• Tidak ada hasil yang ditemukan

Education and Creativity Towards High Income. Oleh : PROF. DR. A. SURIYAMAN MUSTARI PIDE, SH.,MH. BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Education and Creativity Towards High Income. Oleh : PROF. DR. A. SURIYAMAN MUSTARI PIDE, SH.,MH. BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

155 Education and Creativity

Towards High Income Oleh :

PROF. DR. A. SURIYAMAN MUSTARI PIDE, SH.,MH. BAB I

PENDAHULUAN

Pada dasarnya, pendidikan mempengaruhi kecakapan, tingkah laku dan sikap seseorang dalam menjawab tantangan-tantangan hidup sebagai makhluk yang berpikir. Sebagaimana di atur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Manfaat dari tujuan tersebut mendeskripsikan betapa luas dan menyeluruhnya peran pendidikan karena pendidikan terkait dengan seluruh kehidupan manusia itu sendiri baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat.

Pendidikan menjadi suatu kebutuhan yang ekslusif dilatar belakangi oleh harapan bahwa peningkatan pendidikan akan menghasilkan peningkatan pendapatan di kemudian hari. Kebanyakan kalangan hanya melihat feedback dunia pendidikan dari sisi formalitasnya saja. Mereka meyakini bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin memungkinkan seseorang untuk memposisikan dirinya pada suatu jabatan fungsional dalam dunia kerja untuk memperoleh pendapatan/gaji yang lebih tinggi pula. Jika fenomena tersebut dijadikan sebuah prinsip memaknai sebuah peran pendidikan, maka manusia sebagai penggerak roda kehidupan cenderung terkungkung oleh batasan gerak dalam mengeksplorasi segala potensi diri yang dimilikinya. Alhasil, manusia sebagai bagian dari masyarakat akan membentuk sebuah pola masyarakat statis, yakni cenderung lambat dan stagnan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang ada. Oleh karena itu, pendidikan berperan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia yang tidak hanya berilmu tetapi juga manusia yang penuh kreativitas dan inovasi dalam mendisain suatu ilmu menjadi nilai yang lebih nyata dalam menghadapi tuntutan zaman yang bergerak dinamis.

Dengan segenap potensi yang dimiliki, manusia sepatutnya memainkan peran tidak hanya sebagai alat/instrument, tetapi juga sebagai penentu jalannya sebuah instrument. Dengan demikian, akan memicu towards high income secara berkesinambungan dengan sendirinya. Sehingga, high income yang dimaksud tidak terbatas pada individu sebagai pekerja tetapi juga high income karena mampu mengkontribusikan ilmu, dengan mendesain sebuah karya nyata dan berdedikasi tinggi terhadap kemakmuran masyarakat dan bangsa secara menyeluruh.

Oleh karenanya, melalui seminar ini kita akan mengkritisi sejauh mana peran pendidikan dalam pengembangan kreativitas Sumber Daya Manusia yang berimplikasi pada Towards High Income dalam menciptakan kemandirian bangsa yang berkesinambungan.

(2)

156

BAB II

EDUCATION AND CREATIVITY TOWARDS HIGH INCOME Pendidikan dan Perannya dalam Pengembangan Potensi Diri

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan merupakan bentuk implementasi usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi keberlangsungan hidup yang lebih baik di masa depan. Dalam proses pendidikan, manusia sebagai subjek secara aktif mengembangkan potensi dirinya, dalam rangka pengembangan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan bermartabat.

Manusia sebagai individu memiliki peran produktif dalam sebuah tatanan masyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh ketangguhan individu-individu yang ada di dalamnya. Melalui pendidikan, setiap individu diharapkan mampu mengelola potensi diri sendiri serta seluruh yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.

Pendidikan secara sistematis melahirkan konsepsi-konsepsi pengetahuan (Knowledge) dalam dunia science. Pendidikan merepresentasikan pentingnya menuntut ilmu, selanjutnya Soerjono Soekanto (1986:8) memaparkan bahwa ilmu pengetahuan bertujuan agar manusia lebih mengetahui dan mendalami segala segi kehidupan ini.

Secara prinsipil, manusia memiliki ciri khas yang berbeda dari hewan. Ciri khas yang dimaksud adalah apa yang disebut dengan hakikat manusia. Dikatakan, hakikat manusia karena secara hakiki, sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia saja. “Aku berpikir, aku sadar, maka aku ada” sebuah kutipan falsafah dari Rene Descartes yang menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir.

Manusia diciptakan oleh Tuhan YME sebagai makhluk yang sadar. Kesadaran manusia dapat dibuktikan dari kemampuannya untuk berpikir, berkehendak dan merasa.

Dengan pikirannya, manusia mendapatkan ilmu pengetahuan Dengan kehendaknya, manusia mengarahkan perilakunya Dengan perasaannya, manusia dapat mencapai kebahagiaan.

Sangatlah sempit jika kecerdasan manusia hanya diukur dari kepandaiannya menguasai ilmu eksak atau menggunakan bahasa. Kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, kecerdasan adalah kualitas kepala (otak) dan kualitas (hati) yang saling bersinergi. Soemarno Soedarsono (2005: 67) menambahkan bahwa jika kita menganggap antara kepala (otak) dan hati merupakan kesatuan dari tubuh yang utuh, maka dalam hal ini hati bukan hanya pemberi rasa kasihan dan kemurahan hati, melainkan juga berpartisipasi dalam menentukan persepsi pengalaman seseorang, kualitas pengetahuan, kapasitas untuk mengafirmasi

(3)

157 (kebenaran atau kemustahilan, kebaikan atau keburukan), dan hasrat untuk beraksi (keberanian).

Manusia memiliki beberapa potensi kecerdasan di dalam dirinya: Kecerdasan Intelektual (IQ)

Kecerdasan Emosional (EQ) Keserdasan Spritual (SQ) Kecerdasan Kreativitas (CQ)

Dalam hal ini, peran pendidikan sangatlah penting dalam menumbuh kembangkan potensi diri manusia untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, karena sejatinya pengakuan akan kecerdasan adalah ketika manusia mampu mengeksplorasi segala potensi yang dimilikinya sebagai makhluk yang sadar dan berpikir.

Pengembangan Kreativitas

Pergeseran-pergeseran multidimensi tidak dapat dinafikkan dalam konteks globalisasi sekarang ini baik dalam bidang ekonomi, hokum, politik, social dan budaya. Dengan demikian, menjadi keharusan bagi manusia untuk mengemban perannya sebagai makhluk bertindak, tanpa mengabaikan nila-nilai social

cultural bangsa yang humanis dan nasionalis.

Globalisasi telah menyajikan nilai-nilai baru, yang berdampak pada perubahan-perubahan di seluruh ruang lingkup kehidupan manusia. Sehingga dunia pendidikan merasa perlu untuk membekali diri dengan perangkat pembelajaran yang dapat melahirkan Sumber Daya Manusia berkualitas sesuai dengan atmosfir tuntutan global. Perubahan zaman cenderung menghadapkan kita pada kondisi yang penuh dengan tantangan-tantangan diberbagai aspek kehidupan. Oleh karenanya, Oleh dituntut sebuah aktualisasi diri dalam rangka pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

Telah disinggung sebelumnya bahwa keberhasilan suatu masyarakat, bangsa dan Negara tidak luput dari keberhasilan manusia yang ada di dalamnya. Dalam hal ini, satu hal yang perlu di di sadari dalam dunia pendidikan adalah pengembangan watak, dimana setiap pribadi manusia harus memiliki kemantapan konsep dalam hal kreativitas yang lebih progresif tanpa mengeleminasi national character Indonesia. Sejalan dengan itu, pendidikan kemudian dimaknai sebagai sarana pengembangan nilai-nilai potensi diri seiring dengan budaya dan karakter bangsa sebagai anggota masyarakat, dan warga Negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.

Daya cipta atau kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan http://id.wikipedia.org/wiki/Gagasan (concept) baru. Dari sudut pandang keilmuan http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu, hasil dari pemikiran berdayacipta (creative thinking) adalah tindakan membuat sesuatu yang baru. Pada intinya, kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya.

Kreativitas terdiri dari dua unsur

Kepasihan (kemampuan menghasilkan sejumlah gagasn dan ide prmecahan masalah dengan lancar).

(4)

158

Keluwesan (Kemampuan untuk menemukan gagasan yang berbeda dan luar biasa untuk memecahkan suatu masalah )

Permasalahan yang seringkali dihadapai dalam aspek ekonomi adalah tidak ekuivalennya antara pekerjaan dan pendidikan yang dibutuhkan yang mengakibatkan munculnya pengangguran. Oleh karena itu, pendidikan perlu mengantisipasi kebutuhan. Ia harus mampu memprediksi dan mengantisipasi kualifikasi pengetahuan dan keterampilan SDM melalui peningkatan kreativitas.

Pengembangan kreativitas akan mendorong manusia sebagai peserta didik untuk mampu mandiri dalam menyelesaikan masalahnya, melalui latihan berpikir alternatif, memilih dan menggabungkan, atau kombinasinya. SDM sebagai pelaksana suatu profesi dengan tingkat kecerdasan kreativitas yang tinggi, adalah mereka yang kreatif, mampu mencari dan menciptakan terobosan-terobosan dalam membatasi berbagai kendala atau permasalahan yang muncul.

Pendidikan dan Kreativitas, Implikasinya terhadap High Income

Dengan ketatnya persaingan dewasa ini, arah pendidikan di Indonesia harus mampu berperan menyiapkan peserta didik dalam konstalasi masyarakat global dan pada waktu yang sama, pendidikan juga memiliki kewajiban untuk melestarikan national character dari bangsa Indonesia.

Dalam melakukan pembangunan nasional suatu Negara, cara yang paling efisien terletak pada peningkatan kemampuan masyarakatnya. Dalam hal ini, dapat diasumsikan bahwa faktor utama yang mendukung pembangunan adalah pendidikan masyarakat. Sebuah pendidikan merupakan instrumen terpenting untuk menghasilkan masyarakat yang memiliki produktifitas yang tinggi. Adanya pemanfaatan teknologi tinggi secara efisien, dan adannya sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan teknologi yang ada, dihasilkan melalui proses pendidikan. Hal inilah yang menyebabkan teori human capital percaya bahwa investasi dalam pendidikan merupakan investasi dalam meningkatkan produktivitas masyarakat.

Pendidikan merupakan upaya yang cukup representatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, korelasi antara pendidikan dengan pendapatan merupakan dua unsur yang signifikan. Pendidikan memegang peran penting dalam penyediaan tenaga kerja, sebab telah membudaya dibenak kita bahwa pranata ekonomi membutuhkan tenaga- tenaga yang berpendidikan. Kesadaran akan pentingnya pendidikan oleh sebagian manusia adalah mengenai kesiapan untuk memposisikan diri sebagai pekerja/tenaga kerja.

Asumsi dasar yang melandasi keharusan adanya hubungan pendidikan dengan penyiapan tenaga kerja adalah bahwa pendidikan hadir untuk meningkatkan pengetahuan bekerja. Dengan kata lain, substansi dari pendidikan hanya sebatas mempersiapkan tenaga-tenaga yang siap bekerja. Fenomena yang demikian mencerminkan budaya pemikiran masyarakat statis. Masyarakat statis akan cenderung tidak responsif dan dapat dikatakan stagnan untuk sebuah perubahan kearah yang lebih baik.

Di masa sekarang maupun di masa mendatang, seorang intelektual tidak hanya cukup bergutat dengan ilmunya belaka namun realita sosial di masyarakat juga harus menjadi objek pemikiran dalam dirinya. Dalam realitasnya sejauh ini, tingkat pengangguran tidak dapat dihindari sebagai gejala sosial yang ada dalam

(5)

159 suatu tatanan masyarakat. Terjadinya pengangguran disebabkan tidak efisiennya peran pendidikan secara implementatif. Hal yang terelakkan bagi masyarakat statis adalah peran pendidikan sebagai prasarana untuk membentuk karakter individu yang dinamis, progresif dan penuh kreativitas dalam menjawab tantangan multidimensi yang bergejolak.

Dalam proses industrialisasi dan modernisasi, pendidikan mengajarkan nilai-nilai baru yang berorientasi pada kemandirian melalui mekanisme kompetisi sehat, sikap kerja keras, yang kesemuanya sangat diperlukan bagi pembangunan ekonomi suatu bangsa. Cara berpikir ilmiah, analitis, penuh pertimbangan rasional, serta kemampuan evaluasi yang kritis, menjadikan manusia cenderung berpikir objektif dan lebih berhasil dalam menguasai dan memanfaatkan alam sekitarnya menjadi lebih produktif. Namun, perlu ditambahkan bahwa kultur budaya Indonesia yang majemuk tetap pada tatarannya sebagai corak dan watak masyarakat Indonesia yang tetap mengutamakan nilai-nilai kearifan.

Pendidikan di era modern, menuntut upaya bangsa dalam menciptakan regenerasi yang berdaya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah menyerah pada situasi yang ada, kemudian tanggap terhadap perubahan. Pengaruh dan upaya pengembangan berpikir kritis dapat memberikan modifikasi hierarki sosial ekonomi.

Dengan demikian adanya kesiapan mental sebagai pembentukan karakter manusia yang kreatif, menjadi sebuah win solution yang akan berimplikasi pada

towards high income secara berkesinambungan dengan sendirinya. Regenerasi

dengan segenap kreativitasnya, cenderung mengurangi tingkat pengangguran karena senantiasa memiliki ide-ide cemerlang yang ditunjukkan melalui aksi dan reaksi. Pengembangan kreativitas akan menuntun SDM pada sikap aktif dan reaktif dalam mengkontribusikan ilmu yang dimiliki menjadi karya nyata dan berdedikasi tinggi terhadap kemakmuran masyarakat dan bangsa secara menyeluruh.

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Manusia sebagai individu memiliki peran produktif, oleh karenanya kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh ketangguhan individu-individu di dalam masyarakat itu sendiri. Melalui pendidikan, setiap individu diharapkan mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan Bangsa dan Negara.

Pendidikan diharapkan mampu mencetak Sumber Daya Manusia yang kreatif dan inovatif. Karena sejatinya, peran manusia dalam roda perekonomian tidak hanya sebagai instrument, tetapi juga sebagai penentu jalannya sebuah instrument. Dengan penerapan kreativitas SDM yang implementatif melalui

action, akan menciptakan masyarakat yang dinamis, yang selalu bergerak maju

menghadapi berbagai gejolak di berbagai aspek kehidupan berbangsa. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan dalam rangka pembentukan SDM yang kreatif akan menjadi sebuah win solution yang dengan sendirinya akan berimplikasi pada towards high income secara berkesinambungan. Pengembangan kreativitas

(6)

160

akan menuntun SDM pada sikap aktif dan reaktif dalam mengkontribusikan ilmu yang dimiliki menjadi karya nyata dan berdedikasi tinggi terhadap kemakmuran masyarakat dan bangsa secara menyeluruh.

Saran

Segenap komponen bangsa harus turut melakukan pembenahan sistem pendidikan di Indonesia sehingga penciptaan kesadaran individu dalam rangka kebebasan berpikir dan bertindak dengan mengedepankan etika dan norma di masyarakat dapat terwujudkan.

Daftar Pustaka

A.B Susanto. 2004. Menjadi Supercompany. Jakarta: PT. Mizan Publika.

Hendarsjah, Hidajat. 2009. Wy We Do It. Jakarta: PT. Alex Media Kompetindo. Hendranata, Lianny. 2005. Menggali Inner Power untuk meraih Keberuntungan.

Jakarta: PT. Alex Media Kompetindo.

Soedarsono, Soemarno. 2005. Hasrat Untuk Brubah – the Willingness to Change. Jakarta: PT. Alex Media Kompetindo.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali. Thorpe, Scott. 2002. How to Think Like Einsten. [t.d]: Interaksa.

Usman, Tsabian. 2009. Dasar-Dasar Sosiologi Hukum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wobowo, A. Setyo. 2010. Arete: Hidup Sukses Menurut Platon. Yogyakarta: KANISIUS.

Referensi

Dokumen terkait

11) Pendapatan yang diperuntukan bagi desa dan desa adat yang bersumber dari APBN dalam rangka membiayai penyelenggaraanpemerintahan,pelaksanaanpembangunan, dan pembinaan

Peneliti memilih untuk melakukan penelitian mengenai efektivitas komunikasi eksternal dalam menerapkan manajemen data di EPTC ini adalah karena adanya fenomena atau permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang sudah peneliti jelaskan di atas, peneliti mencoba melakukan penelitian pengembangan dengan judul Pengembangan Bahan Ajar

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi para peneliti lain yang berminat untuk meneliti lebih jauh mengenai school refusal pada anak sekolah dasar atau

Badak yang hidup pada zaman sekarang terdiri dari 5 spesies dalam 4 genus, 2 spesies tersebar di Afrika dan 3 spesies tersebar di Asia.. Spesies badak Afrika adalah badak hitam

Pada faktanya, regional Arab memang disebutkan dalam beberapa laporan internasional sebagai regional yang mempunyai masalah air yang berat, terutama

tidak bertentangan dengan Ketaren (1986) yang menyatakan bahwa minyak yang mempunyai bobot molekul rendah akan mempunyai bilangan penyabunan yang lebih tinggi

masing-masing Kelurahan menunjukan bahwa Kelurahan Malendeng yang paling tinggi penyebaran nyamuk di Kecamatan Paal Dua yaitu dengan total 49 nyamuk Culex spp,