu dan naluri yang salah, begitu

Rute yang tidak jauh ini melewati perempatan jetis ke selatan menuju tugu yogyakarta kemudian ketimur menuju lapangan tempat seluruh peserta berkumpul untuk mendapatkan penilaian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh bubuk kunyit hitam (Curcuma caesia)