• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. S G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 27 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. S G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 27 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2014"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh : ADITA AYU SEPTIANA

NIM B11061

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2014

(2)

ii

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. S G2P1A0 UMUR KEHAMILAN 27 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG

DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2014

Diajukan Oleh : Adita Ayu Septiana

NIM B11061

Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 02 Juni 2014

Pembimbing

Rahajeng Putriningrum, S.ST, M.Kes

NIK 201083059

(3)

iii

KEHAMILAN 27 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA

TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh : Adita Ayu Septiana

NIM B11061

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program DIII Kebidanan

Pada tanggal …………...

PENGUJI I PENGUJI II

Retno Wulandari, S.ST Rahajeng Putriningrum, S.ST, M.Kes NIK 200985034 NIK 201083059

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka. Prodi D III Kebidanan

Retno Wulandari, S.ST

NIK 200985034

(4)

iv

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. S G2P1A0 Umur Kehamilan 27 Minggu Dengan Letak Lintang Di RSUD Dr Moewardi Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua Stikes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Rahajeng Putriningrum S.ST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Bambang Sugeng Wijonarko, selaku Kepala Bagian Pendidikan dan Penelitian RSUD Dr Moewardi yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.

5. Ny. S yang bersedia menjadi responden dan mengijinkan kasus diambil sebagai bahan Karya Tulis Ilmiah.

6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Rekan-rekan Prodi DIII Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bantuan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

(5)

v

Surakarta, Mei 2014

Penulis

(6)

vi

[GMCC 036]

Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.

[Matius 5: 44]

Jalan Tuhan tak selalu mulus dan tak selalu mudah, tapi jalan Tuhan selalu benar.

[OMK St. Yohanes Rasul]

Jangan pernah putus asa meski di titik jenuhmu, karena disaat itulah terkadang jalan keluar akan datang diluar kemampuan manusia.

[Penulis]

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan untuk : 1. Allah yang Maha Kuasa dan Yesus Kristus yang selalu menyertaiku dalam

gerak langkahku dalam mewujudkan cita-cita yang ku dedikasikan untuk orang tua.

2. Babe dan Mamah yang tak pernah lelah berjuang dan berdoa untuk anak- anaknya, terima kasih atas restu dan cinta kasih kalian selama ini.

3. Keluargaku tercinta yang selalu memberi support setiap langkah perjuanganku 4. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah

ini.

5. Semua orang yang menyayangiku dan memusuhiku, terima kasih atas doa dan motivasi kalian selama ini.

6. Almamater tercinta, Tuhan memberkati.

(7)

vii BIODATA

Nama : Adita Ayu Septiana

Tempat/Tanggal Lahir : Klaten, 16 September 1989

Agama : Katholik

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Bulusari Rt. 03 Rw. 03, Bulusulur, Wonogiri

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SDN Wuryorejo 3 Wonogiri tahun 2001

2. SMP Negeri 3 Wonogiri tahun 2004

3. SMA Negeri 3 Wonogiri tahun 2007

4. Prodi DIII Kebidanan Kusuma Husada Surakarta

(8)

viii

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA Ny. S G2P1A0 HAMIL 27 MINGGU DENGAN LETAK LINTANG

DI RS Dr. MOEWARDI SURAKARTA 2014

xi Halaman + 89 halaman + 11 lampiran INTISARI

Latar Belakang : AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia tahun 2012 sebesar 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Pola penyebabnya yaitu perdarahan (25%), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi abortus tidak aman (13%), sebab lain (8%). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan oleh penulis di RS Dr. Moewardi Surakarta mulai bulan Januari-November 2013 jumlah ibu hamil dengan letak lintang 174 orang (4,5%). Pengaruh ibu hamil dengan letak lintang apabila tidak segera ditangani pada persalinan bisa terjadi perdarahan, trauma persalinan, dan robekan jalan lahir.

Tujuan Studi Kasus : Menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak lintang secara menyeluruh dengan menggunakan manajemen kebidanan yang terdiri dari 7 langkah Varney dan mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek.

Metode Studi Kasus : Dibuat dengan menggunakan laporan kasus dengan menggunakan metode deskriptif, tempat studi kasus di RS Dr. Moewardi Surakarta, subjek studi kasus adalah Ny. S G2P1A0 umur 36 tahun umur kehamilan 27 minggu, waktu studi kasus dilakukan bulan 29 Maret-27Juni 2014, teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder.

Hasil Studi Kasus : Setelah dilakukan asuhan dengan cara posisi kneechest selama 9 minggu, yaitu dengan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dari dada menempel pada kasur dilakukan sebanyak 3-4 kali per hari selama 15 menit didapatkan hasil perubahan letak janin yaitu dari letak lintang menjadi presentasi kepala.

Kesimpulan : Dengan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil pada Ny. S G2P1A0 dengan melakukan posisi kneechest selama 9 minggu terdapat perubahan letak janin yaitu dari letak lintang menjadi presentasi kepala. Dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Letak Lintang.

Kepustakaan : buku (Tahun 2003-2013)

(9)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

CURICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penulisan ... 3

D. Manfaat Penulisan ... 5

E. Keaslian Studi Kasus ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN KASUS A. Teori Medis ... 9

B. Teori Manajemen Kebidanan ... 20

C. Landasan Hukum ... 40

BAB III METODOLOGI

(10)

x

D. Waktu Studi Kasus ... 42

E. Instrumen Pengambilan Kasus ... 42

F. Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Alat dan Bahan yang dibutuhkan ... 45

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ... 47

B. Pembahasan ... 81

1. Pengkajian ... 81

2. Interpretai Data ... 82

3. Diagnosa Potensial ... 83

4. Tindakan Segera ... 83

5. Rencana Tindakan ... 84

6. Pelaksanaan ... 85

7. Evaluasi ... 85

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB) Lampiran 9. Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 10. Leaflet

Lampiran 11. Hasil Pemeriksaan Penunjang USG

Lampiran 12. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Angka kematian ibu di Indonesia sampai saat ini masih tinggi, dan ini merupakan suatu masalah kesehatan yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia sebesar 359 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

Sementara target yang ingin dicapai sesuai tujuan MDG’s pada tahun 2015 AKI turun menjadi 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).

Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung.

Pola penyebab langsung dimana-mana sama, yaitu perdarahan (25%, biasanya perdarahan pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan sebab-sebab lain (8%) (Prawirohardjo, 2011).

Insiden letak lintang terjadi kira-kira 1:300 kehamilan mendekati cukup bulan. Hanya 17% dari kasus ini yang tetap berada pada letak lintang saat awitan persalinan, sebagian besar adalah multigravida. Kepala terletak pada salah satu sisi abdomen, dengan bokong berada sedikit lebih tinggi pada sisi lainnya.

Punggung janin dapat terletak di anterior atau posterior (Myles, 2009).

(13)

Penyebabnya meliputi kehamilan multipel, polihidramnion, plasenta previa, kelemahan otot abdomen, dan abnormalitas uterus (Champman, 2006).

Pengaruh bagi ibu hamil dengan letak lintang apabila tidak segera ditangani pada persalinan bisa terjadi perdarahan, trauma persalinan, robekan jalan lahir, sedangkan pada bayinya akan mengalami pundak patah atau syaraf dibagian pundak tertarik akibat salah posisi saat menarik bagian tangannya keluar (Wiknjosastro, 2006).

Peran bidan dalam mengalami kehamilan letak lintang ini adalah dengan pemeriksaan antenatal secara dini sedikitnya 4 kali. Pelayanan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama unuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Pada kasus hamil letak lintang, bidan menganjurkan untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dari dada menempel pada kasur pada kehamilan sekitar 28 sampai 30 minggu dilakukan posisi knee chest 3-4 kali per hari selama 15 menit (Saifuddin, 2012).

Pada tahun 2013 bulan Januari sampai dengan bulan November di peroleh

data ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di RSUD Dr. Moewardi

berjumlah 3899 orang, ibu hamil normal sebesar 2288 orang (58,7%), ibu hamil

dengan anemia sebesar 643 orang (16,5%), ibu hamil dengan preeklamsi sebesar

404 orang (10,4%), ibu hamil dengan KET (Kehamilan Ektopik Terganggu)

sebesar 253 orang (6,5 %), ibu hamil dengan letak lintang sebesar 174 orang

(4,5%), ibu hamil dengan plasenta previa sebesar 128 orang (3,3%), ibu hamil

dengan abortus sebesar 125 orang (3,2%), ibu hamil dengan hipertensi sebesar

(14)

29 orang (0,7%), dan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum sebesar 29 orang (0,7%).

Berdasarkan latar belakang diatas, angka kejadian letak lintang berada di urutan 5 terakhir dengan jumlah kasus sebesar 174 orang (4,5%), dimana pengaruh bagi ibu hamil dengan letak lintang apabila tidak segera ditangani pada persalinan bisa terjadi perdarahan, trauma partus, dan robekan jalan lahir. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. S G2P1A0 Umur Kehamilan 27 Minggu dengan Letak Lintang Di RSUD Dr Moewardi Surakarta Tahun 2014”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. S G2P1A0 umur kehamilan 27 minggu dengan letak lintang di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney?”.

C. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum

Penulis diharapkan mendapatkan pengalaman nyata dan dapat

melaksanakan asuhan kebidanan dengan letak lintang dengan menggunakan

pendekatan manajemen varney.

(15)

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian data secara lengkap dan sistematis baik dalam bentuk data subjektif dan objektif pada ibu hamil Ny.SG2P1A0 hamil 27 minggu dengan letak lintang.

b. Penulis mampu melakukan interpretasi data dasar yang meliputi diagnosa, masalah, kebutuhan pada ibu hamil Ny.S G2P1A0 hamil 27 minggu dengan letak lintang.

c. Penulis mampu merumuskan diagnosa potensial pada ibu hamil Ny. S G2P1A0 hamil 27 minggu dengan letak lintang.

d. Penulis mampu melakukan tindakan segera atau antisipasi untuk mengatasi diagnosa potensial pada ibu hamil Ny.S G2P1A0 hamil 27 minggu dengan letak lintang.

e. Penulis mampu menyusun perencanaan tindakan yang akan dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan pengkajian pada ibu hamil Ny. S G2P1A0 hamil 27 minggu dengan letak lintang.

f. Penulis mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. S G2P1A0 hamil 27 minggu dengan letak lintang.

g. Penulis mampu mengevaluasi keefektifan hasil tindakan dari asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu hamil Ny. S G2P1A0 hamil 27 minggu dengan letak lintang.

h. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata

di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada ibu hamil

dengan letak lintang.

(16)

i. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah kesenjangan teori dan kasus nyata pada ibu hamil dengan letak lintang.

D. MANFAAT PENULISAN 1. Manfaat Bagi Penulis

a. Menambah pengetahuan yang lebih mendalam dan wawasan tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak lintang.

b. Menambah ketrampilan dan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil letak lintang.

2. Bagi Profesi

Untuk memberikan informasi, pengetahuan, dan wawasan kepada tenaga kesehatan bidan atau yang lainnya dalam menangani kasus kehamilan letak lintang, guna dapat mengembangkan dan meningkatkan pelayanan bagi ibu hamil khususnya ibu hamil dengan letak lintang.

3. Bagi Institusi a. Rumah sakit

Sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan kualitas atau mutu pelayanan pada asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak lintang.

b. Bagi institusi pendidikan

Menambah pengetahuan dan referensi bagi mahasiswa dan tenaga

pengajar dalam pengelolaan asuhan kebidanan ibu hamil dengan letak

lintang.

(17)

E. KEASLIAN STUDI KASUS

Keaslian dari Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Kebidanan Dengan Letak Lintang sudah pernah dilakukan oleh :

1. Lina Dwi Restiani (2006), dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny.S G1P0A0 Kehamilan 31 Minggu Dengan Kehamilan Letak Lintang Di BPS Suwarti Jumantono”. Asuhan yang diberikan adalah observasi keadaan umum, vital sign, informasi untuk keluarga tentang keadaan pasien dan menyarankan pasien melakukan teknik menungging (posisi knee chest) selama 10-13 menit sebelum tidur malam hari. Hasil : setelah 28 hari posisi janin menjadi normal yaitu presentasi kepala.

2. Endah Kumala Sari (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny.S G1P0A0 Kehamilan 30 Minggu Dengan Letak Lintang Di Poliklinik Kandungan RSUD Sukoharjo”. Asuhan yang diberikan adalah KIE tentang posisi knee chest dan anjurkan ibu untuk melakukan posisi knee chest dirumah sebanyak 2x tiap hari selama ± 10-15 menit sesuai kemampuan ibu, terapi SF 200 mg, Calsium, dan vit C. hasil : setelah 6 minggu didapat keadaan umum baik, tidak cemas, dan menjadi presentasi kepala.

3. Indah Listiyana (2011), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

Ny.R G1P0A0 Umur Kehamilan 27 Minggu Dengan Letak Lintang Di RB

Suko Asih Sukoharjo”. Asuhan yang diberikan adalah menganjurkan ibu

untuk posisi badan menungging (knee chest) dengan kedua kaki ditekuk dan

dada menempel pada kasur, dilakukan 2-3 kali sehari selama 10-15 menit.

(18)

Hasil : setelah 27 hari didapat keadaan umum baik, tidak cemas, keluhan rasa penuh pada kedua sisi perut ibu sudah tidak ada karena presentasi janin menjadi presentasi kepala.

Perbedaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak lintang sebelumnya dengan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak lintang ini adalah tempat pengambilan kasus, waktu, sujek, dan lama asuhan.

Persamaannya adalah penatalaksanaannya dengan melakukan posisi kneechest.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan penjelasan isi masing-masing BAB adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang landasan teori medis yang terdiri dari teori medis

kehamilan yang meliputi : Pengertian, klasifikasi kehamilan, tanda-

tanda kehamilan, komplikasi kehamilan. Letak lintang meliputi :

pengertian, tipe letak lintang, etiologi, diagnosis, komplikasi letak

lintang, penatalaksanaan ibu hamil dengan letak lintang, mekanisme

persalinan pada kehamilan letak lintang. Dan teori manajemen

kebidanan menurut 7 langkah Varney meliputi : pengumpulan data,

interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana

(19)

tindakan, pelaksanaan/implementasi, evaluasi,data perkembangan SOAP, dan landasan hukum.

BAB III METODOLOGI

Berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrument studi kasus, teknik pengumpulan data, serta alat-alat yang dibutuhkan.

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi, dan data perkembangan dengan menggunakan SOAP pada kasus ibu hamil dengan letak lintang. Sedangkan dalam pembahasan penulis menjelaskan tentang masalah-masalah atau kesenjangan antara teori dan praktek yang ditemukan dilapangan dengan manajemen Varney.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dan saran, kesimpulan merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus ibu hamil dengan letak lintang, sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan dari kesimpulan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(20)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI MEDIS 1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN, 2012).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2011).

b. Klasifikasi kehamilan

Klasifikasi kehamilan dibagi menjadi triwulan menurut Mochtar

(2012), yaitu :

(21)

1) Kehamilan triwulan pertama : 0 sampai 12 minggu 2) Kehamilan triwulan kedua : 12 sampai 28 minggu 3) Kehamilan triwulan ketiga : 28 sampai 40 minggu c. Tanda-tanda kehamilan

Tanda dan gejala kehamilan menurut Prawirohardjo (2008) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1) Tanda tidak pasti kehamilan, meliputi : a) Amenorea (tidak dapat haid)

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus Neagie: HT – 3 (bulan + 7).

b) Mual dan muntah

Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut

“morning sickness”.

c) Mengidam (ingin makanan khusus)

Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

d) Pingsan

Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.

Biasanya hilang sesudah kehamilan 16 minggu.

(22)

e) Anoreksia (tidak ada selera makan)

Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.

f) Mamae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.

g) Miksi sering

Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

h) Konstipasi atau obstipasi

Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

i) Pigmentasi (perubahan warna kulit)

Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat pada perut bagian bawah.

j) Epulis

Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah).Sering

terjadi pada triwulan pertama.

(23)

k) Varises (pemekaran vena-vena)

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara.

2) Tanda kemungkinan kehamilan, meliputi : a) Perut membesar

Setelah kehamilan 14 minggu, rahim dapat diraba dari luar dan mulai pembesaran perut.

b) Uterus membesar

Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, dan konsistensi dari rahim. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan bentuknya makin lama makin bundar.

c) Tanda Hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak.

d) Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,

vagina, dan serviks. Perubahan warna ini disebabkan oleh

pengaruh hormon estrogen.

(24)

e) Tanda Piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang–kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran.

f) Tanda Braxton-Hicks

Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton-Hicks tidak ditemukan.

g) Teraba ballotemen

Merupakan fenomena bandul atau pantulan balik. Ini adalah tanda adanya janin di dalam uterus.

h) Reaksi kehamilan positif

Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air

kencing pertama pada pagi hari. Dengan tes ini dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan sedini mungkin.

3) Tanda pasti kehamilan

a) Gerakan janin yang dapat dilihat, dirasa atau diraba, juga bagian-bagian janin.

b) Denyut jantung janin

(1) Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec

(25)

(2) Dicatat dan didengar dengan alat doppler (3) Dicatat dengan feto-elektro kardiogram (4) Dilihat pada ultrasonograf

c) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen d. Komplikasi kehamilan

Komplikasi dalam kehamilan menurut Manuaba (2008), yaitu : 1) Hiperemesis gravidarum

Adalah mual atau mutah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan akivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil.

2) Pre eklamsia

Adalah kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik 30 mmHg atau 15 mmHg disertai dengan oedema, adanya proteinurine dan apabila komplikasi berlanjut bisa terjadi eklamsia.

3) Abortus

Kegagalan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram.

4) Kehamilan kembar

5) Kelainan letak pada kehamilan, meliputi :

a) Letak sungsang adalah letak membujur dengan kepala janin di fundus uteri.

b) Letak lintang.

(26)

2. Kehamilan Letak Lintang a. Pengertian :

1) Suatu keadaan janin melintang didalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada posisi yang lain. Biasanya bokong berada pada posisi sedikit lebih tinggi dari kepala janin, sedangkan bahu berada dalam pintu atas panggul (Wiknjosastro, 2006).

2) Terjadi jika sumbu panjang janin terletak melintang. Pada pemeriksaan abdomen, sumbu panjang janin teraba melintang, tidak teraba bagian besar (kepala atau bokong) pada simfisis pubis.

Kepala biasanya teraba di daerah pinggang (Saifuddin, 2006).

b. Tipe Letak Lintang

Menurut posisi punggung janin ada 4 macam menurut Myles (2007), yaitu :

1) Punggung janin berada di depan (dorso anterior) 2) Punggung janin berada di belakang (dorso posterior) 3) Punggung janin berada di bawah (dorso inferior) 4) Punggung janin berada di atas (dorso superior) c. Etiologi

Faktor penyebab kehamilan letak lintang menurut Cunningham (2005),

yaitu :

(27)

1) Relaksasi berlebihan dinding abdomen akibat multiparitas yang tinggi menyebabkan otot uterus dan perut kendor mengakibatkan kurangnya fiksasi posisi pada janin.

2) Prematuritas 3) Plasenta previa

4) Bentuk uterus abnormal, uterus arkuatus dengan adanya cekungan pada fundus uteri sehingga diameter transversal uterus lebih pendek dari diameter longitudinal uterus.

5) Hidramnion cairan amnion yang berlebihan mengakibatkan mobilitas janin yang lebih leluasa.

6) Panggul sempit

7) Tumor daerah panggul 8) Gemelli

9) Tali pusat pendek pada dasarnya letak janin menyesuaikan dengan panjangnya atau pendeknya tali pusat

10) Kelainan bentuk rahim d. Diagnosis

Diagnosis letak lintang dapat ditegakkan dengan beberapa cara menurut Mochtar (2012), yaitu :

1) Inspeksi

Perut membuncit ke samping.

2) Palpasi

a) Fundus uteri rendah dari seharusnya tua kehamilan

(28)

b) Fundus uteri kosong danbagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP)

c) Kepala (ballottement) teraba di kanan atau di kiri 3) Auskultasi

DJJ setinggi pusat kanan atau kiri.

4) Pemeriksaan dalam (VT)

a) Teraba tulang iga, dan kalau tangan menumbung teraba tangan.

Untuk menentukan tangan kanan atau kiri lakukan dengan cara bersalaman.

b) Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau kekiri. Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.

c) Letak punggung ditentukan dengan adanya scapula, letak dada dengan klavikula.

d) Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil dan ketuban utuh, namun pada letak lintang biasanya ketuban cepat pecah.

5) Foto rontgen

Tampak janin dalam letak lintang.

e. Komplikasi Letak Lintang

Komplikasi pada hamil letak lintang karena bagian terendah tidak

menutup PAP, ketuban cenderung pecah sebelum waktunya dan dapat

disertai menumbungnya tangan janin atau tali pusat keduanya

(29)

merupakan komplikasi yang gawat dan memerlukan tindakan segera (Harry oxorn, 2003)

Komplikasi letak lintang menurut Bowes (2006), yaitu : 1) Bagi ibu

Bahaya yang mengancam adalah rupture uteri, baik spontan, atau sewaktu versi dan ekstrasi, partus lama, ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum.

2) Bagi janin

Angka kematian tinggi (25 - 49%), yang dapat disebabkan oleh : a) Prolapsus funiculi

b) Trauma partus

c) Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus d) Ketuban pecah dini

f. Penatalaksanaan Ibu Hamil Letak Lintang

1) Penatalaksanaan ibu hamil letak lintang menurut Saifuddin (2006), meliputi :

a) Posisi knee chest

Posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dari dada menempel pada kasur pada kehamilan sekitar 28 sampai 30 minggu dilakukan posisi knee chest 3-4 kali per hari selama 15 menit.

b) Posisi trendelenburg

Berbaring dengan posisi kepala ibu lebih rendah dari kaki.

(30)

2) Penatalaksanaan ibu hamil letak lintang menurut Chapman (2006), meliputi :

a) Versi sefalik eksternal

Metode ini adalah mengubah posisi janin dari luar tubuh ibu.

Hati-hati saat berusaha memutar bayi secara eksternal, bahkan bila persalinan telah mulai biasanya masih bisa berhasil.

Menurut Chan (2004) versi sefalik eksternal dapat dilakukan pada umur kehamilan 34-36 minggu untuk primigravida dan umur kehamilan lebih dari 38 minggu untuk multigravida.

b) Versi sefalik internal

Sering dianggap berbahaya bagi ibu dan seksio sesaria sering menjadi pilihan. Praktisi perlu meraih kaki bayi (melalui serviks) dan menarik bayi ke posisi bokong.

c) Seksio sesaria

Diindikasikan bila ada hal-hal sebagai berikut : (1) Tali pusat menumbung

(2) Versi sefalik eksternal tidak berhasil

(3) Persalinan telah lanjut dan/atau pecah ketuban g. Mekanisme Persalinan pada Kehamilan Letak Lintang

Anak normal yang cukup bulan tidak mungkin lahir secara spontan

dalam letak lintang. Janin hanya dapat lahir spontan, bila kecil

(premature), sudah mati dan menjadi lembek, atau bila panggul luas.

(31)

Menurut Mochtar (2012), beberapa cara janin lahir spontan sebagai berikut :

1) Evolutio Spontanea a) Menurut Denman

Setelah bahu lahir kemudian diikuti bokong, perut, dada, dan akhirnya kepala.

b) Menurut Douglas

Bila diikuti oleh dada, perut, bokong, dan akhirnya kepala.

2) Conduplicatio corpora

Kepala dan perut berlipat bersama-sama lahir memasuki panggul.

Kadang-kadang oleh karena his, letak lintang berubah spontan mengambil bangun semula dari uterus menjadi letak membujur, kepala atau bokong.

B. TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN 1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, kerampilan dalam rangkaian

atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus

pada klien (Varney, 2007).

(32)

2. Manajemen Kebidanan Tujuh Langkah Menurut Hellen Varney a. Langkah I : Pengkajian

Yaitu pengumpulan data akurat dan lengkap baik subjektif maupun objektif (Varney, 2007)

1) Data subjektif

Adalah data yang didapatkan dari klien sebagai pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, informasi tersebut dapat ditentukan dengan informasi dan komunikasi (Varney, 2007)

Menurut Astuti (2012) data subjektif terdiri atas : a) Biodata pasien (suami-istri) meliputi :

(1) Nama : Untuk mengetahui nama klien dan suami untuk memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.

(2) Umur : Untuk mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang beresiko atau tidak. Usia dibawah 16 tahun dan diatas 35 tahun merupakan umur-umur yang berisiko tinggi untuk hamil.

(3) Agama : Untuk menuntun ke suatu diskusi tentang

pentingnya agama dalam kehidupan

klien, tradisi keagamaan dalam

kehamilan dan kelahiran, perasaan

(33)

tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.

(4) Suku bangsa : Ras, etnis, dan keturunan harus diidentifikasi dalam rangka memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien dan mengidentifikasi wanita atau keluarga yang memiliki kondisi resesif otosom dengan insiden yang tinggi pada populasi tertentu.

(5) Pendidikan : Untuk membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya.

(6) Pekerjaan : Untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, premature dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.

(7) Alamat : Untuk memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.

b) Keluhan utama

(34)

Ditanyakan untuk mengetahui alasan klien datang, apakah untuk memeriksakan kehamilan atau untuk memeriksakan keluhan lain (Mufdlilah, 2009). Pada kasus ibu hamil letak lintang yang dikeluhkan terasa penuh bagian kedua sisi perut ibu (Wiknjosastro, 2006).

c) Riwayat menstruasi

Mengetahui tentang menarche, siklus, dismenorhoe, umur berapa, lama menstruasi, banyaknya menstruasi dan untuk mengetahui hari pertama menstruasi terakhir serta untuk menentukan tanggal kelahiran dari persalinan (Lawintono, 2004).

d) Riwayat kehamilan sekarang

Pada kasus ibu hamil dengan letak lintang perlu dikaji riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan yang lalu, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan seperti : kehamilan premature, hidramnion, kehamilan kembar, panggul sempit,

tumor didaerah panggul, plasenta previa yang dapat menyebabkan letak lintang demikian pula kelainan bentuk rahim seperti misalnya uterus arkuatus atau uterus supsesus juga merupakan penyebab terjadinya letak lintang (Wiknjosastro, 2006).

e) Riwayat penyakit menurut Varney (2007), meliputi :

(1) Riwayat kesehatan sekarang

(35)

Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah penyakit lain yang berasa memperberat keadaan klien.

(2) Riwayat penyakit sistemik

Untuk mengetahui apakah klien pernah menderita penyakit jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, Diabetes Mellitus, hipertensi, epilepsi, dan penyakit lainnya.

(3) Riwayat penyakit keluarga

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung, hipertensi, dan Diabetes Mellitus, dan penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS.

(4) Riwayat keturunan kernbar

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai keturunan kembar atau tidak.

(5) Riwayat operasi

Untuk mengetahui pernah mengalami operasi atau tidak.

f) Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali menikah, umur berapa menikah dengan suami, berapa lama sudah menikah, dan apakah sudah memiliki anak atau belum (Wiknjosastro, 2008).

g) Riwayat keluarga berencana

(36)

Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah menggunakan alat kontrasepsi atau belum, jika pernah lamanya berapa tahun, jenis KB yang digunakan dan ada keluhan atau tidak selama penggunaan alat kontrasepsi tersebut (Varney, 2007).

h) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu menurut Varney (2007), meliputi :

(1) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan

(2) Persalinan : Spontan/buatan, ditolong oleh siapa

(3) Nifas : Keadaan klien baik/tidak, bagaimana proses laktasinya (4) Anak : Jenis kelamin, berat badan, dan

panjang badan

(5) Keadaan anak sekarang : Hidup/tidak, sehat/tidak i) Pola kebiasaan sehari-hari

(1) Pola nutrisi

Makan teratur frekuensi 3 kali sehari, 1 piring nasi, lauk,

sayur dan buah. Minum kurang lebih 8 gelas per hari,

susu, teh, dan air putih (Varney, 2007).

(37)

Defisiensi protein, vitamin A riboflafin, folic acid, dan thiamin menyebabkan kelainan kongenital, kekurangan gizi berat dalam masa kehamilan juga dapat menyebabkan kelainan kongenital (Wiknjosastro,2008).

(2) Pola eliminasi

Untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK dalam sehari selama hamil, adakah kaitannya dengan obstipasi atau tidak (Varney, 2007).

(3) Pola aktivitas

Dikaji untuk mengetahui aktivitas apa yang dilakukan ibu sebelum dan selama hamil (Varney, 2007).

(4) Pola istirahat / tidur

Dikaji untuk mengetahui berapa jam ibu tidur malam, dan berapa jam ibu istirahat atau tidur siang (Varney, 2007).

(5) Pola seksualitas

Untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan suami istri dalam seminggu, ada keluhan atau tidak (Varney, 2007).

(6) Pola personal hygiens

Untuk rnengetahui tingkat kebersihan ibu. Kebersihan

perorangan sangat penting supaya tidak terjadi infeksi

kulit (Varney, 2007).

(38)

j) Psikologi budaya

Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan tentang kehamilan ini, kehamilan ini direncanakan atau tidak, jenis kelahiran yang diharapkan, dukungan keluarga terhadap kehamilan ini, keluarga lain yang tinggal serumah, pantangan makanan, dan kebiasaan dalam kehamilan (Varney, 2007).

k) Perokok dan obat-obatan terlarang

Apakah ibu atau bapak merokok dan memakai obat-obatan selama hamil. Beberapa jenis obat yang diminum pada hamil trimester pertama salah satunya akan menyebabkan kematian janin, cacat janin, kelahiran kurang bulan dan hipertensi (Varney, 2007).

2) Data Objektif

Data objektif adalah data yang dapat di observasi dan diukur (Nursalam, 2008).

a) Status generalis

(1) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadan umum ibu baik, sedang, atau jelek (Nursalam, 2008). Pada kasus ibu hamil dengan letak lintang, keadaan umumnya baik (Saifuddin, 2006).

(2) Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu

apakah composmentis, apatis, somnolen,

(39)

atau koma. Pada ibu hamil letak lintang kesadaranya composmentis (Saifuddin, 2006).

(3) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi (Saifuddin, 2006). Batas normal 120/80 mmHg (Perry, 2005)

(4) Suhu : Untuk menilai kondisi metabolisme dalam tubuh dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah (Alimul, 2006) untuk mendeteksi dini adanya gangguan termoregulator di hipotalamus normalnya 36 - 37,5

o

C (Perry, 2005).

(5) Denyut nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit, batas normal 60- 100 kali per menit (Wiknjosastro, 2006).

(6) Respirasi : Untuk mengetahui kelainan (pada organ- organ saluran nafas normalnya 20-28 kali per menit (Perry, 2005).

(7) Tinggi badan : Untuk menilai tinggi badan apakah

tergolong badan ideal, normal, pendek,

atau tinggi (A1imul, 2008). Untuk

(40)

mengetahui tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm atau tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak (Varney, 2007).

(8) Berat badan : Untuk mengetahui adanya kenaikan Berat badan rata-rata 0,3-0,5 kg per minggu, tetapi nilai normal untuk penambahan berat badan selama hamil 9-12 kg (Saifuddin, 2006).

(9) LLA : Untuk mengetahui lingkar lengan atas ibu hamil apakah normal atau tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak (Varney,2007). Batas normal 23,5 cm (Perry, 2005).

b) Pemeriksaan Sistemik (1) Kepala

(a) Rambut : Untuk mengetahui wama rambut, kelebatan, distribusi dan karakteristik lainya (Alimul, 2008).

(b) Muka : Untuk mengetahui keadaan rnuka pucat

atau tidak, adakah kelainan, terjadi

cloasma gravidarum atau tidak, terdapat

oedema atau tidak (Saifuddin, 2006).

(41)

(c) Mata : Untuk mengetahui conjungtiva berwarna merah muda atau pucat, sklera berwarna putih atau kuning (Alimul, 2008).

(d) Hidung : Untuk mengetahui adanya polip atau tidak (Alimul, 2008).

(e) Telinga : Untuk mengetahui keadaan daun telinga, liang telinga, bentuk telinga, besar telinga, posisinya dan ketajaman pendengaran (Alimul, 2008).

(f) Mulut : Untuk mengetahui keadaan bibir pucat atau tidak, pecah- pecah atau tidak, mulut bersih atau kotor, ada stomatitis atau tidak, caries gigi atau tidak dan gusi berdarah atau tidak (Saifuddin, 2006).

(2) Leher : Adakah pembesaran pada kelenjar gondok, kelenjar getah bening atau tidak, tumor ada atau tidak (Varney, 2007).

(3) Dada dan Axila

(a) Dada : Jantung dan paru normal atau tidak (Priharjo, 2006)

(b) Mammae : Untuk mengetahui ukuran bentuk

kesimetrisan, areola, penojolan/retraksi

pada puting susu (Priharjo, 2006).

(42)

(c) Axilla : Untuk mengetahui adanya pembengkakan, benjolan nyeri, dan apakah ada nyeri tekan atau tidak (Priharjo, 2006).

(d) Ekstremitas : Apakah terdapat oedema atau tidak, adakah varices, reflek patella +/- (Saifuddin, 2006).

c) Pemeriksaan Khusus Obstetri (1) Abdomen

(a) Inspeksi

Adalah proses pengamatan dilakukan untuk menilai pembesaran perut sesuai atau tidak dengan tuanya kehamilan, bentuk perut membesar kedepan atau kesamping, adakah kelainan pada perut, serta untuk menilai pergerakan anak (Alimul, 2008). Pada hamil letak lintang, fundus uteri lebih rendah dari usia kehamilan (Bowes, 2006).

(b) Palpasi

Adalah pemerikasaan dengan indera peraba yaitu

tangan dilakukan untuk menentukan besarnya dengan

menentukan usia kehamilan serta menentukan letak

anak dalam rahim (Manuaba, 2008). Pada kasus ibu

dengan letak lintang dilakukan pemeriksaan palpasi

(43)

dengan metode Leopold (Wiknjosastro, 2006).

Menurut Mochtar (2012) meliputi :

Kontraksi : Untuk mengetahui kontraksi atau tidak.

Leopold I : Untuk mengetahui TFU dan bagian apakah yang terdapat di fundus. Pada ibu hamil dengan letak lintang fundus uteri rendah dari seharusnya tuanya kehamilan dan teraba kosong.

Leopold II : Untuk mengetahui bagian punggung janin disebelah kanan atau kiri. Pada ibu hamil dengan letak kepala (ballottement) dan bokong teraba di kanan atau dikiri.

Leopold III : Untuk mengetahui bagian terbawah janin bokong atau kepala.Pada ibu hamil dengan letak lintang bawah uterus kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP).

Leopold IV : Untuk mengetahui apakah bagian

terbawah sudah masuk PAP atau

belum.

(44)

(c) Auskultasi

Adalah pemeriksaan dengan mendengar bunyi menggunakan stetoskop untuk mendengarkan bunyi detak jantung janin, bising tali pusat, bising rahim, serta bising usus. Pada kasus ibu hamil dengan letak lintang untuk mengetahui DJJ, bising tali pusat, bising rahim, dan bising usus apakah normal atau tidak (Alimul, 2008). Pada kehamilan letak lintang DJJ terdengar setinggi pusat kanan atau kiri (Mochtar, 2012).

(d) Perkusi

Pemeriksaan dengan cara mengetuk bagian tubuh untuk membandingkan bagian kanan dan kiri (Nursalam, 2008). Pada kasus ibu hamil dengan letak lintang ini untuk menentukan reflek patella +/- (Saifuddin, 2006).

(2) Pemeriksaan Panggul

Untuk rnengetahui kesan panggul normal atau tidak, berapa ukuran distansia spinarum, distansia kristarum, conjugata ekterna (boudeloque), dan lingkar panggul (Varney, 2007).

(3) Perneriksaan Anogenital

(45)

Vulva vagina terdapat varises, luka, kemerahan, nyeri, kelenjar bartholini dan pengeluaran pervaginam. Perinium terdapat bekas luka dan lain-lain. Anus terdapat haemorhoid dan lain-lain (Saifuddin, 2006)

3) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan urine (warna, kejernihan, bau dan protein) (Saifuddin, 2006).

Pemeriksaan darah (haemoglobin) untuk mengetahui kadar Hb ibu kurang atau tidak (Mochtar, 2012).

b. Langkah II: Interpretasi Data

Pada langkah kedua ini harus mampu mengidentifikasi data yang dapat menganalisa serta rnerumuskan diagnosa dan masalah yang dihadapi pasien. Diagnosa ini dirumuskan sesuai data yang didapat atau yang muncul yang dihadapi pasien dan merumuskan menjadi diagnosa kebidanan. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan (Varney, 2007).

Berdasarkan atas tanda dan gejala serta hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, maka dapat ditentukan :

1) Diagnosa kebidanan

“Ny... G... P... A... umur ....tahun hamil minggu, janin

tunggal/kembar, janin hidup/mati, intrauterine/ekstrauterine,

dengan letak lintang”.

(46)

Data dasar : Data Subjektif :

Pada ibu hamil dengan letak lintang a) Perut ibu membuncit kesamping.

b) Terasa penuh dibagian kedua sisi perut ibu.

Data Objektif :

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) Vital Sign : TD : .... mmHg N :...x/menit S : .... .ºC R : .... x/menit

d) Inspeksi : Fundus uteri lebih rendah dari usia kehamilan dan perut ibu membuncit kesamping.

e) Palpasi

Kontraksi : Mengetahui kontraksi atau tidak

Leopold I : Fundus uteri rendah dari seharusnya tuanya kehamilan dan teraba kosong.

Leopold II : Kepala (ballottement) dan bokong teraba di kanan atau dikiri.

Leopold III : Bagian bawah uteri kosong, kecuali kalau bahu

sudah masuk ke dalam pintu atas panggul

(PAP).

(47)

Leopold IV : Mengetahui apakah bagian terbawah sudah masuk PAP atau belum.

f) Auskultasi :

Detak jantung janin terdengar setinggi pusat sebelah kanan atau kiri.

g) Pemeriksaan sinar X berguna untuk memastikan diagnosis dan untuk mengetahui adanya kelamin janin atau panggul ibu.

h) Pemeriksaan laboratorium :

Pemeriksaan darah (hemoglobin) untuk mengetahui kadar Hb ibu kurang atau tidak.

2) Masalah

Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa (Varney, 2007).

Masalah yang sering muncul dalam kasus ibu hamil dengan letak lintang ini adalah :

a) Ibu cemas terhadap kehamilannya, keadaan psikologis emosional dikuasai oleh fikiran dan perasaan mengenai persalinan (Wiknjosastro, 2006).

b) Ibu kurang mendapat informasi tentang kehamilan letak lintang (Nursalarn, 2008).

3) Kebutuhan

Adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan

(48)

dengan melakukan analisa data (Varney, 2007). Kebutuhan pada ibu hamil dengan letak lintang adalah :

a) Pemberian konseling tentang hamil letak lintang dengan pengaruhnya terhadap kehamilan (Saifuddin, 2006).

b) Melakukan posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dari dada menempel pada kasur pada kehamilan sekitar 28 sampai 30 minggu dilakukan posisi knee chest 3-4 kali per hari selama 15 menit (Saifuddin, 2006).

c) Support mental dari keluarga dan tenaga kesehatan.

c. Langkah III : Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah suatu pernyataan yang timbul berdasarkan masalah yang sudah diidentifikasi dan membutuhkan penanganan segera untuk mengatasi kemungkinan buruk yang bisa menimbulkan hal yang serius bagi ibu seperti rupture uteri, partus lama, ketuban pecah dini, dan infeksi intrapartum, sedangkan bagi bayi dapat menyebabkan kematian karena prolapsus funiculli, trauma partus, hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus, dan ketuban pecah dini (Bowes, 2006).

d. Langkah IV : Antisipasi/ tindakan Segera

Langkah ini mengidentifikasikan perlunya tindakan segera oleh bidan

untuk dikonsultasikan segera, ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang sesuai dengan kondisi klien (Varney, 2007).

(49)

Penanganan segera pada kasus ini adalah kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain seperti dokter obsgyn, ahli gizi dan laboratorium (Saifuddin, 2006).

e. Langkah V : Perencanaan

Dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan kebidanan kepada pasiendengan letak lintang (Varney 2007). Perencanaan pada kehamilan letak lintang menurut Mufdlilah (2009) antara lain:

1) Lakukan pengawasan keadaan ibu (KU, TTV, dan DJJ) 2) Beritahu kepada ibu hasil pemeriksaan

3) Penuhi kebutuhan nutrisi ibu sehari-hari 4) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

5) Anjurkan ibu untuk melakukan posisi bersujud (knee chest position) dengan posisi perut seakan-akan menggantung ke bawah.

Cara ini harus rutin dilakukan setiap hari sabanyak 3-4 kali masing- masing selama 15 menit.

f. Langkah VI : Implementasi/ pelaksanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman,

yang bisa dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian lagi oleh klien

atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2007). Pada asuhan

kebidanan ibu hamil letak lintang sesuai dengan rencana asuhan yang

telah dibuat menurut Saifuddin (2006).

(50)

g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa danmasalah (Varney, 2007).

Menurut Mufdlilah (2009), evaluasi pada ibu dengan letak lintang, antara lain:

1) Keadaan umum dan tanda-tanda vital normal (tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi)

2) Perubahan presentasi menjadi presentasi kepala 3) Ibu dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya sehari-hari.

4) Ibu dapat beristirahat cukup.

3. Data Perkembangan

Berdasarkan evaluasi, selanjutnya rencana asuhan kebidanan dituliskan dalam catatan perkembangan yang mencakup SOAP (Varney, 2007). Yang meliputi:

S : Data Subjektif

Menggambarkan pendokumentasikan hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Pada ibu hamil didapat data subjektif melalui anamnesa dengan ibu.

O : Data Objektif

Menggambarkan pendokumentasikan hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data

(51)

fokus untuk mendukung pemberian asuhan pada ibu hamil dengan letak lintang.

A : Assessment

Menggambarkan pendokumentasikan hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi diagnosa atau masalah antisipasi diagnosa, perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasikan hasil perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.

C. LANDASAN HUKUM

Standar merupakan landasan berpijak secara normal dan parameter atau

alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan

klien dan menjamin mutu asuhan yang diberikan. Kepmenkes RI

No.900/Menkes/SK/VII/2002 pasal 25 ayat (1) Bidan dalam memberikan

pelayanan pada ibu hamil dengan letak lintang harus sesuai dengan kewenangan

berupa memberikan informasi tentang pelayanan yang diberikan sesuai

wewenang standar profesi bidan berdasarkan pendidikan dan pengalaman,

sedangkan dalam pemberian pelayanan harus berdasarkan standar profesi

(Sofyan, 2005).

(52)

41 BAB III METODOLOGI

A. JENIS STUDI KASUS

Jenis studi kasus ini adalah studi kasus pada ibu hamil dengan letak lintang dengan menggunakan metode deskriptif observasional yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif yang hasilnya berupa deskriptif atau gambaran keadaan kasus tanpa memberikan kesimpulan yang berlaku umum (Arief, 2004). Studi kasus ini menggambarkan tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan letak lintang.

B. LOKASI STUDI KASUS

Lokasi merupakan tempat dimana pengambilan kasus dilakukan (Notoatmodjo, 2005). Pengambilan studi kasus ini dilakukan di RSUD Dr Moewardi, Surakarta.

C. SUBJEK STUDI KASUS

Subjek studi kasus adalah siapa orang atau golongan mana yang

menjadi sasaran pelaksanaan pengambilan kasus (Notoadmodjo, 2005). Pada

kasus ini subjek nya dilakukan pada Ny. S G2P1A0 hamil 27 minggu dengan

kehamilan letak lintang.

(53)

D. WAKTU STUDI KASUS

Waktu studi kasus adalah rentan waktu yang digunakan penulis untuk memperoleh data studi kasus (Notoatmodjo, 2005). Penelitian studi kasus dilakukan pada tanggal 29 Maret-27 Mei 2014.

E. INSTUMEN PENGAMBILAN KASUS

Instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2005). Dalam melakukan studi kasus ini instrumen yang digunakan penulis adalah format asuhan kebidanan pada ibu hamil menurut 7 langkah Varney dan data perkembangan SOAP.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data berdasarkan cara memperoleh dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder (Riwidikdo, 2008). Dalam pengumpulan data atau informasi metode yang digunakan penulis yaitu :

1. Data primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari objek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi.

Data primer dapat diambil dari : a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien

secara sistematis (Nursalam, 2008), yaitu :

(54)

1) Inspeksi

Suatu proses observasi yang digunakan secara sistematis dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran, dan penciuman sebagai alat atau pengumpulan data. Pada kasus inspeksi dilakukan secara beruntun mulai dari kepala sampai kaki (Nursalam, 2008). Pada kasus hamil letak lintang perut membuncit ke samping (Mochtar 2012).

Pada studi kasus ibu hamil Ny. S G2P1A0 umur kehamilan 27 minggu dengan letak lintang perut ibu membuncit ke samping kanan dan kiri.

2) Palpasi

Adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan dan jari, dalam hal ini palpasi dilakukan untuk memeriksa keadaan fundus uteri dan kontraksi uterus (Nursalam, 2008).

Pada kasus hamil letak lintang antara lain :

a) Fundus uteri rendah dari seharusnya tua kehamilan

b) Fundus uteri kosong dam bagian bawah kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul (PAP) c) Kepala (ballottement) teraba di kanan atau di kiri

(Mochtar, 2012).

Pada studi kasus dilakukan palpasi leopold dengan hasil sebagai

berikut :

(55)

(a) Leopold I : TFU setinggi pusat. Teraba kosong.

(b) Leopold II : Teraba keras, bulat, melenting (kepala janin) di sisi kiri ibu.

Teraba lunak dan tidak melenting (bokong janin) di sisi kanan ibu.

(c) Leopold III : Teraba panjang, keras, seperti papan (punggung janin).

3) Perkusi

Suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kaki kiri dan kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suatu perkusi untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk, dan konsisten jaringan. Dalam hal ini pemeriksaan dilakukan di daerah reflek patella (Nursalam, 2008).

Pada kasus letak lintang dilakukan pemeriksaan reflek patella kanan kiri negatif dan positif (Wiknjosastro, 2006). Pada studi kasus hasil pemeriksaan reflek patella positif kanan kiri.

4) Auskultasi

Pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop (Nursalam, 2008).

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi denyut jantung

janin/DJJ (Wiknjosastro, 2006). Pada kasus letak lintang

dilakukan dengan jalan mendengarkan denyut jantung (DJJ) yang

(56)

bertujuan untuk memastikan keadaan janin dan pada kasus letak lintang biasanya DJJ terdengar didaerah umbilicus (Wiknjosastro, 2006).

Pada studi kasus denyut jantung janin (DJJ) terdengar setinggi pusat sebelah kiri.

b. Wawancara

Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana penelitian mendapatkan keterangan secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2006).

Pelaksanaan wawancara ini dilakukan dengan ibu hamil dengan letak lintang, keluarga serta tenaga kesehatan lain.

c. Observasi

Observasi yaitu suatu prosedur yang berencana, antara lain meliputi : melihat, mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoadmodjo, 2006).

Pada kasus ini pengamatan atau observasi dilakukan dengan mengobservasi keadaan umum ibu, posisi letak janin, pemeriksaan fisik dan DJJ.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek

penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan

(57)

oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial.

a. Studi dokumentasi yaitu semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dokumentasi (Notoamodjo, 2006). Dengan menggunakan catatan untuk memperoleh informasi data medis yang ada di RSUD Dr Moewardi, Surakarta.

b. Studi kepustakaan yaitu bahan pustaka yang sangat penting dalam menunjang latar belakang teoritis suatu studi kasus (Notoatmodjo, 2006). Studi kepustakaan ini diambil dari buku-buku referensi tahun 2003-2014.

G. ALAT DAN BAHAN YANG DIBUTUHKAN

Dalam studi kasus ini dengan judul Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Ny. S G2P1A0 Hamil 27 Minggu dengan Letak Lintang penulis mengumpulkan alat-alat sebagai berikut :

1. Alat yang dibutuhkan dalam pengumpulan data adalah Format Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Letak Lintang, buku tulis dan bolpoint.

2. Alat yang dibutuhkan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi adalah :

a. Pengukur tinggi badan b. Timbangan berat badan c. Tensimeter

d. Stetoskop

(58)

e. Thermometer

f. Jam tangan dengan second g. Metline

h. Leanec

3. Dokumentasi menggunakan alat : a. Status/catatan pasien

b. Alat tulis / bolpoint

(59)

48 BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN KASUS

Ruang : Poli Kandungan Tanggal masuk : 29 Maret 2014 No Register : 00865889 1. Pengkajian

a. Identitas

Identitas pasien Identitas Suami

1) N ama : Ny. S Nama : Tn. J

2) Umur : 36 tahun Umur : 36 tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam

4) Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa 5) Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU 6) Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta 7) Alamat : Lemahbang RT03/01 Keyongan, Nogosari, Boyolali b. Anamnesa (Data Subjektif)

Tanggal : 29 Maret 2014 Pukul : 08. 30 WIB 1) Keluhan utama pada waktu masuk :

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan merasakan

perut samping bagian kanan kiri terasa penuh serta gerakan janin

terasa bagian samping kiri.

(60)

2) Riwayat menstruasi

a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama umur 13 tahun b) Siklus : Ibu mengatakan siklus haidnya 28 hari c) Lama : Ibu mengatakan lama haidnya ± 6 hari

d) Banyaknya : Ibu mengatakan setiap haid ganti pembalut 2x sehari

e) Teratur/tidak : Ibu mengatakan haidnya teratur

f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer, warna merah

g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan nyeri haid pada hari pertama haid

3) Riwayat hamil ini

b) HPHT : 18 September 2013 c) HPL : 25 Juni 2014

d) Gerakan janin : Ibu mengatakan merasakan gerakan bayinya mulai 2 bulan yang lalu

e) Vitamin/jamu yang dikonsumsi : Ibu mengatakan hanya

mengonsumsi obat

pemberian bidan berupa vit C, Tablet Fe, dan Calk f) Keluhan-keluhan pada

Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah di pagi hari

Trimester II : Ibu mengatakan pegal-pegal pada punggung

(61)

g) ANC: 4 kali di bidan, 1 kali di RS Dr. Moewardi secara teratur.

Trimester I : 1 kali Trimester II : 3 kali

h) Penyuluhan yang pernah di dapat : Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi ibu hamil.

i) Imunisasi TT:

TT 1 : Pada kehamilan pertamanya

TT 2 : Pada kehamilan kedua pada tanggal 03 Januari 2014 j) Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan sedikit merasa cemas

karena perutnya melebar.

4) Riwayat penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit apapun seperti : batuk, pusing, demam, atau flu.

b) Riwayat penyakit sistemik

- Jantung : Ibu mengatakan pada dada kiri tidak berdebar-debar, tidak mudah lelah, tidak keluar keringat dingin pada telapak tangannya.

- Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri

pinggang kanan kiri, tidak sakit saat BAK.

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen yang digunakan dalam bentuk kusioner, dalam bentuk 40 pernyataan untuk variabel bebas Budaya Sekolah dan 26 pernyataan untuk variable bebas

Persamaan ini akan digunakan untuk meneliti hubungan antar variabel dengan menggunakan dua sampel yang berbeda yaitu bank konvensional dan bank syariah.. 3.4

Pengaruh Opini Audit, Pergantian Manajemen, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien dan Audit Fee terhadap Auditor Switching pada Perusahaan Jasa yang terdaftar di BEI Tahun

Perusahaan yang berukuran besar cenderung memiliki permintaan publik akan informasi lebih tinggi dari pada perusahaan yang berukuran kecil.. Perusahaan yang berukuran besar

Microkontoler NUC120 sebagai pengendali untuk mendapatkan informasi dari sinyal photodioda yang digunakan sebagai input yang diolah oleh Microkontroler sehingga dapat

Berdasarkan latar belakang adanya kekeliruan mengenai istilah anak luar kawin di masyarakat beserta implikasinya dalam pembagian warisan dalam suatu keluarga

Pola aktivitas yang terbentuk dalam perancangan proyek Pusat Perbelanjaan Furniture & Konsultasi Tata Ruang ini, dibagi menjadi 3 berdasarkan pengguna bangunan, yang

Misi adalah kegiatan yang harus dilaksanakan atau fungsi yang harus diemban oleh suatu organisasi untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan1. Tujuan dari misi organisasi