• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERAKSI MASYARAKAT YANG BERBEDA ETNIS DI KECAMATAN MASAMA Jurnal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INTERAKSI MASYARAKAT YANG BERBEDA ETNIS DI KECAMATAN MASAMA Jurnal"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

INTERAKSI MASYARAKAT YANG BERBEDA ETNIS

DI KECAMATAN MASAMA

Jurnal

Oleh SANDI JUNIANSYAH Nim : 231 409 065

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN SEJARAH 2015

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal Yang Berjudul

INTERAKSI MASYARAKAT YANG BERBEDA ETNIS DI KECAMATAN MASAMA

Oleh

Sandy Juniansyah Nim : 231 409 065

Telah diseminarkan dan disetujui untuk mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Drs. H. Darwin Une, M.Pd H. Lukman D. Katili, S.Ag., M.Th.I

Nip. 19581129 199303 1 001 Nip. 19720705 200912 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Gorontalo

Drs. H. Darwin Une, M.Pd Nip. 19581129 199303 1 001

(3)

ABSTRAK

Sandy Juniansyah1, Darwin Une M.pd2, Lukman D. Katili3 Jurusan Pendidikan Sejarah

Sandy Juniansyah 2015 “Interaksi Masyarakat Yang Berbeda Etnis DI Kecamatan Masama.” Skripsi, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Drs. H. Darwin Une, M.Pd dan Pembimbing II H. Lukman D. Katili, S.Ag., M.Thi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : a) Proses proses interaksi yang di Kecamatan Masama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa : (1) Masama adalah sebuah wilayah Kecamatan yang terdapat beragam Etnis dan suku di dalamnya. (2) Proses interaksi antar etnis di Masama cukup baik mengingat dengan banyaknya suku dan etnis namun jarang sekali terjadi konflik. (3) peneliti berharap semoga penelitian ini dapat dijadikan pedoman dan memberikan sumber informasi untuk penelitian selanjutnya. (4) Kecamatan Masama Bisa Di jadikan tolak Ukur suatu wilayah dengan Keberagaman Etnis namun jarang terjadi adanya konflik yang terjadi karena perbedaan etnis atau isu sara.

Kata Kunci: interaksi, integrasi, etnis, suku, kecamatan masama.

1

Sandi Juniansyah, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Gorontalo

2 Drs. H. Darwin Une M.Pd, Dosen Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universita Negeri

Gorontalo

3

H.Lukman D. Katili S.Ag, M.Thi, Dosen Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universita Negeri Gorontalo

(4)

Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah sebuah masyarakat majemuk, kemajemukan ini di antanranya ditandai oleh adanya suku-suku bangsa yang masing-masing mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan yang berlaku dalam masyarakat suku bangsanya sendiri-sendiri sehingga mencerminkan adanya perbedaan dan pemisahan antara suku bangsa yang satu dengan suku bangsa lainnya, tetapi secara bersama-sama hidup dalam satu wadah masyarakat Indonesia dan berada di bawah naungan sistem nasional dengan kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas,maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana proses integrasi antar budaya dan suku dan pengaruhnya terhadap interaksi sosial masyarakat di Kecamatan Masama

1.3 Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui dampak perbedaan etnis terhadap integrasi sosial di Kecamatan Masama.

2. Untuk mengetahui proses integrasi sosial dengan banyaknya perbedaan etnis di Kecamatan Masama.

1. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian tentang integrasi masyarakat yang berbeda etnis.

(5)

Sekaligus juga untuk menambah wawasan tentang interaksi sosial dalam masyarakat dengan perbedaan etnis yang ada.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan yang berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan juga dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi yang tertarik atau yang mempunyai perhatian terhadap kekayaan etnis yang ada di Indonesia.

3. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi pembaca guna menambah wawasan dalam kajian interaksi antar etnis.

KAJIAN TEORI

Kajian teori merupakan bagian yang penting dalam segala jenis penelitian ilmiah, yaitu dengan mengkaji sumber-sumber pustaka yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Sehingga seorang peneliti mempunyai landasan yang kuat untuk melaksanakan penelitian. Dalam Bab ini akan disajikan beberapa hal yang berkaitan dengan “Interaksi Masyarakat yang Berbeda Etnis di Kecamatan Masama”.

2.1 Integrasi Sosial

2.1.1 Pengertian Integrasi Sosial

Kata “integrasi” berasal dari kata “integration” yang berarti keseluruhan atau kesempurnaan. Maurice Duverger mendefinisikan integrasi sebagai dibangunnya interdependensi (kesalingketergantungan) yang lebih rapat antara bagian – bagian dari organisme hidup atau antara anggota – anggota di

(6)

dalam masyarakat. Jadi, di dalam integrasi terjadi penyatuan atau mempersatukan hubungan anggota masyarakat yang dianggap harmonis.

Integrasi sangat penting, tetapi keanekaragaman juga membanggakan kita. Masyarakat beraneka ragam (multikultural) memiliki beragam keinginan yang berbeda sehingga sukar mempersatukan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai hasil pembangunan yang maksimal. Oleh sebab itu, diperlukan upaya yang sungguh – sungguh untuk menyatukan perbedaan – perbedaan itu. Mengintegrasikan kelompok – kelompok masyarakat bukan berarti menghilangkan keanekaragaman itu, bahkan idealnya integrasi adalah penyatuan bangsa Indonesia yang tetap menjaga keanekaragaman fisik dan sosial budaya sebagai bagian dari kekayaan bangsa Indonesia.

Beranjak dari kenyataan di atas maka dasar suatu integrasi sosial adanya perbedaan – perbedaan tersebut. Setiap anggota kelompok atau individu yang berbeda disatu padukan untuk mencapai tingkat yang harmonis, stabil, dan terjamin ketenangan hidupnya.

Proses integrasi sosial di dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik apabila masyarakat betul – betul memperhatikan faktor – faktor sosial yang mempersatukan kehidupan sosial mereka dan menetukan arah kehidupan masyarakat menuju integrasi sosial. Faktor – faktor sosial tersebut antara lain tujuan yang ingin dicapai bersama, sistem sosial yang mengatur tindakan mereka, dan sistem sanksi sebagai pengontrol atas tindakan –tindakan mereka.

Proses integrasi sosial akan berjalan dengan baik apabila anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain dan mencapai konsensus mengenai norma norma dan nilai- nilai sosial yang konsisten dan tidak berubah – ubah dalam waktu singkat. Dengan demikian anggota – anggota

(7)

masyarakat selalu berada dalam keadaan yang stabil dan terikat dalam integrasi kelompok.

Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatu interaksiatau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam amasyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.

Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.

Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.

Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley

(8)

bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.

Pengertian Interaksi sosial menurut Bonner (dalam Ali, 2004) merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya. Pengertian Interkasi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, interaksi adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi

METODE PENELITIAN

Metode berasal dari kata yunani, yaitu metodos yang terdiri dari dua suku kata yaitu metha dan hodos. Metha yang artinya dilalui dan hodos yang artinya jalan.Menurut kamus besar bahasa Indonesia “Metodologi adalah cara untuk melakukan sesuatu”.Melakukan suatu penelitian apapun bentuknya sangatlah

diperlukan adanya suatu metode yang merupakan suatu cara untuk tercapainya tujuan sebagaimana yang di harapkan, dan selain pencapaian tujuan agar penelitian ilmiah tersebut dapat menemukan kebenaran pengetahuan maka diperlukan metode yang tepat dan kecermatan penelitian dalam menganalisa data-data yang ada, sehingga metodologi penelitian tidak saja bertujuan memberikan peluang yang sebesar-besarnya untuk menemukan kebenaran yang objektif tetapi juga untuk menjaga agar pengetahuan yang diahsilkan oleh peneliti tersebut memiliki nilai ilmiah yang tinggi.

(9)

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif. yaitu berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin terkait dengan fenomena sosial-budaya. Penelitian ini dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil wawancara antara peneliti dan informan. Metode ini dapat disesuaikan jika dihadapkan pada kenyataan-kenyataan, Di mana hal ini sangat sesuai dengan permasalahan yang penulis kaji dalam penelitian ini yaitu “ Interaksi Masyarakat Yang Berbeda Etnis di Kecamatan Masama”. 3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian disini adalah kecamatan masama dan lingkungan masyarakat Kecamatan masama. Dimana data yang diperoleh nantinya dapat di gunakan sebagai pendukung kegiatan penelitian untuk menggali dan menemukan kebenaran pengetahuan serta fakta yang ada di lapangan.

3.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang-orang yang memberikan informasi yang diperlukan peneliti (Maleong,2004:92). Dalam penelitian ini digunakan Teknik Purposive Sampling atau sampel bertujuan. Di dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian terdiri dari beberapa pihak yaitu: camat, tokoh masyarakat dan masyarakat sesuai dengan etnis masing-masing di KecamatanMasama, Kabupaten Banggai.

(10)

Teknik pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh data di dalam kegiatan penelitian menurut (Arikunto, 1993:24) bahwa metode pengumpulan data adalah segolongan metode yang khusus digunakan sebagai alat untuk mencari data.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode penggumpulan data adalah cara yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang baik berupa keterangan-keterangan, nilai-nilai atau angka-angka yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian itu pada umumnya dibedakan antara data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan bahan pustaka yang diperoleh langsung dari masyarakat dinamakan data primer (data dasar), sedangkan data yang diperoleh dari bahan pustaka lazimnya di sebut data sekunder (data tambahan). Adapun dalam penelitian ini dipergunakan beberapa metode penggumpulan data, yaitu sebai berikut:

3.4.1 Metode Observasi

Sebagai metode ilmiah, observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas observasi sebenarntya hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung (Hadi, 1986 : 136). Dalam penelitian ini observasi dilakukan terhadap proses integrasi pada masyarakat dikecamatan masama dari berbagai macam etnik tersebut. Sehingga dari penelitian ini didapatkan data berdasarkan kenyataan yang ada.

(11)

Bentuk wawancara adalah bentuk pertanyaan-pertanyaan yang direncanakan guna memperoleh jawaban-jawaban yang relevan bagi penelitian ini. Untuk melengkapi data yang diperlukan, dilakukan wawancara langsung dengan masyarakat sekitar dengan mempergunakan daftar pertanyaan yang telah disediakan terlebih dahulu. Adapun tekhnik wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas (Free Literatur). Tekhnik wawancara semacam ini terbuka dalam arti memberikan kesepakatan kepada informan untuk menjelaskan tentang pertanyaan yang diajukan. Tetapi pertanyaan telah disiapkan sebelumnya, sehingga memungkinkan mendapatkan informasi yang sesuai dengan pokok permasalahan sehingga wawancara bisa terarah.

3.4.3 Metode Pencatatan Dokumen

Metode pencatatan dokumen adalah suatu cara yang memperoleh data yang dilakukan dengan cara pengumpulan segala macam dokumen serta mengadakan pencatatan secara sistematis. Hal ini untuk melengkapi data- data yang diperoleh serta memperkuat informasi yang diperoleh.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Masama

Kecamatan Masama berdiri pada tahun 2003 merupakan hasil dari pemekaran Kecamatan Lamala. Nama dari kecamatan Masama tersebut berasal dari nama seekor burung yaitu burung lainsama.Kecamatan Masama merupakan satu dari 23 kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Banggai.Penduduk asli masama yaitu suku andio namun seiring berjalannya waktu banyak masyarakat

(12)

dari berbagai suku dan etnis yang mendiami wilayah ini, yaitu antara lain: Bugis, Jawa,Bali,Balantak,Saluan dan lain lain.

4.2.2 Keadaan Geografis

Kecamatan Masama merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Banggai.Jarak tempuh dari ibukota Kabupaten yaitu sekitar 54 km.Untuk menjangkau kecamatan Masama tidaklah sulit karena untuk dapat di tempuh menggunakan kendaraan bermotor baik menggunakan mobil dari terminal boyou di kota luwuk atau juga menggunakan jasa ojek.Hal ini membuktikan Kecamatan Masama bukanlah wilayah yang terisolir tapi merupakan wilayah yang strategis jika di di tinjau dari segi kegiatan-kegiatan ekonominya,bahkan kecamatan Masama sudah sejak lama di kenal oleh masyarakat luar karena merupakan daerah penghasil beras karena ladang pertanian yang sangat luas di wilayah tersebut.

PENUTUP 1.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kecamatan Masama merupakan sebuah daerah yang memiliki banyak suku dan etnis, baik suku asli maupun suku pendatang.

2. Proses interaksi sosial yang terjadi di Masama dengan keberagaman etnis yang ada di sana di nilai sudah cukup baik, hal ini di tunjukkan dengan jarang sekali terjadi konflik yang di timbulkan oleh masalah etnis ataupun agama.

(13)

3. Seperti yang telah di uraikan di atas salah satu faktor yang kerap menimbulkan masalah dalam proses interaksi sosial yaitu tentang masalah bahasa, di Masama sendiri tiap etnis selalu mempertahankan bahasa daerah masing-masing ketika berinteraksi dengan sesama suku namun ketika proses interaksi terjadi antar etnis bahasa indonesia lah yang selalu di gunakan. Hal ini dapat di lihat di mana hanya 5-10% penduduk di setiap desa yang tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia.

4. Salah satu kunci suksesnya interaksi sosial yang ada di Masama tidak lepas dari peran pemerintah, di mana pemerintah mampu memfasilitasi dengan kegiatan-kegiatan sosial, budaya maupun olahraga guna terjadinya interaksi sosial antar etnis yang ada di Kecamatan Masama. 5. Latar belakang terdapatnya beragam etnis yang ada di Masama adalah

potensi sumber daya alamnya yang di nilai masih menjanjikan. 5.2.Saran

Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat di ajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Pentingnya kepedulian pemerintah terhadap keberagaman etnis di Masama agar tercipta suasana yang kondusif agar tidak terjadi konflik yang di sebabkan oleh perbedaan etnis maupun agama seperti yang terjadi di wilayah poso.

2. Peran dari tokoh masyarakat di tiap etnis juga penting mengingat tokoh masyarakat merupakan salah satu orang yang dapat di

(14)

dengar oleh anggota etnisnya, agar supaya para tokoh mampu memeberikan masukan yang positif bagi tiap anggotanya untuk selalu berpikiran dan berperilaku positif dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dengan semua kalangan.

DAFTAR PUSTAKA A. Buku

Abdul Syani, 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat, Bandung : Pustaka Jaya.

Ahmadi. S. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Arkanudin.2012. hubungan sosial dalam masyarakat majemuk.

Basrowi, 2005. Pengantar Sosiologi, Bogor : PT. Ghalia Indonesia.

Damsar, 1997. Sosiologi Ekonomi.Penerbit. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Harsodjo. 1999. Pengantar ilmu Antropologi. Trasito Bandung.

Kolip, Elly M Setiadi & Usman. 2011. Pengantar Sosiologi. Pemahaman Fakta

dan Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Cet. II; Jakarta: Kencana.

Komunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Cet. VI; BAndung:

PT.Remaja Rosdakarya, 2001.

Koentjaraningrat.1974. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT bumi aksara

Liliweri, Alo, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya. Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.

Munawir, Said Agil Husain Al-, Fikh Hubungan Antar Agama. Cet. II; Jakarta: Ciputat Press, 1993.

(15)

Nawawi, Hadari. 1993. Metode penelitian bidang sosial. Gajah mada University press. Jogyakarta.

Poerwanti, Endang, Pemahaman Psikologi Masyarakat Indonesia Sebagai Upaya

Menjembatani Permasalahan Silang Budaya.

Rahmat, Deddy Mulyana, Jalaluddin, Kmunikasi Antarbudaya; Panduan

Sajogyo, Padjiwati, 2005. Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan Jilid 1. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Sugiyono. 2008. Memahami penelitian kualitatif, Alfabeta, Bandung.

Sztompa, piotr. 2005. Sosiologi perubahan sosial, Prenada. Jakarta.

B. Internet

http://www.uin-alauddin.ac.id/pdf. Di akses tanggal 31 Agustus 2014.

www.google.com pada tanggal 31 agustus 2014.

http://www.pidiiinfo.com/profile-pariwisata-daerah/profile-daerah/kab\ banggai/profil-kab-banggai

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui adanya pengaruh secara parsial antara nilai tukar, inflasi, suku bunga SBI, dan kebijakan moneter terhadap IHSG. Selain

(2012), pemberian dosis yang berbeda setiap perlakuan dalam kemampuan meningkatkan penyerapan unsur hara berbeda karena hifa dari mikoriza dapat menghasilkan enzim

BODY IMAGE PADA REMAJA PUTRI PENGGEMAR GIRL BAND K-POP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan analisis peneliti, yaitu 2 siswa yang berkemampuan matematika sedang dengan inisial MBN-2 dan NL tidak bisa ditentukan jenis proses berpikirnya

Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 Minggu (Isti Maemunah, 2005) Bayi Baru Lahir Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan lahir

merupakan salah satu jenis ikan kakap yang banyak dicari oleh konsumen. sebagai bahan konsumsi masyarakat yaitu sebagai lauk-pauk harian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan pola asuh orang tua terhadap kemandirian personal hygiene pada anak prasekolah diwilayah Kecamatan Kencong

24 Dengan demikian prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan, diciptakan baik dilakukan secara pribadi. maupun