• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2019"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

Karya Tulis Ilmiah

OLEH :

ELISA WULANDARI 144012016016

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2019

(2)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT

DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Keperawatan

OLEH :

ELISA WULANDARI 144012016016

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG 2019

(3)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT

DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2019

Elisa Wulandari

xiv + 81 Halaman + 16 Tabel + 2 Bagan + 10 Lampiran

ABSTRAK

Infark miokard adalah suatu proses dimana jaringan miokard mengalami kerusakan (nekrosis) dalam region jantung yang mengalami penurunan suplai darah adekuat karena terjadi sumbatan pada arteri coroner sehingga aliran darah keotot jantung tidak cukup akan menyebabkan otot jantung mengalami kematian .Data yang didapatkan dari WHO 4, 2 juta orang, Indonesia 229. 696 orang, provinsi lampung 4. 448 penderita dan RSUD. dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung pada tahun 2017 jumlah pasien yang mengalami miocard infark yaitu 1. 279 jiwa dengan penderita perempuan 712 orang, laki-laki 567 orang dan yang mengalami kematian 183 orang. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Miocard Infark Dengan Penurunan Nyeri Akut Di RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek.

Hasil dalam penelitian yang di dapatkan bahwa adanya kesamaan teori dengan fakta yang di dapatkan, pada Tn E ditemukan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 2 hari sampai nyeri dada dirasakan menjalar ke punggung dan juga tangan dengan skala nyeri 7 serta mual, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas),dan klien merasakan sesak, sedangkan pada Tn M ditemukan adanya keluhan nyeri dada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit berawal dari punggung lalu ke dada sebelah kiri dengan skala nyeri 6 serta mata berkunang-kunang, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas). Pada pasien 1 dan 2 hampir memiliki masalah yang sama, namun memiliki kualitas nyeri yang berbeda, pasien 1 dengan skala 7 dan pasien 2 dengan skala 6. Diharapkan bagi tenaga kesehatan lebih memperhatikan masyarakat yang menderita Miokard Infark dan memberikan informasi lebih untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatannya.

Kata kunci : miocard infark, nyeri akut Daftar Pustaka : 27 (2008-2017)

(4)

NURSING CARE IN CLIENTS WHO HAVE MIOKARD INFARK WITH NURSING ACUTE PAIN PROBLEMS IN TULIP

ROOM RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK

2019 Elisa Wulandari

xv + 81 Pages + 16 Tables + 2 Chart + 10 Lamp

ABSTRACT

Myocardial infarction is a process in which myocardial tissue is damaged (necrosis) in the cardiac region which has decreased in adequate blood supply due to blockage in the coronary arteries so that the heart muscle blood flow is not enough to cause the heart muscle to die. Data obtained from WHO 4, 2 million people, Indonesia 229. 696 people, Lampung province 4. 448 people and RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek Lampung Province in 2017 the number of patients who experienced myocardial infarction was 1. 279 people with 712 female patients, 567 male people and 183 deaths. This study aims to describe Nursing Care in Patients Who Have Miocard Infarction With Decreased Acute Pain in RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek.

The results in the study found that there was a similarity of theory with the facts obtained, in that Mr. E was found to complain of left chest pain since 2 days until chest pain was felt to spread to the back and also hands with a scale of pain 7 and nausea, dizziness, weakness in activity (weak), and the client feels tightness, whereas in Mr M there is a complaint of chest pain since 1 day before entering the hospital starting from the back then to the left chest with a scale of pain 6 and dizzy eyes, dizziness, weakness in activity (weakness ) In patients 1 and 2 almost had the same problem, but had a different quality of pain, patient 1 with a scale of 7 and patient 2 with a scale of 6. It was hoped that health workers would pay more attention to people suffering from infarction Miocard and provide more information to increase public awareness in maintain his health.

Keywords: myocard infarction, acute pain Bibliography: 27 (2008-2017)

(5)

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Telah diperiksa dan Disetujui untuk dihadapan TIM penguji Karya Tulis Ilmiah

Yang diajukan oleh

ELISA WULANDARI

NIM144012016016

Telah disetujui pada tanggal:

Oleh

MENYETUJUI

Pembimbing I

Ns. Pira Prahmawati, S.Kep.,M.Kes

NBM. 1194172

Pembimbing II

Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep

(6)

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI MIOKARD INFARK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT

DI RUANG TULIP RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK TAHUN 2019

Karya Tulis Ilmiah Oleh Elisa Wulandari ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah dan dinyatakan Lulus

pada tanggal 11 Juli 2019

MENGESAHKAN

Tim Penguji :

Penguji Utama : Ns. Tri Wijayanto, M.Kep.,Sp.KMB

NBM : 831882 (...)

Penguji Anggota I : Ns. Pira Prahmawati, S.Kep.,M.Kes

NBM: 1194172 (...)

Penguji Anggota II : Ns. Fitra Pringgayuda, M.Kep

NBM : 909729 (...) Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Ns. Nuria Muliani, M.Kep.,Sp.Kep.J

NBM : 1152420 Mengetahui,

Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu

Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep. J

NBM. 965246

(7)

MOTTO

Yakin adalah kunci jawaban dari segala permasalahan dengan bermodal yakin

merupakan obat mujarab penumbuh semangat karena Hidup kumpulan

keyakinan dan perjuangan

Jangan pernah bandingkan proses mu dengan orang lain karena semakin susah

proses mu semakin bermakna ilmumu

Tugas akhir bukanlah sesuatu beban tetapi tugas akhir sesuatu ilmu yang

memberikan kita suatu penantian

Bagaimana proses akan menjawab segala keraguan yang ada dalam fikiran kita

Nikmati Proses Mu, Jangan Iri Dengan Proses Orang lain!!!!!!!

☺☺☺

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan segala puji dan syukur kepada tuhan yang maha esa dan atas dukungan serta dari orang tua tercinta, akhirnya karya tulis ilmiah ini bisa terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:

1. Tuhan yang Maha Esa tanpa berkat nikmat dan kehendaknya semua ini tidak akan berjalan dengan baik dan sungguh besar kekuasaanya yang telah memberikan jalan hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini. 2. Khusus untuk kedua orang tuaku, Bapak Amirullah dan Ibu Bunaidah

yang tak pernah lelah demi memperjuangkan keberhasilanku sampai saat ini terimakasih untuk semua doa, dan perjuangannya, kalian yang rela bekerja keras tidak mengenal lelah demi melihat keberhasilanku, sungguh tidak akan pernah bisa kubalas semua jasa kalian dengan apapun, yang tidak pernah lelah memberi semangat , nasehat dan motivasi hingga saat ini.

3. Untuk kakak-kakakku tercinta( Heni parlina, Desi puspitasari, Dodi Wintara, Rinita yuliyanti) yang selalu menyayangiku dan mendukungku serta menyemangatiku hingga aku dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

4. Dosen-dosen ku yang selalu memberikan ilmu dan bimbingannya serta nasehat-nasehatnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

5. Untuk teman-teman Nadia saafia agustin, bella mia apriliana,mei surya ningsih, shinta aulia, eka oktaviani, yulia putri kesuma dewi,dina irmalia, ria febriyani, fikri auluha, nurul huda utama, sulton halala, wahdinil khoir, desi ratna sari, upi heliza,dany sefrizal, dan teman-teman seperjuangan lainnya serta jepri pratama yang sudah mendukung dan menyemangati hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.

6. Teman teman angkatan 21 yang sama-sama merintis, berjuang menjadi satu keluarga dan dari awal masuk hingga keluar sampai kita semua dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

(9)

RIWAYAT PENULIS

Elisa Wulandari dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1997 di Airnaningan, anak ke-5 dari pasangan Bapak Amirullah dan Ibu Bunaidah pendidikan SD Negeri 1 Airnaningan ditamatkan tahun 2009 dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Airnaningan ditamatkan tahun 2012, dan pendidikan berikutnya SMK Karya Bhakti ditamatkan pada tahun 2016 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan jenjang pendidikannya ke STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Prodi DIII Keperawatan.

(10)

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis telah diberikan menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sesuai waktu yang ditentukan. Karya TulisI lmiah ini berjudul: “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infark Miokard dengan masalah Nyeri Akut di Rumah Sakit Dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019”.

Karya Tulis Ilmiah diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir dalam menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan pada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Selama penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan baik moral maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ns. Arena Lestari, M.Kep., Sp.Kep.J, selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

2. Ns. Nuria Muliani, M.kes.,Sp.kep.J, Selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung

3. Ns. Pira Prahmawati, S.Kep.,M.Kes selaku pembimbing I 4. Ns. Fitra Pringgayuda,,M.Kep Selaku pembimbing II 5. Ns. Tri Wijayanto, M.Kep.,Sp.KMB Selaku penguji III 6. Seluruh dosen dan staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu. 7. Bapak, ibu, kakak Ku yang selalu menanti keberhasilanku.

8. Rekan- rekan seperjuagan angkatan 21 yang telah membantu dalam penulisan karya penulis ilmiah ini

Semoga karya tulis ini dapat memberi manfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

WasalamualaikumWr.Wb

Pringsewu, 06 April 2019 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

RIWAYAT PENULIS ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x DAFTAR LAMPIRAN ... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan masalah... 6 C. Tujuan ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Infard Miokard Akut ... 8

1. Definisi ... 8 2. Etiologi ... 10 3. Patofisiologi ... 14 4. Pathways ... 16 5. Manisfestasi Klinis ... 17 6. Komplikasi ... 17 7. Pemeriksaan penunjang ... 18 8. Penatalaksanaan ... 19

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ... 23

1. Pengkajian ... 23

2. Dianogsa Keperawatan ... 28

3. Rencana keperawatan ... 30

4. Implementasi ... 33

(12)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 34

B. Batasan Istilah ... 34

C. Partisipan ... 35

D. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 36

E. Pengumpulan Data ... 36

F. Analisis Data ... 37

G. Etik Penelitian ... 38

H. Jalannya penelitian ... 40

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 42 B. Pembahasan ... 64 1. Pengkajian ... 68 2. Diagnosa Keperawatan... 73 3. Intervensi Keperawatan ... 73 4. Implementasi Keperawatan ... 75 5. Evaluasi Keperawatan ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan ... 26

Tabel 3.1 Batasan Istilah ... 33

Tabel 4.1 Identitas Klien ... 41

Tabel 4.2 Riwayat Kesehatan ... 42

Tabel 4.3 Riwayat Psiko-Sosial-Spiritual ... 44

Tabel 4.4 Lingkungan Pasien ... 45

Tabel 4.5 Perubahan Pola Kesehatan ... 45

Tabel 4.6 Pemeriksaan Fisik ... 48

Tabel 4.7 Hasil Pengkajian diagnostic ... 52

Tabel 4.8 Penatalaksanaan ... 53

Tabel 4.9 Resume ... 53

Tabel 4.10 Data focus ... 54

Tabel 4.11 Analisa Data ... 55

Tabel 4.12 Rencana Intervensi ... 56

Tabel 4.13 Implementasi ... 57

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pathway Miokard Infark... 14 Gambar 2.2 Skala Numeric ... 24

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sop Relaksasi Benson

Lampiran 2 Format pengkajian Keperawatan Medikal Bedah Lampiran 3 Pra Survey

Lampiran 4 Jawaban Pra Survey Lampiran 5 Surat Survey

Lampiran 6 Jawaban Survey Lampiran 7 Lampiran Lulus etik Lampiran 8 Informed Consent Lampiran 9 Lembar Konsul

(16)

A. Latar Belakang

Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit yang paling mematikan di dunia. Data The Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) menunjukkan kematian di dunia yang disebabkan oleh penyakit terkait dengan jantung dan pembuluh darah pada 2016 mencapai 17,7 juta jiwa atau sekitar 32,26% total kematian di dunia. Sebagian besar atau 63% kematian akibat penyakit kardiovaskular merupakan penderita dengan usia di atas 70 tahun, 29,13% berusia 50-69 tahun, dan 7,61% berusia 15-49 tahun.

Penyakit kardiovaskular yang paling sering terjadi meliputi jantung koroner, tekanan darah tinggi, kelainan jantung bawaan, hingga gagal jantung kongestif. Bersumber dari penyakit-penyakit jantung tersebut penyakit jantung kongestif terlebih miocard infark memiliki presentasi mengancam kehidupan tertinggi karena serangan miocard infark terjadi secara tiba-tiba dengan presentasi mencapai 72% dari penyebab kematian penyakit jantung (Data The Institute for Health Metrics and Evaluation, 2016).

Menurut data Riskesdas tahun 2018 menunjukan bahwa penyakit jantung koroner Salah satunya adalah IMA telah menyebabkan 36,33% dari total kematian di Indonesia dan juga merupakan penyebab kematian tertinggi. Kasus miokard infark yang terjadi di provinsi Lampung sendiri masih dibawah

(17)

rata-rata kasus di Indonesia secara umum yaitu diangka 1.3 %dan Lampung menempatkan diurutan ke-19 dalam daftar (Riskesdas, 2018).

Prasurvey peneliti pada tanggal 02 April 2019 di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung didapatkan data bahwa pasien yang mengalami Infark Miokard dari bulan Januari-Februari Tahun 2019 didapatkan 34 pasien yang mengalami infark miokard, dan 40 pasien yang mengalami penyakit jantung iskemik lainya (Rekam Medik RSUD dr.Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, 2019).

Salah satu masalah keperawatan yang selalu sering muncul pada penderita IMA adalah rasa nyeri yang sangat. Nyeri adalah suatu mekanisme protektif bagi tubuh (Smeltzer & Bare, 2002). Mekanisme terjadinya nyeri pada penderita miocard infark disebabkan adanya ateroklerosis diarteri koroner sehingga menyebabkan suplai darah ke miokard menurun (kondisi iskemik). Akibat dari iskemik adalah meningkatnya metabolisme anaerob yang di sertai dengan peningkatan asam laktat yang menimbulkan rasa nyeri dada yang hebat (Nurarif & Kusuma, 2015).

Nyeri pada miokard biasanya menjalar ketangan kiri, ke epigastrik. Serangan nyeri pada infark miokard terjadi waktu istirahat atau tidur yang terjadi 20-40 % pasien. Nyeri infark miokard bisa menyebabkab nyeri alih ke rahang , lengan kiri, dan bahu kiri nyeri terasa dibagian tubuh yang terpisah dari sumber nyeri (Hariyanto & Sulistyowati, 2015).

(18)

Dalam penanganan nyeri di perlukan intervensi keperawatan yaitu: pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal petunjuk non verbal, memberikan oksigen sesuai yang diresepkan, berkolaborasi untuk memberikan terapi obat sesuai resep dan mengevaluasi respons pasien secara terus menerus, bantu melakukan teknik relaksasi benson, periksa tanda-tanda vital (Aspiani, 2015., Smeltzher,2002).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sunaryo dan Lestari di RS Dr. Moewardi Surakarta pada tahun 2014 yaitu melakukan tindakan non farmakologi memberikan relaksasi benson, dan berdasarkan hasil skala nyeri setelah dilakukan intervensi analgetik + relaksasi benson pada hari-1 adalah 4,0 dan 2,8 pada hari ke-2, sedangkan pada responden dengan intervensi analgetik saja rata-rata skala nyeri 4,8 pada hari ke-1 dan 4,3 pada hari ke-2 perawatan di ICCU. Berdasarkan data diatas yang akan dilakukan peneliti salah satunya ialah relaksasi benson yaitu teknik relaksasi pasif dengan tidak menggunakan tegangan otot sehingga sangat tepat untuk mengurangi nyeri pada kasus infark miokard, relaksasi benson ini adalah metode respons relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat menciptakan suatu lingkungan internal yang tenang sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih tinggi (Sunaryo & Lestari, 2014).

Penelitian mengenai miocard infark juga pernah di lakukan oleh Tisa Kurniawati, dkk (2018) masalah keperawatan nyeri akut dengan melakukan intervensi keperawatan utama pengkajian nyeri secara komperhensif serta

(19)

mengurangi rasa nyeri dengan melibatkan pengalaman nyeri masa lalu dan di dukung dengan peningkatan pola istirahat tidur yang adekuat. Penelitian mengenai miokard infark juga pernah di laukakan oleh Cipto Susilo, dkk (2013) dengan masalah keperawatan nyeri akut. Cipto Susilo, dkk melakukan penanganan nyeri dengan cara mengkaji serta mengevaluasi luas permukaan yang mengalami infak dengan ditunjang melakukan teknik non farmakologi.

Tingkat kematian yang di akibatkan oleh miocard infark yang mencapai 17,7 juta jiwa di tahun 2016 menunjukan bahwa buruknya penanganan awal pada menderita miocard infark.

Hal tersebut tentu menandakan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat pada umumnya yang berada di sekitar penderita miokard infark sangatlah rendah. Miocard infark yang datang secara tiba-tiba berefek sangat buruk bagi jiwa penderita, hal tersebut di karenakan sifat miocard infark yang mengakibatkan kegagalan jantung memompa darah, sehingga suplai oksigen ke seluruh tubuh menjadi tidak tercukupi.

Hasil penelitian yang dilakukan Lestari (2017) menunjukan bahwa 85-90% masyarakat tidak mengetahui tanda dan gejala miocard infark serta penanganan pertama pada penderita yang terserang secara mendadak. Keterlambatan penanganan dan ketidak tahuan masyarakat berakibat fatal bagi keselamatan seorang yang terserang. Presentase kematian penderita dalam perjalanan yang

(20)

menunjukan angka 56%, hal ini menunjukan bahwa penanganan dan pengetahuan masyarakat sangatlah rendah .

Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan kesehatan sebagai salah satu cara pencegahan dan pengendalian penyakit jantung, setiap tahunnya Hari jantung Dunia diperingati setiap tanggal 29 September untuk memperingati Hari Heart-Healthy Environment atau ” lingkungan sehat bagi Jantung” yang bertujuan untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Dalam mengendalikan peningkatan kejadian penyakit, kematian dan kecacatan disebabkan penyakit kardiovaskuler, perlu dilakukan upaya pencegahan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengenali gejala risiko penyakit kardiovaskuler sehingga dapat menentukan langkah-langkah pencegahan yang tepat (Kemenkes, 2014).

Berdasarkan data di atas, serta kasus yang banyak terjadi tentang penyakit jantung koroner khususnya miocard infark yang menjadi salah satu „pembunuh‟ No.1 di Dunia yang termasuk di dalamnya terdapat nama Indonesia khususnya provinsi Lampung, penulis ingin melakukan penelitian berkenaan dengan miocard infark terkhusus dalam penanganan nyeri yang di alami oleh penderita, maka penulis mengangkat tema “Asuhan keperawatan kepada klien yang mengalami miokard Infark dengan masalah keperawatan nyeri akut ”.

(21)

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah “ bagaimana asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah nyeri akut di Ruang Tulip RSUD Dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD Dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

b. Menetapkan masalah keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

c. Menyusun rencana keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

d. Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

(22)

e. Melakukan evaluasi/hasil dari tindakan keperawatan pada pasien infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi rumah sakit

Dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien yang mengalami infark miokard yang mengalami masalah keperawatan nyeri akut di RSUD dr.Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

2. Bagi institusi pendidikan

Sebagai bahan diskusi dan sumber data bagi penelitian yang memerlukan masukan berupa data atau pengembangan penelitian dengan masalah keperawatan yang sama demi kesempurnaan penelitian.

3. Bagi klien

Supaya klien dan keluarga dapat mengetahui gambaran umum tentang perawatan yang benar bagi pasien yang mengalami infark miokard dengan masalah keperawatan nyeri akut untuk membantu mengurangi nyeri pasien di RSUD dr.Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Infard Miokard Akut

1. Definisi

Infark miokard adalah suatu proses dimana jaringan miokard mengalami kerusakan (nekrosis) dalam region jantung yang mengalami penurunan suplai darah adekuat karena terjadi sumbatan pada arteri coroner sehingga aliran darah keotot jantung tidak cukup akan menyebabkan otot jantung mengalami kematian (Margareth, 2012).

Infark miokard akut dikenal sebagai serangan jantung, oklusi koroner, atau hanya “koroner”, yang merupakan kondisi mengancam jiwa yang ditandai dengan pembentukan area nekrotik local didalam miokardium. Infark miokard akut biasanya mengikuti oklusi mendadak dari arteri koroner dan henti mendadak dari aliran darah dan oksigen ke otot jantung.Jadi otot jantung harus berfungsi terus menerus, penyumbatan darah ke otot serta munculnya area nekrotik merupakan suata yang patal. Berdasarkan data penelitian Framingham, sekitar 45% dari semua kasus infark miokard akut terjadi pada orang yang lebih muda dari 65 tahun dan 5% terjadi pada orang yang lebih muda dari 40 tahun. 85% orang meninggal karena infark miokard berusia 65 tahun atau lebih (Black & Hawks, 2014).

(24)

Infark miokard adalah suatu keadaan ketika secara tiba tiba pembatasan atau Pemutusan aliran darah ke jantung yang menyebabkan kematian jaringan pada otot jantung (miokardium) karena kekurangan suplai oksigen, proses iskemik miokardium lama yang mengakibatkan kematian (nekrosis) jaringan otot miokardium tiba- tiba (Aspiani, 2015).

2. Etiologi

Infark miokard akut terjadi jika suplai oksigen tidak sesuai dengan kebutuhan dan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan kematian sel-sel jantung tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenisasi tersebut diantaranya:

a. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard

Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh 3 faktor berikut ini. 1) Faktor pembuluh darah

Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah mencapai sel jantung. Beberapa hal yang dapat menganggu kepatenan pembuluh darah diantaranya aterosklerosis, spasme, dan arteritis. Spasme pembuluh darah dapat juga terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya dan biasanya dihubungkan dengan beberapa hal, seperti mengonsumsi obat-obatan tertentu, stress emosi atau nyeri, terpajan suhu dingin yang ekstrem, dan merokok.

(25)

2) Faktor sirkulasi

Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh hingga kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak akan lepas dari faktor pemompaan dan volume darah yang dipompakan. Kondisi yang menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis maupun insufisiensi yang terjadi pada katup jantung (aorta, mitralis, trikuspidalis) menyebankan penurunan curah jantung. Penurunan curah jantung yang diikuti oleh penurunan sirkulasi menyebabkan beberapa bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan adekuat, termasuk dalam hal ini otot jantung.

3) Faktor darah

Darah merupakan pengangkut oksigen dengan menuju suluruh bagian tubuh. Jika daya angkut berkurang maka sebagus apapun pembuluh darah dan pemompaan jantung tetap tidak cukup membantu. Hal yang menyebabkan terganggunya daya angkut darah, antara lain anemia, hipoksemia, dan polisitemia.

b. Meningkatnya kebutuhan oksigen pada tubuh

Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi tubuh dengan meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan curah jantung. Akan teteapi, jika orang terssebut telah mengidap penyakit jantung, mekanisme kompensasi justru pada

(26)

akhirnya makin memperberat kondisinya karena kebutuhan oksigen semakin meningkat, sedangkan suplai oksigen tidak bertambah, oleh sebab itu, segala aktivitas yang menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen akan memicu terjadinya infark. Misalnya, aktivitas berlebih, emosi, makan terlalu banyak dan lain-lain. Hipertrofi miokard dapat memicu terjadinya infark karena semakin banyak sel yang harus disuplai oksigen, sedangkan asupan oksigen menurun akibat dari pemompaan yang tidak efektif.

c. Faktor lainnya

1) Sumbataan pada arteri koroner

serangan jantung biasanya terjadi jika suatu sumbatan pada arteri koroner menyebabkan terbatasnya atau terputusnya alliran darah kesuatu bagian dari jantung. Jika terputusnya atau brkurangnya aliran darah ini berlangsung lebih dari beberapa menit, maka jaringan jantung akan mati. Plak aterosklerotik dapat menyebabkan suatu bekuan darah setempat (trombus) dan akan menyumbat arteria. Trombus dimulai pada tempat plak aterosklerotik yang telah tumbuh sedemikian besar sehingga telah memecah lapisan intima sehingga langsung bersentuhan dengan aliran darah. Karna plak tersebut menimbulkan permukaan yang tidak halus bagi darah, trombosit mulai melekat, fibrin mulai menumpuk dan sel-sel darah terjaring dan menyumbat pembuluh tersebut. Kadang bekuan

(27)

tersebut terlepas dari tempat melekatnya ( pada plak aterosklerotik) dan mengalir kecabang arteria koronaria yang lebih perifer pada arteri yang sama.

2) Sirkulasi kolateral didalam jantung

Bila arteri koronaria perlahan menyempit dalam periode bertahun- tahun, pembuluh kolateral dapat berkembang pada saat yang sama dengan perkembangan aterosklerotik. Akan tetapi, pada akhirnya proses sklerotik berkembang diluar batas penyediaan pembuluh koloteral untuk memberikan aliran darah yang diperlukan. Bila ini terjadi maka hasil kerja otot jantung menjadi sangat terbatas, terkadang demikian terbatas sehingga jantung tidak dapat memompa jumlah aliran darah normal yang diperlukan.

Penurunan kemampuan memompa jantung berhubungan dengan luas dan lokasi kerusakan jaringan infark. Jika lebih dari separuh jaringan jantung yang mengalami kerusakan , biasanya jantung tidak dapat berfungsi dan kemungkinan terjadi kematian. Bahkan kerusakan tidak luas , jantung tidak mampu memompa dengan baik sehingga terjadi gagal jantung atau syok. Jantung yang mengalami kerusakan dapat membesar dan sebagian besar merupakan usaha jantung untuk mengompensasi kemampuan memompa yang menurun ( karna jantung yang lebih besar akan berdenyut lebih kuat). Jantung yang membesar juga merupakan gambaran dari

(28)

kerusakan otot jantungnya sendiri. Pembesaran jantung setelah suatu sserangan jantung memberi prognosis yang lebih buruk. 3. Penyebab lain: embolus

Penyebab lain dari serangan jantung adalah suatu berkuan dari bagian jantungnya sendiri. Terkadang embolus terbentuk didalam jantung lalu pecah dan tersangkut di arteri koroner. Spasme pada arteri koroner menyebabkan aliran darah berhenti. Spasme ini dapat disebabkan oleh obat (seperti kokain) atau merokok, tetapi terkadang tidak diketahui penyebabnya.

4. Faktor Resiko

Faktor resiko terjadinya infark miokard akut dibagi menjadi dua golongan, yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan faktor resiko yang tidak dapat diubah.

a. Faktor resiko yang dapat diubah

1) Mayor, seperti merokok, hipertensi, obesitas, hiperlipidemia, hiperkolesterolemia, dan pada pola makan (diit tinggi lemak dan tinggi kalori)

2) Minor, seperti stress, kepribadian tipe A (emosional, agresif, ambivalen) dan kurang aktivitas fisik

b. Faktor resiko yang tidak dapat diubah

Faktor resiko ini meliputi hereditas/keturunan, usia lebih dari 40 tahun, ras (insiden lebih tinggi pada orang berkulit hitam), wanita post

(29)

menopause, dan secara umum pria lebih sering mengalami penyakit infark miokard (Aspiani,2015).

5. Patofisiologi

Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih faktor resiko seperti obesitas, merokok, hipertensi dan lain lain. Faktor ini disertai dengan proses kimiawi terbentuknya lipoprotein ditunika intima yang dapat menyebabkan infeksi fibrin dan patelet sehingga menimbulkan cedera endotel pembuluh darah koroner. Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan akumulasi lipid yang akan membentuk plak fibrosa. Timbunan plak menimbulkan lesi komplikata yang dapat menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan apabila rupture dapat terjadi trombus.

Trombus yang menyumbat pembuluh darah menyebabkan aliran darah berkurang sehinnga suplai oksigen yang diangkut darah kejaringan miokardium berkurang yang berakibat penumpukan asam laktat. Asam laktat yang meningkatkan menyebabkan nyeri dan perubahan PH yang pada akhirnya menyebabkan perubahan sistem konduksi jantung sehingga jantung mengalami distrimia. Iskemik yang berlangsung lebih dari 30 menit menyebabkan kerusakan otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung (infark).

Miokardium yang mengalami kerusakan otot jantung atau nekrosis tidak lagi dapat memenuhi fungsi kontraksi dan menyebabkan keluarnya enzim

(30)

dari intrasel ke pembuluh darah yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium . otot jantung yang infark mengalami perubahan selama penyembuhan. Mula-mula otot jantung yang mengalami infark tampak memar dan sianotik karena darah didaerah sel tersebut terhenti dalam jangka waktu 24 jam timbul edema sel dan terjadi respons peradangan yang disertai infiltrasi leukosit.

Infark miokard yang menyebabkan fungsi ventrikel terganggu karena otot kehilangan daya kontraksi, sedangkan otot yang iskemik disekitarnya jugta mengalami gangguan dalam daya kontraksi. Secara fungsional, infark miokardium akan mengakibatkan perubahan pada daya kontraksi, gerakan dinding abnormal, penurunan stroke volume, pengurangan ejeksi , peningkatan volume akhir sistolik dan penurunan volume akhir diastolik ventrikel. Keadaan tersebut menyebabkan kegagalan jantung dalam memompa darah (dekompensasi kordis). Ketika darah tidak lagi dipompa, suplai darah, dan oksigen sistemik menjadi tidak adekuat sehingga menimbulkan gejala kelelahan. Selain itu dapat terjadi akumulasi cairan di paru (edema paru) dengan manisfestasi sesak nafas.

Kebanyakan klien mencari pengobatan karena manisfestasi nyeri dada seperti angina tapi lebih hebat. Serangan tersebut terjadi ketika klien dalam keadaan istirahat, sering terjadi di dini hari. Paling nyata dirasakan didaerah subternal kemudian menjalar kedua lengan, kerongkong atau dagu atau abdomen sebelah atas (sering kali mirip dengan kolik

(31)

kolelitiatis, kolelitiasis akut, ulkus peptikum akut, atau pankreatitis akut). Mual dan muntah sering kali menyertai nyeri (Aspiani, 2015).

6. Pathways

Gambar 2.1 Pathway Miokard Infark

(Aspiani,2015).

Proses Kimiawi Faktor Resiko

Terbentuk Lipoprotein Di Tunika Intima

Interaksi Fibrin Dan Platelet

Invasi dan Akumulasi Lipid Plak Fibrosa

Cendera Endotel Pembuluh Darah Koroner

Aliran Darah Tersumbat Aliran Darah Koroner

Menurun Trombus

Suplai oksigen ke miokard menurun

Metabolisme anaerob meningkat

Penimbunan Asam Laktat

Iskemi a Infark

Gangguan Kontraksi Dan Keluarnya Enzim

Nyeri akut Perubahan pH Endokardium Perubahan Sistem Konduksi Disritm ia Gangguan Fungsi Ventrikel

(32)

7. Manisfestasi Klinis

Tanda dan gejala pada infark miokard akut, antara lain sebagai berikut: a. Nyeri dada sebelah kiri nyeri menjalar ke lengan kiri, bahu, rahang

kiri, punggung kiri, dan area nyeri epigastrik. Sifat nyeri seperti ditekan, rasa tertindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir, durasi nyeri ≥30 menit.

b. Sesak napas

c. Gejala gastrointestinal, seperti mual, muntah, cegukan.

d. Gejala lain, seperti palpitasi, rasa pusing atau sinkop dan gejala akibat emboli arteri (Aspiani, 2015).

8. Komplikasi a. Mati mendadak b. Aritmia c. Nyeri menetap d. Angina e. Gagal jantung f. Ketidakmampuan mitral g. Pericarditis h. Ruptur jantung i. Thrombosis mural j. Aneurisma ventrikel

(33)

9. Pemeriksaan penunjang a. Elektrokardiografi

Hasil pemeriksaan EKG pada pasien yang mengalami infark miokard akut didapatkan adanya gelombang patologik disertai peninggian segmen ST yang konveks dab diikuti gelombang T yang negative dan simetrik, Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 detik) dan dalam (Q/R lebih dari ¼)

b. Laboratorium

Pemeriksaan enzim jantung, yaitu adanya peningkatan pada enzim CK (kreatinkinase) utamanya pada CKMB

1) CPK (creatinin fosfakinase)

Isoenzim ini meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam setelah serangan.Isoenzim ini dikeluarkan jika terjadi kerusakan otot jantung. Normalnya 0-1 mU/mL.

2) LDH ( dehydrogenase laktat)

LDH kurang normal dari 195 mU/mL.kadar enzim ini baru naik biasanya sesuadah 48 jam, akan kembali kenilai normal antara hari ke-7 dan 12.

3) SGOT (serum glutamic oxalotransaminase test)

SGOT normal kurang dari 12 mU/mL.kadar enzim ini biasanya kembali kenilai normal pada hari ke-4 hingga 7

(34)

4) Pemeriksaan lainnya,ditemukan peningkatan LED, leukositosis ringan dan terkadang hiperglikemia ringan.

5) Kateterisasi

Angiografi coroner untuk mengetahui derajat obstruksi. 6) Radiologi

Hasil radiologi tidak menunjukan secara spesifik adanya infark miokardium, hanya menunjukkan adanya pembesaran dari jantung (Aspiani, 2015).

10. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan medis 1. Pemberian oksigen

Terapi oksigen dimulai saat awitan nyeri. Oksigen yang dihirup akan langsung meningkatkan saturasi darah. Efektifitas teraupetik oksigen ditentukan dengan observasi kecepatan dan irama pertukaran pernapasan, dan pasien mampu bernafas dengan mudah. Saturasi oksigen dalam darah secara bersamaan diukur dengan pulsa-oksimetri.

2. Morfin

Morfin adalah obat dengan fungsi untuk meredakan sakit atau nyeri yang parah. Morfin masuk ke dalam kategori analgesic narkotika.

(35)

3. Nitrogliserin

Merupakan golongan obat nitrat yang digunakan untuk mengurangi intensitas serangan angina (nyeri dada) guna untuk melebarkan pembuluh darah, serta meningkatkan pasokan darah dan oksigen ke otot jantung contoh nama merk dagang nitrat (tablet sublingual) dosis 1 tablet 300-600 mcg.

4. Aspilet

Aspilet merupakan salah satu nama obat dari aspirin. Aspirin mempunyai efek menghambat siklooksigenase platelet secara ireversibel. Proses tersebut mencegah formasi tromboksan A2. Pemberian aspirin untuk penghambatan agregasi platelet diberikan dosis awal paling sedikit 160 mg dan dilanjutkan dosis 80-325 mg per hari ( Smelthzer, 2002, Nurarid & Kusuma, 2015).

b. Penatalaksanaan keperawatan

Tindakan keperawatan ditujukan untuk mendeteksi terjadinya komplikasi,

1) Klien istirahat total 24 jam pertama 2) Posisi semi fowler

3) Beri O2 2-4 L/m binasal

4) Pantau tanda-tanda vital tiap jam hingga keadaan stabil 5) Pantau EKG

(36)

7) Pemeriksaan laboratorium

8) Pemeriksaan EKG 12 sadapan setiap hari atau bila diperlukan 9) Pemberian obat sesuai dengan rencana pengobatan

a) Untuk mengurangi nyeri dada,misalnya: morfin sulfat, petidin b) Obat anti aritmia

c) Sedatife bila klien gelisah 10) Diet

a) Biasanya dipuasakan selama 8 jam pertama setelah serangan b) Bila keluhan berkurang/hilang diberikan diet bertahap dimulai

dengan diet jantung I 11) Mobilisasi dan latihan

a) Hari I

Latihan nafas dalam, melakukan pergerakan pasif dari ekstermitas dengan cara dorsofleksi dan ekstensi 3x/hari. Makan sendiri dengan posisi duduk, badan dan lengan bersandar.Perawatan diri seperti mandi dilakukan dengan bantuan perawat.

b) Hari II

Melakukan gerakan aktif anggota gerak, tiap gerakan 5x, duduk dipinggir tempat tidur denagn kaki kebawah atau diletakkan diatas kursi selama 20 menit 2x sehari.Berikan pendidikan kesehatan tentang factor risiko dan pengendaliaanya.

(37)

c) Hari III

Mengulangi latihan hari II, boleh turun dari tempat tidur.Perawatan diri dilakukan sendiri tanpa bantuan, posisi makan dengan duduk ditempat tidur.Klien diizinkan membaca bacaan ringan.

d) Hari IV

Jalan disekitar ruangan 2x/hari.Berikan pendidikan kesehatan tentang serangan jantung (Aspiani,2015).

12) Tindakan pemasangan Stent Jantung

Ring jantung adalah sebuah alat berbentuk tabung kecil, tersusun dari kawat-kawat seperti jala yang ditempatkan pada pembuluh darah koroner di jantung. Tujuan dari pemasangan ring jantung adalah untuk membuka pembuluh darah yang menyempit dan mempertahankannya sehingga otot-otot jantung mendapatkan kembali suplai darah yang cukup. Pemasangan ring jantung atau sering juga disebut dengan stent jantung merupakan salah satu tindakan medis yang sering dikombinasikan dengan angioplasty. Perbedaannya adalah pada angioplasty, tindakan medis yang dilakukan hanya bertujuan untuk mengembalikan diameter pembuluh darah jantung yang menyempit atau tersumbat. Sedangkan pemasangan ring jantung dilakukan sesaat setelah angioplasty dilakukan. Setelah lumen pembuluh darah terbuka, dokter akan memasukan ring atau stent di lokasi sumbatan untuk

(38)

mempertahankan agar pembuluh darah tetap terbuka. Ring jantung tersebut berbentuk seperti tabung kecil yang tersusun dari kawat-kawat seperti jala. Pemasangan ring jantung ini bersifat menetap, sekali dipasang maka tidak dapat dilepas kembali. Oleh karena itu penggunaan bahan untuk stent jantung harus yang aman bagi tubuh. Pembuluh darah jantung yang dimaksud adalah arteri koroner, tugasnya memasok aliran darah ke otot-otot jantung sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Penyempitan atau sumbatan arteri koroner biasanya terjadi karena adanya timbunan lemak atau plak di dalam lumen pembuluh darah, yang disebut aterosklerosis. Adanya timbunan lemak di dalam lumen pembuluh darah dapat mengurangi aliran darah yang menuju otot jantung sehingga dapat menimbulkan nyeri dada dan apabila pembuluh darah sudah tersumbat secara total dapat terjadi serangan jantung (penyakit jantung koroner), bahkan infark miokard (Husilin, 2016)

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian

Pengkajian merupakan proses dinamis yang terorganisasi, dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: mengumpulkan data secara sistematis, kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan, dan ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali

(39)

a. Aktivitas/Istirahat 1) Gejala:

a) Kelemahan, kelelahan b) Tidak dapat tidur

c) Pola hidup menetap, olahraga tidak teratur. 2) Tanda: takikardia, dispnea, pada istirahat/aktivitas

b. Sirkulasi

1) Gejala: riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri coroner, gagal jantung kongestif, masalah tekanan darah dan diabetes mellitus. 2) Tanda:

a) Tekanan darah dapat normal atau naik turun: perubahan dicatat dari posisi tidur hingga duduk atau berdiri.

b) Nadi: dapat normal; penuh/tidak adekuat, atau lemah/kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat: tidak teratur (distrimia) mungkin terjadi.

c) Bunyi jantung: S3/S4 mungkin menunjukan gagal jantung atau penurunan kontraktivitas atau keluhan ventrikel.

d) Murmur: bila ada menunjukan gagal katup atau disfungsi otot papilaris

e) Edema: distensi vena jugular, edema dependen/perifer, edema umum, cracklesmungkin ada dengan gagal jantung, atau ventrikel.

(40)

f) Warna: pucat atau sianosis atau kulit abu-abu, kuku datar, pada membrane mukosa atau bibir.

g) Irama jantung: dapat teratur atau tidak teratur. c. Integritas ego

1) Gejala:

Menyangkal, takut mati, marah pada penyakit atau perawatan yang “tak perlu”, khawatir tentang keluarga,karier, dan keuangan.

2) Tanda:

menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, focus pada diri sendiri/nyeri.

d. Eliminasi

1) Tanda: normal atau bunyi usus menurun. e. Makanan/cairan

1) Gejala: mual, kehilangan nafsu makan nyeri ulu hati, bersendawa. 2) Tanda: penurunan turgor kulit; kulit kering/berkeringat, muntah, perubahan berat badan.

f. Hygiene

1) Gejala/tanda: kesulitan melakukan tugas perawatan. g. Neurosensori

1) Gejala: pusing

(41)

h. Nyeri/ketidaknyamanan (focus pengkajian tentang nyeri)

Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan tersebut (Hariyanto & Sulistyowati,2015).

1) Gejala:

a) Nyeri yang timbul mendadak, nyeri tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, biasanya membutuhkan narkotik analgetik (morfin)

b) Lokasi pada dada anterior dan substernal

c) penyebaran: menyebar ke tangan i, leher, bahu kiri, wajah, rahang, abdomen, punggung, dan nyeri juga dapat dijumpai pada daerah epigastrium,

d) sifat nyeri : seperti ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.

e) lama nyeri (≥30 menit)

f) Intensitas: nilai nyeri biasanya 10 pada skala 0-10; mungkin pengalaman nyeri paling buruk yang pernah dialami.

Gambar 2.2 Skala Numeric

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tidak Nyeri sedang Nyeri

Nyeri hebat

(42)

Keterangan :

skala 0-2 : yaitu nyeri hampir tidak ada

skala 3-4 : yaitu nyeri ringan nyeri seperti tertimpa beban berat, skala 5-6 : yaitu nyeri sedang nyeri seperti tertusuk-tusuk skala 7-8 : yaitu nyeri berat seperti terbakar

skala 9-10 : yaitu nyeri sangat berat „ yaitu nyeri seperti diremas-remas.

2) Tanda:

a) Wajah meringis

b) Perubahan postur tubuh

c) Menangis, merintih, meregang, menggeliat,menarik diri, dan kehilangan kontak mata.

3) Respon otomatik

Perubahan frekuensi/irama jantung, TD, penapasan, warna kulit/kelembaban, kesadaran.

i. Pernafasan

1) Gejala: dispnea, dispnea nocturnal, batuk dengan/ tanpa produsi sputum, riwayat merokok, penyakit pernafasan kronis.

2) Tanda: peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak, pucat atau sianosis, bunyi nafas bersih atau crackle atau mengi, sputum bersih, merah muda kental (Aspiani, 2015).

(43)

2. Diagnosa Keperawatan

Dianogsa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah actual atau resiko kedalam rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan mengurangi, mencegah, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya (Carpenito 1983 dalam Tarwoto, 2011).

a. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan utama paru

b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d iskemik,kerusakan otot jantung, penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria

c. Nyeri akut b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri ditandai dengan penurunan curah jantung

d. Penurunan curah jantung b.d perubahan faktor-faktor listrik, penurunan karakteristik miokard

e. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplay oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemia/nekrosis jaringan miokard

3. Nyeri akut pada infark miokard a. Definisi

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah. Nyeri akut memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu yang singkat. Nyeri akut berdurasi singkat kurang dari 6 bulan

(44)

memiliki onset yang tiba-tiba dan terlokalisasi (Hariyanto & Sulistyowati, 2015).

b. Etiologi

1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma) 2. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan) 3. Agen pencedera fisik ( mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,

mengangkat berat, prosedur oprasi, trauma, latihan fisik berlebihan (DPP PPNI,2016).

c. Gejala dan tanda 1. Gejala

a) Nyeri yang timbul mendadak, nyeri tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, biasanya membutuhkan narkotik analgetik (morfin)

b) Lokasi pada dada anterior dan substernal

c) penyebaran: menyebar ke tangan kiri, leher, bahu kiri, wajah, rahang, abdomen, punggung, dan nyeri juga dapat dijumpai pada daerah epigastrium,

d) sifat nyeri : seperti ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.

(45)

2. Tanda:

a) Wajah meringis

b) Perubahan postur tubuh

c) Menangis, merintih, meregang, menggeliat,menarik diri, dan kehilangan kontak mata (Aspiani,2015).

4. Rencana keperawatan

Pada tahap perencanaan masalah infark miokard dengan nyeri dada, ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu : Menentukan prioritas masalah, menentukan tujuan, menentukan kriteria hasil, dan merumuskan intervensi (Tarwoto & Wartonah, 2011).

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan Dianogsa keperawatan Tujuan dan Kriteria

Hasil

Intervensi Rasional

1. Nyeri akut b.d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri Gejala:

a) Nyeri yang timbul mendadak, nyeri tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, biasanya

membutuhkan narkotik analgetik (morfin) b) Lokasi pada dada

anterior dan substernal c) Penyebaran: menyebar ke tangan kiri, leher, bahu kiri, wajah, rahang, abdomen, punggung, dan nyeri juga dapat dijumpai pada daerah epigastrium,

d) Sifat nyeri : seperti

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri dengan :

 Pain level ( tingkat nyeri)

 Pain control ( kontrol nyeri)  Comfort level (tingkat kenyamanan) kriteria hasil: 1. Mampu mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi Mandiri 1. Pantau/catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan respons hemodinamik(cont oh meringis, menangis, gelisah, berkeringat, mencengkram dada, napas cepat, TD/frekuensi jantung berubah Mandiri 1. Variasi penampilan dan prilaku pasien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian. Kebanyakan pasien dengan IMA tampak sakit, distraksi, dan berfokus pada nyeri. Pernapasan mungkin

meningkat sebagai akibat nyeri dan berhubungan dengan cemas, sementara hilangnya stress menimbulakan

(46)

ditekan, rasa terbakar, rasa tertindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.

e) Lama nyeri (≥30 menit) Tanda:

a) Wajah meringis b) Perubahan postur tubuh c) Menangis, merintih,

meregang,

menggeliat,menarik diri, dan kehilangan kontak mata.

d) EKG

STEMI: terdapat ST elevasi

NSTEMI: tanpa segmen ST elevasi e) e) CPK-MB Respon otomatik Perubahan frekuensi/irama jantung, TD, penapasan, warna kulit/kelembaban, kesadaran. nyeri, mencari bantuan) 2. Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri 3. Mampu memngenali nyeri (skala, intensitas,frekunsi, dan tanda nyeri) 4. Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri berkurang

2. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi; intensitas (0-10); lamanya; kualitas(dangkal/m enyebar) dan penyebaran. 3. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera 4. Bantu melakukan teknik relaksasi ( relaksasi benson) 5. Periksa tanda- tanda vital sebelum dan sesudah obat narkotik 6. Pastikan bahwa istirahat telah cukup Kolaborasi 7. Berikan oksigen tambahan dengan kanul nasal atau masker sesuai indikasi katekolamin akan meningkat kecepatan jantung dan TD. 2. Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan harus digambarkan oleh pasien. Bantu uuntuk menilai nyeri dengan membandingkann ya dengan pengalamn lain 3. Penundaan pelaporan nyeri menghambat peredaan nyeri/ memerlukan peningkatan dosis obat 4. Membantu dalam penurunan respons nyeri memberikan kontrol situasi, meningkatkan prilaku positif 5. Hipotensi/depresi pernapasan dapat terjadi sebagai akibat pemberian narkotik. Masalah ini dapat meningkatakan kerusakan miokardia pada adanya kegagalan ventrikel. 6. Istirahat fisik dapat mengurangi konsumsi oksigen jantung Kolaborasi 7. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardia dan juga mengurangi ketidaknyamanans ehubungan dengan iskemia

(47)

( Aspiani 2015, Smeltzer, 2002, Doenges,2012).

5. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam perencanaan keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi (Tarwoto & Wartonah,2011). Tindakan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat.

8. Berikan obat sesuai indikasi,contoh nitrogliserin (ISDN) 9. Berikan analgesic narkotik Fondaparinux (Arixtra) jaringan 8. Nitrat berguna untuk control nyeri dengan efek vasodilatasi koroner, yang meningkatkan aliran darah koroner dan perfusi miokardia. Efek vasodilatasi perifer menurunkan volume darah kembali ke jantung(preload) sehingga menurunkan kerja otot jantung dan kebutuhan oksigen. 9. Obat ini untuk

menurunkan kemampuan darah untuk membeku dengan cara menghambat aktivitas factor pembekuan darah, sehingga mencegah terjadinya penggumpalan darah

(48)

6. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto & Wartonah, 2011). Evaluasi yang peneliti angkat tentang asuhan keperawatan pada pasien infark miokard dengan masalah nyeri akut yang mempunyai kriteria hasil menyatakan nyeri dada hilang/terkontrol, mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi, menunjukan menurunnya tegangan, rileks mudah bergerak (Doengoes, 2012).

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah studi kasus yang mengeksplorasi suatu masalah/fenomena ddengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas, atau individu. Jenis pendekatan yang digunakan yaitu studi kasus multiple sama seperti kasus tunggal, hanya kasus yang dipelajari lebih dari satu dengan karakteristik yang sama. Masing-masing kasus akan dibandingkan satu sama lainnya. Tujuan kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami infark miokard dengan masalah nyeri akut.

B. Batasan Istilah

Batasan istilah adalah suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis (Notoadmojo, 2010).

Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami infark miorkard akut dengan masalah nyeri akut di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Hi Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019.

(50)

Tabel 3.1 Batasan Istilah

Variable Batasan istilah Cara Ukur

Infark Miokard

Nyeri akut

Infark miokard adalah penyakit jantung yang disebabkan karena adanya sumbatan pada arteri koroner karena adanya aterosklerotik pada arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot jantung

(Aspiani, 2015).

nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah. Nyeri akut memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu yang singkat. Nyeri akut berdurasi singkat kurang dari 6 bulan memiliki onset yang tiba-tiba dan terlokalisasi (Hariyanto & Sulistyowati, 2015).

Melihat rekam medic ( Diagnosa Medis), anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang Wawancara, observasi Pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi (pemeriksaan lab) C. Partisipan

Subyek peneliti pada KTI ini adalah 2 pasien atau 2 kasus dengan masalah keperawatan dan diagnosis medis yang sama yaitu infark miokard akut dengan masalah keperawatan nyeri akut dan mempunyai kriteria inklusi dan kriteria ekslusi

1. Kriteria inklusi:

a. Bersedia menjadi responden

b. Pasien yang mengalami infark miokard akut c. Pasien mengalami nyeri nyeri akut ≤ 6 bulan

d. Memiliki intensitas nyeri akut (ringan-sedang-berat) 2. Kriteria eksklusi :

a. Pasien yang mengalami nyeri kronik ≥ 6 bulan b. MCI berulang

(51)

D. Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Ruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian terhitung dari Bulan Mei - Juni 2019

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ayang digunakan adalah 1. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara wawancara langsung dengan responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung. Pengambilan data di lakukan dengan cara wawancara pada pasien dan untuk mendapatkan informasi tentang identitas pasien, keluhan utama pasien seperti: (penyebab timbulnya rasa nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri, dan kapan keluhan nyeri dirasakan), riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat keluarga dan lain sebagainnya (Hidayat,2011).

2. Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti seperti ekspresi wajah, perubahan postur tubuh.

(52)

3. Pemeriksaan fisik

Hasil pengukuran dengan pendekatan IPPA: inspeksi, palpasi, perkusi, aukultasi pada sistem tubuh pasien. Sedangkan masalah keperawatan nyeri akut menggunakan metode observasi dengan pengukuran skala Numeric dan wawancara serta pemeriksaan fisik.

4. Dokumentasi

Penulis melakukan pendokumentasian dengan melihat hasil pemeriksaan penunjang yaitu hasil pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan EKG, rekam medik (melihat diagnose medis),ada peningkatan CPK-MB dan pemeriksaan dignostik hasil rontgent thorak.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian adalah : 1. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan dari hasil WOD (wawancara, observasi, dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip catatan atau catatan terstruktur.

2. Penyajian data

Pada tahap ini penyajian data dilakukan dengan pembuatan table, gambar, bagan, maupun teks naratif kerahasiaan dari pasien dapat dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari pasien tersebut

(53)

3. Kesimpulan

Dari seluruh data yang disajikan, kemudian data tersebut dibahas dan dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan prilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan proses keperawatan yaitu dengan pengkajian, dianogsa, perencanaan, tindakan dan evaluasi.

G. Etik Penelitian

Etik penelitian adalah ilmu atau pengetahuan yang membahas manusia.terkait dengan perilakunya terhadap manusia lain atau sesama manusia dan mencakup perilaku peneliti terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat

( Notoadmojo ,2010).

Etika yang mendasari penelitian ini adalah: 1. Informed consent (persetujuan menjadi klien)

Peneliti menggunakan persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian setelah mendapat penjelasan dan telah memahami seluruh aspek penelitian yang relevan terhadap keputusan untuk berpartisipasi sebagai persetujuan pasien menjadi partisipan (Hanafiah, 2012).

2. Anonymity (tanpa nama)

Penulis merahasiakan nama klien dengan tidak memberikan atau mencantumkan nama klien dan hanya menuliskan inisial pada data atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2011).

(54)

3. Confredentiality (kerahasiaan)

Penulis telah menjaga kerahasiaan pasien dalam bentuk identitas pasien sampai informasi yang menyangkut pasien, prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas lengkap seperti nama lengkap dan alamat subjek kemudian diganti dengan kode tertentu. Dengan demikian segala informasi yang menyangkut identitas subjek tidak terespon secara luas (Dharma, 2011).

4. Non maleficience (tidak merugikan)

Penulis menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan tidak dapat menyakiti/melukai dan tidak menimbulkan bahaya/cedera bagi orang lain (Suhaeini,2014).

5. Justice ( keadilan)

Penulis memperlakukan kedua pasien sama (tidak diskriminatif) dalam memperoleh haknya. Prinsip etik keadilan terutama menyangkut keadilan distribusi gender, status ekonomi,gender, budaya, dan etnik (Hanafiah, 2012).

6. Beneficiency (berbuat baik)

Peneliti menggunakan prinsip etik dalam berbuat baik menyangkut kewajiban membantu pasien, dilakukan dengan mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian minimal prinsip ini diikuti prinsip ini tidak merugikan (primum non nocare, firs no harm, non malefesince) yang menyatakan bahwa jika orang tidak dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat, setidaknya jangan merugikan orang lain (Hanafiah, 2012).

(55)

H. Jalannya penelitian

1. Persiapan penelitian a. Tahap persiapan

Peneliti mencari buku dan artikel yang berhubungan dengan sumber untuk penelitian melihat fenomena dan disusun dengan pembimbing serta meminta izin untuk mencari data-data diruang Tulip RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung untuk diangkat dalam penelitian. Peneliti melakukan rancangan proposal penelitian, kemudian proposal dikonsulkan kepada pembimbing setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing kemudian proposal diujikan. Setelah proposal diuji dan disetujui oleh dosen pembimbing dan dosen penguji, kemudian melakukan perbaikan atas masukan dari penguji 1,2 dan 3. Peneliti mengajukan uji etik penelitian Selanjutnya peneliti mengajukan perizinan ke tempat penelitian melalui instansi pendidikan.

b. Tahap pelaksanaan

Peneliti mendapat izin dari RSUD dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, dan mendapat izin penelitian diruang Tulip, peneliti laporan ke kepala ruangan Tulip untuk membahas judul dan proses keperawatan yang akan dilakukan, setelah laporan peneliti kemudian mengumpulkan data dengan cara melihat pendokumentasian rekam medis, melihat hasil laboratorium, melihat hasil EKG, melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi setelah itu dapat melakukan

(56)

intervensi di hari ke-1 dan sampai seterusnya yaitu pantau karakteristik nyeri, melihat gambaran lengkap terhadap nyeri seperti lokasi, intensitas, durasi, dan penyebaran, anjurkan pasien untuk istirahat, mengajarkan teknik relaksasi benson, dan monitor TTV sebelum dan sesudah obat narkotik, dan melakukan semua intervensi yang tertera di rencana keperawatan. Pengumpulan data ini berlangsung selama tiga hari, kelengkapan hasil observasi diperiksa kembali, setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dan analisis data, hasil pengolahan dan analisis data dirumuskan kesimpulan penelitian, kemudian data disajikan dalam bentuk table dan menggunakan teknik pendokumentasian asuhan keperawatan. c. Tahap akhir

Hasil pengolahan data kemudian disajikan dengan presentasi. Setelah melakukan siding dan disetujui untuk dilakukan penjilitan hasil penelitian dikumpulkan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

(57)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Profil RSUD Abdul Moeloek

Rumah sakit umum daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan rumah sakit tipe A yang terletak di jl. Dr. Rivai 6, penengahan Tanjung karang pusat, Kota Bandar Lampung di bawah pengelolaan pemerintah provinsi lampung. Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung didirikan tahun 1914 sebagai rumah sakit perkebunan pemerintahan Hindia Belanda untuk merawat buruh perkebunannya. Pada awal berdirinya, rumah sakit ini berkapasitas 100 tempat tidur, kepemilikan rumah sakit ini terus berubah sejalan dengan perubahan pemerintah.

Rumah Sakit Abdul Moeloek Provinsi Lampung memiliki kurang lebih 48 ruang rawat inap berdasarkan tipe kelas ruangan yang terdiri Ruang Anak, Ruang Maternitas, Ruang Medikal Bedah, dan lainnya. Ruang Medikal Bedah di rumah sakit ini yakni Ruang Mawar, Ruang Kutilang, Ruang Murai, Ruang Gelatik, Ruang Melati, Ruang Bougenvil, Ruang Nuri, Ruang Kenanga, RuangAnggre dan Ruang Tulip penelitian ini dilakukan pada salah satu ruang inap Medikal Bedah yaitu Ruang Tulip merupakan ruang inap Jantung.

(58)

Rumah Sakit Abdul Moeloek merupakan rumah sakit yang menjadi tempat penelitian khususnya di Ruang Tulip ini merupakan ruang perawatan yang merawat klien yang memiliki masalah pada jantung. Peneliti mengambil kasus diagnosa Infark Miokard Akut yang sesuai dengan judul yang peneliti ambil yaitu Asuhan Keperawatan Pada Klien Infark Miokard Akut dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut

2. Pengkajian

a. Identitas Klien dan Keluarga

Tabel 4.1 Identitas Klien

Identitas Klien Klien 1 Klien 2

Ruang Tanggal pengkajian No. MR Identitas Klien Nama Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Suku

Bahasa yang digunakan Alamat rumah

Sumber biaya Tanggal masuk RS Diagnosa Medis

B. Identitas penanggung jawab Nama

Umur

Hubungan dengan klien

Tulip

11 Juni 2019 Pukul 09.30 WIB 00.59.77.58 Tn. E 52 Islam SMA Wirausaha Kawin Padang Indonesia

Seputi Raman, Lampung Tengah

Mandiri BPJS 09/06/2019

Infark Miokard (Stemi)

Ny. S 48 Istri

Tulip

11 Juni 2019 Pukul 14.00 WIB 00.59.77.32 Tn. M 60 Islam SMA Wirausaha Kawin Lampung Indonesia Jl. Delima,sukabumi,Bandar lampung Jamkesmas BPJS 09/06/2019

Infark Miokard (Stemi)

Tn.R 25 Anak

(59)

b. Riwayat Kesehatan

Tabel 4.2 Riwayat Kesehatan

Riwayat Kesehatan Klien 1 Klien 2

Riwayat Masuk Rumah Sakit

Riwayat kesehataan saat ini:

Keluhan utama:

Keluhan penyerta

Klien datang ke IGD RSAM diantar keluarga pada tanggal 09 Juni 2019 pada pukul 18.06 WIB, Tn E rujukan dari RS. Ahmad Yani Metro, dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri sejak 2 hari sampai nyeri dada dirasakan menjalar ke punggung dan juga tangan dengan skala nyeri 7 yang berdurasi 20- 30 menit serta mual, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas),dan klien merasakan sesak. Dan didapatkan pemeriksaan fisik TTV: TD: 180/110 N: 89x/menit S: 36,4 C P: 26x/menit Kesadaran: Composmentis

Saat di UGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek diberikan infus mikro 10 tpm, oksigen 4L/menit, obat ISDN 5Mg dan Aspilet 80Mg kemudian pasien dipindah ke ruang Tulip jam 22.00 WIB

Nyeri dada kiri

Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke punggung dan kedua tangan, nyeri bertambah saat berktivitas dan berkurang saat berbaring, nyeri seperti tertimpah benda berat dan nyeri hilang timbul, dengan skala nyeri 6

Nyeri mengakibatkan klien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, klien meminta bantuan kepada istrinya untuk membantu kebutuhannya.

Nyeri berdenyut dengan durasi 5-10 menit.

Sesak, mual, dan susah menelan, gelisah

Klien datang ke IGD RSAM diantar keluarga pada tanggal 09 Juni 2019 pada pukul 10.42 WIB, Tn M rujukan dari RS. Adven, dengan keluhan nyeri dada sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit berawal dari punggung lalu ke dada sebelah kiri dengan skala nyeri 6 yang berdurasi 20-30 menit serta mata berkunang-kunang, pusing, kelemahan dalam beraktivitas (lemas).

Di dapatkan pemriksaan fisik TTV TD: 150/90 mmHG N: 80x/menit S: 36,0 C P: 20 x/menit Kesadaran: Composmentis Saat di UGD RSUD Dr. H. Abdul Moeloek diberikan infus 10 tpm, oksigen 3x/menit, pemberian obat ISDN 5Mg dan Aspilet 80 Mg

Kemudian pasien dipindah keruang Tulip pada jam 13.10 WIB

Nyeri dada kiri

Klien mengatakan nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke kedua tangan, nyeri bertambah saat berktivitas dan berkurang saat beristirahat, nyeri seperti dertimpa benda berat dan nyeri hilang timbul, skala nyeri 5, Nyeri mengakibatkan klien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya, klien meminta bantuan kepada keluarganya untuk membantu kebutuhannya. Nyeri berdenyut dengan durasi 3-7 menit.

Gambar

Gambar 2.1 Pathway Miokard Infark
Tabel 2.1 Rencana Keperawatan
Tabel 4.1 Identitas Klien
Tabel 4.7 Hasil Pengkajian diagnostic
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, bisa disimpulkan bahwa dalam penatalaksanaan infark miokard akut diperlukan perhatian yang lebih, baik dari semua

Mampu melakukan pengkajian yang tepat pada pasien dengan infark.

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEGAWATDARURATAN AKUT MIOKARD INFARK DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RSUD KOTA SALATIGA.. xv + 31 halaman + 3 gambar +

Pasen ini kemudian mengalami komplikasi makrovaskuler berupa infark miokard inferior dan RV disertai penurunan curah jantung yang berat, berakibat keadaan yang disebut stress

Untuk mengetahui proporsi gagal jantung kongestif, aritmia, syok kardiogenik, dan kematian selama masa perawatan pada pasien Infark Miokard Akut (IMA) yang mengalami

Hubungan antara faktor risiko penyakit jantung dengan persepsi pasien infark miokard akut terhadap gejala nyeri dada yang dialami responden ditunjukkan dalam tabel 2 yang

Infark Miokard adalah suatu kondisi medis yang mengancam keselamatan jiwa yang ditandai dengan kematian otot jantung dikarenakan penyumbatan arteri

Hasil analisis diketahui secara independen terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan mengontrol tekanan darah dengan kejadian infark miokard akut recurrent