• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

80 BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Penanganan tumburan KA 174 Kutojaya dengan KA 103 Mutiara Selatan, yaitu:

1) Mengakibatkan 5 orang meninggal dunia dan 35 orang luka – luka. Seluruh korban luka – luka dan meninggal dirujuk ke RSU Kota Banjar dan beberapa diantaranya dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung serta RS Purbowangi Gombong.

2) Mengakibatkan rintang jalan selama 2 jam 1 menit dan untuk mengatasi rintang jalan dilakukan langkah – langkah sebagai berikut:

a) Perbaikan dan penggantian rel, bantalan, serta alat penambat yang rusak pada jalur II dan jalur III Stasiun Langen;

b) Untuk mengevaluasi rangkaian KA 174 Kutojaya yang anjlok dan rangkaian KA 103 Mutiara Selatan yang hancur pada pukul 04.40 didatangkan kereta penolong NR dari Stasiun Purwokerto, serta pada pukul 05.50 didatangkan crane dan kereta penolong NR dari Dipo Bandung;

c) Rangkaian KA 103 Mutiara Selatan yang tidak anjlok dilangsir ke jalur I Stasiun Langen dengan Lokomotif KA 37 Turangga;

d) Pukul 05.51 WIB, KA 103 Mutiara Selatan meneruskan perjalanannya dengan ditarik menggunakan lokomotif KA 172 Serayu II.

b. Penanganan anjlokan KA 101 Senja Utama Jogja, yaitu: 1) Tidak mengakibatkan korban jiwa.

2) Mengakibatkan rintang jalan selama 3 jam 38 menit dan untuk mengatasi rintang jalan dilakukan langkah – langkah sebagai berikut:

(2)

a) Segera mengamankan lokasi kecelakaan di lokasi kejadian;

b) Melepas 6 rangkaian KA 101 Senja Utama Jogja yang tidak anjlok (rangkaian kereta ke-4 sampai dengan rangkaian kereta ke-9 di belakang lokomotif);

c) Mendatangkan NR (Kereta Penolong) dari Stasiun Purwokerto pada hari Sabtu tanggal 3 Maret 2012 pukul 22.30 WIB dan sampai di lokasi kejadian pada hari Minggu tanggal 4 Maret 2012 pukul 02.03 WIB;

d) Mendatangkan lokomotif CC204 12 dari Stasiun Kretek pada hari Minggu tanggal 4 Maret 2012 pukul 00.44 WIB untuk menarik 6 rangkaian KA 101 Senja Utama Jogja yang tidak anjlok ke Stasiun Bumiayu, ditarik dari lokasi pada pukul 03.10 WIB dan masuk Stasiun Bumiayu pukul 03.14 WIB;

e) Pekerjaan pengangkatan rangkaian kereta yang anjlok dimulai pada hari Minggu tanggal 4 Maret 2012 pukul 02.15 WIB dan selesai dikerjakan pukul 02.52 WIB;

f) KA pertama yang lewat dari lokasi kejadian adalah KA 101 Senja Utama Jogja, berangkat dari Stasiun Bumiayu pukul 04.24 WIB. c. Penanganan anjlokan KA 125 Bengawan, yaitu:

1) Tidak mengakibatkan korban jiwa.

2) Mengakibatkan rintang jalan selama 3 jam 48 menit dan untuk mengatasi rintang jalan dilakukan langkah – langkah sebagai berikut:

a) Segera mengamankan lokasi kecelakaan di lokasi kejadian;

b) Melepas rangkaian yang tidak anjlok dan ditarik mundur dan dipindah ke jalur 9 emplasemen utara;

c) Mendatangkan Kereta Penolong dari Dipo Solo Balapan pukul 17.15 WIB sampai lokasi pukul 17.25 WIB;

d) Pekerjaan pengangkatan kereta yang anjlok dimulai pukul 17.20 WIB;

(3)

e) KA Begawan melanjutkan perjalanan pada pukul 19.11 WIB, setelah dilakukan penggantian awak sarana;

f) Pekerjaan pengangkatan selesai dilakukan pada pukul 20.58 WIB. d. Penanganan anjlokan KA 213 Prambanan Ekspres, yaitu:

1) Mengakibatkan 40 penumpang luka berat dan luka ringan. Korban luka dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih, Rumah Sakit Jogja International Hospital dan Rumah Sakit Panti Rini.

2) Mengakibatkan rintang jalan selama 12 jam 25 menit dan untuk mengatasi rintang jalan dilakukan langkah – langkah sebagai berikut: a) Mendatangkan crane dan lokomotif dari Stasiun Solo, serta

mendatangkan kereta penolong (NR) dari dipo kereta Stasiun Yogyakarta;

b) Proses pengangkatan kereta mulai dikerjakan pada hari Selasa 23 Oktober 2012 pukul 20.38 WIB dan selesai dikerjakan pada pukul 05.15 WIB;

c) Membatasi kecepatan kereta yang melintas dengan memasang semboyan taspat 2C (5 Km/jam);

d) Melakukan penggantian dan perbaikan prasarana perkeretaapian; e) Jalur kereta sudah dapat dilalui pada hari Rabu 24 Oktober 2012

pukul 05.15 WIB dan kereta api pertama yang melintas adalah KA 34 Bima pada pukul 06.28 WIB lewat spoor hulu dan KA 129 Logawa lewat spoor hilir pada pukul 06.30 WIB.

e. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan kereta api maka dilakukan investigasi kecelakaan kereta. Hasil investigasi adalah sebagai berikut:

1) Penyebab tumburan KA 174 Kutojaya dengan KA 103 Mutiara Selatan adalah masinis KA 103 Mutiara Selatan melanggar aspek sinyal masuk Stasiun Langen sehingga penyebab kecelakaan kereta api tersebut adalah faktor Sumber Daya Manusia

2) Penyebab anjlokan KA 101 Senja Utama Jogja adalah masinis KA 101 Senja Utama Jogja melebihi kecepatan saat melewati lengkung di

(4)

emplasemen Bumiayu sehingga penyebab kecelakaan kereta api tersebut adalah faktor Sumber Daya Manusia

3) Penyebab anjlokan KA 125 Bengawan adalah masinis KA 125 Bengawan terindikasi menjalankan kereta api dengan kecepatan melebihi ketentuan saat akan memasuki wesel sehingga penyebab kecelakaan kereta api tersebut adalah faktor Sumber Daya Manusia.

4) Penyebab anjlokan KA 213 Prambanan Ekspres adalah sudah melebihi batas yang ditentukan untuk Pemeriksaan Akhir (PA) bogie yaitu 350.000 km sesuai surat dari Manajer Sarana Daop VI Yogyakarta nomor : 670/D.VI.SAR/XI/2011 tanggal 30 November 2011 tentang kilometer KRDE Dipo Lokomotif Solo Balapan sehingga penyebab kecelakaan kereta api tersebut adalah faktor Sarana

f. Penanganan kecelakaan kereta api yang tepat dapat menentukan cepat atau tidaknya untuk mengatasi rintang jalan sehingga operasional kereta api dapat berjalan normal. Penyempurnaan penyelenggara prasarana dan sarana perkeretaapian berpenaruh terhadap penanganan kecelakaan kereta api.

g. Pelaksanaan investigasi dilakukan oleh suatu badan yang dibentuk atau ditugaskan oleh Pemerintah. Badan tersebut adalah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Investigasi yang dilakukan oleh KNKT adalah kecelakaan kereta api yang menimbulkan korban jiwa dan atau tidak terjadi rintang jalan selama lebih dari 6 (enam) jam untuk 2 (dua) arah. Mengingat pentingnya investigasi terhadap kecelakaan kereta api untuk mengetahui penyebab kecelakaan sehingga diperlukan kecepatan investigator Pemerintah dan atau KNKT menuju lokasi kecelakaan kereta api.

h. Usulan penanganan kecelakaan kereta api adalah: 1) Jangka pendek

Penyusun mengusulkan penyempurnaan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian dan sarana perkeretaapian sehingga terbentuk Badan Usaha yang berdiri sendiri atau melalui kerjasama.

(5)

2) Jangka menengah

Tahapan setelah penyempurnaan penyelenggaraan prasarana perkeretaapian dan sarana perkeretaapian maka dibentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah penyelenggaraan prasarana perkeretaapian dan sarana perkeretaapian.

3) Jangka panjang

Tahapan setelah terbentuknya UPT maka perlu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian dalam hal penanganan kecelakaan kereta api.

i. Usulan investigasi kecelakaan kereta api adalah: 1) Jangka pendek

Penyusun mengusulkan kepada Pemerintah untuk membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah perkeretaapian dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian dalam hal investigasi kecelakaan kereta api.

2) Jangka menengah

Penyusun mengusulkan untuk mencegah faktor Sumber Daya Manusia menjadi penyebab kecelakaan kereta api maka perlu dilakukan monitoring kompetensi yang dilakukan oleh Pemerintah dan penilaian (assessment) psikologis Sumber Daya Manusia perkeretaapian secara rutin setiap 3 (tiga) bulan yang dilakukan oleh lembaga psikologi independen.

3) Jangka panjang

Pemasangan peralatan keselamatan perkeretaapian, yaitu: pemasangan peralatan proteksi perjalanan kereta api otomatis (Automatic Train Protection) di sarana dan prasarana perkeretaapian.

(6)

6.2 Saran

a. Perlu adanya informasi publik mengenai penanganan dan investigasi kecelakaan kereta api.

b. Perlu adanya penelitian lanjut mengenai kapasitas jalan rel di Indonesia. c. Perlu adanya penelitian lanjut mengenai penerapan peralatan proteksi

perjalanan kereta api otomatis (Automatic Train Protection) di Indonesia untuk menunjang keselamatan perkeretaapian.

Referensi

Dokumen terkait

contingent asset (aset kontijensi) adalah aset yang mungkin timbul dari waktu lampau dan akan terjadi atau tidak akan terjadi tergantung pada kejadian yang akan terjadi pada masa

(1) Pada permulaan tahun anggaran setelah Keputusan Penunjukan Pengelola Keuangan SKPD, DPA-SKPD dan SPD ditetapkan oleh Gubernur dan Kepala BPKAD (PPKD), Bendahara

Bagi kedua obligasi harga obligasi akan sama dengan nilai maturitasnya pada saat jatuh tempo (Fabozzi 2000). Terdapat perubahan dalam hasil diinginkan disebabkan perubahan

Selama administrasi perpajakan tidak mengoreksi jumlah pajak terutang yang telah ditetapkan dan dibayar sendiri oleh wajib pajak (dalam SPT) dengan menerbitkan

Apabila ditanam dari biji, beberapa tunas mungkin akan tumbuh dari satu biji, yang berarti bibitnya mungkin identik dengan tanaman induk.Jeruk nipis ini keluarga jeruk

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna menanggulangi minimnya pendidikan di Pulau Pahawang sebagaimana yang kami lakukan dalam PKM Pengabdian Masyarakat ini,

PENGARUH PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN OBSERVASI DAN PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE LAYERS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAUR HIDUP HEWAN (PENELITIAN EKSPERIMEN PADA

(3) Dirjen Renhan Kemhan melakukan penelitian data usulan perubahan rencana PNBP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya disampaikan kepada Menteri Keuangan dilengkapi