• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSLUSIF DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDA ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSLUSIF DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDA ACEH"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Desy Lestari
  • Pengajar:
    • Dr. Ade Irma. B.H.Se.. M.A
    • Cut Zamharira, S.IP.,M.AP
  • Sekolah: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
  • Mata Pelajaran: Ilmu Administrasi Negara
  • Topik: Implementasi Kebijakan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
  • Tipe: skripsi
  • Tahun: 2021
  • Kota: Banda Aceh

I. PENDAHULUAN

Bagian ini menjelaskan latar belakang pentingnya pemberian ASI eksklusif sebagai bagian dari kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini berfokus pada implementasi kebijakan pemberian ASI eksklusif di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, yang merupakan bagian dari program nasional untuk meningkatkan status gizi. Penulis mengidentifikasi masalah yang ada dan merumuskan tujuan penelitian untuk memahami pelaksanaan kebijakan serta faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi.

1.1. Latar Belakang Masalah

Latar belakang membahas pentingnya ASI eksklusif bagi bayi dan dukungan pemerintah Indonesia terhadap program ini. WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, dan undang-undang kesehatan di Indonesia mendukung hak bayi untuk menerima ASI. Namun, peneliti mencatat bahwa Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh belum sepenuhnya melaksanakan kebijakan ini, yang menjadi fokus utama penelitian.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini berfokus pada bagaimana pelaksanaan kebijakan pemberian ASI eksklusif di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasinya. Hal ini penting untuk memahami efektivitas kebijakan dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.

1.3. Rumusan Masalah

Rumusan masalah mencakup dua pertanyaan utama: bagaimana implementasi kebijakan pemberian ASI eksklusif di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh dan faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat serta pendukung dalam pelaksanaannya. Ini memberikan arah yang jelas untuk penelitian yang dilakukan.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan kebijakan pemberian ASI eksklusif dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi. Penelitian ini bertujuan memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana kebijakan ini dapat diterapkan secara efektif.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan tentang implementasi kebijakan pemberian ASI eksklusif, memberikan kontribusi bagi akademisi dan Dinas Kesehatan dalam meningkatkan program kesehatan ibu dan anak. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.6. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah mencakup definisi implementasi, kebijakan, ASI, ASI eksklusif, Dinas Kesehatan, dan Kota Banda Aceh. Pemahaman yang jelas tentang istilah-istilah ini penting untuk menghindari kebingungan dalam konteks penelitian dan untuk memastikan bahwa pembaca memahami makna yang terkandung dalam kebijakan yang dibahas.

1.7. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menggambarkan dan menganalisis implementasi kebijakan. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai konteks dan realitas yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan di lapangan.

1.8. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ditetapkan di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, yang menjadi pusat pelaksanaan kebijakan pemberian ASI eksklusif. Pemilihan lokasi ini penting untuk memahami dinamika dan tantangan yang dihadapi dalam implementasi kebijakan di tingkat lokal.

1.9. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Metode ini dipilih untuk mendapatkan data yang akurat dan relevan mengenai pelaksanaan kebijakan ASI eksklusif di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh.

1.10. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif, yang meliputi pengolahan dan penyajian data untuk menarik kesimpulan. Proses ini membantu peneliti dalam memahami pola dan hubungan antara variabel yang diteliti dalam konteks implementasi kebijakan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini membahas penelitian terdahulu yang relevan dengan topik implementasi kebijakan ASI eksklusif. Penelitian sebelumnya memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan kebijakan dan menunjukkan pentingnya dukungan serta motivasi bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif.

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa keberhasilan implementasi kebijakan ASI eksklusif sangat bergantung pada dukungan dan motivasi yang diberikan kepada ibu. Pengetahuan dan pemahaman tentang manfaat ASI eksklusif juga menjadi faktor kunci dalam mendorong ibu untuk berpartisipasi dalam program ini.

2.2. Landasan Teori

Landasan teori mencakup berbagai konsep dan model yang digunakan untuk menganalisis implementasi kebijakan. Teori-teori ini memberikan kerangka kerja untuk memahami dinamika yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kebijakan di lapangan.

2.2.1. Pengertian Implementasi

Pengertian implementasi merujuk pada tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun. Ini mencakup berbagai aspek yang harus diperhatikan untuk memastikan bahwa kebijakan dapat dilaksanakan dengan efektif dan mencapai tujuan yang diinginkan.

2.2.2. Teori Implementasi George C. Edwards III

Teori implementasi George C. Edwards III menekankan empat variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan: komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Keempat variabel ini saling berinteraksi dan berkontribusi pada efektivitas pelaksanaan kebijakan.

2.2.3. Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan adalah tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kebijakan. Proses ini melibatkan berbagai aktor dan harus dikelola dengan baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.

2.2.4. Tujuan Implementasi Kebijakan

Tujuan implementasi kebijakan adalah untuk memastikan bahwa kebijakan dapat mencapai tujuan dan dampak yang diinginkan. Keberhasilan implementasi sangat bergantung pada bagaimana kebijakan tersebut dikelola dan diimplementasikan di lapangan.

2.3. Indikator Implementasi Kebijakan

Indikator implementasi kebijakan mencakup komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Indikator-indikator ini digunakan untuk menilai kinerja dan efektivitas pelaksanaan kebijakan di lapangan.

2.4. Manfaat ASI Eksklusif untuk Bayi 0-6 Bulan Pertama

ASI eksklusif memiliki berbagai manfaat penting bagi bayi, termasuk penguatan sistem kekebalan tubuh, dukungan bagi perkembangan otak, dan pengaturan berat badan yang ideal. Manfaat ini menjadikan ASI sebagai makanan terbaik untuk bayi pada enam bulan pertama kehidupannya.

2.4.1. Manfaat ASI Eksklusif bagi Ibu

Selain manfaat bagi bayi, ASI eksklusif juga memberikan manfaat bagi ibu, termasuk mengatasi trauma pasca persalinan dan memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi. Hal ini menunjukkan pentingnya dukungan bagi ibu dalam memberikan ASI eksklusif.

III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bagian ini memberikan profil Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh sebagai lokasi penelitian. Informasi ini penting untuk memahami konteks dan latar belakang pelaksanaan kebijakan pemberian ASI eksklusif di daerah tersebut.

3.1. Profil Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh

Profil Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh mencakup struktur organisasi, tugas, dan fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan program kesehatan, termasuk pemberian ASI eksklusif. Memahami profil ini membantu dalam menganalisis bagaimana kebijakan dapat diterapkan di tingkat lokal.

IV. DATA DAN HASIL PENELITIAN

Bagian ini menyajikan data dan hasil penelitian yang diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data ini digunakan untuk menganalisis pelaksanaan kebijakan pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilannya.

4.1. Pelaksanaan Kebijakan Pemberian ASI Eksklusif

Pelaksanaan kebijakan ASI eksklusif di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk kurangnya komunikasi yang efektif, sumber daya yang terbatas, dan disposisi pelaksana yang tidak konsisten. Hal ini mengakibatkan kebijakan belum sepenuhnya diterapkan sesuai harapan.

4.1.1. Komunikasi

Komunikasi yang efektif antara pihak-pihak terkait sangat penting dalam implementasi kebijakan. Namun, dalam penelitian ini terungkap bahwa komunikasi yang kurang baik menjadi salah satu faktor penghambat pelaksanaan kebijakan ASI eksklusif.

4.1.2. Sumber Daya

Sumber daya, termasuk tenaga medis dan fasilitas, sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan. Penelitian menunjukkan bahwa kurangnya sumber daya menjadi hambatan dalam pelaksanaan program ASI eksklusif di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh.

4.1.3. Disposisi

Disposisi pelaksana, yaitu sikap dan komitmen dari pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan, juga mempengaruhi keberhasilan program. Penelitian ini menemukan bahwa disposisi yang tidak konsisten dapat menghambat pelaksanaan kebijakan ASI eksklusif.

4.1.4. Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi yang ada di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh juga berperan dalam pelaksanaan kebijakan. Penelitian menunjukkan bahwa kelemahan dalam struktur birokrasi dapat menghambat efektivitas implementasi kebijakan ASI eksklusif.

V. KESIMPULAN

Bagian ini menyimpulkan temuan penelitian dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan dalam implementasi kebijakan pemberian ASI eksklusif di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. Kesimpulan ini penting untuk memberikan arahan bagi kebijakan kesehatan di masa depan.

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan pemberian ASI eksklusif di Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh belum berjalan sesuai harapan. Faktor-faktor seperti kurangnya pengetahuan ASN dan sumber daya yang tidak memadai menjadi penghambat utama.

5.2. Saran

Saran yang diberikan mencakup perlunya peningkatan pengetahuan dan pelatihan bagi ASN terkait kebijakan ASI eksklusif, serta penguatan komunikasi dan koordinasi antara semua pihak yang terlibat untuk memastikan implementasi yang lebih efektif.

Referensi Dokumen

  • Analisis Implementasi Kebijakan tentang ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Botania ( Nadia Gema Oktaviani )
  • Implementasi Kebijakan Program Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesman Candilama Kota Semarang ( Nasikhatul Hidayah )
  • Catatan Atas Pergub Aceh Terkait Cuti Melahirkan Selama Enam Bulan ( Vidya Prahassacitta )
  • Apakah Kebijakan Publik? Dalam Teori dan Proses Kebijakan Publik ( Budi Winarno )
  • Analisis Kebijakan Publik ( Wiliam N. Dunn )

Gambar

Tabel 1.1 Informan Penelitian  ........................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran  ...................................................................
Table 1.1 Informan Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
+2

Referensi

Dokumen terkait

Air Susu Ibu (ASI) telah terbukti bermanfaat bagi optimalisasi imunitas, pertumbuhan, dan perkembangan bayi. Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan pemberian ASI

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa banyak faktor yang menyebabkan tidak terlaksananya pemberian ASI secara eksklusif. Pelanggaran pemberian ASI banyak terjadi di

Faktor ibu dalam pemberian ASI eksklusif adalah faktor pengetahuan informan yang cenderung kurang mengetahui pentingnya ASI eksklusif bagi bayi, faktor kebiasaan

(1)Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang menerima, memberikan, dan mempromosikan susu formula dan produk lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI

Nilai hasil uji statistik diperoleh Pvalue = 0,002 artinya ada perbedaan yang signifikan pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan Pemberian ASI Eksklusif

Tujuan dibuatnya PP Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif yaitu untuk melindungi, mendukung dan mempromosikan pemberian ASI eksklusif melalui peningkatan

Pemantauan dan evaluasi dilakukan satu kali dalam sebulan oleh petugas gizi dan kegiatan dilakukan di Posyandu, hal ini sesuai dengan pedoman kementrian kesehatan RI

Penurunan pemberian ASI secara eksklusif dipengaruhi oleh berbagai faktor, selain pengetahuan dan dukungan petugas kesehatan, ada beberapa faktor lainnya yang juga sangat berpengaruh