• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitan

Lokasi penelitian ini dapat dlihat dari Peta Administrasi Desa Lebak Muncang dibawah ini :

Gambar 3.1. : Peta Administrasi Desa Lebak Muncang

Sumber : Sumber : Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Bandung Profil Desa - Data Statistika Daerah Kecamatan Ciwidey – 2013

Lokasi Penelitian Penulis adalah Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang yang berada di dataran tinggi ini terletak diantara Gunung Geulis & Gunung Tambak Guruyung. Desa Lebak Muncang posisinya tidak terlalu jauh dari Pasar Wisata Ciwidey, kira-kira 3 km dari Pasar Wisata Ciwidey. Desa Lebak

(2)

Muncang didominasi oleh wilayah perkebunan dan berbagai hasil tani, seperti perkebunan Strawberry, pertanian Selada Air, Seledri, Bawang Daun, Kol, Cabai, Tomat. Beberapa tahun silam, Desa Lebak Muncang dikenal sebagai salah satu desa penghasil Kopi Luwak. Khusunya wilayah desa di RW 14 dan RW 16. Namun, Luwak-luwak di desa harus mati dan masyarakt desa akhirnya harus berhenti memproduksi Kopi Luwak. Untuk sementara ini, Kunjungan Wisata ke Pabrik Kopi Luwak terpaksa harus ditiadakan dahulu. Untuk sampai ke lokasi, Penulis sarankan untuk memakai kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan. Karena tidak adanya angkutan umum yang menuju langsung ke daerah Ds. Lebak Muncang, masyarakat disini biasanya memakai ojek, menyewa angkot dan delman dari pasar. Wisatawan akan menikmati suasana pedesaan disini, lingkungan desa masih asli.

B. Metode Penelitian

Penulis memakai Metode Deskriptif Analisis dengan Pendekatan Kualitatif.

“Metode Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat Postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna generalisasi.” (Sugiyono, 2012, hlm.13)

Tujuan dari metode deskriptif adalah untuk menghasilkan data berupa kata-kata dari bentuk lisan, perilaku seseorang atau sekelompok orang dan melalui sifat kebendaan yang Penulis amati. Sedangkan, tujuan dari pendekatan kualitatif adalah dapat menggambarkan sebuah penjelasan tanpa terikat. Prosedur penelitian ini adalah penggabungan antara data olahan berupa angka atau statistik dan data olahan melalui hasil observasi dan wawancara. Gabungan prosedur ini bertujuan agar Penelitian ini dapat memperoleh analisis yang lebih lengkap.

(3)

C. Sumber Data

Menurut Sugiyono (2012, hlm.137), berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Data Primer

Data primer penelitan menggunakan kuesioner dan wawancara terstruktur dan semi terstruktur. Sumber data primer penelitian ini adalah 65 responden atau wisatawan Desa Lebak Muncang dan delapan orang pengelola Desa Lebak Muncang.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder penelitan ini adalah : Lembar Proposal Wisata Edukasi Desa Wisata Lebak Muncang, Katalog BPS 2013, artikel dari surat kabar cetak & online, Jurnal, Laporan Penelitan dan Perundang-undangan yang yang berlaku di Pemerintahan.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”. (Sugiyono, 2010, hlm.80)

Populasi bukan hanya ditujukan untuk orang saja, namun juga untuk objek/benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek dan subjek yang dipelajari. Namun juga meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek dan subjek itu. Seseorang pun dapat menjadi sebuah populasi karena satu orang tersebut memiliki karakteristiknya sendiri, melalui cara berkomunikasi, displin, ketertarikan terhadap sesuatu, pemikiran dan lain-lain. Populasi responden dalam penelitian ini adalah Wisatawan di Desa Wisata Lebak Muncang yang datang pada sepanjang tahun 2014, sebagai berikut :

(4)

Asal Wisatawan Bulan Jumlah Wisatawan Tampines Junior College,

Singapore September 30 orang SMP Al-Zahra, Tangerang Selatan Desember 150 orang Total : 180 orang

Tabel 3.2 : Jumlah Kunjungan Wisatawan Desa Wisata Lebak Muncang Tahun 2014

Sumber : Tim Pokja Desa - 2014 2. Sampel Penelitian

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” (Sugiyono, 2010, hlm.81).

Bila pada kenyataannya, jumlah populasinya dalam jumlah banyak, berkenaan dengan keterbatasan Peneliti. Maka Peneliti dapat menggunakan sampel itu. Kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi, sederhananya Sampel itu adalah bagian kecil dari Populasi. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif atau mewakili. Untuk mendapatkan jumlah atau ukuran sampel penelitian, Penulis menggunakan Rumus Slovin, sebagai berikut :

n

= 𝟏+𝑵𝒆²𝑵 Dimana :

n = Untuk Sampel 𝑁 = Untuk Populasi

𝑒 = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir.

Adapun :

a. Nilai 𝑒 ∶ 0,1 (10%) Untuk populasi dalam jumlah besar b. Nilai 𝑒 : 0,2 (20%) Untuk populasi dalam jumlah kecil

(5)

Ukuran populasi yang digunakan mengacu pada Jumlah Kunjungan Wisata di Desa Wisata Lebak Muncang yang diperoleh oleh Penulis saat proses penelitian. Data kunjungan wisatawan pada tahun 2014 sebanyak 180 orang dan persen kelonggaran yang ditentukan adalah 10 %.

Berdasarkan data kunjungan wisatawan tersebut, maka jumlah sampel yang akan diambil sebanyak :

n

= 1+𝑁𝑒²𝑁

n

= 1+180(0,1)²180

n

= 1+180180(0,01)

n =

1+1,8180

n =

180 2,8

=

64, 28 orang ≈ 65 orang

Dari hasil perhitungan diatas, hasil menunjukan 64,28 orang dibulatkan menjadi 65 orang untuk dijadikan sampel pada penelitian ini.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Sampling pada penelitian ini menggunakan bagian dari Teknik Non Probability Sampling, yaitu : Sampling Insidental.

Sugiyono (2010, hlm.85) berpendapat bahwa “Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan Peneliti dan dapat digunakan sebagai sampel. Bila dipandang orang yang kebetulan ditemui lalu cocok sebagai sumber data.”.

(6)

F. Objek Penelitian

Penelitian ini memilih salah satu kawasan desa wisata yang berada di Kecamatan Ciwidey. Objek yang akan di teliti antara lain : Aktivitas Wisata Edukasi, Materi Pembelajaran dan faktor-faktor internal dan eksternal yang menyertainya hingga dapat membentuk sebuah strategi pengembangan wisata edukasi bagi desa ini. Strategi pengembangan tersebut diharapkan dapat membawa Desa Wisata Lebak Muncang dapat lebih terarah dan berkarakter.

G. Operasionalisasi Variabel

Operasional variabel menurut Sugiyono (2010, hlm.58) adalah “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”.

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas (Independent Variable). variabel bebas “Variabel yang dapat diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.”. (Jonathan Sarwono dan Tutty Martadijera, 2008, hlm. 107).

Kesimpulannya adalah Variabel Bebas (Independent Variable) merupakan suatu variabel yang bebas dimana keberadaanya tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain, bahkan variabel ini merupakan suatu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang sebagai Desa Wisata, Penulis telah menentukan operasionalisasi variabel. Operasionalisasi variabel ini harus ditentukan sehingga penelitian dapat dilakukan dengan benar dan sesuai dengan judul penelitian. Dibawah ini adalah penyajian operasionalisasi variabel untuk penentuan faktor internal penelitian :

(7)

Variabel Sub Variabel Indikator No. Item Instrumen Desa Wisata Wiendu Nuryanti (1993, hlm. 2) 1. Atraksi Wisata (Dalam Konsep Wisata Edukasi Education Specialties dan Cultural Interaction) 1. What to See :

1) Panorama khas pedesaan 2) Tata ruang khas pedesaan

1 2 2. What to Do : 1) Aktivitas Bertani 2) Aktivitas Berkebun 3) Aktivitas Budidaya

4) Aktivitas Kuliner Pedesaan 5) Aktivitas Seni & Budaya

Tradisional

6) Pengenalan Vegetasi

7) Ngaliwet di puncak bukit bersama warga desa

11 12 13 16 15 18 19 3. What to Buy :

1) Penjualan Hasil Olahan dan

Kreasi Desa atau

Cinderamata

2) Penjualan dan pemberian bibit tanaman 9 14 2. Akomodasi (Dalam Konsep Wisata Edukasi Direct Interaction)

1) Penginapan disekitar desa 2) Homestay

3 4

3. Tata Cara atau Tradisi

Kehidupan sosial & budaya masyarakat pedesaan.

19

4. Fasilitas Pendukung

1) Buku Panduan Wisata

2) Saung atau tempat

beristirahat 3) Tempat ibadah

4) Tempat pertunjukan seni

5 6 7 8 Wisata Edukasi “Wisata Minat Khusus” Fandeli (2000, hlm.110) 1. Rewarding (Penghargaan) 1) Menghargai lingkungan alam

2) Menghargai hasil produksi olahan desa

3) Menghargai kekayaan kuliner khas

4) Menghargai seni & budaya tradisional

10 9 17 15

(8)

2. Learning (Pembelajaran)

1) Pembelajaran tentang pertanian & perkebunan 2) Pembelajaran tentang

pembudidayaan

3) Pembelajaran tentang kuliner tradisional

4) Pembelajaran tentang seni & budaya tradisional

5) Pembelajaran tentang kehidupan sosial & budaya masyarakat pedesaan 11 13 16 15 19 3. Enriching (Pengkayaan Pengetahuan)

1) Pertanian & Perkebunan 2) Pembudidayaan Jamur 3) Kuliner khas desa

4) Seni dan Budaya Tradisional

11 13 16 15 Tabel 3.3. : Operasionalisasi Variabel Faktor Internal

(9)

Dibawah ini adalah indikator-indikator yang digunakan untuk faktor eksternal penelitian, sebagai berikut :

Faktor Eksternal (Opportunities& Threaths) Sub Variabel Indikator 1. Stakeholder 1. Wisatawan :

1) Jenuh dengan situasi kota 2) Keinginan untuk berwisata 2. Kondisi Fisik Rusaknya lingkungan fisik desa 3. Kompetitor Kompetitor desa wisata lainnya

4. Sosial & Budaya

1) Adanya Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar)

2) Pendapatan masyarakat kota yang relatif tinggi

3) Perubahan perilaku masyarakat desa 4) Timbul kecemburuan sosial

5. Ekonomi

Bantuan pemerintah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri)

6. Kebijakan Pemerintah & Peraturan Daerah

1) Program Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2009 mengenai “Program Pengembangan Desa Wisata” 2) Surat Keputusan Bupati Kabupaten

Bandung denganNomor:

556.42/Kep.71.DISPOPAR/2011Tentang Penetapan Desa Wisata di Wilayah Kabupaten Bandung

Tabel 3.4. : Operasionalisasi Variabel Faktor Eksternal Sumber : Olahan Penulis – 2015

H. Instrumen Penelitian

Arikunto (2002, hlm.136) berpendapat tentang pentingnya menggunakan alat pengumpulan penelitian, sebagai berikut :

“Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih. Dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah.”

(10)

Instrumen penelitian yang digunakan Penulis, adalah : 1. Pedoman Wawancara

Pertanyaan dalam wawancara akan dibagi menjadi dua sesi, yaitu : Wawancara Terstruktur dan Wawancara Semi Terstruktur. Penulis terlebih dahulu menyusun 18 butir pertanyaan dalam pedoman wawancara yang ditujukan untuk delapan orang pengelola desa sebagai narasumber, yaitu : Ketua Pokja Desa, Ka-Dusun 05, Dua orang Tim Kasenian dan Tiga orang Tim Homestay. Pengajuan pertanyaan disesuaikan dengan latar belakang narasumber dan konteks pertanyaan agar jawaban yang didapatkan nanti lebih akurat.

2. Kuesioner

Sugiyono (2010, hlm.142) menyatakan bahwa :

“Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Kuesioner penelitian ini memuat : Profil Wisatawan, Aspek Psikografis Wisatawan dan Tanggapan Responden mengenai aktivitas wisata edukasi, materi pembelajaran yang wisatawan dapatkan sampai tersedianya fasilitas pendukung kawasan. Tanggapan responden kuesioner berasal dari faktor internal dan eksternal yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan teori-teori terkait yang disesuaikan dengan kondisi asli desa. Tanggapan responden akan di analisis berdasarkan perhitungan skala pengukuran dari instrumen penelitian. Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan menggunakan skala pengukuran intrumen penelitian :

1) Skor Pendapat Menggunakan Skala Likert

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dan dijabarkan akan menjadi indikator variabel. Indikator - indikator tersebut akan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

(11)

Jawaban setiap item instrumen dengan menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi mulai dari sangat positif sampai sangat negatif berupa kata-kata. Jawaban pilihan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a) Sangat Setuju b) Setuju

c) Ragu-ragu d) Tidak Setuju

e) Sangat Tidak Setuju

Dibawah ini adalah tabel yang memuat pengukuran skor pendapat dengan menggunakan Skala Likert, yaitu :

Pernyataan Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 3.5. : Skala Likert Sumber : Sugiyono (2010, hlm. 93)

Tabel 3.5 diatas digunakan untuk menentukan nilai tertinggi, nilai terendah dan jarak interval dalam Skala Likert. Menurut Harun Al-Rasyid (1993, hlm. 33), perhitungan menggunakan rumus statistika Method of Successive Interval (MSI) :

a) Nilai Tertinggi : Total Responden x Bobot Maksimal x Jumlah Pernyataan = 65 x 5 x 1 = 325

b) Nilai Terendah : Total Responden x Bobot Minimal Jumlah Pernyataan = 65 x 1 x 1 = 65

c) Interval : Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 325−65

5

=

260

5

=

52

Banyaknya Kelas Penilaian

Jadi, dalam Skala Likert tanggapan responden tentang Aktivitas Wisata Edukasi di Desa Wisata Lebak Muncang ditunjukan dengan

(12)

nilai terendah adalah 65, nilai tertinggi adalah 325 dan interval pada setiap kelas penilaian adalah 52.

2) Penilaian dan Kelas Interval

Berikut ini adalah tabel yang memuat tentang nilai interval untuk setiap kelas penilaian, yaitu :

Pernyataan Nilai 274-325 5 222-273 4 170-221 3 118-169 2 65-117 1

Tabel 3.6. : Penilaian dan Kelas Interval Sumber : Olahan Penulis – 2015

Dibawah ini adalah garis kontinum yang dapat menunjukan pendapatan wisatawan sesuai dengan daerahnya masing-masing, seperti dibawah ini :

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju 65 117 169 221 273 325

Gambar 3.7. : Garis Kontinum Sumber : Olahan Penulis – 2015

(13)

I. Pengembangan Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen penelitian adalah lanjutan dari instrumen penelitian yang sudah tersedia. Instrumen penelitian ini terlebih dahulu akan di uji nilai keabsahan dari kuesioner penelitian ini. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pengujian nilai keabsahan penelitian, yaitu : 1. Uji Validitas

“Uji validitas atau uji kesahihan digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatau yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.”. (Ghozali, 2013, hlm. 52)

Tingkat validitas dapat diukur dengan caramembandingkan nilai Koefisien Korelasi Sederhana atau nilai rhitung pada tabel Correlations pada total nilai Pearson Correlation untuk tiap indikator variabel dengan nilai tabel r dengan ketentuan :

df (Degree of Freedom) = (N – 2) Dimana :

a) N = Jumlah sampel yang digunakan b) Nilai 2 = Jumlah variabel independen

Dengan jumlah sampel (N) dan tingkat signifikansi (α) 0,1 maka tabel r pada penelitian ini adalah 0.3783.

Dimana :

a) r hitung ≥ r tabel, artinya pernyataan tersebut dinyatakan valid. b) r hitung ≤ r tabel, artinya pernyataan tersebut dinyatakan tidak

valid.

Berikut ini hasil uji validitas dari kuesioner penelitian menggunakan Program SPSS 16.0 For Windows yang disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini :

(14)

No. Pernyataan r (Koefisien Korelasi) Hitung r (Koefisien Korelasi) Tabel Keterangan 1. Wisatawan dapat menikmati panorama khas pedesaan. 0.641 0.3783 Valid 2. Wisatawan dapat mengetahui tata ruang

khas pedesaan.

0.638 0.3783 Valid

3. Wisatawan mengetahui terdapat penginapan lain

sekitar desa.

0.433 0.3783 Valid

4. Terdapat rumah warga sebagai Homestay.

0.626 0.3783 Valid

5. Tersedianya Buku panduan wisata.

0.762 0.3783 Valid

6. Terdapat tempat istirahat atau Saung.

0.385 0.3783 Valid

7. Terdapat tempat ibadah. 0.424 0.3783 Valid

8. Terdapat Tempat pertunjukan seni.

0.449 0.3783 Valid

9. Wisatawan dapat membeli hasil olahan

dan kreasi desa atau cinderamata. 0.740 0.3783 Valid 10. Wisata Edukasi membuat wisatawan lebih menghargai lingkungan alam. 0.647 0.3783 Valid 11. Mengajak wisatawan untuk mempelajari Ekosistem Pertanian. 0.719 0.3783 Valid 12. Mengajak wisatawan untuk mempelajari Ekosistem Perkebunan. 0.385 0.3783 Valid 13. Mengajak wisatawan untuk mempelajari Pembudidayaan &Varietas Jamur. 0.626 0.3783 Valid 14. Wisatawan mendapatkan

bibit tanaman. 0.647 0.3783 Valid

15. Mengajak wisatawan dalam pementasan Seni

Sunda Tradisional.

0.551 0.3783 Valid

16. Dapat terlibat langsung dalam pengolahan

makanan dan mencicipinya.

(15)

No. Pernyataan r (Koefisien Korelasi) Hitung r (Koefisien Korelasi) Tabel Keterangan 17. Mempelajari

bahan-bahan & asal-usul makanan khas desa.

0.761 0.3783 Valid 18. Wisatawan mendapatkan penjelasan tentang Vegetasi selama perjalanan. 0.571 0.3783 Valid

19. Ngaliwet di puncak bukit

bersama warga desa. 0.600 0.3783 Valid

Tabel 3.8. : Hasil Uji Validitas Sumber : Olahan Penulis – 2015

Tabel 3.8 diatas menunjukan hasil pengujian validitas pada 19 pernyataan diatas, diketahui seluruh butir pernyataan yang memuat tentang tanggapan responden tentang aktivitas wisata edukasi Desa Lebak Muncang beserta fasilitas pendukung Desa Wisata menunjukkan nilai r hitung ≥ r tabel (0,3783) dengan nilai terendah 0,433 dan nilai tertinggi 0,762. Dengan demikian, seluruh butir pernyataan diatas dapat dinyatakan valid dan memenuhi syarat sebagai alat ukur penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Ghozali (2011, hlm. 22) berpendapat bahwa, “Uji reliabilitas atau uji keandalan merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.”.

Dalam penelitian ini, uji realibilitas yang digunakan adalah uji realibilitas One Shot atau pengukuran sekali saja. “Pengukuran yang dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.” (Ghozali, 2013 : 48).

Nunnaly (dalam Ghozali, 2013, hlm. 48) berpendapat, “untuk mengukurnya digunakan Program SPSS, Program SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan Uji Statistic Cronbach

(16)

Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha ≥ 0.70.”

Berikut ini hasil uji reliabilitas dari kuesioner penelitian menggunakan Program SPSS 16.0 For Windows yang disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :

Tabel 3.9. : Hasil Uji Reliabilitas Sumber : Olahan Penulis – 2015

Tabel 3.9 diatas menunjukan hasil uji reliabilitas, pernyataan yang memuat tentang tanggapan responden tentang aktivitas wisata edukasi Desa Lebak Muncang beserta fasilitas pendukung Desa Wisata, menunjukkan nilai Cronbach Alpha (α) berada di atas 0,70. Hasil ini menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan memenuhi syarat dan dapat dianggap reliable atau andal. Setelah instrumen penelitian dinyatakan valid dan reliabel maka instrumen ini dapat dipakai sebagai alat pengumpulan data penelitian.

3. Software SPSS

Statistical Program for Social Science (SPSS) merupakan paket programaplikasi komputer untuk menganalisis data statistik. Dengan Program SPSS kita dapat memakai hampir dariseluruh tipe file data dan menggunakannya untuk untuk membuat laporan berbentuk tabulasi, grafik (chart), diagram (plot) dari berbagai distribusi, statistik deskriptif dan analisis statistik yang kompleks. Program SPSS adalah sebuah sistem yang lengkap, menyeluruh, terpadu dan sangatfleksibel untuk analisis statistik dan manajemen data. Keunggulan dari SPSS For Windows diantaranya adalah diwujudkan dalam menu dan

kotak-Reliability Statistics Cronbach's Alpha

(α) N of Items

(17)

para user dalam perekaman data (Data Entry), memberikan perintah dan sub-sub perintah analisis hingga menampilkan hasilnya. Disamping itu Program SPSS juga memiliki kehandalan dalam menampilkan chart atau plot hasil analisis sekaligus kemudahan penyuntingan bilamana diperlukan. Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan Software SPSS Versi 16.0 For Windows.

J. Teknik Pengumpulan Data

Adapun menurut Sugiyono (2010, hlm.145), teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:

1. Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap semua aspek yang berhubungan tentang Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang yang dijadikan kawasan Desa Wisata. Teknik pengumpulan data dengan observasi penelitian ini berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

2. Hasil Wawancara

“Wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber.” (Arikunto, 2010, hlm. 198).

Dari 16 butir pertanyaan yang ada dalam pedoman wawancara, Penulis telah mengatur butir-butir jawaban dari narasumber menjadi 19 butir jawaban dalam hasil wawancara.

3. Studi Kepustakaan

Penulis mengumpulkan dan mempelajari teori-teori yang bersangkutan dengan penelitian ini. Tujuannya untuk memperoleh suatu pengertian yang mendalam dan menunjang proses pembahasan data yang sebenarnya.

(18)

4. Kuesioner

Penulis menyebarkan kuesioner yang berisi : Profil Wisawatan, Aspek Psikografis dan 19 pernyataan tertulis pada responden atau wisatawan Desa Wisata Lebak Muncang.

K. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian, teknik analisis data sangat dibutuhkan karena bertujuan untuk menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan menyajikan secara sistematis. Teknik pengumpulan & analisis data ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi masalah yang ada di lokasi penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Analisis SWOT.

1. Analisis SWOT dengan Pendekatan Kuantitatif

Singkatan dari SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman).

Wheelen dan Hunger dalam Ismail Solihin (2012, hlm. 164) “Analisis SWOT atau TOWS adalah alat analisis situasional yang paling bertahan lama dan banyak digunakan oleh perusahaan dalam melakukan formulasi strategi”

Analisis SWOT didasarkan kepada logika dengan memaksimalkan Strengths (kekuatan) dan Opportunities (peluang). Namun, secara bersamaan dapat meminimalkan Weaknesses (kelemahan) dan Threats (ancaman). Melalui analisis SWOT, peneliti dapat mempertimbangkan faktor lingkungan internal, berupa kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal, berupa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Desa Lebak Muncang.

Wheelen dan Hunger dalam Ismail Solihin (2012, hlm. 167), analisis SWOT terbagi atas dua faktor, yaitu IFAS atau Internal Factor Analysis Summary & EFAS atau External Factor Analysis Summary. Berikut ini adalah penjelasan dari dua faktor diatas, yaitu :

(19)

a. Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Identifikasi Internal Factor Analysis Summary(IFAS) dilakukan dengan melihat kondisi internal perusahaan. Bagian dari Internal Factor Analysis Summary adalah faktor internal dari Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness), berikut ini adalah proses perumusan Internal Factor Analysis Summary (IFAS) :

1. Buatlah daftar Kekuatan dan Kelemahan paling penting yang dihadapi perusahaan.

2. Berikan Weight / Bobot untuk masing-masing faktor 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,00 berapapun jumlah faktor yang dibobot di dalam IFAS. Nilai bobot dinilai dan dihitung menggunakan teknik Paired Comparation Scale yaitu dengan membandingkan masing-masing faktor yang sudah ditentukan. Tabel dibawah ini digunakan untuk perhitungan menggunakan teknik Paired Comparation Scale :

(20)

No. Faktor Strategis Internal (Strengths) Strenghts Skor Bobot A B C D E F 1. A 2. B 3. C 4. D 5. E 6. F No. Faktor Strategis Internal (Weaknesses) Weaknesses Skor Bobot A B C D E F 1. A 2. B 3. C 4. D 5. E 6. F Total : 1.00

Tabel 3.10. : Pembobotan Internal Factors

Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm.168)

Teknik Paired Comparation Scale adalah metode yang digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek. digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek. Pembobotan yang diletakan pada Tabel 3.12 diatas, nilai dari total bobot mutlak harus bernilai 1,00.

Dalam pembobotan setiap variabel ditentukan dengan menggunakan skala 1 hingga 3.

Dimana :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

(21)

vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

3. Berikan Rating / Peringkat, peringkat untuk masing-masing faktor. Berilah 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (sangat buruk) yang didasarkan pada tanggapan para pihak terkait saat ini terhadap faktor-faktor yang dianalisis. Masing-masing peringkat menunjukan petimbangan yang diberikan para pihak terkait tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini di dalam menghadapi masing-masing Internal Factors. Berikut ini adalah kelas interval yang digunakan untuk menentukan nilai Rating :

Outstading Above Average Average Below Average Poor

5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0

Tabel 3.11. : Kelas Interval Untuk Penentuan Nilai Rating Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 168)

4. Kalikan bobot dengan rating masing-masing faktor, Weight Score atau nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus) sampai 1,0 (sangat buruk) dan 3,0 untuk nilai rata-rata.

5. Jumlahkan Weight Score diatas untuk memperoleh jumlah nilai tertimbang. Dari nilai tertimbang ini, Penulis dapat menentukan strategi yang akan diambil dari lingkungan di dalam perusahaan. Setiap jumlah Weight Score faktor internal Strengths (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan) di indikasikan, jika bernilai 2,5 termasuk dalam tingkat rata-rata, jika bernilai ≥ 2,5 artinya posisi internal dinilai kuat. Jika bernilai ≤ 2,5 artinya menunjukan bahwa secara internal perusahaan dalam keadaan lemah.

(22)

6. Berikut adalah bentuk Matriks Internal Factor Analysis yang akan digunakan untuk penelitian ini :

No. Faktor –faktor

Strategi Internal Bobot Rating Weight Score

KEKUATAN (STRENGTHS) 1.

2. 3.

Weight Score S : . . .

No. Faktor –faktor

Strategi Internal Bobot Rating Weight Score

KELEMAHAN (WEAKNESSES) 1.

2. 3.

Weight Score W : . . .

Jumlah Weight Score S + W = . . .

Tabel 3.12. : Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 169)

b. External Factor Analysis Summary (EFAS)

External Factors Evaluation Analysis Summary (EFAS) dilakukan dengan melihat kondisi eksternal perusahaan. Bagian dari factor eksternal adalah Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threat). Berikut ini adalah proses perumusan Matriks External Factors Evaluation Analysis Summary (EFAS) :

1. Buatlah daftar Peluang dan Ancaman paling penting yang dihadapi perusahaan.

2. Berikan Weight / Bobot untuk masing-masing faktor 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting). Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,00 berapapun jumlah faktor yang dibobot di dalam EFAS. Nilai bobot dinilai dan dihitung menggunakan teknik Paired Comparation Scale yaitu dengan membandingkan masing-masing faktor yang sudah ditentukan. Tabel dibawah ini digunakan untuk perhitungan menggunakan teknik Paired Comparation Scale :

(23)

No.

Faktor Strategis Eksternal (Opportunities)

Opportunities Skor Bobot

A B C D E F 1. A 2. B 3. C 4. D 5. E 6. F No. Faktor Strategis Eksternal (Threaths)

Threaths Skor Bobot

A B C D E F 1. A 2. B 3. C 4. D 5. E 6. F Total : 1.00

Tabel 3.13. : Pembobotan External Factors

Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 170)

Teknik Paired Comparation Scale adalah metode yang digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek. digunakan untuk mengukur Relative Importance. Pembobotan yang dilakukan menggambarkan kerelatifan dari beberapa objek. Pembobotan yang diletakan pada Tabel 3.12 diatas, nilai dari total bobot mutlak harus bernilai 1,00.

Dalam pembobotan setiap variabel ditentukan dengan menggunakan skala 1 hingga 3.

Dimana :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

(24)

vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

3. Berikan Rating / Peringkat, peringkat untuk masing-masing faktor. Berilah 5,0 (sangat baik) sampai 1,0 (sangat buruk) yang didasarkan pada tanggapan para pihak terkait saat ini terhadap faktor-faktor yang dianalisis. Masing-masing peringkat menunjukan petimbangan yang diberikan para pihak terkait tentang seberapa baik manajemen perusahaan saat ini di dalam menghadapi masing-masing External Factors. Berikut ini adalah kelas interval yang digunakan untuk menentukan nilai Rating :

Outstading Above Average Average Below Average Poor

5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0

Tabel 3.14. : Kelas Interval Untuk Penentuan Nilai Rating Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin 2012, hlm. 170)

4. Kalikan bobot dengan peringkat masing-masing faktor, Weight Score atau nilai tertimbang berkisar dari 5,0 (sangat bagus) sampai 1,0 (sangat buruk) dan 3,0 untuk nilai rata-rata.

5. Jumlahkan Weight Score atau nilai tertimbang diatas untuk memperoleh jumlah nilai tertimbang. Dari nilai tertimbang ini, Penulis dapat menentukan strategi yang akan diambil dari lingkungan di luar perusahaan. Setiap jumlah Weight Score faktor eksternal Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman) di indikasikan, jika bernilai 4,00 artinya perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa pada peluang-peluang yang ada. Jika bernilai 1,00 artinya menunjukan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan

(25)

peluang-peluang yang ada atau tidak dapat menghindari ancaman dari lingkungan luar perusahaan.

6. Berikut adalah bentuk Matriks External Factor Analysis yang akan digunakan untuk penelitian ini :

No. Faktor –faktor

Strategi Ekternal Bobot Rating Weight Score

PELUANG (OPPORTUNITIES) 1.

2. 3.

Weight Score O : . . .

No. Faktor –faktor

Strategi Ekternal Bobot Rating Weight Score

ANCAMAN (THREATHS) 1.

2. 3.

Weight Score T : . . .

Jumlah Weight Score O + T = . . .

Tabel 3.15. : Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS) Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 171)

2. Matriks SWOT

Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

(26)

IFAS (Internal Factor Analysis Summary) EFAS (External Factor Analysis Summary) Strength (S) Faktor-faktor kekuatan internal Weakness (W) Faktor-faktor kelemahan internal Opportunities (O)

Faktor peluang eksternal

Strategi SO Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi WO Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Threats (T)

Faktor ancaman eksternal

Strategi ST

Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.

Strategi WT

Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

Tabel 3.16. : Alternatif Strategi Menggunakan Matriks SWOT Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 172)

Penetuan faktor internal dan eksternal ini untuk merancang strategi pengembangan wisata edukasi yang menjadi konsentrasi dalam penelitian ini. Diharapkan, strategi yang berhasil disusun melalui analisis SWOT ini dapat menjadi solusi yang tepat bagi permasalahan yang akan diteliti di Desa Lebak Muncang.

(27)

3. Tahap Analisis Data Menggunakan Positioning SWOT

Tabel perhitungan yang akan digunakan untuk menentukan titik koordinat posisi Desa Lebak Muncang pada titik-titik sumbu kuadran analisis SWOT.

Tabel 3.17. : Perhitungan Analisis Faktor Strategis SWOT Sumber : Wheelen dan Hunger (dalam Ismail Solihin, 2012, hlm. 173)

Berdasarkan Matriks IFAS dan Matriks EFAS, dapat diketahui posisi pada sumbu X dan posisi sumbu Y. Dibawah ini adalah ilustrasi Grafik Kuadran Analisis SWOT yang menunjukan positioning untuk Strategi Pengembangan Wisata Edukasi di Desa Lebak Muncang Sebagai Desa Wisata, seperti berikut ini :

No. Jumlah Skor Faktor-faktor Internal Skor

1. IFAS (Internal Factor Analysis Summary)

2. Faktor Strength (Kekuatan)

3. Faktor Weaknesses (Kelemahan)

4.

Faktor Strength - Faktor Weaknesses (Sumbu X)

No. Jumlah Skor Faktor-faktor Eksternal Skor

1. EFAS (External Factor Analysis Summary)

2. Faktor Opportunities (Peluang)

3. Faktor Threaths (Ancaman)

4.

Faktor Opportunities - Faktor Threaths (Sumbu Y)

(28)

Gambar 3.18. : Kuadran Analisis SWOT Sumber : Pearce dan Robinson (1997, hlm. 20)

Dari Gambar 3.18. diatas, berikut adalah penjelasan untuk setiap Kuadran I sampai Kuadran IV, sebagai berikut :

1) Kuadran I (Positif, Positif) – Progresif

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi primadan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. -1 4 3 2 1 1 2 3 4 -2 -2 X Y Kuadran I PROGRESIF (+, +) Kuadran III UBAH STRATEGI (-, +) Kuadran IV STRATEGI BERTAHAN (-, -) Kuadran II DIVERSIFIKASI STRATEGI (+, -) Threath Strength Opportunity Weakness

(29)

2) Kuadran II (Positif, Positif) – Diversifikasi Strategi

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantanganyang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi. Diversifikasi Strategi adalah strategi pertumbuhan dimana perusahaan memperluas operasionalnya dengan berpindah ke industri yang berbeda atau menghasilkan produk yang berbeda atau bervariasi. Artinya, organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasidisarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.

3) Kuadran III (Negatif, Positif) – Ubah Strategi

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah, namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi. Artinya, organisasidisarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.

4) Kuadran IV (Negatif, Negatif) – Strategi Bertahan

Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan. Artinya, kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri. Setelah mendapatkan posisi yang tepat sesuai dengan kondisi tempat wisata yang bersangkutan, maka Penulis dapat menentukan Strategi yang tepat bagi Desa Wisata Lebak Muncang.

(30)

Berikut ini adalah tabel Kombinasi Strategi Matriks SWOT (Matching Stage) yang akan digunakan untuk penelitian ini :

IFAS (Internal Factor Analysis Summary) EFAS (External Factor Analysis Summary) Strengths 1. . . . 2. . . . 3. . . . 4. . . . 5. . . . Weaknesses 1. . . . 2. . . . 3. . . . 4. . . . 5. . . . Opportunities 1. . . . 2. . . . 3. . . . 4. . . . 5. . . . Strategi SO 1) . . . (S. . . , O . . .) 2) . . . (S. . . , O . . .) 3) . . . (S. . . , O . . .) Strategi WO 1) . . . (W . . . , O . . . ) 2) . . . (W . . . , O . . . ) 3) . . . (W . . . , O . . . ) Treaths 1. . . . 2. . . . 3. . . . 4. . . . 5. . . . Strategi ST 1) . . . (S. . . , T . . .) 2) . . . (S. . . , T . . .) 3) . . . (S. . . , T . . .) Strategi WT 1) . . . (W . . . , T . . . ) 2) . . . (W . . . , T . . . ) 3) . . . (W . . . , T . . . )

Tabel 3.19. : Kombinasi Strategi Matriks SWOT

Gambar

Gambar 3.1. : Peta Administrasi Desa Lebak Muncang
Tabel 3.2 : Jumlah Kunjungan Wisatawan Desa Wisata   Lebak Muncang Tahun 2014
Tabel 3.4. : Operasionalisasi Variabel Faktor Eksternal   Sumber : Olahan Penulis – 2015
Tabel 3.5. : Skala Likert  Sumber : Sugiyono (2010, hlm. 93)
+7

Referensi

Dokumen terkait

sedangkan item yang valid dan gugur dapat dilihat pada tabel. Koefisien reliabilitas alpha Motivasi Belajar

Daya antibakteri senyawa N’ - (2-Hidroksibenziliden)-4- Hidroksibenzohidrazida terhadap Staphylococcus aureus lebih besar dibandingkan dengan daya antibakteri senyawa

Dalam penjelasan di atas dapat di pahami bahwa yang di maksud dengan judul skripsi ini adalah suatu kajian tentang kondisi pendapatan, jumlah anggota keluarga

Kegiatan usahatani sawi biaya yang nyata dikeluarkan responden di Kelurahan Landasan Ulin Utara adalah meliputi penggunaan biaya penyusutan alat, biaya tenaga

03 Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan Orang Pribadi Perpres 36 Tahun 20154.

Tetapi suatu pe- rusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau

Alasan peneliti mengganti variabel leverage dengan variabel investment opportunity set dikarenakan hasil penelitian dari Devi dan Erawati (2014) yang menghasilkan

j. Pohon-pohon yang mempunyai evapotranspirasi rendah untuk daerah yang bermasalah dengan menipisnya air tanah dan intrusi air laut. Pohon-pohon yang dapat berfungsi