Modul ke:
Fakultas
Program Studi
Prinsip dan prosedur
dasar modifikasi perilaku
Punishment, stimulus control, respondent conditioning
Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc.
03
Psikologi
Punishment
• Adanya perilaku
• Konsekuensi langsung terjadi setelah perilaku • Sebagai hasilnya, perilaku tersebut mungkin
Punisher (Aversive stimulus)
• Merupakan konsekuensi yang membuat
perilaku tertentu tidak akan terulang lagi atau kemungkinan untuk diulang menjadi kecil
Contoh kasus
• Anak laki-laki sering mengganggu adiknya dan membuatnya menangis, kemudian ibunya
memarahi dan memukulnya. Anak laki-laki
tersebut berhenti menganggu adiknya ketika di marahi, namun keesokan harinya ia
mengulangi perilaku yang sama. • Silahkan di analisa ^^
• Dimarahi dan dipukul merupakan bentuk reinforcement positif.
• Lalu apa itu punishment?
• Punishment itu bukan konsekuensi yang tidak mengenakkan ataupun menyenangkan saja. Sebuah konsekuensi dikatakan negatif jika ia
mengurangi munculnya perilaku yang tidak diinginkan di masa yang akan datang
Contoh kasus
• Perilaku anak yang dimarahi oleh orang tuanya merupakan reinforcement positif (penguatan positif)
• Perilaku orangtua yang memarahi dan
memukul anak merupakan reinforcement
negatif (penguatan negatif) karena anak tadi
Miskonsepsi yang sering terjadi
• Punishment segala sesuatu yang dapat
menurukan munculnya perilaku tersebut di masa yang akan datang.
Miskonsepsi yang sering terjadi
• Punishment dalam modifikasi perilaku berbeda dengan apa yang ada dalam ranah hukum.
• Penggunaan term yang benar adalah:
1.Benar: yang di punish adalah perilakunya, contoh: guru menghukum perilaku A yang mengaggu proses belajar mengajar dengan time out
• 2. Salah: yang di punish adalah orangnya. Yang kita lemahkan bukan orangnya tapi perilakunya. Contoh: guru menghukum sarah karena perilakunya yang mengganggu.
Punishment
• Positif punishment: 1. Perilaku terjadi
2. Diikuti oleh kehadiran aversive stimulus
3. Hasilnya perilaku tidak akan terjadi di masa yang akan datang
• Negatif punishment: 1. Perilaku terjadi
2. Diikuti oleh penghilangkan stimulus yang menguatkan/ menyenangkan
3. Hasilnya perilaku tidak akan terjadi di masa yang akan datang
Sajwaj, Libet, dan Agras (1974)- positive punishment
• Bayi usia 6 bulan
• Mengurangi perilaku perenungan (rumination) • Rumination: memuntahkan makanan di dalam
mulut kemudian menelannya lagi---dehidrasi, malnutrisi dan kematian
• Setiap si bayi melakukan rumination maka dilakukan positive punishment
(menyemprotkan lemon juice ke dalam
Diskusi
• Apa beda antara ekstingsi dengan negatif punishment?
Jawaban Diskusi
• Ekstingsi: menahan penguatan yang dapat mempertahankan perilaku yang diinginkan • Negative punishment: menghilangkan atau
menarik penguatan positif dari individu.
Penguatan positifnya bisa sesuatu yang sudah
biasanya diperoleh ataupun sesuatu yang lainnya yang dapat memperkuat perilaku.
• Contoh:
Negatif punishment: semua hak istimewa di ambil baik yang biasa diberikan ataupun tidak
Negative punishment
• Time-out dari penguatan positive: Penguatan di hilangkan dalam waktu beberapa saat
Contoh: Peneletian Clark, Rowbury, Baer, dan Baer (1973) mengurangi perilaku agresif anak down
syndrome, dengna menyuruhnya untuk duduk dengan dirinya sendiri selama 3 menit.
Unconditioned dan Conditioned
Punisher
• Unconditioned Punisher: secara alamiah kejadian/ hal tersebut mengadung unsur
aversive (sesuatu yang tidak menyenangkan).
Contoh: dingin atau panas yang berlebihan, stimulus yang menyakitkan seperti benda tajam, electric schock,
• Conditioned Punisher: stimulus atau kejadian yang berfungsi sebagai aversive stimulus
setelah dipasangkan dengan unconditioned stimulus
Unconditioned dan Conditioned
Punisher
• Conditioned Punisher: stimulus atau kejadian yang berfungsi sebagai aversive stimulus
setelah dipasangkan dengan unconditioned stimulus
• Contoh:
Diskusikan
Apakah tatapan kemarahan dari ibu merupakan punishment? Kalau iya kenapa, kalau tidak
Jawaban diskusi
• Tatapan kemarahan bukanlah punishment karena perilaku yang tidak diharapkan tidak berkurang.
• Tatapan kemarahan ibu merupakan reinforcer (penguat ) positif.
• Kemungkinan lainnya, bersendawa merupakan hal yang secara natural mengandung unsur
penguat (reinforcer) karena mengeluarkan gas yang ada di dalam perut.
Yang mempengaruhi efektifitas punishment • Cepat (Immediacy)
• Konsisten (Contingency)
• Antesedent (motivating event)
EO: tidak boleh makan lebih efektif sebagai punishment kalau
anak kondisi lapar (memperkuat)
AO: tidak boleh makan kurang efektif kalau anak baru saja
makan snack (memperlemah)
Problem Punishment
• Membuat seseorang agresif
• Membuat seseorang melakukan escape dan
avoidance.
• Penggunaan yang berlebihan dari pemberi hukuman
• Perilaku tersebut akan menjadi model bagi yang dihukum, kemungkinan ia akan
menghukum dirinya sendiri di masa yang akan datang.
Stimulus Kontrol:
Pengantar
• Penyebab (Antecedent) adalah stimulus, situasi, kejadian, atau keadaan yang hadir ketika atau sebelum perilaku itu muncul. • Kenapa penting membahas penyebab
Contoh:
Antecedent: Ibu bukan ayah Behavior: Meminta uang
Konsekuensi: terpenuhi kebutuhannya EO: Kondisi tono yang membutuhkan uang
Pengertian
Stimulus Control
Stimulus control, yaitu sebuah perilaku
cenderung dilakukan ketika penyebab (Antecedent) hadir.
Mengembangkan
Stimulus Control
: TrainingStimulus Discrimination
• Kehadiran stimulus penyebab (antecedent) disebut sebagai Discriminative Stimulus (SD).
• Proses penguatan (reinforcing) perilaku ketika
Discriminative Stimulus (SD) hadir disebut sebagai
2 langkah dalam
Stimulus Discrimination
Training:
• Ketika (SD) hadir, maka perilaku mendapat
penguatan.
• Ketika penyebab lain selain (SD) hadir maka ia
tidak mendapat penguatan. Penyebab
(antecedent) yang tidak mendapat penguatan disebut S- Delta (SΔ).
Konsekuensinya
• Perilaku akan cenderung untuk dilakukan ketika SD hadir dan perilaku tidak akan
dilakukan ketika SΔ hadir. Inilah yang dimaksud dengan stimulus control.
N.B.
• kehadiran SD tidak menyebabkan perilaku
terjadi akan tetapi kehadiran SD
memungkinkan untuk terjadinya perilaku karena adanya asosiasi dengan penguatan
Three- Terim Contingency
S
D-- R-- S
R• SD = Discriminate Stimulus
• R = Respon
Three- Terim Contingency
S
D-- R—S
p• SD = Discriminate Stimulus
• R = Respon • Sp = Punisher
Generalisasi
Generalisasi terjadi ketika perilaku dilakukan dengan kehadiran stimulus yang hampir sama
Operan VS Respondent
• Respondent= Pavlovian Conditioning
Faktor-faktor yang mempengaruhi Respondent Conditioning 1. Frekuensi memasangkan CS dengan US, maka CS menjadi trigger CR 2. Timing memasangkan harus berdekatan 3. 1 stimulus netralyang dihadirkan secara konsisten ---paling kuat menjadi CS 4. CR berkembang kalau CS atau US bersifat intens daripada lemah Sumber gambar: http://animalethics.umwblogs.org/experimen tation-3/
Respondent Extinction
Ketika melihat anjing (stimulus) namun
anjing tidak menyalak namun menyenangkan
maka ketakutan terhadap anjing akan menghilang.
Respondent Extinction
• Pada kasus higher order conditioning ketika CS1 kehilangan kemampuan untuk
menghasilkan CR maka hal yang
membangkitkan CR (ketakutan) kembali ke hal yang pertama
Counter Conditioning
• Satu kondisi dimana perilaku yang tidak diinginkan ---cara memasangkan dengan tindakan positif
• Contoh:
Respondent Contioning
Melihat anjing + anjing menyalak---takut Melihat anjing---takut
Counter Conditioning
Melihat anjing + main dengan teman---takut-- Bahagia Melihat anjing---Bahagia
Aplikasi dari Respondent
Conditioning
• Terapi Aversive
Dasar berfikir adalah counterconditioning: hal-hal yang menjadi reinforcer harus dikurangi
Respondent Conditioning VS Operant
Conditioning
• Respondent Conditioning: UR dan CR disebabkan oleh stimulus dan sifatnya lebih biologis
• Operant Conditioning perilaku dikontrol oleh konsekuensi
• Ekstingsi pada perilaku respondent terjadi ketika tidak adan pemasangan antara CS dengan US, sehingga CS tidak bisa lagi menghasilkan CR
• Ekstingsi pada perilaku operant terjadi kalau konsekuensi tidak terjadi
Conditioned Emotional Response
• Little albert
Diskriminasi dan Generalisasi pada
Respondent Behavior
• Diskriminasi CR terjadi disebabkan oleh satu
CS yang spesifik
• Generalisasiterjadi ketika CS yang hampir mirip dapat membangkitkan CR