• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.A P 2 A 0 UMUR 31 TAHUN DENGAN PRE EKLAMSIA RINGAN DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.A P 2 A 0 UMUR 31 TAHUN DENGAN PRE EKLAMSIA RINGAN DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.A P

2

A

0

UMUR 31 TAHUN DENGAN PRE EKLAMSIA RINGAN

DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma 3 Kebidanan

Disusun oleh : Evi Yunita Sari

NIM B14017

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN SEKOLAH

TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2017

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.A P

2

A

0

UMUR 31 TAHUN DENGAN PRE EKLAMSIA RINGAN

DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN

Diajukan Oleh : Evi Yunita Sari NIM B14017

Telah diperiksa dan disetujui Pada tangal ………

Pembimbing

Christiani Bumi Pangesti, S.SiT., M.Kes NIK. 201489130

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.A P

2

A

0

UMUR 31 TAHUN DENGAN PRE EKLAMSIA RINGAN

DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN

KaryaTulisIlmiah

DisusunOleh : Evi Yunita Sari

B14017

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D 3 Kebidanan

Pada tanggal ………...

PENGUJI I

Muthiah Rissa P, SST., M.Kes NIK. 201487131

PENGUJI II

Christiani Bumi P, S.SiT.,M.Kes NIK. 201489130

Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui, Ka. Prodi D 3 Kebidanan

Siti Nurjanah, SST., M.Keb NIK. 201188093

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. A P2 A0 Umur 31 Tahun dengan Preeklamsia Ringan di RSU Assalam Gemolong.”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D 3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S,Kep,Ns,M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Siti Nurjanah, S.ST.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi D 3 Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Christiani Bumi Pangesti, S.SiT., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku direktur RSU Assalam Gemolong Sragen yang telah bersedia memberikan ijin untuk melakukan studi kasus.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D 3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta,...2017 Penulis

(5)

v

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017

Evi Yunita Sari NIM B14017

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.A P2A0

UMUR 31 TAHUN DENGAN PRE EKLAMSIA RINGAN DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN

xi + 78 halaman + 13 lampiran

INTISARI

Latar belakang : Menurut WHO pre eklampsia mempengaruhi tujuh sampai sepuluh persen dari seluruh kehamilan di Amerika Serikat. Menurut SDKI 2012, terjadi peningkatan AKI hingga mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Tiga penyebab klasik kematian ibu yang paling dikenal, di samping pre eklampsia adalah perdarahan (17,22%), hipertensi (23,95%), infeksi (4,04%), dan lain-lain (54,09%). Pre Eklampsi merupakan salah satu sebab utama kematian ibu dan kematian perinatal yang tinggi, oleh karena itu diagnosa dini Pre Eklampsi dan penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan anak.

Tujuan studi kasus Dari asuhan kebidanan ibu nifas patologi pada Ny. A umur 31 tahun P2 A0 nifas dengan preeklamsia ringan adalah untuk meningkatkan

kemampuan penulis dalam memberikan asuhan kebidanan dengan menerapkan 7 langkah Varney, data perkembangan SOAP.

Metodologi penelitian : Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan metode observasional yang dilaktikan pada tanggal 21 Maret 2017 sampai tanggal 23 Maret 2017. Teknik pengumpulan data primer dan sekunder subyek studi kasus adalah ibu nifas patologi Ny. A P2 Ao umur 31 tahun dengan preeklamsia ringan

Hasil studi kasus : Hasil studi kasus ini adalah masalah yang dialami ibu nifas dengan preeklamsia ringan dapat diatasi. Hal ini dapat diketahui setelah melakukan asuhan selama 3 hari di dapatkan tidak mengalami komplikasi, dimana dari hasil evaluasi yang diberikan selama 3 hari di dapatkan basil : KU ibu baik, Tekanan darah : 120/80 mmHg, Suhu : 36,7 0C, Nadi : 80 x/menit, Respirasi : 20 x/menit, Oedema berkurang, protein berkurang menjadi (-) dan ibu mau menyusui bayinya.

Kesimpulan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara tepat, hasil yang dicapai Ny. A P2 A0 umur 31 Tahun dengan preeklamsia ringan yaitu KU ibu baik

Tekanan darah : 120/80 mmHg, Suhu : 36,7 0C, Nadi : 80 x/menit, Respirasi : 20 x/menit Oedema berkurang, protein berkurang menjadi (-) dan ibu mau menyusui bayinya. Kesenjangan antara teori dan praktek yaitu pada langkah perencanaan dan pelaksanaan

Kata Kunci :Asuhan Kebidanan, Ibu Nifas, Puting Susu Lecet dan luka

jahitan post episiotomi

(6)

vi MOTTO

1. Kesuksesan hanya di raih dengan segala upaya dan usaha di sertai doa, karena sesungguhnya nasip seseorang tidak akan berubah dengan sendirinya

2. Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keiklasan 3. Istigomah dalam menghadapi cobaan

4. Kita akan sukses jika belajar dari kesalahan PERSEMBAHAN:

Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada:

1. Sujud syukur kepada Allah SWT atas kemudahan sehingga KTI ini bisa terselesaikan.

2. Kedua Orang tuaku, Terimakasih atas kasih sayang dan do'a dalam setiap langkah, serta tetesan keringat perjuangan membesarkan, mendidik, dengan penuh cinta dan kasih sayang, tanpa mengeluh lelah. Semogaini awalan anda bisa membahagiakan kalian 3. Saudara -saudaraku tersayang, adikku yang selalu

memberi semangat dan dukungannya sehingga Allah lebih mempereratkan persaudaraan kami.

4. Nenek dan kake yang senang tiasa memberi doa sehingga selesai perkuliahan di STIKes Kusuma Husada ini

5. Sahabat-sahabatku, sahabat sejatiku yang selalu memberikan tawa dan canda, membantuku dikala kesulitan dan teman-teman Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta

6. Terimakasih untuk seseorang atas nasehat, semangat, kasih sayang, pengorbanan dan kesabarannya menemani dalam menyusun KTI ini

(7)

vii

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Evi Yunita Sari

Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 22 Agustus 1996

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jarak Rt 12 / 02 Kedungharjo, Mantingan, Ngawi.

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 1 Kedungharjo Lulus pada tahun 2009

2. SMP Negeri 1 Mantingan Lulus pada tahun 2011

3. SMA Negeri 1 Sambung Macan Lulus pada tahun 2014 4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2014/2015

(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN………... ii

HALAMAN PENGESAHAN………... iii

KATA PENGANTAR……….. iv

INTI SARI………. v

CURRICULUM VITAE vi DAFTAR ISI………. viii

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR LAMPIRAN………. xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1

B. Perumusan Masalah……… 4

C. Tujuan Studi Kasus………. 5

D. Manfaat Studi Kasus……….. 6

E. Keaslian Studi Kasus……….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis……… 8

B. Teori Manajemen Kebidanan………... 17

C. Landasan Hukum……… 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Studi……… 38

B. Lokasi Studi Kasus………... 38

C. Subjek Studi Kasus………. 38

D. Waktu Studi Kasus………... 39

E. Instrumen Studi Kasus……… 39

F. Teknik Pengumpulan Data………... 39

(9)

ix

H. Jadwal Penelitian……… 42

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus………... 44 B. Pembahasan……… 70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 76 B. Saran………... 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Studi Kasus Lampiran 5. Balasan Ijin Studi Kasus

Lampiran 6.Surat Ijin Menjadi Responden

Lampiran 7 Surat Persetujuan Pasien Dalam Pengambilan Kasus Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB) Lampiran 9 Lembar observasi

Lampiran 10. SAP Tanda Bahaya Nifas Lampiran 11. Leaflet Tanda Bahaya Nifas Lampiran 12. Dokumentasi

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nifas disebut juga masa puerperium dimana selama masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil (Maritalia, 2014). Terjadinya involusi atau kembalinya kondisi uterus ke keadaan semula dan terjadi proses produksi laktasi merupakan salah satu perubahan fisiologis (Saleha, 2009). Pada masa nifas cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan khususnya terkait komplikasi pre eklampsia dan eklampsia. Hal ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh kehamilan, namun sebab terjadinya masih belum jelas (Sofian, 2011). Keadaan ini spesifik muncul di usia lebih dari 20 minggu kehamilan hingga masa puerpurium (Leveno dalam Norma, 2013).

Menurut WHO pre eklampsia mempengaruhi tujuh sampai sepuluh persen dari seluruh kehamilan di Amerika Serikat (WHO, 2009). Di Inggris pada tahun 2009 kurang dari 10 wanita meninggal akibat preeklampsia setiap tahunnya, dan mempengaruhi maternal yang mengakibatkan kematian, di negara yang kurang berkembang terdapat 50.000 kematian maternal yang disebabkan oleh pre eklampsia dan eklampsia (Champman, 2006). Pada sisi lain insiden dari eklampsia pada negara berkembang sekitar 1 kasus per 100 kehamilan sampai 1 kasus per 1700 kehamilan. Pada negara Afrika seperti Afrika Selatan, Mesir, Tanzania dam Etiopia bervariasi sekitar 1,8% sampai

(12)

dengan 7,1%. Di Nigeria prevalensinya sekitar 2% sampai dengan 16,7% (Osungbade dan Ige, 2011)

AKI merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Semua (SUPAS) 2015, angka kematian ibu dari 359/100.000 kelahiran hidup mengalami penurunan menjadi 305/100.000 kelahiran hidup (DINKES RI ,2015). Di provinsi Jawa Tengah AKI juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 126,55/100.000 kelahiran hidup menjadi 111,16/100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 619 kasus (Dinkes Jateng, 2015)

Untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) Departemen Kesehatan sedang menggalakkan program Making Pregnancy Safer (MPS) dengan program antara lain Program Perencanaan, Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) (Depkes RI, 2013). Kejadian pre eklamsia dan eklamsia sulit dicegah tetapi didiagnosis dini sangat menentukan prognosis janin. Pengawasan hamil sangat penting karena pre eklamsia dan eklamsia merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi di Indonesia (Saifuddin, Rachimhadhi, dan Wiknjosastro, 2010).

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menunjukkan komplikasi yang tidak tertangani menyebabkan terjadinya kematian pada ibu. Menurut SDKI 2012, terjadi peningkatan AKI hingga mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Tiga penyebab klasik kematian ibu yang paling dikenal, di samping pre eklampsia adalah perdarahan (17,22%), hipertensi (23,95%), infeksi (4,04%),

(13)

dan lain-lain (54,09%) (Dinkes Jateng, 2012). Data di atas dapat kita lihat bahwa kematian maternal yang disebabkan oleh eklampsi menduduki urutan kedua setelah perdarahan. Tekanan darah tinggi atau hipertensi dalam kehamilan merupakan tanda awal komplikasi sebelum menjadi pre eklamsi dan eklampsi (Anggie, 2007).

Penyebab kematian ibu sejak dahulu tidak banyak berubah, yaitu perdarahan, eklamsia, komplikasi aborsi, partus macet, dan sepsis. Perdarahan yang bertanggung jawab sekitar 28% kematian ibu, sering tidak dapat diperkirakan dan tejadi tiba-tiba sebagian besar perdarahan terjadi pasca persalinan, baik karena atau nia uteri atau sisa plasenta. Hal ini menunjukkan kala III yang kurang optimal dan kegagal system pelayanan kesehatan menangani kedaruratan obstetric dan neonatal secara tepat dan cepat. Eklamsia merupakan penyebab nomor dua, yaitu sebanyak 13% kematian ibu. Sesungguhnya kematian karena eklamsia dapat di cegah dengan pemantuan dan asuhan antenatal yang baik serta teknologi sederhana (Saifuddin, Rachimhadhi, dan Wiknjosastro, 2010)

Pre Eklampsi merupakan salah satu sebab utama kematian ibu dan

kematian perinatal yang tinggi, oleh karena itu diagnosa dini Pre Eklampsi dan penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan anak (Depkes RI, 2010). Upaya bidan untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas pada ibu nifas dengan pre eklamsia ringan di RSU Assalam Gemolong Sragen diperlukan pelayanan kesehatan yang mengacu pada preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif. Dimana dengan cara pemberian

(14)

anti hipertensi, diet rendah garam dan tinggi protein serta pantau pemeriksaan urine dalam kasus preeklamsia peran bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sangat menentukan prognosa baik buruk keadaan penderita (Lestari, 2013).

Data survey pendahuluan dari rekam medik di RSU Assalam Gemolong Sragen pada bulan Januari sampai September 2016 tercatat 2252 (100%) ibu nifas yang dirawat, ibu nifas normal sebanyak 983 ( 43,65%), dan ibu nifas patologi sebanyak 1269 orang (56,35%). Data ibu nifas dengan pre eklamsia ringan sebanyak 189 (14,8%), ibu nifas dengan pre eklamsia berat sebanyak 97 orang (7,64%), perdarahan sebanyak 424 (33,4%), hipertensi sebanyak 166 (13,08%), bendungan ASI sebanyak 33 orang (2,6%), putting susu lecet sebanyak 37 orang (2,9%), infeksi luka jahitan sebanyak 288 orang (22,7%), dan anemia sebanyak 35 orang (2,76%) (Rekam Medis Assalam, 2016).

Berdasarkan data ibu nifas dengan pre eklamsia ringan masih tinggi dan dapat mengakibatkan kematian, maka penting untuk dilakukan pelaksanaan studi kasus “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny.A P2A0 umur 31 tahun

dengan Pre Eklamsia ringan di RSU Assalam Gemolong Sragen”. Kasus diatas dapat memunculkan permasalahan komplek sehingga penulis menerapan kebidanan 7 langkah Varney.

B. Perumusan masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny.A P2A0 Umur 31 Tahun dengan Pre eklamsia Ringan di RSU Assalam

(15)

Gemolong.” dengan menggunakan pendekatan Manajemen Kebidanan Menurut 7 langkah Varney?”.

C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum

Untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan , ketrampilan dan penanganan pada Ibu Nifas Ny. A P2A0 Umur 31 Tahun dengan Pre eklamsia Ringan di RSU Assalam Gemolong.”melalui menejemen

kebidanan 7 langkah Varney. 2. Tujuan Khusus

a. Diharapkan Penulis mampu :

1) Melaksanakan pengkajian pada ibu nifas Ny.A P2A0 Umur 31

Tahun dengan pre eklamsia ringan.

2) Menginterpretasikan data, merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada ibu nifas Ny.A P2A0 Umur 31

Tahun dengan pre eklamsia ringan.

3) Menentukan diagnosa masalah potensial pada ibu nifas Ny.A P2A0 Umur 31 Tahun dengan pre eklamsia ringan.

4) Mengidentifikasi tindakan segera pada ibu nifas Ny.A P2A0

Umur 31 Tahun dengan pre eklamsia ringan.

5) Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.A P2A0

Umur 31 Tahun dengan pre eklamsia ringan.

6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.A P2A0 Umur 31 Tahun dengan pre eklamsia ringan.

(16)

7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.A P2A0

Umur 31 Tahun dengan pre eklamsia ringan.

b. Mampu menganalisa adanya kesenjangan teori dan pratek pada ibu nifas Ny.A P2A0 Umur 31 Tahun dengan pre eklamsi ringan.

D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Penulis

Penulis diharapkan dapat mengetahui penatalaksanaan dan penanganan masalah asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan pre eklamsia ringan. 2. Bagi Profesi

Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan

pre eklamsia ringan

3. Bagi Institusi

a. Bagi Rumah Sakit

Untuk meningkatkan pelayanan kebidanan khususnya pada penanganan asuhan ibu nifas dengan pre eklamsia ringan

b. Bagi Pendidikan

Penulis mengharapkan agar hasil studi kasus dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi institusi pendidikan.

E. Keaslian Studi Kasus

Studi kasus ini pernah dilakukan oleh :

1. Asih Jamiarti (2007), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. K Umur 28 tahun Dengan Pre Eklamsia Berat di Bangsal Kenanga di

(17)

RSUD Karanganyar”. Dengan kriteria hasil diketahui dari asuhan kebidanan yang telah dilakukan selama kurang lebih 6 hari dengan pemberian terapi Cavapres 125 mg dan Diasepam 20 mg dalam infus D5% tetes per menit. Adanya perubahan perilaku adanya kemajuan kondisi klien menjadi lebih baik yaitu tekanan darah : 120/80 mmHg, Nadi : 80/x menit, Suhu : 36,5 °c , respirasi : 20 x/menit dan timbulnya motivasi untuk menjaga kesehatan dan penambahan pengetahuan berhasil.

2. Nining Lestari (2013), Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. I P2A0

Dengan Pre Eklampsia Berat Di RSU Assalam Gemolong Sragen Tahun 2013 Hasil asuhan kebidanan yang diberikan ibu nifas Tindakan segera pada kasus ibu nifas Ny. I P2A0 dengan pre eklampsia berat yaitu

melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi injeksi MgSO4 40% sebanyak 4 gram disuntikan IM tiap 6 jam, Cefotaxim 1 gram tiap 12 jam. Untuk terapi oral : Cefodraxid 2 x 500 gram untuk mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah dan memantau protein urine Ny. I P2A0 agar tidak terjadi eklampsia. Sedang untuk langkah evaluasi didapatkan hasil keadaan ibu Baik, Tekanan darah: 120/80 mmHg, Suhu: 36,7 0C, Nadi: 80 x/menit, Oedema berkurang, protein urine berkurang menjadi (+).

Perbedaan studi kasus ini dengan studi kasus sebelumnya terletak pada Waktu, Tempat dan Subyek. Persamaan Studi Kasus ini terletak pada judul Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny.A P2A0 Umur 31 Tahun dengan

(18)

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Nifas a. Pengertian Nifas

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil uang berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali keadaan tidak hamil yang normal. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memelukan waktu 6-12 minggu (Marmi, 2015).

b. Tahap Masa Nifas

Menurut Marmi (2015), tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut.

1) Peurperium dini

Sesuatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan.

(19)

2) Peurperium intermedial

Sesuatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam sampai delapan minggu.

3) Remote Peurperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam eadaan sempurna terutama ibu apabila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.

c. Tanda Bahaya Pada Masa Nifas

Tanda bahaya pada masa nifas menurut Marmi, (2015), adalah sebagai berikut :

1) Sakit pada kepala

2) Berkurangnya volume urin

3) Gangguan penglihatan, pandangan mata kabur, dan sensitif pada cahaya.

4) Pembengkakan di wajah atau tangan.

5) Meningkatnya kandungan protein pada urine (proteinuria).

6) Rasa nyeri pada perut bagian atas, biasanya dibawah tulang rusuk sebelah kanan.

7) Berkurangnya jumlah trombosit. d. Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas

Kebutuhan dasar ibu masa nifas menurut Sulistyawati (2009), adalah sebagai berikut :

(20)

1) Nutrisi dan Cairan 2) Energy

3) Protein

4) Ambulasi Dini

5) Eliminasi : Buang Air Kecil dan Besar 6) Kebersihan Diri

7) Seksual

8) Latihan / Senam Nifas

e. Pendidikan Kesehatan Masa Nifas 1) Gizi

Pendidikan kesehatan gizi untuk ibu menyusui antara lain: konsumsi tambahan 500 kalori setiap hari, makan dengan diet berimbang, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, tablet zat besi harus diminum selama 40 hari pasca bersalin dan minum kapsul vitamin A (200.000 unit).

2) Kebersihan diri

Pendidikan kesehatan kebersihan diri untuk ibu nifas antara lain: menganjurkan kebersihan seluruh tubuh; mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin; menyarankan ibu untuk mengganti pembalut; menyarankan ibu untuk cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin; jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, menyarankan untuk menghindari menyentuh daerah luka.

(21)

3) Istirahat / tidur

Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam hal istirahat/tidur meliputi: menganjurkan ibu untuk cukup istirahat; menyarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah secara perlahan-lahan; menjelaskan pada ibu bahwa kurang istirahat akan pengaruhi ibu dalam jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi serta diri sendiri.

4) Pemberian ASI

Pendidikan kesehatan untuk ibu nifas dalam pemberian ASI sangat bermanfaat, karena pemberian ASI merupakan cara yang terbaik untuk ibu dan bayi. Oleh karena itu, berikan KIE tentang proses laktasi dan ASI; mengajarkan cara perawatan payudara.

5) Latihan/ senam nifas

Pendidikan kesehatan tentang latihan/senam nifas meliputi: mendiskusikan pentingnya pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal; menjelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat bantu mempercepat pengembalian otot-otot perut dan panggul kembali normal.

6) Hubungan seks dan Keluarga Berencana

Pendidikan kesehatan tentang seks dan keluarga berencana yaitu: hubungan seks dan KB dapat dilakukan saat darah nifas sudah berhenti dan ibu sudah merasa nyaman; keputusan untuk segera

(22)

melakukan hubungan seks dan KB tergantung pada pasangan yang bersangkutan; berikan KIE tentang alat kontrasepsi KB.

7) Tanda-tanda bahaya masa nifas

Pendidikan kesehatan tanda-tanda bahaya masa nifas meliputi: berikan pendidikan kesehatan tanda bahaya masa nifas untuk mendeteksi komplikasi selama masa nifas. Tanda bahaya berupa: perdarahan dan pengeluaran abnormal, sakit daerah abdomen/punggung, sakit kepala terus menerus/penglihatan kabur/nyeri ulu hati, bengkak pada ekstremitas, demam/muntah/sakit saat BAK, perubahan pada payudara, nyeri/kemerahan pada betis, depresi postpartum.

2. Pre Eklampsi a. Pengertian

Pre-eklamsi merupakan suatu penyakit vasopatik, yang melibatkan banyak sistem dan ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi yang terjadi setelah minggu ke-20 dan protein uria (Bobak,2015).

b. Etiologi

Beberapa factor etiologi menurut Norma dan Dwi (2013), sebagai berikut:

1) Primigravida, kira kira 85% preeklamsi terjadi pada kehamilan pertama

2) Grand multigravida 3) Janin besar

(23)

4) Distensi janin berlebihan: hidromnion, hamil ganda, mola hidatidosa.

5) Morbid obesitas atau kegemukan

6) Pada ibu yang mengalami hipertensi kronis atau penyakit ginjal. 7) Jumlah umur ibu diatas 35 tahun

c. Patofisilogi

Preeklamsi harus mempertimbangkan pengamatan bahwa gangguan hipertensif akibat kehamilan jauh lebih besar ke kemungkinan terjadi pada wanita:

1) Terpajan ke virus korion untuk pertama kali

2) Terpajan ke virus korion dalam jumlah yang besar, seperti pada kehamilan kembar

3) Telah mengidap penyakit vaskuler

4) Secara genetis memiliki predisposisi mengalami heipertensi yang timbul sehamilan (Norma dan Dwi, 2013)

d. Klasifikasi Pre Eklampsia

Menurut Norma dan Dwi (2013), ada 2 klafsifikasi preeklamsi sebagai berikut:

1) Pre Eklampsia Ringan a) Tekanan darah

dengan tekanan darah sistolik/ diastolik lebih dari 140/90-160/110 mmHg.

(24)

c) Protein urin 0,3 gram/ lebih dengan tingkat kualitatif positif (+) satu sampai dua pada urin kareter atau urin aliran pertengahan.

d) Edema dependen

e) Pengeluaran urin sama denfan masukan ≥30 ml/jam 2) Pre Eklampsia Berat

a) Tekanan darah sistol lebih dari 160 mmHg / diastol 110 mmHg

b) Protein urin 5 gram atau lebih dengan tingkat kualitatif positif (+++)

c) Oliguria yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/24 jam d) Nyeri epigastrum atau nyeri atas abdomen

e) Oedema paru-paru dan sianosis

f) Adanya gangguan penglihatan, nyeri kepala, nyeri epigastrum.

3. Pre Eklampsi Ringan a. Pengertian

Pre Eklampsi Ringan menurut Sujiyatini, dkk (2009) adalah timbulnya hipertensi disertasi proteinuria dan/atau edema setekah umur kehamilan 20 minggu atau setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.

(25)

Pre Eklamsia Ringan menurut Saifuddin, (2009) adalah suatu sindrom spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasopasme pembulu darah dan aktifitas endotel. b. Gejala klinis Pre Eklampsia Ringan

Menurut Sujiyatini, dkk (2009), ada beberapa gejala klinis pada pre ekalmsi ringan sebagai berikut:

1. Kenaiakan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih

2. Proteinuria: secara lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau kualitatif positif 2(+2)

3. Edema pada pretibial, dinding abdomen, limbosakral, wajah atau tangan

4. Kenaikan berat badan ibu 1kg atau lebih perminggu selama 2 kali berturut-turut.

5. Timbul salah satu dari gejala c. Pencegahan

Menurut Sujiyatini, dkk (2009), untuk mencegah kejadian Pre Eklampsia Ringan dapat dilakukan dengan nasehat yang berkaitan dengan:

1) Diet makanan

Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin, rendah lemak dan tidak perlu diet rendah garam.

(26)

2) Cukup istirahat

Istirahat yang cukup pada hamil tua sangat penting lebih banyak duduk atau berbaring ke arah kiri sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.

3) Pengawasan Antenatal (hamil)

Bila terjadi perubahan pada pergerakan janin segera datang ke tempat pemeriksaan.

d. Penatalaksanaan

Menurut Sujiyatini, dkk (2009), penatalaksanaan Pre Eklampsia ringan dibagi menjadi :

1) Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre eklamsi ringan a) Banyak istirahat ( berbaring tidur/ miring)

b) Diet: cukup protein, rendah karbohidrat, lemah dan garam c) Sedativ ringan: diazepam 3x2 per oral selama 7 hari. d) Roborantia

e) Kunjungan ulang setiap 1 minggu

f) Pemeriksaan Laboratorium: darah lengkap, urin lengkap. 2) Penatalaksaan rawat tinggal pasien pre eklamsi ringan berdasarkan

kriteria:

a) Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-gejala preeklamsia

b) Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu).

(27)

c) Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklamsi berat.

B. Teori Asuhan kebidanan menurut Varney 1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode supaya dapat mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilan dalam rangkaian/ tahapan yang logis agar mengambil keputusan yang terfokus pada klien (Varney, 2004)

2. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

Proses manajemen menurut varney ada 7 langkah mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi :

a. Langkah 1 : Pengkajian Data

Dalam langkah pertama ini di kumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Agar memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang (Varney, 2004).

1) Anamnesa/ data subjektif

DS : Adalah data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu data kejadian. Informasi tersebut

(28)

dapat ditentukan dengan informasi/ komunikasi (Nursalam, 2012).

a) Biodata pasien (Suami – Istri)

Menurut Nursalam (2012), pengkajian biodata antara lain : (1) Nama : Untuk mengetahui nama klien agar mempermudah

dalam komunikasi.

(2) Umur : Untuk mengetahui adanya faktor resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.

(3) Agama : Untuk mengetahui agama apa yang dianut klien agar pada saat memberikan motivasi pada klien disesuaikan dengan agamanya.

(4) Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau Ras. (5) Pendidikan : Untuk mengetahui latar belakang, tingkat

pendidikan dan pengetahuan.

(6) Alamat : Untuk mengetahui lingkungan, tempat tinggal dan karakteristik masyarakat.

(7) Pekerjaan : Untuk mengetahui keadaan ekonomi. b) Keluhan utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan serta berhubungan dengan kehamilan (Alimul, 2006). Pada kasus ibu hamil dengan Pre Eklampsi ringan keluhannya meliputi penambahan berat badan yang berlebihan dan

(29)

kenaikan tekanan darah (gejala subjektif sakit kepala, tengkuk sakit) (Wiknjosastro, 2010).

c) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui menarche, siklus haid, lamanya haid, banyaknya darah, teratur/ tidak, sifat darah, dismenorhea. mengetahui hari pertama menstruasi terakhir, menentukan kelahiran dari persalinan serta menentukan umur kehamilan (Wiknjosastro, 2010).

d) Riwayat hamil sekarang, menurut Wiknjosastro (2010) meliputi :

(1) HPHT : Untuk mengetahui hari pertama haid terakhir/ hari perkiraan lahir.

(1) Gerakan janin : Untuk mengetahui apakah ibu sudah merasakan gerakan janinnya atau belum.

(2) Obat yang dikomsumsi : Untuk mengetahui obat apa saja yang dikonsumsi ibu selama hamil.

(3) Keluhan selama hamil : Untuk mengetahui keluhan apa yang dirasakan ibu selama hamil.

(4) ANC : Untuk mengetahui sudah berapa kali ibu dating periksa ke tenaga kesehatan.

(5) Penyuluhan yang pernah didapat : Untuk mengetahui apakah ibu pernah mendapat penyuluhan atau belum selama hamil.

(30)

(6) Imunisasi TT : Untuk melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum dan melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka. ditanya apakah sudah imunisasi TT/ belum.

(7) Kekhawatiran kusus : Untuk mengetahui apakah ibu merasakan kekhawatiran kusus/ tidak.

e) Riwayat penyakit menurut Ambarwati, dkk (2008), meliputi : (1) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah penyakit lain yang berasa memperberat keadaan klien seperti batuk, pilek, deman.

(2) Riwayat penyakit sistemik

Untuk mengetahui apakah klien pernah menderita jantung, ginjal, asma/ TBC, hepatitis, DM, hipertensi, epilepsi, dan penyakit lainnya.

(3) Riwayat penyakit keluarga

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menurun seperti : jantung, hipertensi, dan Diabetes Militus dan penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS (Farrer, 2012).

(31)

(4) Riwayat keturunan kembar

Untuk mengetahui apakah dalam keluarganya dan suaminya ada yang memiliki keturunan kembar (Saifuddin, 2010).

(5) Riwayat operasi

Untuk mengetahui apakah klien pernah dilakukan tindakan operasi atau belum, yang sekiranya dapat mengganggu dalam proses kehamilan ini (Wiknjosastro, 2010).

f) Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali menikah, umur berapa menikah dengan suami, berapa lama sudah menikah dan apakah sudah memiliki anak belum (Ambarwati dan Wulandari, 2008).

g) Riwayat keluarga berencana

Untuk mengetahui klien pernah menggunakan KB/ tidak, jika sudah berapa lama memakainya dan berhenti menggunakan KB kenapa dan apakah ada keluhan atau tidak selama memakai (Ambarwati dan Wulandari, 2008).

h) Menurut Wiknjosastro (2010), riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu, meliputi :

(1) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan (2) Persalinan : Spontan/ buatan, ditolong oleh siapa.

(32)

(3) Nifas : Keadaan klien baik/ tidak, bagaimana proses laktasinya.

(4) Anak : Jenis kelamin, berat badan, panjang badan. (5) Keadaan anak sekarang : Hidup/tidak, sehat/ tidak. i) Pola kebiasaan sehari – hari

(1) Pola Nutrisi

Dikaji untuk mengetahui makanan yang biasa dikonsumsi dan porsi makan dalam sehari. Pada ibu hamil dengan Pre Eklampsi Ringan makanan diet biasanya (tinggi protein, tinggi karbohidrat) (Wiknjosastro, 2010).

(2) Pola Eliminasi

Menggambarkan kebiasaan BAB meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan BAK meliputi frekuensi, warna dan jumlah (Ambarwati dan Wulandari, 2008). Pada kasus Pre eklampsia ringan BAB 1 kali sehat dan BAK 6 kali sehari (Ilaham, 2007).

(3) Pola Aktifitas

Dikaji untuk mengetahui apakah Pre Eklampsi ringan disebabkan karena aktifitas fisik secara berlebihan (Susilowati, 2008).

(33)

(4) Pola Istirahat

Dikaji untuk mengetahui kebiasaan istirahat klien siang berapa jam dan malam berapa jam (Ambarwati dan Wulandari, 2008).

(5) Pola Seksualitas

Dikaji untuk mengetahui berapa kali klien melakukan hubungan seksualitas dengan suami dalam seminggu dan ada keluhan atau tidak (Wiknjosastro, 2010).

(6) Pola Psikososial Budaya

Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan tentang kehamilan ini, kehamilan ini direncanakan atau tidak, jenis kelamin yang diharapkan laki-laki atau perempuan, dukungan keluarga tentang kehamilan ini, keluarga yang tinggal serumah, pantang makanan atau tidak, adat istiadat tentang kehamilan ini (Saifuddin, 2010).

(7) Pemakaian obat – obat / perokok

Dikaji untuk mengetahui pemakaian obat-obatan selain dari bidan atau tidak, klien merokok atau tidak, suami merokok atau tidak (Alimul, 2006).

2) Pemeriksaan Fisik/Data Objektif meliputi : a) Status Generalis

(34)

Untuk mengetahui keadaan umum klien apakah baik dan lemah (Alimul, 2006) kesadaran dinilai baik jika dapat menjawab semua pertanyaan (Manuaba, 2012). Dinilai lemah jika kurang atau tidak memberi respon yang baik terhadap lingkungan (Sulistiyawati, 2009). Pada kasus pre eklampsi ringan keadaan umum ibu baik (Manuaba, 2012). (2) Kesadaran :

Untuk mengetahui tingkatan kesadaran ibu (Nursalam, 2012).

(a) Composmentis (kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang diberikan) (b) Somnolen (kesadaran yang mau tidur saja. Dapat

dibangun dengan rangsang nyeri, tetapi jatuh tidur lagi). (c) Koma (tidak dapat bereaksi terhadap rangsangan apaun,

reflek-reflek pupil terhadap cahaya tidak ada) .

(d) Apatis (acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya). Pada kasus pre eklampsi ringan kesadaran ibu composmentis (Alimul, 2006).

(3) Pemeriksaan Fisik

(a) Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah klien, normal 120/80 mmHg (Varney, 2007). Apabila tekanan darah diatas 140/ 90 mmHg terjadi hipertensi mengarah pre eklampsi ringan (Wiknjosastro, 2010).

(35)

(b) Suhu : Untuk mengetahui ada peningkatan suhu tubuh/ tidak, normalnya suhu tubuh (36,50C-37,60C) (Perry, 2008). Pada pemeriksaan suhu penting karena panas/ demam tinggi itu mengarah/ mengakibatkan kejang yang mengarah pada pre eklampsi (Wiknjosastro, 2010).

(c) Nadi : Untuk mengetahui denyut nadi klien dengan menghitung dalam 1 menit normal 60 – 100X / menit (Perry, 2008). Pada pemeriksaan nadi terjadi kenaikan karena adanya peningkatan sensifitas dari peredaran darah yang merupakan akibat dari penyempitan pembuluh darah yang mengarah pada pre eklampsi ringan (Ibnu, 2008).

(d) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung dalam 1 menit, respirasi normal 16 – 20X/ menit (Perry, 2005). Terjadi percepatan respirasi karena adanya penyempitan pembuluh darah yang merupakan dasar timbulnya pre eklampsi ringan (Ibnu, 2008).

(e) Berat Badan : Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan selama hamil, penambahan berat badan rata – rata 0,3 – 0,5/ minggu, 1 kg/ nilai normal untuk penambahan berat badan selama kehamilan 9-12 kg

(36)

(Perry, 2008). Kenaikan berat badan1 kg atau dalam 1 minggu mengarah pre eklampsi ringan (Wiknjosastro, 2010).

(f) Tinggi badan : Untuk mengetahui tinggi badan klien kurang dari 145 cm/ tidak, termasuk faktor resiko tinggi dengan panggul sempit dengan perencanaan melahirkan di rumah sakit (Manuaba, 2012).

(g) LILA : Untuk mengetahui lingkar lengan atas klien normal/ tidak, normalnya 23,5 cm, termasuk faktor resiko tinggi (KEK) penanganannya dengan perbaikan gizi (Wiknjosastro, 2010).

b) Pemeriksaan Sistematis (1) Kepala

(a) Rambut : Untuk mengetahui rambut klien bersih/ tidak, ada ketombe/ tidak, rontok/ tidak (Alimul, 2006). (b) Muka : Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, pucat

atau tidak karena tanda gejala pre eklamsi terjadi oedema (Wiknjosastro, 2010).

(c) Mata : Untuk mengetahui oedema/ tidak, conjungtiva berwarna pucat . Pada kasus ini ibu mengalami keluhan dengan pandangan menjadi kabur yang mengarah pada pre eklampsi ringan (Manuaba, 2012).

(37)

(d) Hidung : Untuk mengetahui simetris/ tidak, ada benjolan/ tidak (Manuaba, 2012).

(e) Telinga : Untuk mengetahui simetris/ tidak, ada serumen/ tidak, bersih/ tidak (Alimul, 2006).

(f) Mulut/ gusi/ gigi : Untuk mengetahui ada stomatitis/ tidak, ada caries/ tidak, berdarah/ tidak (Wiknjosastro, 2010).

(2) Leher

Untuk mengetahui adakah pembesaran pada kelenjar gondok, tumor/ tidak, kelenjar limfe/ tidak (Alimul, 2006). (3) Dada dan Axilla

Dikaji untuk mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pemeriksaan dada dan axilla meliputi :

(a) Mammae : Menurut (Varney, 2007) (1). Pembesaran : Ada pembesaran/ tidak (2). Benjolan : Ada benjolan/ tidak (3). Simetris : Simetris/ tidak

(4). Areola : Hyperpigmentasi/ tidak (5). Puting susu : Menonjol/ tidak (6). Kolustrum : Sudah keluar/ belum

Keterangan :Untuk mengetahui apakah ada kanker mammae atau tumor (Varney, 2007).

(38)

(b) Axilla : Adakah benjolan/ tidak, nyeri tekan/ tidak (Varney, 2007).

(4) Ekstermitas

Atas/ tangan : Apakah ada oedema/ tidak, jari lengkap/ tidak, ada kelainan/ tidak. Jika terjadi oedema mengarah pada tanda gejala Pre eklampsi ringan.

Bawah/ kaki : Apakah ada varices/ tidak, oedema/ tidak, jari lengkap/ tidak, adakelainan/ tidak. Jika terjadi oedema mengarah pada tanda gejala Pre eklampsi ringan (Wiknjosastro, 2010).

c) Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis) (1) Abdomen

(a) Inspeksi : untuk mengetahui pembesaran perut, adakah striae gravidarum atau luka bekas operasi (Walyani, 2015).

(b) Palpasi : untuk menentukan adanya kelembutan,

tenderness, sensasi, suhu tubuh, massa tumor, oedema, dan nyeri tekan.

(Tarwoto dan Wartonah, 2015). Pada masa nifas dilakukan palpasi untuk menentukan TFU dan kontraksi uterus (Sulistyawati, 2015).

(39)

(2) Anogenital (a) Genitalia

Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015) pemeriksaan genetalia dilakukan untuk mengetahui pengeluaran lochea, hematoma, serta kebersihan genitalia ibu. Pada ibu nifas pengeluaran lochea

rubra hari ke 1-2 postpartum, sanguinolenta hari ke

3-7 postpartum, serosa setelah 1 minggu

postpartum dan alba setelah 2 minggu postpartum

(Marliandriani dan Ningrum, 2015). (b) Perineum

Untuk pemeriksaan pada jahitan laserasi klien (Walyani dan Purwoastuti, 2015). Pada ibu nifas untuk melihat keadaan luka laserasi terkena infeksi atau tidak (Sulistyawati, 2015).

(3) Anus

Untuk memeriksa kebersihan anus serta ada tidaknya

haemorhoid (Sulistyawati, 2015).

(4) Inspekulo

Untuk melakukan pemeriksaan pada vagina serta portio adakah penonjolan serta infeksi tidak

(40)

d) Pemeriksaan penunjang

Untuk mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain (Varney, 2007). Pada kasus Pre Eklampsia ringan diperlukan pemeriksaan pada kasus pre eklampsia ringan di dapatkan protein urin (+1) (Manuaba, 2012).

b. Langkah II : Interpretasi Data

Menginterpretasikan data agar mengidentifikasikan diagnosa atau masalah. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik (Varney, 2007).

a) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan (Varney, 2007). Diagnosa kebidanan pada Ibu Nifas dengan Pre Eklampsi ringan :

Diagnosa : Ny. X PxAx umur X tahun hari ke-X post partum dengan pre eklamsia ringan.

Data Dasar

1) Data Subjektif

Adalah data yang diperoleh dari keterangan klien atau keluarga (Varney,2007). Data Subjektif pada ibu hamil dengan Pre eklampsi ringan :

(41)

a) Ibu mengatakan kepalanya sedikit pusing

b) Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama, kedua atau lebih.

c) Ibu mengatakan sudah pernah keguguran atau belum pernah keguguran.

d) Ibu mengatakan usia kehamilannya berapa minggu. e) Ibu mengatakan haid terakhir tanggal ...

2) Data Objektif

Adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan secara langsung pada klien (Varney, 2007).

Data Objektif pada ibu nifas dengan pre-eklampsia ringan pemeriksaannya fisiknya :

a) Keadaan Umum : Baik b) Kesadaran : Composmentis

c) Pemeriksaan vital sign :TD : lebih dari 140/90 mmHg, Suhu : lebih dari 37,70C, Nadi : lebih dari 100 x/menit, Respirasi : lebih dari 20 x/menit

d) Pengukuran tinggi badan :Normal : 145 cm

e) Penimbangan berat badan sebelum hamil dan selama hamil : terjadi kenaikan berat badan 0,3- 0,5 kg atau 1 kg dalam 1 minggu.

(42)

b) Masalah

Masalah adalah masalah yang timbul berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa (Varney, 2007). Masalah yang sering timbul pada ibu nifas dengan Pre Eklampsi ringan yaitu cemas dengan keadaaannya dan kurang mendapat informasi tentang Preeklampsi ringan (Manuaba, 2012).

c) Kebutuhan

Kebutuhan adalah kebutuhan yang diburuhkan oleh pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang didapat dengan melakukan analisa data (Varney, 2007). Kebutuhan yang diperlukan pada ibu nifas dengan Pre Eklampsia ringan adalah dorongan moral dan informasi mengenai ibu hamil dengan Pre Eklampsi ringan (Manuaba, 2012).

c. Langkah III : Diagnosa Potensial

Merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnose (Varney, 2007). Diagnosa potensial yang terjadi pada ibu nifas dengan Pre Eklampsi ringan apabila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat dan berlangsung akan menjadi Pre Eklampsi berat dan Eklampsia (Manuaba, 2012). Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa nifas yang di tandai dengan kejang ( bukan

(43)

timbul akibat kelainan saraf ) dan atau koma dimana sebelumnya sudah menimbulkan gejala pre eklampsia (Ong Tjandra & John 2008 ). d. Langkah IV : Tindakan Segera

Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi kliennya, setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa masalah potensial yang sebelumnya (Varney, 2007). Pada kasus Pre Eklampsi ringan agar tidak menjadi pre eklampsi berat tindakan yang harus diambil adalahberkolaborasi dengan Dokter SPOG, pemantauan secara rutin tekanan darah, DJJ, kontrol ulang protein urine dan oedema (Manuaba, 2012).

e. Langkah V : Rencana Tindakan

Ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau antispasipada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Varney, 2007).

Menurut Sujiyatini, Mufdlilah, Hidayat, (2009), perencanaan asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan pre eklampsi ringan adalah : 1) Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre eklamsi ringan

g) Banyak istirahat ( berbaring tidur/ miring)

h) Diet: cukup protein, rendah karbohidrat, lemah dan garam i) Sedativ ringan: diazepam 3x2 per oral selama 7 hari. j) Roborantia

(44)

k) Kunjungan ulang setiap 1 minggu

l) Pemerikasaan Laboratorium: darah lengkap, urin lengkap. 2) Penatalaksaan rawat tinggal pasien pre eklamsi ringan berdasarkan

kriteria:

a) Setelah 2 minggu pengobatan rawat jalan tidak menunjukkan adanya perbaikan dari gejala-gejala preeklamsia

b) Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali berturut-turut (2 minggu).

c) Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklamsi berat.

f. Langkah VI : Pelaksanaan

Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang diuraikan pada langakah kelima, dilaksaanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini dapat dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh klien atau tenaga lainnya (Varney, 2007). Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Pre Eklampsi ringan dilaksanakan sesuai dengan rencana. g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukaan evaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar telah dipenuhi sesui dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif dalam pelaksaanaannya (Varney,

(45)

2007). Menurut Manuaba (2012), evaluasi ibu nifas dengan Pre Eklampsi ringan adalah :

1) Tekanan darah menurun sampai dengan 130/80 mmHg. 2) Oedema pada muka, kaki, tangan berkurang.

3) Proteinuria (-) 3. Data Perkembangan SOAP

Data perkembangan dituliskan dengan SOAP (Varney, 2007), pencatatan SOAP didasarkan pada sebuah daftar masalah atau diagnosa. Setelah diagnose diidentifikasi, informasi yang terkait dengan diagnosis tersebut ditulis dengan cara berikut :

a) Subjektif : Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa (Varney, 2007).

b) Objektif : Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment (Varney, 2007).

c) Assesment : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data Subjektif dan Objektif dalam suatu identifikasi diagnosa/ masalah, antisipasi diagnosa/ masalah, perlunya tindakan segera oleh bidan/ dokter dan konsultasi kolaborasi (Varney, 2007). d) Planning : Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan,

(46)

C. Landasan Hukum

Berdasarkan peratutan Menteri Kesehatan Repuplik Indonesia No. 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang ijin dan penyelenggaraan Praktik Bidan yang disebutkan pada :

Pasal 9

Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanaan yang meliputi :

1. Pelayanan kesehatan ibu 2. Pelayanan kesehatan anak

3. Pelayanan kesehatan reproduksi dan KB Pasal 10

1. Pelayanan kesehatan ibu dimaksud pada pasal 9 huruf a diberikan pada masa prahamil, kehamilan, persalinan, dan nifas, menyusui, dan masa diantara 2 kehamilan

2. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diantaranya menyebutkan pelayanan ibu massa nifas normal dan masa menyusui. 3. Sebagaimana dimaksud pada ayat 2 bidan dalam memberikan pelayanan

kesehatan disebutkan berwenang dalam penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan, pemberi vitamin A pada dosis tinggi ibu nifas, fasilitas atau bimbingan insiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu ekslusif, pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan post poartum, penyuluhan dan konseling.

(47)

Kompetensi ke-5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.. Keterampilan Dasar mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus, termasuk keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan dan kelahiran, melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu, merumuskan diagnosa masa nifas, mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau merujuk untuk tindakan yang sesuai.

(48)

38 BAB III

METODOLOGI LAPORAN KASUS

A. Jenis Studi Kasus

Laporan studi kasus ini dengan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang tejadi pada masa kini. Studi kasus adalah rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi.

(Nursalam, 2016). Pada studi kasus ini mengkaji tentang ibu nifas dengan pre

eklamsia ringan

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi merupakan tempat dimana pengambilan kasus dilaksanakan (Notoatmojdo, 2010). Pada kasus ini lokasi pengambilan studi kasus dilakukan di RSU Assalam Gemolong Sragen.

C. Subjek Studi Kasus

Subjek adalah sumber utama data studi kasus yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti (Nursalam, 2013). Subjek kasus ini adalah Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny.A P2A0 Umur 31 Tahun

(49)

D. Waktu Pelaksanaan Studi Kasus

Waktu merupakan batas dimana pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan kasus dilakukan pada tanggal 21 – 23 Maret 2017.

E. Instrumen yang digunakan

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010). Dalam melakukan studi kasus ini instrumen yang digunakan adalah format Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dengan 7 langkah varney dan SOAP untuk data perkembangan.

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek/ objek penelitian perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2009). Studi kasus ini akan menggunakan data primer yang diperoleh dengan cara : a. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut atau face

to face (Notoatmojo, 2010).

Pelaksanaan wawancara ini dilakukan pada ibu nifas Ny. A P2A0

(50)

b. Pengamatan

Pengamatan (observasi) adalah prosedur yang berencana, antara lain meliputi: melihat, mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmojo, 2010).

Dalam kasus ini untuk memperoleh data obyektif yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada klien untuk mengetahui keadaan perkembangan dan perawatan yang telah dilakukan.

Pelaksanaan observasi ini dilakukan dengan mengobservasi tekanan darah, protein urine pada ibu nifas Ny.A P2A0 Umur 31 Tahun

dengan pre eklampsia ringan di RSU Assalam Gemolong Sragen. c. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian kesehatan merupakan komponen kunci dalam pembuatan klinis. Keahlian dalam pembuatan keputusan klinis menopang pengembangan praktek kebidanan (Nursalam, 2013). Empat ketrampilan dasar yang diutamakan selama pemeriksaan fisik menurut Nursalam (2013) yaitu :

1) Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan secara sistematis, observasi dilakukan dengan menggunakan indera inspeksi dilakukan untuk mengetahui keadaan ibu secara sistematis pucat atau tidak, keadaan umum baik atau tidak. Pada kasus ibu nifas dengan pre

eklampsia ringan dilakukan pemeriksaan protein urine, kepala, rambut,

muka mata, hidung, telinga, mulut/gigi, leher, dada/axilla, perut, ekstremitas vulva vagina.

(51)

2) Palpasi adalah suatu teknis yang menggunakan indera peraba, tangan dan jari-jari adalah suatu instrumen yang sensitive dan digunakan untuk mengumpulkan data. Pada kasus ibu nifas Ny.A P2A0 Umur 31

Tahun dengan pre eklampsia ringan terdapat oedema.

3) Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk dengan alat reflek hummer atau membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara. Pada kasus ibu nifas dengan pre eklampsia ringan dilakukan pemeriksaan patella untuk mengetahui adanya pre eklampsia pada masa nifas.

4) Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop. Auskultasi dilakukan untuk mengetahui frekuensi jantung. Pada kasus ibu nifas Ny.A P2A0 Umur 31 Tahun dengan pre eklampsia ringan dilakukan

pemeriksaan tekanan darah. 2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Penelitian mendapatkan data jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun nonkomersial (Riwidikdo, 2009). Data sekunder meliputi:

a. Studi Dokumen adalah semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik dokumen resmi maupun dokumen tidak resmi, misal laporan, catatan-catatan di dalam kartu klinik sedangkan tidak resmi adalah segala bentuk dokumen dibawah

(52)

tanggung jawab instansi tidak resmi, seperti biografi, catatan harian (Notoatmodjo, 2010). Dokumen ini didapat dengan melihat catatan rekam medis (RM) pasien di RSU Assalam Gemolong Sragen.

b. Studi Kepustakaan adalah memperoleh berbagai informasi baik berupa teori-teori, generalisasi maupun konsep yang dikembangkan oleh berbagai ahli dari buku-buku sumber yang ada (Notoatmodjo, 2010). Bahan pustaka dalam kasus ini penulis mengambil dari buku buku yang berhubungan dengan ibu nifas dengan pre eklamsia ringan bahan referensi pengambilan dari buku kesehatan terbitan tahun 2004 – 2013. G. Alat-alat yang Dibutuhkan

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain : 1. Alat dan bahan dalam pengambilan data

a. Format pengkajian pada ibu nifas b. Buku tulis

c. Bollpoint

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi a. Timbangan berat badan

b. Alat pengukur tinggi badan c. Pita pengukur lingkar lengan atas d. Tensimeter

e. Thermometer f. Stetoskop g. Jam tangan

(53)

h. Refleks hammer

i. Alat untuk protein urine 1) Asam Asetat 5% 2) Tabung dan rak

3) Kertas saring + pipet + Penjepit 4) Bunsen + korek api

(54)

44 BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN KASUS

Tanggal : 21 Maret 2017

Ruang : Namiroh 3 RSU Assalam Gemolong No Register : 121635

1. Pengkajian

Tanggal : 21 Maret 2017 Jam : 10.00 WIB

a. Identitas Pasien

Identitas Pasien Identitas Suami

1) Nama : Ny. A Nama : Tn. C

2) Umur : 31 tahun Umur : 32 tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia 5) Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU

6) Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta 7) Alamat : Perum Ngembat Asri Blok A No. 31 Gemolong b. Anamnesa (Data Subyektif)

1) Alasan utama pada waktu masuk: Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya yang kedua pada tanggal 21 Maret 2017 pukul 07.15 WIB.

2) Keluhan : Ibu mengatakan mengalami gangguan penglihatan, mual muntah, dan pusing.

(55)

3) Riwayat Penyakit

a) Riwayat Penyakit Sekarang : Ibu mengatakan mengalami gangguan penglihatan, mual muntah, dan pusing.

b) Riwayat Penyakit Sistemik

(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada dada kiri dan cepat lelah saat beraktifitas.

(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada pinggang bawah kanan kiri dan tidak sakit sat BAK.

(3) Asma/TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas dan batuk berkepanjangan lebih dari 2 minggu

(4) Hipertensi : Ibu mengatakan tekanan darahnya tinggi 130/100 mmHg mulai kehamilan 6 bulan.

(5) DM : Ibu mengatakan tidak pernah mudah lapar haus dan sering BAK pada malam hari.

(6) Hepatitis : Ibu megatakan tidak pernah pada mata, kuku, dan kulit berwarna kuning. (7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah

(56)

dari mulutnya.

(8) Lain – lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lain seperti siphilis dan gonorhoe.

c) Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular, seperti Hepatitis, TBC dan tidak ada yang menderita penyakit menurun, DM, Jantung, Hipertensi.

d) Riwayat keturunan kembar : Ibu mengatakan tidak ada keturunan riwayat kembar baik keluarga ibu itu sendiri maupun suaminya.

e) Riwayat operasi : Ibu mengatakan belum pernah operasi apapun.

4) Riwayat Menstruasi

a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama usia 14 tahun b) Siklus : Ibu mengatakan jarak haidnya tiap bulan ± 28

hari

c) Lama : Ibu mengatakan lama haidnya 7 hari

d) Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 2 kali sehari e) Sifat : Ibu mengatakan darah haid yang keluar merah,

encer dan ada gumpalan darah.

f) Dismenorhoe : Ibu mengatakan pernah merasakan nyeri haid tapi tidak sampai mengganggu aktifitas.

(57)

5) Riwayat KB

Ibu mengatakan setelah kelahiran anak pertama, tidak menggunakan KB apapun karena ingin hamil lagi.

6) Riwayat Pernikahan

a) Status pernikahan : Ibu mengatakan menikah secara sah, satu kali

b) Menikah umur : Ibu mengatakan menikah umur 23 tahun, dengan suami umur 26 tahun.

c) Lamanya : Ibu mengatakan lama menikah ± 6 tahun.

7) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

N o Tgl/Thn Partus Tmpat partus UK Jenis Partus Penolo ng

Anak Nifas Kaed

Anak Skrg

JK BB TB Kead Laktasi Kompl

ikasi

1 2009 BPS Aterm Spontan Bidan L 3500

gram 50 cm Baik Lancar Ekslusif 6 bulan lanjut 2 tahun Tidak ada Hidup

8) Riwayat hamil ini :

a) HPHT : 14 Juni 2016 b) HPL : 21 Maret 2017 c) Keluhan pada

Trimester I : Ibu mengatakan merasa mual dan muntah pada pagi hari

Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan Trimester III : Ibu mengatakan pegal pada pinggang

(58)

d) ANC : Ibu mengatakan 7 kali di bidan , teratur

Trimester : 2 kali saat hamil 2 bulan dan 3 bulan Trimester II : 2 kali saat hamil 4 bulan dan 5 bulan Trimester III : 3 kali saat hamil 7 bulan, 8 bulan dan 9 bulan

e) Penyuluhan yang didapat : Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan, gizi ibu hamil, pentingnya tablet Fe untuk ibu hamil dan tanda - tanda persalinan dari bidan saat umur kehamilan 4 bulan.

f) Imunisasi TT

Ibu mengatakan telah di imunisasi TT 5x di bidan. TT 1 : Pada saat mau menikah

TT 2 : pada saat kehamilan anak pertama umur kehamilan 4bulan

TT 3 : Pada saat kehamilan anak pertama umur kehamilan 5 bulan

TT 4 : pada saat kehamilan anak kedua umur kehamilan 4 bulan

TT 5 : pada saat kehamilan anak kedua umur kehamilan 5 bulan

g) Gerakan janin : Ibu mengatakan mulai merasakan pergerakan janin pertama saat usia kehamilannya 4 bulan.

(59)

h) Komplikasi : Ibu mengatakan pada saat usia kehamilan 6 bulan tekanan darahnya mulai naik.

9) Riwayat Persalinan Ini

a) Tempat Persalinan : RSU Assalam gemolong b) Tanggal / Jam Persalinan : 21 Maret 2017/07.15 WIB c) Jenis Persalinan : Spontan

d) Kelainan dalam persalinan : Tidak ada e) Plasenta

Ukuran : 500 gram, panjang tali pusat 50 cm Insersi Tali Pusat : Insersio sentralis

Kelainan : Tidak ada kelainan f) Perineum

Ruptur / tidak : Tidak rupture Dijahit / tidak : Tidak dijahit g) Perdarahan

Kala I : ± 10 ml Kala II : ± 25 ml Kala III : ± 50 ml Kala IV : ± 20 ml Saat operasi : Tidak ada h) Tindakan Lain : Tidak dilakukan i) Lama Persalinan

(60)

Kala II : 20 menit Kala III : 10 menit Kala IV : 2 jam

` 10 jam 30 menit j) Keadaan Bayi

PB / BB : 50 cm/ 3400 gram Cacat Bayi : tidak ada

Masa Gestasi : 40 minggu + 1 hari k) Komplikasi : Tidak ada

10) Pola Kebiasaan a) Nutrisi

Diet makanan : Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang dengan nasi, sayur dan lauk

Perubahan Pola makan

(1) Selama Hamil : Ibu mengatakan makan 3-4x sehari, menu nasi, sayur, lauk, susu porsi sediki tapi sering, tidak ada pantangan.

(2) Saat Nifas : Ibu mengatakan makan 1x setelah persalinan, porsi sedang, tidak ada pantangan.

(61)

lauk buah dan minum teh hangat 1 gelas.

b) Pola Eliminasi

(1) BAB : Ibu mengatakan belum BAB. (2) BAK : Ibu mengatakan sudah BAK 1x,

konsistensi jernih kekuningan, bau khas urine, tidak ada keluhan. c) Pola Istirahat

(1) Sebelum nifas : Ibu mengatakan tidur siang 2 jam malam 8 jam,

(2) Selama nifas : Ibu mengatakan belum bisa tidur. d) Keadaan Psikologis

Ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran anak keduanya tetapi ibu merasa khawatir dengan keadaanya

e) Riwayat sosial budaya (1) Dukungan keluarga

Ibu mengatakan seluruh anggota keluarganya mendukung kelahiran bayinya.

(2) Keluarga lain yang tinggal serumah

Ibu mengatakan hanya tinggal dengan suaminya. (3) Pantangan makanan

Ibu mengatakan tidak memiliki pantangan makanan apapun.

(62)

(4) Kebiasaan adat istiadat

Ibu mengatakan ada acara sepasaran bayi. (5) Penggunaan obat – obatan / rokok

Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh bidan saja dan suami ataupun keluarga yang lain tidak merokok.

c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif) 1) Status Generalis

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis c) TTV : Tekanan darah : 140/90 mmHg Suhu : 36,4 °Celsius Nadi : 82 x/ menit Respirasi : 24 x/ menit d) TB : 162 cm e) BB sebelum hamil : 54 kg f) BB sekarang : 67 kg g) LILA : 26 cm 2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala

(1) Rambut : Hitam tidak rontok tidak berketombe

(63)

tidak odema

(3) Mata

Conjungtiva : Merah muda Sklera : Putih

Odema : Tidak odema

(4) Hidung : Bersih simetris tidak ada benjolan

(5) Telinga : Bersih, simetris kanan dan kiri, tidak ada serumen.

(6) Mulut/gigi/gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak karies, tidak berdara b) Leher

(1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok

(2) Tumor : Tidak ada benjolan

(3) Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

c) Dada dan Axilla

(1) Jantung : denyut jantung normal (2) Mammae

(a) Pembengkakan : Tidak ada

(b) Tumor : Tidak ada benjolan (c) Simetris : Simetris kana kiri

(64)

(d) Areola : Hyperpigmentasi (e) Putting susu : Menonjol

(f) Kolostrum/ASI : Sudah keluar (3) Axilla

(a) Benjolan : Tidak ada benjolan (b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan d) Ekstremitas

(1) Varices : Tidak ada

(2) Odema : Terdapat odema pada kaki kanan dan kiri sampai pada mata kaki. (3) Reflek patella : Positif kanan kiri 3) Pemeriksaan Khusus Obstetri

a) Abdomen (1) Inspeksi

(a) Pembesaran Perut : normal (b) Linea Alba/ Nigra : linea alba (c) Strie Albican/ Livide : strie albican (d) Kelainan : tidak ada kelainan (2) Palpasi

(a) Kontraksi : keras

(b) TFU : 2 jari di bawah pusat (c) Lochea : Rubra

(65)

(d) Kandung Kencing : kosong (3) Anogenital

(a) Vulva Vagina : tidak dilakukan (b) Perinium : tidak dilakukan (c) Anus : tidak dilakukan (d) Inspekulo : tidak dilakukan (e) Pemeriksaan dalam : tidak dilakukan 4) Pemeriksaan Penunjang

(a) Pemeriksaan Laboratorium No Jenis

pemeriksaan

Hasil Nilai normal

(1) Hb 12,5 gr% 12-16 gr% (2) Gol.Darah A

(b) Pemeriksaan Penunjang Lain :

Protein Urine, Hasilnya (++) ± 10 gram 2. Interpretasi Data

Tanggal : 21 Maret 2017 Pukul 10.25 WIB

a. Diagnosa Kebidanan

Ny. A P2A0 umur 31 tahun 2 jam post partum dengan pre eklampsia ringan.

Data Dasar DS :

Referensi

Dokumen terkait

Disamping Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama (NU) mempunyai tanggungjawab moral untuk berpartisipasi memberikan solusi atas persoalan-persoalan sosial keagamaan yang tengah

Dari grafik 3.3 dibawah ini menunjukkan jumlah kasus baru (insidens) TB Paru BTA+ adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dalam pengembangan usaha Masyarakat Miskin di Kabupaten Karanganyar,

Pada kreativitas kelompok sudah tentu akan menjadi lebih baik dari cetusan wawasan dan imajinasi sbagai individu karena kita akan mendapatkan sumber pemikiran yang diciptakan

dan Program guna memenuhi Proyek Akhir Arsitektur (PAA 67) yang berjudul ―Sekolah Tinggi Animasi di Jatinangor‖ yang merupakan salah satu persyaratan kelengkapan studi S1

Secara umum dari lima ekstak isolat jamur endofit yang diisolasi dari daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) menunjukkan penghambatan yang lebih baik terhadap

Jika perangkat pembelajaran yang disusun kurang berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa maka guru harus menyusun perbaikan pada perangkat pembelajaran

Sinar Sosro Kp Solo 2 adalah sebaiknya Sebaiknya perusahaan dapat lebih memperhatikan keinginan konsumen, jangan hanya fokus terhadap produk utamanya, dan