ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. DG2P1A0 UMUR 30 TAHUN HAMIL 10+5MINGGU DENGAN
ABORTUS IMMINENS DI RSU ASSALAAM GEMOLONG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Novita Arinia Vionita NIM B.12 032
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D G2P1A0 UMUR 30 TAHUN HAMIL 10+5MINGGU DENGAN
ABORTUS IMMINENS DI RSU ASSALAAM GEMOLONG, SRAGEN
DiajukanOleh :
Novita Arinia Vionita
NIM B.12 032
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juni 2015
Pembimbing
Anis Nurhidayati S,ST. M.Kes
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D G2P1A0 UMUR 30 TAHUN HAMIL 10+5MINGGU DENGAN
ABORTUS IMMINENS DI RSU ASSALAAM GEMOLONG SRAGEN
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Novita Arinia Vionita NIM B.12 032
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal 6 Juli 2015
PENGUJI I PENGUJI II
Ambarsari, S.ST Anis Nurhidayati, S.ST. M.Kes NIK. 201087048 NIK. 200685025
Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul“ Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. D G2P1A0 Umur 30
tahun Hamil 10+5Minggu dengan Abortus Imminens di RSU Assalaam Sragen”
untuk memenuhi syarat tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Ahli
Madya Kebidanan pada Prodi D-III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka.Prodi DIII-Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Anis Nurhidayati, S.ST, M. Kes, selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku Direktur RSU Assalaam Gemolong
Sragen, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan
data.
5. Ny. D yang telah bersedia menjadi pasien dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan studi
kasus selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Surakarta, Juni 2015
Prodi D-III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Novita Arinia Vionita B.12032
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY.D G2P1A0 UMUR 30 TAHUN HAMIL 10+5 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI RSU ASSALAAM GEMOLONG, SRAGEN Xii + 87 halaman + 13 lampiran
INTISARI
Latar Belakang : Angka kematian ibu di Indonesia yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Penyebab kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan (27%), eklampsi (23%), infeksi (11%), partus lama (5%), abortus (5%), dan lain-lain (11%). Abortus imminens adalah suatu abortus yang dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina yang mengandung darah atau perdarahan pervaginam pada trimester pertama kehamilan. Abortus imminens masih mungkin berlanjut atau dapat dipertahankan, ditandai dengan perdarahan bercak terhenti, servik tertutup, uterus sesuai usia gestasi. Jumlah ibu hamil di RSU Assalaam Gemolong Sragen pada bulan September 2013- September 2014 jumlah ibu hamil sebanyak 989 orang, ibu hamil dengan abortus imminens 50 orang (20,5%).
Tujuan : Melaksanakan asuhan pada ibu hamil Ny. D G2P1A0 Hamil 10+5 minggu dengan abortus imminens dengan menerapkan 7 langkah Varney.
Metode Studi Kasus : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus di RSU Assalaam Gemolong, subyek studi kasus ibu hamil Ny. D G2P1A0 umur 30 tahun hamil 10+5 minggu dengan abortus imminens, studi kasus dilaksanakan tanggal 4 - 13 April 2015, teknik pengumpulan meliputi data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara dan observasi, serta data sekunder yang meliputi studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.
Hasil Studi Kasus :Hasil yang diperoleh setelah dilakukan asuhan di rumah sakit selama 4 hari dan kontrol ulang 1 hari, diperoleh hasil ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan flek-flek darah, ibu mengatakan perasaannya sudah tenang karena perdarahan sudah berhenti dan kehamilan dapat dipertahankan.
Kesimpulan : Pada kasus hamil Ny.D G2P1A0 umur 30 tahun hamil 10+5 minggu dengan abortus imminens penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lahan yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan.
MOTTO
1. Allah mencintai orang yang cermat dalam meneliti soal-soal yang
meragukan dan tidak membiarkan akalnya dikuasai oleh nafsunya.
2. Kemarin adalah masa lalu, hari ini adalah kenyataan dan esok adalah
perjuangan meraih mimpi apa yang kamu inginkan.
3. Jangan menunda pekerjaan sampai besok selama hari ini kita masih bisa
mengerjakannya.
4. Kesuksesan tidak akan datang bila kita tidak mengawalinya.
5. Jangan pernah menengok kebelakang karena masalalu akan mempengaruhi
keadaan yang akan datang.
6. Kebenaran hari ini belum tentu benar esok hari jangan puas terhadap hasil
yang telah kita peroleh saat ini karena belum tentu dapat kita peroleh
diwaktu yang akan datang
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan:
1. Ayah dan mama terima kasih untuk segalanya yang telah memberi
semangat, membiayai, memberi dukungan dan mendoakan sampai aku
melangkah sejauh ini.
2. Kakak ku dan adik ku yang selalu memberi semangat dan suport dalam
mengerjakan karya tulis ilmiah ini.
3. Bu Yunia Renny Andikhatias, S.ST selaku pembimbing akademik yang
telah membimbing saya selama 3 tahun
4. Bu Anis Nurhidayati, S.ST, M.Kes, selaku pembimbing KTI yang telah
memberikan bimbingan kepada saya dalam menyelesaikan KTI.
5. Kampus STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan
banyak pengalaman, kenangan, dan banyak ilmu dan pengetahuan.
6. Kelas 3A yang selama ini berjuang bersama-sama selama 3 tahun.
CURICULUM VITAE
Nama : Novita Arinia Vionita
Tempat/ Tanggal Lahir : Sragen, 29 November 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sidikan Rt 16/ Rw 07, Pelemgadung,
Karangmalang, Sragen
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Mojo Sragen LULUS TAHUN 2006
2. SLTP Negeri 1 Sragen LULUS TAHUN 2009
3. SMA Negeri 1 Sragen LULUS TAHUN 2012
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ... 8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Studi ... 47
B. Lokasi Studi Kasus ... 47
C. Subyek Studi Kasus ... 47
D. Waktu Studi Kasus ... 48
F. Teknik Pengumpulan Data ... 48
G. Alat- alat yang dibutuhkan ... 51
H. Jadwal Penelitian ... 52
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ... 53
B. Pembahasan ... 77
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 84
B. Saran ... 86
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal penelitian
Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6 Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7 Surat Persetujuan Responden
Lampiran 8 Lembar Pedoman Wawancara
Lampiran 9 Lembar Observasi
Lampiran 10 Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 11 Leaflet
Lampiran 12 Dokumentasi Studi Kasus
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka
kematian ibu (AKI). Pada tahun 2012 AKI melonjak sangat signifikan dari
angka kematian ibu 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah
116,34/100.000 kelahiran hidup. Tigginya Angka Kematian Ibu menunjukkan
keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan antenatal dan obstetri yang rendah pula
(Depkes RI, 2012). Penyebab kematian maternal di Indonesia terkait
kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan (27%), eklampsi (23%), infeksi
(11%), partus lama (5%), abortus (5%), dan lain-lain (11%)
(DepkesRI, 2012).
Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel
telur dan sperma) pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram, sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
(Nugroho, 2011). Angka kejadian abortus spontan di Indonesia adalah
10-15% dari 6 juta kehamilan setiap tahunnya atau 600.000-900.000 orang,
sedangkan abortus buatan sekitar 750.000-1,5 juta orang setiap tahunnya,
Macam-macam abortus yaitu abortus imminens, abortus insipien, abortus
incompletus, dan abortus completus (Mufdillah, 2009).
Abortus imminens adalah suatu abortus yang dicurigai bila terdapat
pengeluaran vagina yang mengandung darah, atau perdarahan pervaginam
pada trimester pertama kehamilan. Abortus imminens dapat atau tanpa disertai
rasa mules ringan,sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang
bawah. Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya sedikit, namun hal
tersebut berlangsung beberapa hari/minggu (Mufdillah, 2009). Dalam kondisi
seperti diatas, kehamilan masih mungkin berlanjut atau dapat dipertahankan,
ditandai dengan perdarahan bercak terhenti, serviks tertutup, uterus sesuai
gestasi, nyeri melilin karena kontraksi tidak ada (Rukiyah, 2014).
Asuhan yang diberikan untuk ibu hamil dengan abortus imminens yaitu
istirahat baring merupakan unsur penting karena dapat menyebabkan
bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanik
(Rukiyah, 2014). Petugas kesehatan khususnya bidan, diharapkan lebih
meningkatkan keterampilan agar dapat mendeteksi sedini mungkin terjadinya
abortus imminens sehingga komplikasi dapat diatasi dengan baik
(Hamidah, 2013).
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 9 Oktober 2014 di RSU
Assalaam Gemolong, Sragen diperoleh data pada bulan September 2013-
September 2014 jumlah ibu hamil sebanyak 989 orang. Jumlah ibu hamil
normal sebanyak 745 orang, jumlah ibu hamil dengan komplikasi sebanyak
jumlah ibu hamil dengan abortus imminens 50 orang (20,5%), jumlah ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum 38 orang (15,6%), jumlah ibu hamil
dengan pre eklampsi berat 15 orang (6,1%), jumlah ibu hamil dengan KET 9
orang (3,7%), jumlah ibu hamil dengan anemia 8 orang (3,3%), jumlah ibu
hamil dengan abortus insipien 7 orang (2,9%), jumlah ibu hamil dengan
missed abortion 4 orang (1,6%).
Berdasarkan data diatas angka kejadian abortus imminens masih cukup
tinggi dibanding dengan abortus jenis lainnya dan kehamilan masih mungkin
berlanjut atau dapat dipertahankan, sehingga penulis tertarik mengambil studi
kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny.D G2P1A0 Umur 30
Tahun Hamil 10+5Minggu dengan Abortus Imminens di RSU Assalam
Gemolong, Sragen”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam studi kasus
adalah “Bagaimana asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny.D G2P1A0 Umur 30
Tahun Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam
Gemolong Sragen dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7
C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan kebidanan pada ibu hamil pada Ny.D G2P1A0
Umur 30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di RSU
Assalaam Gemolong, Sragen dengan menerapkan manajemen 7 langkah
varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil Ny.D G2P1A0 Umur 30 Tahun
Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam
Gemolong, Sragen.
2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah, kebutuhan pada ibu hamil Ny.D G2P1A0 Umur 30 Tahun
Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di RSU Assalaam
Gemolong, Sragen.
3) Merumuskan diagnosa potensial pada ibu hamil Ny.DG2P1A0 Umur
30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di RSU
Assalaam Gemolong, Sragen.
4) Mengidentifikasi kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan pada ibu hamil
Ny.D G2P1A0 Umur 30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan abortus
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny.D G2P1A0
Umur 30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di
RSU Assalaam Gemolong, Sragen.
6) Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil Ny.D G2P1A0 Umur
30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan abortus imminens di RSU
Assalaam Gemolong, Sragen.
7) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
hamil Ny.D G2P1A0 Umur 30 Tahun Hamil 10+5Minggu di RSU
Assalaam Gemolong, Sragen.
b. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis kesenjangan antara teori dan
praktik dilapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada
ibu hamil Ny.D G2P1A0 Umur 30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan
abortus imminens.
D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Penulis
a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus
imminens.
b. Meningkatkan keterampilan penulis dalam memberikan asuhan
2. Bagi Profesi
Bagi profesi studi kasus ini dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan
sebagai pertimbangan dalam pengembangan asuhan kebidanan serta
meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada
ibu hamil dengan abortus imminens.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi pendidikan dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi
khususnya tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus
imminens.
4. Bagi Instansi Rumah Sakit
Bagi rumah sakit dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan kualitas asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus
imminens.
E. Keaslian Studi Kasus
Laporan kasus kebidanan pada ibu hamil dengan abortus imminens pernah
dilakukan oleh :
1. Anik Hariyani, STIKes Kusuma Husada Surakarta, dengan judul “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny.S G3P2A0 Umur Kehamilan 11 minggu
dengan Abortus Imminens di RSU Assalaam Gemolong Sragen 2013.”
Jenis studi kasus yang digunakan dengan metode deskriptif. Asuhan
diberikan kepada Ny. S yaitu : pemasangan infus RL 20 tetes per menit,
mg 1x1. Hasil studi kasus didapatkan bahwa setelah dilakukan perawatan
selama 5 hari, keadaan pasien baik, tidak ada infeksi, flek darah berhenti,
HB 13,1 gr%, dan kehamilan dapat dipertahankan.
2. Riski Kusuma, STIKes Kusuma Husada Surakarta, dengan judul “Asuhan
Kebidanan Ibu Hamil Ny.T G1P0A0 Dengan Abortus Imminens di RSUD
Sragen 2012”. Kasus ini berbentuk studi kasus dan menggunakan metode
dekriptif. Asuhan yang diberikan pada Ny. T yaitu preabor 50 mg 2x1,
asam mefenamat 500 mg 3x1, asam folat 400 mg 2x1, dan infus RL 20
tpm. Hasil studi kasus dilaporkan bahwa setelah dilakukan perawatan
selama 4 hari, keadaan umum pasien baik, pengeluaran flek-flek sudah
berhenti, abortus tidak berlanjut, dan kehamilan ibu masih dapat
dipertahankan.
3. Erwin Setyaningsih, STIKes PKU Muhammadiyah Surakarta, dengan
judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny.S Usia 34 Tahun G3P2A0
Hamil 10 Minggu dengan Abortus Imminens Di RSUD Karanganyar
2012”. Kasus ini berbentuk studi kasus dan menggunakan metode
deskriptif. Asuhan yang diberikan pada Ny. S yaitu asam traneksamat per
oral 500 mg 3x1, asam folat per oral 4 mg 2x1, premaston per oral 5mg
2x1. Hasil studi kasus dilaporkan bahwadilakukan perawatan selama 4
hari, keadaan umum pasien baik dan tenang, tidak ada pengeluaran
pervaginam berupa flek-flek, kehamilan dapat dipertahankan.
Perbedaan Karya Tulis Ilmiah ini dengan keaslian diatas yaitu lokasi,
diatas yaitu lama asuhan dan perawatan asuhan pada ibu hamil dengan
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis 1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi kehamilan normal akan berlangsung 40
minggu atau 9 bulan. Kehamilan terbagi 3 trimester, trimester I
berlangsung dalam 12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu ke
13-27), trimester III 13 minggu (minggu ke 28-40) (Prawirohardjo, 2009).
b. Tanda dan Gejala Kehamilan
Menurut Romauli (2011), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3
yaitu:
1) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenorhoe (tidak dapat haid)
Kehamilan menyebabkan dinding dalam uterus (endometrium)
tidak dilepaskan sehingga amenorhoe atau tidak datang nya haid
dianggap sebagai tanda kehamilan.
Mual dan muntah merupakan gejala umum mulai dari rasa sering
dikenal morning sickness karena munculnya sering kali dipagi
hari.
c) Mastodinia
Rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara
membesar.
d) Quickening
Persepsi gerakan janin pertama biasanya disadari oleh wanita
pada kehamilan 18-20 minggu.
e) Gangguan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering kencing malam,
disebabkan karena desakan uterus yang membesar dan tarikan
oleh uterus ke cranial.
f) Konstipasi
Konstipasi terjadi karena efek relaksasi progesterone atau dapat
juga karena perubahan pola makan.
g) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2 sampai 3 bulan sering terjadi penurunan berat
badan karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah.
h) Perubahan warna kulit
Perubahan ini antara lain cloasma yakni warna kulit yang
kehitam-hitaman pada dahi, punggung, hidung dan kulit daerah
i) Mengidam
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama.
2) Tanda kemungkinan hamil
a) Perubahan pada uterus
Uterus mengalami perubahan pada ukuran, bentuk dan
konsistensi.
b) Tanda piskacek’s
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke
jurusan pembesaran tertentu.
c) Suhu basal
Suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2o
C-37,8o C.
d) Perubahan-perubahan pada serviks
(1) Tanda hegar
Tanda ini berupa pelunakan pada daerah itsmus uteri,
sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan
lebih tipis dan uterus mudah difleksikan dapat diketahui
melalui pemeriksaan bimanual.
(2) Tanda gondell’s
Servik terasa lebih lunak.
(3) Tanda chadwick
Adanya hipervaskularasi mengakibatkan vagina dan vulva
portio tampak livide.
(4) Tanda mc donald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu
sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan.
e) Pembesaran abdomen
Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke 16, karena
pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi
organ rongga perut.
f) Kontraksi uterus
Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya
kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit.
g) Pemeriksaan test biologis kehamilan
Pada pemeriksaan ini hasil positif .
3) Tanda pasti hamil
a) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur kehamilan
18-20 minggu dengan memakai doppler atau linex
b) Pada primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada
usia kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida pada usia
kehamilan 16 minggu.
c) Pada umur kehamilan 20 minggu gerakan janin kadang-kadang
dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksaan dan bagian-bagian
janin dapat diraba pada usia kehamilan tua.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
Menurut Astuti (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
adalah :
1) Faktor Fisik
a) Status kesehatan
Ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status kesehatan
atau penyakit yang dialami ibu hamil yaitu :
(1) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan.
Termasuk dalam klasifikasi ini adalah hyperemesis
gravidarum, pre-eklampsia/eklampsia, kelainan lamanya
kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan plasenta atau selaput
janin, perdarahan antepartum, dan gemeli.
(2) Penyakit atau kelainan yang tidak langsung berhubungan
dengan kehamilan.
Terdapat hubungan timbal balik dimana penyakit ini dapat
memperberat serta mempengaruhi kehamilan atau penyakit
ini dapat dipengaruhi oleh kehamilan.
b) Status gizi
(a) Berkaitan dengan berat badan dari hamil sampai dengan
persalinan, trimester I kenaikan kurang lebih 1 kg, trimester
II kenaikan kurang lebih 3 kg, trimester III kenaikan kurang
(b)KEK (Kekurangan Energi Kronik), standar minimal LILA
untuk wanita dewasa adalah 23,5 cm.
(c) Kadar hemoglobin, Hb normalnya diatas 11 gr%
c) Faktor-faktor gaya hidup
(a) Kebiasaan minum jamu
(b) Mitos
(c) Aktivitas seksual
(d) Pekerjaan atau aktivitas sehari-hari
(e) Senam hamil
(f) Perokok
2) Faktor Psikologis
a) Stressor internal
Meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan, penyakit, cacat,
tidak percaya diri, perubahan penampilan, peran sebagai orang
tua, takut tehadap kehamilan, persalinan, kehilangan pekerjaan.
b) Stressor eksternal
Meliputi relationship, kasih sayang, support keluarga,support
mental, dan broken home.
c) Dukungan keluarga
Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu
hamil yang cenderung lebih labil dari pada wanita yang tidak
hamil memerlukan banyak dukungan dari keluarga terutama
d) Substance abuse
Perilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu hamil,
termasuk penyalahgunaan atau penggunaan obat atau zat-zat
tertentu yang membayakan ibu hamil.
e) Partner abuse
Kekerasan dapat terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun sexual
sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma. Efek kekerasan
pada ibu hamil bisa dalam bentuk langsung maupun tidak
langsung antara lain : trauma dan kerusakan fisik pada ibu dan
bayinya misalnya solusio plasenta, fraktur tulang, ruptur uteri
dan perdarahan.
3) Faktor Lingkungan, Sosial, Budaya, dan Ekonomi
a) Kebiasaan Adat Istiadat
Terbentuknya janin dan kelahiran bayi merupakan suatu
fenomena yang wajar dalam kelangsungan kehidupan manusia,
namun berbagai kelompok masyarakat dengan kebudayaannya
diseluruh dunia memiliki aneka persepsi, interpretasi, dan
respon dalam menghadapinya.
b) Fasilitas kesehatan
Untuk mencapai suatu kondisi yang sehat diperlukan adanya
c) Ekonomi
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proes
kehamilan yang sehat. Berkaitan dengan pendapatan dan
penghasilan .
d. Perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita hamil
Perubahan fiiologis dan psikologis pada wanita hamil menurut
Romauli (2011), yaitu sebagai berikut :
1) Perubahan fisik dan psikologis pada trimester I
a) Perubahan Fisik
(1)Morning sickness,mual dan muntah
(2)Pembesaran payudara
(3)Sering buang air kecil
(4)Konstipasi/sembelit
(5)Nyeri pada bagian punggung
(6)Perubahan berat badan
b) Perubahan Psikologis:
(1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang benci terhadap
kehamilannya.
(2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan
kesedihan.
(3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah dia benar-benar
hamil.
2) Perubahan fisik dan psikologis pada ibu hamil trimester II
a) Perubahan Fisik
(1)Rasa panas diperut
(2)Perut semakin membesar
(3)Sakit perut bagian bawah
(4)Pusing
(5)konstipasi
b) Perubahan Psikologis
(1) Ibu merasa sehat
(2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
(3) Merasakan gerakan anak
(4) Libido meningkat
(5) Menuntut perhatian dan cinta
(6) Terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
3) Perubahan fisik dan psikologis pada ibu hamil trimester III
a) Perubahan Fisik
(1)Sering buang air kencing
(2)Konstipasi
(3)Sakit bagian tubuh belakang
(4)Kontraksi perut
(5)Varices
b) Perubahan Psikologis
(1)Takut akan sakit dan bahaya yang timbul pada saat
persalinan
(2)Khawatir bayi akan lahir dalam keadaan tidak normal
(3)Libido menurun
(4)Perasaan mudah terluka
(5)Merasa kehilangan perhatian
(6)Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek,
aneh dan tidak menarik.
e. Komplikasi dan penyulit kehamilan
Menurut Rukiyah (2014), komplikasi dalam kehamilan diantaranya :
a) Anemia kehamilan
Suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin,
hematokrit, dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal.
b) Hiperemesis Gravidarum
Mual dan muntah yang berlebihan pada ibu hamil.
c) Abortus
Keluarnya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram dan
umur kehamilan kurang dari 28 minggu.
d) Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi diluar endometrium
2. Abortus
a. Pengertian
Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram (Prawirohardjo, 2009).
Abortus ialah berakhirnya suatu kehamilan (oleh karena
akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22
minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan (Maryunani, 2009).
b. Macam-macam abortus
Berdasarkan macamnya, abortus dibagi menjadi 3,yaitu :
1) Abortus spontan
Menurut Mufdilah (2009), abortus spontan terjadi karena kurang
baiknya kualitas sel telur dan sel sperma. Berdasarkan jenisnya,
abortus spontan dibagi menjadi :
a) Abortus Imminens adalah suatu abortus yang dicurigai bila
terdapat pengeluaran vagina yang mengandung darah,atau
perdarahan pervaginam pada trimester pertama kehamilan.
b) Abortus insipien adalah suatu abortus yang tidak dapat
dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin
c) Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil
konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih
ada sisa yang tertinggal dalam uterus.
d) Abortus kompletus adalah semua hasil konsepsi sudah
dikeluarkan dan tidak ada yang tertinggal didalam uterus.
e) Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20
minggu, tetapi janin mati tidak dikeluarkan selama 8 minggu
atau lebih.
f) Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi
berturut-turut yang terjadi sebanyak tiga kali atau lebih.
2) Abortus provokatus
Menurut Nugroho (2012), abortus provokatus ialah abortus yang
disengaja, baik menggunakan obat-obatan maupun alat medis.
Abortus ini terbagi menjadi :
a) Abortus Medisinalis
Abortus ini dilakukan karena tindakan kita sendiri,dengan
alasan apabila kehamilan dipertahankan akan membahayakan
diri orang yang bersangkutan (Rukiyah, 2014).
b) Abortus Kriminalis
Abortus yanng disengaja karena tindakan-tindakan yang tidak
legal atau tidak bersangkutan dengan indikasi medis
c. Etiologi Abortus
Menurut Rukiyah (2014), ada beberapa faktor yang menyebabkan
abortus antara lain :
1) Faktor Janin, faktor janin penyebab keguguran adalah kelainan
genetik, faktor kelainan yang paling sering dijumpai pada
abortus adalah gangguan pertumbuhan embrio, zigote, janin
atau plasenta.
2) Faktor ibu
a) Kelainan endokrin, misalnya kekurangan tyroid,kencing
manis
b) Faktor imunologi, pada penyakit lupus
c) Infeksi, diduga dari beberapa virus seperti cacar air,
campak, herpes, toksoplasma
d) Kelainan bentuk rahim
3) Faktor bapak, kelainan kromosom dan infeksi sperma diduga
dapat menyebabkan abortus.
4) Faktor genetik, sekitar 3-5 % pasangan yang memiliki riwayat
abortus spontan yang berulang salah satunya dari pasangan
tersebut membawa sifat kromosom yang abnormal.
5) Faktor imunologi, terdapat antibodikardiolipid yang
mengakibatkan pembekuan darah dibelakang ari-ari sehingga
mengakibatkan kematian janin karena kurangnya aliran darah
6) Faktor nutrisi, malnutrisi yang sangat berat memiliki
kemungkinan paling besar menjadi predisposisi abortus
7) Faktor psikologis, dibuktikan bahwa ada hubungan antara
abortus berulang dengan keadaan mental dimana wanita yang
belum matang secara emosisonal dan sangat penting dalam
menyelamatkan kehamilan.
d. Patofisiologi Abortus
Pada awal abortus terjadi perdarahan pada desidua basalis,
diikuti nekrosis jaringan yang menyebabkan hasil konsepsi
terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus, kemudian uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada
kehamilan kurang dari 8 minggu, janin biasanya dikeluarkan
seluruhnya kedalam vili korialis belum menembus desidua secara
mendalam. Pada kehamilan 8-14 minggu vili korialis menembus
desidua secara mendalam, plasenta tidak dilepaskan sempurna
sehingga banyak perdarahan pada kehamilan diatas 14 minggu,
setelah ketuban pecah, janin yang telah mati akan dikeluarkan
dalam bentuk kantung amnion kosong dan kemudian plasenta
(Maryunani, 2009).
e. Diagnosis
Abortus dapat diduga bila seorang wanita dalam masa
reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah
Kecurigaan tersebut dapat diperkuat dengan ditentukannya
kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes
kehamilan secara biologis atau imunologi bilamana hal tersebut
dikerjakan. Harus diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan,
pembukaan serviks dan adanya jaringan dalam cavum uterus atau
vagina (Mufdillah, 2009)
f. Komplikasi Abortus
Komplikasi yang berbahaya pada abortus ialah perdarahan,
perforasi, infeksi, syok (Rukiyah, 2014).
1) Peradarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari
sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi darah.
Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan
tidak diberikan pada waktunya.
2) Perforasi pada uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada
uterus dalam posisi hipertrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini,
penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya,
perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung luas dan
bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi/perlu histerektomi.
Perforasi pada uetus pada abortus yang dikerjakan oleh orang
awam menimbulkan persoalan gawat karena perlakuan uterus
lebih luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih
3) Infeksi dalam uterus dan adexa dapat terjadi dalam setiap
abortus, tetapi biasanya didapatkan pada abortus inkomplit yang
berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman (unsafe
abortion).
4) Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok
hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).
g. Penanganan Abortus
Secara umum penanganan dilakukan sebelum melakukan
penanganan secara khusus/spesifik melakukan penanganan awal
terlebih dahulu yang terkena abortus antara lain :
1) Melakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan umum
pasien, termasuk tanda-tanda vital (nadi, tekanan darah,
pernafasan,dan suhu).
2) Memeriksa tanda-tanda syok (pucat, berkeringat banyak,
pingsan, tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg, nadi lebih cepat
lebih dari 112kali/menit).
3) Jika dicuriga terjadi syok, segera mulai penanganan syok. Jika
tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan
tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi
wanita karena kondisinya dapat memburuk dengan cepat.
4) Jika pasien dengan keadaan syok pikirkan kemungkinan
5) Pasang infus dengan jarum besar (16G atau lebih besar), berikan
larutan garam fisiologik atau ringer laktat dengan tetesan cepat
(500 ml dalam 2 jam pertama). Kemudian setelah diketahui
abortus apa yang terjadi lakukan penangaan yang spesifik sesuai
abortus yang terjadi (Rukiyah, 2014).
3. Abortus Imminens
a. Pengertian
Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan terjadi
perdarahan pervaginam, sedangkan jalan lahir masih tertutup dan
hasil konsepsi masih baik didalam uterus (Maryunani, 2009).
Abortus imminens adalah perdarahan vagina pada umur
kehamilan kurang dari 20 minggu. Pada keadaan ini terjadi
ancaman proses keguguran, namun produk kehamilan belum keluar
(Nugroho, 2012).
b. Tanda dan Gejala
Menurut Maryunani (2009), tanda dan gejala abortus imminens
antara lain :
1) Perdarahan sedikit/ bercak
2) Kadang disertai rasa mules/ kontraksi
3) Periksa dalam belum ada pembukaan
4) Palpasi : tinggu fundus uteri sesuai usia kehamilan
c. Diagnosis
Diagnosis abortus imminens biasanya diawali dengan keluhan
perdarahan pervaginam pada umur kehamilan kurang dari 20
minggu. Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak ada keluhan
sama sekali kecuali perdarahan pervaginam. Ostium uteri masih
tertutup, besarnya uterus masih sesuai umur kehamilan, dan tes
kehamilan urin masih positif (Prawirohardjo, 2009).
d. Prognosis
Kehamilan dipertimbangkan terancam sering kali terjadi
perdarahan pervaginam selama pertengahan pertama kehamilan.
Abortus imminens dapat disertai dengan nyeri punggung bagian
bawah tetapi terkadang juga tidak nyeri. Prognosis pada
kehamilaan menjadi buruk jika seorang wanita mengalami
kombinasi perdarahan dan nyeri. Untuk menentukan sumber
perdarahan dan memulai terapi, jika memang diperlukan evaluasi
kehamilan dengan melakukan pemeriksaan fisik, serum B-hcg,dan
progesteron serta ultrasonografi (Varney, 2007).
e. Penatalaksanaan
Menurut Nugroho (2011), penatalaksanaan abortus imminens
adalah :
1) Istirahat ditempat tidur, agar aliran darah ke uterus meningkat
dan rangsang mekanik kurang.
3) Penderita bisa pulang setelah perdarahan pervaginam berhenti
dengan hasil dari pemeriksaan kehamilan baik.
4) Bila perlu diberi penenang phenobarbital 3 x 30 mg/ hari,dan
spasmolitika misalnya papaverin atau tokolitik per infus atau
peroral.
5) Menganjurkan untuk kontrol kembali 2 minggu kemudian.
B. Teori Manajemen Kebidanan
Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah. Proses penatalaksanaan asuhan kebidanan atau
manajemen kebidanan merupakan langkah-langkah yang berurutan dimulai
dari pengumpulan data dasar dan diakhiridengan evaluasi (Rismalinda, 2014).
Dalam penyusunan studi kasus ini, penulis akan menerapkan manajemen
kebidanan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil dengan abortus imminens
menggunakan 7 langkah varney yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang terjadi dan bagaimana asuhan yang diberikan kepada ibu hamil
dengan abortus imminens. Proses menurut Varney memiliki 7 langkah yang
dimulai dari pengumpulan data dasar sampai pada evaluasi asuhan yang
diberikan. Dimana 7 langkah Varney tersebut adalah :
1. Langkah I : PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan
yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
(Rismalinda, 2014).
a. Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang berhubungan atau masalah dari
sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan
keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
akan berhubungan langsung dengan diagnosis (Rismalinda, 2014).
Data subyektif pada kasus abortus imminens adalah ibu mengeluh
nyeri perut bagian bawah, mules-mules, dan mengeluarkan darah
sedikit-sedikit (Rukiyah, 2014).
1) Identitas Klien dan suami menurut (Romauli,2011)
a) Nama
Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan bapak
untuk mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.
b) Umur
Dalam waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman
untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
c) Agama
Dalam hal ini berhubungan dengan perawatan penderita
yang berkaitan dengan ketentuan agama.
d) Suku bangsa
Untuk mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang
e) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
f) Pekerjaan
Hal ini untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi
agar nasehat kita sesuai.
g) Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya bersamaan.
2) Keluhan utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Romauli, 2011).
Adapun keluhan pada kasus abortus imminens adalah nyeri perut
bagian bawah, mulas-mulas, keluar darah sedikit-sedikit
(Rukiyah, 2014).
3) Riwayat menstruasi
Data ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang
keadaan dasar dari organ reproduksi pasien. Beberapa data yang
diperoleh dari riwayat menstruasi adalah menarche, siklus
menstruasi, volume darah yang menunjukkan berapa banyak
4) Riwayat hamil ini
Untuk mengetahui hari pertama haid terakhir, hari perkiran
lahir, umur kehamilan sekarang, jenis kehamilan, jenis
persalinan yang lalu, komplikasi persalinan dan keadaannya
(Mufdillah, 2009).
5) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang diderita pada saat ini
yang ada hubungan pada saat kehamilan
(Ambarwati dan Wulandari, 2009).
b) Riwayat penyakit sistemik
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
riwayat atau penyakit akut, atau kronisseperti : jantung,
DM, asma, hipertensi (Ambarwati dan Wulandari, 2009).
c) Riwayat penyakit keluarga
Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien
yang perlu diketahui adalah apakah pasien pernah atau
sedang menderita penyakit, seperti jantung, diabetes
mellitus, ginjal, hipertensi, dan hepatitis (Romauli, 2011).
d) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam
e) Riwayat operasi
Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani ibu
(Nugroho, 2011).
6) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui usia nikah pertama kali, status nikah syah
atau tidak, lama pernikahan, ini suami yang ke berapa
(Sulistyawati, 2009).
7) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang dipakai dan berapa
lama memakai alat kontrasepsi dan apakah ada keluhan selama
menggunakan kontrasepsi (Ambarwati& Wulandari, 2009).
8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yanglalu
Informasi essensial tentang kehamilan terdahulu mencakup
bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada
saat itu, tipe persalinan, lama persalinan, berat lahir, jenis
kelamin, dan komplikasi lain, kesehatan fisik, dan emosi
terakhir harus diperhatikan (Romauli, 2011).
9) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Ini penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan
gambaran bagaimana pasien mencukupi asupan gizinya
makanan yang disukai dan yang tidak disukai
(Romauli, 2011).
b) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang
air besar meliputi frekuuensi, jumlah, konsistensi, dan bau
serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna
dan jumlah (Ambarwati dan Wulandari, 2009).
c) Istirahat
Untuk mengetahui kebiasaan ibu supaya diketahui
hambatan ibu yang mungkin muncul jika didapatkan data
yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat
(Romauli, 2011). Pada abortus imminens dianjurkan
istirahat atau tirah baring secara total.
d) Hubungan seksual
Untuk menggali aktifitas seksual seperti frekuensi
berhubungan dalam seminggu dan gangguan/keluhan apa
yang dirasakan (Romauli, 2011).
e) Personal hygiene
Data ini perlu dikaji karena bagaimanapun, kebersihan akan
mempengaruhi kesehatan pasien dan janinnya
f) Aktivitas
Mengkaji kebiasaan sehari-hari pasien karena data ini
memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas
yang bisa dilakukan oleh pasien dirumah (Romauli, 2011).
g) Perokok dan pemakaian obat-obatan
Merokok, minum alkohol, dan minum obat-obatan tanpa
indikasi perlu untuk diketahui (Sulistyawati, 2009).
h) Psikososial budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat
istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan
khususnya pada masa hamil, misalnya pada kebiasaan
pantangan makanan (Ambarwati & Wulandari, 2009).
b. Data Obyektif
Data obyektif adalah data berasal dari hasil observasi yang jujur dari
pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau
pemeriksaan diagnostik lainnya (Rismalinda, 2014).
1) Status Generalis
Untuk mengetahui keadaan baik yang normal maupun
menunjukkan kelainan, yaitu meliputi :
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu dan tingkat
pernafasan (Mufdillah, 2009). Pada kasus abortus imminens
keadaan umum pasien adalah lemah (Rukiyah, 2014).
b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien
(Sulistyawati, 2009). Pada kasus abortus imminens
kesadaran pasien adalah composmentis (Rukiyah, 2014).
c) Tekanan darah
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmHg (Romauli, 2011).
d) Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam waktu 1
menit, dalam keadaan santai denyut nadi ibu sekitar 60-80
x/menit (Romauli, 2011).
e) Respirasi
Untuk mengetahui fungsi sistem pernafasan, normalnya
16-24x/menit (Romauli, 2011).
f) Suhu
Suhu tubuh yang normal 36-37,5oC (Romauli, 2011).
g) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan pasien kurang dari 145 cm
h) Berat badan
Untuk mengetahui penambahan berat badan ibu. Normalnya
berat badan tiap minggu adalah 0,5 kg dan penambahan
berat badan selama hamil 6,5 sampai 16,5 kg
(Romauli, 2011).
i) LILA
Pada bagian kiri: LILA kurang dari 23,5 cm merupakan
indikator kuat untuk status gizi ibu kurang/ buruk
(Romauli, 2011).
2) Pemeriksaan sistematis
Pemeriksaan dengan melihat dari ujung kaki sampai ujung
rambut (Romauli, 2011).
a) Kepala
(1) Rambut
Untuk mengetahui apakah rambutnya bersih atau kotor,
pertumbuhan, warna, mudah rontok atau tidak
(Romauli, 2011).
(2) Muka
Keadaan muka pucat atau tidak, adakah kelainan,
adakah oedema (Romauli, 2011).
(3) Mata
Bentuk simetris, konjungtiva normal merah muda, bila
putih, bila kuning menandakan ibu mungkin terinfeksi
hepatitis (Romauli, 2011).
(4) Hidung
Normal, tidak ada polip, kelainan bentuk, kebersihan
cukup (Romauli, 2011).
(5) Telinga
Untuk mengethui telinga normal atau tidak, ada
serumen yang berlebihan atau tidak, tidak berbau,
bentuk simetris (Romauli, 2011).
(6) Mulut/gigi/gusi
Untuk mengetahui apakah ada sariawan atau tidak,
apakah ada caries, dan keadaan gusi (Romauli, 2011).
b) Leher
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ditemukan
bendungan vena jugularis (Romauli, 2011).
c) Dada dan axilla
Untuk mengetahui ada tidaknya benjolan atau massa pada
payudara, hiperpigmentasi areola, puting susu bersih dan
(1) Mammae
Untuk mengetahui adanya pembesaran atau tidak,
simetris atau tidak, puting susu menonjol atau tidak,
adanya benjolan atau tidak (Mufdillah, 2009).
(2) Axilla
Untuk mengetahui adanya pembesaran atau tidak, nyeri
tekan atau tidak (Mufdillah, 2009).
d) Ekstermitas
Dikaji ekstermitas atas dan bawah. Atas dikaji ada atau
tidak gangguan/ kelainan dan bentuk. Bawah dikaji bentuk,
oedema, dan varices (Sulistyawati, 2009).
3) Pemeriksaan khusus Obstetri (Lokalis)
a) Abdomen
(1) Inspeksi
Memeriksa dengan cara melihat atau memandang.
Tujuannya untuk melihat keadaan umum pasien
meliputi, rambut, muka, mata, hidung, telinga, mulut,
gigi, leher, dada, abdomen, vagina, anus dan
ekstermitas (Romauli, 2011).
(2) Palpasi, menurut ( Romauli, 2011) yaitu :
(a) Leopold I : untuk mengetahui tinggi fundus
uteri dan bagian yang berada di
imminens tinngi fundus uteri sesuai
umur kehamilan (Maryunani, 2009).
(b) Leopold II : untuk mengetahui batas kiri/kanan
pada uterus ibu yaitu punggung pada
letak bujur dan kepala pada letak
lintang
(c) Leopold III : untuk mengetahui presentasi atau
bagian terbawah janin yang ada di
sympisis ibu.
(d)Leopold IV : untuk mengetahui seberapa
masuknya bagian bawah janin
kedalam rongga panggul.
(3)Auskultasi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendengarkan denyut
jantung bayi meliputi frekuensi dan keteraturannya
(Romauli, 2011).
b) Pemeriksaan panggul
Untuk mengetahui ukuran distantia spinarum, distantia
kristarum, conjugata eksterna, dan lingkar panggul
(Mufdillah, 2009).
c) Anogenital
Untuk mengetahui adanya varices atau tidak, mengetahui
pengeluaran yaitu perdarahan dan flour albus
(Prawirohardjo, 2009). Vulva vagina pada abortus imminens
tidak ada oedema dan varices pada vagina. Pada kasus
abortus imminens dilakukan pemeriksaan dalam yang
didapatkan hasil berupa ostium uteri eksternum (OUE)
tertutup, Gestasional Sac (GS) masih utuh sehingga tidak
ada cairan amnion ataupun jaringan yang keluar, fetus
masih hidup (Nugroho, 2012).
4) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan yang meliputi
pemeriksaan laboratorium, rontgen, dan USG (Astuti, 2012).
Pemeriksaan penunjang pada abortus imminens dengan
menggunakan USG untuk mendeteksi adanya GS dan keadaan
janin(Nugroho, 2012). Hasil pemeriksaan USG pada abortus
imminens adalah buah kehamilan masih utuh, dan ada kehidupan
janin (Rukiyah, 2014).
2. Langkah II : INTERPRETASI DATA
Interpretasi data adalah langkah kedua yang dilakukan untuk
mengidentifikasi yang benar terhadap diagnosis/masalah dan kebutuhan
klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data yang telah
a) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup
praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama)
diagnosis kebidanan (Rismalinda, 2014). Diagnosa yang dapat
ditegakkan pada kasus abortus imminens yaitu Ny.X
G...P....A....Umur ...Tahun Umur kehamilan...minggu dengan
abortus imminens.
b) Data dasar
(1) Data Subyektif
Data yang berhubungan atau masalah dari sudut pandang
pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan
yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan
berhubungan langsung dengan diagnosis (Rismalinda, 2014).
Data subyektif pada kasus abortus imminens adalah nyeri perut
bagian bawah, mules-mules, keluar darah sedikit-sedikit
(Rukiyah, 2014).
(2) Data Obyektif
Pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
dignostik lain (Rismalinda, 2014).
Menurut Rukiyah (2014), data obyektif yang didapatkan pada
kasus abortus imminens adalah :
(b) Kesadaran composmentis
(c) Tanda- tanda vital
(d) Tinggi fundus uteri sesuai umur kehamilan
(e) Pengeluaran pervaginam berupa bercak darah
(f) Pemeriksaan USG buah kehamilan masih utuh dan ada
kehidupan janin
(g) Pemeriksaan abdomen
(1)Palpasi : Leopold 1: Tinggi fundus uteri sesuai
kehamilan
c) Masalah
Masalah adalah permasalahan yang muncul berdasarkan
pernyataan pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2009).
Masalah pada abortus imminens adalah perasaan cemas karena
ada rasa mules/kontraksi dan mengalami perdarahan bercak
(Maryunani, 2009).
d) Kebutuhan
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalahnya. Kebutuhan pasien pada kasus
abortus imminens adalah dorongan moral dan memberikan informasi
tentang abortus imminens (Sulistyawati, 2009).
3. Langkah III : DIAGNOSA POTENSIAL
Dalam langkah ini digunakan untuk mengidentifikasi masalah atau
yang telah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, bidan dapat bersiap-siap bila
diagnosis atau masalah potensial benar-benar terjadi (Rismalinda,2014).
Pada kasus ibu hamil dengan abortus imminens diagnosa potensial yang
kemungkinan dapat terjadi pada ibu hamil adalah abortus inkomplit
(Rukiyah, 2014).
4. Langkah IV : ANTISIPASI
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi klien. Data baru dikumpulkan
dan dievaluasi kemungkinan bisa terjadi kegawatdaruratan dimana bidan
harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak
(Rismalinda, 2014).
Pada abortus imminens perlu tindakan segera yang dilakukan pada
kasus abortus imminens adalah bedrest total (istirahat) (Rukiyah, 2014).
Serta melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG untuk pemberian sedative,
tokolisis dan progesteron, preparat hematimik (Maryunani, 2009).
5. Langkah IV : PERENCANAAN
Pada langkah ini melakukan perencanaan menyeluruh yang
merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap diagnosis atau masalah
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi (Rismalinda, 2014).
Menurut Nugroho (2011), asuhan kebidanan yang dilakukan untuk
a. Istirahat ditempat tidur, agar aliran darah ke uterus meningkat dan
rangsang mekanik berkurang.
b. Pemeriksaan USG.
c. Penderita bisa pulang setelah perdarahan pervaginam berhenti
dengan hasil dari pemeriksaan kehamilan baik.
d. Bila perlu diberi penenang phenobarbital 3x30 mg/hari, dan
spasmolitika misalnya papaverin atau tokolitik per infus atau peroral.
e. Menganjurkan untuk kontrol kembali 2 minggu kemudian.
6. Langkah VI : PELAKSANAAN
Rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan secara efisien dan
aman. Pada saat bidan berkolaborasi untuk menangani klien yang
mengalami komplikasi, maka bidan bertanggung jawab terhadap
pelaksanaannya rencana asuhan yang menyeluruh tersebut. Manajemen
yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu
dan asuhan klien (Rismalinda, 2014).
Menurut Nugroho (2011), pelaksanaan asuhan kebidanan yang
dilakukan untuk abortus imminens yaitu :
a. Istirahat ditempat tidur, agar aliran darah ke uterus meningkat dan
rangsang mekanik berkurang.
b. Pemeriksaan USG.
c. Penderita bisa pulang setelah perdarahan pervaginam berhenti
d. Bila perlu diberi penenang phenobarbital 3x30 mg/hari, dan
spasmolitika misalnya papaverin atau tokolitik per infus atau peroral.
e. Menganjurkan untuk kontrol 2 mingu kemudian.
7. Langkah VII: EVALUASI
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
yang telah teridentifikasi didalam masalah dan diagnosis
(Rismalinda, 2014).
Menurut Rukiyah (2014), hasil evaluasi atas pelaksanaan yang
dilakukan yaitu kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
Halam kondisi ini, ditandai dengan perdarahan yang terhenti, servik
tertutup, uterus sesuai usia gestasi, tidak ada kontraksi.
DATA PERKEMBANGAN
Menurut Rismalinda (2014), data perkembangan untuk asuhan kebidanan
menggunakan metode SOAP, yaitu :
S : Subyektif
Data yang berhubungan atau masalah dari sudut pandang pasien.
Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhan yang dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan
O : Obyektif
Pendokumentasian hasil observasi yang jujur, pemeriksaan fisik
pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik
lain.
A : Assessment
Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi dari data
subyektif dan data obyektif.
P : Planing
Membuat rencana asuhan saat ini dan akan datang,untuk
mengusahakan tercapainya kondisi pasien yang sebaik mungkin
atau menjaga atau mempertahankan kesejahteraannya.
C. Landasan Hukum
Sebagai seorang bidan dalam hal memberikan asuhan harus
berdasarkan aturan atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan
terhadap hukum (mal praktik) dapat dihindarkan dalam memberikan asuhan
terhadap abortus imminens, landasan hukum yang digunakan diantaranya :
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 Tentang Penyelenggaraan Praktik Bidan,
kewenangan yang dimiliki bidan meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
d. Kewenangan bidan menjalankan program pemerintah
e. Kewenangan bidan menjalankan praktik di daerah yang tidak
memiliki dokter.
2. Kompetensi bidan sesuai dengan kasus ini adalah kompetensi bidan ke 3
yaitu bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi deteksi
47 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus
Jenis Karya Tulis Ilmiah adalah jenis laporan studi kasus dengan
metode deskriptif. Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit
tunggal (Notoatmodjo, 2012). Metode deskriptif yaitu suatu metode yang
dilakukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang
ada di masyarakat (Notoatmodjo, 2012).
Studi kasus ini dilaksanakan pada Ibu HamilNy.D G2P1A0 Umur 30
Tahun Hamil 10+5Minggu dengan Abortus Imminens di RSU Assalaam
Gemolong, Sragen.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi Penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut
dilakukan dan lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup
penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan di RSU
Assalaam Gemolong, Sragen.
C. Subyek Studi Kasus
Subyek adalah orang yang akan dikenai pengambilan studi
adalah ibu hamil Ny.D G2P1A0 Umur 30 Tahun Hamil 10+5Minggu dengan
abortus imminens.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu penelitian merupakan waktu penelitian tersebut akan dilakukan
(Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakantanggal 4 - 13 April 2015.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan pada ibu hamil menurut
Varney dan data perkembangan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah
1. Data Primer
Data primer adalaah secara langsung diambil dari obyek atau obyek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo, 2013).
Data primer diperoleh dengan cara:
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan yaitu pemeriksaan head to toe
mengkaji setiap area tubuh,dengan tujuan untuk meminimalkan
pengabaian tahapan pemeriksaan (Maryunani, 2009).
1) Inspeksi
Memeriksa dengan cara melihat atau memandang. Tujuannya
untuk melihat keadaan umum klien, gejala kehamilan dan
adanya kelainan (Romauli, 2011). Inspeksi dilakukan secara
berurutan mulai dari kepala sampai kaki. Pada kasus abortus
imminens hasil pemeriksaan secara inspeksi berupa pengeluaran
pervaginam berupa darah.
2) Palpasi
Pemeriksaan dilakukan dengan cara meraba. Tujuannya untuk
mengetahui adanya kelainan, mengetahui perkembangan
kehamilan (Romauli, 2011). Pada kasus ibu hamil dengan
abortus imminens ini dilakukan pemeriksaan leopold I untuk
mengetahui tinggi fundus uteri yaitu 2 jari diatas simpisis.
3) Perkusi
Suatu pemeriksaan dengan cara mengetuk dengan
membandingkan kanan-kiri pada setiap daerah permukaan tubuh
dengan tujuan menghasilkan suara (Romauli, 2011). Pada kasus
ibu hamil dengan abortus imminens ini dilakukan pemeriksaan
4) Auskultasi
Suatu pemeriksaan mendengarkan denyut jantung bayi meliputi
frekuensi dan keteraturannya (Romauli, 2011).
b. Wawancara
Menurut Notoatmodjo (2012), wawancara adalah suatu metode
yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti
mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang
sasaran penelitian(responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka
dengan orang tersebut (face to face).
Wawancara pada kasus ini akan dilakukan pada Ny.D dan
keluarganya serta tenaga kesehatan dengan menggunakan format
asuhan kebidanan pada ibu hamilsesuai 7 langkah Varney.
c. Observasi
Menurut Notoatmodjo(2012), observasi adalah suatu prosedur
yang berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar,
mencatat sejumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu
yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
Pada kasus ini penulis melakukan pengamatan langsung pada
pasien untuk mengetahui perkembangan dan perawatan yang
dilakukan kepada pasien yang terjadi pada kasus abortus imminens.
Observasi pada kasus ini dapat berupa keadaan umum, kesadaran,
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan atau
terapi, diperoleh dari keterangan dari keluarga, lingkungannya
mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan dan
studi (Notoatmodjo, 2012). Data sekunder diperoleh dari:
a. Kepustakaan
Kepustakaan adalah semua literatur atau bacaan yang digunakan
untuk mendukung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Literaturnya ini umumnya terdiri dari buku-buku teks, majalah atau
jurnal ilmiah, makalah ilmiah, skripsi, tesis, atau disertasi
(Notoatmodjo, 2012). Studi kepustakaan diambil dari tahun 2006
sampai 2014.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah catatan yang dicetak atau yang ditulis atau yang
digunakan untuk membuktikan sesuatu (Rismalinda, 2014). Dalam
pengambilan studi kasus ini menggunakan dokumentasi dari rekam
medis dan data keperawatan untuk mempermudah informasi dari
data medik yang ada di RSU Assalaam Gemolong,Sragen.
G. Alat- alat yang dibutuhkan
1. Alat-alat yang dibutuhkan dalam pengambilan data adalah :
a. Format Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
b. Alat tulis (bolpoint, kertas, dan lain-lain)
d. Rekam medik
2. Alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan fisik dan
observasi adalah :
a. Stetoskop
b. Tensi meter
c. Thermometer
d. Jam tangan
e. Handscoon
H. Jadwal penelitian
Menurut Notoatmodjo (2012), dalam bagian ini diuraikan
langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun Karya Tulis Ilmiah, sampai dengan
penulisan Laporan Karya Tulis Ilmiah, beserta waktu berjalan atau
53 BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Ruang : An-nisa
No. Reg : 067048
Tanggal : 4 April 2015
A. TINJAUAN KASUS
Tanggal : 4 April 2015 Pukul : 22.00 WIB
1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI
1) Nama : Ny. D Nama : Tn. P
2) Umur : 30 tahun Umur : 40 tahun
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa
5) Pendidikan : SLTP Pendidikan : SD
6) Pekerjaan : Pegawai swasta Pekerjaan : Swasta
7) Alamat : Tanon Rt 06, Tanon, Sragen
b. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
Tanggal : 4 April 2015 Pukul : 22.00 WIB
1) Keluhan utama pada waktu masuk : Ibu mengatakan
mengeluarkan darah dari jalan lahir seperti menstruasi sejak pukul
20.00 WIB.
2) Riwayat menstruasi