• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Mola Hidatidosa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Mola Hidatidosa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DENGAN MOLA HIDATMOLA HIDATIDOSAIDOSA

A.

A. PENGERTIANPENGERTIAN

Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana

Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnyahampir seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hirofik

mengalami perubahan hirofik (Mansjoer, 1999).(Mansjoer, 1999).

Mola Hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (horioni villi) yang tumbuh bergandang berupa Mola Hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (horioni villi) yang tumbuh bergandang berupa gelembung-gelembung keil yang mengandung banyak airan sehingga menyerupai buah

gelembung-gelembung keil yang mengandung banyak airan sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan karena itu disebut juga h

anggur, atau mata ikan karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. !elainan amil anggur atau mata ikan. !elainan iniini merupakan neoplasma trofoblas yang jinak (benigna) (Mohtar, "###).

merupakan neoplasma trofoblas yang jinak (benigna) (Mohtar, "###). Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, d

Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan iri-iri stroma villi korialis langkaengan iri-iri stroma villi korialis langka vaskularisasi, dan edematus. $anin biasanya meninggal, akan

vaskularisasi, dan edematus. $anin biasanya meninggal, akan tetapi villi-villi yang membesar dantetapi villi-villi yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan ialah sebagai segugus buah

edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan ialah sebagai segugus buah anggur. $aringan trofoblas pada villi kadang-kadang berproliferasi ringan kadang-kadang keras, anggur. $aringan trofoblas pada villi kadang-kadang berproliferasi ringan kadang-kadang keras, dan mengeluarkan hormon, yakni Human %horioni &onadotrophin (H%&) dalam jumlah yang dan mengeluarkan hormon, yakni Human %horioni &onadotrophin (H%&) dalam jumlah yang lebih besar daripada kehamilan biasa. ('rairohardjo, "##)

lebih besar daripada kehamilan biasa. ('rairohardjo, "##)

Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak ajar dimana tidak Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak ajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis memgalami perubahan

ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis memgalami perubahan berupa degenerasiberupa degenerasi hidropik. *eara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa hidropik. *eara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa

gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi airan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa gelembung putih, tembus pandang, berisi airan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai 1 atau " m. ('rairohardjo, "##+).

(2)

B. ETIOLOGI

'enyebab mola hidatidosa tidak diketahui, faktor-faktor yang menyebabkannya antara lain

1. aktor ovum  vum memang sudah patologik sehingga mati, tapi terlambat dikeluarkan.

". /munoselektif dari trofoblas 0. !ekurangan itamin 2 3. !ekurangan 'rotein

4. !eadaan sosio ekonomi yang rendah.

5. /nfeksi virus dan kromosom yang belum jelas.

C. KLASIFIKASI

*esuai dengan derajatnya, mola hidatidosa klasifikasikan menjadi " jenis, yaitu mola komplit dan mola parsialis.

1. Mola !omplit

!ehamilan mola komplit yaitu kehamilan mola tanpa adanya janin. 'ada pemeriksaan

kandungan dijumpai pembesaran rahim tetapi tidak teraba bagian tubuh janin. Hal ini disebabkan 1 sperma membuahi sel telur dengan gen yang sudah tidak aktif, kemudian kromosom paternal  berkembang menjadi kromosom 35 66 atau 35 67 yang sepenuhnya merupakan kromosom

sang ayah, sehingga didapati perkembangan plasenta tanpa adanya janin. ". Mola 'arsialis

!ehamilan mola parsialis, adalah kehamilan yang terdapat perkembangan abnormal dari  plasenta tetapi masih didapati janin. !ehamilan mola parsialis biasanya disebabkan karena "

sperma membuahi 1 sel telur. Hal ini menyebabkan terjadi nya kehamilan triploidi (59 666 atau 59 667), sehingga selain terjadinya perkembangan plasenta yang abnormal juga disertai

 perkembangan janin yang abnormal pula. $anin pada kehamilan mola parsialis biasanya juga meninggal di dalam rahim karena memiliki kelainan kromosom dan kelainan kongenital seperti  bibir sumbing dan syndatily. *elain itu mola parsialis juga dapat disebabkan adanya pembuahan

sel telur yang haploid oleh sperma diploid 35 67 yang belum tereduksi.

*eara epidemiologi mola komplit dapat meningkat bila anita kekurangan arotene dan defisiensi vitamin 2. *edangkan mola parsialis lebih sering tejadi pada anita dengan tingkat  pendidikan tinggi, menstruasi yang tidak teratur dan anita perokok.

(3)

D. MANIFESTASI KLINIS

'ada stadium aal, tanda dan gejal mola hidatidosa tidak dapat dibedakan dari kehamilan normal, kemudian perdarahan pervagina terjadi pada hampir setiap kasus. 'engeluaran pervagina mungkin berarna oklat tua (menyerupai juie prune) atau merah terang, jumlahnya sedikit-sedikit atau banyak, itu berlangsung hanya beberapa hari atau terus-menerus untuk beberapa minggu. 'ada aal kehamilan beberapa anita mempunyai uterus lebih besar dari pada  perkiraan menstruasi berakhir, kira-kira "48 anita akan mempunyai uterus lebih keil dari  perkiraan menstruasi terakhir.

'ada penderita mola dapat ditemukan beberapa gejala-gejala sebagai berikut

1. erdapat gejala - gejala hamil muda yang kadang - kadang lebih nyata dari kehamilan biasa dan amenore

". erdapat perdarahan per vaginam yang sedikit atau banyak, tidak teratur, arna tungguli tua atau keoklatan seperti bumbu rujak.

0. 'embesaran uterus tidak sesuai ( lebih besar ) dengan tua kehamilan seharusnya.

3. idak teraba bagian - bagian janin dan balotemen, juga gerakan janin serta tidak terdengar bunyi denyut jantung janin.

E. KOMPLIKASI

'ada penderita mola yang lanjut dapat terjadi beberapa komplikasi sebagai berikut 1. 2nemia

". *yok 

0. 'reeklampsi atau :klampsia 3. irotoksikosis

4. /nfeksi sekunder.

5. 'erforasi karena keganasan dan karena tindakan.

. Menjadi ganas ( '& ) pada kira - kira 1+-"#8 kasus, akan menjadi mola destruens atau koriokarsinoma.

F. PATOFISIOLOGI

$onjot-jonjot korion tumbuh berganda dan mengandung airan merupakan kista-kista keil seperti anggur. ;iasanya di dalamnya tidak berisi embrio. *eara histo patologi kadang-kadang ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi normal. ;isa juga terjadi kehamilan ganda, yang dimaksud dengan mola kehamilan ganda adalah  satu janin tumbuh dan yang satu menjadi

(4)

mola hidatidosa. &elembung mola besarnya bervariasi, mulai dari yang keil sampai berdiameter  lebih dari 1 m. mola parsialis adalah bila dijumpai janin dan gelembung - gelembung mola.

*eara mikroskopik terlihat trias  1. 'roliferasi dari trofoblas.

". <egenerasi hidropik dari stroma villi.

0. erlambat atau hilangnya pembuluh darah dan stroma.

*el - sel =anghans tampak seperti sel polidral dengan inti terang dengan adanya sel sinsisial giantik ( *ynytial &iant %ells). 'ada kasus mola ban yak kita jumpai ovarium dengan kista lutein ganda berdiameter 1# m atau lebih ( "4-5#8). !ista lutein akan berangsur - angsur mengeil dan kemudian hilang setelah mola hidatidosa sembuh.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

>ntuk mengetahui seara pasti adanya mola hidatidosa, maka pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu 

1. ?eaksi kehamilan  karena kadar H%& yang tinggi maka uji biologik dan uji imunologik ( galli mainini dan planotest ) akan positif setelah

 pengeneran (titrasi)

a) &alli mainini 1@0## (A), maka suspek mola hidatidosa.

 b) &alli mainini 1@"## (A), maka kemungkinan mola hidatidosa atau

hamil kembar. ;ahkan pada mola hidatidosa, uji biologik atau imunologik  airan serebrospinal dapat menjadi positif.

". 'emeriksaan dalam

'astikan besarnya uterus, uterus terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin, terdapat  perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, serta evaluasi keadaan servik. 0. >ji sonde  *onde ( penduga rahim ) dimasukkan pelan pelan dan hati

-hati ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri. ;ila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan kemungkinan mola ( ara 2osta- *ison).

3. oto rongent abdomen  tidak terlihat tulang - tulang janin (pada kehamilan 0-3 bulan).

(5)

5. >ltrasonografi  pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak  terlihat janin.

H. PENATALAKSANAAN 1. erapi

a) !alau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi syok dan  perbaiki keadaan umum penderita dengan pemberian airan dan

transfusi darah. indakan pertama adalah melakukan manual digital untuk pengeluaran sebanyak mungkin jaringan dan bekuan darahB  barulah dengan tenang dan hati - hati evaluasi sisanya dengan

kuretase.

 b) $ika pembukaan kanalis servikalis masih keil

1) 'asang beberapa gagang laminaria untuk memperlebar pembukaan selama 1" jam.

") *etelah pasang infus <etrosa 4 8 yang berisi 4# satuan oksitosin ( pitosin atau sintosinon )B abut laminaria, kemudian setelah itu lakukan evakuasi isi kavum uteri dengan hati - hati. 'akailah unam ovum yang agak besar atau kuret besar  ambillah dulu bagian tengah baru  bagian - bagian lainnya pada kavum uteri. 'ada kuretase pertama ini keluarkanlah jaringan

sebanyak mungkin, tak usah terlalu bersih.

0) !alau perdarahan banyak, berikan tranfusi darah dan lakukan tampon utero - vaginal selama "3  jam.

) ;ahan jaringan dikirim untuk pemeriksaan histo - pato logik dalam "  porsi

1) 'orsi 1  yang dikeluarkan dengan unam ovum. ") 'orsi "  dikeluarkan dengan kuretase.

d) ;erikan obat - obatan, antibiotika, uterustonika dan perbaikan keadaan umum penderita. e) -1# hari sesudah kerokan pertama, dilakukan kerokan ke " untuk membersihkan sisa-sisa

 jaringan, dan kirim lagi hasilnya untuk pemeriksaan laboratorium.

f) !alau mola terlalu besar dan takut perforasi bila dilakukan kerokan, ada beberapa institut yang melakukan histerotomia untuk mengeluarkan isi rahim ( mola).

g) Histerektomi total dilakukan pada mola resiko tinggi ( high risk mola)  usia lebih dari 0# tahun,  paritas 3 atau lebih, dan uterus yang sangat besar (mola besar) yaitu setinggi pusat atau lebih.

(6)

". 'eriksa ulang ( follo-up )

/bu dianjurkan jangan hamil dulu dan dianjurkan memakai kontrasepsi pil. !ehamilan, dimana reaksi kehamilan menjadi positif akan menyulitkan observasi. $uga dinasehatkan untuk mematuhi jadal periksa ulang selama "-0 tahun

a) *etiap minggu pada trimester pertama  b) *etiap " minggu pada trimester kedua.

) *etiap bulan pada 5 bulan berikutnya

d) *etiap " bula pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 0 bulan. *etiap perikas ulang penting diperhatikan 

1) &ejala klinis  perdarahan, keadaan umum dll

") =akukan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan inspekulo  tentang keadaan servik, uterus epat  bertambah keil atau tidak, kista lutein bertambah keil atau tidak dll.

0) ?eaksi biologis atau imonologis air seni 

• *atu kali seminggu sampai hasil negatif 

• *atu kali " minggu selama triulan selanjutnya • *atu kali sebulan dalam 5 bulan selanjutnya • *atu kali 0 bulan selama tahun berikutnya

!alau reaksi titer tetap (A), maka harus diurigai adanya keganasan. !eganasan masih dapat timbul setelah 0 tahun pasa terkenanya mola hidatidosa. Menurut Harahap (19#) tumor timbul 03,4 8 dalam 5 minggu,  5",18 dalam 1" minggu dan 9,38 dalam "3 minggu serta 9," 8 dalam 1 tahun setelah mola keluar 

0. *itostatika profilaksis pada mola hidatidosa

;eberapa institut telah memberikan methotreCate ( M6) pada penderita mola dengan tujuan sebagai profilaksis terhadap keganasan. 'ara ahli lain tidak setuju pemberian ini, karena disatu pihak obat ini tentu menegah keganasan, dan dipihak lain obat ini tidak luput dari efek samping dan penyulit yang berat.

ASUHAN KEPERAWATAN MOLA HIDATIDOSA

(7)

'engkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan peraatan bagi klien. 2dapun hal-hal yang  perlu dikaji adalah 

1  Biodata, mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi nama, umur, agama, suku  bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkainan, perkainan ke- , lamanya perkainan dan

alamat

"  Keluhan  utama, !aji adanya menstruasi tidak lanar dan adanya perdarahan pervaginam  berulang.

0  Riwayat kesehatan, yang terdiri atas 

a) ?iayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke ?umah *akit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar  dari usia kehamilan.

 b) ?iayat kesehatan masa lalu

3  Riwayat pembedahan, !aji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis  pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.

4  Riwayat penyakit yang pernah dialami, !aji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya, <M ,  jantung , hipertensi , masalah ginekologi@urinary , penyakit endokrin , dan  penyakit-penyakit lainnya.

5  Riwayat kesehatan keluarga , 7ang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.

  Riwayat kesehatan reproduksi , !aji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, arna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya

+  Riwayat kehamilan persalinan dan nifas , !aji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.

9  Riwayat seksual, !aji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.

1#  Riwayat pemakaian obat  , !aji riayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.

(8)

11 'ola  aktivitas sehari-hari, !aji mengenai nutrisi, airan dan elektrolit, eliminasi (;2; dan ;2! ), istirahat tidur , hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.

B. PEMERIKSAAN FISIK 

1 /nspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung. Hal yang diinspeksi antara lain  mengobservasi kulit terhadap arna, perubahan arna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola  pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur,  penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya.

" 'alpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari. *entuhan  merasakan suatu pembengkakan, menatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus. ekanan  menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan  posisi janin atau menubit kulit untuk mengamati turgor. 'emeriksaan dalam  menentukan tegangan@tonus otot atau respon nyeri yang abnormal

0 'erkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibaahnya.

Menggunakan jari  ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya airan, massa atau konsolidasi. Menggunakan palu perkusi  ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks@gerakan  pada kaki  baah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak 

3 2uskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bantuan stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar  mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung@paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin. ($ohnson D aylor, "##4  09)

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL

1. !ekurangan volume airan berhubungan dengan anoreCia, mual dan muntah yang berlebihan. ". 'erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreCia, mual dan muntah

(9)

0.  Eyeri berhubungan dengan uterus sekunder terhadap pengeluaran maternal menyerupai buah anggur.

3. !urang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan penanganan berhubungan dengan kurang informasi.

4. ?esiko tinggi gangguan harga diri rendah berhubungan dengan komplikasi dari Mola hidatidosa. D. INTERVENSI (RENCANA TINDAKAN)

1. <6 /  !ekurangan volume airan berhubungan dengan anoreCia, mual dan muntah yang berlebihan. /ntervensi 

a) 'antau . ( <, E, ?,  )

 b) bservasi terhadap kehilangan darah yang berlebihan. ) %atat intake dan output.

d) >kur suhu setiap 3 jam sesuai indikasi.

e) !aji turgor kulit, kekeringan kulit dan mukosa mulut. f) !olaborasi 

• ;eri obat Homeostatikum sesuai dengan program dokter. • 'antau Hb dan Ht.

". <6 //  'erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreCia, mual dan muntah yang berlebihan.

/ntervensi  ) !aji penyebab perubahan nutrisi. ) !aji status nutrisi klien.

) 2njurkan untuk makan sedikit demi sedikit tapi sering.

d) 2njurkan klien untuk melakukan oral hygiene. ) !olaborasi 

• ;eri vitamin sesuai program medis.

0. <6 /// Eyeri berhubungan dengan uterus sekunder terhadap pengeluaran maternal menyerupai buah anggur.

(10)

a) !aji penyebab, frekuensi, durasi, karakteristik, lokasi dan skala nyeri.  b) !aji .

) 2jarkan tehnik relaksasi dan distraksi. d) 2tur posisi senyaman mungkin.

e) !olaborasi 

• ;eri analgetik sesuai program medis.

. <6 /  !urang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan penanganan berhubungan dengan kurang informasi.

/ntervensi 

a) entukan persepsi klien tentang Mola hidatidosa dan penanganannya.

 b) ;erikan informasi yang jelas dan akurat tentang Mola hidatidosa, penyebab, tanda dan gejala dan penanganannya.

) ;erikan materi tertulis tentang Mola hidatidosa.

d) ;eri tahu kebutuhan peraatan khusus di rumah misalnya kemampuan untuk hidup sendiri, melakukan pengobatan atau prosedur yang dilakukan.

e) 2njurkan klien meningkatkan masukan airan serta latihan teratur.

4. <6   ?esiko tinggi gangguan harga diri rendah berhub ungan dengan komplikasi dari Mola hidatidosa. /ntervensi 

a) <iskusikan dengan klien atau orang terdekat bagaimana diagnosis dan pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi di rumah dan aktivitas kejanya.

 b) ;antu klien untuk terus melupakan atas kehilangan kehamilannya (janinnya).

) ;eri dukungan emosi untuk klien atau orang terdekat selama tes diagnostik dan fase pengobatan. d) &unakan sentuhan selama interaksi, bila dapat diterima klien dan pertahankan kontak mata. E. IMPLEMENTASI

(11)

DAFTAR PUSTAKA

;obak, =odermik, 'erry, 1999. Maternity Eursing, ifth :dition. Ee 7ork $.;. =ippinott %ompany.

<oengoes, Marylin, :. 1990. ?enana 2suhan !eperaatan, :disi !e-0. $akarta :&%.

arrer, Helen, 1999. 'eraatan Maternitas, :disi !e-". $akarta ;uku !edokteran :&%.

Himaan, *utisna, 190. 'atologi. $akarta ;agian 'atologi 2natomik. !>/.

=iellyn, <erek, $ones. "##1. <asar-<asar bstetri <an &inekologi, :disi !e-5 $akarta Hipokrates.

Mohtar, ?ustam. 199+. *inopsis bstetri, $ilid 1, :disi !e-0. $akarta ;uku !edokteran. :&%.

Fikajosastro, Hanifa, dkk. 1999. /lmu !ebidanan. $akarta 7ayasan ;ina 'ustaka *arono 'rairohardjo.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa indikasi tersebut adalah plasenta praevia, preeklamsia, gawat janin, kelainan letak janin, panggul sempit sehingga persalinan normal atau pervaginam tidak

Pada umumnya bilateral. Banyak disebabkan oleh virus rubella pada trimester I kehamilan bila pada pemeriksaan positif rubella, maka operasi sebaiknya ditunda sampai umur 2 tahun

7. Begitu juga perlu perhatian sungguh – sunggguh terhadap kondisi janin jika si ibu mengalami kasus seperti perdarahan per vaginal, solusio plasenta, nyeri yang

Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina; atau Sectio Caesarea adalah suatu

Melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti ter yang disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas.

t#rgantung antig#n ( antigent  independent ) dan taha yang t#rgantung anrig#nt (antigent dependent ) Pada taha &#34;- s# indu... s#au m#naati

Stenosis kongenital paru terjadi karena pembangunan yang tidak tepat dari katup paru dalam = minggu pertama pertumbuhan janin.&#34;al ini dapat disebabkan oleh

&#34;nemia dalam kehamilan karena kekurangan besi akibat defesiensi besi ini disebabkan oleh kurangnya masukan unsur besi dengan makanan karena gangguan rearbsorbsi,