KERANGKA ACUAN MAGANG KERANGKA ACUAN MAGANG
SISTIM TATA AIR LAHAN GAMBUT PADA PERKEBUNAN KELAPA SISTIM TATA AIR LAHAN GAMBUT PADA PERKEBUNAN KELAPA
SAWIT (
SAWIT (
E
E la
laiis gui
s guine
nee
ensis
nsis
J) J) (Studi Kasus di PT. Bara Eka(Studi Kasus di PT. Bara Eka Prima, Kecamatan Kumpeh KabupatePrima, Kecamatan Kumpeh Kabupatenn Muaro Jambi) Muaro Jambi) Oleh : Oleh : Rovikul Manan Rovikul Manan D1A014069 D1A014069 JURUSAN
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGAGROEKOTEKNOLOGII FAKULTAS PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI UNIVERSITAS JAMBI 2017 2017
Lembar Pengesahan Lembar Pengesahan Judul
Judul : : Sistem Sistem Tata Tata Air Air Lahan Lahan Gambut Gambut Pada Pada PerkebunanPerkebunan Kelapa Sawit (
Kelapa Sawit ( Elais guineensis Elais guineensis J) (Studi Kasus di J) (Studi Kasus di PT. Bara Eka Prima Kecamatan Kumpeh PT. Bara Eka Prima Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi)
Kabupaten Muaro Jambi) Nama Mahasiswa
Nama Mahasiswa : Rovikul Manan: Rovikul Manan NIM
NIM : D1A014069: D1A014069 Telp./Fax./E-mail
Telp./Fax./E-mail : : +62853572797+6285357279761/61/ [email protected] [email protected] Nama Pembimbing Magang
Nama Pembimbing Magang : Agus Kurniawan, S.P., M.Si.: Agus Kurniawan, S.P., M.Si. Telp./Fax./E-mail
Telp./Fax./E-mail : : +62813676622+628136766223838 Nama Instansi Tempat Magang : PT. Bara Eka Prima Nama Instansi Tempat Magang : PT. Bara Eka Prima
Alamat
Alamat Magang Magang : : Kec. Kec. Kumpeh, Kumpeh, Kabupaten Kabupaten Muaro Muaro JambiJambi Waktu
Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan : : 8 8 minggu minggu (September (September s/d s/d Oktober Oktober 2017)2017)
Menyetutui, Mahasiswa,
Menyetutui, Mahasiswa,
Pembimbing Magang Pembimbing Magang
Agus
Agus Kurniawan, Kurniawan, S.P., S.P., M.Si M.Si Rovikul Rovikul MananManan NIP.
NIP. NIM. D1A01406NIM. D1A0140699
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Komisi Magang Ketua Komisi Magang
Ardhian Saputra, S.P., M.Si Ardhian Saputra, S.P., M.Si NIP. 197910
ii KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun da Kuasa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun da menyelesaikan Kerangka Acuan Kegiatan Magang dengan judul Water menyelesaikan Kerangka Acuan Kegiatan Magang dengan judul Water Management Lahan Gambut Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais guineensis J), Management Lahan Gambut Pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elais guineensis J), Studi Kasus di PT. Bara Eka Prima Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi Studi Kasus di PT. Bara Eka Prima Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi yang Insya Allah kegiatan magang ini akan dilaksanakan pada bulan September yang Insya Allah kegiatan magang ini akan dilaksanakan pada bulan September mendatang.
mendatang.
Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Agus Kurniawan, S.P., M.Si Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Agus Kurniawan, S.P., M.Si selaku dosen pembimbing magang yang telah membimbing dan membantu selama selaku dosen pembimbing magang yang telah membimbing dan membantu selama proses penyusunan kerangk
proses penyusunan kerangka acuan magang sehingga dapat terealisasikan.a acuan magang sehingga dapat terealisasikan.
Jambi, Agustus 2017 Jambi, Agustus 2017
Penulis Penulis
ii ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI Halaman Halaman KATA
KATA PENGANTAR PENGANTAR ... ... ii DAFTAR
DAFTAR ISI ISI ... ... iiii DAFTAR
DAFTAR TABEL TABEL ... ... iiiiii DAFTAR
DAFTAR GAMBAR GAMBAR ... ... iviv I.
I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... 1.1.
1.1. Latar Latar Belakang Belakang ... ... 11 1.2.
1.2. Tujuan Tujuan ... ... 33 II.
II. METODE METODE PELAKSANAAN PELAKSANAAN MAGANG MAGANG ... 2.1.
2.1. Waktu Waktu dan dan Tempat Tempat ... ... 44 2.2.
2.2. Ruang Ruang Lingkup Lingkup Kegiatan Kegiatan ... ... 44 2.3.
2.3. Metode Metode Pelaksanaan Pelaksanaan Magang Magang ... ... 44 2.4.
2.4. Jadwal Jadwal Rencana Rencana Kegiatan Kegiatan ... ... 55 DAFTAR
DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA ... ... 66 LAMPIRAN
iii iii DAFTAR TABEL
iv iv DAFTAR GAMBAR
1 1 I.
I. PENDAHULUANPENDAHULUAN 1.1.
1.1. Latar BelakangLatar Belakang Kelapa sawit (
Kelapa sawit ( Elaeis guineensis Elaeis guineensis J) adalah tanaman J) adalah tanaman perkebunan pentingperkebunan penting penghasil
penghasil minyak minyak makanan, makanan, minyak minyak industri, industri, maupun maupun bahan bahan bakar bakar nabatinabati ((biodiesel biodiesel ). Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor non migas). Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas ekspor non migas yang menjadi unggulan dalam menyumbang pendapatan devisa negara dan yang menjadi unggulan dalam menyumbang pendapatan devisa negara dan masih berpeluang untuk terus berkembang.
masih berpeluang untuk terus berkembang.
Perkembangan kelapa sawit dari tahun ke tahun terus meningkat. Perkembangan kelapa sawit dari tahun ke tahun terus meningkat. Menurut data dari Ditjen Perkebunan, pada tahun 2013 luasan lahan kelapa Menurut data dari Ditjen Perkebunan, pada tahun 2013 luasan lahan kelapa sawit di Indonesia mencapai 10,4 juta Ha dan meningkat menjadi 10,75 juta sawit di Indonesia mencapai 10,4 juta Ha dan meningkat menjadi 10,75 juta Ha di tahun 2014. Produksi CPO nasional pada tahun 2013 mencapai 27,78 Ha di tahun 2014. Produksi CPO nasional pada tahun 2013 mencapai 27,78 juta
juta ton ton dan dan meningkat meningkat menjadi menjadi 29,27 29,27 juta juta ton ton pada pada 2014. 2014. KomoditasKomoditas perkebunan
perkebunan kelapa kelapa sawit sawit diperkirakan diperkirakan akan akan terus terus berkembang berkembang dimasadimasa mendatang. Ditjen Perkebunan mengestimasi bahwa pada tahun 2016, luasan mendatang. Ditjen Perkebunan mengestimasi bahwa pada tahun 2016, luasan lahan diperkirakan akan menjadi 11,67 Ha dengan total produksi mencapai lahan diperkirakan akan menjadi 11,67 Ha dengan total produksi mencapai 33,5 juta ton (Ditjen Perkebunan Kementrian Per
33,5 juta ton (Ditjen Perkebunan Kementrian Pertanian, 2015).tanian, 2015).
Volume nilai ekspor minyak sawit baik CPO dan PKO terus meningkat Volume nilai ekspor minyak sawit baik CPO dan PKO terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2013 saja, total nilai ekspor minyak sawit sudah setiap tahunnya. Pada tahun 2013 saja, total nilai ekspor minyak sawit sudah mencapai 20,57 juta ton dengan nilai uang mencapai USD 15,83 juta. Pada mencapai 20,57 juta ton dengan nilai uang mencapai USD 15,83 juta. Pada tahun 2014, total nilai ekspor minyak sawit mencapai 22,89 juta ton dengan tahun 2014, total nilai ekspor minyak sawit mencapai 22,89 juta ton dengan nilai uang mencapai USD 17,46 juta (Ditjen Perkebunan Kementrian Pertania nilai uang mencapai USD 17,46 juta (Ditjen Perkebunan Kementrian Pertania n,n, 2015).
2015). Dengan total nilai ekspor yDengan total nilai ekspor yang begitu besar dan diperkirakan ang begitu besar dan diperkirakan akan terusakan terus meningkat, tidak salah jika kelapa sawit menjadi primadona komoditas meningkat, tidak salah jika kelapa sawit menjadi primadona komoditas perkebunan
perkebunan di di Indonesia Indonesia dan dan menjadi menjadi salah salah satu satu sumber sumber devisa devisa pendapatanpendapatan negara dari sektor perkebunan.
negara dari sektor perkebunan.
Di Provinsi Jambi, perkebunan kelapa sawit merupakan areal Di Provinsi Jambi, perkebunan kelapa sawit merupakan areal perkebunan
perkebunan terluas terluas kedua kedua setelah setelah perkebunan perkebunan karet karet (Dinas (Dinas Komunikasi Komunikasi dandan Informatika Prov Jambi, 2015). Menurut Ditjen Perkebunan Kementan (2015), Informatika Prov Jambi, 2015). Menurut Ditjen Perkebunan Kementan (2015), luas lahan sawit di Provinsi Jambi pada tahun 2014 mencapai 692,967 Ha luas lahan sawit di Provinsi Jambi pada tahun 2014 mencapai 692,967 Ha dengan total produksi 1.77 juta ton. Pada tahun 2016, Ditjen perkebunan dengan total produksi 1.77 juta ton. Pada tahun 2016, Ditjen perkebunan mengestimasi luasan perkebunan akan menjadi 757.214 Ha dengan total mengestimasi luasan perkebunan akan menjadi 757.214 Ha dengan total
2 2 produksi
produksi mencapai mencapai angka angka 2,08 2,08 juta juta ton ton (Ditjen (Ditjen Perkebunan Perkebunan KementrianKementrian Pertanian, 2015).
Pertanian, 2015).
Perkebunan kelapa sawit umumnya diusahakan pada lahan lahan Perkebunan kelapa sawit umumnya diusahakan pada lahan lahan mineral. Namun dengan semakin sempit dan terbatasnya lahan usaha, arah mineral. Namun dengan semakin sempit dan terbatasnya lahan usaha, arah pengembangan
pengembangan perkebunan perkebunan kelapa sawit kelapa sawit mulai dmulai dikembangkan ikembangkan pula pula pada lahan-pada lahan-lahan gambut. Hardjowigeno (2010), menjelaskan bahwa lahan-lahan gambut adalah lahan gambut. Hardjowigeno (2010), menjelaskan bahwa lahan gambut adalah lahan/tanah dengan kandungan bahan organik tinggi lebih dari 20% (C-Org lahan/tanah dengan kandungan bahan organik tinggi lebih dari 20% (C-Org >12% untuk tekstur pasir dan >30% untuk tekstur liat) dengan ketebalan lebih >12% untuk tekstur pasir dan >30% untuk tekstur liat) dengan ketebalan lebih dari 40 Cm. Lebih lanjut Agus dan Subiksa (2008), menyatakan bahwa bahan dari 40 Cm. Lebih lanjut Agus dan Subiksa (2008), menyatakan bahwa bahan organik penyusun lahan gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang belum organik penyusun lahan gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman yang belum melapuk sempurna karena kondisi lingkungan yang jenuh air dan miskin unsur melapuk sempurna karena kondisi lingkungan yang jenuh air dan miskin unsur hara.
hara.
Pengembangan perkebunan kelapa sawit dari lahan mineral ke lahan Pengembangan perkebunan kelapa sawit dari lahan mineral ke lahan gambut tidak bisa dipungkiri. Hal ini karena potensi lahan gambut yang luas gambut tidak bisa dipungkiri. Hal ini karena potensi lahan gambut yang luas dan masih memiliki peluang besar untuk terus dikembangkan menjadi lebih dan masih memiliki peluang besar untuk terus dikembangkan menjadi lebih produktif. Hooijer d
produktif. Hooijer dkk., (2006) mkk., (2006) melaporkan bahwa konsesi lahan elaporkan bahwa konsesi lahan gambut yanggambut yang dijadikan perkebunan kelapa sawit meliputi 14% dari total luasan l
dijadikan perkebunan kelapa sawit meliputi 14% dari total luasan l ahan gambutahan gambut di Indonesia. Menurut data dari Balitbang Sumberdaya Lahan Pertanian di Indonesia. Menurut data dari Balitbang Sumberdaya Lahan Pertanian (2011), total luas lahan gambut di Indonesia mencapai 14, 9 juta. Lahan gambut (2011), total luas lahan gambut di Indonesia mencapai 14, 9 juta. Lahan gambut terluas terdapat di Pulau Sumatra, yaitu 6.436.649. Provinsi Jambi sendiri terluas terdapat di Pulau Sumatra, yaitu 6.436.649. Provinsi Jambi sendiri memiliki total luas l
memiliki total luas lahan gambut seluas 621.089 Ha atau 9,65% dari total luasahan gambut seluas 621.089 Ha atau 9,65% dari total luas lahan gambut keseluruhan yang ada di
lahan gambut keseluruhan yang ada di Indonesia.Indonesia.
Karakteristik fisik gambut yang penting dalam pemanfaatanya untuk Karakteristik fisik gambut yang penting dalam pemanfaatanya untuk pertanian
pertanian meliputi meliputi berat berat isi isi (bulk (bulk density), density), daya daya menahan menahan beban beban (bearing(bearing capacity), subsiden (penurunan permukaan), sifat mengering tidak balik capacity), subsiden (penurunan permukaan), sifat mengering tidak balik (irrevesible drying) dan kadar air tinggi (Ratmini, 2012). Gambut memiliki (irrevesible drying) dan kadar air tinggi (Ratmini, 2012). Gambut memiliki porositas
porositas yang yang tinggi tinggi sehingga sehingga mempunyai mempunyai daya daya menyerap menyerap air air yang yang sangatsangat besar.
besar. Karena Karena sifatnya sifatnya itu, itu, gambut gambut memiliki memiliki kemampuan kemampuan sebagai sebagai penambatpenambat ((reservoir reservoir ) air tawar yang cukup besar sehingga dapat menahan banjir saat) air tawar yang cukup besar sehingga dapat menahan banjir saat musim hujan dan sebaliknya melepaskan air tersebut pada musim kemarau musim hujan dan sebaliknya melepaskan air tersebut pada musim kemarau (KKPLG Nasional, 2006).
3 3 Pengelolaan air merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan Pengelolaan air merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya kelapa sawit dilahan gambut. Pengelolaan air yang dilakukan dalam budidaya kelapa sawit dilahan gambut. Pengelolaan air yang dilakukan berupa
berupa pembuatan pembuatan saluran saluran drainase drainase supaya supaya keadaan keadaan air air dapat dapat terkendali terkendali dandan tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit. Teknologi tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit. Teknologi pengelolaan
pengelolaan air air pada pada lahan lahan gambut gambut diantaranya diantaranya adalah adalah pembuatan pembuatan kanal.kanal. Namun,
Namun, efek efek dari dari lahan lahan gambut gambut yang yang dikanalisasi dikanalisasi justru justru malah malah merugikan.merugikan. Diantara efek merugikannya yaitu lahan gambut mengalami subsiden, kering Diantara efek merugikannya yaitu lahan gambut mengalami subsiden, kering dan mudah terbakar. Pembuatan bendungan/ sekat perlu dilakukan untuk dan mudah terbakar. Pembuatan bendungan/ sekat perlu dilakukan untuk menjaga ketersediaan air dilahan gambut sehngga produktvitas tanaman tetap menjaga ketersediaan air dilahan gambut sehngga produktvitas tanaman tetap optimal dan juga sebagai antisipasi kebakaran pada musim kemarau. Oleh optimal dan juga sebagai antisipasi kebakaran pada musim kemarau. Oleh karena itu, pengelolaan lahan gambut untuk pengembangan sektor pertanian karena itu, pengelolaan lahan gambut untuk pengembangan sektor pertanian perlu dilakukan u
perlu dilakukan upaya pengelolaan terutama pada sektor hidropaya pengelolaan terutama pada sektor hidrologi atau tata airlogi atau tata air lahan gambut sehingga manfaat lahan gambut sebagai sumberdaya alam lahan gambut sehingga manfaat lahan gambut sebagai sumberdaya alam mampu menyediakan media tumbuh yang baik bagi tanaman dan gambut mampu menyediakan media tumbuh yang baik bagi tanaman dan gambut sebagai su
sebagai sumber dmber daya alam aya alam tetap lestari tetap lestari dan ddan dapat di apat di manfaatkan manfaatkan secarasecara berkelanjutan.
berkelanjutan.
Budidaya tanaman pada lahan gambut harus menerapkan teknologi Budidaya tanaman pada lahan gambut harus menerapkan teknologi pengelolaan
pengelolaan air air yang yang disesuaikan disesuaikan dengan dengan karakreristik karakreristik gambut gambut dan dan jenisjenis tanaman (Agus dan Subiksa, 2008). Teknologi pengelolaan air (Water tanaman (Agus dan Subiksa, 2008). Teknologi pengelolaan air (Water mangement) merupakan kunci utama keberhasilan usaha tani pertanian lahan mangement) merupakan kunci utama keberhasilan usaha tani pertanian lahan rawa pasang surut. Apabila bisa mengendalikan keluar masuknya air ke lahan rawa pasang surut. Apabila bisa mengendalikan keluar masuknya air ke lahan maka sudah dapat dipastikan usaha tani itu akan mendekati keberhasilan. maka sudah dapat dipastikan usaha tani itu akan mendekati keberhasilan. (Suriadikarta, ____).
(Suriadikarta, ____).
Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan kegiatan magang Dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan kegiatan magang di perusahaan yang berada pada areal gambut untuk mempelajari sistem tata di perusahaan yang berada pada areal gambut untuk mempelajari sistem tata kelola air lahan gambut yang ditanami kelapa sawit.
kelola air lahan gambut yang ditanami kelapa sawit. 1.2.
1.2. TujuanTujuan
Tujuan umum kegiatan magang adalah untuk memepelajari teknik Tujuan umum kegiatan magang adalah untuk memepelajari teknik budidaya
budidaya perkebunan perkebunan kelapa kelapa sawit sawit di di lahan lahan gambut. gambut. Tujuan Tujuan khusus khusus daridari kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari sistem tata kelola ai
kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari sistem tata kelola ai r pada lahanr pada lahan gambut yang ditanami komoditas perkebunan kelapa sawit di PT. Bara Eka gambut yang ditanami komoditas perkebunan kelapa sawit di PT. Bara Eka Prima Kecamataan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
4 4 II.
II. METODE PELAKSANAANMETODE PELAKSANAAN 2.1. Waktu dan Tempat
2.1. Waktu dan Tempat
Waktu kegiatan magang dilaksanakan selama ± 8 minggu dimulai Waktu kegiatan magang dilaksanakan selama ± 8 minggu dimulai dari awal mingu bulan September sampai akhir mi
dari awal mingu bulan September sampai akhir minggu bulan Oktober 2017.nggu bulan Oktober 2017. Tempat pelaksanaan magang bertempat di areal perkebunan kelapa Tempat pelaksanaan magang bertempat di areal perkebunan kelapa sawit milik PT. Bara Eka Prima Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro sawit milik PT. Bara Eka Prima Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muaro Jambi.
Jambi.
2.2. Ruang Lingkup Kegiatan 2.2. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan magang ini meliputi sistem tata kelola air Ruang lingkup kegiatan magang ini meliputi sistem tata kelola air lahan gambut, metode pengelolaan air pada kanal
lahan gambut, metode pengelolaan air pada kanal gambut, sekat/bendungan/gambut, sekat/bendungan/ blok
blok kanal/ kanal/ pintu pintu air air pada pada kanal, kanal, desain desain penataan penataan saluran saluran drainase,drainase, dimensi/ukuran saluran drainase (primer, sekunder dan tersier), dimensi/ukuran saluran drainase (primer, sekunder dan tersier), pemantauan
pemantauan tinggi tinggi muka muka air air lahan lahan gambut, gambut, observasi observasi pertumbuhan pertumbuhan dandan produksi
produksi tanaman tanaman kelapa kelapa sawit sawit pada pada perbedaan perbedaan tinggi muka tinggi muka air air dan dan lain- lain-lain.
lain.
2.3. Metode Pelaksanaan 2.3. Metode Pelaksanaan
Dalam kegiatan magang, beberapa metode yang digunakan, mulai Dalam kegiatan magang, beberapa metode yang digunakan, mulai dari kegiatan yang sifatnya non partisipasi hingga kegiatan bersifat dari kegiatan yang sifatnya non partisipasi hingga kegiatan bersifat partisipasi dalam kegiatan teknis di lapangan.
partisipasi dalam kegiatan teknis di lapangan. 1.
1. DiskusiDiskusi
Melakukan diskusi dengan pihak perusahaan baik asisten lapangan Melakukan diskusi dengan pihak perusahaan baik asisten lapangan maupun pembimbinng lapangan
maupun pembimbinng lapangan 2.
2. WawancaraWawancara
Melakukan tanya-jawab dengan pihak perusahaan dan divisi bagian Melakukan tanya-jawab dengan pihak perusahaan dan divisi bagian water management
water management 3.
3. Observasi lapanganObservasi lapangan
Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan peninjauan Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan peninjauan langsung ke lapangan.
langsung ke lapangan. 4.
4. Melibatkan diri langsung dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan airMelibatkan diri langsung dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan air dan kegiatan lain seputar kegiatan di perkebunan kelapa sawit
dan kegiatan lain seputar kegiatan di perkebunan kelapa sawit 5.
5 5 Pengambilan gambar menggunakan kamera, sebagai dokumen atau Pengambilan gambar menggunakan kamera, sebagai dokumen atau arsip kegiatan yang telah dilakukan selama berada
arsip kegiatan yang telah dilakukan selama berada di lapangan.di lapangan. 2.4.Jadwal Rencana Kegiatan
2.4.Jadwal Rencana Kegiatan
Jenis Kegiatan Jenis Kegiatan
Bulan
Bulan ke-1 ke-1 Bulan Bulan ke-2ke-2 Mg Mg 1 1 Mg Mg 2 2 Mg Mg 3 3 Mg Mg 4 4 Mg Mg 1 1 Mg Mg 2 2 Mg Mg 3 3 Mg Mg 4 4 Tiba di lokasi Tiba di lokasi 1.
1. Perkenalan Perkenalan dengan dengan pihakpihak perusahaan
perusahaan 2.
2. Presentasi proposal magangPresentasi proposal magang 3.
3. Mendapat arahan dari pihakMendapat arahan dari pihak perusahaan
perusahaan 4.
4. Melihat gambaran perusahaan,Melihat gambaran perusahaan, dengan melakukan peninjauan dengan melakukan peninjauan Pengamatan langsung di lapangan dan Pengamatan langsung di lapangan dan pengambilan
pengambilan data data terkait terkait teknikteknik pengelolaan air dan
pengelolaan air dan sistem tata kelola airsistem tata kelola air lahan gambut
lahan gambut 1.
1. Pengamatan Pengamatan langsung langsung didi lapangan dan pengambilan data lapangan dan pengambilan data ketinggian muka air tanah dan ketinggian muka air tanah dan desain sistem drainase
desain sistem drainase 2.
2. Diskusi dan wawancara denganDiskusi dan wawancara dengan kepala bagian tata kelola air dan kepala bagian tata kelola air dan asisten lapangan maupun pekerja asisten lapangan maupun pekerja lapangan
lapangan 1.
1. Mempelajari Mempelajari langsung langsung didi lapangan bagaimana sistem tata lapangan bagaimana sistem tata kelola air
kelola air 2.
2. Diskusi dan wawancara denganDiskusi dan wawancara dengan kepala bagian tata kelola air, kepala bagian tata kelola air, asisten lapangan dan pekerja asisten lapangan dan pekerja lapangan
lapangan
Ikut serta dalam kegiatan perusahaan Ikut serta dalam kegiatan perusahaan Penyusunan draf laporan
Penyusunan draf laporan Seminar hasil di perusahaan Seminar hasil di perusahaan
Kembali ke Fakultas Pertanian Kembali ke Fakultas Pertanian Universitas Jambi
6 6 DAFTAR PUSTA KA
DAFTAR PUSTA KA
Agus F dan IGM Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi Untuk Pertanian dan Agus F dan IGM Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi Untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan World Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor, Indonesia.
Centre (ICRAF). Bogor, Indonesia.
Balitbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2011. Peta Lahan Gambut Indonesa Skala Balitbang Sumberdaya Lahan Pertanian. 2011. Peta Lahan Gambut Indonesa Skala 1:250.000. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya 1:250.000. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Balitbang Pertanian Kementrian Pertanian. Bogor, Lahan Pertanian. Balitbang Pertanian Kementrian Pertanian. Bogor, Indonesia.
Indonesia.
Dariah A, E Maftuah dan Maswar. ____. Panduan Pengelolaan Berkelanjutan Dariah A, E Maftuah dan Maswar. ____. Panduan Pengelolaan Berkelanjutan Lahan Gambut Terdegradasi: Karakteristik Lahan Gambut. Balai Lahan Gambut Terdegradasi: Karakteristik Lahan Gambut. Balai Penelitian Tanah Bogor. Bogor. Hal 16-29.
Penelitian Tanah Bogor. Bogor. Hal 16-29.
Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jambi. 2015. Potensi Unggulan Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jambi. 2015. Potensi Unggulan
Sumber Daya Alam Perkebunan Kelapa Sawit. Jambi. Sumber Daya Alam Perkebunan Kelapa Sawit. Jambi.
Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian. 2015. Statistik Perkebunan Direktorat Jendral Perkebunan Kementrian Pertanian. 2015. Statistik Perkebunan
Indonesia 2014-2016 Kelapa Sawit. Jakarta. Indonesia 2014-2016 Kelapa Sawit. Jakarta.
Hardjowigeno S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Hardjowigeno S. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Hoiijer A, M Silvius, H Wosten dan S Page. 2006. PEAT-CO
Hoiijer A, M Silvius, H Wosten dan S Page. 2006. PEAT-CO22: Assesment of CO: Assesment of CO22 Emissions From Drained Peatlands In SEA Asia. Report R&D Project Emissions From Drained Peatlands In SEA Asia. Report R&D Project Q3943. Wetlands International
Q3943. Wetlands International
–
–
Delft Hydraulics. Delft Hydraulics.Ratmini NPS. 2012. Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Gambut Untuk Ratmini NPS. 2012. Karakteristik dan Pengelolaan Lahan Gambut Untuk
Pengembangan Pertanian.
Pengembangan Pertanian. Jurnal Lah Jurnal Lahan Suan Suboptimalboptimal Vol 1(2): 197-206.Vol 1(2): 197-206. Suriadikarta DA. ____. Teknologi Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan. Suriadikarta DA. ____. Teknologi Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan.
Balittanah Balitbang Pertanian. Bogor. Balittanah Balitbang Pertanian. Bogor.
7 7 LAMPIRAN
LAMPIRAN Water Management
Water Management Lahan GambutLahan Gambut PadaPada Perkebunan Kelapa SawitPerkebunan Kelapa Sawit (
(E
E
la
la
i
i
s gui
s gui
ne
ne
e
e
nsis
nsis J)
J)
Water ManagementWater Management
Lahan GambutLahan Gambut
Perkebunan Kelapa Sawit (Perkebunan Kelapa Sawit (E
E
la
la
i
i
s gui
s gui
ne
ne
e
e
nsis
nsis J)
J)(Studi Kasus di PT. Bara Eka
(Studi Kasus di PT. Bara Eka Prima, Kecamatan Kumpeh KabupatePrima, Kecamatan Kumpeh Kabupatenn Muaro Jambi