• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun Perhitungan analisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun Perhitungan analisa"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Penelitian Terdahulu

Puput Waryanto (2017) “Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Tahun 2010-2016”. Perhitungan analisa dalam penelitian ini adalah Analisa regrensi berganda menggunakan aplikasi SPSS 23. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa belanja modal berpengaruh positif segnifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2010-2016.

Meliana Ayuningtyas (2019), “Pengaruh Investasi, Pengeluaran Pemerintah, dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2017”. Deskriptif Explanatory adalah metode yang digunakan pada penelitian ini dan menggunakan Ordinary Least Square (OLS) pada pengolahan data regrensi linier. Adapun hasil penelitian ini investasi, tebaga kerja, dan penngeluaran pemerintah mampu berpengaruh secara segnifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015-2017.

Josep Bintang Kalangi, Jacline I.Samual, dan Elisabeth Bawuno (2018), “Pengaruh Investasi Pemerintah dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Manado Tahun 2008-2017”. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regrensi berganda dengan metode Ordinary

(2)

Least Square (OLS). Hasil penelitian menyatkan bahwa investasi pemerintah dan tenaga kerja berpengaruh segnifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Manado pada tahun 2008-2017.

Ahmad Fajri (2016), “Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Sumatra Tahun 2009-2013” . Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan deskriptif . Metode kuantitatif pada penelitian ini menggunakan regrensi data panel belanja modal dan untuk metode deskriptif berfungsi sebagai sarana analisa belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil dari penelitan ini menyatakan bahwa belanja modal tidak berpengaruh secara segnifikan dalam proses peningkatan pertumbuhan ekonomi provinsi-provinsi di Sumatra.

Agus Primbodo (2016), “Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal, Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahuun 2010-2015”. Metode perhitungan data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Pooled Least Square (PLS) pada pengolahan data time series oleh Eviews3.1. Adapun hasil pada penelitian ini adalah variabel – variabel indipenden seperti Pendapatan Asli Daerah (PAD), belanja modal dan tenaga kerja dapat mempengaruhi pertumbuhan ekononomi di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2015.

(3)

B. Landasan Teori 1. Pertumbuhan Ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses berkembangnya kegiatan ekonomi yang mengakibatkan adanya peningkatan dalam proses kegiatan produksi barang ataupun jasa sehingga adanya kemakmuran dikalangan masyarakat. Adapun pertumbuhan ekonomi yang beriringan dengan proses perubahan maka dapat disebut dengan pembangunan ekonomi. Pembentukan modal nasional menjadi lebih besar, perluasannya penyediaan jumlah lapangan kerja serta semua kebijakan-kebijakan yang dapat mensejahterakan masyarakat merupakan cara-cara yang dapat dilakukan guna menciptakan perubahan ekonomi (Sukirno,2010).

Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sendiri adalah pembentukan modal, sumber daya manusia, sumber daya alam, serta kemajuan teknologi. Pertumbuhan ekonomi dapat disebabkan karna adanya belanja pembangunan yang diproksi dengan belanja modal dan menyebabkan peningkatan PDRB. Pertumbuhan ekonomi juga sebuah proses peningkatan dalam jangka panjang pada Produk Domestil Regional Bruto. Perumbuhna ekonomi selalu bersangkutan dengan proses peningkatan barang dan jasa didalam kegiatan masyarakat.

Menurut Prof Simon Kuznets pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses kanaikan kapasitas dalam menyediakan barang/jasa kepada masyarakatnya dari suatu negara maupun daerah dalam jangka panjang. Seluruh kemampuan tersebut dapat beriringan tumbuh sesuai dengan

(4)

perkembangan teknologi, idiologis yang dibutuhkan serta pelayanan suatu kelembagaan. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah suatu peristiwa kenaikan kapasitas produksi barang ataupun jasa secara konsisten dalam jangka panjang.

2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan perekonomian pada suatu daerah (BPS Kalimantan Tengah). PDRB juga digunakan sebagai tolak ukur indicator pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dalam proses perhitungan PDRB maka dapat dilakukan dengan tiga pendekatan seperti :

a) Pendekatan Produksi

Pada pendekatan ini PDRB dijadikan sebagai nilai tambah bruto yang diperoleh dengan cara mengurangi seluruh nilai output dari kegiaan ekonomi dengan biaya masing-masing nilai produksi bruto disetiap proses kegiatan ekonomi.

b) Pendekatan Pendapatan

Pada pendekatan ini nilai tambah seluruh kegiatan ekonomi dijumlahkan dengan seluruh upah, gaji, pajak tak langsung nero, penyusutan dan surplus usaha. Surplus usaha (keuntungan, bunga neto, sewa tanah) pada sektor pmerintah dan usahanyang bersifat tidak mencari untung maka tidak diperhitungkan.

(5)

c) Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan ini berfungsi menghitung nilai barang dan jasa yang telah digunakan oleh masyarakat sebagai keperluan ekspor,pembentukan modal dan konsumsi rumah tangga. Seluruh total dari komponen tersebut harus dikurangi nilai impor dan hasil akhir dari penjumlahan seluruh komponen pada pengeluaran akhir disebut dengan PDRB atas harga pasar.

3. Otonomi Daerah

Otonomi daerah merupakan proses berjalannya pemerintah daerah dalam mengatur dan mengurus sendiri berbagai hal dari keseluruhan yang terkait dengan pmerintahan dan masyarakatnya harus sesuai berdasarkan Undang-Undang Nomer.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomer.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan anatara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Proses pertumbuhan input, perbaikan teknologi serta pertumbuhan modal merupakan aspek-aspek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.Adanya desentralisasi pendapatan dan pengeluaran adalah cara terbaik dalam proses meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena dalam pelayanan public untuk meningkatkan agar lebih cepatnya pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kebuthan lokal maka pemerintah daerah memiiki posisi yang lebih baik dibandingkan dengan pemerintah pusat.

4. Teori Pengeluaran Pemerintah

Musgrave dan Rostow mengatakan bahwasanya klasifikasi tahapan pembangunan ekonomi menjadi tiga tahapan seperti, tahap awal, tahap

(6)

menengah dan tahap lanjut. Untuk tahap awal pemerintah sangat dituntut dalam fasilitas dan pelayanan public secara merata. Kemudian berlanjut untuk tahap menengah investasi pemerintah masih sangat diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 33 Tahun 2004, belanja daerah merupakan seluruh kewajiban daerah yang telah diakui sebagai sarana pengurangan nilai kekayaan bersih sesuai dengan periode anggaran yang bersangkutan. Klasifikasi belanja daerah adalah sebgai berikut: 1. Belanja Rutin

Belanja rutin merupakan jenis pengeluaran pemeirintah yang berfungsi sebagai pembiayaan pemerintah dalam sehari-hari. Belanja rutin juga jenis pengeluaran pemerintah yang dapa dirasakan langsung oleh masyarakatnya. Belanja rutin juga dikatagorikan sebagai belanja yang konsumtif, namun disisi lain pengeluaran pemerintah ini sangat berpengaruh dalam proses menunjang tercapainya hasil-hasil pembangunan pemerintah. Adapun jenis belanja rutin adalah

a. Belanja pegawai

b. Belanja perjalanan dinas c. Belanja barang

d. Belanja Operasi

e. Belanja pemeliharahaan sarana dan prasarana.

(7)

Belanja modal merupakan jenis pengeluaran yang dilakukan sebagai pembentukan modal dengan nilai manfaat lebih dari satu periode dan memiliki sifat peningkatan kualitas aset daerah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomer. 71 Tahun 2010 tentang tentang Standar Akuntansi Pemerintah menyebutkan belanja modal sebagai belanja pemerintah yang memiliki nilai manfaat lebih dari 1 tahun dan berfungsi sebagai penambah aset pemeliharaan pada kelompok operasional.

Berdasarkan Peraturan Direktorat Jendral Perbendaharaan No.PER-33/PB/2008 tentang Pedoman Akun Pendapatan, Belanja Barang, Belanja Pegawai, dan Belaja Modal menyebutkan jika suatu belanja yang dikatakan masuk kedalam kriteria belanja modal apabila telah memenuhi syrat-syarat sebagai berikut :

a) Perolehan aset tersebut sangat diniatkan tidak untuk dijual kembali. b) Pengeluaran tersebut dilakukan sesudah memiliki aset tetap daerah. c) Pengeluaran tersebut telah melibihi kapasitas aset tetap daerah. d) Pengeluaran tersebut menciptakan adanya perolehan aset tetap daerah. Menurut Meyeztika (2010) belanja modal terbagi kedalam dua jenis belanja yaitu :

a) Belanja Publik

Belanja publik adalah belanja yang memiliki manfaatnya dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat. Belanja public merupakan bagian dari belanja modal yang memiliki nilai investasi fisik lebih dari satu tahun.

(8)

Contoh dari belanja public adalah : fasilitas kesehatan, Pendidikan dan infrastruktur.

b) Belanja Aparatur

Belanja aparatur merupakan belanja yang manfaatnya tidak dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat umum. Adapun contoh dari belanja aparatur adalah : pembangunan gedung pemerintah, pembelian kendaraan dinas dan pembangunan rumah dinas.

5. Teori Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah penduduk yang berusia 15 – 64 tahun yaitu angkatan kerja adalah setiap orang penduduk yang usianya telah mencukupi usia kerja dan sedang serta mampu melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri maupun orang lain (BPS Klaimantan Tengah).

Secara umum Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja juga dapat diklarifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu tenaga kerja terampil, tenaga kerja terdidik dan tenaga kerja tidak terdidik

a. Tenaga Kerja Terampil

Tenaga kerja terampil ini merupakan tenaga kerja yang memiliki keahlihan lebih pada bidang tertentu. Keahlihan lebih tersebut diperoleh melalui pengalaman ataupun latihan diri. Sebagai contoh adalah : penjahit, supir, dan montir.

(9)

b. Tenaga Kerja Tidak Terdidik

Tenaga kerja tidak etrdidik merupakan tenaga kerja yang hanya bermodalkan tenaganya saja dan mereka tidak memerlukan sebuah latihan ataupun pendidikan khusus. Sebagai contohnya adalah : buruh, pembantu rumah tangga, kuli bangunan.

c. Tenaga Kerja Terdidik

Tenaga kerja terdidik merupakan tenaga yang memiliki keahlian pada bidang tertentu dengan cara proses pendidikan. Sebagai contohnya adalah dokte, guru atupun pilot.

6. Teori Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif terhadap peprtumbuhan ekonomi karena PAD adalah penerimaan yang berasal dari sumber daerahnya sendiri dan dipungut atas peraturan daerahnya sendiri yang telah sesuai berdasarkan Undang-Undang yang berlaku (BPS Kalimantan Tengah). Pendapatan Asli Daerah ini diukur berdasarkan jumlah penerimaan pajak daerah, retribusi darah, laba dari pengolaan aset daerah yang dipisahkan serta lain-lain yang Pendapatan Asli Daerah yang sah.

a. Pajak daerah menurut Undang-Undang No.34 Tahun 2000 merupakan sebuha iuran wajib yang setiap individu pribadi ataupun individu suatu badan kepala daerah tanpa adanya imbalan dan paksaan berdasarkan Undang-Undang yang berlaku guna membiayai jalannya pemerintah dan pembangunan daerah.Berdasarkan keberhakan dalam pemungutannya, maka pajak terbagi menjadi dua golongan yaitu :

(10)

1. Pajak Negara yang secara langsung dikelola dalam pemerintah pusat (Direktorat Jendral Pajak). Adapun jenis pajak yang dikeola secara langsung oleh pihak Direktorat Jendral Pajak adalah :

a. Pajak Penghasilan (PPh)

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBW) d. Bea Materai

e. Pajak Bumu dan Bangunan (PBB) tertentu.

2. Pajak Daerah yang secara langsung dikelola oleh pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota (Mahmudi,2010; hal 20). Adapun jenis pajak daerah yang dikelola oleh pemerintah provinsi adalah :

a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Air Permukaan

e. Pajak Rokok.

Sedangkan pajak daerah yang langsung dikelola oleh pemerintah dearah kabupaten/kota meliputi :

a. Pajak Hotel b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame

(11)

e. Pajak Penerangan Jalan f. Pajak Parkir

g. Pajak Sarang Burung Walet h. Pajak Air Tanah

b. Retribusi dearah merupakan sumber pendapatan dari penyumbang PAD kedua setelah pajak daerah. Retribusi juga memiliki karakteristik yang berbeda dengn pajak daerah. Dimana pajak daerah adalah sebuah pungutan langsung oleh pemerintah daerah terhadap wajib pajak daerah dan bisa diterima secara langsung oleh wajib pajak tanpa adanya kontraprestasi. Sedangkan retribusi dearah merupakan pungutan wajib yang oleh pemerintah daerah terhadap wajib retribusi berdasarkan atas pemanfaatan suatu jenis jasa yang disediakan oleh pihak pemerintah. Retribusipun terbagi menjadi tiga jenis yaitu, (Mahmudi,2010 ; hal 25) :

1) Retribusi Jasa Umum 2) Retribusi Jasa Usaha

3) Retribusi Perizinan Tertentu.

c. Pengolaan aset daerah yang dipisahkan merupakan sebuah penerimaan yang berasal dari kegiatan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Adapun klasifikasi dari pengolaan kekayaan dearah yang dipisahkan menurut Undang-Undang 33 Tahun 2004 adalah menurut objek pendapatan yang mencakup keseluruhan laba atas penyertaan modal perusahaan milik daerah/BUMD, bagian laba atas penyertaan modal perusahaan milik

(12)

dearah/BUMN, dan bagian laba atas penyertaan modal perusahaan milik swasta.

d. Adapun jenis lain-lain PAD yang sah adalah sebagai berikut,(Mahmudi,2010 : hal 26) :

1. Hasil pejualan aset daerah yang tidak dipisahkan 2. Jas Giro

3. Pendapatan bunga 4. Tuntutan ganti rugi 5. Komisi

6. Potongan

7. Keuntungan selisish kurs

8. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan 9. Pendapatan denda pajak dan retribusi

10. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan 11. Pendapatan atas fasilitas sosial dan umum

12. Pendapatan daeri penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan.

Jasa giro dan pendapatan bunga dari lain-lain PAD yang sah pada umumnya Mampu memberikan kontribusi yang cukup segnifikan. Dalam meniingkatkan jasa giro dan pendapatan bunga maka pemerintah daerah dapat mengoptimalisasikan manajemen kas daerahnya (Mahmudi,2010 : hal 27)

(13)

C. Hubungan Antar Variabel

1. Pengeluaran Pemerintah dengan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah sebuah indicator yang berfungsi untuk melihat hasil pembangunan yang telah dilakukan dan berfungsi sebagai sebagai penentu arah pembangunan masa depan. Pertumbuhan ekonomi yang positif maka akan selalu menunjukan adanya peningkatan ekonomi secara bertahap dan baik. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan salah satu tujuan tersebesar suatu bangsa karena pada dasarnya setiap bangsa sangat menginginkan adanya peningkatan kualitas pembangunan nasional yang diharapkan mampu mendongkrak kualitas hidup dan perekonomian masyarakatnya.

Indikator yang selalu digunakan untuk mengukur tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai konstan PDRB adalah nilah yang dilihat untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang berfungsi sebagai tolak ukur daerah ataupun negara, maka tidak terlepas jauh dari peranan pemerintah sebagai sumber dana untuk membiayai seluruh kegiatan non ekonomi maupun ekonomi. Seluruh telanja langsung dan belanja tidak langsung yang dialokasikan dalam bentuk suatu anggaran daerah merupakan sebuah pengelara pemerintah .Pengeluaran pemerintah secara garis besar adalah infrasruktur fisik yang dapat mempercepat proses pertumbuhan ekonomi namun dapat pula memperlambat proses pertumbuhan ekonomi.

Belanja merupakan kebijakan pengeluaran pemerintah yang secara langsung dapat mendorong proses pertumbuhan ekonomi karena belanja

(14)

merupakan variabel yang berfungsi sebagai pembangunan sarana prasarana sosial dan eskonomi. Belanja juga dapat meliputi seperti belanja operasional dan belanja modal (Mahmudi, 2010; hal 87).

2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah angkatan kerja sedang melakukan sebuah produksi barang atupun jasa guna memenuhi kebutuhan hidup sendiri maupun orang lain. Pada proses pertumbuhan ekonomi suatu negara ataupun daerah maka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja merupakan menjadi bagian unsur terpentingnya karena seluruh jumlah tenaga kerja terserap mampu dijadikan sebuah inkator pada proses pertumbuhan ekonomi. Angkatan kerja yang tinggi maka akan berpotensi semakin bnayaknya jumlah tenaga kerja terserap dan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi suatu negara ataupun daerah tersebut.

3. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi secara umum merupakan proses berkembangnya kegiatan yang menciptakan adanya peningkatan kegiatan produksi barang ataupun jasa untuk kepentingan masyarakat dan publik. Dengan demikian, maka pemerintah daerah dituntut untuk memaksimalkan potensi pendapatan guna memperlancar pembangunan pada sektor-sektor produktif lainnya. Pendapatan asli daerah juga merupakan bagian dari sumber pembelanjaan daerah, yang dimana apabila PAD mengalami peningkatan maka dana yang dimiliki oleh pihak pemerintah juga akan mengalami peningkatan dan besar. Peningkatan tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan

(15)

proporsi yang lebih besar terhadap belanja modal untuk kegiatan pembangunan. Dengan demikian, maka akan terjadinya pembangunan infrastruktur yang baik yang akan memberikan dampak positif untuk pertumbuhan ekonomi.

D. Kerangka Fikir

Berdasarkan penelitian terdahulu dan atar belakang diatas maka pemikiran dalam penelitian ini adalah :

Gambar 2.1 Kerangka Fikir Variabel Indipenden (X) :

Variabel Dependen (Y) :

Arah Hubungan : Belanja Modal (X1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X2) Pendapatan Asli Daerah (X3) PDRB (Y)

(16)

E. Perumusan Hipotesis

Diduga Belanja Modal (X1), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (X2) dan Pendapatan Asli Daerah ( X3) berpengaruh positif terhadap Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Tengah 2010-2019.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Fikir  Variabel Indipenden (X)   :

Referensi

Dokumen terkait

 Proses difusi inovasi berkaitan dengan proses komunikasi yang dikenal dengan model S-M-C-R-E (source /sumber, message /pesan, channel /saluran, receiver /penerima, effect /pengaruh

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti ditemukan bahwa dalam pelaksanaannya, Bank Sampah Bintang Mangrove mengembangkan berbagai macam inovasi strategi

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar yang diajar. menggunakan metode

Lalu kita juga akan selalu menemukan orang yang melakukan pekerjaan yang tidak sebaik kita dan itu membuat kita bangga dan bermegah diri.. Kedua hal ini akan mengacaukan

Dengan permasalahan tersebut, pada penelitian ini dibuatlah suatu aplikasi berbasis web yang memfasilitasi proses pencarian pekerjaan job recruitment yang dilengkapi

Rumusan Masalah yang ingin diketengahkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :“Apa pesan moral prososial yang terkonstruksi dalam Animasi Upin dan Ipin” Tujuan penelitian

Pengaruh Celebrity Endorser Kanye West Terhadap Minat Beli Pada Produk Adidas Yeezy (Studi Pada Mahasiswa Universitas Telkom), e-Proceeding of Management : Vol.4,

Sistem perkawinan yang berlaku di Desa Nusa Bali tidak jauh berbeda dengan di Bali. Dengan proses sebagai berikut: Sebelum acara meminang dilakukan kedua belah pihak atau yang akan