PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNAN KALIJAGA
NOMOR : ………
TENTANG
PANDUAN INDIKATOR MUTU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNAN KALIJAGA
DIREKTUR SAKIT UMUM DAERAH SUNAN KALIJAGA
MENIMBANG
: a. Bahwa rumah sakit mempunyai kewajiban member
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi,
dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Bahwa rumah sakit membuat, melaksanakan, dan menjaga
standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sebagai
acuan dalam melayani pasien.
c. Bahwa setiap rumah sakit wajib menerapkan standar
keselamatan pasien.
d. Bahwa dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga dapat
terlaksana dengan baik, perlu adanya Panduan Indikator
Mutu Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga sebagai
MENGINGAT
:
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan kesahatan yang
bermutu tinggi dalam rangka keselamatan pasien di rumah
sakit.
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam a, b, c dan d, perlu diterbitkan Peraturan Direktur
tentang Panduan Indikator Mutu Rumah Sakit Umum Daerah
Sunan Kalijaga
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit,
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992
tentang Pokok-Pokok Kesehatan,
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit,
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK
II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit,
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/SK
MENETAPKAN
KESATU
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
KELIMA
:
:
:
:
:
:
M E M U T U S K A N :
Panduan Indikator Mutu Rumah Sakit Umum Daerah Sunan
Kalijaga sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini.
Direktur rumah sakit berpartisipasi dalam perencanaan,
monitoring, dan pengawasan program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
Pemilik rumah sakit bertanggung jawab penuh terhadap mutu
dan keselamatan pasien.
Pelaksanaan Program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga
dilaksanakan oleh Komite Mutu dan Komite Keselamatan
Rumah Sakit Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak.
Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perbaikan maka
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Demak
Tanggal : 2016
DIREKTUR RUMAH SAKIT DAERAH SUNAN KALIJAGA
KABUPATEN DEMAK
Dr. DEBY ARMAWATI, SpM
NIP. 19590820 1986 12 2 001
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNAN KALIJAGA
NOMOR :
TANGGAL :
PANDUAN INDIKATOR MUTU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUNAN KELIJAGA KABUPATEN DEMAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pelayanan rumah sakit merupakan derajat kesempurnaan pelayanan rumah
sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat/ konsumen akan pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan standar profesi dengan menggunakan potensi sumber daya yang
tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif serta di berikan secara aman
dan memuaskan sesuai norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan
keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat sebagai konsumen.
Menurut Donabedian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
menggunakan 3 (tiga) variabel, yaitu:
1. Input (struktur) ialah segala sumber daya yamg diperlukan untuk melakukan
pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan
teknologi, organisasi, informasi, dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang
bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Hubungan struktur
dengan mutu pelayanan kesehatan adalah dalam perencanaan dan
penggerakan pelaksanaan pelayanan kesehatan.
2. Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen
(pasien/ masyarakat). Proses ini merupakan variabel peningkatan mutu yang
penting.
3. Output/ outcome ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang
terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen
tersebut.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan
penilaianakreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat
inputdan proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus melakukan berbagai standar
danprosedur yang telah ditetapkan. Rumah sakit dipacu untuk dapat menilai diri
sendiri(self assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang
telahditetapkan. Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu adanya latar
ukuryang lain, yaitu intrumen mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan
memecahkanmasalah pada hasil (output). Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit,
tidak dapatdiketahui apakah input dan proses yang baik telah menghasilkan output
yang baikpula. Indikator rumah sakit yang disusun dengan bantuan WHO bertujuan
mengukurkinerja rumah sakit secara nyata.
Berdasarkan Standar akreditasi Rumah Sakit sesui Komisi Akreditasi Rumah
Sakit(KARS) tahun 2011 dan standar akreditasi RS Joint Commition Internasional (JCI)
edisike 4 berlaku januari 2011, bahwa upaya peningkatan mutu dan keselamatan
Pasien(PMKP) merupakan kreteria mayor dalam memenuhi standar dari elemen yang
ada,yaitu harus terpenuhi minimal 80% dari total masing-masing elemen penilaian
dimanaharus dipenuhi sesuai standar akreditasi.
Di Indonesia telah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang
rumahsakit,
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Minimal Pelayanan Rumah
Sakitmenyebutkan bahwa Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan
yangmemberikan pelayanan kesehatan kepada mayarakat memiliki peran yang
sangatstrategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat,
Undang-Undang Nomor: 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Kepmenkes
Nomor:1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit serta
PermenkesNomor: 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien serta
sesuai denganSpecification Manual for The Joint Commission International Library of
MeasuresVersion 2,0 Januari 2013 maka rumah sakit dituntut untuk memberikan
pelayananyang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau
seluruhlapisan masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, khususnya di rumah
sakitdisusun suatu indikator mutu untuk mengukur kualitas pelayanan. Indikator
muturumah sakit adalah seperangkat alat ukur mutu pada output suatu pelayanan.
Alatukur ini lebih mencerminkan mutu pelayanan medik, mutu pelayanan pendukung
dantingkat kecanggihan.Indikator ini merupakan indikator minimal yang
seharusnyadapat dlaksanakan pada sebagian besar rumah sakit.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan RSUD Sunan Kalijaga dapat seperti
yangdiharapkan, maka perlu disusun Panduan Indikator Mutu RSUD Sunan
Kalijaga.Bukupanduan tersebut disusun sebagai acuan bagi pengelola RSUD Sunan
Kalijaga dalammelaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.Dalam
buku panduanini diuraikan tentang pengertian, ruang lingkup indikator mutu,
langkah-langkahpelaksanaannya dan dilengkapi dengan tabel indikator mutu.
B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Memberikan panduan dalam pelaksanaan indikator mutu pada tiap unit RS
terkait untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien RSUD
Sunan Kalijaga.
2. Tujuan khusus :
a. Dapat terselenggaranya pemilihan indikator mutu sesuai dengan yang
diperlukan tiap-tiap unit RS.
b. Memudahkan unit dalam pelaksanaan, penerapan dan pengukuran
indicator mutu.
c. Memperjelas alur pelaksanaan dan pelaporan untuk mengetahui
keberhasilan pelaksanaan indikator mutu.
BAB II
Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan
untukmengukur mutu pelayanan rumah sakit.Berikut beberapa definisi aspek-aspek
dalam pelaksanaan indikator mutu.
A. Indikator
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan
denganmenggunakan instrumen. Menurut WHO, indikator adalah variabel yang
digunakanuntuk mengukur perubahan. Indikator yang ideal harus memiliki 4
(empat) kriteria:
a. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek
yang akandinilai.
b. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama
pada saatyang dinilai berulangkali, untuk waktu sekarang maupun yang
akan datang.
c. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehimgga jumlahnya tidak
perlubanyak.
d. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas.
B. Mutu
C. Menurut Crosby, mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau
distandarkan(Conformance to requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu
rumah sakit yangtelah ditentukan, baik inputnya, prosesnya maupun outputnya.
D. Indikator Mutu
Indikator mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
mutukeadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap
perubahanyang terjadi dari waktu ke waktu atau tolok ukur presentasi kuantitatif/
kualitatif yang digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap
besaran target atau standart yang telah ditetapkan sebelumnya/cara untuk
menilai mutu atau kualitasdari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di
rumah sakit.
E. Indikator Mutu Utama
Adalah indikator mutu yang diutamakan yang akan diimplementasi di rumah sakit
meliputi kegiatan: penyusunan indikator mutu, sosialisasi, uji coba,
implementasi,validasi, analisa, pencatatan dan pelaporan, benchmarking,
publikasi, monitoring danevaluasi, pelaporan ke direksi dan pemilik rumah sakit
dengan kriteria high risk, high volume, highcost dan problem prone. Sedangkan
indikator mutu yang lainnya akan tetap dijadikanindikator mutu unit.
F. Indikator Mutu Unit
Adalah indikator mutu yang tetap dijalankan pada unit terkait, sebagai
upayapeningkatan mutu pelayanan.Dimana kegiatan validasi, monitoring dan
evaluasi danbencmarking dilakukan menyusul setelah indikator mutu utama
terlaksana sesuaidengan yang diharapkan.
G. Indikator Mutu Area Klinis
Indikator mutu area klinis adalah cara untuk menilai mutu atau kualitas dari suatu
kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit yang berkaitan langsung
dengan proses perawatan dan pelayanan terhadap penyakit pasien (kepentingan
klinis).
H. Indikator Mutu Area Manajerial
Indikator mutu area manajerial adalah cara untuk menilai mutu atau kualitas dari
suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit yang berkaitan
dengan
proses me-manage/ mengatur dalam hal perencanaan,
pengorganisasian,pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secaraefektif dan efesien. Dimana penyelesaian pekerjaan inti
melalui orang lain (definisimenurut Mary Parker Follet). Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuaidengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakansecara benar, terorganisir, dan sesuai
dengan jadwal/ target.
I. Indikator Mutu Area Sasaran Keselamatan Pasien
Indikator mutu area sasaran keselamatan pasien adalah cara untuk menilai mutu
atau kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit
dalam upaya menurunkan angka kejadian/ insiden di rumah sakit untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
J. Indikator Mutu Area Jci Library Of Measure
Indikator mutu area JCI library of measure adalah cara untuk menilai mutu atau
kualitas dari suatu kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan di rumah sakit yang
berkaitan/berdasar pada ketentuan Join Commision international Library of
Measure.
Dalam hal ini indikator harus mencakup 5 (indikator) indikator yaitu angka
pemberian aspirin saat kedatangan sampai di rumah sakit pada pasien AMI,
Angka Kematian pasien AMI saat rawat inap, angka ulcus dicubitus pasien tirah
baring stadium dua atau lebih selama perawatan di rumah sakit, angka pasien
jatuh di pelayan rumah sakit, angka pasien Jatuh dengan cidera.
K. Kamus Profil Indikator
Kamus profil indikator berisi poin-poin indikator mutu dari tiap unit rumah sakit,
didalamnya mencakup judul, dimensi mutu, tujuan, definisi operasional,
nominator,denominator, frekuensi pengumpulan data, periode analisa, sumber
data, PIC, standar dari indikator mutu sebagai acuan dalam pelaksanaan
indikator mutu.
L. Dimensi Mutu
Suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu
pelayanandilihat dari akses, efektifitas, efisiensi, keselamatan dan keamanan
kenyamanan, kesinambungan pelayanan, kompetensi teknis, dan hubungan
antar manusiaberdasarkan WHO.
M. Definisi Operasional
Dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator.
N. Frekuensi Pengumpulan Data
Adalah frekuensi pengambilan data dari sumber data untuk tiap indikator.
O. Periode Analisa
Adalah rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja
yangdikumpulkan.
P. Numerator/ Pembilang
Adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator kinerja.
Q. Denumerator/ Penyebut
Adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator kinerja.
R. Sumber Data
Adalah sumber bahan nyata/keterangan yang dapat dijadikan dasar kajian
yangberhubungan langsung dengan persoalan.
S. Standar/ Target
Adalah nilai atau ukuran pencapaian mutu/ kinerja tertentu yang telah ditetapkan
danwajib dicapai langsung atau bertahap berdasarkan kemampuan pemilik
rumah sakit.
Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas, berat,
nilaiatau mutu.Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan acuan dari
berbagaisumber, benchmarking dengan rumah sakit yang setara, berdasarkan
tren yangmenuju kebaikan.
T. Populasi
Adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:90)
U. Sample
BAB III
RUANG LINGKUP
A. Penyusunan Indikator Mutu
Penyusunan indikator mutu terdiri atas:
1. Usulan indikator mutu dari unit-unit rumah sakit kepada komite mutu.
2. Pemilihan indikator mutu oleh komite mutu yang kemudian diusulkan
3. Penetapan kebijakan tentang indikator mutu
B. Jenis Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit
1. Indikator Area Klinis, terdiri atas 16 indikator mutu (11 indikator mutu
utama, 5 indikator Indikator International library)
2. Indikator Area Manajerial, terdiri atas 9 indikator mutu utama
3. Indikator Area Sasaran Keselamatan Pasien, terdiri atas 6 indikator mutu
utama
4. Indikator Mutu Unit terdiri atas 21 indikator
5. Untuk Indikator JCI library of measure pada akreditasi tahap pertama
hanya dibuatkan profil indikator, tidak perlu dilakukan pengumpulan data
dan analisa data (Luwiharsi, 2013)
6. Total indikator mutu seluruhnya adalah 52 indikator mutu yang terdiri dari
31 judul indikator mutu utama termasuk 5 indikator mutu area JCI LM dan
21 judul indikator mutu unit.
C. Tabel Judul Indikator Mutu Utama
Adalah indikator mutu yang diutamakan, yang akan diimplementasi di rumah
sakit, meliputi kegiatan penyusunan indikator mutu, sosialisasi, uji coba,
implementasi, validasi, analisa, pencatatan dan pelaporan, benchmarking,
publikasi, monitoring dan evaluasi, pelaporan ke direksi dan pemilik rumah sakit
dengan kriteria high risk, high volume, high cost dan problem prone. Sedangkan
indikator mutu yang lainnya akan tetap dijadikan indikator mutu unit. Dengan
rincian sebagai berikut:
INDIKATOR MUTU UTAMA INDIKATOR AREA KLINIS
NO AREA INDIKATOR JUDUL INDIKATOR
1 Asesmen pasien Asesmen awal medis dalam 24 jam pada pasien Rawat Inap
2 Pelayanan Laboratorium Waktu tunggu interpretasi hasil laboratorim darah rutin(DR)
3 Pelayanan radiologi dan pencitraan diagnostik
Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto. 4 Prosedur bedah Kejadian Kematian di meja operasi 5 Penggunaan antibiotika dan Penulisan resep sesuai formularium
obat lainnya
6 Kesalahan medikasi (Medication
error) dan KNC
Kejadian Nyaris Cedera Peresepan Obat
7 Anestesi dan penggunaan sedasi
Kejadian Reaksi anestesi 8 penggunaan darah dan
produk darah
Kejadian reaksi tranfusi 9 Ketersediaan, isi, dan
penggunaan catatan medis
Kelengkapan pengisian rekam medik 1 x 24 jam setelah selesai pelayanan
10 Pencegahan, pengendalian infeksi, surveylance dan pelaporan
Angka Kejadian Pasien Plebitis Pada Pemasangan Infus
11 Riset klinis Penggunaan Inform Concent Pada Setiap Pasien Yang Dilakukan Penelitian Di Rumah Sakit
6 Indikator International library 1. Angka pemberian aspirin saat Kedatangan sampai di rumah sakit pada pasien AMI 2. Angka Pemberian Relievers (pelega) pada
pasien ashma anak selama dirawat 3. Angka ulcus dicubitus pasien tirah baring
stadium dua atau lebih selama perawatan di rumah sakit.
4. Angka pasien jatuh di pelayanan rumah sakit.
5. Angka pasien Jatuh dengan cidera
II. INDIKATOR MUTU AREA MANAJEMEN
No AREA INDIKATOR JUDUL INDIKATOR MUTU
1 Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Ketersediaan obat & alkes emergensi di ruang Resusitasi IGD
2 Pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan
Kelengkapan laporan HIV
3 Manajemen resiko Dilakukan FMEA setahun sekali 4 Manajemen penggunaan
sumberdaya
Utilitasi ruang VIP A 5 Harapan dan kepuasan
pasien dan keluarga
Tingkat kepuasan pasien Rawat Jalan 6 Harapan dan kepuasan staf Tingkat Kepuasan Karyawan
7 Demografi pasien dan diagnosisklinis
Laporan 10 besar penyakit
8 Manajemen keuangan Respon Time Pelayanan Pemberian Rincian Biaya Pasien Rawat Inap di kasir
9 Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien dan staf.
Edukasi hand hygiene bagi semua karyawan Rumah Sakit
III. INDIKATOR AREA SASARAN KESELAMATAN PASIEN
1 Ketepatan identifikasi pasien Pasien terpasang gelang identitas 2 Peningkatan komunikasi
yangefektif
Kelengkapan Pengisian Form konsultasi melalui telepon dengan TBK
3 Peningkatan keamanan obat Ketepatan penyimpanan obat high alert 4 Kepastian tepat lokasi, tepat
prosedur, tepat pasien operasi
Tidak adanya kejadian salah tindakan saat operasi.
5 Pengurangan resiko infeksi terkaitpelayaan kesehatan
Kepatuhan terhadap Hand Hygiene 6 Pengurangan resiko jatuh Tidak adanya pasien jatuh di rawat inap
INDIKATOR MUTU UNIT
1 Gawat Darurat 1. Kepuasan Pelanggan Pada Instalasi Gawat Darurat
2 Rawat Jalan 1. Waktu tunggu di rawat jalan 3 Rawat Inap 1. Jam Visite Dokter Spesialis
4 Bedah Sentral 1. Kejadian Kematian di meja operasi 5 Persalinan dan Perinatalogi 1. Kejadian kematian ibu karena persalinan
yang diakibatkan preeklamsi/eklamsia 6 Intensif 1. Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke
Perawatan Intensif Dengan Kasus Yang Sama< 72 Jam
7 Radiologi 1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto 8 Laboratorium Patologi Klinik 1. Waktu tunggu interpretasi hasil
laboratorim darah rutin(DR) 9 Rehabilitasi Medik 1. Kepuasan pelanggan.
10 Farmasi 1. Waktu tunggu pelayanan Obat Racikan
11 Gizi 1. Ketepatan waktu pemberian makanan
kepada pasien
12 Tranfusi Darah 1. Kejadian reaksi tranfusi
datang ke RS pada setiap unit pelayanan 14 Rekam Medik 1. Kelengkapan pengisian rekam medik 2 x
24 jam setelah selesai pelayanan 15 Pengelolaan limbah 1. Baku mutu limbah cair
16 Administrasi dan
Management
1. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
17 Ambulance / kereta jenazah 1. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit 18 Pemulasaraan Jenazah 1. Waktu tanggap (response time) pelayanan
pemulasaraan jenazah 19 Pelayanan pemeliharaan
sarana rumah sakit
1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat
20 Pelayanan Laundry 1. Tidak adanya Kejadian Linen Yang Hilang 21 Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi ( PPI )
1. Adanya anggota Tim PPI yang terlatih
D. Kamus Profil Indikator Mutu
Konten form profil indikator mutu meliputi: judul indikator, dimensi mutu, tujuan,
definisi operasional, frekuensi pengumpulan data, periode analisa, numerator,
denumerator, sumber data, standar, penanggungjawab. (Sumber: dr. Luwharsih)
E. Populasi Dan Sampel
Aspek sampling dalam pengukuran indikator mutu rumah sakit adalah:
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007:90)
2. Sample adalah bagian dari jumlahdan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil
menjadi persoalan yang penting manakala jenis penelitian yang akan
dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada
penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan
menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan adalah kekayaan
informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka
sampelnya lebih bermanfaat.
3. Menentukan jumlah sample
a. Jika ukuran populasinya diatas 1000, maka sample = 10%,
b. Jika ukuran populasinya ≥ 100, sampelnya paling sedikit 30%
F. Sosialisasi Indikator Mutu Ke Unit Terkait.
Indikator mutu terpilih yang telah disetujui oleh direksi dan disepakati
bersamadilakukan sosialisasi kepada unit terkait, agar unit terkait dapat
melakukan tindaklanjut. Sosialisasi indikator mutu antara lain dilaksanakan di
website, media informasi,majalah dinding (mading) dan sosialisasi baik tertulis
maupun lisan.
G. Uji Coba / Trial Indikator Mutu
Uji coba indikator mutu terpilih pada unit terkait dalam waktu 1 (satu) bulan
ataudalam waktu yang telah ditentukan.
H. Revisi Dan Menyepakati Bersama
Revisi dari hasil uji coba indikator mutu terpilih dari unit terkait.
I. Implementasi Indikator Mutu
Penerapan indikator mutu pada unit terkait untuk dilaksanakan dalam
rangkameningkatkan mutu dan keselamatan pasien.
J. Validasi Indikator Mutu
Hasil pelaksanaan indikator mutu pada unit terkait dilakukan pembuktian dengan
carayang sesuai bahwa setiap prosedur, kegiatan atau mekanisme yang
digunakan alamprosedur dan pengawasan apakah sudah mencapai hasil yang
diinginkan/sesuai target(minimal sesuai dengan standar pelayanan minimal
rumah sakit-SPM RS).Apakah dataatau informasi yang disajikan sudah sesuai
dengan keadaan senyatanya.
Jika populasi ≥180, diambil sample minimal 5% atau maksimum 50 sample
validasi.Jika populasi ≤180, diambil sample minimal 9 atau jika hanya ada 9
sample, maka100% dijadikan sample validasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses validasi indikator mutu:
1. Pencapaian sasaran mutu dilaksanakan validasi dan analisa data oleh
petugas yangberkompeten dengan dukungan teknologi.
2. Indikator sasaran mutu dilakukan validasi data baik internal maupun
eksternal
3. Validasi data dilakukan saat:
a.
Implementasi pengukuran proses baru
b.
Publikasi data
c.
Terjadi perubahan proses yang sudah berjalan
d.
Terjadi perubahan hasil pengukuran dengan sebab yang tidak
diketahui
e.
Sumber dan subyek pengumpulan data berubah
4. Komite Mutu melakukan perbandingan data asli dengan hasil data yang
diambiloleh orang kedua.
5. Hasil sample data yang dilakukan oleh orang pertama dan kedua bisa
terjadikesamaan atau perbedaan secara signifikan.
6. Hasil data yang mengalami perbedaan secara signifikan atau ada
perbedaanakurasi cukup jauh, maka bisa melakukan pengukuran data
ulang dengan rumusakurasi sebagai berikut:
Jumlah temuan yang berbeda dibagi total sample yang ada dikalikan
100%.
Dengan rumus akurasi :
Jumlah Temuan
_____________ X 100%
Total Sampel
7. Data baik jika hasil ketidak akurasian data tidak melebihi dari 10 %
8. Data hasil ketidakakurasian ≥ 10 %, maka dilakukan corrective action,
kemudian diimplementasikan kepada unit terkait, setelah corrective action
dilakukan; lakukanproses pengumpulan data lagi sampai akurasi data
mencapai >90%.
9. Data dari sasaran mutu baru, setelah corrective action dilakukan
pengukuranfrekuensi analisa data oleh unit.
10.Penentuan frekuensi analisa data sasaran mutu corrective action sesuai
dengankebutuhan dan urgensi dari proses pengumpulan data tersebut
yang ditentukanoleh Direktur.
11. Tampilan data hasil analisa setelah corrective action, dengan
menggunakan datastatistik deskriptif pada tinjauan manajerial/ rapat
pimpinan.
12.Komite Mutu melaporkan hasil analisa data corrective action kepada
DirekturRumah Sakit untuk mendapatkan legalitas sesuai dengan tujuan
validasi dataterutama untuk kepentingan publikasi pimpinan rumah sakit
memastikanreliabilitas data.
K. Pencatatan Dan Pelaporan Indikator Mutu
Pencatatan adalah melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan
indikator mutu unit dan melaporkan data tersebut kepada Direktur berupa
laporan lengkap pelaksanaan indikator mutu dengan menggunakan format yang
ditetapkan.
Pelaporan berisi laporan hasil pelaksanaan indikator mutu pada unit terkait.
1. Pelaporan dari unit ke komite mutu setiap 1 (satu) bulan
2. Pelaporan dari komite ke direksi setiap 3 (tiga) bulan
3. Pelaporan dari direksi ke pemilik rumah sakit setiap 1 (satu) tahun
L. Analisa Data Indikator Mutu
Analisa data secara diskriptif (meliputi tampilan dan kesesuaian hasil sesuai
target).Instrumen atau data yang diorganisir, diklasifikasi sampai pengambilan
keputusan yang digunakan dalam setiap langkah untuk mengukur hasil akhir.
M. Rapat Pimpinan Indikator Mutu Baik Insidentil, Bulanan Atau Tri Bulanan
Kegiatan koordinasi yang dilakukan oleh pimpinan unit yang berkaitan dengan
indikator mutu pada unit tersebut dan kegiatan komite mutu bersama dengan
direksi dalam membahas, mengevaluasi, dan melakukan tindak lanjut mengenai
indicator mutu, dilaksanakan setiap 1 (satu) bulan dan 3 (tiga) bulan.
N. Bench Marking Internal / Eksternal
Bencmarking = uji standar mutu= menguji atau mambandingkan standart mutu
yangtelah ditetapkan terhadap standart mutu pihak lain. Dengan melakukan atau
melaluibencmarking, rumah sakit dapat mengetahui seberapa jauh mereka
dibandingkandengan yang terbaik dari sejenisnya.
Benchmarking adalah proses yang sistematis dan berdasarkan data untuk
peningkatanberkesinambungan yang melibatkan perbandingan dengan pihak
internal dan ataueksternal untuk mengidentifikasi, mencapai, dan
mempertahankan best practicedengan cara membandingkan hasil data:
1. Di dalam RS/trend
2. Dengan RS lain
3. Dengan standar
4. Dengan best practice
Benchmarking ada dua jenis yaitu benchmarking internal dan eksternal.
1. Internal benchmarking adalah membandingkan proses yang sama pada
area yangberbeda dalam satu organisasi, dalam periode tertentu.
Syarat dilakukannya internal benchmarking pada unit kerja di RSIA
adalah:
a.Indikator sasaran mutunya sama
b.Unitnya setipe pada RSUD Sunan Kalijaga
c.Jenis layanan setipe
d.Periode frekuensi pengukuran data sama
2. Eksternal Benchmarking adalah membandingkan performa, target atau
prosesdengan antara satu atau lebih organisasi.
Penentuan Partner Benchmarking:
a. Jenis rumah sakit sesuai tipe minimal rumah sakit tipe C
b. Tipe organisasi rumah sakit sama di bawah naungan pemilik rumah
sakit
d. Jenis pasien yang dilayani
e. Ukuran organisasi
f. Lokasi geografis
Jika benchmarking hasil gap analisis positif ataupun negatif dan perbedaannya
sangatbermakna yaitu gap melebihi 10% maka dilakukan Root Cause Analysis
(RCA) untukmenetapkan prioritas mana yang akan dilakukan perbaikan dengan
tetapmemperhatikan siklus PDCA.
Jika hasil lebih jelek dari standar dilakukan langkah sesuai siklus PDCA:
Plan :plan lagi sesuatu yang baru, redesign lagi sesuatu yang baru
Do
: lakukan trial selama 3 (tiga) bulan
Cek
: cek/diukur penggunaannya selama 3 (tiga) bulan.
Selama proses kerja baru wajib membuat sasaran mutu atas proses
kerjabaru tersebut, untuk menentukan bagus atau tidak.
Action :action apabila ada yang perlu dibenahi kembali SPO sasaran mutu
tersebut.
O. Publikasi Data Indikator Mutu Atara Lain Website, Media Informasi, Mading
DanSosialisasi Baik Tertulis Maupun Lisan
Hasil pencapaian indikator mutu dilakukan sosialisasi kepada unit terkait.Agar
unitterkait data melakukan tindak lanjut atas angka capaian indikator mutu yang
telahdidapat.
P. Pemantauan (Monitoring Dan Evaluasi) Dan Tindak Lanjut Indikator Mutu
Monitoring indikator mutu adalah proses analisis, penilaian dan
pengumpulaninformasi secara sistematis dan kontinyu terhadap indikator mutu
sehingga dapatmengidentifikasi persoalan, dapat mengetahui yang dikerjakan
telah berhasil ataubelum (Lienert, 2002) dan dijadikan koreksi untuk
penyempurnaan indikator mutuselanjutnya. Hasil pengukuran lebih tinggi / lebih
rendah dari target diterimadikomunikasikan upaya perbaikan (Pancheon, 2008).
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan
masalahkinerja program/proyek untuk memberikan umpan balik bagi
peningkatan kualitaskinerja program/proyek
Dalam program menjaga mutu, pelaksanaan kegiatan ini tercakup dalam suatu
siklus kegiatan tertentu yang dikenal dengan nama siklus PDSA ( Plan, Do,
Study, Action) PDSA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari penyusunan
rencana kerja, pelaksanaan rencana kerja, pemeriksaan pelaksanaan rencana
kerja, serta perbaikan yang dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanan yang
diselenggarakan. Proses pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam
peningkatan mutu dan keselamatan pasien menggunakan 5 (lima) siklus yaitu:
2. Design
Tahap dalam siklus layanan dan sebuah element yang penting didalam
suatu perubahan dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan
pasien, peran design dalam proses perubahan dapat di jelaskan sebagai
perancangan dari fungsi proses peningkatan mutu dan keselamatan
pasien di RSUD Sunan Kalijaga,
3. Meassure
Untuk menilai dari suatu design yang telah dibuat dilakukan proses
meassure yaitu pengukuran terhadap proses peningkatan mutu dan
keselamatan pasien yang dapat menentukan kinerja sekarang dan
sebelum mengalami perubahan dalam pelaksanaan penialian tersebut
menggunakan internal database
4. Assess
Data dari unit yang telah dimasukkan dalam internal data base kemudian
dilakukan analisa terhadap data tersebut dengan menyesuaikan dengan
SPO dan informasi yang ditampilkan. Untuk dilakukan validasi dari data
yang di input apakah sudah sesuai dengan SPO yang ada. Sehingga
dapat dilakukan perbandingan pada informasi yang muncul dan dapat
diambil keputusan untuk perbaikan pada prioritas.
5. Improvement
Dari data yang telah dikumpulkan dilakukan perbaikan inovasi yang dapat
memunculkan trobosan baru dalam peningkatan mutu dan keselamatan
pasien sehingga dapat diputuskan proses perbaikan selanjutnya.
6. Redesign Perbaikan dari keseluruhan proses yang ada dalam siklus
monitoring dan evaluasi harus bersifat mencakup pada semua aspek yang
berkaitan dengan proses PMKP, proses ini terus berputar sehingga dapat
memonitoring dan mngevaluasi suatu progam yang berjalan sesuai
dengan pedoman yang ada.
Q. Pelaporan Ke Direksi
Pelaporan hasil pelaksanaan indikator mutu di unit terkait yang telah
direkapitulasi oleh kepala ruang kepada komite mutu dilaksanakan setiap 1
(satu) bulan sekali.Darilaporan tiap unit, hasil pelaksanaan indikator mutu
dilakukan validasi oleh komite mutu untuk kemudian dilaporkan kepada direksi
setiap 3 (tiga) bulan sekali.Setiap tahun dilakukan pelaporan hasil akhir
pencapaian peningkatan mutu RS kepada pemilik rumah sakit.
TATALAKSANA
A. Usulan Indikator Mutu Utama
PROFIL INDIKATOR MUTU UTAMA RSUD SUNAN KALIJAGA Instalasi :
Judul Indikator Dimensi Mutu Tujuan
Definisi Operasional
Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisis
Numerator Denumerator Formula
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Standar
Penanggungjawab
B. Usulan Indikator Mutu Dari Unit
Penetapan kebijakan, panduan, SPO tentang indikator mutu, kemudian dilakukan
pemilihan idikator mutu utama pada 5 (lima) area prioritas (IGD, Rawat inap, Rawat
jalan, ICU, OK, SKP) dengan kriteria pemilihan pada unit-unit dengan kasus high risk,
high volume, high cost, problem prone (Katz and Green cit Koentjoro, 2007) sesuai
kebutuhan unit-unit rumah sakit, dengan target minimal mengacu pada SPM RS.
Indikator mutu terpilih dari unit diajukan kepada komite mutu dengan format profil
indikator.
Untuk indikator mutu unit, laporan bisa berupa kamus profil indikator ataupun dengan
laporan.
PROFIL INDIKATOR MUTU UTAMA RSUD SUNAN KALIJAGA Instalasi/Unit :
Judul Indikator Dimensi Mutu Tujuan
Definisi Operasional
Frekuensi Pengumpulan Data Periode Analisis
Numerator Denumerator Formula
Sumber Data (inklusi dan eksklusi) Standar Penanggungjawab Disiapkan Oleh : (instalasi/unit RS) Diperiksa oleh: (Komite Mutu) Disetujui/ditunda/ ditolak (oleh direktur) Nama Jabatan Tanda Tangan
C. Profil Indikator Mutu Utama
I.
AREA KLINIS
1. Asesmen pasien
1.1.Asesmen awal medis dalam 24 jam pada pasien rawat inap
Judul Indikator Asesmen awal medis dalam 24 jam pada pasien Rawat Inap
Dimensi Mutu Efektifitas, Kesinambungan pelayanan dan efisiensi Tujuan Tergambarnya tanggung jawab medis dalam
memeriksa dan membuat asesmen awal yang menjalani rawat inap
Definisi Operasional Jumlah pasien yang menjalani rawat inap mendapatkan asesmen awal medis dalam 24 jam ≥ 80%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang menjalani rawat inap mendapatkan asesmen awal medis dalam 24 jam Denumerator Total pasien rawat inap dalam 1 bulan
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Rekam Medis
Standar ≥ 80%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Rawat Inap
2. Pelayanan laboratorium
2.1. Waktu tunggu interpretasi hasil laboratorim darah rutin (DR)
Judul Indikator Waktu tunggu interpretasi hasil laboratorimdarah rutin (DR)
Dimensi Mutu Efektifitas, Kesinambungan pelayanan dan efisiensi Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan interpretasi
hasil Laboratorium rawat inap
Definisi Operasional Jumlah pemeriksaan rawat inap di jam kerja dengan waktu tunggu mulai processing sample sampai pembacaan hasil laboratorium darah rutin (DR) direalisasi < 3 jam sejumlah 100%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah sample survey pemeriksaan lab DR rawat inap di jam kerja mulai dari proses sample sampai pembacaan hasil direalisasi <3 jam
Denumerator Total sample survey pemeriksaan lab DR yang dalam 1 bulan
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Buku ekspedisi Laboratorium
Standar 100%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Laboratorium
3. Pelayanan radiologi dan pencitraan diagnostic
3.1. Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Judul Indikator Waktu tunggu hasil pelayanan thorax foto
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi
Definisi Operasional Jumlah pemeriksaan dengan waktu tunggu pasien rawat inap di jam kerja mulai pengambilan foto thorax sampai dibaca oleh dokter radiologi <3 jam sejumlah 100%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pemeriksaan foto thoraxpasien rawat inap di jam kerja mulai dari proses sampai pembacaan hasil direalisasi <3 jam
Denumerator Total survey pemeriksaan foto thorax rawat inap di jam kerjadalam 1 bulan
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Buku Ekspedisi Instalasi Radiologi
Standar 100%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Radiologi
4. Prosedur bedah
4.1. Kejadian kematian di meja operasi
Judul Indikator Kejadian kematian di meja operasi Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan bedah sentral dananestesi dan kepedulian terhadap keselamatan pasien
Definisi Operasional Kematian yang terjadi di atas meja operasi pada saat operasi elektif berlangsung yang diakibatkan oleh tindakan anestesi maupun pembedahan
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah Pasien meninggal selama operasi berlangsung
Denumerator jumlah total pasien operasi Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Laporan operasi dan laporan anestesi
Standar ≤ 1%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Bedah Sentral
5. Penggunaan antibiotika dan obat lainnya
5.1. Penulisan Resep Sesuai Dengan Formularium
Judul Indikator Penulisan Resep Sesuai Dengan Formularium
Dimensi Mutu Efisiensi
pasien
Definisi Operasional Jumlah resep di apotik rawat inap dengan penulisan obat sesuai dengan obat –obat dalam formularium RS dari seluruh jumlah sample resep sejumlah ≥ 80%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah resep di apotik rawat inap yang sesuai dengan formularium RS
Denumerator Jumlah resep di apotik rawat inap dalam 1 bulan Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Resep dokter
Standar ≥ 80 %
Penanggungjawab Kepala Instalasi Farmasi
6. Kesalahan medikasi (medication error) dan KNC
6.1. Kejadian Nyaris Cedera Peresepan Obat
Judul Indikator Kejadian Nyaris Cedera Peresepan Obat
Dimensi Mutu Efisiensi
Tujuan Tergambarnya efektifitas dan keselamatan pelayanan obat kepada pasien
Definisi Operasional Jumlah resep di apotik rawat inap tidak terbaca dan tidak terkonfirmasi kurang dari 10%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah resep di apotik rawat inap yang tidak terbaca dan terkonfirmasi
Denumerator Jumlah resep di apotik rawat inap dalam 1 bulan Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Resep dokter
Standar ≥ 80 %
Penanggungjawab Kepala Instalasi Farmasi
7. Anestesi dan penggunaan sedasi
7.1. Kejadian Reaksi Anestesi
Judul Indikator Kejadian Reaksi anestesi
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tidak terjadinya Komplikasi anestesi kerena reaksi anestesi umum dan regional
Definisi Operasional Komplikasi anestesi karena reaksi anestesi pada operasi berupa reaksi anafilaktik, anafilaktoid, dan hipertermia maligna pada anestesi umum dan regional
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Numerator Jumlah komplikasi anestesi karena reaksi anestesi pada anestesi umum dan regional
Denumerator Jumah pasien yang dilakukan anestesi umum dan regional
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Lembar monitoring anestesi
Standar ≤ 1%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Anestesi dan Rawat Intensif
8. Penggunaan darah dan produk darah 8.1. Kejadian Reaksi Tranfusi
Judul Indikator Kejadian Reaksi Tranfusi
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya manajemen resiko pada unit bank darah
Definisi Operasional Reaksi tranfusi adalah kejadian tidak diharapkan (KTD) yang terjadi akibat tranfusi darah, dalam bentuk reaksi alergi, infeksi akibat tranfusi, hemolisis akibat golongan darah yang tidak sesuai, atau gangguan system imun sebagai akibat pemberian tranfusi darah.
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang mengalami kejadian reaksi tranfusi dalam satu bulan
Denumerator Jumlah pasien yang mendapatkan tranfusi dalam bulan tersebut
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Survey
Standar ≤ 0,01%
Penanggungjawab Kepala Unit Bank Darah
9. Ketersediaan, isi, dan penggunaan catatan medik
9.1. Kelengkapan pengisian rekam medis 1 x 24 jam hari kerja
setelah selesai pelayanan
Judul Indikator Kelengkapan pengisian rekam medik 1x24 jam hari kerja setelah selesai pelayanan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan informasi rekam medis
Definisi Operasional Rekam medik yang lengkap adalah rekam medik yang telah diisi lengkap oleh dokter dan selesai dalam waktu 1 x 24 jam hari kerja setelah selesai pelayanan rawat inap diputuskan untuk pulang, yg meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanan asuhan, tindak lanjut, resume pasien pulang sejumlah 80%.
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah rekam medis yang selesai 1 x 24 jam hari kerja setelah selesai Pelayanan
Denumerator Jumlah rekam medis yang menjadi sample Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Survey
Standar ≥ 80%
Penanggungjawab Kepala Seksi Rekam Medis
10. Pencegahan, pengendalian infeksi, surveilan dan pelaporan 10.1. Angka kejadian pasien plebitis pada pemasangan infus
Judul Indikator Angka Kejadian Pasien Plebitis Pada Pemasangan Infus
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya angka kejadian pasien plebitis pada pemasangan infus
Definisi Operasional Jumlah pasien di ruang rawat inap yang mengalami plebitis setelah diinfus sejumlah <30 %
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang mengalami plebitis setelah di infus
Denumerator Jumlah pasien di rawat inap yang diinfus selama 1 (satu) bulan
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Data PPI
Standar <30%
Penanggungjawab Komite PPI
11. Riset klinik
11.1. Penggunaan informed consent pada setiap pasien yang dilakukan
penelitian di rumah sakit
Judul Indikator Penggunaan Informed Consent Pada Setiap Pasien Yang Dilakukan Penelitian Di Rumah Sakit
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan Tujuan Tergambarnya penggunaan inform concent pada
setiap pasien yang dilakukan penelitian di RS Definisi Operasional Penggunaan inform consent pada setiap pasien
yang dilakukan penelitian di rumah sakit Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan penelitian di rumah sakityang diberikan informed consent
Denumerator Jumlah pasien yang dilakukan penelitian di rumah sakit
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
survey, Rekam medik
Standar 100%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Diklat
12.Indikator International library
12.1. Angka Pemberian Aspirin saat kedatangan sampai di rumah sakit
pada pasien AMI
Judul Indikator Angka Pemberian Aspirin saat kedatangan sampai di rumah sakit pada pasien AMI
Dimensi Mutu Proses
Tujuan Tergambar kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kegawat daruratan pada pasien dengan serangan jantung
Definisi Operasional Jumlah pemberian Aspirin dalam waktu ≤ 24 jam sejak pasien tiba di rumah sakit untuk pasien yang berumur ≥ 18 tahun dengan diagnosa AMI sejumlah ≥ 75 %
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah Pasien AMI yang di berikan aspirin dalam waktu ≤ 24 jam sejak pasien tiba di rumah sakit Denumerator Total Pasien AMI yang berumur ≥ 18 tahun yang
datang di rumah sakit Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Rekam medik
Standar ≥ 75 %
12.2. Angka Pemberian Relievers (pelega) pada pasien ashma anak selama
dirawat
Judul Indikator Angka Pemberian Relievers (pelega) pada pasien ashma anak selama dirawat
Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan
Tujuan Terselenggarakan pelayanan yang efektif dan kemampuan dalam penatalaksanaan pasien ashma pada anak
Definisi Operasional Jumlah pasien ashma pada anak yang masuk ke instalasi gawat darurat yang membutuhkan rawat inap dan mendapatkan Relievers (pelega) dalam 1 bulan
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien ashma pada anak yang mendapatkan Relievers (pelega) dalam 1 bulan
Denumerator Jumlah pasien ashma pada anak dalam 1 bulan Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Rekam medik
Standar ≥ 80%
Penanggungjawab Kepala Seksi Pelayanan Medis
12.3Angka ulcus dicubitus pasien tirah baring stadium dua atau lebih
selama perawatan di rumah sakit
Judul Indikator Angka Ulcus Dicubitus Pasien Tirah Baring Stadium Dua Atau Lebih Selama Perawatan Di Rumah Sakit
Dimensi Mutu Pencegahan Infeksi
Tujuan Terlaksananya pemantauan infeksi nosokomial di rumah sakit
Definisi Operasional Jumlah Ulcus dicubitus stadium 2 (dua) atau lebih yang didapat selama perawatan di rumah sakit setelah pada pasien tirah baring yang ditemukan saat surveilan PPI sejumlah <5%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien ulcus dicubitus stadium dua atau lebih yang didapat selama perawatan di rumah sakit Denumerator Total pasien yang dirawat di rumah sakit
eksklusi)
Standar < 5%
Penanggungjawab Komite PPI
12.4. Angka Pasien Jatuh Di Pelayanan Rumah Sakit
Judul Indikator Angka Pasien Jatuh Di Pelayanan Rumah Sakit
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam keselamatan pasien
Definisi Operasional Jumlah pasien jatuh dengan ataupun tanpa cidera di perawatan rumah sakit adalah ≤5%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien jatuh dengan ataupun tanpa cidera Denumerator Jumlah seluruh pasien
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Laporan KMKP insident report, asesmen intervensi pasien jatuh
Standar ≤5%
Penanggungjawab Kepala Seksi Asuhan Keperawatan
12.5. Angka pasien jatuh dengan cidera
Judul Indikator Angka Pasien Jatuh Di Pelayanan Rumah Sakit
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam keselamatan pasien
Definisi Operasional Jumlah pasien jatuh dengan cidera level minor ataupun lebih besar selama perawatan di rumah sakit adalah ≤2%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien jatuh dengan luka minor ataupun lebih
Denumerator Jumlah seluruh pasien Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Laporan KMKP insident report, asesmen intervensi pasien jatuh
Standar ≤2%
II. AREA MANAJEMEN
1. Pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting untuk
memenuhi kebutuhan pasien
1.1.
Ketersediaan obat dan alkes emergensi di ruang Resusitasi
IGD
Judul Indikator Ketersediaan obat dan alkes emergensi di ruang Resusitasi IGD
Dimensi Mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya kesiapan rumah sakit dalam
menangani pasien yang membutuhkan resusitasi di IGD
Definisi Operasional Jumlah obat dan alkes emergensi di ruang resusitasi IGD tersedia ≥80%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah obat dan alkes emergensi di ruang resusitasi IGD yang tersedia
Denumerator Jumlah obat dan alkes emergensi di ruang resusitasi IGD yang harus tersedia
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Check List obat dan Alkes emergensi yang ada di ruang resusitasi IGD
Standar ≥80%
Penanggungjawab Kepala Bidang Pelayanan
2. Pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan
2.1.
Kelengkapan Laporan HIV
Judul Indikator Kelengkapan Laporan HIV
Dimensi Mutu Efektifitas dan kesinambungan layanan Tujuan Kepastian penegakan diagnosis HIV/AIDS
Definisi Operasional Pencatatan dan pelaporan semua pasien HIV/AIDS yang berobat di rumah sakit
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
dilaporkan
Denumerator Jumlah pasien HIV/AIDS yang diperiksa Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Check list/ survei rekam medis
Standar ≥90%
Penanggungjawab Tim VCT
3. Manajemen Resiko
3.1.
Dilakukan FMEA setahun sekali
Judul Indikator Dilakukan FMEA setahun sekali
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kepedulian Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien Definisi Operasional Dilakukannya FMEA setahun sekali
Frekuensi Pengumpulan Data 1 tahun
Periode Analisis 1 tahun
Numerator Denumerator
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
Standar 1 kali setahun
Penanggungjawab Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
4. Manajemen Penggunaan Sumber Daya
4.1.
Tingkat Hunian ruang VIP A
Judul Indikator Tingkat hunian ruang VIP A Dimensi Mutu Efisiensi dan Efektifitas
Tujuan Tergambarnya Angka Tingkat hunian ruang VIP A Definisi Operasional Jumlah angka Tingkat hunian ruang VIP A ≥80 % Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah ruang perawatan VIP A yang terisi Denumerator Jumlah seluruh ruang perawatan VIP A Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Sensus harian
Standar ≥80 %
Penanggungjawab Kepala Ruang VIP A
5. Harapan dan kepuasan pasien dan keluarga
Judul Indikator Angka kepuasan pasien terhadap pelayanan Rawat Inap
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat inap yang mampu memuaskan para pelanggan
Definisi Operasional Pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh karyawan rumah sakit di Rawat inap
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat inap yang di survey
Denumerator Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvei (minimal n=50)
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Survey
Standar ≥80 %
Penanggungjawab Kepala Bidang Pemasaran dan Rekam Medik
6. Harapan Dan Kepuasan Staf
6.1.
Tingkat Kepuasan Karyawan
Judul Indikator
Tingkat Kepuasan Karyawan
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan manajemen yang mampu memuaskan para karyawan
Definisi Operasional Pernyataan tentang persepsi karyawan terhadap pelayanan yang diberikan oleh manajemen
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan karyawan yang di survey
Denumerator Jumlah seluruh karyawan yang disurvei (minimal n=50)dalam periode 1 bulan
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Survey
Standar ≥ 80 %
Penanggungjawab Kepala Bagian Tata Usaha
7. Demografi pasien dan diagnosa klinis.
8. Manajemen keuangan
8.1.
Respon Time Pelayanan Pemberian Rincian Biaya Pasien
Rawat Inap di kasir
Judul Indikator Respon Time Pelayanan Pemberian Rincian Biaya Pasien Rawat Inap di kasir
Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kepedulian kasir terhadap ketepatan waktu pemberian pelayanan
Definisi Operasional Waktu tunggu yang dibutuhkan petugas kasir dalam memberikan rincian biaya pasien (cetak billing) rawat inap <2 jam sejumlah ≥ 80%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah billing pasien yang pulang siap <2 jam Denumerator Jumlah billing pasien seluruhnya
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Survey, Register Rincian Biaya
Standar ≥ 80%
Penanggungjawab Kepala Sub Bagian Keuangan
9. Pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat
menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga pasien
dan staf.
9.1.
Edukasi Hand hygiene bagi semua karyawan rumah sakit
Judul Indikator EdukasiHand hygiene bagi semua karyawan rumah sakit
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kepedulian karyawan terhadap ke keamanan pasien dari infeksi
Definisi Operasional Jumlah karyawan Rumah Sakit yang sudah mendapatkan pelatihan hand hygine dan dilakukan edukasi hand hygine ulang setiap 3 bulan sekali adalah ≥95%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah karyawan yang sudah mendapat pelatihan hand hygine dan atau edukasi hand hygine ulang 3 bulan sekali
Denumerator Jumlah seluruh karyawan
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Data PPI
Standar ≥ 80%
Penanggungjawab Komite PPI
III. AREA SASARAN KESELAMATAN PASIEN
1. Ketepatan identifikasi pasien
1.1 Pasien terpasang gelang identitas
Judul Indikator Pasien terpasang gelang identitas
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk memastikan ketepatan identifikasi pasien sehingga dapat menghindari kesalahan dalam memberikan pelayanan kesehatan selama perawatan di Rumah Sakit
Definisi Operasional Pasien rawat inap yang telah terpasang gelang identitas (nama dan Nomor CM) saat sampai di ruang rawat inap, sejumlah 100 %
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang terpasang gelang identitas di ruang rawat inap
Denumerator Jumlah seluruh pasien di ruang rawat inap
Sumber Data Survey
Standar 100%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Rawat Inap
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
2.1. Kelengkapan pengisian form konsultasi melalui telepon dengan
TBK
Judul Indikator Kelengkapan Pengisian Form konsultasi melalui telepon dengan TBK
Dimensi Mutu Teliti, cepat, tepat dan bertanggung jawab
Definisi Operasional Dokter DPJP melakukan konfirmasi tertulis pada pelaporan TBK dalam waktu maksimal 1 x 24 jam minimal ≥ 80 %
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pelaporan TBK yang dikonfirmasi tertulis oleh DPJP
Denumerator Total jumlah pelaporan TBK Sumber Data Rekam medis rawat inap
Standar ≥ 80%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Rawat Inap dan Kepala Ruang Rawat Inap
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
3.1. Ketepatan penyimpanan High Alert Medication (HAM)
Judul Indikator Ketepatan penyimpanan obat high alert Dimensi Mutu Teliti, tepat, akurat , selamatTujuan Untuk menghindari kesalahan pemberian High Allert Medication (HAM)
Definisi Operasional Angka ketepatan penyimpanan HAM yang dipakai ruang rawat inap, sesuai dengan standar prosedur operasional penyimpanan HAM sebesar ≥95% Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Penyimpanan HAM yang sesuai SPO yang dipakai diruang rawat inap
Denumerator Jumlah total HAM di ruangrawat inap Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Check list penyimpanan HAM
Standar ≥95%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Farmasi
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
4.1. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
Judul Indikator Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi Dimensi Mutu Teliti, tepat, akurat , selamat
Tujuan Tergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan operasi dankesesuian tindakan operasi dengan rencana yang telahditetapkan sesuai diagnosa
kejadian pasien mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan 0%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator jumlah pasien yang mengalami salah tindakan operasi
Denumerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam 1 (satu) bulan Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Laporan operasi, laporan anestesi dan laporan insiden dari KPRS/rekapitulasi laporan insiden dari ruangan
Standar 0 (nol)
Penanggungjawab Kepala Instalasi Bedah Sentral
5. Penguranagn resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
5.1. Angka kepatuhan hand hygiene
Judul Indikator Angka kepatuhan hand hygiene Dimensi Mutu Kenyamanan dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya pelayanan keperawatan yang nyaman dan aman bagi pasien
Definisi Operasional Jumlah perawat dan bidan rumah sakit dari seluruh sampel yangmelakukan cuci tangan setelah kontak dengan pasien sesuai standarWHO tahun 2007 di ruang perawatan sejumlah ≥85%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Σ perawat dan bidan rumah sakit yang melakukan cuci tangan setelahkontak dengan pasien sesuai standar WHO di ruang perawatan
Denumerator Σ seluruh perawat dan bidan di rumah sakit yang dijadikan sample
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Form check list cuci tangan
Standar >85%
Penanggungjawab Komite PPI
6. Pengurangan resiko jatuh
6.1. Kelengkapan Pengisian form assesment rsiko jatuh di rawat
inap
jatuh di rawat inap
Dimensi Mutu Teliti, cepat dan tepatTujuan Tergambarnya kepatuhan pengkajian resiko jatuh dengan bukti pengisian form assesment risiko jatuh Definisi Operasional Pasien rawat inap dilakukan pengkajian risiko jatuh
dengan menggunakan form assesment risiko jatuh sebesar ≥ 85%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien form assesment risiko jatuh yang terisi lengkap dan benar
Denumerator Jumlah pasien yang dirawat inap dalam bulan tersebut
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Rekam medis
Standar ≥ 85%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Rawat Inap dan Kepala Ruang Rawat Inap
D. PROFIL INDIKATOR MUTU UNIT
I.
PELAYANAN GAWAT DARURAT
1. Kepuasan Pelanggan Pada Instalasi Gawat Darurat
Judul Indikator Kepuasan Pelanggan Pada Instalasi Gawat Darurat Dimensi Mutu Kenyamanan, cepat, tepat
Tujuan Tergambarnya kepuasan pelayanan pasien gawat darurat
Definisi Operasional Jumlah pasien gawat darurat yang puas terhadap pelayanan Instalasi Gawat Darurat dibandingkan dengan jumlah pasien Instalasi Gawat Darurat sebesar ≥70%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang menyatakan puas dalam survey Denumerator Jumlah pasien yang disurvey dalam bulan tersebut Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Survey
Standar ≥70%
II. PELAYANAN RAWAT JALAN
1. Waktu Tunggu Di Rawat Jalan
Judul Indikator Waktu tunggu di Rawat Jalan Dimensi Mutu Kenyamanan, cepat, tepat
Tujuan Tergambarnya kecepatan Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan poliklinik ≤60 menit
Definisi Operasional Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan poliklinik kurang dari 60 menit dibandingkan dengan jumlah pasien poliklinik sebesar ≥70%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan poliklinik kurang dari 60 menit
Denumerator Jumlah pasien poliklinik yang disurvey dalam bulan tersebut
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Survey
Standar ≥70%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Rawat Jalan
III. PELAYANAN RAWAT INAP
1. Jam Visite Dokter Spesialis
Judul Indikator Jam Visite Dokter Spesialis Dimensi Mutu Kenyamanan, cepat, tepat
Tujuan Tergambarnya ketepatan waktuvisite dokter spesialis dalam memberikan pelayanan rawat di jam kerja. Definisi Operasional Jumlah pasien yang mendapatkan visite dokter
spesialis di jam kerja dibandingkan dengan jumlah pasien sebesar ≥ 80%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang mendapatkan visite dokter spesialis di jam kerja
Denumerator Jumlah pasien rawat inap yang disurvey dalam bulan tersebut
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Survey
Standar ≥ 80%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Rawat Inap dan Kepala Ruang Ruang Rawat Inap,
IV. BEDAH SENTRAL
1. Kejadian Kematian di Meja Operasi
Judul Indikator Kejadian Kematian di Meja Operasi Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Tergambarnya keselamatan dan efektifitas pelayanan bedah sentraldalam memberikan pelayanan bedah.
Definisi Operasional Jumlah pasien yang meninggal di meja operasi dibandingkan dengan jumlah pasien yang dioperasi adalah ≤ 1%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang meninggal di meja operasi dalam 1 bulan
Denumerator jumlah pasien yang dioperasi dalam 1 bulan Sumber Data (inklusi dan
eksklusi)
Data Rekam Medik
Standar ≤ 1%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Bedah Sentral
V. PERSALINAN DAN PERINATOLOGI
1. Kematian Ibu Karena Persalinan Yang Diakibatkan preeklamsia/
eklamsia
Judul Indikator Kematian Ibu Karena Persalinan Yang Diakibatkan Preeklamsia/eklamsia
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya keselamatan dan mutu pelayanan Persalinan dan Perinatologi dalam memberikan pelayanan persalinan pasien preeklamsia/eklamsia.
Definisi Operasional Jumlah pasien yang meninggal saat melahirkan karena preeklamsia/eklamsia adalah ≤ 5%
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang meninggal saat melahirkan karena preeklamsia/eklamsia
Denumerator Jumlah pasien saat melahirkan dengan preeklamsia/eklamsia
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Data Rekam Medik
Standar ≤ 5%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Rawat Inap
VI. PELAYANAN INTENSIF
1. Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif Dengan Kasus
Yang Sama< 72 Jam
Judul Indikator Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif Dengan Kasus Yang Sama < 72 Jam
Dimensi Mutu Efektifitas
Tujuan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif. Definisi Operasional Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif
dari ruang rawat inap dengan kasus yang sama dalam waktu < 72 jam
Frekuensi Pengumpulan Data 1 bulan
Periode Analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dari ruang rawat inap dengan kasus yang sama dalam waktu < 72 jam
Denumerator Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif dalam 1 bulan
Sumber Data (inklusi dan eksklusi)
Data Rekam Medik
Standar ≤ 3%
Penanggungjawab Kepala Instalasi Rawat Intensif dan Kepala Ruang Rawat Intensif,