• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

50 4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Data

4.1.1.1. Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 8A dan 8C SMP

Stella Matutina Salatiga. SMP Stella Matutina merupakan sekolah

swasta yang terletak di Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan

Sidorejo, Kota Salatiga. Secara umum sarana dan prasarana di SMP

Stella Matutina Salatiga sudah memadai, terlihat dari ruang kelas

yang masih dalam kondisi baik dan nyaman. Ketersedian sarana

penunjang dalam proses pembelajaran yang cukup lengkap antara

lain perpustakaan, laboratorium komputer, dan lapangan olah raga.

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas 8A sebagai kelas

eksperimen yang terdiri dari 31 siswa, dan kelas 8C sebagai kelas

kontrol yang terdiri dari 31 siswa. Di bawah ini merupakan tabel

rincian jumlah siswa yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 4.1 merupakan rincian jumlah siswa yang digunakan

(2)

Tabel 4.1

Data Subjek Penelitian SMP Stella Matutina Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013

Jenis Kelamin

Kelas Eksperimen(8 A) Kelas Kontrol (8 C) Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Laki – Laki 16 51,6% 15 48,4%

Perempuan 15 48,4% 16 51,6%

Jumlah 31 100% 31 100%

Pemilihan SMP Stella Matutina Salatiga ini dikarenakan

memiliki kualitas sekolah yang baik (terakreditasi A) dan kelas yang

beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana

kelas eksperimen yang menerima perlakuan dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team

Achievement Divisions) yaitu kelas 8A dan kelas kontrol yang

menggunakan metode kerja kelompok yaitu kelas 8C.

4.1.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tanggal 22 – 29 April 2013 selama 4

pertemuan dan setiap kali pertemuan / tatap muka 2x40 menit. Proses

pembelajaran dilakukan di kelas eksperimen menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement

Divisions) dan di kelas kontrol menggunakan metode kerja kelompok.

Materi yang disampaikan dengan standar kompetensi “memahami kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan Indonesia dan

(3)

Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan

rakyat.

4.1.1.2.1. Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen

Proses pembelajaran di mulai pukul 07.30 sampai 08.45. Pada

awal pelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi

motivasi tentang pentingnya kerja sama dalam kelompok kepada

siswa. Guru menyampaikan langkah pembelajaran kooperatif tipe

STAD supaya siswa dapat memahami apa yang harus dilakukan

selama pembelajaran berlangsung. Guru menyampaikan materi

pelajaran dilanjutkan dengan membagi siswa ke dalam 6 kelompok

yang beranggotakan 5 siswa yang heterogen. Guru membagikan

lembar materi yang di dalamnya terdapat sub-sub materi yang berbeda

soal yang harus dikerjakan siswa dalam kelompok untuk menguasai

materi.

Kelompok 1 mendapatkan sub materi dan tugas kelompok

yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak yang dimiliki

MPR dan DPR. Kelompok 2 mendapatkan sub materi dan tugas

kelompok yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak yang

dimiliki DPD dan DPR. Kelompok 3 mendapatkan sub materi dan

tugas kelompok yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak

yang dimiliki Presiden. Kelompok 4 mendapatkan sub materi dan

tugas kelompok yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak

(4)

tugas kelompok yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak

yang dimiliki BPK dan Bank Sentral. Kelompok 6 mendapatkan sub

materi dan tugas kelompok yaitu tentang tugas wewenang,

keanggotaan serta hak yang dimiliki KPU dan KY.

Setelah selesai belajar dalam kelompok, maka setiap kelompok

kemudian mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas yang

dilanjutkan tanya jawab. Pada pertemuan pertama kelompok 1 samapi

3 yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dilanjutkan

pertemuan kedua guru masih melanjutkan presentasi kelompok 4

sampai 6. Apabila semua kelompok sudah melakukan presentasi

selanjutnya dilakukan kuis individual dimana tiap anggota kelompok

mengerjakan sendiri dan anggota lain tidak boleh saling membantu

karena dalam tipe STAD tiap anggota mempunyai tanggung jawab

terhadap materi yang telah dipelajari. Setelah kuis individual selesai

dilanjutkan dengan memberi skor perkembangan tiap individu. Skor

kuis individual inilah yang digunakan sebagai postes untuk melihat

hasil belajar siswa. Skor yang didapat individu dalam kelompok

diakumulasikan dengan skor awal yang diperoleh dari nilai ulangan

harian sebelumnya untuk mendapatkan skor poin kemajuan. Apabila

penghitungan skor poin kemajuan individu telah selesai maka

selanjutnya menghitung skor tim. Skor tim diperoleh dari poin tiap

individu dalam kelompok yang dijumlah. Pada akhir pembelajaran

(5)

paling tinggi. Skor paling tinggi diperoleh kelompok 3 dengan

perolehan nilai 18,3 dan memperoleh penghargaan berupa spidol dan

buku kecil.

Dalam proses pembelajaran menggunakan metode

pembelajaraan kooperatif tipe STAD ini tiap-tiap anggota kelompok

ada yang aktif dan ada yang kurang aktif sehingga guru mencoba

memberikan motivasi, untuk bekerja sama yang baik dalam kelompok

agar memperoleh penghargaan. Adapun hambatan/ kendala yang

dihadapi guru yaitu adanya beberapa siswa saat belajar dan kerja

kelompok dalam kelompok tidak serius, mengandalkan teman satu

kelompoknya serta pada pertemuan pertama masih terdapat siswa

yang sedikit bingung tentang proses pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Namun semua itu dapat diatasi guru dengan cara memberikan

penjelasan tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

pentingnya kerjasama dalam kelompok kepada setiap kelompok,

sehingga selama pembelajaran dengan STAD pada pertemuan kedua

berjalan dengan baik.

4.1.1.2.2. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol

Proses pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode

kerja kelompok. Metode kerja kelompok merupakan metode yang di

dalam proses pembelajarannya masih berpusat pada siswa namun

yang membedakan dengan pembelajaran tipe STAD adalah tidak

(6)

Proses pembelajaran ini dimulai pukul 10.05 sampai 11.25. Selama

proses pembelajaran guru memberi penjelasan materi yang akan

dipelajari dalam kelompok kemudian guru membagi siswa dalam 6

kelompok.

Kelompok 1 mendapatkan sub materi dan tugas kelompok yaitu

tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak yang dimiliki MPR

dan DPR. Kelompok 2 mendapatkan sub materi dan tugas

kelompok yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak

yang dimiliki DPD dan DPR. Kelompok 3 mendapatkan sub materi

dan tugas kelompok yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan

serta hak yang dimiliki Presiden. Kelompok 4 mendapatkan sub

materi dan tugas kelompok yaitu tentang tugas wewenang,

keanggotaan serta hak yang dimiliki MK dan MA. Kelompok 5

mendapatkan sub materi dan tugas kelompok yaitu tentang tugas

wewenang, keanggotaan serta hak yang dimiliki BPK dan Bank

Sentral. Kelompok 6 mendapatkan sub materi dan tugas kelompok

yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak yang dimiliki

KPU dan KY. Setelah tugas kelompok selesai maka dilanjutkan

dengan presentasi kerja kelompok beserta tanya jawab. Pada

pertemuan pertama kelompok 1 sampai 3 mempresentasikan hasil

kerja kelompoknya dilanjutkan pertemuan kedua guru melanjutkan

(7)

Kendala atau hambatan yang dihadapi selama proses

pembelajaran yaitu siswa dalam kerja kelompok masih ramai,

terdapat 2 siswa yang tidak ikut kerja kelompok. Untuk mengatasi

hal tersebut guru memberikan teguran dan penjelasan tentang

pentingnya kerja kelompok agar dapat memahami materi kepada

siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan

lancar. Pada akhir pembelajaran guru memberikan postes untuk

melihat hasil belajar siswa.

4.1.1.3. Data Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

4.1.1.3.1. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Data hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diterapkan

metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Divisions (STAD) diperoleh rata – rata atau mean yaitu 85 dengan

simpangan baku 7,071. Nilai tengah atau median dari data yang

diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu 85 sedangkan nilai

yang paling sering keluar atau modus yaitu 85. Rentang skor yaitu 25

yang diperoleh dari selisih nilai yang tertinggi dan nilai yang terendah.

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 95 sedangkan nilai terendah

yaitu 70.

(8)

Tabel 4.2 mendeskripsikan statistik hasil belajar (postest) kelas

eksperimen yang dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 4.2

Statistik Postest kelas eksperimen

Distribusi penyebaran skor postest hasil belajar siswa kelas

eksperimen pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan

digambarkan pada tabel berikut.

Statistics Eksperimen N Valid 31 Missing 0 Mean 85.0000 Median 85.0000 Mode 85.00 Std. Deviation 7.07107 Range 25.00 Minimum 70.00 Maximum 95.00 Sum 2635.00

(9)

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi nilai postest kelas eksperimen

Tabel 4.8

Distribusi frekuensi nilai postes kelas eksperimen apabila

digambarkan dalam bentuk grafik berikut ini.

Eksperimen

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 70 1 1.6 3.2 3.2 75 4 6.5 12.9 16.1 80 6 9.7 19.4 35.5 85 9 14.5 29.0 64.5 90 5 8.1 16.1 80.6 95 6 9.7 19.4 100.0 Total 31 50.0 100.0

(10)

Grafik 4.1

Histogram Nilai Postes Kelas Eksperimen

4.1.1.3.2. Data Hasil Belajar Pada Kelas Kontrol

Data hasil belajar siswa kelas kontrol setelah diterapkan

metode kerja kelompok diperoleh rata – rata atau mean yaitu 75,48

dengan simpangan baku 7,343. Nilai tengah atau median dari data

yang diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu 75

sedangkan nilai yang paling sering keluar atau modus yaitu 75.

Rentang skor yaitu 25 yang diperoleh dari selisih nilai yang tertinggi

dan nilai yang terendah. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 90

(11)

Tabel 4.4 mendeskripsikan statistik hasil belajar (postest) kelas

kontrol yang dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 4.4

Statistik Postes kelas kontrol

Distribusi penyebaran skor postes hasil belajar siswa kelas

kontrol pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan

digambarkan pada tabel berikut ini. Statistics Kontrol N Valid 31 Missing 0 Mean 75.4839 Median 75.0000 Mode 75.00a Std. Deviation 7.34335 Range 25.00 Minimum 65.00 Maximum 90.00 Sum 2340.00

(12)

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi nilai postest kelas kontrol Kontrol

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 65 6 9.7 19.4 19.4 70 5 8.1 16.1 35.5 75 7 11.3 22.6 58.1 80 7 11.3 22.6 80.6 85 5 8.1 16.1 96.8 90 1 1.6 3.2 100.0 Total 31 50.0 100.0

Distribusi frekuensi nilai postes kelas kontrol apabila

(13)

Grafik 4.2

Histogram Nilai Postes Kelas Kontrol

4.1.2. Uji Prasyarat Analisis 4.1.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang

diperoleh dari sampel merupakan data sampel yang berdistribusi

normal. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.6

Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

kelas_kontrol .150 31 .073 .923 31 .029

kelas_eksperimen .145 31 .095 .927 31 .037 a. Lilliefors Significance Correction

(14)

Berdasarkan uji normalitas kolmogrov-Smirnov di atas, pada taraf signifikansi 0,05 distribusi nilai sampel kelas eksperimen

dan kontrol berasal dari distribusi populasi normal. Distribusi

dikatakan tidak normal jika taraf signifikansi < 0,05. Taraf

signifikansi kelas eksperimen adalah 0,095. Jadi 0,095 > 0,05.

Taraf signifikansi kelas kontrol adalah 0,073. Jadi 0,073 > 0,05.

Berikut ini adalah histogram uji normalitas kelas kontrol

dan kelas eksperimen.

Grafik 4.3

(15)

Grafik 4.4

Uji Normalitas Kelas Eksperimen

4.1.2.2. Uji Homogenitas

Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians dalam

populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan

(16)

Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7

Hasil Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil pengujian homogenitas dengan Levene

Statistic pada kelas eksperimen dan kelas kontrol taraf

signifikansinya adalah 0,599. Data dikatakan homogen atau sama

jika nilai probabilitasnya > 0,05 .Tetapi jika nilai probabilitasnya <

0,05 maka data berasal dari populasi yang variansnya tidak sama

atau heterogen atau berbeda. Karena hasil perolehan pengujian ini

0,599 > 0,05 maka varians kelas kontrol dan eksperimen adalah

homogen atau sama.

4.1.3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 4.1.3.1. Analisis Data

Sesudah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas

variansi data, maka dilanjutkan teknik analisis data menggunakan teknik Statistik “Parametris”. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik atau menguji ukuran

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

nilai_posttest Based on Mean .279 1 60 .599

Based on Median .200 1 60 .656

Based on Median and with

adjusted df .200 1 59.889 .656

(17)

populasi data sampel (Pengertian statistik di sini adalah data yang

diperoleh dari sampel (Sugiyono, 2010 : 210 ).

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka analisis data menggunakan “Teknik analisis T test. T test adalalah salah satu tes statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan

hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean

sampel yang diambil secara random yang sama tidak terdapat

perbedaan yang signifikan. (Sudjiono, 2010 : 278).

4.1.3.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis melalui uji Independent Sample T – Test

(Uji Dua Sampel Tidak Berhubungan) dengan bantuan SPSS for

windows version 18. Uji Independent Sample T – Test dalam

penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

hasil belajar antara dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan

kontrol.

Hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode pembelajaran koperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) dan kerja kelompok terhadap hasil

belajar PKn siswa kelas 8 SMP Stella Matutina Salatiga semester

genap tahun ajaran 2012 / 2013. Sedangkan hipotesis satu (H1)

menyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara

(18)

koperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan

kerja kelompok terhadap hasil belajar PKn siswa kelas 8 SMP

Stella Matutina Salatiga semester genap tahun ajaran 2012 / 2013.

Perbedaan itu diukur secara kuantitatif dengan menggunakan

Program SPSS 18.0 for Windows. Berikut ini adalah tabel hasil

pengujian perbandingan nilai rata – rata kelas yang diperlakukan

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) dan kerja kelompok.

Tabel 4.8

Hasil perbandingan nilai rata – rata dua variabel bebas Independent Samples Test

nilai_posttest Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for

Equality of Variances

F ,279

Sig. ,599

t-test for Equality of Means T 5,197 5,197 Df 60 59,915 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 Mean Difference 9,51613 9,51613 Std. Error Difference 1,83096 1,83096 95% Confidence Interval of the Difference Lower 5,85367 5,85356 Upper 13,17859 13,17870

Pengujian hipotesis menggunakan kriteria Independent

Samples T – Test yaitu H0 diterima jika –t tabel lebih kecil atau sama

dengan t hitung dan t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel (- tabel ≤ t hitung ≤ t tabel) dan H0 ditolak jika – t hitung lebih kecil dibandingkan t tabel (-t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel ).

(19)

(probabilitas) yaitu jika signifikansi lebih dari 0,05 (signifikansi >

0,05) maka H0 diterima dan jika signifikansi kurang dari 0,05

(signifikansi < 0,05) maka H0 ditolak.

Berdasarkan hasil uji Independent Samples T – Test yang dapat

dilihat pada kolom t-test for Equality of Means pada tabel 4.9 di atas

maka diketahui nilai t hitung hasil belajar PKn untuk kelas eksperimen

dan nilai t hitung hasil belajar PKn kelas kontrol sebesar 5,197 dengan

nilai signifikansi (-2 tailed) sebesar 0,000.

Sementara skor t tabel dilihat berdasarkan distribusi t yang dicari pada α = 5% : 2= 2,5% (uji 2 tailed) dengan derajat kebebasan (df) sebesar 60 (df= 62 - 2). Berdasarkan hasil derajat kebebasan yang

dilihat pada t tabel diperoleh nilai sebesar 1,671. Maka dapat diketahui

nilai t hitung > t tabel (5,197 > 1,671) maka diartikan bahwa H0

ditolak.

Oleh karena H0 ditolak berdasarkan pada nilai t hitung > t tabel

(5,197 > 1,671) maka H1 yang menyatakan bahwa ada perbedaan

pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Divisions (STAD) dan metode kerja

kelompok terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas 8 SMP Stella

Matutina Salatiga semester genap tahun ajaran 2012/2013 diterima.

Berdasarkan pengujian tersebut, maka H0 ditolak dan H1

diterima yang berarti bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan

(20)

Achievement Divisions (STAD) dan kerja kelompok terhadap hasil

belajar PKn. Hasil pengujian ini membuktikan bahwa hipotesis ini

diterima dan benar.

4.2. Pembahasan

Hasil uji hipotesis yaitu terdapat perbedaan pengaruh yang

signifikan antara penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD (Student Team Achievement Divisions) dan metode kerja

kelompok terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas 8 SMP Stella

Matutina Salatiga semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Hal ini dibuktikan dengan pengujian hipotesis menggunakan uji

yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas menunjukkan

pada kelas kontrol adalah 0,073 > 0,05, dan pada kelas eksperimen

0,095 > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut normal.

Hasil uji homogenitas menunjukkan pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol taraf signifikansi adalah 0,5999 > 0,05 yang berarti homogen

atau sama. Selanjutnya dilakukan uji independent sample T-test

menggunakan SPSS for window version 18, dengan hasil pada taraf

signifikansi 5%, dengan df 60 (df = 62 - 2) , dan t tabel diperoleh nilai

sebesar 1,671 dan t hitung 5,197. Berdasarkan uji Independent Sample

T-Test diketahui nilai - t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel

(21)

Berdasarkan pengujian tersebut maka H0 ditolak dan

diterima. Hal ini mempunyai makna bahwa penggunaan metode

pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada kelas eksperimen, yaitu

metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Divisions (STAD), dan metode kerja kelompok pada kelas kontrol

terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar.

Perbedaan pengaruh itu juga terlihat dari hasil belajar PKn di

kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan Student Team

Achievement Divisions (STAD) menunjukkan nilai rata – rata kelas

sebesar 85. Sedangkan hasil belajar kelas kontrol yang diberi

perlakuan menggunakan metode kerja kelompok menunjukkan bahwa

nilai rata – rata kelas sebesar 75,48.

Berdasarkan nilai rata – rata kedua kelas di atas menunjukkan

bahwa hasil belajar siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Divisions

(STAD) lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang

diberi perlakuan menggunakan metode kerja kelompok .

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Slavin (2010 : 12)

yang menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat digunakan untuk memotivasi siswa supaya saling mendukung

dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang diajarkan

oleh guru sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar yang lebih

(22)

sama lain dalam penguasaan materi dapat berpotensi meningkatkan

hasil belajar .

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan Wahyuni (2012 : 86) menyatakan bahwa ada perbedaan

antara hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran

kooperatif model STAD dengan hasil belajar yang diajar

menggunakan metode ekspositori. Hasil belajar siswa menggunakan

model STAD lebih baik dibandingkan dengan metode ekspositori.

Hasil penelitian juga sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan Wicaksono (2012 : 58) menyatakan bahwa ada perbedaan

antara hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar yang diajar

menggunakan metode konvensional. Hasil belajar siswa yang

menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik

dibandingkan dengan metode konvensional.

Ada beberapa faktor penentu dari keberhasilan penggunaan

metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team

Achievement Divisions) terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas 8

SMP Stella Matutina Salatiga semester genap tahun ajaran 2012/2013,

diantaranya : partisipasi siswa yang tinggi dalam proses pembelajaran

dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, jumlah siswa

(23)

mengarahkan siswa dengan baik, selain itu guru PKn di SMP Stella

Matutina Salatiga sudah sering menggunakan pembelajaran inovatif

Gambar

Tabel  4.1  merupakan  rincian  jumlah  siswa  yang  digunakan  dalam penelitian.
Tabel  4.4  mendeskripsikan  statistik  hasil  belajar  (postest)  kelas  kontrol yang dapat dilihat di bawah ini
Tabel 4.7  Hasil Uji Homogenitas

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan Metode Kooperatif Tipe STAD; (2) Hasil belajar siswa yang

Dari tabel siklus I dapat dilihat hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaraan kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas

Analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara hasil belajar peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Perbedaan antara hasil belajar pada materi kepengurusan jenazah yang diajar menggunakan metode demonstrasi dan yang diajar menggunakan metode ceramah dapat

Sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match berbantuan media video pembelajaran, guru biasanya menggunakan

Pada pertemuan pertama siklus 2 siswa sudah terbiasa terhadap pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan pembelajaran dengan cukup baik dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions),

Dari Tabel 4.2 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar matematika siswa sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe