• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY.L G 1 P 0 A 0 UMUR 24 TAHUN DENGAN PRE-EKLAMSIA BERAT (PEB) DI RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY.L G 1 P 0 A 0 UMUR 24 TAHUN DENGAN PRE-EKLAMSIA BERAT (PEB) DI RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

Dr. SOEHADI PRIJONEGORO

SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma 3 Kebidanan

Disusun oleh:

Weni Paryani

NIM B14044

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI

PADA NY.L G1P0A0 UMUR 24 TAHUN DENGAN

PRE-EKLAMSIA BERAT (PEB) DI RSUD

Dr. SOEHADI PRIJONEGORO

SRAGEN

Diajukan Oleh:

Weni Paryani NIM B14044

Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal...

Pembimbing

Rahajeng Putriningrum, SST.,M.Kes NIK. 20108359

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI

PADA NY.L G1P0A0 UMUR 24 TAHUN DENGAN

PRE-EKLAMSIA BERAT (PEB) DI RSUD

Dr. SOEHADI PRIJONEGORO

SRAGEN

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh:

Weni Paryani NIM B14044

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D3 Kebidanan

Pada Tanggal...

PENGUJI I PENGUJI II

Yunia Renny A., SST.,MPH Rahajeng Putriningrum, SST.,M.Kes NIK. 201188092 NIK. 20108359

Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui, Ka. Prodi D3 kebidanan

Siti Nurjanah, SST.,M.Keb NIK. 201188093

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi pada Ny.L G1P0A0 Umur 24 Tahun dengan Pre-Eklamsia Berat (PEB) di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta

2. Ibu Siti Nurjanah, SST.,M.Keb selaku Ketua Program studi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

3. Ibu Rahajeng Putriningrum, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Dr. Djoko Sugeng P.,M.Kes selaku Direktur RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengambil data awal dan pengambilan kasus dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Ny. L yang bersedia menjadi pasien dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

(5)

v

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2017

(6)

vi

Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017

Weni Paryani B14044

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA Ny.L G1P0A0

UMUR 24 TAHUN DENGAN PRE-EKLAMSIA BERAT (PEB) DI RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

xi + 81 halaman + 13 lampiran

INTISARI

Latar Belakang : Eklamsia dan Pre Eklamsia merupakan salah satu penyebab

langsung kematian ibu, terutama pada persalinan dengan Pre Eklamsia Berat (PEB). Pre Eklamsia Berat (PEB) pada ibu bersalin apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan terjadinya Eklamsia pada ibu. Berdasarkan data pada RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen bulan Oktober 2015 – Oktober 2016 didapatkan data ibu bersalin dengan Pre Eklamsia Berat (PEB) sebesar 203 (38,0%) kasus menjadi penyebab nomor 2 tertinggi persalinan patologi di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Tujuan : Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan Pre

Eklamsia Berat (PEB) dengan menggunakan manajemen asuhan 7 langkah varney

sesuai dengan kompetensi dan wewenang bidan, serta mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan.

MetodePenelitian : Studi kasus menggunakan metode observasional deskriptif,

lokasi studi kasus di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, subjek studi kasus ibu bersalin Ny.L G1P0A0 umur 24 tahun umur kehamilan 39+1 minggu dengan

Pre Eklamsia Berat (PEB), waktu studi kasus pada tanggal 29 Maret 2017 – 30

Maret 2017, teknik pengumpulan data yaitu data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, observasi dan data sekunder yang meliputi studi kepustakaan dan studi dokumentasi.

Hasil : Setelah diberikan asuhan selama 24 jam berupa pemberian terapi 4gram

MgSO4 IV (40% dalam 10cc) selama 15 menit, hasil yang diperoleh yaitu KU : Baik, Kesadaran : Composmentis, TTV : TD : 120/90 mmHg, N: 80 x/menit, S: 370 C, R: 22 x/menit, tidak ada masalah potensial yang muncul, kaki dan tangan tidak oedema, kepala tidak pusing, ibu merasa nyaman, Pre Eklamsia Berat (PEB) ibu teratasi dan ibu dalam masa nifas normal.

Kesimpulan : Pada kasus ini terdapat terdapat kesenjangan antara teori dan kasus

yaitu tidak dilakukan pemberian dosis lanjutan dikarenakan pembukaan bertambah.

Kata kunci : Persalinan,Pre EklamsiaBerat (PEB)

(7)

vii

MOTTO

1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-insyiroh : 6).

2. Jangan pernah menyerah, karena ada tempat dan saat dimana ombak paling tinggi sekalipun akan berbalik arah (Harriet Beecher Stowe).

3. Sesekali jadilah film kartun: Dijepit, Digilas, Bangkit lagi (DahlanIskan). 4. Sebuah mimpi dapat terwujud bukan karena keajaiban, melainkan karena

keringat dan kerja keras (Colin Powell). 5. Hidup sekali, Hiduplah yang berarti (Penulis)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, terimakasih Ya Allah akhirnya terselesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan segala kerendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Ayah dan Ibu tercinta terimakasih atas doa, kasih saying baik moril dan

materil. Semoga Weni bisa tetap jadi kebanggaan kalian berduaya ma pa. 2. My Brother (Shofyan Afandi), My Sister (Afreen dan Ika Ayu), dan untuk my

Partner (Bripda Fauzi A. Efendi), terimakasih untuk segala support dan dukungannya selama 3 tahun ini. Kalian tetep juara dihatiku, semoga kita bisa sukses sama-sama ya.

3. Sahabat dan teman-teman di STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2014 khususnya 3A tergokil, Amd.Keb menanti guys. Masuk bareng keluar tetep bareng yaa.

(8)

viii

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Weni Paryani

Tempat / Tanggallahir : Pangkalan Tiga / 01 September 1996

Agama : Islam

JenisKelamin : Perempuan

Alamat : Jl.A.Yani km 50, Rt 002/001, Pangkalan Tiga,

Pangkalan Lada, Kotawaringin Barat, Kal-Teng.

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SDN 3 PANGKALAN TIGA LULUS TAHUN 2008

2. SMPN 1 PANGKALAN LADA LULUS TAHUN 2011

3. SMAN 1 PANGKALAN LADA LULUS TAHUN 2014

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

INTISARI... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Studi Kasus ... 3

D. Manfaat Studi Kasus ... 4

E. Keaslian Studi Kasus... 5

BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis ... 7

B. Teori Manajemen Kebidanan ... 15

C. Landasan Hukum ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Studi Kasus... 36

B. Lokasi Studi Kasus ... 36

C. Subjek Studi Kasus ... 37

D. Waktu Studi Kasus ... 37

E. Instrumen Studi Kasus ... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 37

G. Alat - Alat yang Dibutuhkan ... 38

(10)

x

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus ... 40 B. Pembahasan ... 72 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77 B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian (dalam bentuk tabel) Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Pasien

Lampiran 7. Surat Persetujuan Pasien (Inform Consent) Lampiran 8. Lembar Observasi

Lampiran 9. Partograf

Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. Leaflet

Lampiran 12. Dokumentasi

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi sebesar 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibandingkan hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2014). AKI kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015 (Dinkes Jateng, 2015).

Penyebab terbesar kematian ibu tahun 2015 di Indonesia yaitu perdarahan (21,14%), hipertensi sebesar (24,2%), infeksi sebesar (2,76%), gangguan sistem peredaran darah sebesar (8,52%), dan penyebab lainya termasuk ketuban pecah dini, partus lama, abortus dan penyebab lainnya sebesar (40,49%). Faktor penyebab langsung kematian ibu di Indonesia masih di dominasi oleh perdarahan, komplikasi dan infeksi (Dinkes Jateng, 2015).

Menurut Dinkes Jateng dalam jurnal buku kesehatan tri wulan 3 tahun 2015, angka kematian ibu di Jawa Tengah sebesar 619 kasus. Dengan kasus kematian per Eks Karisidenan Pekalongan 164 kasus (26,49%), Semarang 135 kasus (21,81%), Surakarta 107 kasus (17,29%), Banyumas 92 kasus (14,86%), Pati 73 kasus (11,79%), danKedu 48 kasus (7,75%). Di Kabupaten kota

(13)

Sragen terdapat 15 kasus dari 619 kasus kematian ibu di Jawa Tengah (Dinkes Jateng, 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, dapat diketahui bahwa jumlah persalinan selama 1tahun yaitu dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Oktober 2016 ada 1.180 persalinan, terdapat 646 (54,7%) Normal dan 534 (45,2%) persalinan Patologi. Penyebab dari persalinan Patologi, diantaranya ketuban pecah dini berjumlah 253 (47,3%) kasus, Pre Eklamsia Berat berjumlah 203 (38,0%) kasus, presentasi bokong 44 (8,2%) kasus, infeksi berjumlah 19(3,5%) kasus, dan perdarahan berjumlah 15 (2,8%). Dari kasus di atas menunjukkan bahwa Pre Eklamsia Berat masih merupakan penyebab persalinan patologi yang membutuhkan penanganan segera.

Berdasarkan data di atas jumlah dari kasus Pre Eklamsia Berat masih merupakan penyebab utama persalinan patologi yang membutuhkan penanganan segera. Oleh karena itu pentingnya melakukan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi pada Ny.L G1P0A0 Umur 24 Tahun dengan Pre Eklamsia Berat (PEB) di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah yaitu “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi pada Ny.L G1P0A0

(14)

Umur 24 Tahun dengan Pre Eklamsia Berat di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen?”

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan ibu bersalin patologi pada Ny.L dengan Pre Eklamsia Berat secara komprehensif dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney.

2. Tujuan Khusus a. Penulis Mampu

1) Melaksanakan pengkajian secara lengkap meliputi data Subjektif dan Objektif yang berkaitan dengan ibu bersalin patologi dengan

Pre Eklamsia Berat di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

2) Menginterpretasikan data dasar dengan merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada ibu bersalin patologi dengan Pre Eklamsia Berat di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

3) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial untuk konsultasi, kolaborasi dan merujuk pada ibu bersalin patologi dengan Pre

Eklamsia Berat di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

4) Melakukan tindakan segera atau antisipasi pada ibu bersalin patologidengan Pre Eklamsia Berat di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

(15)

5) Menyusun rencana Asuhan Kebidanan secara menyeluruh pada ibu bersalin patologi dengan Pre Eklamsia Berat di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

6) Melaksanakan perencanaan secara efisien dan aman pada ibu bersalin patologi dengan Pre Eklamsia Berat di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

7) Melakukan evaluasi pada pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin patologi dengan Pre Eklamsia Berat di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada ibu bersalin patologi dengan Pre Eklamsia Berat di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi dengan Pre

Eklamsia Berat.

2. Bagi Profesi

Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan kebidanan pada ibu bersalin patologi dengan Pre Eklamsia Berat.

(16)

3. Bagi Institusi

a. RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

Dengan melihat hasil pengkajian dari studi kasus ini dapat digunakan sebagai masukan dan penyempurnaan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin patologi dengan Pre Eklamsia Berat di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

b. Pendidikan

Sebagai sumber ilmu tambahan untuk meningkatkan kualiatas pendidikan kebidanan dan khususnya dalam penanganan pada ibu bersalin patologi dengan Pre Eklamsia Berat.

E. Keaslian Studi Kasus

Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin Patologi dengan Pre Eklamsia Berat pernah dilakukan oleh:

1. Hartiwi (2012) dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Ny.T umur 25 tahun G1P0A0 umur kehamilan 33+3 minggu dengan Pre Eklamsi Berat (PEB) di RSUD Karanganyar”. Ibu mengatakan datang dengan keluhan

nyeri epigastrium, pandangan mata kabur, tekanan darah 180/110 mmHg. Asuhan yang diberikan yaitu menganjurkan ibu istirahat, diet makanan tinggi protein, cukup karbohidrat, cukup vitamin, rendah garam, kolaborasi dengan dr.SpOG untuk pemberian terapi yaitu infus RL 20 tpm, antikonvulsan MgSO4 dosisawal 8 gr (40%) secara IM, anti hipertensi nifedipin 10 mg/8 jam per oral, ventolin thyroid, lasix 1 amp/12

(17)

jam. Setelah dilakukan asuhan selama 3 hari diperoleh hasil tekanan darah 120/90 mmHg, oedema (-), protein urin (+).

2. Diastuti Putri Utami (2014) dengan judul “Asuhan Kebidanan ibu Bersalin pada Ny.U G2P1A0 Umur 36 tahun hamil 38+6 minggu dengan

Pre Eklamsia Berat di RSUD Assalam Gemolong Sragen”. Ibu

mengatakan datang dengan keluhan nyeri epigastrium, pandangan mata kabur, bengkak pada tangan dan kaki, tekanan darah 190/110 mmHg. Asuhan yang diberikan antara lain: memantau tekanan darah dan suhu tiap 4 jam, DJJ dan kontraksi tiap 30 menit, pemeriksaan dalam tiap 4 jam, kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian tetesan drip oksitosin 5 IU 12, infuse RL 18 tpm, Nifedipin 10 mg 3x1. Hasil asuhan yaitu persalinan dapat berlangsung secara spontan pervaginam dan tidak terjadi komplikasi,

Berdasarkan studi kasus yang penulis buat dengan keaslian diatas terdapat perbedaan yaitu waktu studi kasus, subjek studi kasus, lokasi studi kasus, hasil studi kasus dan asuhan yang diberikan disesuaikan kondisi dan kebutuhan pasien. Sedangkan persamaan dengan keaslian yaitu jenis kasus yang diambil.

(18)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Teori Medis

1. Persalinan Normal

a. Definisi Persalinan normal

1) Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2013).

2) Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu.

b. Tanda-tanda persalinan

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015),tanda-tanda persalinan, adanya kontraksi rahim, keluarnya lendir rahim bercampur darah, keluarnya air ketuban, pembukaan serviks.

c. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), faktor-faktor yang berperan dalam persalinan:

1) Power (kekuatan his yang adekuat dan tambahan kekuatan mengejan).

2) Passage (jalan lahir tulang, jalan lahir otot). 3) Passanger (janin, plasenta dan selaput ketuban).

(19)

d. Tahap-tahap persalinan

Dalam proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu : 1) Kala I persalinan (kala pembukaan)

Persalinan kala I dibagi menjadi dua : fase laten dan fase aktif. a) Fase laten persalinan

(1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servik secara bertahap.

(2) Berlangsung pembukaan servik kurang dari 4 cm.

(3) Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.

b) Fase aktif persalinan:

Frekuansi dan lama (durasi) kontraksi uterus biasanya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi > 3 kali dalam 10 menit dan berlangsung selama > 40 detik), pembukaan serviks dari 4 sampai lengkap (10 cm) biasanya dengan kecepatan> 1 cm/jam, dan terjadi penurunan bagian terbawah janin.

2) Kala II persalinan (kala pengeluaran janin)

Tanda dan gejala kala II persalinan yaitu ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vaginanya, perinium terlihat menonjol, vulva-vagina dan sfingterani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

(20)

Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan :

1) Pembukaan serviks telah lengkap.

2) Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina. 3) Kala III persalinan (kala pelepasan uri)

Pada kala tiga persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta, karena tempat implantasi menjadi semakin kecil sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan menekuk, menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau bagian atas vagina.

Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal-hal di bawah ini :

a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh (diskoid) dan tinggi fundus biasanya turun hingga di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus menjadi lebih bulat dan fundus berada di atas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).

b) Tali Pusat memanjang. Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan vagina (tanda Ahfeld).

(21)

c) Semburan darah tiba-tiba. Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang tiba-tiba menandakan bahwa darah yang terkumpul diantara tempat melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta (darah retro

plasenter), keluar melalui plasenta yang terlepas.

4) Kala IV

Kala IV adalah kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.

e. Komplikasi persalinan normal

Menurut Waliyani dan Purwoastuti (2015) Komplikasi persalinan normal meliputi Ketuban pecah sebelum waktunya, persalinan premature, persalinan post-matur, tidak adanya kemajuan dalam persalinan, denyut jantung janin yang abnormal, distosia bahu, perdarahan rahim, dan operasi Caesar.

2. Pre Eklamsia

a. Pengertian Pre Eklamsia

Pre Eklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu

kehamilan atau segera setelah persalinan disertai dengan proteinuria (Prawirohardjo, 2010). Kriteria minimum Pre Eklamsia yaitu tekanan darah ≥140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai

(22)

dengan proteinuria ≥300 mg/24 jam atau dipstick ≥ + 1 (Nugroho, 2012).

b. Klasifikasi

Menurut Sukarni dan Sudarti (2014), mengklasifikasikan Pre Eklamsia menjadi dua, yaitu:

1) Pre Eklamsia Ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut: Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka, atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu. Proteinuria

kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin

kateter atau midstream.

2) Pre Eklamsia Berat, tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam. Adanya gangguan serebral, gangguan visus dan rasa nyeri pada epigastrum. Terdapat edema paru dan sianosis.

c. Etiologi

Menurut Sukarni dan Sudarti (2014), penyebab preeklamsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab pre eklamsia, yaitu bertambahnya frekuensi pada

(23)

primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa. Bertambahnya frekuensi yang makin tua nya kehamilan. Dapat terjadinya perbaikan keadaaan penderita dengan kematian janin dalam uterus. Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma. Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan etiologi dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of

theory. Adapun teori-teori tersebut antara lain:

1) Peran faktor imunologis. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivasi system komplemen pada pre eklamsia/eklamsia. 2) Peran faktor genatik/familial. Terdapat kecenderungan

meningkatnya frekuensi pre eklamsia/eklamsia pada anak-anak dari ibu yang menderita pre eklamsia/eklamsia.

3) Faktor Predisposisi yaitu molahidatidosa, diabetes melitus, kehamilan ganda, hidrops fetalis, obesitas, umur yang lebih dari 35 tahun.

d. Patofisiologi

Pada pre eklamsia terdapat penurunan aliran darah. Perubahan ini menyebabkan prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan iskemia uterus.Keadaan iskemia pada uterus, merangsang pelepasan bahan tropoblastik yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan rennin uterus. Bahan tropoblastik menyebabkan terjadinya endotheliosis menyebabkan pelepasan tromboplastin. Tromboplastin yang dilepaskan menyebabkan terjadinya vasospasme sedangkan aktivasi/agregasi

(24)

trombosit deposisi fibrin akan menyebabkan koagulasi intravaskuler yang mengakibatkan perfusi darah menurun dan konsumtif koagulapati (Sukarni dan Sudarti, 2014).

3. Pre Eklamsia Berat (PEB)

a. Pengertian

Pre Eklamsia Berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai

dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/ atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Rukiyah dan Yulianti, 2015).

b. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala Pre Eklamsia Berat (PEB) menurut Prawirohardjo (2014), antara lain:

1) Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg

2) Proteinuria ≥ 5 gram/24 jam atau dipstick ≥ + 4 3) Oliguria, produksi urin< 400-500 cc/24 jam 4) Kenaikan kadar kreatinin plasma.

5) Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan kabur.

6) Edema paru-paru dan sianosis.

7) Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat.

(25)

c. Pengelolaan

Menurut Nugroho (2012), pengelolaan Pre Eklamsia Berat yaitu: 1) Tirah baring ke kiri secara intermitten.

2) Infus Ringer Laktat atau Ringer Dekstrose 5%.

3) Pemberian anti kejang/anti konvulsan magnesium sulfat (MgSO4) sebagai pencegahan dan terapi kejang.

Syarat pemberian MgSO4:

a) Frekuensi pernapasan minimal 16x/menit. b) Reflek patella (+)

c) Urin minimal 30 mL/jam dalam 4 jam terakhir atau 0,5mL/KgBB/jam

d) Siapkan ampul Kalsium Glukonas 10% dalam 10 mL Cara pemberian MgSO4:

Dosis awal: 4 gram MgSO4 IV (10 cc larutan MgSO440 % dan larutkan dalam aquadest) selama 15 menit.

Dosis pemeliharaan: Diberikan infuse 6 gram dalam larutan Ringer/6 jam atau diberikan 4 atau 5 gram IM. Selanjutnya diberikan 4 gram IM tiap 4-6 jam (Prawirohardjo, 2014).

4) Anti hipertensi, diberikan bila tensi ≥ 180/110 mmHg Jenis obat antihipertensi yang diberikan di Indonesia adalah:

Nifedipin, dosis awal 10-20 mg, diulangi 30 menit bila perlu. Dosis maksimum 120 mg per 24 jam. Nifedipin tidak boleh diberikan

(26)

sublingual karena efek vasodilatasi sangat cepat, sehingga hanya boleh diberikan per oral (Prawirohardjo, 2014).

d. Cara Terminasi kehamilan yang sudah inpartu menurut Rukiyah dan Yulianti (2015), yaitu:

Kala I fase laten: 6 jam belum masuk fase aktif maka dilakukan seksio

sesaria, fase aktif: amniotomi saja bila 6 jam setelah amniotomi belum

terjadi pembukaan lengkap maka dilakukan seksio sesaria (bila perlu dilakukan tetesan okstosin).

Kala II: pada persalinan pervaginam maka kala II diselesaikan dengan partus buatan. Amniotomi dan tetesan oksitosin dilakukan sekurang-kurangnya 3 menit setelah pemberian pengobatan medisinal. Pada kehamilan 32 minggu atau kurang, bila keadaan memungkinkan, terminasi ditunda 2 kali 24 jam untuk memberikan kortikosteroid.

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah suatu pendekatan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Walyani dan Purwoastuti,2015).

(27)

2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan a. Langkah I : Pengkajian

Data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2008).

1) Data Subjektif

Data Subjektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2008). a) Biodata

Isi biodata menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), adalah : (1) Nama : Dinyatakan dengan tujuan agar dapat

mengenal pasien dan tidak keliru dengan pasien lain.

(2) Umur : Utuk mengetahui faktor resiko dilihat dari umur pasien.

(3) Suku/ bangsa : Mempermudah dalam pelaksanaan

asuhan kebidanan untuk mengetahui faktor pembawaan atau ras.

(4) Agama : Untuk memberikan motivasi pasien

sesuai dengan agama yang dianut, agar petugas lebih mudah dalam pendekatan dan pemberian dorongan moril pada pasien.

(28)

(5) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan

yang nantinya penting dalam

memberikan pendidikan kesehatan

pasien sesuai dengan tingkat

pendidikannya agar motivasi yang diberikan petugas dapat diterima sesuai dengan pengetahuan.

(6) Pekerjaan : Untuk mengetahui tingkat sosial

ekonomi.

(7) Alamat : Untuk mengetahui dimana lingkungan

tempat tinggalnya dan untuk

mempermudah bila sewaktu-waktu

diperlukan. b) Keluhan Utama

Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke tempat bidan (Walyani, 2015). Ibu bersalin patologi dengan Pre

Eklamsia Berat yaitu : Ibu mengeluh lemah dan pusing, nyeri

epigastrum, pandangan mata kabur dan kadang muntah-muntah (Prawirohardjo, 2014)

c) Riwayat Kesehatan

Untuk mengetahui riwayat penyakit sekarang, dahulu, maupun penyakit sistemik seperti jantung, ginjal asma, TBC, hepatitis,

(29)

menurun/menular, riwayat keturunan kembar, dan riwayat epilepsi (Prawirohardjo, 2013).Pada kasus ibu bersalin dengan

Pre Eklamsia Berat memiliki riwayat penyakit hipertensi

(Rukiyah, 2015). d) Riwayat Perkawinan

Tanyakan status klien apakah sekarang ia sudah menikah atau belum menikah, lamanya dan berapa kali menikah (Walyani, 2015).

e) Riwayat Menstruasi

Data ini tidak secara langsung berhubungan, namun dari data yang bidan peroleh, bidan akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya (Sulistyowati, 2015). f) Riwayat Kehamilan Sekarang

Menurut Walyani (2015), riwayat kehamilan sekarang meliputi:

(1) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

Dapat digunakan untuk mengetahui umur kehamilan (2) Hari Perkiraan Lahir (HPL)

Untuk menghitung dan mengetahui perkiraan lahir dengan menggunakan rumus Naegele yaitu tanggal HPHT ditambah 7 dan bulan dikurangi 3.

(30)

(3) ANC ( Ante Natal Care )

Untuk mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak, sejak hamil berapa minggu, tempat ANC, berapa kali melakukan ANC selama kehamilan.

(4) Imunisasi TT

Untuk mengetahui pasien sudah mendapatkan vaksin TT berapa kali, kapan dan dimana mendapatkannya. Imunisasi TT diberikan 1x selama hamil dengan dosis 0,5 cc pada lengan atas. Apabila ibu belum pernah imunisasi TT atau masih ragu perlu diberikan TT sejak kunjungan 1 sebanyak 2x dengan jadwal minimal 1 bulan atau 4 minggu.

(5) Penyuluhan yang pernah didapat

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien. Penyuluhan yang didapat biasanya KIE tentang persiapan persalinan, tanda bahaya trimester III.

j) Riwayat Keluarga Berencana

Data ini mengkaji alat kontrasepsi yang digunakan serta untuk mengetahui keluhan yang dialami Ibu sebagai efek samping dari alat kontrasepsi yang digunakan.

k) Kebiasaan sehari-hari

Mengkaji pada makan Ibu meliputi frekuensi komposisi, kwantitas, serta jenis dan jumlah minuman. Hal ini untuk

(31)

mengetahui apakah gizi Ibu baik atau buruk, pola makan ibu teratur atau tidak. Kebiasaan sehari-hari meliputi :

(1) Nutrisi

Dalam nutrisi kita mengkaji pola makan. Hal ini apakah dapat mempengaruhi peningkatan berat badan dan pemenuhan nutrisi tubuh yang meliputi :

(a) Makanan : teratur atau tidak

(b) Frekuensi : sehari makan berapa kali Jenis :Sayur : macam-macam sayur apa saja

Lauk : macam-macam lauk apa saja Kuah : macam-macam kuah apa saja (2) Eliminasi

BAB harus ada dalam 3 hari post partum dan BAK harus sudah dilakukan spontan dalam 6 jam post partumyang meliputi :

(a) BAB/ BAK : dalam sehari berapa kali. (b) Konsistensi : lunak / cair.

(3) Istirahat

Istirahat yang cukup untuk mencegah terjadinya kelelahan yang berlebihan, tidur siang kurang 1 jam, tidur pada malam kurang lebih 7 jam.

(32)

(4) Aktifitas

Hal ini dikaji untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan ibu sehari-hari yang berpengaruh terhadap peningkatan berat badan. Apabila aktivitas yang terlalu berat dapat

menyebabkan kelelahan akan berdampak pada

perkembangan janin. l) Psikososial

Dikaji untuk mengetahui perubahan perasaan dan respon alami terhadap rasa lelah yang dirasakan, perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan kehamilan.

2) Data Objektif

Data objektif adalahdata yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat (Nursalam, 2009)

a) Pemeriksaan Fisik (1) Keadaan Umum

Keadaan umum pasien diamati mulai saat pertama kali bertemu dengan pasien, dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital. Keadaan Baik jika pasien memperlihatkan respons yang baik terhadap lingkungan dan orang lain, serta secara fisik tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan. Lemah jika pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ibu kurang atau memberikan respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain dan pasien sudah tidak mampu

(33)

lagi untuk berjalan sendiri (Rukiyah dan Yulianti, 2010).Pada ibu bersalin dengan Pre Eklamsia Berat umumnya keadaan umum nya menurun (Prawirohardjo, 2014).

(2) Kesadaran

Composmentis (sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua

pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya), apatis

(kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh), somnolen (keadaan kesadaran yang mau tidur saja, dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri tetapi jatuh tidur lagi), delirium, semi koma dan koma (kesadaran yang menyerupai koma) (keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsang apapun) (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Pada ibu bersalin dengan Pre Eklamsia Berat kesadaran composmentis (Prawirohardjo, 2014).

(3) Tanda-tanda vital

Tanda tanda vital yang diukur, meliputi: (a) Tekanan darah

Tekanan darah normal 110/60 – 140/90 mmHg (Waliyani & Purwoastuti, 2015). Pada Ibu bersalin

(34)

dengan Pre Eklamsia Berat memiliki tekanan darah ≥160/1100 mmHg (Nugroho, 2012).

(b) Suhu

Untuk mengetahui suhu badan apakah ada

peningkatan atau tidak jika ada dan lebih dari 38oC kemungkinan terjadi infeksi. Batas normal 37,5 - 38oC (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Pada ibu bersalin dengan Pre Eklamsia Berat apabila terjadi syok suhu tubuh 36,5oC - 37oC (Prawirohardjo, 2014). (c) Nadi

Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam 1 menit. Batas normal 60 – 80 x / menit (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Pada ibu bersalin dengan Pre

Eklamsia Berat apabila terjadi syok maka akan terjadi

takikardi yaitu nadi 80 – 90 x/menit (Prawirohardjo, 2014).

(d) Respirasi

Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam 1 menit. Batas normal 20-30 x/menit (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Pada ibu bersalin dengan Pre Eklamsia Berat apabila mengalami syok pernapasan 16 - 24 x/ menit (Prawirohardjo, 2014).

(35)

b) Pemeriksaan Sistematik

(1) Kepala :Untuk mengetahui bagaimana

keadaan kulit kepala pada rambut untuk menilai warna kelebatan, distribusi dan karakteristik lainnya (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

(2) Muka :Untuk mengetahui keadaan muka

pucat atau tidak, ada oedema dan

cloasma gravidarum atau tidak

(Walyani dan Purwoastuti, 2015). Pada ibu bersalin dengan Pre

Eklamsia Berat terjadi oedema pada

muka (Walyani, 2015).

(3) Mata :Untuk mengetahui apakah

konjungtiva pucat atau tidak, sklera ikterik atau tidak, mata cekung atau tidak (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

(4) Hidung :Untuk mengetahui apakah ada

benjolan atau tidak (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

(5) Mulut dan gigi :Untuk mengetahui apakah mulut bersih atau tidak, ada caries dan

(36)

karang gigi atau tidak (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

(6) Telinga :Bagaimana keadaan daun telinga,

liang telinga, ada serumen atau tidak (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

(7) Leher :Untuk mengetahui apakah ada

pembesaran kelenjar thyroid dan ada pembesaran kelenjar getah bening

atau tidak (Walyani dan

Purwoastuti, 2015).

(8) Dada :Untuk mengetahui apakah ada

kelainan bentuk atau tidak (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

(9) Mammae :Untuk mengetahui bentuk payudara

kanan dan kiri simetris atau tidak, ada kelainan atau ada bekas operasi

atau tidak (Walyani dan

Purwoastuti, 2015). c) Pemeriksaan khusus Obstetri (Lokalis)

(1) Abdomen

Ada bekas operasi atau tidak, hal ini untuk mengetahui adanya kelainan pada abdomen (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Jika pada ibu dengan Pre Eklamsia Berat perlu

(37)

diwaspadai adanya pembesaran tidak sesuai dengan umur kehamilan, karna pada bisa terjadi peningkatan berat badan 1 kg atau lebih setiap minggu.

(a) Inspeksi

Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan penglihatan dari ujung rambut sampai kaki (Walyani, 2015). (b) Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan kebidanan pada abdomen dengan menggunakan maneuver leopold untuk

mengetahui keadaan janin didalam abdomen

(Walyani, 2015). Pemeriksaan palpasi yaitu meliputi: Leopold I : Untuk menentukan tinggi fundus uteri.

Dengan demikian tua kehamilan dapat diketahui.

Leopold II : Untuk menentukan batas samping uterus dan dapat pula ditentukan letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong

dengan kepala. Letak memanjang

(38)

Leopold III : Untuk menentukan bagian apa yang terletak di sebelah bawah. Kepala sudah masuk panggul.

Leopold IV : Untuk menentukan berapa bagian dari kepala telah masuk ke dalam pintu atas panggul.

(c) Auskultasi

Auskultasi digunakan untuk mengetahui detak jantung

janin, lokasi punctum maksimum, tempat

frekuensinya, denyut jantung normal 120 – 160 x/menit (Walyani, 2015). Pada ibu dengan Pre

Eklmasia Berat perlu diwaspadai adanya komplikasi

denyut jantung janin yang abnormal yaitu <120 x/menit atau >160 x/menit.

(2) Genetalia

Apakah oedeme, verises, pengeluaran cairan dan kelainan atau tidak (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

(3) Anus :Untuk mengetahui adanya haemoroid atau kelainan (Walyani dan Purwoastuti, 2015).

(4) Ekstremitas : Apakah ada oedema varices, atau tidak, reflek patella positif / negatif (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Pada ibu bersalin dengan Pre Eklamsia Berat terjadi oedema pada tangan dan kaki (Walyani, 2015).

(39)

d) Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui kadar protein urin, pemeriksaan darah, hemoglobin dan hematokrit, trombosit (Nugroho, 2012).

2) Langkah II : Interpretasi data

Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa atau masalah yang spesifik (Walyani, 2015).

(1) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai kondisi klien berdasarkan hasil analisa yang diperoleh (Walyani, 2015).

Diagnosa :

Ny. XG..P..A..Umur .... tahun,dengan Pre Eklamsia Berat. Data Dasar :

(a) Data Subjektif

Menurut Nursalam (2009), data subjektif ibu bersalin patologi dengan Pre Eklamsia Berat yaitu : Ibu mengeluh lemah dan pusing, nyeri epigastrum, pandangan mata kabur dan kadang muntah-muntah (Prawirohardjo, 2014).

(b) Data Objektif a. Keadaan umum

(40)

b. Tanda – tanda vital

Tekanan darah : Pada kasus Pre Eklamsia Berat yaitu 160/110 mmHg (Nugroho, 2012).

Nadi : Pada kasus Pre Eklamsia Berat yaitu

80 – 90 x/menit (Prawirahardjo, 2014).

Suhu : Pada kasus Pre Eklamsia Berat yaitu

36,5oC – 37oC (Prawirohardjo, 2014). Respirasi : Pada kasus Pre Eklamsia Berat yaitu

16 – 24 x/menit (Prawirohardjo, 2014). c. Pemeriksaan penunjang: Proteinurine + 4

d. Urin: produksi urin lebih dari 100 cc/4 jam (Rukiyah & Yulianti, 2015).

e. Ekstremitas muka, tangan dan kaki oedema (Walyani, 2015).

(2) Masalah

Permasalahan yang muncul berdasarkan dari pernyataan pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Masalah yang mungkin timbul pada ibu bersalin patologi dengan Pre Eklamsia Berat adalah nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, gangguan kesadaran (Prawirohardjo, 2014)

(3) Kebutuhan

Berdasarkan atas keadaan umum dan keadaan fisik ibu biasanya dibutuhkan konseling lebih lanjut (Marmi, 2012). Kebutuhan untuk

(41)

Ibu bersalin patologi dengan Pre Eklamsia Berat yaitu support mental dari keluarga, miring kiri dan istirahat cukup.

3) Langkah III : Diagnosa Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang ada dan membutuhkan penanganan segera untuk mengatasi kemungkinan buruk yang timbul (Walyani, 2015).

Diagnosa potensial pada pasien dengan Pre Eklamsia Beratadalah Eklamsia (Sukarni dan Sudarti,2014).

4) Langkah IV : Antisipasi dan Tindakan Segera

Tindakan segera oleh bidan dan/dokter untuk konsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain (Waliyani, 2015). Pada kasus ibu Pre Eklamsia Berat yaitu dosis awal berikan 4 gram MgSO4 secara IV (40% dalam 10 cc) selama 15 menit dan dosis pemeliharaan berikan infus 6 gram dalam larutan Ringer/6 jam atau diberikan 4 atau 5 gram secara IM selanjutnya diberikan 4 gram IM tiap 4-6 jam (Prawirohardjo, 2014).

5) Langkah V : Rencana Tindakan

Pada langkah ini untuk merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien dan keluarga kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya (Walyani, 2015).

(42)

Menurut Nugroho (2012), pengelolaan Pre Eklamsia Berat yaitu: 1) Tirah baring ke kiri secara intermitten.

2) Infus Ringer Laktat atau Ringer Dekstrose 5%.

3) Pemberian anti kejang/anti konvulsan magnesium sulfat (MgSO4) sebagai pencegahan dan terapi kejang.

Syarat pemberian MgSO4:

a) Frekuensi pernapasan minimal 16x/menit. b) Reflek patella (+)

c) Urin minimal 30 mL/jam dalam 4 jam terakhir atau 0,5mL/KgBB/jam

d) Siapkan ampul Kalsium Glukonas 10% dalam 10 mL Cara pemberian MgSO4:

Dosis awal: 4 gram MgSO4 IV (40% dalam 10cc) selama 15 menit. Dosis pemeliharaan: Diberikan infuse 6 gram dalam larutan Ringer/6 jam atau diberikan 4 atau 5 gram IM. Selanjutnya diberikan 4 gram IM tiap 4-6 jam (Prawirohardjo, 2014).

4) Anti hipertensi, diberikan bila tensi ≥ 180/110 mmHg Jenis obat antihipertensi yang diberikan di Indonesia adalah: Nifedipin, dosis awal 10-20 mg, diulangi 30 menit bila perlu. Dosis maksimum 120 mg per 24 jam. Nifedipin tidak boleh diberikan sublingual karena efek vasodilatasi sangat cepat, sehingga hanya boleh diberikan per oral (Prawirohardjo, 2014).

(43)

6) Langkah VI : Penatalaksanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman (Walyani, 2015).

Menurut Nugroho (2012), pengelolaan Pre Eklamsia Berat yaitu: 1) Tirah baring ke kiri secara intermitten.

2) Infus Ringer Laktat atau Ringer Dekstrose 5%.

3) Pemberian anti kejang/anti konvulsan magnesium sulfat (MgSO4) sebagai pencegahan dan terapi kejang.

Syarat pemberian MgSO4:

a) Frekuensi pernapasan minimal 16x/menit. b) Reflek patella (+)

c) Urin minimal 30 mL/jam dalam 4 jam terakhir atau 0,5mL/KgBB/jam

d) Siapkan ampul Kalsium Glukonas 10% dalam 10 mL Cara pemberian MgSO4:

Dosis awal: 4 gram MgSO4 IV (40% dalam 10cc) selama 15 menit.

Dosis pemeliharaan: Diberikan infuse 6 gram dalam larutan Ringer/6 jam atau diberikan 4 atau 5 gram IM. Selanjutnya diberikan 4 gram IM tiap 4-6 jam (Prawirohardjo, 2014).

4) Anti hipertensi, diberikan bila tensi ≥ 180/110 mmHg Jenis obat antihipertensi yang diberikan di Indonesia adalah:

(44)

Nifedipin, dosis awal 10-20 mg, diulangi 30 menit bila perlu. Dosis maksimum 120 mg per 24 jam. Nifedipin tidak boleh diberikan sublingual karena efek vasodilatasi sangat cepat, sehingga hanya boleh diberikan per oral (Prawirohardjo, 2014). 7) Langkah VII : Evaluasi

Melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan diagnosa atau masalah (Walyani, 2015). Evaluasi akhir pada kasus ibu bersalin patologi dengan Pre Eklamsia Berat yaitu agar tidak terjadi Eklamsia.

b) DATA PERKEMBANGAN S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien melalui anamnesa.

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisan dan fisik klien, hasil lab dan test diagnostic lain dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assessment.

A :Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi :

(45)

1. Diagnosa atau masalah

2. Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial

3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter konsultasi atau kolaborasi

P :Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.

c) Landasan Hukum

Menurut Kemenkes Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 Asuhan Selama Persalinan dan Kelahiran.

Kompetensi ke-4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.

Pengetahuan Dasar 1. Fisiologi persalinan.

2. Indikator tanda-tanda mulai persalinan.

3. Kemajuan persalinan normal dan penggunaan partograf atau alat serupa.

4. Penilaian kesejahteraan janin dalam masa persalinan. 5. Penilaian kesejahteraan ibu dalam masa persalinan.

(46)

6. Pengelolaan dan penatalaksanaan persalinan dengan kehamilan normal dan ganda.

7. Pemberian kenyamanan dalam persalinan, seperti : kehadiran keluarga pendamping, pengaturan posisi, hidrasi, dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat.

8. Pemenuhan kebutuhan fisik bayi baru lahir meliputi pernapasan, kehangatan, dan memberikan ASI/PASI eksklusif 6 bulan.

9. Pentingnya pemenuhan kebutuhan emosional bayi baru lahir, jika memungkinkan antara lain kontak kulit langsung, kontak mata antar bayi dan ibunya bila memungkinkan.

10. Manajemen fisiologi kala III.

11. Membeikan suntikan intra muscular meliputi : uterotonika, antibiotika, dan sedative.

12. Indikasi tindakan kegawatdaruratan kebidanan seperti : distosia bahu, asfiksia neonatal, retensio plasenta, perdarahan karena atonia uteri dan mengatasi renjatan.

13. Indikasi tindakan operatif pada persalinan misalnya gawat janin, CPD. 14. Prinsip manajemen kala III secara fisiologis.

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Studi Kasus

Jenis studi yang digunakan adalah metode observasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode observasional yaitu suatu penelitian terhadap sekelompok objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu , tetapi tidak seluruh objek diteliti, tetapi hanya melalui perwakilan dari seluruh objek tertentu (Notoatmodjo, 2010). Metode deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus adalah melakukan penelitian dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal dapat berarti satu orang atau sekelompok yang terkena masalah (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus yang digunakan penulis dalam membuat studi kasus ini adalah dengan menggunakan asuhan kebidanan menurut tuuh langkah Varney dari pengkajian sampai dengan evaluasi dan data perkembangan menggunakan SOAP.

B. Lokasi Studi Kasus

Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2009). Tempat pengambilan kasus ini dilaksanakan di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

(48)

C. Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah orang yang akan dijadikan subjek untuk dilakukan studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Subjek studi kasus ini adalah ibu bersalin Ny.L G1P0A0 umur 23 tahun dengan Pre Eklamsia Berat.

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus merupakan batas waktu dimana pengambilan kasus diambil (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan kasus ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 – Juni 2017.

E. Instrumen Studi Kasus

Alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian ini dapat berupa kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, asuhan kebidanan dengan 7 langkah varney, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh terbagi atas dua jenis data, yaitu: 1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari pengukuran tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan darah responden dan data hasil perhitungan indeks massa tubuh yaitu dengan membagi berat badan dengan tinggi badan kuadrat (Setiawan dan Saryono, 2011).

(49)

2. Data sekunder

Data sekunder adalah pustaka yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti buku teks, indeks, ensiklopedia, dan lain-lain (Hidayat, 2014).

G. Alat-alat yang Dibutuhkan

Dalam pelaksanaan studi kasus penulis menggunakan alat-alat sebagai berikut:

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data (wawancara) : a. Format pengkajian ibu bersalin

b. Buku tulis dan alat tulis

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan dan observasi a. Spignomanometer

b. Stetoskop c. Thermometer

d. Timbangan berat badan e. Pengukur tinggi badan f. Doppler g. Partus set h. Jangka panggul i. Sarung tangan j. Jam tangan k. Patella hammer

(50)

3. Alat dan bahan untuk melakukan pemeriksaan protein urin a. Asam asetat 5 %

b. Tabung dan rak c. Kertas saring d. Pipet

e. Penjepit f. Korek api

4. Alat dan bahan dalam pengambilan data :

a. Format pengkajian asuhan kebidanan ibu bersalin b. Buku tulis

c. Bolpoin

H. Jadwal studi kasus

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan darui mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut.

(51)

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA Ny.L G1P0A0

UMUR 23 TAHUN DENGAN PRE-EKLAMSIA BERAT (PEB) DI RSUD dr.SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Ruang : VK

Tanggal masuk : 29 Maret 2017 No. Register : 482927

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI

1. Nama : Ny.L Nama : Tn.R

2. Umur : 24 Tahun Umur : 24 Tahun

3. Agama : Islam Agama : Islam

4. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

5. Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTA

6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

7. Alamat : Kroyo Rt 02/01, Karang Malang, Sragen

(52)

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

Tanggal: 29 Maret 2017 Pukul: 02.30 WIB

1. Alasan utama pada waktu masuk: Ibu mengatakan merasakan kenceng-kenceng menjalar sampai ke pinggang.

2. Tanda-tanda persalinan

a. Kontraksi sejak tanggal 28 Maret 2017 pukul 22.30 WIB Frekuensi 2x setiap 10 menit, lamanya 15detik

Kekuatan kuat lokasi nyeri perut bagian bawah menjalar hingga ke pinggang.

3. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur 12 tahun b. Siklus : Ibu mengatakan siklus ±28 hari

c. Lama : Ibu mengatakan lama haid ±7 hari

d. Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 3x sehari e. Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur tiap bulan f. Sifat darah : Ibu mengatakan darah haidnya sedikit

menggumpal

g. Dismenorhoe : Ibu mengatakan tidak nyeri saat haid sampai mengganggu aktifitas

4. Riwayat perkawinan

a. Status perkawinan : Sah, kawin : 1 kali

b. Kawin/menikah : umur 22 tahun, suami umur 22 tahun

(53)

5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu N o Tgl/Th Partus Tempat partus UK Jenis partus Penolo ng

Anak Nifas Keadaan

Anak Sekarang

JK BB PB

Kead Lakt

1. Hamil Sekarang

6. Riwayat hamil ini

a. HPHT :Ibu mengatakan tanggal 28 Juni 2016 b. HPL :Ibu mengatakan tanggal 05 April 2017 c. Keluhan pada

Trimester I : Ibu mengatakan mual pada pagi hari

Trimester II :Ibu mengatakan mudah lelah dan sering pusing Trimester III : Ibu mengatakan mudah lelah, sering pusing,

badan lemas, bengkak pada tangan dan kaki d. ANC :10 kali teratur di Bidan dan Dokter dilihat dari

buku KIA

Trimester I : Periksa 2 kali pada UK 8 minggu dan 12 minggu.

Trimester II : Periksa 3 kali pada UK 16 minggu, 20 minggu dan 24 minggu

Trimester III : Periksa 5 kali pada UK 28 minggu, 30 minggu, 32 minggu, 35 minggu dan 37 minggu

(54)

e. Penyuluhan yang pernah didapat :Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang obat penambah darah dan tanda bahaya kehamilan.

f. Imunisasi TT : Ibu mengatakan TT sebanyak 2 kali

TT1 : Saat capeng

TT2 : Saat hamil ini UK 20 minggu

7. Riwayat Keluarga Berencana

a. Metode yang pernah dipakai : Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun.

b. Keluhan selama pemakaian kontrasepsi : - 8. Riwayat penyakit

a. Riwayat penyakit sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit apapun termasuk batuk, pilek b. Riwayat penyakit sistemik

Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada dada bagian kiri dan mudah lelah saat beraktifitas ringan Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada punggung

kanan atau kiri dan tidak pernah sakit saat BAK Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak napas TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk >2 minggu Hepatitis : Ibu mengatakan pada kuku, mata dan kulit tidak

pernah terlihat kuning

(55)

berlebihan pada malam hari dan tidak sering BAK Hipertensi : Ibu mengatakan tekanan darahnya tidak pernah

lebih dari 140/90 mmHg

Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai mengeluarkan busa dari mulut

Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita sakit Apapun

9. Pola kebiasaan sehari-hari a. Nutrisi

Makan dan minum terakhir pukul : Ibu mengatakan makan dan minum terakhir pukul 04.00 WIB

Jenis makanan dan minuman : Ibu mengataakan jenis makanan nya nasi + sayur, dan minum teh hangat

b. Personal Hygiene : Ibu mengatakan mandi terakhir pukul 16.00 WIB

c. Eliminasi

BAB terakhir pukul : Ibu mengatakan BAB terakhir pukul 16.00 WIB

BAK terakhir pukul : Ibu mengatakan BAK terakhir pukul 04.00 WIB

d. Aktifitas : Ibu megatakan sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah dibantu suami

(56)

e. Istirahat/tidur : Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam dan tidur malam ±8 jam

f. Psikososial budaya

1) Perasaan menghadapi persalinan ini : Ibu mengatakan merasa sedikit cemas 2) Kehamilan ini direncanakan/tidak :

Ibu mengatakan direncanakan

3) Dukungan keluarga :

Ibu mengatakan semua keluarga mendukung 4) Keluarga lain yang tinggal serumah :

Ibu mengatakan hanya tinggal dengan suami

5) Pantangan makanan :

Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan 6) Kebiasaan adat-istiadat :

Ibu mengatakan ada adat-istiadat mitoni g. Penggunaan obat-obatan, jamu/rokok :

Ibu mengatakan hanya mengonsumsi obat yang diberikan oleh Bidan dan Dokter, tidak mengonsumsi jamu apapun dan tidak pernah merokok.

h. Merokok :

Ibu mengatakan tidak pernah merokok dan suaminya tidakmerokok.

(57)

C. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif) 1. Status generalis

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis c. TTV : TD: 180/120 mmHg R: 18x/menit N : 82x/menit S: 36,9oC d. TB : 160 cm e. BB sebelum hamil: 50 kg f. BB sekarang : 70 kg g. LILA : 26 cm 2. Pemeriksaan Sistematis a. Kepala

1) Rambut : Bersih, hitam, tidak mudah rontok 2) Muka : Bersih, tidak oedema

3) Mata

a) Oedeme : Tidak oedema b) Conjungtiva: Merah muda c) Sklera : Putih

4) Hidung : Bersih, bersih, tidak ada benjolan 5) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen

6) Mulut/gigi/gusi: Bersih, bibir tidak pucat, gigi tidak caries, gusi tidak mudah berdarah, tidak ada stomatitis

(58)

b. Leher

1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran

2) Tumor : Tidak ada tumor

3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran c. Dada dan axilla

1) Dada 2) Mammae

a) Membesar : Membesar normal

b) Tumor : Tidak ada

c) Simetris : Simetris kanan dan kiri

d) Areola : Hyperpigmentasi

e) Puting Susu : Menonjol f) Kolostrum : Belum keluar 3) Axilla

a) Benjolan : Tidak ada benjolan

b) Nyeri : Tidak nyeri tekan

d. Ekstremitas

1) Atas : Simetris kanan dan kiri, oedema,

jari-jari tangan lengkap 2) Bawah

a) Varises : Tidak ada varises

b) Oedeme : Oedema

(59)

d) Kuku : Bersih, tidak pucat 3. Pemeriksaan Khusus Obstetri

a. Abdomen 1) Inspeksi

a) Pembesaran perut :Sesuai umur kehamilan

b) Bentuk perut : Memanjang

c) Linea alba/nigra : Linea alba d) Strie albican/livide : Strie livide

e) Kelainan : Tidak ada

f) Pergerakan janin : Tidak terlihat 2) Palpasi

a) Pergerakan janin : Saat pemeriksaan tidak ada pergerakan janin

b) Kontraksi : 2 kali dalam 10 menit selama 15 detik

c) Leopold I : TFU 31 cm, bagian teratas janin teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)

d) Leopold II : Kanan: Teraba panjang, keras seperti papan (punggung) -Kiri: Teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas)

(60)

(kepala)

f) Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP 4/5 bagian

g) Tfu mc donald : 31 cm

h) TBJ : (TFU-11) x 155=

(31-11) x 155= 3.100 gram 3) Auskultasi

DJJ punctum maximum: Bagian kanan bawah pusat ibu Frekuensi : 139x/menit

Teratur/tidak : Teratur b. Pemeriksaan panggul

1) Kesan Panggul :Tidak dilakukan 2) Distantia Spinarum :Tidak dilakukan 3) Distantia Cristarum : Tidak dilakukan 4) Conjugata Eksterna : Tidak dilakukan 5) Lingkar Panggul : Tidak dilakukan c. Anogenital

1) Vulva vagina

a) Varises : Tidak ada varices

b) Luka : Tidak ada luka

c) Kemerahan : Tidak ada kemerahan

d) Nyeri : Tidak ada nyeri

(61)

2) Perineum

a) Bekas Luka : Tidak ada bekas luka b) Lain-lain : Tidak ada

3) Anus

a) Haemorhoid : Tidak ada b) Lain-lain : Tidak ada 4) Inspekulo

a) Vagina :Tidak dilakukan

b) Portio :Tidak dilakukan

5) Vagina Toucher

a) Pembukaan : 2 cm

b) Portio : Lunak

c) Ketuban : Utuh

d) Presentasi : Kepala

e) Posisi : UUK jam 12

f) Penurunan : Hodge I 4/5 bagian 4. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium : Hb: 11,2 gr/dL Golongan darah: O HBsAg : Negatif (-) Protein urin: +2 b. Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan

(62)

II. INTERPRETASI DATA (KALA I-KALA IV)

A. DIAGNOSA KEBIDANAN

Ny. L G1P0A0Umur 24 tahun, hamil 39+1 minggu, janin Tunggal, Hidup, Intrauteri, Letak Memanjang, Punggung Kanan, Presentasi Kepala, Bagian Terbawah Janin Sudah Masuk PAP, inpartu kala 1 fase laten dengan Pre-Eklamsia Berat(PEB).

Data Dasar

DS : 1. Ibu mengatakan bernama Ny.L umur 24 tahun

2. Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya dan belum pernah keguguran

3. Ibu mengatakan kenceng-kenceng sejak tanggal 28-03-2017 pukul 23.30 WIB

DO : 1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD: 180/120 mmHg R: 18x/menit

N : 82x/menit S: 36,9oC

4. TFU : 31 cm

5. Leopold I : TFU 31 cm, bagian teratas janin teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong). Leopold II : Kanan: Teraba panjang, keras seperti

papan (Punggung)

Kiri: Teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas)

(63)

Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting(kepala) Leopold IV : Bagian terbawah sudah masuk PAP 4/5

bagian

6. Ekstremitas : Oedema pada atas dan bawah

7. Pembukaan : 2 cm

8. DJJ : 140x/menit

9. Protein Urine : +2 B. Masalah

Ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya C. Kebutuhan

Suport mental dan berikan makanan dan minuman untuk kekuatan

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Tanggal : 29 Maret 2017 Pukul: 02.50 WIB

Potensial terjadi Eklamsia

IV. TINDAKAN SEGERA

Tanggal : 29 Maret 2017 Pukul : 02.55 WIB 1.Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi:

Memasang infuse RL drip oksitosin 5 IU 20 tpm

Injeksi 4gram MgSO4 secara IV (40% dalam 10 cc)selama 15 menit Injeksi Dexamethason 1 ampul secara IV

(64)

V. PERENCANAAN

Tanggal : 29 Maret 2017 Pukul : 03.00 WIB 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan dan keadaannya sekarang

2. Observasi KU, Nadi, Suhu tiap 2 jam, DJJ dan Kontraksi tiap 30 menit, pemeriksaan dalam tiap 4 jam dan Teknan Darah tiap 15 menit

3. Lakukan inform consent atas tindakan yang akan dilakukan 4. Beri terapi obat sesuai advice dokter SpOG

Nifedipin 3x1 hari @10mg per oral 5. Anjurkan tirah baring miring kiri

6. Anjurkan keluarga untuk memberi makan dan minum disela-sela kontraksi

7. Siapkan perlengkapan ibu dan bayi 8. Observasi kemajuan persalinan

VI. PELAKSANAAN Tanggal : 29 Maret 2017

1. Pukul 03.10 WIB : Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan keadaannya sekarang bahwa dari hasil pemeriksaaan laboratorium protein urin ibu +2 dan ibu mengalami tanda bahaya kehamilan yaitu

pre eklamsiaBerat (PEB)

2. Pukul 03.13 WIB : Melakukan observasi tekanan darah ibu tiap 15 menit, DJJ dan kontraksi tiap 30 menit dan pemeriksaan dalam tiap 4 jam/jika ada indikasi.

(65)

3. Pukul 03.16 WIB : Melakukan inform consent pada ibu/keluarga atas tindakan yang akan dilakukan

4. Pukul 03.18 WIB : Memberi terapi obat Nifedipin 10mg/oral

5. Pukul 03.30 WIB : Menganjurkan ibu tirah baring miring ke kiri agar oksigen ke bayi lancar

6. Pukul 03.32 WIB : Menganjurkan keluarga untuk memberi makan dan minum kepada ibu disela-sela kontraksi

7. Pukul 03.33 WIB : Menyiapkan perlengkapan baju ibu dan bayi 8. Pukul 03.35 WIB : Melakukan pemantauan kemajuan persalinan

VII. EVALUASI

Tanggal : 29 Maret 2017

1. Pukul 03.11 WIB : Ibu sudah mengerti tentang keadaan nya sekarang 2. Pukul 03.15 WIB : Tekanan darah ibu 180/120 mmHg, DJJ

139x/menit, kontraksi 2x10’15”, VT 2 cm

3. Pukul 03.17 WIB : Suami telah melakukan persetujuan inform consent 4. Pukul 03.29 WIB : Infus RL drip oksitosin 5 IU masih dipasang,

Nifedipin, injeksi Dexamethason dan Injeksi MgSO4 4gram telah diberikan

5. Pukul 03.31 WIB : Ibu bersedia tirah baring miring kekiri

6. Pukul 03.29 WIB : Keluarga bersedia memberikan makan dan minum disela-sela kontraksi

7. Pukul 03.34 WIB : Perlengkapan ibu dan bayi telah disiapkan 8. Pukul 03.36 WIB : Kemajuan persalinan sedang dalam pantauan.

(66)

DATA PERKEMBANGAN I (KALA II)

Tanggal : 29 Maret 2017 Pukul: 09.00 WIB

Subjektif:

1. Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng semakin teratur 2. Ibu mengatakan seperti ingin BAB

3. Ibu mengeluh ingin meneran

Objektif:

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD: 140/90 mmHg R: 20x/menit

N:80x/menit S:36,9oC

4. Kontraksi 4x setiap 10 menit selama 45 detik

5. DJJ : 140x/menit

6. Tanda gejala kala II

a. Dorongan ingin meneran b. Tekanan pada vulva dan anus c. Perineum menonjol

d. Vulva dan sfingter ani membuka 7. VT

(67)

b. Portio : Tidak teraba

c. Ketuban : Pecah pukul 08.45 WIB, (-) Jernih d. Presentasi : Kepala

e. Posisi : UUK jam 12

f. Penurunan : Hodge IV

g. PPV : Air ketuban + lendir darah

8. Masih terpasang infus ditangan kiri

Assesment:

Ny.L G1P0A0 Umur 32 tahun hamil 39+1 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, inpartu kala II dengan Riwayat Pre Eklamsia Berat (PEB)

Planning:

Tanggal : 29 Maret 2017 Pukul: 09.02 WIB

1. Pukul 11.02 WIB Memimpin Persalinan

a. Meletakkan handuk bersih diatas perut ibu (untuk mengeringkan bayi) jika kepala bayi telah berada didepan vulva dengan diameter 5-6 cm. b. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. c. Memakai sarung tangan DTT

d. Setelah kepala bayi tampak dengan diameter 5-6 cm didepan vulva maka lindungi perineum dengan tangan kanan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan kiri berada di vertek untuk mencegah

Referensi

Dokumen terkait