• Tidak ada hasil yang ditemukan

HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D G2P1A UMUR 30 TAHUN HAMIL 10 +5 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS DI RSU ASSALAAM GEMOLONG, SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D G2P1A UMUR 30 TAHUN HAMIL 10 +5 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS DI RSU ASSALAAM GEMOLONG, SRAGEN"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. DG2P1A0 UMUR 30 TAHUN HAMIL 10+5MINGGU DENGAN

ABORTUS IMMINENS DI RSU ASSALAAM GEMOLONG SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Novita Arinia Vionita NIM B.12 032

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D G2P1A0 UMUR 30 TAHUN HAMIL 10+5MINGGU DENGAN

ABORTUS IMMINENS DI RSU ASSALAAM GEMOLONG, SRAGEN

DiajukanOleh :

Novita Arinia Vionita

NIM B.12 032

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal Juni 2015

Pembimbing

Anis Nurhidayati S,ST. M.Kes

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D G2P1A0 UMUR 30 TAHUN HAMIL 10+5MINGGU DENGAN

ABORTUS IMMINENS DI RSU ASSALAAM GEMOLONG SRAGEN

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :

Novita Arinia Vionita NIM B.12 032

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada Tanggal 6 Juli 2015

PENGUJI I PENGUJI II

Ambarsari, S.ST Anis Nurhidayati, S.ST. M.Kes NIK. 201087048 NIK. 200685025

Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka. Prodi D III Kebidanan

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul“ Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. D G2P1A0 Umur 30

tahun Hamil 10+5Minggu dengan Abortus Imminens di RSU Assalaam Sragen”

untuk memenuhi syarat tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli

Madya Kebidanan pada Prodi D-III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka.Prodi DIII-Kebidanan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Anis Nurhidayati, S.ST, M. Kes, selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada

penulis.

4. Dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku Direktur RSU Assalaam Gemolong

Sragen, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan

data.

5. Ny. D yang telah bersedia menjadi pasien dalam pembuatan Karya Tulis

Ilmiah ini.

6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

(5)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan studi

kasus selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Surakarta, Juni 2015

(6)

Prodi D-III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Novita Arinia Vionita B.12032

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D G2P1A0 UMUR 30 TAHUN HAMIL 10+5 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS

DI RSU ASSALAAM GEMOLONG, SRAGEN Xii + 87 halaman + 13 lampiran

INTISARI

Latar Belakang : Angka kematian ibu di Indonesia yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Penyebab kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan (27%), eklampsi (23%), infeksi (11%), partus lama (5%), abortus (5%), dan lain-lain (11%). Abortus imminens adalah suatu abortus yang dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina yang mengandung darah atau perdarahan pervaginam pada trimester pertama kehamilan. Abortus imminens masih mungkin berlanjut atau dapat dipertahankan, ditandai dengan perdarahan bercak terhenti, servik tertutup, uterus sesuai usia gestasi. Jumlah ibu hamil di RSU Assalaam Gemolong Sragen pada bulan September 2013- September 2014 jumlah ibu hamil sebanyak 989 orang, ibu hamil dengan abortus imminens 50 orang (20,5%).

Tujuan : Melaksanakan asuhan pada ibu hamil Ny. D G2P1A0 Hamil 10+5 minggu dengan abortus imminens dengan menerapkan 7 langkah Varney.

Metode Studi Kasus : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus di RSU Assalaam Gemolong, subyek studi kasus ibu hamil Ny. D G2P1A0 umur 30 tahun hamil 10+5 minggu dengan abortus imminens, studi kasus dilaksanakan tanggal 4 - 13 April 2015, teknik pengumpulan meliputi data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara dan observasi, serta data sekunder yang meliputi studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.

Hasil Studi Kasus :Hasil yang diperoleh setelah dilakukan asuhan di rumah sakit selama 4 hari dan kontrol ulang 1 hari, diperoleh hasil ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan flek-flek darah, ibu mengatakan perasaannya sudah tenang karena perdarahan sudah berhenti dan kehamilan dapat dipertahankan.

Kesimpulan : Pada kasus hamil Ny.D G2P1A0 umur 30 tahun hamil 10+5 minggu dengan abortus imminens penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lahan yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan.

(7)

MOTTO

1. Allah mencintai orang yang cermat dalam meneliti soal-soal yang

meragukan dan tidak membiarkan akalnya dikuasai oleh nafsunya.

2. Kemarin adalah masa lalu, hari ini adalah kenyataan dan esok adalah

perjuangan meraih mimpi apa yang kamu inginkan.

3. Jangan menunda pekerjaan sampai besok selama hari ini kita masih bisa

mengerjakannya.

4. Kesuksesan tidak akan datang bila kita tidak mengawalinya.

5. Jangan pernah menengok kebelakang karena masalalu akan mempengaruhi

keadaan yang akan datang.

6. Kebenaran hari ini belum tentu benar esok hari jangan puas terhadap hasil

yang telah kita peroleh saat ini karena belum tentu dapat kita peroleh

diwaktu yang akan datang

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan:

1. Ayah dan mama terima kasih untuk segalanya yang telah memberi

semangat, membiayai, memberi dukungan dan mendoakan sampai aku

melangkah sejauh ini.

2. Kakak ku dan adik ku yang selalu memberi semangat dan suport dalam

mengerjakan karya tulis ilmiah ini.

3. Bu Yunia Renny Andikhatias, S.ST selaku pembimbing akademik yang

telah membimbing saya selama 3 tahun

4. Bu Anis Nurhidayati, S.ST, M.Kes, selaku pembimbing KTI yang telah

memberikan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan KTI.

5. Kampus STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

banyak pengalaman, kenangan, dan banyak ilmu dan pengetahuan.

6. Kelas 3A yang selama ini berjuang bersama-sama selama 3 tahun.

(8)

CURICULUM VITAE

Nama : Novita Arinia Vionita

Tempat/ Tanggal Lahir : Sragen, 29 November 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Sidikan Rt 16/ Rw 07, Pelemgadung,

Karangmalang, Sragen

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Mojo Sragen LULUS TAHUN 2006

2. SLTP Negeri 1 Sragen LULUS TAHUN 2009

3. SMA Negeri 1 Sragen LULUS TAHUN 2012

(9)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ... 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Studi ... 47

B. Lokasi Studi Kasus ... 47

C. Subyek Studi Kasus ... 47

D. Waktu Studi Kasus ... 48

(10)

F. Teknik Pengumpulan Data ... 48

G. Alat- alat yang dibutuhkan ... 51

H. Jadwal Penelitian ... 52

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus ... 53

B. Pembahasan ... 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 86

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal penelitian

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 6 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7 Surat Persetujuan Responden

Lampiran 8 Lembar Pedoman Wawancara

Lampiran 9 Lembar Observasi

Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 11 Leaflet

Lampiran 12 Dokumentasi Studi Kasus

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka

kematian ibu (AKI). Pada tahun 2012 AKI melonjak sangat signifikan dari

angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per

100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah

116,34/100.000 kelahiran hidup. Tigginya Angka Kematian Ibu menunjukkan

keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan

termasuk pelayanan antenatal dan obstetri yang rendah pula

(Depkes RI, 2012). Penyebab kematian maternal di Indonesia terkait

kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan (27%), eklampsi (23%), infeksi

(11%), partus lama (5%), abortus (5%), dan lain-lain (11%)

(DepkesRI, 2012).

Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel

telur dan sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin

kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat hidup diluar kandungan

(Nugroho, 2011). Angka kejadian abortus spontan di Indonesia adalah

10-15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau 600.000-900.000 orang,

sedangkan abortus buatan sekitar 750.000-1,5 juta orang setiap tahunnya,

(13)

Macam-macam abortus yaitu abortus imminens, abortus insipien, abortus

incompletus, dan abortus completus (Mufdillah, 2009).

Abortus imminens adalah suatu abortus yang dicurigai bila terdapat

pengeluaran vagina yang mengandung darah, atau perdarahan pervaginam

pada trimester pertama kehamilan. Abortus imminens dapat atau tanpa disertai

rasa mules ringan,sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang

bawah. Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya sedikit, namun hal

tersebut berlangsung beberapa hari/minggu (Mufdillah, 2009). Dalam kondisi

seperti diatas, kehamilan masih mungkin berlanjut atau dapat dipertahankan,

ditandai dengan perdarahan bercak terhenti, serviks tertutup, uterus sesuai

gestasi, nyeri melilin karena kontraksi tidak ada (Rukiyah, 2014).

Asuhan yang diberikan untuk ibu hamil dengan abortus imminens yaitu

istirahat baring merupakan unsur penting karena dapat menyebabkan

bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanik

(Rukiyah, 2014). Petugas kesehatan khususnya bidan, diharapkan lebih

meningkatkan keterampilan agar dapat mendeteksi sedini mungkin terjadinya

abortus imminens sehingga komplikasi dapat diatasi dengan baik

(Hamidah, 2013).

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 9 Oktober 2014 di RSU

Assalaam Gemolong, Sragen diperoleh data pada bulan September 2013-

September 2014 jumlah ibu hamil sebanyak 989 orang. Jumlah ibu hamil

normal sebanyak 745 orang, jumlah ibu hamil dengan komplikasi sebanyak

(14)

jumlah ibu hamil dengan abortus imminens 50 orang (20,5%), jumlah ibu

hamil dengan hiperemesis gravidarum 38 orang (15,6%), jumlah ibu hamil

dengan pre eklampsi berat 15 orang (6,1%), jumlah ibu hamil dengan KET 9

orang (3,7%), jumlah ibu hamil dengan anemia 8 orang (3,3%), jumlah ibu

hamil dengan abortus insipien 7 orang (2,9%), jumlah ibu hamil dengan

missed abortion 4 orang (1,6%).

Berdasarkan data diatas angka kejadian abortus imminens masih cukup

tinggi dibanding dengan abortus jenis lainnya dan kehamilan masih mungkin

berlanjut atau dapat dipertahankan, sehingga penulis tertarik mengambil studi

kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny.D G2P1A0 Umur 30

Tahun Hamil 10+5Minggu dengan Abortus Imminens di RSU Assalam

Gemolong, Sragen”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam studi kasus

adalah “Bagaimana asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.D G2P1A0 Umur 30

Tahun Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam

Gemolong Sragen dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7

(15)

C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu hamil pada Ny.D G2P1A0

Umur 30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di RSU

Assalaam Gemolong, Sragen dengan menerapkan manajemen 7 langkah

varney.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu :

1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil Ny.D G2P1A0 Umur 30 Tahun

Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam

Gemolong, Sragen.

2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan,

masalah, kebutuhan pada ibu hamil Ny.D G2P1A0 Umur 30 Tahun

Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam

Gemolong, Sragen.

3) Merumuskan diagnosa potensial pada ibu hamil Ny.DG2P1A0 Umur

30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di RSU

Assalaam Gemolong, Sragen.

4) Mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,

kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan pada ibu hamil

Ny.D G2P1A0 Umur 30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan abortus

(16)

5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.D G2P1A0

Umur 30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di

RSU Assalaam Gemolong, Sragen.

6) Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil Ny.D G2P1A0 Umur

30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di RSU

Assalaam Gemolong, Sragen.

7) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu

hamil Ny.D G2P1A0 Umur 30 Tahun Hamil 10+5Minggu di RSU

Assalaam Gemolong, Sragen.

b. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis kesenjangan antara teori dan

praktik dilapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada

ibu hamil Ny.D G2P1A0 Umur 30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan

abortus imminens.

D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Penulis

a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam

memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus

imminens.

b. Meningkatkan keterampilan penulis dalam memberikan asuhan

(17)

2. Bagi Profesi

Bagi profesi studi kasus ini dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan

sebagai pertimbangan dalam pengembangan asuhan kebidanan serta

meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada

ibu hamil dengan abortus imminens.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi pendidikan dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi

khususnya tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus

imminens.

4. Bagi Instansi Rumah Sakit

Bagi rumah sakit dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

meningkatkan kualitas asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus

imminens.

E. Keaslian Studi Kasus

Laporan kasus kebidanan pada ibu hamil dengan abortus imminens pernah

dilakukan oleh :

1. Anik Hariyani, STIKes Kusuma Husada Surakarta, dengan judul “Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny.S G3P2A0 Umur Kehamilan 11 minggu

dengan Abortus Imminens di RSU Assalaam Gemolong Sragen 2013.”

Jenis studi kasus yang digunakan dengan metode deskriptif. Asuhan

diberikan kepada Ny. S yaitu : pemasangan infus RL 20 tetes per menit,

(18)

mg 1x1. Hasil studi kasus didapatkan bahwa setelah dilakukan perawatan

selama 5 hari, keadaan pasien baik, tidak ada infeksi, flek darah berhenti,

HB 13,1 gr%, dan kehamilan dapat dipertahankan.

2. Riski Kusuma, STIKes Kusuma Husada Surakarta, dengan judul “Asuhan

Kebidanan Ibu Hamil Ny.T G1P0A0 Dengan Abortus Imminens di RSUD

Sragen 2012”. Kasus ini berbentuk studi kasus dan menggunakan metode

dekriptif. Asuhan yang diberikan pada Ny. T yaitu preabor 50 mg 2x1,

asam mefenamat 500 mg 3x1, asam folat 400 mg 2x1, dan infus RL 20

tpm. Hasil studi kasus dilaporkan bahwa setelah dilakukan perawatan

selama 4 hari, keadaan umum pasien baik, pengeluaran flek-flek sudah

berhenti, abortus tidak berlanjut, dan kehamilan ibu masih dapat

dipertahankan.

3. Erwin Setyaningsih, STIKes PKU Muhammadiyah Surakarta, dengan

judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny.S Usia 34 Tahun G3P2A0

Hamil 10 Minggu dengan Abortus Imminens Di RSUD Karanganyar

2012”. Kasus ini berbentuk studi kasus dan menggunakan metode

deskriptif. Asuhan yang diberikan pada Ny. S yaitu asam traneksamat per

oral 500 mg 3x1, asam folat per oral 4 mg 2x1, premaston per oral 5mg

2x1. Hasil studi kasus dilaporkan bahwadilakukan perawatan selama 4

hari, keadaan umum pasien baik dan tenang, tidak ada pengeluaran

pervaginam berupa flek-flek, kehamilan dapat dipertahankan.

Perbedaan Karya Tulis Ilmiah ini dengan keaslian diatas yaitu lokasi,

(19)

diatas yaitu lama asuhan dan perawatan asuhan pada ibu hamil dengan

(20)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis 1. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi kehamilan normal akan berlangsung 40

minggu atau 9 bulan. Kehamilan terbagi 3 trimester, trimester I

berlangsung dalam 12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu ke

13-27), trimester III 13 minggu (minggu ke 28-40) (Prawirohardjo, 2009).

b. Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Romauli (2011), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3

yaitu:

1) Tanda tidak pasti kehamilan

a) Amenorhoe (tidak dapat haid)

Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium)

tidak dilepaskan sehingga amenorhoe atau tidak datang nya haid

dianggap sebagai tanda kehamilan.

(21)

Mual dan muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa sering

dikenal morning sickness karena munculnya sering kali dipagi

hari.

c) Mastodinia

Rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara

membesar.

d) Quickening

Persepsi gerakan janin pertama biasanya disadari oleh wanita

pada kehamilan 18-20 minggu.

e) Gangguan kencing

Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam,

disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan

oleh uterus ke cranial.

f) Konstipasi

Konstipasi terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat

juga karena perubahan pola makan.

g) Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2 sampai 3 bulan sering terjadi penurunan berat

badan karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah.

h) Perubahan warna kulit

Perubahan ini antara lain cloasma yakni warna kulit yang

kehitam-hitaman pada dahi, punggung, hidung dan kulit daerah

(22)

i) Mengidam

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama.

2) Tanda kemungkinan hamil

a) Perubahan pada uterus

Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan

konsistensi.

b) Tanda piskacek’s

Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke

jurusan pembesaran tertentu.

c) Suhu basal

Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2o

C-37,8o C.

d) Perubahan-perubahan pada serviks

(1) Tanda hegar

Tanda ini berupa pelunakan pada daerah itsmus uteri,

sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan

lebih tipis dan uterus mudah difleksikan dapat diketahui

melalui pemeriksaan bimanual.

(2) Tanda gondell’s

Servik terasa lebih lunak.

(3) Tanda chadwick

Adanya hipervaskularasi mengakibatkan vagina dan vulva

(23)

portio tampak livide.

(4) Tanda mc donald

Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu

sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan.

e) Pembesaran abdomen

Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke 16, karena

pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi

organ rongga perut.

f) Kontraksi uterus

Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya

kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.

g) Pemeriksaan test biologis kehamilan

Pada pemeriksaan ini hasil positif .

3) Tanda pasti hamil

a) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur kehamilan

18-20 minggu dengan memakai doppler atau linex

b) Pada primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada

usia kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida pada usia

kehamilan 16 minggu.

c) Pada umur kehamilan 20 minggu gerakan janin kadang-kadang

dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksaan dan bagian-bagian

janin dapat diraba pada usia kehamilan tua.

(24)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

Menurut Astuti (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

adalah :

1) Faktor Fisik

a) Status kesehatan

Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan

atau penyakit yang dialami ibu hamil yaitu :

(1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan.

Termasuk dalam klasifikasi ini adalah hyperemesis

gravidarum, pre-eklampsia/eklampsia, kelainan lamanya

kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput

janin, perdarahan antepartum, dan gemeli.

(2) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan

dengan kehamilan.

Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat

memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit

ini dapat dipengaruhi oleh kehamilan.

b) Status gizi

(a) Berkaitan dengan berat badan dari hamil sampai dengan

persalinan, trimester I kenaikan kurang lebih 1 kg, trimester

II kenaikan kurang lebih 3 kg, trimester III kenaikan kurang

(25)

(b)KEK (Kekurangan Energi Kronik), standar minimal LILA

untuk wanita dewasa adalah 23,5 cm.

(c) Kadar hemoglobin, Hb normalnya diatas 11 gr%

c) Faktor-faktor gaya hidup

(a) Kebiasaan minum jamu

(b) Mitos

(c) Aktivitas seksual

(d) Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari

(e) Senam hamil

(f) Perokok

2) Faktor Psikologis

a) Stressor internal

Meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat,

tidak percaya diri, perubahan penampilan, peran sebagai orang

tua, takut tehadap kehamilan, persalinan, kehilangan pekerjaan.

b) Stressor eksternal

Meliputi relationship, kasih sayang, support keluarga,support

mental, dan broken home.

c) Dukungan keluarga

Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu

hamil yang cenderung lebih labil dari pada wanita yang tidak

hamil memerlukan banyak dukungan dari keluarga terutama

(26)

d) Substance abuse

Perilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil,

termasuk penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat

tertentu yang membayakan ibu hamil.

e) Partner abuse

Kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun sexual

sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. Efek kekerasan

pada ibu hamil bisa dalam bentuk langsung maupun tidak

langsung antara lain : trauma dan kerusakan fisik pada ibu dan

bayinya misalnya solusio plasenta, fraktur tulang, ruptur uteri

dan perdarahan.

3) Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Ekonomi

a) Kebiasaan Adat Istiadat

Terbentuknya janin dan kelahiran bayi merupakan suatu

fenomena yang wajar dalam kelangsungan kehidupan manusia,

namun berbagai kelompok masyarakat dengan kebudayaannya

diseluruh dunia memiliki aneka persepsi, interpretasi, dan

respon dalam menghadapinya.

b) Fasilitas kesehatan

Untuk mencapai suatu kondisi yang sehat diperlukan adanya

(27)

c) Ekonomi

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proes

kehamilan yang sehat. Berkaitan dengan pendapatan dan

penghasilan .

d. Perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita hamil

Perubahan fiiologis dan psikologis pada wanita hamil menurut

Romauli (2011), yaitu sebagai berikut :

1) Perubahan fisik dan psikologis pada trimester I

a) Perubahan Fisik

(1)Morning sickness,mual dan muntah

(2)Pembesaran payudara

(3)Sering buang air kecil

(4)Konstipasi/sembelit

(5)Nyeri pada bagian punggung

(6)Perubahan berat badan

b) Perubahan Psikologis:

(1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang benci terhadap

kehamilannya.

(2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan

kesedihan.

(3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah dia benar-benar

hamil.

(28)

2) Perubahan fisik dan psikologis pada ibu hamil trimester II

a) Perubahan Fisik

(1)Rasa panas diperut

(2)Perut semakin membesar

(3)Sakit perut bagian bawah

(4)Pusing

(5)konstipasi

b) Perubahan Psikologis

(1) Ibu merasa sehat

(2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya

(3) Merasakan gerakan anak

(4) Libido meningkat

(5) Menuntut perhatian dan cinta

(6) Terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.

3) Perubahan fisik dan psikologis pada ibu hamil trimester III

a) Perubahan Fisik

(1)Sering buang air kencing

(2)Konstipasi

(3)Sakit bagian tubuh belakang

(4)Kontraksi perut

(5)Varices

(29)

b) Perubahan Psikologis

(1)Takut akan sakit dan bahaya yang timbul pada saat

persalinan

(2)Khawatir bayi akan lahir dalam keadaan tidak normal

(3)Libido menurun

(4)Perasaan mudah terluka

(5)Merasa kehilangan perhatian

(6)Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek,

aneh dan tidak menarik.

e. Komplikasi dan penyulit kehamilan

Menurut Rukiyah (2014), komplikasi dalam kehamilan diantaranya :

a) Anemia kehamilan

Suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin,

hematokrit, dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal.

b) Hiperemesis Gravidarum

Mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil.

c) Abortus

Keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar

kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram dan

umur kehamilan kurang dari 28 minggu.

d) Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

Implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi diluar endometrium

(30)

2. Abortus

a. Pengertian

Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi

sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500

gram (Prawirohardjo, 2009).

Abortus ialah berakhirnya suatu kehamilan (oleh karena

akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22

minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar

kandungan (Maryunani, 2009).

b. Macam-macam abortus

Berdasarkan macamnya, abortus dibagi menjadi 3,yaitu :

1) Abortus spontan

Menurut Mufdilah (2009), abortus spontan terjadi karena kurang

baiknya kualitas sel telur dan sel sperma. Berdasarkan jenisnya,

abortus spontan dibagi menjadi :

a) Abortus Imminens adalah suatu abortus yang dicurigai bila

terdapat pengeluaran vagina yang mengandung darah,atau

perdarahan pervaginam pada trimester pertama kehamilan.

b) Abortus insipien adalah suatu abortus yang tidak dapat

dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin

(31)

c) Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil

konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih

ada sisa yang tertinggal dalam uterus.

d) Abortus kompletus adalah semua hasil konsepsi sudah

dikeluarkan dan tidak ada yang tertinggal didalam uterus.

e) Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20

minggu, tetapi janin mati tidak dikeluarkan selama 8 minggu

atau lebih.

f) Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi

berturut-turut yang terjadi sebanyak tiga kali atau lebih.

2) Abortus provokatus

Menurut Nugroho (2012), abortus provokatus ialah abortus yang

disengaja, baik menggunakan obat-obatan maupun alat medis.

Abortus ini terbagi menjadi :

a) Abortus Medisinalis

Abortus ini dilakukan karena tindakan kita sendiri,dengan

alasan apabila kehamilan dipertahankan akan membahayakan

diri orang yang bersangkutan (Rukiyah, 2014).

b) Abortus Kriminalis

Abortus yanng disengaja karena tindakan-tindakan yang tidak

legal atau tidak bersangkutan dengan indikasi medis

(32)

c. Etiologi Abortus

Menurut Rukiyah (2014), ada beberapa faktor yang menyebabkan

abortus antara lain :

1) Faktor Janin, faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan

genetik, faktor kelainan yang paling sering dijumpai pada

abortus adalah gangguan pertumbuhan embrio, zigote, janin

atau plasenta.

2) Faktor ibu

a) Kelainan endokrin, misalnya kekurangan tyroid,kencing

manis

b) Faktor imunologi, pada penyakit lupus

c) Infeksi, diduga dari beberapa virus seperti cacar air,

campak, herpes, toksoplasma

d) Kelainan bentuk rahim

3) Faktor bapak, kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga

dapat menyebabkan abortus.

4) Faktor genetik, sekitar 3-5 % pasangan yang memiliki riwayat

abortus spontan yang berulang salah satunya dari pasangan

tersebut membawa sifat kromosom yang abnormal.

5) Faktor imunologi, terdapat antibodikardiolipid yang

mengakibatkan pembekuan darah dibelakang ari-ari sehingga

mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah

(33)

6) Faktor nutrisi, malnutrisi yang sangat berat memiliki

kemungkinan paling besar menjadi predisposisi abortus

7) Faktor psikologis, dibuktikan bahwa ada hubungan antara

abortus berulang dengan keadaan mental dimana wanita yang

belum matang secara emosisonal dan sangat penting dalam

menyelamatkan kehamilan.

d. Patofisiologi Abortus

Pada awal abortus terjadi perdarahan pada desidua basalis,

diikuti nekrosis jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi

terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus, kemudian uterus

berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada

kehamilan kurang dari 8 minggu, janin biasanya dikeluarkan

seluruhnya kedalam vili korialis belum menembus desidua secara

mendalam. Pada kehamilan 8-14 minggu vili korialis menembus

desidua secara mendalam, plasenta tidak dilepaskan sempurna

sehingga banyak perdarahan pada kehamilan diatas 14 minggu,

setelah ketuban pecah, janin yang telah mati akan dikeluarkan

dalam bentuk kantung amnion kosong dan kemudian plasenta

(Maryunani, 2009).

e. Diagnosis

Abortus dapat diduga bila seorang wanita dalam masa

reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah

(34)

Kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukannya

kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes

kehamilan secara biologis atau imunologi bilamana hal tersebut

dikerjakan. Harus diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan,

pembukaan serviks dan adanya jaringan dalam cavum uterus atau

vagina (Mufdillah, 2009)

f. Komplikasi Abortus

Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan,

perforasi, infeksi, syok (Rukiyah, 2014).

1) Peradarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari

sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi darah.

Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan

tidak diberikan pada waktunya.

2) Perforasi pada uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada

uterus dalam posisi hipertrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini,

penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya,

perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung luas dan

bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi/perlu histerektomi.

Perforasi pada uetus pada abortus yang dikerjakan oleh orang

awam menimbulkan persoalan gawat karena perlakuan uterus

lebih luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih

(35)

3) Infeksi dalam uterus dan adexa dapat terjadi dalam setiap

abortus, tetapi biasanya didapatkan pada abortus inkomplit yang

berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman (unsafe

abortion).

4) Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok

hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).

g. Penanganan Abortus

Secara umum penanganan dilakukan sebelum melakukan

penanganan secara khusus/spesifik melakukan penanganan awal

terlebih dahulu yang terkena abortus antara lain :

1) Melakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum

pasien, termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah,

pernafasan,dan suhu).

2) Memeriksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak,

pingsan, tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg, nadi lebih cepat

lebih dari 112kali/menit).

3) Jika dicuriga terjadi syok, segera mulai penanganan syok. Jika

tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan

tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi

wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat.

4) Jika pasien dengan keadaan syok pikirkan kemungkinan

(36)

5) Pasang infus dengan jarum besar (16G atau lebih besar), berikan

larutan garam fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat

(500 ml dalam 2 jam pertama). Kemudian setelah diketahui

abortus apa yang terjadi lakukan penangaan yang spesifik sesuai

abortus yang terjadi (Rukiyah, 2014).

3. Abortus Imminens

a. Pengertian

Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan terjadi

perdarahan pervaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup dan

hasil konsepsi masih baik didalam uterus (Maryunani, 2009).

Abortus imminens adalah perdarahan vagina pada umur

kehamilan kurang dari 20 minggu. Pada keadaan ini terjadi

ancaman proses keguguran, namun produk kehamilan belum keluar

(Nugroho, 2012).

b. Tanda dan Gejala

Menurut Maryunani (2009), tanda dan gejala abortus imminens

antara lain :

1) Perdarahan sedikit/ bercak

2) Kadang disertai rasa mules/ kontraksi

3) Periksa dalam belum ada pembukaan

4) Palpasi : tinggu fundus uteri sesuai usia kehamilan

(37)

c. Diagnosis

Diagnosis abortus imminens biasanya diawali dengan keluhan

perdarahan pervaginam pada umur kehamilan kurang dari 20

minggu. Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan

sama sekali kecuali perdarahan pervaginam. Ostium uteri masih

tertutup, besarnya uterus masih sesuai umur kehamilan, dan tes

kehamilan urin masih positif (Prawirohardjo, 2009).

d. Prognosis

Kehamilan dipertimbangkan terancam sering kali terjadi

perdarahan pervaginam selama pertengahan pertama kehamilan.

Abortus imminens dapat disertai dengan nyeri punggung bagian

bawah tetapi terkadang juga tidak nyeri. Prognosis pada

kehamilaan menjadi buruk jika seorang wanita mengalami

kombinasi perdarahan dan nyeri. Untuk menentukan sumber

perdarahan dan memulai terapi, jika memang diperlukan evaluasi

kehamilan dengan melakukan pemeriksaan fisik, serum B-hcg,dan

progesteron serta ultrasonografi (Varney, 2007).

e. Penatalaksanaan

Menurut Nugroho (2011), penatalaksanaan abortus imminens

adalah :

1) Istirahat ditempat tidur, agar aliran darah ke uterus meningkat

dan rangsang mekanik kurang.

(38)

3) Penderita bisa pulang setelah perdarahan pervaginam berhenti

dengan hasil dari pemeriksaan kehamilan baik.

4) Bila perlu diberi penenang phenobarbital 3 x 30 mg/ hari,dan

spasmolitika misalnya papaverin atau tokolitik per infus atau

peroral.

5) Menganjurkan untuk kontrol kembali 2 minggu kemudian.

B. Teori Manajemen Kebidanan

Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah. Proses penatalaksanaan asuhan kebidanan atau

manajemen kebidanan merupakan langkah-langkah yang berurutan dimulai

dari pengumpulan data dasar dan diakhiridengan evaluasi (Rismalinda, 2014).

Dalam penyusunan studi kasus ini, penulis akan menerapkan manajemen

kebidanan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil dengan abortus imminens

menggunakan 7 langkah varney yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah yang terjadi dan bagaimana asuhan yang diberikan kepada ibu hamil

dengan abortus imminens. Proses menurut Varney memiliki 7 langkah yang

dimulai dari pengumpulan data dasar sampai pada evaluasi asuhan yang

diberikan. Dimana 7 langkah Varney tersebut adalah :

1. Langkah I : PENGKAJIAN

Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan

(39)

yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien

(Rismalinda, 2014).

a. Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang berhubungan atau masalah dari

sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan

keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang

akan berhubungan langsung dengan diagnosis (Rismalinda, 2014).

Data subyektif pada kasus abortus imminens adalah ibu mengeluh

nyeri perut bagian bawah, mules-mules, dan mengeluarkan darah

sedikit-sedikit (Rukiyah, 2014).

1) Identitas Klien dan suami menurut (Romauli,2011)

a) Nama

Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan bapak

untuk mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.

b) Umur

Dalam waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman

untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.

c) Agama

Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita

yang berkaitan dengan ketentuan agama.

d) Suku bangsa

Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang

(40)

e) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan

mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.

f) Pekerjaan

Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi

agar nasehat kita sesuai.

g) Alamat

Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga

kemungkinan bila ada ibu yang namanya bersamaan.

2) Keluhan utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien

datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Romauli, 2011).

Adapun keluhan pada kasus abortus imminens adalah nyeri perut

bagian bawah, mulas-mulas, keluar darah sedikit-sedikit

(Rukiyah, 2014).

3) Riwayat menstruasi

Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang

keadaan dasar dari organ reproduksi pasien. Beberapa data yang

diperoleh dari riwayat menstruasi adalah menarche, siklus

menstruasi, volume darah yang menunjukkan berapa banyak

(41)

4) Riwayat hamil ini

Untuk mengetahui hari pertama haid terakhir, hari perkiran

lahir, umur kehamilan sekarang, jenis kehamilan, jenis

persalinan yang lalu, komplikasi persalinan dan keadaannya

(Mufdillah, 2009).

5) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya penyakit yang diderita pada saat ini

yang ada hubungan pada saat kehamilan

(Ambarwati dan Wulandari, 2009).

b) Riwayat penyakit sistemik

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

riwayat atau penyakit akut, atau kronisseperti : jantung,

DM, asma, hipertensi (Ambarwati dan Wulandari, 2009).

c) Riwayat penyakit keluarga

Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien

yang perlu diketahui adalah apakah pasien pernah atau

sedang menderita penyakit, seperti jantung, diabetes

mellitus, ginjal, hipertensi, dan hepatitis (Romauli, 2011).

d) Riwayat keturunan kembar

Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam

(42)

e) Riwayat operasi

Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani ibu

(Nugroho, 2011).

6) Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui usia nikah pertama kali, status nikah syah

atau tidak, lama pernikahan, ini suami yang ke berapa

(Sulistyawati, 2009).

7) Riwayat keluarga berencana

Untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang dipakai dan berapa

lama memakai alat kontrasepsi dan apakah ada keluhan selama

menggunakan kontrasepsi (Ambarwati& Wulandari, 2009).

8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yanglalu

Informasi essensial tentang kehamilan terdahulu mencakup

bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada

saat itu, tipe persalinan, lama persalinan, berat lahir, jenis

kelamin, dan komplikasi lain, kesehatan fisik, dan emosi

terakhir harus diperhatikan (Romauli, 2011).

9) Pola kebiasaan sehari-hari

a) Nutrisi

Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan

gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya

(43)

makanan yang disukai dan yang tidak disukai

(Romauli, 2011).

b) Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang

air besar meliputi frekuuensi, jumlah, konsistensi, dan bau

serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna

dan jumlah (Ambarwati dan Wulandari, 2009).

c) Istirahat

Untuk mengetahui kebiasaan ibu supaya diketahui

hambatan ibu yang mungkin muncul jika didapatkan data

yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat

(Romauli, 2011). Pada abortus imminens dianjurkan

istirahat atau tirah baring secara total.

d) Hubungan seksual

Untuk menggali aktifitas seksual seperti frekuensi

berhubungan dalam seminggu dan gangguan/keluhan apa

yang dirasakan (Romauli, 2011).

e) Personal hygiene

Data ini perlu dikaji karena bagaimanapun, kebersihan akan

mempengaruhi kesehatan pasien dan janinnya

(44)

f) Aktivitas

Mengkaji kebiasaan sehari-hari pasien karena data ini

memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas

yang bisa dilakukan oleh pasien dirumah (Romauli, 2011).

g) Perokok dan pemakaian obat-obatan

Merokok, minum alkohol, dan minum obat-obatan tanpa

indikasi perlu untuk diketahui (Sulistyawati, 2009).

h) Psikososial budaya

Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat

istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan

khususnya pada masa hamil, misalnya pada kebiasaan

pantangan makanan (Ambarwati & Wulandari, 2009).

b. Data Obyektif

Data obyektif adalah data berasal dari hasil observasi yang jujur dari

pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau

pemeriksaan diagnostik lainnya (Rismalinda, 2014).

1) Status Generalis

Untuk mengetahui keadaan baik yang normal maupun

menunjukkan kelainan, yaitu meliputi :

a) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu dan tingkat

(45)

pernafasan (Mufdillah, 2009). Pada kasus abortus imminens

keadaan umum pasien adalah lemah (Rukiyah, 2014).

b) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien

(Sulistyawati, 2009). Pada kasus abortus imminens

kesadaran pasien adalah composmentis (Rukiyah, 2014).

c) Tekanan darah

Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90

mmHg (Romauli, 2011).

d) Nadi

Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam waktu 1

menit, dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80

x/menit (Romauli, 2011).

e) Respirasi

Untuk mengetahui fungsi sistem pernafasan, normalnya

16-24x/menit (Romauli, 2011).

f) Suhu

Suhu tubuh yang normal 36-37,5oC (Romauli, 2011).

g) Tinggi badan

Untuk mengetahui tinggi badan pasien kurang dari 145 cm

(46)

h) Berat badan

Untuk mengetahui penambahan berat badan ibu. Normalnya

berat badan tiap minggu adalah 0,5 kg dan penambahan

berat badan selama hamil 6,5 sampai 16,5 kg

(Romauli, 2011).

i) LILA

Pada bagian kiri: LILA kurang dari 23,5 cm merupakan

indikator kuat untuk status gizi ibu kurang/ buruk

(Romauli, 2011).

2) Pemeriksaan sistematis

Pemeriksaan dengan melihat dari ujung kaki sampai ujung

rambut (Romauli, 2011).

a) Kepala

(1) Rambut

Untuk mengetahui apakah rambutnya bersih atau kotor,

pertumbuhan, warna, mudah rontok atau tidak

(Romauli, 2011).

(2) Muka

Keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan,

adakah oedema (Romauli, 2011).

(3) Mata

Bentuk simetris, konjungtiva normal merah muda, bila

(47)

putih, bila kuning menandakan ibu mungkin terinfeksi

hepatitis (Romauli, 2011).

(4) Hidung

Normal, tidak ada polip, kelainan bentuk, kebersihan

cukup (Romauli, 2011).

(5) Telinga

Untuk mengethui telinga normal atau tidak, ada

serumen yang berlebihan atau tidak, tidak berbau,

bentuk simetris (Romauli, 2011).

(6) Mulut/gigi/gusi

Untuk mengetahui apakah ada sariawan atau tidak,

apakah ada caries, dan keadaan gusi (Romauli, 2011).

b) Leher

Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar tyroid,

tidak ada pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ditemukan

bendungan vena jugularis (Romauli, 2011).

c) Dada dan axilla

Untuk mengetahui ada tidaknya benjolan atau massa pada

payudara, hiperpigmentasi areola, puting susu bersih dan

(48)

(1) Mammae

Untuk mengetahui adanya pembesaran atau tidak,

simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak,

adanya benjolan atau tidak (Mufdillah, 2009).

(2) Axilla

Untuk mengetahui adanya pembesaran atau tidak, nyeri

tekan atau tidak (Mufdillah, 2009).

d) Ekstermitas

Dikaji ekstermitas atas dan bawah. Atas dikaji ada atau

tidak gangguan/ kelainan dan bentuk. Bawah dikaji bentuk,

oedema, dan varices (Sulistyawati, 2009).

3) Pemeriksaan khusus Obstetri (Lokalis)

a) Abdomen

(1) Inspeksi

Memeriksa dengan cara melihat atau memandang.

Tujuannya untuk melihat keadaan umum pasien

meliputi, rambut, muka, mata, hidung, telinga, mulut,

gigi, leher, dada, abdomen, vagina, anus dan

ekstermitas (Romauli, 2011).

(2) Palpasi, menurut ( Romauli, 2011) yaitu :

(a) Leopold I : untuk mengetahui tinggi fundus

uteri dan bagian yang berada di

(49)

imminens tinngi fundus uteri sesuai

umur kehamilan (Maryunani, 2009).

(b) Leopold II : untuk mengetahui batas kiri/kanan

pada uterus ibu yaitu punggung pada

letak bujur dan kepala pada letak

lintang

(c) Leopold III : untuk mengetahui presentasi atau

bagian terbawah janin yang ada di

sympisis ibu.

(d)Leopold IV : untuk mengetahui seberapa

masuknya bagian bawah janin

kedalam rongga panggul.

(3)Auskultasi

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendengarkan denyut

jantung bayi meliputi frekuensi dan keteraturannya

(Romauli, 2011).

b) Pemeriksaan panggul

Untuk mengetahui ukuran distantia spinarum, distantia

kristarum, conjugata eksterna, dan lingkar panggul

(Mufdillah, 2009).

c) Anogenital

Untuk mengetahui adanya varices atau tidak, mengetahui

(50)

pengeluaran yaitu perdarahan dan flour albus

(Prawirohardjo, 2009). Vulva vagina pada abortus imminens

tidak ada oedema dan varices pada vagina. Pada kasus

abortus imminens dilakukan pemeriksaan dalam yang

didapatkan hasil berupa ostium uteri eksternum (OUE)

tertutup, Gestasional Sac (GS) masih utuh sehingga tidak

ada cairan amnion ataupun jaringan yang keluar, fetus

masih hidup (Nugroho, 2012).

4) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang meliputi

pemeriksaan laboratorium, rontgen, dan USG (Astuti, 2012).

Pemeriksaan penunjang pada abortus imminens dengan

menggunakan USG untuk mendeteksi adanya GS dan keadaan

janin(Nugroho, 2012). Hasil pemeriksaan USG pada abortus

imminens adalah buah kehamilan masih utuh, dan ada kehidupan

janin (Rukiyah, 2014).

2. Langkah II : INTERPRETASI DATA

Interpretasi data adalah langkah kedua yang dilakukan untuk

mengidentifikasi yang benar terhadap diagnosis/masalah dan kebutuhan

klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data yang telah

(51)

a) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup

praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama)

diagnosis kebidanan (Rismalinda, 2014). Diagnosa yang dapat

ditegakkan pada kasus abortus imminens yaitu Ny.X

G...P....A....Umur ...Tahun Umur kehamilan...minggu dengan

abortus imminens.

b) Data dasar

(1) Data Subyektif

Data yang berhubungan atau masalah dari sudut pandang

pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan

yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan

berhubungan langsung dengan diagnosis (Rismalinda, 2014).

Data subyektif pada kasus abortus imminens adalah nyeri perut

bagian bawah, mules-mules, keluar darah sedikit-sedikit

(Rukiyah, 2014).

(2) Data Obyektif

Pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil

pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan

dignostik lain (Rismalinda, 2014).

Menurut Rukiyah (2014), data obyektif yang didapatkan pada

kasus abortus imminens adalah :

(52)

(b) Kesadaran composmentis

(c) Tanda- tanda vital

(d) Tinggi fundus uteri sesuai umur kehamilan

(e) Pengeluaran pervaginam berupa bercak darah

(f) Pemeriksaan USG buah kehamilan masih utuh dan ada

kehidupan janin

(g) Pemeriksaan abdomen

(1)Palpasi : Leopold 1: Tinggi fundus uteri sesuai

kehamilan

c) Masalah

Masalah adalah permasalahan yang muncul berdasarkan

pernyataan pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2009).

Masalah pada abortus imminens adalah perasaan cemas karena

ada rasa mules/kontraksi dan mengalami perdarahan bercak

(Maryunani, 2009).

d) Kebutuhan

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien

berdasarkan keadaan dan masalahnya. Kebutuhan pasien pada kasus

abortus imminens adalah dorongan moral dan memberikan informasi

tentang abortus imminens (Sulistyawati, 2009).

3. Langkah III : DIAGNOSA POTENSIAL

Dalam langkah ini digunakan untuk mengidentifikasi masalah atau

(53)

yang telah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, bidan dapat bersiap-siap bila

diagnosis atau masalah potensial benar-benar terjadi (Rismalinda,2014).

Pada kasus ibu hamil dengan abortus imminens diagnosa potensial yang

kemungkinan dapat terjadi pada ibu hamil adalah abortus inkomplit

(Rukiyah, 2014).

4. Langkah IV : ANTISIPASI

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi klien. Data baru dikumpulkan

dan dievaluasi kemungkinan bisa terjadi kegawatdaruratan dimana bidan

harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak

(Rismalinda, 2014).

Pada abortus imminens perlu tindakan segera yang dilakukan pada

kasus abortus imminens adalah bedrest total (istirahat) (Rukiyah, 2014).

Serta melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG untuk pemberian sedative,

tokolisis dan progesteron, preparat hematimik (Maryunani, 2009).

5. Langkah IV : PERENCANAAN

Pada langkah ini melakukan perencanaan menyeluruh yang

merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap diagnosis atau masalah

yang telah diidentifikasi atau diantisipasi (Rismalinda, 2014).

Menurut Nugroho (2011), asuhan kebidanan yang dilakukan untuk

(54)

a. Istirahat ditempat tidur, agar aliran darah ke uterus meningkat dan

rangsang mekanik berkurang.

b. Pemeriksaan USG.

c. Penderita bisa pulang setelah perdarahan pervaginam berhenti

dengan hasil dari pemeriksaan kehamilan baik.

d. Bila perlu diberi penenang phenobarbital 3x30 mg/hari, dan

spasmolitika misalnya papaverin atau tokolitik per infus atau peroral.

e. Menganjurkan untuk kontrol kembali 2 minggu kemudian.

6. Langkah VI : PELAKSANAAN

Rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan secara efisien dan

aman. Pada saat bidan berkolaborasi untuk menangani klien yang

mengalami komplikasi, maka bidan bertanggung jawab terhadap

pelaksanaannya rencana asuhan yang menyeluruh tersebut. Manajemen

yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu

dan asuhan klien (Rismalinda, 2014).

Menurut Nugroho (2011), pelaksanaan asuhan kebidanan yang

dilakukan untuk abortus imminens yaitu :

a. Istirahat ditempat tidur, agar aliran darah ke uterus meningkat dan

rangsang mekanik berkurang.

b. Pemeriksaan USG.

c. Penderita bisa pulang setelah perdarahan pervaginam berhenti

(55)

d. Bila perlu diberi penenang phenobarbital 3x30 mg/hari, dan

spasmolitika misalnya papaverin atau tokolitik per infus atau peroral.

e. Menganjurkan untuk kontrol 2 mingu kemudian.

7. Langkah VII: EVALUASI

Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan

meliputi pemenuhan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan sebagaimana

yang telah teridentifikasi didalam masalah dan diagnosis

(Rismalinda, 2014).

Menurut Rukiyah (2014), hasil evaluasi atas pelaksanaan yang

dilakukan yaitu kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.

Halam kondisi ini, ditandai dengan perdarahan yang terhenti, servik

tertutup, uterus sesuai usia gestasi, tidak ada kontraksi.

DATA PERKEMBANGAN

Menurut Rismalinda (2014), data perkembangan untuk asuhan kebidanan

menggunakan metode SOAP, yaitu :

S : Subyektif

Data yang berhubungan atau masalah dari sudut pandang pasien.

Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan yang dicatat

sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan

(56)

O : Obyektif

Pendokumentasian hasil observasi yang jujur, pemeriksaan fisik

pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik

lain.

A : Assessment

Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi dari data

subyektif dan data obyektif.

P : Planing

Membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang,untuk

mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin

atau menjaga atau mempertahankan kesejahteraannya.

C. Landasan Hukum

Sebagai seorang bidan dalam hal memberikan asuhan harus

berdasarkan aturan atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan

terhadap hukum (mal praktik) dapat dihindarkan dalam memberikan asuhan

terhadap abortus imminens, landasan hukum yang digunakan diantaranya :

1. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Penyelenggaraan Praktik Bidan,

kewenangan yang dimiliki bidan meliputi :

a. Pelayanan kesehatan ibu

b. Pelayanan kesehatan anak

(57)

d. Kewenangan bidan menjalankan program pemerintah

e. Kewenangan bidan menjalankan praktik di daerah yang tidak

memiliki dokter.

2. Kompetensi bidan sesuai dengan kasus ini adalah kompetensi bidan ke 3

yaitu bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk

mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi

(58)

47 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Studi Kasus

Jenis Karya Tulis Ilmiah adalah jenis laporan studi kasus dengan

metode deskriptif. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara

meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit

tunggal (Notoatmodjo, 2012). Metode deskriptif yaitu suatu metode yang

dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang

ada di masyarakat (Notoatmodjo, 2012).

Studi kasus ini dilaksanakan pada Ibu HamilNy.D G2P1A0 Umur 30

Tahun Hamil 10+5Minggu dengan Abortus Imminens di RSU Assalaam

Gemolong, Sragen.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi Penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut

dilakukan dan lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan di RSU

Assalaam Gemolong, Sragen.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek adalah orang yang akan dikenai pengambilan studi

(59)

adalah ibu hamil Ny.D G2P1A0 Umur 30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan

abortus imminens.

D. Waktu Studi Kasus

Waktu penelitian merupakan waktu penelitian tersebut akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakantanggal 4 - 13 April 2015.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan untuk

mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan pada ibu hamil menurut

Varney dan data perkembangan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah

1. Data Primer

Data primer adalaah secara langsung diambil dari obyek atau obyek

penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

(Riwidikdo, 2013).

Data primer diperoleh dengan cara:

a. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu pemeriksaan head to toe

(60)

mengkaji setiap area tubuh,dengan tujuan untuk meminimalkan

pengabaian tahapan pemeriksaan (Maryunani, 2009).

1) Inspeksi

Memeriksa dengan cara melihat atau memandang. Tujuannya

untuk melihat keadaan umum klien, gejala kehamilan dan

adanya kelainan (Romauli, 2011). Inspeksi dilakukan secara

berurutan mulai dari kepala sampai kaki. Pada kasus abortus

imminens hasil pemeriksaan secara inspeksi berupa pengeluaran

pervaginam berupa darah.

2) Palpasi

Pemeriksaan dilakukan dengan cara meraba. Tujuannya untuk

mengetahui adanya kelainan, mengetahui perkembangan

kehamilan (Romauli, 2011). Pada kasus ibu hamil dengan

abortus imminens ini dilakukan pemeriksaan leopold I untuk

mengetahui tinggi fundus uteri yaitu 2 jari diatas simpisis.

3) Perkusi

Suatu pemeriksaan dengan cara mengetuk dengan

membandingkan kanan-kiri pada setiap daerah permukaan tubuh

dengan tujuan menghasilkan suara (Romauli, 2011). Pada kasus

ibu hamil dengan abortus imminens ini dilakukan pemeriksaan

(61)

4) Auskultasi

Suatu pemeriksaan mendengarkan denyut jantung bayi meliputi

frekuensi dan keteraturannya (Romauli, 2011).

b. Wawancara

Menurut Notoatmodjo (2012), wawancara adalah suatu metode

yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti

mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang

sasaran penelitian(responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka

dengan orang tersebut (face to face).

Wawancara pada kasus ini akan dilakukan pada Ny.D dan

keluarganya serta tenaga kesehatan dengan menggunakan format

asuhan kebidanan pada ibu hamilsesuai 7 langkah Varney.

c. Observasi

Menurut Notoatmodjo(2012), observasi adalah suatu prosedur

yang berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar,

mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu

yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Pada kasus ini penulis melakukan pengamatan langsung pada

pasien untuk mengetahui perkembangan dan perawatan yang

dilakukan kepada pasien yang terjadi pada kasus abortus imminens.

Observasi pada kasus ini dapat berupa keadaan umum, kesadaran,

(62)

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan atau

terapi, diperoleh dari keterangan dari keluarga, lingkungannya

mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan

studi (Notoatmodjo, 2012). Data sekunder diperoleh dari:

a. Kepustakaan

Kepustakaan adalah semua literatur atau bacaan yang digunakan

untuk mendukung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Literaturnya ini umumnya terdiri dari buku-buku teks, majalah atau

jurnal ilmiah, makalah ilmiah, skripsi, tesis, atau disertasi

(Notoatmodjo, 2012). Studi kepustakaan diambil dari tahun 2006

sampai 2014.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan yang dicetak atau yang ditulis atau yang

digunakan untuk membuktikan sesuatu (Rismalinda, 2014). Dalam

pengambilan studi kasus ini menggunakan dokumentasi dari rekam

medis dan data keperawatan untuk mempermudah informasi dari

data medik yang ada di RSU Assalaam Gemolong,Sragen.

G. Alat- alat yang dibutuhkan

1. Alat-alat yang dibutuhkan dalam pengambilan data adalah :

a. Format Asuhan Kebidanan Ibu Hamil

b. Alat tulis (bolpoint, kertas, dan lain-lain)

(63)

d. Rekam medik

2. Alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan

observasi adalah :

a. Stetoskop

b. Tensi meter

c. Thermometer

d. Jam tangan

e. Handscoon

H. Jadwal penelitian

Menurut Notoatmodjo (2012), dalam bagian ini diuraikan

langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun Karya Tulis Ilmiah, sampai dengan

penulisan Laporan Karya Tulis Ilmiah, beserta waktu berjalan atau

(64)

53 BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Ruang : An-nisa

No. Reg : 067048

Tanggal : 4 April 2015

A. TINJAUAN KASUS

Tanggal : 4 April 2015 Pukul : 22.00 WIB

1. PENGKAJIAN

a. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI

1) Nama : Ny. D Nama : Tn. P

2) Umur : 30 tahun Umur : 40 tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa

5) Pendidikan : SLTP Pendidikan : SD

6) Pekerjaan : Pegawai swasta Pekerjaan : Swasta

7) Alamat : Tanon Rt 06, Tanon, Sragen

b. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)

Tanggal : 4 April 2015 Pukul : 22.00 WIB

1) Keluhan utama pada waktu masuk : Ibu mengatakan

mengeluarkan darah dari jalan lahir seperti menstruasi sejak pukul

20.00 WIB.

2) Riwayat menstruasi

Referensi

Dokumen terkait

Di RSUD Kota Surakarta ibu hamil yang mengalami pre-eklampsia berat sebesar 12,39 %.. Tujuan: Mempelajari dan memahami asuhan kebidanan pada kasus

Dan morbiditas operatif juga kebanyakan ditemukan pada primigravida (36 kasus) Penurunan volume cairan amnion atau oligohidramnion berhubungan dengan kondisi ibu atau janin

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DANKELUARGA.. BERENCANA (KB SUNTIK 3 BULAN) FISIOLOGIS NY P UMUR 30 TAHUN G2P1A0

Hasil asuhan kebidanan selama 3 hari di rumah sakit didapatkan keadaan umum ibu cukup perdarahan jumlah perdarahan tetap, nyeri perut berkurang dan kadar Hb meningkat

Evaluasi dari kasus ini setelah dilakukan perawatan 4 hari dengan hasil keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TTV normal, infus RL 28 tpm sudah

Potensial yang akan terjadi apabila penanganan ibu nifas dengan hipertensi tidak segera ditangani akan terjadi preeklamsi (Prawirohardjo, 2011).. Berdasarkan data

Pada ibu : partus macet dan after coming head. Pada bayi : Terjadi afiksia. Dengan dr.SpOG untuk penatalaksanaan persalinan sungsang posisi bokong murni dengan metode