KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan D3 Kebidanan
Disusun Oleh:
Eka Meilasari
NIM B14014
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yangberjudul: “Asuhan kebidanan ibu nifas patologi pada Ny.S P1A0 Umur 33 Tahun dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi Tugas Akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep. Ns., M,kep selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi D3 Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Dr. Wiwiek Irawati, M.Kes, selaku direktur RSU Assalam Gemolong Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Ibu Ririn Hestiana Dewi, Amd.Keb, selaku kepala bangsal nifas RSU Assalam
Gemolong Sragen yang telah membantu dalam pengambilan kasus.
v
7. Seluruh Dosen dan staff Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sebelumnya, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juli 2017 Penulis
vi
Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017
Eka Meilasari B14014
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PATOLOGI PADA
NY. S
UMUR 33 TAHUN DENGAN HIPERTENSI
DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN
Xi + 84 halaman + 16 lampiranINTISARI
Latar Belakang : Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
2015, angka kematian ibu dari 359/100.000 kelahiran hidup mengalami penurunan menjadi 305/100.000 kelahiran hidup (Dinkes RI, 2015). Hipertensi adalah salah satu penyebab kematian ibu, terutama pada nifas dengan hipertensi. Hipertensi pada ibu nifas apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan preeklamsia. Berdasarkan data pada RSU Assalam Gemolong Sragen bulanOktober 2015 – Oktober 2016 didapatkan data ibu nifas dengan hipertensi sebesar 166 (13,08 %) kasus menjadi penyebab nomor 4 tertinggi nifas patologi di RSU Assalam Gemolong Sragen.
Tujuan : Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
Hipertensi dengan menggunakan manajemen asuhan 7 langkah varney sesuai kompetensi dan wewenang bidan, serta mampu menganalisa antara teori dan kasus nyata dilapangan.
Metode Penelitian : Studi kasus menggunakan metode deskriptif lokasi studi
kasus di RSU Assalam Gemolong Sragen, subyek kasus ibu nifas Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi, waktu studi kasus pada tanggal 5 Mei 2017 – 15 Mei 2017 teknik pengumpulan data yaitu data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, observasi dan data sekunder yang meliputi studi kasus kepustakaan dan studi kasus dokumentasi.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. S P1A0 umur 33 tahun
dengan hipetensi selama 3 hari di rumah sakit dan kunjungan ulang setelah 7 hari dirumah sakit didapatkan hasil yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,3oC, nadi 78 x/menit, pernapasan 20 x/menit, ibu sudah tidak ada keluhan. Terdapat penurunan tekanan darah dari 180/100mmHg menjadi 120/80 mmHg.
Kesimpulan : Pada kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dalam
terapi metildopa karena tidak diberikan namun kesenjangan tersebut tidak mempengaruhi keadaan pasien.
Kata Kunci : Nifas, Hipertensi.
vii
MOTTO
1. Barangsiapa keluar (pergi) untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah sehingga kembali (HR. Tirmidzi).
2. Jangan pernah bosan untuk mengasah kepandaian karena punggung pisau pun jika diasah akan menjadi tajam.
3. Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles). 4. Apabila anda berbuat kebaikan terhadap orang lain, maka anda telah berbuat
baik terhadap diri sendiri (Benyamin Franklin).
5. Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh (Confucius).
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
2. Bapak dan ibu tercinta, dan adik-adikku tersayang terima kasih atas doa, dukungan dan semangat yang diberikan selama ini.
3. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT., M.Kes dan Ibu Ernawati, SST., M.Kes terima kasih karena sudah dengan sabar membimbing dan memberikan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
4. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Eka Meilasari
Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 17 Mei 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Kp. Rawa Bambu Rt 03/ Rw 16 No. 58
Riwayat Pendidikan
1. SDN Harja VII Bekasi LULUSAN TAHUN 2007
2. SMPN 25 Bekasi LULUSAN TAHUN 2010
3. SMK Mandiri Bekasi LULUSAN TAHUN 2013
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
INTISARI ... vi
MOTO ... vii
CURICULUM VITAE ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Studi Kasus ... 4
D. Manfaat Studi Kasus ... 5
E. Keaslian Studi Kasus ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ... 8
B. Teori Manajemen Kebidanan ... 19
C. Landasan Hukum ... 38
BABA III METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus ... 40
B. Lokasi Studi Kasus ... 40
C. Subjek Studi Kasus ... 40
D. Waktu Studi Kasus ... 41
E. Instrumen Studi Kasus ... 41
F. Teknik Pengumpulan Data ... 41
G. Alat-alat yang Diperlukan ... 44
x
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ... 46 B. Pembahasan ... 76 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 82 B. Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Pengunaan Lahan Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Pasien Lampiran 7. Persetujuan Pasien (Informed Consent) Lampiran 8. Lembar Observasi
Lampiran 9. Satuan Acara Penyuluhan Macam-macam KB Lampiran 10. Leafleat Macam-macam KB
Lampiran 11. Satuan Acara Penyuluhan Gizi Ibu Nifas Lampiran 12. Leafleat Gizi Ibu Nifas
Lampiran 13. Satuan Acara Penyuluhan Perawatan Payudara Lampiran 14. Leafleat Perawatan Payudara
Lampiran 15. Dokumentasi Studi Kasus Lampiran 16. Lembar Konsultasi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka kematian ibu (AKI). AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, angka kematian ibu dari 359/100.000 kelahiran hidup mengalami penurunan menjadi 305/100.000 kelahiran hidup (Dinkes RI, 2015). Di provinsi Jawa Tengah AKI juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 126,55/100.000 kelahiran hidup atau 711 kasus menjadi 111,16/100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 619 kasus (Dinkes Jateng, 2015). Penyebab dari kematian maternal yang disebabkan oleh perdarahan sebesar (21,14%), hipertensi (24,22%), infeksi (2,76%), gangguan sistem perdarahan (8,52%), dan lain-lain (40,49%) (Dinkes Jateng, 2015).
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada masa nifas terjadi 24 jam
pertama setelah melahirkan, diantaranya disebabkan oleh komplikasi masa nifas (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
Bidan memiliki peranan penting dalam pemberian asuhan postpartum yaitu memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas, mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan, memberikan konseling untuk ibu dan keluarga mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Komplikasi yang sering terjadi pada masa nifas (postpartum) adalah hipertensi, preeklamsi, infeksi masa nifas dan kelainan psikologis (Achyar dan Rofiqoh, 2016). Hipertensi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah yaitu tekanan darah sistolik lebih dari 140/90 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Gejala yang muncul pada hipertensi adalah nyeri kepala, kadang-kadang disertai mual dan muntah, penglihatan kabur. Sedangkan penyebab kejadian hipetensi yaitu keturunan atau genetic, obesitas, stress, dan pola makan yang salah (Rukiyah dan Yulianti, 2010). Potensial yang akan terjadi apabila penanganan ibu nifas dengan hipertensi tidak segera ditangani akan terjadi preeklamsi (Prawirohardjo, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan di RSU Assalam Gemolong Sragen pada tanggal 5 Desember 2016, diperoleh data dari rekam medik bulan Oktober 2015 – Oktober 2016, ibu nifas normal sebanyak 983 (43,65 %) sedangkan ibu nifas patologi sebanyak 1269 (56,35 %). Dari ibu nifas patologi 1269 tersebut sebanyak 424 (33,41 %) ibu nifas mengalami perdarahan, 288 (22,70 %) ibu nifas mengalami infeksi luka jahitan, 189 (14,89 %) ibu nifas mengalami preeklamsi ringan, 166 (13,08 %) ibu nifas mengalami hipertensi, 97 (7,64 %) ibu nifas mengalami preeklamsi berat, 37 (2,92 %) ibu nifas mengalami puting susu lecet, 35 (2,76 %) ibu nifas menglami anemia, 33 (2,60 %) ibu nifas mengalami bendungan payudara.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa masih banyak ibu nifas yang mengalami hipertensi, dimana nifas dengan hipertensi perlu segera ditangani, maka penulis tertarik untuk melakukan pengkajian lebih lanjut tentang “Asuhan kebidanan ibu nifas patologi pada Ny.S P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong Sragen”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny.S P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong Sragen?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Umum
Penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny.S P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Hellen Varney.
2. Khusus
a. Penulis Mampu :
1) Melakukan pengkajian data pada ibu nifas Ny.S P1A0 dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong Sragen.
2) Menginterprestasikan data yang meliputi diagnosa, masalah, kebutuhan pada Ny.S P1A0 dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong Sragen.
3) Menentukan diagnosa potensial yang timbul padaNy.S P1A0 dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong Sragen.
4) Menentukan tindakan segera padaNy.S P1A0 dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong Sragen.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan padaNy.S P1A0 dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong Sragen.
6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan padaNy.S P1A0 dengan hipetensi sesuai pelayanan secara efisien dan aman di RSU Assalam Gemolong Sragen.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan padaNy.S P1A0 dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong Sragen.
b. Menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada Ny.S P1A0 dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong Sragen.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penulis dapat memperoleh pengalaman nyata, menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di institusi pendidikan dan melaksanakan menajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan hipertensi.
2. Bagi Profesi
Dapat dijadikan masukan tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat, cepat dan komprehensif terutama pada ibu nifas dengan hipertensi.
3. Bagi Institusi dan Instansi a. Pendidikan
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang ibu nifas dengan hipertensi dan sebagai referensi mengenai asuhan kebidanan ibu nifas dengan hipertensi.
b. RSU Assalam Gemolong Sragen
Hasil studi diharapkan dapat bermanfaat bagi instansi untuk dapat mengoptimalkan mutu pelayanan kebidanan tentang asuhan kebidanan
ibu nifas dengan hipertensi dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mengenai manajemen kebidanan.
E. Keaslian Penelitian
Studi kasus ini, sudah pernah dilakukan oleh :
1. Angraini (2014), dari STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul “Asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. H P3A0 Umur 23 tahun dengan hipertensi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta”. Pada penelitian ini, asuhan yang diberikan pada Ny. H yaitu melakukan pemeriksaan vital sign terutama tekanan darah, memberitahu ibu tentang keadaan yang dialami, menganjurkan ibu untuk banyak istirahat, menganjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang mengandung garam, memperbanyak makan buah dan sayuran, mengobservasi perdarahan pervaginam, melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi oral Vitamin A 1 x 200.000 IU, Amoxillin 1 x 500mg, Nefedipin 1 x 10mg, Metil Dopamine 1 x 250mg. Hasilnya setelah dilakukan asuhan selama 2 hari, hipertensi dapat disembuhkan.
2. Annisa Nurul Ihsani (2014), dari Universitas Sebelas Maret dengan judul “Asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. S P2A0 dengan hipertensi di Pandan Arang Boyolali”. Pada penelitian ini, asuhan yang diberikan pada Ny. S yaitu melakukan pemeriksaan vital sign, KU, kontraksi, PPV, TFU, memberitahu ibu tentang keadaan yang dialami, anjurkan ibu untuk
mobilisasi dini, melakukan advice dokter SpOG pemberian terapi oral Amoxillin 1 x 500 mg, Nefedipin 10 mg per 8 jam, memberikan konseling KIE tentang alat kontrasepsi, mendokumentasikan tindakan dan hasil pemeriksaan. Hasilnya setelah dilakukan asuhan selama 3 hari, hipertensi dapat disembuhkan.
Dari studi kasus sebelumnya dan sekarang terdapat persamaan dan perbedaan. Adapun persamaan dengan studi kasus yang penulis lakukan dengan keaslian yaitu terletak pada judul asuhan kebidanan ibu nifas dengan hipertensi. Sedangkan perbedaan studi kasus ini dengan studi kasus sebelumnya adalah tempat, waktu, responden penelitian dan asuhan yang diberikan.
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Medis 1. Masa Nifas a. Pengertian
Masa nifas adalah masa pulih kembali yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir pada ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil berlangsung kira-kira 6 minggu atau 40 hari (Heryani, 2012).
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsungnya selama 6 minggu atau 40 hari (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
b. Tujuan asuhan masa nifas
Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), Tujuan dari pemberian asuhan masa nifas adalah sebagai berikut :
1) Tujuan Umum
Membantu ibu dan pasangan selama masa transisi awal mengasuh anak.
2) Tujuan Khusus
a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya.
b) Melaksanakan skrining yang komprehensif.
c) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
d) Memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan perawatan diri, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi, dan perawatan bayi sehat.
e) Memberikan pelayanan keluarga berencana. c. Tahapan masa nifas
Menurut Marmi (2015), nifas dibagi dalam 3 tahapan, yaitu : 1) Puerperium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.
2) Puerperium intermedial
Suatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih 6-8 minggu.
3) Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.
d. Perubahan masa nifas
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas meliputi: 1) Uterus
Secara berangsur-angsur uterus menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.Dari 1000 gr menjadi 50 gr (Walyani & Purwoastuti, 2015).
2) Lochea
Macam-macam lokhea menurut Maryunani (2016), dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:
a) Lochea rubra
Lochea ini keluar pada hari pertama sampai tigasetelah persalinan. Terdiri dari darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vernic kaseosa, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
b) Lochea sanguinolenta
Lochea ini keluar pada hari 3-7 postpartum, terdiri dari darah bercampur lender warna kecoklatan.
c) Lochea serosa
Lokhea ini keluar hari 7-14 postparum, berwarna kekuningan. d) Lochea alba
Lochea ini keluar pada hari ke-14 selesai nifas, hanya merupakan cairan putih.
3) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup (Walyani & Purwoastuti, 2015).
4) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akanmuncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
5) Perineum
Perubahan perineum pada saat post partum terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu (Heryani, 2012).
6) Sistem pencernaan
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem pencernaan menurut Marliandiani dan Ningrum (2015), antara lain: a) Nafsu makan
Rasa lelah yang amat berat setelah proses persalinan dapat mempengaruhi nafsu makan ibu.
b) Motilitas
Penurunan tonus dan motalitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir.
c) Pengosongan usus
Setelah melahirkan ibu sering mengalami konstipasi, hal ini disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan awal masa nifas.
e. Kebutuhan dasar ibu nifas
Menurut Marmi (2015), kebutuhan dasar nifas meliputi: 1) Nutrisi dan cairan
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
b) Makan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
d) Pil zat besi harus diminum umtuk menambah zat gizi dan setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.
e) Minum vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.
2) Ambulasi pada masa nifas
Persalinan merupakan proses yang melelahkan, itulah mengapa ibu disarankan tidak langsung turun ranjang setelah melahirkan karena dapat menyebabkan jatuh pingsan akibat sirkulasi darah yang belum berjalan baik. Ibu harus cukup beristirahat, dimana ibu harus tidur terlentang selama 8 jam post partum untuk mencegah perdarahan post partum.
3) Kebersihan diri atau perineum
Kebersihan vagina selama masa nifas harus dilakukan karena banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina serta adanya luka di daerah perineum yang bila terkena kotoran dapat terinfeksi. 4) Istirahat
Istirahat adalah hal yang sangat diidamkan oleh ibu nifas. Tidur lebih banyak istirahat di minggu 2 dan bulan 2 pertama setelah melahirkan bisa mencegah depresi dan memulihkan tenaganya yang terkuras habis.
5) Seksual
Beberapa bulan pertama setelah melahirkan memang hormon pada wanita akan diprogram ulang untuk menyusui dan mengasuh bayi. Waktu dan tenaga seakan tercurah hanya untuk si kecil, sehingga sulit rasanya mencari waktu untuk berhubungan intim.
6) Eliminasi
a) Kesulitan BAK pada ibu nifas dapat disebabkan karena springter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulo springter ani selama persalinan, atau dikarenakan oedema kandung kemih selama persalinan.
b) Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. 7) Latihan atau senam nifas
Senam nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara fisiologis maupun psikologis. Setelah persalinan, otot-otot akan mengendur. Sehingga untuk mengembalikan tubuh ke bentuk dan kondisi semula salah satunya dengan melakukan senam nifas yang teratur di samping anjuran-anjuran lainnya.
f. Komplikasi Yang Sering Terjadi Pada Masa Nifas 1) Hipertensi
Hipertensi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah yaitu tekanan darah sistolik lebih dari 140/90 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
2) Preeklamsi
Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu dari tanda-tanda lain. Untuk
menegakkan diagnosa preeklamsi kenaikan tekanan darah sistolik harus 30 mmHg atau lebih. Kenaikan tekanan diastolik lebih dapat dipercaya apabila tekanan diastolik meningkat 15 mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih (Marmi dkk, 2015).
3) Infeksi Masa Nifas
Infeksi Nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas. Macam-macam infeksi masa nifas yaitu infeksi pada vulva, vagina, dan serviks, endometritis, septikemia dan pyemia, peritonis, parametritis (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
4) Kelainan Psikologis
Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi. Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke-12 setelah melahirkan (Heryani, 2012).
2. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yaitu 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolic 90 menunjukan fase darah yang kembali ke jantung(Triyanto, 2014).
Hipertensi adalah suatu kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah yaitu tekanan darah sistolik lebih dari 140/90 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
b. Macam-macam
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), macam-macam hipertensi yaitu: 1) Hipertensi tanpa proteinuri atu oedema
2) Preeklamsi dengan atau tanpa poteinuri dan oedema 3) Hipertensi kronis
4) Hipertensi sementara c. Klasifikasi
Menurut Triyanto (2014), klasifikasi hipertensi yaitu: 1) Stadium 1 140/90 mmHg sampai 159/99 mmHg. 2) Stadium 2 160/100 mmHg sampai 179/109 mmHg. 3) Stadium 3 180/110 mmHg sampai 209/119 mmHg. 4) Stadium 4 210/120 mmHg atau lebih.
d. Tanda dan Gejala
Gejala ini bisa dialami ibu semenjak dari hamil ibu mengeluh nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, penglihatan kabur, bisa juga terjadi pembengkakan di wajah atau ekstremitas (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
e. Penyebab
Menurut Rukiyah dan Yuliantin (2010), penyebab hipertensi yaitu: 1) Keturunan atau genetic
2) Obesitas 3) Stress
4) Pola makan yang salah
Menurut Triyanto (2014), penyebab hipertensi dibagi menjadi dua yaitu:
1) Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab pasti dari hipertensi ini masih belum dapat diketahui. 2) Hipertensi Sekunder
Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme).
f. Penatalaksanaan
Menurut Robson dan Waugh (2011), penatalaksanaan hipertensi pascapartum yaitu:
1) Nifedipin dan labetanol sesuai untuk masa menyusui dan dapat dilanjutkan di masa postnatal.
2) Saran tentang kontrasepsi dapat bergantung pada pengontrolan tekanan darah.
3) Periksa tekanan darah secara teratur dan kerja sama dengan spesialis untuk memodifikasi pengobatan dan untuk mengubah ke pengobatan pra-kehamilan jika perlu.
4) Motivasi penggunaan obat antihipertensi berkelanjutan. 5) Dukung pemberian ASI
6) Berikan saran mengenai kontrasepsi dan konseling pra-kehamilan untuk masa mendatang.
Menurut Prawirohardjo (2011), penatalaksanaan hipertensi pasca persalinan yaitu :
1) Monitoring balance cairan.
2) Diet diberikan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam secukupnya, dan roboransia prenatal.
3) Diet garam, bila mengkonsumsi garam hendak dibatasi, diimbangi dengan konsumsi cairan yang banyak, berupa susu atau air buah.
4) Terapi obat antihipertensi yaitu :
a) Metildopa 500 mg 3 x 1, maksimal 3 gram per hari. b) Nefedipin 30-90 mg per hari.
g. Pencegahan
Pencegahan kejadian hipertensi secara umum dapat dihindari dengan mengubah kearah gaya hidup sehat, tidak terlalu banyak pikiran, mengatur diet/pola makan seperti rendah garam, kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak mengkonsumsi alcohol dan rokok, perbanyak makan mentimun, belimbing, juice apel dan seledri di pagi hari (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen Kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh bidan dalam menetapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Maryunani, 2016). 2. Proses Manajemen Kebidanan
Dalam penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan manajemen kebidanan pada ibu nifas dengan menurut 7 langkah Varney karena metode dan pendekatannya sistematik dan analitik sehingga memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap
klien. Dalam proses ketujuh langkah tersebut dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, yaitu:
a. Langkah I: Pengkajian
Pengkajian data merupakan langkah mengumpulakan semua data yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan (Walyani dan Purwoastuti, 2015). 1) Data Subyektif
Data subyektif diperoleh dengan cara melakukan anamnesa (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Data subyektif yang meliputi: a) Identitas
Identitas menurut Maryunani (2016), meliputi:
(1) Nama Klien
Digunakan untuk membedakan dengan pasien yang lain.
(2) Umur
Untuk mengantisipasi diagnose masalah kesehatan dan tindakan yang dilakukan.
(3) Suku/ Bangsa
Untuk mengetahui identitas suatu bangsa.
(4) Agama
Dapat berpengaruh terhadap kehidupan terutama masalah kesehatan dalam mengetahui agama klien akan lebih mudah mengatasi masalahnya.
(5) Pendidikan
Menurut hasil penelitian kesehatan ibu dan anak akan lebih terjamin pada tingkat pendidikan lebih tinggi.
(6) Pekerjaan
Untuk mengetahui sejauh mana pekerjaan dan permasalahan kesehatan serta biaya.
(7) Alamat
Memberi petunjuk keadaan lingkungan tempat tinggal. b) Keluhan utama untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu
setelah melahirkan (Marmi, 2015). Pada kasus hipertensi ibu mengatakan nyeri kepala, kadang-kadang disertai mual dan muntah, penglihatan kabur (Rukiyah dan Yulianti, 2010). c) Riwayat Penyakit
(1) Riwayat Penyakit Sekarang
Data-data yang diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan nifas dan bayinya (Ambarwati, 2010).
(2) Riwayat Penyakit Sistemik
Data-data yang diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, DM, hipertensi, epilepsi yang dapat mempengaruhi pada masa nifas (Ambarwati, 2010).
(a) Jantung
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala sakit dada sebelah kiri dan tidak mudah lelah saat beraktivitas atau tidak.
(b) Ginjal
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala nyeri pinggang sebelah kanan dan kiri atau tidak.
(c) Asma
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala sesak nafas atau tidak.
(d) TBC
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala batuk berkepanjangan lebih dari 2 minggu atau tidak.
(e) Hepatitis
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala kuning pada kuku, kulit, mata atau tidak.
(f) DM
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala sering haus, lapar, dan BAK pada malam hari atau tidak. (g) Hipertensi
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala tensinya lebih dari 140/90 mmHg atau tidak.
(h) Epilepsi
Untuk mengetahui ibu pernah mengalami gejala kejang sampai mengeluarkan busa atau tidak.
(i) Lain-lain
Untuk mengetahui ibu pernah menderita penyakit apapun seperti HIV/AIDS.
(3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah klien memiliki penyakit menular dan penyakit menurun dari genetik atau tidak (Walyani, 2015).
(4) Riwayat Keturunan Kembar
Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam keluarganya maupun keluarga suami.
(5) Riwayat Operasi
Untuk mengetahui riwayat yang lalu atau operasi bekas luka SC, operasi laparatomi maupun operasi lainnya (Rukiyah, 2012).
d) Riwayat Menstruasi
Menurut Walyani (2015), riwayat menstruasi meliputi: (1) Menarche
(2) Siklus
Untuk mengetahui siklus haid terhitung mulai dari hari pertama haid hingga hari pertama haid berikutnya. Perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu mengalami kelainan siklus haid atau tidak.
(3) Lamanya
Untuk mengatahui lama haid. Normalnya lama haid adalah 7 hari.
(4) Banyaknya
Untuk mengatahui banyaknya darah yang keluar.Dapat dilihat dari berapa kali ibu ganti pemabalut. Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari.
(5) Teratur atau tidak
Untuk mengatahui ibu mengalami menstruasi secara teratur atau tidak. Ibu mengalami menstruasi setiap bulan atau tidak.
(6) Sifat darah
Untuk mengetahui sifat darah dari menstruasi apakah darahnya encer atau kental.
(7) Dismenorhoe
Untuk mengetahui apakah saat menstruasi ibu mengalami nyeri haid atau tidak.
e) Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah klien pernah ikut KB dengan jenis kontrasepsi apa, berapa lama ibu menggunakan kontrasepsi tersebut, apakah ibu mengalami keluhan dan masalah dalam penggunaan kontrasepsi tersebut dan setelah masa nifas ini akan memakai kontrasepsi apa (Walyani & Purwoastuti, 2015). f) Riwayat Perkawinan
Untuk mengkaji tentang menikah sejak umur berapa, lama perkawinan, berapa kali menikah, status perkawinan (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
g) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui berapa kali ibu hamil, penolong persalinan, dimana ibu melahirkan, cara persalinan, jumlah anak, apakah pernah abortus, keadaan nifas yang lalu (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
h) Riwayat Kehamilan Ini
Menurut Walyani (2015), riwayat kehamilan ini meliputi:
(1) HPHT ( Hari Pertama Haid Terakhir)
(2) TP (Tafsiran Persalinan/Perkiraan Kelahiran)
(3) Keluhan-keluhan
(4) ANC (Antenatal Care/Asuhan Kehamilan)
(5) Penyuluhan yang pernah didapat
(7) Penggunaan Obat-obatan i) Riwayat Persalinan Ini
Riwayat persalinan ini meliputi tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
j) Kebiasaan Selama Nifas
(1) Nutrisi dan Cairan
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, warna, serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, dan bau (Walyani, 2015).
(3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur. Istirahat sangat penting bagi ibu nifas karena dengan istirahat yang cukup
dapat mempercepat penyembuhan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(4) Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(5) Keadaan Psikologis
Untuk mengetahui respons ibu dan keluarga terhadap bayinya (Walyani & Purwoastuti, 2015).
(6) Riwayat Sosial Budaya
Untuk mengetahui klien dan keluarga yang menganut adat istiadat tertentu dengan budaya yang akan menguntungkan atau merugikan ibu dalam masa nifas (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
(7) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
2) Data Objektif
Dalam menghadapi klien dalam masa nifas ini, bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan apakah klien dalam keadaan normal atau tidak (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Yang termasuk dalam komponen data obyektif adalah: a) Pemeriksaan Fisik
(1) Keadaan Umum
Untuk mengamati keadaan pasien secara keseluruhan apakah baik atau lemah (Sulistyawati, 2015). Pada ibu nifas dengan hipertensi keadaan umum ibu adalah baik.
(2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, bidan dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien dari keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan coma (pasien tidak dalam keadaan sadar) (Sulistyawati, 2015). Pada ibu dengan hipertensi kesadaran adalah composmentis.
(3) Vital Sign
Menurut Walyani & Purwoastuti (2015), Vital sign sebagai berikut:
(a) Tekanan Darah
Untuk mengetahui tekanan darah ibu dalam batas normal atau tidak.Tekanan darah normal yaitu
110/70-120/80 mmHg. Pada ibu nifas dengan hipertensi tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
(b) Suhu
Untuk mengetahui suhu tubuh ibu normal atau tidak . Suhu tubuh normal yaitu 36,5-37 .
(c) Nadi
Untuk mengetahui nadi ibu normal atau tidak.Nadi normal pada ibu nifas adalah 60-100 x/menit.
(d) Pernafasan
Untuk mengetahui pernafasan ibu normal atau tidak. Pernafasan normal yaitu 16-20 x/menit.
(4) Berat Badan
Untuk mengetahui berat badan klien, karena berat badan adalah salah satu parameter pertumbuhan untuk mengetahui status nutrisi (Matondang dkk, 2013).
b) Pemeriksaan Sistematis
(1) Kepala (a) Rambut
Untuk mengetahui keadaan rambut meliputikebersihan, mudah rontok atau tidak (Sulistyawati, 2015).
(b) Muka
Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, pucat atau tidak (Heryani, 2012).
(c) Mata
Untuk melakukan pemeriksaan konjungtiva, sclera, kebersihan, kelainan, gangguan penglihatan (rabun jauh/dekat) (Sulistyawati, 2015).
(d) Hidung
Untuk melakukan kebersihan hidung, polip, dan alergi debu (Sulistyawati, 2015).
(e) Telinga
Untuk melakukan kebersihan telinga dan gangguan pendengaran (Sulistyawati, 2015).
(f) Mulut, gigi, gusi
Untuk mengetahui kebersihan mulut, bau mulut atau tidak, ada gangguan pada mulut atau tidak, kebersihan gigi, adanya karies gigi, keadaan gusi, gusi sering berdarah atau tidak (Walyani, 2015).
(2) Leher
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar thyroid, parotitis (Sulistyawati, 2015).
(3) Dada dan Axilla
(a)
MammaeUntuk mengetahui ada pembengkakan atau tidak, ada benjolan atau tidak, simetris atau tidak, keadaan areola, puting susu, kolostrum/ASI sudah keluar atau belum (Sulistyawati, 2015).
(b)
AxillaUntuk mengetahui ada benjolan atau tidak, nyeri atau tidak (Sulistyawati, 2015).
(4) Ekstremitas
Untuk memeriksa adanya edema, kemerahan, varices, reflek patella positif atau negatif (Marmi, 2015).
c)
Pemeriksaan khusus obstetric(1) Abdomen
(a) Inspeksi
Untuk mengetahui pembesaran perut dan luka bekas operasi (Walyani, 2015).
(b) Palpasi
Pada ibu nifas palpasi yang diperiksa meliputi kontraksi, TFU dan kandung kencing (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(2) Anogenital
(a) Vulva Vagina
Ada varices atau tidak, oedema atau tidak, ada kemerahan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak, lochea warnanya bagaimana, berbau/tidak (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(b) Perineum
Untuk mengetahui apakah perineum ada luka bekas jahitan atau tidak, perineumnya bersih atau tidak (Marmi, 2015).
(c) Anus
Untuk mengetahui ada haemoroid atau tidak dan kebersihan anus (Sulistyawati, 2015).
(d) Inspekulo
Vagina ada kemerahan atau tidak serta infeksi atau tidak.
d) Pemeriksaan Penunjang
Data yang mendukung pemeriksaan yang tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan laboratorium berupa kadar Hb, haematokrit, kadar leukosit, golongan darah (Sulistyawati, 2015). Pada ibu nifas dengan hipertensi perlu dilakukan pemeriksaan proteinuri untuk menunjang pemeriksaan.
b. Langkah II : Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan indentifikasi terhadap diagnose masalah dan kebutuhan pasien pada ibu nifas berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan(Walyani dan Purwoastuti, 2015).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar tata nama (Walyani & Purwoastuti, 2015).
Diagnosa pada ibu nifas dengan hipertensi sebagai berikut: Ny. X umur X tahun dengan hipertensi.
Data Dasar: a) Data Subyektif
Ibu mengatakan nyeri kepala, kadang-kadang disertai mual dan muntah, penglihatan kabur (Rukiyah dan Yulianti, 2010). b) Data Obyektif
(1) Keadaan umum : Baik
(2) Kesadaran : Composmentis (3) Tekanan darah
Pada ibu nifas dengan hipertensi tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
(4) Abdomen
Untuk mengetahui kontraksi uterus pada ibu nifas dalam batas normal (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(5) Fundus
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri pada masa nifas dalam batas normal (Ambarwati dan Wulandari, 2010). (6) Lochea
Untuk mengahui perdarahan yang keluar berubah secara normal sesuai fase dan lama setelah melahirkan (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
(7) Perineum
Untuk mengetahui apakah perineum ada luka bekas jahitan atau tidak, perineumnya bersih atau tidak (Marmi, 2015). c) Masalah
Masalah adalah kesenjangan yang terjadi pada respons ibu terhadap masa nifas (Walyani & Purwoastuti, 2015). Masalah yang muncul pada ibu nifas dengan hipertensi yaitu ibu mengatakan nyeri kepala, kadang-kadang disertai mual dan muntah, penglihatan kabur (Rukiyah dan Yulianti, 2010). d) Kebutuhan
Kebutuhan yaitu berdasarkan atas keadaan umum dan keadaan fisik ibu biasanya dibutuhkan konseling lebih lanjut (Marmi, 2011). Kebutuhan pada ibu nifas dengan hipertensi adalah
informasi, dukungan dan support mental (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Langkah ini merupakan langkah antisipasi, sehingga dalam melakukan asuhan kebidanan, bidan dituntut untuk mengantisipasi paermasalah yang akan timbul dari kondisi yang ada (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Diagnosa potensial pada ibu nifas dengan hipertensi adalah terjadi preeklamsi (Prawirohardjo, 2011).
d. Langkah IV : Tindakan Segera
Setelah merumuskan tidakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergensi yang harus dirumuskan untuk menyelamatkan ibu dan bayi, secara mandiri, kolaborasi atau rujukan berdasarkan kondisi klien (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Antisipasi yang dilakukan adalah monitoring balance cairan, diet yang tepat, pemberian obat anti hipertensi yaitu metildopa 500 mg 3 x 1, maksimal 3 gram per hari dan Nefedipin 30-90 mg per hari (Prawiroharjo, 2011).
e. Langkah V : Rencana Tindakan
Langkah ini merupakan kelanjutan pelaksanaan terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi yang sifatnya segera atau rutin (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
Perencanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan hipertensi menurut Prawirohardjo (2011), Robson dan Waugh (2011), sebagai berikut:
1) Periksa tekanan darah secara teratur dan kerja sama dengan spesialis untuk memodifikasi pengobatan dan untuk mengubah ke pengobatan pra-kehamilan jika perlu.
2) Motivasi penggunaan obat antihipertensi berkelanjutan. 3) Dukung pemberian ASI.
4) Berikan saran mengenai kontrasepsi dan konseling pra-kehamilan untuk masa mendatang.
5) Monitoring balance cairan.
6) Diet diberikan cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, garam secukupnya, dan roboransia prenatal.
7) Terapi obat antihipertensi yaitu :
a. Metildopa 500 mg 3 x 1, maksimal 3 gram per hari. b. Nefedipin 30-90 mg per hari.
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Pelaksanaan dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama-sama dengan klien atau anggota tim kesehatan. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan hipertensi menurut Prawirohardjo (2011), Robson dan Waugh (2011) telah dilaksanakan pada ibu nifas Ny. X dengan hipertensi.
g. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan. Untuk mengetahui keberhasilan asuhan, bidan mempunyai pertimbangan tertentu antara lain: tujuan asuhan kebidanan, efektivitas tindakan untuk mengatasi masalah, dan hasil asuhan kebidanan (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
Evaluasi ibu nifas dengan hipertensi yaitu: a) Keadaan umum baik
b) Tekanan darah normal
c) Ibu sudah tidak nyeri kepala, tidak mual maupun muntah dan penglihatan sudah normal.
h. Data Perkembangan
Menurut Walyani (2015), pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP sebagai berikut:
1) S (Subyektif)
Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien melalui anamnesa.
2) O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment.
3) A (Assesment)
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi subyektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.
4) P (Planning)
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assessment.
C. Landasan Hukum
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 1464/Menkes /Per/X/2010Pasal 10 ayat (1) bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa
pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan (Depkes RI, 2010).
Sedangkan Wewenang bidan menurut Kepmenkes: 369/SK/III/2007 mengenai keyakinan tentang kolaborasi. Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahaman holistik terhadap perempuan, sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis emosional, social budaya, spiritual, serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonom penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (Menkes RI, 2007).
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus
Laporan studi kasus ini dengan metode deskriptifyaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan (memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang tejadi pada masa kini. Studi kasus adalah rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi (Nursalam, 2016). Pada studi kasus ini mengkaji tentang ibu nifas dengan hipertensi.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan di RSU Assalam Gemolong Sragen.
C. Subyek Studi Kasus
Subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti (Arikunto, 2013). Subyek yang diambil adalah ibu nifas yaitu Ny. S P1A0 umur 33 tahun dengan hipertensi.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus merupakan perkiraan waktu untuk menyelesaikan suatu penelitian (Nursalam, 2016). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2017– 15 Mei 2017.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini instrument yang akan digunakan untukmendapatkan data adalah format asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan 7 langkah Varney dan data perkembangan dengan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil data primer dan data sekunder:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara penelitian dengan narasumber (Sujarweni, 2014). Studi kasus ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan cara:
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan empat teknik, yaitu: 1) Inspeksi
Inspeksi adalah pengumpulan data melalui melihat, mengobservasi, mendengar, atau mencium (Tarwoto dan Wartonah, 2015). Inspeksi pada ibu nifas dengan hipertensi dilakukan kepala, rambut, muka mata, hidung, telinga, mulut, gigi, gusi, leher, dada, axilla, perut, ekstremitas, vulva vagina.
2) Palpasi
Palpasi adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data misalnya untuk menentukan adanya kelembutan, tenderness, sensasi, suhu tubuh, masa tumor, edema, dan nyeri tekan (Tarwoto dan Wartonah, 2015). Palpasi pada kasus ibu nifas dengan hipertensi dilakukan untuk menentukan tinggi fundus uteri dan kontraksi.
3) Perkusi
Perkusi adalah teknik pemeriksaan dengan cara mengetok bagian tubuh yang diperiksa (Tarwoto dan Wartonah, 2015). Perkusi pada ibu nifas dengan hipertensi dengan pemeriksaan reflek patella. 4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dengan menggunakan alat untuk mendengar seperti stetoskop (Tarwoto dan Wartonah, 2015).
Auskultasi pada kasus ibu nifas dengan hipertensi yaitu mengukur tekanan darah.
b. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data melalui wawancara, dengan teknik ini dapat digali data-data penting yang sangat mendukung dalam menentukan diagnosis (Tarwoto dan Wartonah, 2015). Pada studi kasus ini wawancara dilakukan pada pasien, keluarga dan tenaga kesehatan.
c. Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Hidayat, 2014). Pada ibu nifas dengan hipertensi yang diobservasi adalah vital sign terutama tekanan darah, PPV, lochea, kontraksi dan TFU.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, majalah berupa laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah dan lain sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data (Sujarweni, 2014). Adapun data sekunder meliputi: a. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengambil data yang berasal dari dokumen asli. Dokumen tersebut
dapat berupa gambar, table atau daftar periksa, dan film documenter (Hidayat, 2014). Dalam kasus ini dokumen dilakukan dengan mengumpulkan data yang diambil dari catatan rekam medis klien di RSU Assalam Gemolong Sragen.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan penelitian (Hidayat, 2014). Pada kasus ini mengambil studi kepustakaan dari buku, jurnal dan sumber terbaru yang berhubungan dengan hipertensi terbaru yaitu tahun 2010-2016.
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Alat yang digunakan dalam melaksanakan studi kasus sebagai berikut:
1. Alat yang dibutuhkan dalam pengkajian adalah format asuhan kebidanan buku tulis, alat tulis, alat dan bahan yang digunakan dalam laporan kasus. 2. Alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan fisik dan observasi adalah:
1) Lembar panduan observasi 2) Spignomanometer
3) Stetoskop 4) Thermometer 5) Jam tangan 6) Handscoon
3. Alat dan bahan dalam melakukan dokumentasi
Buku kesehatan Ibu dan Anak untuk mengetahui riwayat kehamilan, alat tulis dan lembar observasi.
H. Jadwal Studi Kasus
Dalam jadwal-jadwal studi kasus diuraikan langkah-langkah kegiatan mulai dari penyusunan proposal penelitian, sampai dengan penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012).Jadwal studi kasus ini terlampir.
46
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
Ruang : Firdaus 3
Tanggal Masuk : 5 Mei 2017
Pukul : 11.05 WIB
No. Register : 117756
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 5 Mei 2017 Pukul : 11.10 WIB
A. IDENTITAS PASIEN : IDENTITAS SUAMI :
1. Nama : Ny. S Nama : Tn.R
2. Umur : 33 Tahun Umur : 33 Tahun 3. Agama : Islam Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku bangsa : Jawa/Indonesia 5. Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta 7. Alamat :Kd. Dowo 5 Hadi Luwih Sumber Lawang Sragen
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF) :
1. Alasan utama pada waktu masuk
Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya tanggal 5 Mei 2017 pukul 09.05 WIB.
2. Keluhan
Ibu mengatakan pandangan mata kabur, nyeri kepala dan perutnya mulas sejak sesudah bersalin.
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Ibu mengatakan mulai umur kehamilan 7 bulan tekanan darah tinggi 160/100 mmHg sampai dengan ingin bersalin. 2) Ibu mengatakan sekarang tekanan darahnya tinggi 180/100
mmHg.
b. Riwayat Penyakit Sistematik
1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri dada bagian kiri, tidak berdebar-debar, tidak cepat lelah saat aktifitas.
2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada pinggang kiri dan kanan.
3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas. 4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk
berkepanjangan lebih dari 2 minggu. 5) Hepatitis : Ibu mengatakan muka, kuku dan kulit
tidak pernah kuning.
6) DM : Ibu mengatakan tidak sering lapar, haus dan sering BAK pada malam hari. 7) Hipertensi : Ibu mengatakan tensinya tinggi sejak
umur kehamilan 7 bulan, sering pusing, tekuk kenceng, pandangan mata kadang kabur.
8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai mengeluarkan busa dari mulutnya. 9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak penyakit lain seperti
HIV/AIDS. c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti DM, Jantung, Hipertensi dan penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, HIV/AIDS.
d. Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada riwayat keturunan kembar.
e. Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi dan tindakan bedah lainnya.
4. Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan usia pertama kali haid berumur 13 tahun.
b) Siklus : Ibu mengatakan jarak haid lalu dengan sekarang± 28 hari.
c) Lamanya : Ibu mengatakan lamanya menstruasi ± 6 hari.
d) Banyaknya : Ibu mengatakan sehari ganti pembalut 3 kali.
e) Teratur/Tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur. f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer. g) Disminore : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri perut
sampai menggangu aktivitas saat menstruasi.
5. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
6. Riwayat Perkawinan
a. Status Perkawinan : Sah, menikah 1 kali.
b. Kawin / Menikah : Umur 32 tahun, dengan Suami Umur 32 tahun, lamanya menikah 1 tahun.
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan Dan Nifas Yang Lalu Ibu mengatakan ini nifas yang pertama.
8. Riwayat Hamil ini
a. HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 9Agustus 2016
b. HPL : Ibu mengatakan Hari Perkiraan Lahir 16 Mei 2017 c. Gerakan janin yang dirasakan: Ibu mengatakan merasa gerakan
janin saat umur kehamilan 4 bulan.
d. Vitamin/jamu yang dikomsumsi: Ibu mengatakan tidak ada vitamin/obat yang dikomsumsi kecuali dari bidan.
e. ANC
1) Trimester I
UK 10 Minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan, keluhan mual muntah, terapi yang didapat tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg, Kalk 1 x 500 mg.
2) Trimester II
UK 15 Minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan, keluhan tidak ada, terapi yang didapat tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg, Kalk 1 x 500 mg.
UK 16 Minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan, keluhan tidak ada, terapi yang didapat tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg, Kalk 1 x 500 mg.
UK 20 Minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan, keluhan tidak ada, terapi yang didapat tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg, Kalk 1 x 500 mg.
UK 22 Minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan, keluhan tidak ada, terapi yang didapat tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg, Kalk 1 x 500 mg.
UK 28 Minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan, keluhan sering pusing, tekuk kenceng, mata kadang kabur, terapi yang didapat tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg, Kalk 1 x 500 mg. Hasil pemeriksaan TD 160/90 mg.
3) Trimester III
UK 32 minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di bidan, keluhan sering pusing, tekuk kenceng, mata kadang kabur, terapi yang didapat tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg,
Kalk 1 x 500 mg. Hasil pemeriksaan TD 160/100 mg dan bidan menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya dengan Dokter SpOG.
UK 35 minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan Dokter SpOG. Keluhan sering pusing, tekuk kenceng, mata kadang kabur, terapi yang didapat tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg, Kalk 1 x 500 mg, Nifedipin 1 x 500 mg. Hasil pemeriksaan TD 180/90 mg UK 37+6 minggu : Ibu mengatakan pemeriksaan di RSU
Assalam Gemolong Sragen dengan Dokter SpOG. Keluhan sering pusing, tekuk kenceng, mata kadang kabur, terapi yang didapat tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg, Kalk 1 x 500 mg, Nifedipin 1 x 500 mg. Hasil pemeriksaan TD 180/90 mg
f. Imunisasi TT
1) TT1 : Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT sebelum menikah bulan 3 Juni 2016. 2) TT2 : Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi
TT 3 Juli 2016.
3) TT3 : Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT tanggal 3 Januari 2017.
g. Pergerakan Janin : Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin saat umur kehamilan 6 minggu. 9. Riwayat Persalinan Ini
a. Tempat Persalinan : RSU Assalam Gemolong Sragen.
Penolong : Bidan.
b. Tanggal / Jam Persalinan : 5 Mei 2017 / 09.05 WIB. Umur Kehamilan : 38+3mg
c. Jenis Persalinan : Spontan d. Tindakan Lain : Tidak ada
1) Komplikasi / Kelainan dalam Persalinan
Ibu mengatakan sejak umur kehamilan 7 bulan tensinya tinggi, sering pusing, tekuk kenceng, mata kadang kabur. e. Perineum
1) Ruptur / tidak : Derajat 2 2) Dijahit / tidak : Sudah dijahit 10. Kebiasaan Selama Hamil
a. Nutrisi
meliputi nasi, sayur, lauk dengan porsi setengah piring dan minum air putih 7-8 gelas, tidak ada pantangan makanan. 2) Selama nifas : Ibu mengatakan makan 1 kali setelah
persalinan pukul 10.00 WIB porsi sedang satu piring nasi, sayur sop 1 mangkuk, lauk telur rebus, tempe goring, buah jeruk dan minum air putih 1 gelas.
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1x sehari konsistensi lembek berwarna kuning dan BAK 5-6x sehari konsistensi kuning jernih bau khas urin.
2) Selama nifas : Ibu mengatakan belum BAB dan sudah BAK 1x konsistensi kuning jernih bau khas urin tidak ada keluhan.
c. Istirahat / tidur
1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang ±2 jam dan tidur malam ±8 jam.
2) Selama nifas : Ibu mengatakan belum bisa tidur sejak semalam.
d. Personal Hygiene
pakaian 2x sehari.
2) Selama nifas : Ibu mengatakan belum mandi tetapi sudah ganti pakaian dan disibin sejak selesai persalinan.
e. Keadaan Psikologis: Ibu mengatakan senang atas kelahiran anaknya dan ibu mengatakan khawatir dengan tekanan darah tingginya.
f. Riwayat Sosial Budaya 1) Dukungan Keluarga
Ibu mengatakan semua keluarga senang dengan kelahiran anaknya.
2) Keluarga lain yang tinggal serumah Ibu mengatakan tinggal dengan suami.
3) Pantangan Makanan
Ibu mengatakan tidak pantang makanan. 4) Kebiasaan Adat Istiadat
Ibu mengatakan ari-ari anaknya akan dikubur dan ada acara selametan untuk anaknya.
g. Pengunaan obat-obatan/ Merokok
Ibu mengatakan hanya mengkomsumsi vitamin dari bidan, baik ibu maupun suami tidak ada yang merokok.
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)
1. Status Generalis
a. Keadaaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis c. TTV TD : 180/100 mmHg R : 22 x/menit N : 80 x/menit S : C d. Tinggi Badan : 160 cm e. BB Sebelum Hamil : 50 Kg f. BB Sekarang : 57 Kg g. Lila : 24 cm 2. Pemeriksaan Sistematis a. Kepala
1) Rambut : Hitam, bersih dan tidak ada ketombe. 2) Muka : Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada
cloasma gravidarum. 3) Mata
a) Oedema : Tidak Oedema b) Conjungtiva: Warna merah muda c) Sklera : Warna putih
4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada secret.
5) Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
caries, gusi tidak berdarah. b. Leher
1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran. 2) Benjolan : Tidak ada benjolan. 3) Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran. c. Dada dan Axilla
1) Mammae
a) Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan. b) Benjolan : Tidak ada benjolan. c) Simetris : Simetris kanan kiri. d) Aerola : Hiperpigmentasi. e) Puting susu : Menonjol.
f) Kolostrum/ASI : Sudah keluar sedikit. 2) Axilla
a) Benjolan : Tidak ada benjolan b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan d. Ekstremitas
1) Tangan : Terpasang Infus RL 20 tpm
a. Oedema : Tidak oedema
b. Kuku : Merah muda
c. Simetris : Simetris kanan dan kiri 2) Kaki
b. Varices : Tidak ada varices
c. Kuku : Merah muda
d. Reflek : Positif kanan dan kiri e. Betis merah/ lembek/ keras: Betis tidak merah, tidak
lembek, tidak keras. 3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)
a. Abdomen 1) Inspeksi
a) Pembesaran Perut : Tidak ada pembesaran, normal.
b) Linea alba / nigra : Linea alba. c) Striae Albican / Livide : Linea livide. d) Bekas luka : Tidak ada. 2) Palpasi
a) Kontraksi : Keras.
b) TFU : 2 jari dibawah pusat. c) Kandung Kemih : Kosong.
b. Anogenital 1) Vulva Vagina
a) Varices : Tidak ada varices. b) Kemerahan : Tidak ada kemerahan. c) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan. d) Lochea : Lochea rubra.
2) Perinium
a) Keadaan Luka : Masih basah, terdapat jahitan derajat 2, perdarahan normal, tidak berbau.
b) Bengkak / kemerahan: Tidak bengkak, tidak kemerahan. 3) Anus
a) Haemoroid : Tidak ada haemoroid. b) Lain-lain : Tidak ada.
4) Inspekulo
a) Vagina : Tidak dilakukan b) Portio : Tidak dilakukan 5) Pemeriksaan Dalam : Tidak dilakukan 4. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 5 Mei 2017 Pukul : 09. 30 WIB a. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 12,2 gram/dl
Golongan darah : A+ b. Pemeriksaan Penunjang Lain
Protein Urine Negatif
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 5 Mei 2017 Pukul : 13.30 WIB
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
Data Dasar : DS :
1. Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 33 tahun.
2. Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertamanya tanggal 5 Mei 2017 pukul 09.05 WIB.
3. Ibu mengatakan pandangan mata kabur, nyeri kepala dan perutnya mulas sejak sesudah bersalin.
4. Ibu mengatakan sejak umur kehamilan 7 bulan tensinya tinggi, sering pusing, tekuk kenceng, mata kadang kabur.
5. Ibu mengatakan saat umur kehamilan 35 minggu dan 37+6 minggu ibu memeriksakan kehamilannya di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan Dokter SpOG, terapi yang didapat tablet Fe 1 x 60 mg, Vit C 1 x 60 mg, Kalk 1 x 500 mg, Nifedipin 1 x 500 mg. Hasil pemeriksaan TD 180/90 mg.
DO :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis 3. TTV : TD : 180/100 mmHg
N : 80 x/menit S : 36,5oC R : 22 x/menit
4. Mammae : Kolostrum sudah keluar sedikit 5. TFU : 2 jari dibawah pusat
6. Kontraksi : Keras 7. Lochea : Lochea rubra
8. Perineum : Luka masih basah, terdapat jahitan derajat 2, perdarahan normal, tidak berbau.
9. Ekstremitas
a. Tangan : Tidak oedema, simetris kanan dan kiri, kuku merah muda, terpasang infus RL 20 tpm di tangan kiri.
b. Kaki : Tidak oedema, tidak varices, betis tidak merah. 10. Pemeriksaan Penunjang
a. Hb : 12,2 gram/dl
b. Golongan darah : A+ c. Protein Urine Negatif
B. MASALAH
Ibu mengatakan pandangan mata kabur, nyeri kepala dan perutnya mulas.
C. KEBUTUHAN
Memberi informasi tentang penyebab perutnya mulas, nyeri kepala, dan menganjurkan banyak istirahat.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tanggal : 5 Mei 2017 Pukul : 13.40 WIB
IV. TINDAKAN SEGERA
Tanggal : 5 Mei 2017 Pukul : 13.50 WIB
Kolaborasi dengan Dokter SpOG untuk pemberian terapi 1. Memberikan obat oral
a. Nifedipin 3 x 10 mg 10 Tablet b. Vitamin A 2 x 200.000 IU 10 Tablet c. Amoxillin 3 x 500 mg 10 Tablet d. Asam mefenamat 3 x 500 mg 10 Tablet 2. Monitoring balance cairan.
3. Diet yang tepat cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam secukupnya.
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 05 Mei 2017 Pukul 14. 00 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
2. Observasi TTV, lochea, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri (TFU) ibu dan monitoring balance cairan setiap 4 jam.
3. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
4. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit.
5. Jelaskan pada ibu bahwa mulas yang dirasakan adalah normal.
6. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan personal hygine terutama daerah genetalia dan bekas luka jahitan agar tetap bersih dan kering.