50 4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Data
4.1.1.1. Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 8A dan 8C SMP
Stella Matutina Salatiga. SMP Stella Matutina merupakan sekolah
swasta yang terletak di Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan
Sidorejo, Kota Salatiga. Secara umum sarana dan prasarana di SMP
Stella Matutina Salatiga sudah memadai, terlihat dari ruang kelas
yang masih dalam kondisi baik dan nyaman. Ketersedian sarana
penunjang dalam proses pembelajaran yang cukup lengkap antara
lain perpustakaan, laboratorium komputer, dan lapangan olah raga.
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas 8A sebagai kelas
eksperimen yang terdiri dari 31 siswa, dan kelas 8C sebagai kelas
kontrol yang terdiri dari 31 siswa. Di bawah ini merupakan tabel
rincian jumlah siswa yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.1 merupakan rincian jumlah siswa yang digunakan
Tabel 4.1
Data Subjek Penelitian SMP Stella Matutina Salatiga Tahun Ajaran 2012/2013
Jenis Kelamin
Kelas Eksperimen(8 A) Kelas Kontrol (8 C) Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Laki – Laki 16 51,6% 15 48,4%
Perempuan 15 48,4% 16 51,6%
Jumlah 31 100% 31 100%
Pemilihan SMP Stella Matutina Salatiga ini dikarenakan
memiliki kualitas sekolah yang baik (terakreditasi A) dan kelas yang
beragam. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dimana
kelas eksperimen yang menerima perlakuan dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Divisions) yaitu kelas 8A dan kelas kontrol yang
menggunakan metode kerja kelompok yaitu kelas 8C.
4.1.1.2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan tanggal 22 – 29 April 2013 selama 4
pertemuan dan setiap kali pertemuan / tatap muka 2x40 menit. Proses
pembelajaran dilakukan di kelas eksperimen menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Divisions) dan di kelas kontrol menggunakan metode kerja kelompok.
Materi yang disampaikan dengan standar kompetensi “memahami kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan Indonesia dan
Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan
rakyat.
4.1.1.2.1. Proses Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen
Proses pembelajaran di mulai pukul 07.30 sampai 08.45. Pada
awal pelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi
motivasi tentang pentingnya kerja sama dalam kelompok kepada
siswa. Guru menyampaikan langkah pembelajaran kooperatif tipe
STAD supaya siswa dapat memahami apa yang harus dilakukan
selama pembelajaran berlangsung. Guru menyampaikan materi
pelajaran dilanjutkan dengan membagi siswa ke dalam 6 kelompok
yang beranggotakan 5 siswa yang heterogen. Guru membagikan
lembar materi yang di dalamnya terdapat sub-sub materi yang berbeda
soal yang harus dikerjakan siswa dalam kelompok untuk menguasai
materi.
Kelompok 1 mendapatkan sub materi dan tugas kelompok
yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak yang dimiliki
MPR dan DPR. Kelompok 2 mendapatkan sub materi dan tugas
kelompok yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak yang
dimiliki DPD dan DPR. Kelompok 3 mendapatkan sub materi dan
tugas kelompok yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak
yang dimiliki Presiden. Kelompok 4 mendapatkan sub materi dan
tugas kelompok yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak
tugas kelompok yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak
yang dimiliki BPK dan Bank Sentral. Kelompok 6 mendapatkan sub
materi dan tugas kelompok yaitu tentang tugas wewenang,
keanggotaan serta hak yang dimiliki KPU dan KY.
Setelah selesai belajar dalam kelompok, maka setiap kelompok
kemudian mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas yang
dilanjutkan tanya jawab. Pada pertemuan pertama kelompok 1 samapi
3 yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dilanjutkan
pertemuan kedua guru masih melanjutkan presentasi kelompok 4
sampai 6. Apabila semua kelompok sudah melakukan presentasi
selanjutnya dilakukan kuis individual dimana tiap anggota kelompok
mengerjakan sendiri dan anggota lain tidak boleh saling membantu
karena dalam tipe STAD tiap anggota mempunyai tanggung jawab
terhadap materi yang telah dipelajari. Setelah kuis individual selesai
dilanjutkan dengan memberi skor perkembangan tiap individu. Skor
kuis individual inilah yang digunakan sebagai postes untuk melihat
hasil belajar siswa. Skor yang didapat individu dalam kelompok
diakumulasikan dengan skor awal yang diperoleh dari nilai ulangan
harian sebelumnya untuk mendapatkan skor poin kemajuan. Apabila
penghitungan skor poin kemajuan individu telah selesai maka
selanjutnya menghitung skor tim. Skor tim diperoleh dari poin tiap
individu dalam kelompok yang dijumlah. Pada akhir pembelajaran
paling tinggi. Skor paling tinggi diperoleh kelompok 3 dengan
perolehan nilai 18,3 dan memperoleh penghargaan berupa spidol dan
buku kecil.
Dalam proses pembelajaran menggunakan metode
pembelajaraan kooperatif tipe STAD ini tiap-tiap anggota kelompok
ada yang aktif dan ada yang kurang aktif sehingga guru mencoba
memberikan motivasi, untuk bekerja sama yang baik dalam kelompok
agar memperoleh penghargaan. Adapun hambatan/ kendala yang
dihadapi guru yaitu adanya beberapa siswa saat belajar dan kerja
kelompok dalam kelompok tidak serius, mengandalkan teman satu
kelompoknya serta pada pertemuan pertama masih terdapat siswa
yang sedikit bingung tentang proses pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Namun semua itu dapat diatasi guru dengan cara memberikan
penjelasan tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
pentingnya kerjasama dalam kelompok kepada setiap kelompok,
sehingga selama pembelajaran dengan STAD pada pertemuan kedua
berjalan dengan baik.
4.1.1.2.2. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol
Proses pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode
kerja kelompok. Metode kerja kelompok merupakan metode yang di
dalam proses pembelajarannya masih berpusat pada siswa namun
yang membedakan dengan pembelajaran tipe STAD adalah tidak
Proses pembelajaran ini dimulai pukul 10.05 sampai 11.25. Selama
proses pembelajaran guru memberi penjelasan materi yang akan
dipelajari dalam kelompok kemudian guru membagi siswa dalam 6
kelompok.
Kelompok 1 mendapatkan sub materi dan tugas kelompok yaitu
tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak yang dimiliki MPR
dan DPR. Kelompok 2 mendapatkan sub materi dan tugas
kelompok yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak
yang dimiliki DPD dan DPR. Kelompok 3 mendapatkan sub materi
dan tugas kelompok yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan
serta hak yang dimiliki Presiden. Kelompok 4 mendapatkan sub
materi dan tugas kelompok yaitu tentang tugas wewenang,
keanggotaan serta hak yang dimiliki MK dan MA. Kelompok 5
mendapatkan sub materi dan tugas kelompok yaitu tentang tugas
wewenang, keanggotaan serta hak yang dimiliki BPK dan Bank
Sentral. Kelompok 6 mendapatkan sub materi dan tugas kelompok
yaitu tentang tugas wewenang, keanggotaan serta hak yang dimiliki
KPU dan KY. Setelah tugas kelompok selesai maka dilanjutkan
dengan presentasi kerja kelompok beserta tanya jawab. Pada
pertemuan pertama kelompok 1 sampai 3 mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya dilanjutkan pertemuan kedua guru melanjutkan
Kendala atau hambatan yang dihadapi selama proses
pembelajaran yaitu siswa dalam kerja kelompok masih ramai,
terdapat 2 siswa yang tidak ikut kerja kelompok. Untuk mengatasi
hal tersebut guru memberikan teguran dan penjelasan tentang
pentingnya kerja kelompok agar dapat memahami materi kepada
siswa sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
lancar. Pada akhir pembelajaran guru memberikan postes untuk
melihat hasil belajar siswa.
4.1.1.3. Data Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.1.3.1. Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Data hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diterapkan
metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) diperoleh rata – rata atau mean yaitu 85 dengan
simpangan baku 7,071. Nilai tengah atau median dari data yang
diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu 85 sedangkan nilai
yang paling sering keluar atau modus yaitu 85. Rentang skor yaitu 25
yang diperoleh dari selisih nilai yang tertinggi dan nilai yang terendah.
Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 95 sedangkan nilai terendah
yaitu 70.
Tabel 4.2 mendeskripsikan statistik hasil belajar (postest) kelas
eksperimen yang dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 4.2
Statistik Postest kelas eksperimen
Distribusi penyebaran skor postest hasil belajar siswa kelas
eksperimen pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
digambarkan pada tabel berikut.
Statistics Eksperimen N Valid 31 Missing 0 Mean 85.0000 Median 85.0000 Mode 85.00 Std. Deviation 7.07107 Range 25.00 Minimum 70.00 Maximum 95.00 Sum 2635.00
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi nilai postest kelas eksperimen
Tabel 4.8
Distribusi frekuensi nilai postes kelas eksperimen apabila
digambarkan dalam bentuk grafik berikut ini.
Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 70 1 1.6 3.2 3.2 75 4 6.5 12.9 16.1 80 6 9.7 19.4 35.5 85 9 14.5 29.0 64.5 90 5 8.1 16.1 80.6 95 6 9.7 19.4 100.0 Total 31 50.0 100.0
Grafik 4.1
Histogram Nilai Postes Kelas Eksperimen
4.1.1.3.2. Data Hasil Belajar Pada Kelas Kontrol
Data hasil belajar siswa kelas kontrol setelah diterapkan
metode kerja kelompok diperoleh rata – rata atau mean yaitu 75,48
dengan simpangan baku 7,343. Nilai tengah atau median dari data
yang diurutkan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu 75
sedangkan nilai yang paling sering keluar atau modus yaitu 75.
Rentang skor yaitu 25 yang diperoleh dari selisih nilai yang tertinggi
dan nilai yang terendah. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 90
Tabel 4.4 mendeskripsikan statistik hasil belajar (postest) kelas
kontrol yang dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 4.4
Statistik Postes kelas kontrol
Distribusi penyebaran skor postes hasil belajar siswa kelas
kontrol pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan
digambarkan pada tabel berikut ini. Statistics Kontrol N Valid 31 Missing 0 Mean 75.4839 Median 75.0000 Mode 75.00a Std. Deviation 7.34335 Range 25.00 Minimum 65.00 Maximum 90.00 Sum 2340.00
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi nilai postest kelas kontrol Kontrol
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 65 6 9.7 19.4 19.4 70 5 8.1 16.1 35.5 75 7 11.3 22.6 58.1 80 7 11.3 22.6 80.6 85 5 8.1 16.1 96.8 90 1 1.6 3.2 100.0 Total 31 50.0 100.0
Distribusi frekuensi nilai postes kelas kontrol apabila
Grafik 4.2
Histogram Nilai Postes Kelas Kontrol
4.1.2. Uji Prasyarat Analisis 4.1.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang
diperoleh dari sampel merupakan data sampel yang berdistribusi
normal. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
kelas_kontrol .150 31 .073 .923 31 .029
kelas_eksperimen .145 31 .095 .927 31 .037 a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan uji normalitas kolmogrov-Smirnov di atas, pada taraf signifikansi 0,05 distribusi nilai sampel kelas eksperimen
dan kontrol berasal dari distribusi populasi normal. Distribusi
dikatakan tidak normal jika taraf signifikansi < 0,05. Taraf
signifikansi kelas eksperimen adalah 0,095. Jadi 0,095 > 0,05.
Taraf signifikansi kelas kontrol adalah 0,073. Jadi 0,073 > 0,05.
Berikut ini adalah histogram uji normalitas kelas kontrol
dan kelas eksperimen.
Grafik 4.3
Grafik 4.4
Uji Normalitas Kelas Eksperimen
4.1.2.2. Uji Homogenitas
Uji ini dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians dalam
populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas menggunakan
Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.
Tabel 4.7
Hasil Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil pengujian homogenitas dengan Levene
Statistic pada kelas eksperimen dan kelas kontrol taraf
signifikansinya adalah 0,599. Data dikatakan homogen atau sama
jika nilai probabilitasnya > 0,05 .Tetapi jika nilai probabilitasnya <
0,05 maka data berasal dari populasi yang variansnya tidak sama
atau heterogen atau berbeda. Karena hasil perolehan pengujian ini
0,599 > 0,05 maka varians kelas kontrol dan eksperimen adalah
homogen atau sama.
4.1.3. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 4.1.3.1. Analisis Data
Sesudah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas
variansi data, maka dilanjutkan teknik analisis data menggunakan teknik Statistik “Parametris”. Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik atau menguji ukuran
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
nilai_posttest Based on Mean .279 1 60 .599
Based on Median .200 1 60 .656
Based on Median and with
adjusted df .200 1 59.889 .656
populasi data sampel (Pengertian statistik di sini adalah data yang
diperoleh dari sampel (Sugiyono, 2010 : 210 ).
Berdasarkan hipotesis yang diajukan, maka analisis data menggunakan “Teknik analisis T test. T test adalalah salah satu tes statistik yang digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan
hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah mean
sampel yang diambil secara random yang sama tidak terdapat
perbedaan yang signifikan. (Sudjiono, 2010 : 278).
4.1.3.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis melalui uji Independent Sample T – Test
(Uji Dua Sampel Tidak Berhubungan) dengan bantuan SPSS for
windows version 18. Uji Independent Sample T – Test dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
hasil belajar antara dua kelompok yaitu kelas eksperimen dan
kontrol.
Hipotesis nol (H0) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
pengaruh yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode pembelajaran koperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD) dan kerja kelompok terhadap hasil
belajar PKn siswa kelas 8 SMP Stella Matutina Salatiga semester
genap tahun ajaran 2012 / 2013. Sedangkan hipotesis satu (H1)
menyatakan bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara
koperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dan
kerja kelompok terhadap hasil belajar PKn siswa kelas 8 SMP
Stella Matutina Salatiga semester genap tahun ajaran 2012 / 2013.
Perbedaan itu diukur secara kuantitatif dengan menggunakan
Program SPSS 18.0 for Windows. Berikut ini adalah tabel hasil
pengujian perbandingan nilai rata – rata kelas yang diperlakukan
dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD) dan kerja kelompok.
Tabel 4.8
Hasil perbandingan nilai rata – rata dua variabel bebas Independent Samples Test
nilai_posttest Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for
Equality of Variances
F ,279
Sig. ,599
t-test for Equality of Means T 5,197 5,197 Df 60 59,915 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 Mean Difference 9,51613 9,51613 Std. Error Difference 1,83096 1,83096 95% Confidence Interval of the Difference Lower 5,85367 5,85356 Upper 13,17859 13,17870
Pengujian hipotesis menggunakan kriteria Independent
Samples T – Test yaitu H0 diterima jika –t tabel lebih kecil atau sama
dengan t hitung dan t hitung lebih kecil atau sama dengan t tabel (- tabel ≤ t hitung ≤ t tabel) dan H0 ditolak jika – t hitung lebih kecil dibandingkan t tabel (-t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel ).
(probabilitas) yaitu jika signifikansi lebih dari 0,05 (signifikansi >
0,05) maka H0 diterima dan jika signifikansi kurang dari 0,05
(signifikansi < 0,05) maka H0 ditolak.
Berdasarkan hasil uji Independent Samples T – Test yang dapat
dilihat pada kolom t-test for Equality of Means pada tabel 4.9 di atas
maka diketahui nilai t hitung hasil belajar PKn untuk kelas eksperimen
dan nilai t hitung hasil belajar PKn kelas kontrol sebesar 5,197 dengan
nilai signifikansi (-2 tailed) sebesar 0,000.
Sementara skor t tabel dilihat berdasarkan distribusi t yang dicari pada α = 5% : 2= 2,5% (uji 2 tailed) dengan derajat kebebasan (df) sebesar 60 (df= 62 - 2). Berdasarkan hasil derajat kebebasan yang
dilihat pada t tabel diperoleh nilai sebesar 1,671. Maka dapat diketahui
nilai t hitung > t tabel (5,197 > 1,671) maka diartikan bahwa H0
ditolak.
Oleh karena H0 ditolak berdasarkan pada nilai t hitung > t tabel
(5,197 > 1,671) maka H1 yang menyatakan bahwa ada perbedaan
pengaruh yang signifikan antara metode pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Divisions (STAD) dan metode kerja
kelompok terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas 8 SMP Stella
Matutina Salatiga semester genap tahun ajaran 2012/2013 diterima.
Berdasarkan pengujian tersebut, maka H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti bahwa ada perbedaan pengaruh yang signifikan
Achievement Divisions (STAD) dan kerja kelompok terhadap hasil
belajar PKn. Hasil pengujian ini membuktikan bahwa hipotesis ini
diterima dan benar.
4.2. Pembahasan
Hasil uji hipotesis yaitu terdapat perbedaan pengaruh yang
signifikan antara penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD (Student Team Achievement Divisions) dan metode kerja
kelompok terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas 8 SMP Stella
Matutina Salatiga semester genap tahun ajaran 2012/2013.
Hal ini dibuktikan dengan pengujian hipotesis menggunakan uji
yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas menunjukkan
pada kelas kontrol adalah 0,073 > 0,05, dan pada kelas eksperimen
0,095 > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut normal.
Hasil uji homogenitas menunjukkan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol taraf signifikansi adalah 0,5999 > 0,05 yang berarti homogen
atau sama. Selanjutnya dilakukan uji independent sample T-test
menggunakan SPSS for window version 18, dengan hasil pada taraf
signifikansi 5%, dengan df 60 (df = 62 - 2) , dan t tabel diperoleh nilai
sebesar 1,671 dan t hitung 5,197. Berdasarkan uji Independent Sample
T-Test diketahui nilai - t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel
Berdasarkan pengujian tersebut maka H0 ditolak dan
diterima. Hal ini mempunyai makna bahwa penggunaan metode
pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada kelas eksperimen, yaitu
metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Divisions (STAD), dan metode kerja kelompok pada kelas kontrol
terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar.
Perbedaan pengaruh itu juga terlihat dari hasil belajar PKn di
kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan Student Team
Achievement Divisions (STAD) menunjukkan nilai rata – rata kelas
sebesar 85. Sedangkan hasil belajar kelas kontrol yang diberi
perlakuan menggunakan metode kerja kelompok menunjukkan bahwa
nilai rata – rata kelas sebesar 75,48.
Berdasarkan nilai rata – rata kedua kelas di atas menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe Students Team Achievement Divisions
(STAD) lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
diberi perlakuan menggunakan metode kerja kelompok .
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Slavin (2010 : 12)
yang menyatakan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat digunakan untuk memotivasi siswa supaya saling mendukung
dan membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang diajarkan
oleh guru sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar yang lebih
sama lain dalam penguasaan materi dapat berpotensi meningkatkan
hasil belajar .
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan Wahyuni (2012 : 86) menyatakan bahwa ada perbedaan
antara hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pembelajaran
kooperatif model STAD dengan hasil belajar yang diajar
menggunakan metode ekspositori. Hasil belajar siswa menggunakan
model STAD lebih baik dibandingkan dengan metode ekspositori.
Hasil penelitian juga sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan Wicaksono (2012 : 58) menyatakan bahwa ada perbedaan
antara hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar yang diajar
menggunakan metode konvensional. Hasil belajar siswa yang
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik
dibandingkan dengan metode konvensional.
Ada beberapa faktor penentu dari keberhasilan penggunaan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Divisions) terhadap hasil belajar PKn pada siswa kelas 8
SMP Stella Matutina Salatiga semester genap tahun ajaran 2012/2013,
diantaranya : partisipasi siswa yang tinggi dalam proses pembelajaran
dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, jumlah siswa
mengarahkan siswa dengan baik, selain itu guru PKn di SMP Stella
Matutina Salatiga sudah sering menggunakan pembelajaran inovatif