BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk pada
suatu wilayah, baik bertambah maupun berkurang, di Indonesia pertumbuhan
penduduk mencapai 1,49%. Peristiwa pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh
tiga faktor yaitu kelahiran (natalitas) yang bersifat menambah jumlah penduduk,
angka kematian ibu (mortalitas) yang bersifat mengurangi jumlah penduduk,
perpindahan penduduk (migrasi) yaitu perpindahan penduduk dari satu tempat
ketempat lain dengan tujuan menetap. ( Samadi. 2006. h. 4)
Angka kematian ibu cukup tinggi, sehingga target dari Millennium Development
Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian ibu di Indonesia sebanyak
75% pada tahun 2015, dalam rencana pembangunan jangka menengah
2004-2009 ditargetkan pencapaian angka kematian ibu ditargetkan 226/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2009, dengan demikian ditargetkan penurunan
sampai 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, tiga faktor yang
menyebabkan kematian pada ibu adalah perdarahan sebanyak 60%, infeksi
sebanyak 25%, gestosis sebanyak 15%. (Sadli, S. 2010. h. 286)
Peristiwa perdarahan yang dimaksud adalah perdarahan postpartum,
perdarahan postpartum sangat berbahaya bagi ibu pada masa nifas karena ibu
mengalami perdarahan sebanyak 500cc. perdarahan postpartum dibagi menjadi
postpartum sekunder salah satunya penyebabnya adalah retensio sisa plasenta.
( Manuaba. 2007. h. 810)
Angka kematian ibu provinsi Jawa Tengah tahun 2011 berdasarkan laporan dari
kabupaten atau kota sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup, mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2010 sebesar
104,97/100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian maternal disebabkan pada
waktu nifas sebesar 48,65% dan perdarahan karena sisa plasenta sebanyak
67% . ( Dinkes. 2011. h. 14-15)
Kejadian Retensio sisa plasenta di RSUD Banjarnegara pada tahun 2012
mencapai 195 orang dan tanpa perdarahan sebanyak 34 orang dan tidak ada
pasien yang meninggal, sedangkan pada tahun 2011 jumlah pasien yang
mengalami retensio sisa plasenta sebesar 195 orang dan tanpa perdarahan
sebanyak 34 orang dan ada 1 pasien yang meninggal.
Bidan memberikan penanganan sesuai dengan wewenangnya pada ibu nifas
dengan retensio sisa plasenta yaitu deteksi dini pada masa antenatal,
pemeriksaan kelengkapan plasenta, memberikan cairan infuse dan persiapan
rujukan untuk berkolaborasi dengan dokter SpOG, yang bisa dinilai dalam rangka
menurunkan angka kematian ibu adalah penilaian penolong persalinan yang
trampil oleh tenaga kesehatan dan setiap komplikasi persalinan harus
mendapatkan penanganan yang adekuat. ( Manuaba. 2010. h. 402)
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus tentang
asuhan kebidanan pada ibu nifas patologi dengan retensio sisa plasenta dengan
A. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus
tentang “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Patologi dengan Retensio Sisa
Plasenta pada NY S P3 A0diruang Teratai RSUD Banjarnegara?”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas patologi dengan retensio
sisa plasenta dengan menggunakan pendekatan 7 langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengumpulkan data dasar pada ibu nifas patologi dengan
retensio sisa plasenta
b. Mampu menginterpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa
atau masalah pada ibu nifas patologi dengan retensio sisa
plasenta
c. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan
mengantisipasi penanganan pada ibu nifas patologi dengan
retensio sisa plasenta
d. Mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, untuk
melakukan konsultasi pada ibu nifas patologi dengan retensio sisa
plasenta
e. Mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada ibu
nifas patologi dengan retensio sisa plasenta
f. Mampu melaksanakan langsung asuhan dengan efisien dan aman
g. Mengevaluasi tindakan yang sudah diberikan pada ibu nifas
patologi dengan retensio sisa plasenta
C. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Subyek yang akan diberikan asuhan adalah Ny S P3 A0 dengan retensio sisa
plasenta
2. Tempat
Tempat pengambilan kasus di RSUD Banjarnegara
3. Waktu
a. Pengajuan proposal pada tanggal 25 desember 2012 sampai
bulan maret.
b. Pengambilan kasus di rencanakan pada bulan maret 2013 selama
4 minggu.
c. Penyusunan KTI direncanakan dimulai pada bulan april sampai
bulan juni 2013.
D. Manfaat
1. Bagi institusi kebidanan
Mampu menambah reverensi tentang asuhan kebidanan patologi terutama
mengenai retensio sisa plasenta, sehingga mahasiswa mendapat tambahan ilmu
tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas patologi dengan retensio sisa plasenta.
Mampu memberikan pelayanan dan asuhan kebidanan pada ibu nifas patologi
dengan retensio sisa plasenta.
3. Bagi mahasiswa kebidanan
Mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dan dapat memberikan
asuhan kebidanan pada ibu nifas patologi dengan retensio sisa plasenta.
E. Metode Memperoleh Data
1. Data Primer
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari
seseorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan
muka dengan orang tersebut (face to face).
Jadi data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan
atau percakapan. (Notoatmodjo. 2010. h. 139)
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik berdasarkan pendekatan persisten dimulai dari kepala sampai
ujung kaki. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan empat cara:
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan mata. Inspeksi
dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan dengan status
fisik. (Priharjo. 2007. h. 25)
Palpasi adalah pemeriksaan menggunakan kedua tangan untuk menyentuh
bagian tubuh untuk membuat suatu pengukuran sensitive terhadap tanda khusus
fisik. (Muttaqin. 2010. h. 14)
3) Perkusi
Perkusi merupakan teknik pemeriksaan fisik dengan melibatkan pengetahuan
tubuh dengan ujung-ujung jari guna mengevaluasi ukuran, batasan, dan
konsistensi organ-organ tubuh yang bertujuan menemukan adanya cairan di
dalam rongga tubuh. (Muttaqin. 2010. h. 18)
4) Auskultasi
Auskultasi adalah teknik pemeriksaan fisik dengan mendengarkan bunyi yang
dihasilkan tubuh. (Muttaqin. 2011. h. 19)
c. Observasi
Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian
untuk menyadari adanya rangsangan. Mula-mula rangsangan dari luar mengenai
indra dan terjadilah pengindraan, kemudian apabila rangsangan tersebut menarik
perhatian akan dilanjutkan dengan adanya pengamatan. (
Notoatmodjo. 2010. h. 131)
F. Sistematika Penulisan
Dalam bab ini dijelaskan urutan-urutan dalam penulisan studi kasus dari mulai
Bab I-V, daftar pustaka, lampiran secara sistematis.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka membahas tentang :
A. Tinjauan Teori Medis
Berisi : batasan atau definisi, etiologi atau faktor predisposisi, fisiologi atau
patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan
medis.
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
Memuat tentang manajemen kebidanan dengan menggunakan kerangka pikir
varney yang terdiri dari 7 langkah: pengumpulan data dasar, interpretasi data
untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah, mengidentifikasi diagnosa atau
masalah potensial dan mengantisipasi penangananya, menetapkan kebutuhan
terhadap tindakan segera untuk melakukan konsultasi, menyusun rencana
asuahan yang menyeluruh, pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan
aman, dan mengevaluasi.
C. Aspek Hukum
Berisi landasan hukum baik undang-undang maupun kepmenkes dan standar
pelayanan kebidanan yang mengatur tugas pokok dan kompetisi bidan serta
wewenang bidan sesuai kasus yang diambil.
BAB III TINJAUAN KASUS
Memuat keseluruhan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan. Asuhan
kebidanan ditulis sesuai dengan urutan manajemen kebidanan 7 (tujuh) langkah
varney yaitu mulai pengumpulan data dasar sampai mengevaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
Berisi perbandingan antara teori dengan kenyataan pada kasus yang disajikan
pengumpulan data dasar, interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnose atau
masalah, mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya, menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk
melakukan konsultasi, menyusun rencana asuhan yang menyeluruh,
pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman, sampai mengevaluasi.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA