GANGGUAN
GANGGUAN
TIDUR
TIDUR
Oleh : Oleh : SSoorraayya a OOllyyffiiaa 0033001100225588 Pembimbing :
Pembimbing : dr.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
•• TidurTidur suatu aktifitas aktif khusus dari otak, dikelola olehsuatu aktifitas aktif khusus dari otak, dikelola oleh
mekanisme yang rumit dan tepat. mekanisme yang rumit dan tepat.
•• Ganguan tidurGanguan tidur keluhan yang paling sering ditemukankeluhan yang paling sering ditemukan
•• Gangguan tidur yang berkepanjangan : Gangguan tidur yang berkepanjangan : perubahan-perubahan padaperubahan-perubahan pada
siklus
siklus tidur tidur biologiknya, biologiknya, daya daya tahan tahan tubuh tubuh serta serta prestasiprestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan
•• jumlah penderita akibat gangguan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin tidur setiap tahun semakin lamalama
semakin
semakin sehingga sehingga menimbulkan menimbulkan masalah masalah kesehatankesehatan
•• Gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebihGangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih
sering mengalami kecelakaan. sering mengalami kecelakaan.
POLA TIDUR
POLA TIDUR
•• Tidur tidak sekedar mengistirahatkan tubuh, tapi jugaTidur tidak sekedar mengistirahatkan tubuh, tapi juga
mengistirahatkan otak, khususnya serebral korteks mengistirahatkan otak, khususnya serebral korteks
•• Salah satu kriteria yang digunakan adalahSalah satu kriteria yang digunakan adalah“Siklus Kleitman”“Siklus Kleitman”, yang, yang
terdiri dari aktivitas bangun / aktivitas harian dan siklus tidur
terdiri dari aktivitas bangun / aktivitas harian dan siklus tidur yangyang juga dikenal sebagai activity /
juga dikenal sebagai activity / rest cycle. Siklus ini terdiri rest cycle. Siklus ini terdiri dari Rapiddari Rapid Eye Movement (REM) dan Non-Rapid Eye Movement (NREM).
Eye Movement (REM) dan Non-Rapid Eye Movement (NREM).
•• NREM : gelombang ENREM : gelombang EEG bervoltase EG bervoltase tinggi berfrekuentinggi berfrekuensi rendahsi rendah •• REM : gambaran REM : gambaran EEGEEG berfrekuensi berfrekuensi tinggi bervoltinggi bervoltase rendah.tase rendah.
• Siklus dari Kleitman akan berulang pemendekan fase 3-4 dari
NREM disebut SWS (Slow Wave Sleep) lama REM lebih panjang.
• Kenyenyakan tidur sebenarnya tergantung pada lamanya fase-fase
yang dilalui dari fase pertama sampai fase empat dari NREM. Berjalan cepat belum tidur nyenyak.
• Pada usia lanjut, jumlah tidur yang dibutuhkan setiap hari akan
makin berkurang dan disertai fragmen-fragmen tidur yang banyak sehingga jumlah SWS makin berkurang dan ini menunjukkan bahwa mereka mengalami masa tidur yang tidak terlalu nyenyak.
POLA TIDUR
•
Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu:
1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)
2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)
•
fase NREM yang terdiri dari 4 stadium,
Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu
• Terdiri atas 4 stadium:
• 1: terjaga dan fase awal tidur
• 2: bola mata berhenti bergerak, tonus
otot masih berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama
• 3: tidur lebih dalam dari fase
sebelumnya
• 4: tidur yang dalam serta sukar
dibangunkan
• Fase ini berlangsung 70-100 jam
REM
Tipe Non Rapid
Eye Movement
(NREM)
• REM ditandai adanya gerakan bola
mata yang cepat, tonus otot sangat rendah, denyut nadi meningkat dan
pada laki-laki terjadi ereksi penis, tonus otot menunjukkan relaksasi yang dalam.
Tipe Rapid Eye
Movement (REM)
Tahap tidur normal orang
dewasa
•
S tadium 0
adalah periode dalam keadaan masih bangun tetapimata menutup. Tonus otot meningkat. Meningkatnya rasa kantuk.
•
S tadium 1
disebut onset tidur. Tidur dimulai dengan stadiumNREM. Stadium 1 NREM adalah perpindahan dari bangun ke tidur. Ia menduduki sekitar 5% dari total waktu tidur. Aktivitas bola mata melambat, tonus otot menurun, berlangsung sekitar 3-5 menit. Pada stadium ini seseorang mudah dibangunkan dan bila terbangun
• Stadium 2 ditandai dengan gelombang EEG spesifik . Tonus otot
rendah, nadi dan tekanan darah cenderung menurun. Stadium 1 dan 2 dikenal sebagai tidur dangkal. Stadium ini menduduki sekitar 50% total tidur.
• Stadium 3 ditandai dengan 20%-50% aktivitas delta disebut juga
tidur delta. Tonus otot meningkat tetapi tidak ada gerakan bola mata.
• Stadium 4 terjadi jika gelombang delta lebih dari 50%. Stadium 3
dan 4 sulit dibedakan. Stadium 4 lebih lambat dari stadium 3. Rekaman EEG berupa delta. Stadium 3 dan 4 disebut juga tidur gelombang lambat atau tidur dalam. Stadium ini menghabiskan sekitar 10%-20% waktu tidur total. Tidur ini terjadi antara sepertiga awal malam dengan setengah malam.
• Pada orang dewasa muda normal periode tidur NREM berakhir
kira-kira 90 menit sebelum periode pertama REM, periode ini dikenal sebagai periode REM laten.
• Rangkaian dari tahap tidur selama tahap awal siklus adalah sebagai
berikut : NREM tahap 1,2,3,4,3, dan 2; kemudian terjadi periode
REM. Jumlah siklus REM bervariasi dari 4 sampai 6 tiap malamnya, tergantung pada lamanya tidur.
Aktifitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, kholinergik, histaminergik.
• Sistem serotonergik
dipengaruhi oleh hasil metabolisme asam amino trypthopan. Dengan bertambahnya jumlah tryptopan, maka jumlah serotonin yang terbentuk juga meningkat akan
menyebabkan keadaan mengantuk / tidur. Lokasi yang terbanyak sistem serotogenik ini terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak
• Sistem Adrenergik
Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan s el nukleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lok us cereleus sangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang
mempengaruhi peningkatan aktifitas neuron noradrenergik akan menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.
• Sistem Kholinergik
Stimulasi jalur kholihergik ini, mengakibatkan aktifitas gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktifitas kholinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM. Pada obat antikolinergik (scopolamine) yang menghambat pengeluaran kholinergik dari lokus sereleus maka tamapk gangguan pada fase awal dan
penurunan REM.
• Sistem histaminergik
Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur.
• Sistem hormon
Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon s eperti ACTH, GH, TSH, dan LH. Hormon hormon ini masing-masing disekresi secara teratur
oleh kelenjar pituitary anterior melalui hipotalamus patway. Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran neurotransmiter norepinefrin, dopamin, serotonin yang bertugas mengatur mekanisme tidur dan bangun.
KLASIFIKASI
(
Internas ional C las s ification of S leep
Disorders)
•
1. Dissomnia
•
2. Parasomnia
•
3. Gangguan tidur berhubungan
dengan gangguan kesehatan / psikiatri.
•
4. Gangguan tidur yang tidak
Gangguan tidur menurut
DSM-IV-TR.
• I. GANGGUAN TIDUR PRIMER • I.1 Dissomnia
• I.1.a Insomnia primer • I.1.b Hipersomnia primer • I.1.c Narkolepsi
• I.1.d Gangguan tidur berhubungan dengan pernafasan • I.1.e Gangguan tidur irama sirkadian (gangguan jadwal
tidur-bangun)
• I.1.f Dissomnia yang tidak ditentukan • I.2 Parasomnia
• II.2.a Gangguan mimpi buruk • II.2.b Gangguan teror tidur • II.2.c Gangguan tidur berjalan
• II.2.d Parasomnia yang tidak ditentukan
• II. GANGGUAN TIDUR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN
• MENTAL LAIN
• II.1 Insomnia berhubungan dengan gangguan aksis I atau
aksis II
• II.2 Hipersomnia berhubungan dengan gangguan aksis I atau
aksis II
• III. GANGGUAN TIDUR LAIN
• III.1 Gangguan tidur karena kondisi medis um um
• III.1.a Kejang epilepsi; asm a berhubungan dengan tidur • III.1.b Nyeri kepala kluster & hemikrania paroksismal kronik
berhubungan
• dengan tidur
• III.1 c Sindrom menelan abnormal berhubungan dengan
tidur
• III.1.d Asma berhubungan dengan tidur
• III.1.e Gejala k ardiovaskuler berhubungan dengan tidur • III.1.f Refluks gastrointestinal berhubungan dengan tidur • III.1.g Hemolisis berhubungan dengan tidur (Hemoglobinuria
Nokturnal
• Paroksismal)
• III.2 Gangguan tidur akibat zat
• III.2.a Pemakaian obat hipnotik jangka panjang • III.2.b Obat antimetabolit
• III.2.c Obat kemoterapi kanker • III.2.d Preparat tiroid
• III.2.e Anti konvulsan • III.2.f Anti depresan
• III.2.g Obat mirip hormon Adenokortikotropik (ACTH); kontrasepsi
oral; alfa
1. Dissomnia
• keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran menjadi jatuh
tidur dan mengalami gangguan selama tidur, bangun terlalu dini atau kombinasi di antaranya
A. Gangguan tidur tidak spesifik B. Gangguan tidur irama sirkardian C. Lesi susunan saraf pusat
D. Gangguan kesehatan atau toksik E. Obat-obatan
Gangguan tidur tidak spesifik
A. Narokolepsi
• mendadak tidur yang tidak dapat dihindari
pada siang hari, berlangsung 10-20 menit atau selalu kurang dari 1 jam, setelah itu akan segar kembali dan terulang kembali 2- 3 jam berikutnya
B. Gangguan gerakan anggota gerak badan secara periodik
• adanya gerakan anggota gerak badan
secara streotipik, berulang selama tidur.
C. Sindroma kaki gelisah
• rasa sensasi pada kaki/kaku, yang terjadi
sebelum onset tidur
D. Gangguan bernafas saat tidur
• gangguan pernafasan yang terjadi saat
tidur, yang berlangsung selama lebih dari 10 detik.
E. Paska trauma kepala
• pasien dengan paska trauma kepala
Gangguan tidur irama sirkadian
•
(gangguan jadwal tidur) yaitu gangguan dimana
penderita tidak dapat tidur dan bangun pada
waktu yang dikehendaki walaupun jumlah
tidurnya tetap.
•
macam gangguan tidur irama sirkadian : Tipe
fase tidur terlambat, tipe jet lag, tipe pergeseran
kerja, tipe fase terlalu cepat tidur
NARKOLEPSI
•
Narkolepsi adalah gangguan tidur yang
diakibatkan oleh gangguan psikologis dan
hanya bisa disembuhkan melalui bantuan
pengobatan dokter ahli jiwa.
Penatalaksanaan narkolepsi
• Stimulan adalah obat yang sering digunakan untuk mengatasi serangan
tidur karena mula kerjanya yang singkat dan sedikitnya efek samping yang ditimbulkan. Sebagai contoh, methylphenidate
• Modafinil, merupakan obat baru yang disetujui oleh U.S. Food and Drug
Administration sebagai alternatif lain dalam pengobatan narkolepsi. Obat tersebut toleransinya baik dan efek kardiovaskular-nya sedikit; dosis
hariannya 200 sampai 400 mg.
• Antidepresan trisiklik sering digunakan untuk menangani cataplexy atau
sleep paralysis tetapi mempunyai sedikit efek pada serangan tidur
• Kerjasama dan pertolongan dari lingkungan sosial diperlukan untuk
mengurangi kesulitan kerja dan membantu menurunkan tingkat kebutuhan pasien terhadap obat-obatan stimulan.
GANGGUAN TIDUR BERHUBUNGAN
DENGAN PERNAPASAN
• Central apnea timbul sebagai akibat kerusakan pada pusat
pernafasan
• tanda nocturnal lainnya seperti mendengkur, nafas yang
terengah-engah, gastro-esophageal reflux , ngompol, pergerakan tubuh yang hebat, berkeringat pada malam hari dan pagi hari, sakit kepala.
• Gejala pada siang hari meliputi keinginan untuk tidur yang sangat
hebat atau serangan tidur.
• Gangguan tersebut mempunyai efek psikologis yang serius, meliputi
proses berfikir yang lambat, kerusakan ingatan, dan perhatian. Pasien sering merasa cemas, dysphoric mood , keluhan fisik yang bervariasi.
• Apnea terjadi karena fluktuasi atau irama yang tidak teratur dari
denyut jantung dan tekanan darah. Ketika serangan datang, penderita seketika merasa mengantuk dan jatuh tertidur.
GANGGUAN TIDUR IRAMA SIRKADIAN
(GANGGUAN JADWAL BANGUN TIDUR)
•
1. Sementara (acut work shift, Jet lag)
•2. Menetap (shift worker)
a) Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep phase type)
b) Tipe Jet lag
c) Tipe pergeseran kerja (shift work type).
d) Tipe fase terlalu cepat tidur (advanced sleep phase
syndrome).
e) Tipe bangun-tidur beraturan
PARASOMNIA
•
kelompok heterogen yang terdiri dari kejadian-kejadian
episode yang berlangsung pada malam hari pada saat
tidur atau pada waktu antara bangun dan tidur
•
Ada 3 faktor utama presipitasi terjadinya parasomnia
yaitu:
a. Peminum alkohol
b. Kurang tidur (sleep deprivation)
c. Stress psikososial
Parasomnia
•
terdiri dari mimpi buruk, ancaman tidur
dan tidur berjalan (atau somnambulism).
•
Ketiga gangguan tersebut relatif sering
terjadi pada anak-anak, biasanya akan
berkurang pada akhir masa remaja tapi
dapat juga berlanjut ke masa dewasa.
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Mimpi
Buruk menurut DSM-IV-TR
• Terbangun berulang kali dari periode tidur utama atau tidur sejenak dengan
ingatan yang terinci tentang mimpi yang panjang dan sangat
menakutkan, biasanya berupa ancaman akan kelangsungan hidup,
keamanan, atau harga diri. Terjaga biasanya terjadi pada separuh bagian kedua periode tidur.
• Saat terjaga dari mimpi menakutkan, orang dengan segera berorientasi dan
sadar (berbeda dengan konfusi dan disorientasi yang terlihat pada gangguan teror tidur dan beberapa bentuk epilepsi.
• Pengalaman mimpi, atau gangguan tidur yang menyebabkan terjaga,
menyebabkan penderitaan yang bermakna secara khas atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
• Mimpi buruk tidak terjadi semata-mata selam perjalanan gangguan mental
lain (misalnya, delirium, gangguan stres pascatraumatik) dan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum.
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan
Teror Tidur menurut DSM-IV-TR
• Episode rekuren terjaga tiba-tiba dari tidur, biasanya terjadi selama
sepertiga bagian pertama episode tidur utama dan dimulai dengan teriakan panik.
• Rasa takut yang kuat dan tanda rangsangan otonomik, seperti
takikardia, nafas cepat, dan berkeringat, selama tiap episode.
• Relatif tidak responsif terhadap usaha orang lain untuk
menenangkan penderita tersebut selama episode.
• Tidak ada mimpi yang diingat dan terdapat amnesia untuk episode. • Episode menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
• Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
(misalnya, obat yang disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum.
TIDUR BERJALAN (SOMNAMBULISM)
• Episode berulang bangkit dari tempat tidur saat tidur dan berjalan
berkeliling terjadi selama sepertiga bagian pertama episode tidur utama.
• Saat berjalan sambil tidur, orang memiliki wajah yang kosong dan menatap,
relatif tidak responsif terhadap usaha orang lain untuk berkomunikasi dengannya, dan dapat dibangunkan hanya dengan susah payah.
• Saat terbangun (baik dari episode tidur berjalan atau pagi harinya), pasien
mengalami amnesia untuk episode tersebut.
• Dalam beberapa menit setelah terjaga dari episode tidur berjalan, tidak
terdapat gangguan aktivitas mental atau perilaku (walaupun awalnya mungkin terdapat periode konfusi atau disorientasi yang singkat).
• Tidur berjalan menyebabkan terjaga, menyebabkan penderitaan yang
bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
• Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
Gangguan teror tidur
•
Ditandai dengan pasien mendadak berteriak, suara tangisan
dan berdiri ditempat tidur yang tampak seperti ketakutan dan
bergerak-gerak
•
Serangan ini terjadi sepertiga malam yang berlangsung
selama tidur NREM pada stadium 3 dan
•
Teror tidur mungkin mencerminkan suatu kelainan neurologis
minor pada lobus temporalis. Pada kasus ini sering kali terjadi
perubahan sistem otonomnya seperti takhicardi, keringat
dingin, pupil dilatasi, dan sesak nafas.
Gangguan tidur berhubungan dengan
fase REM
•
meliputi gangguan tingkah laku, mimpi buruk dan gangguan
sinus arrest
•
Gangguan tingkah laku ini ditandai dengan atonia selama
tidur (EMG) dan selanjutnya terjadi aktifitas motorik yang
keras, episode ini sering terjadi pada larut malam (1/2 dari
larut malam) yang disertai dengan ingat mimpi yang jelas
•