ASUHAN KEPERAWATAN KEPADA KELUARGA TN. J
KHUSUSNYA NY. S DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
AKTIVITAS DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN:
STROKE DI WILAYAH UTAN PANJANG
Pada tanggal 7-10 Mei 2017
Disusun Oleh :
SUSAN EKA PUTRI
2014750045
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum WarahmatullahiWabarakathu
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga saya dapat mengerjakan dan menyelesaikan “KaryaTulis Ilmiah” saya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Kepada Keluarga Tn.J Khususnya Ny. S Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke di Wilayah Utan Panjang Pada Tanggal 7-10 Mei 2017”, tepat pada waktunya.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini dibuat sebagai syarat untuk lulus dan menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan fakultas ilmu keperawatan universitas muhammadiyah Jakarta. Dalam penyusunan dan penyelesaian karya tulis ini, saya mendapatkan bimbingan serta dukungan yang sangat baik dan maksimal. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu :
1. Dr.Muhammad Hadi, SKM., M,Kep Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
2. Ns. Titin Sutini, MKep., Sp. Kep.An Ketua Program Studi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Univeritas Muhmmadiyah Jakarta
3. Ns. Nurhayati, MKep.,Sp.Kep.Kom pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan, pengarahan, saran serta dorongan dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini dari awal pembuatan sampai terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.
4. Drs. Dedi Muhdiana.,M.Kes selaku wali dari angkatan 32 yang sangat kami banggakan dan kami sayangi.
5. Ns. Fitrian Rayasari, MKep., Sp.KMB bidang pendidikan Program Studi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan UniveritasMuhmmadiyah Jakarta 6. Bapak Maryoso selaku penguji lahan yang sudah membina dan membimbing
7. Ibu RW 02 dan ibu-ibu kader RW 02 yang telah berkontribusi dengan baik sehingga dapat membantu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.
8. Seluruh staff D III Keperawatan yang telah membantu administrasi dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
9. Keluargaku, yang selalu menjadi pacuan untuk bersemangat dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini terutama ibu Hj.Titin Supriatin dan bapak H.Ujang Tabroni Hari serta adik-adik saya Chika dan Raja yang selalu memberikan doa dan semangat untuk saya sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik dan sempurna
10. Juga Heriyadi Efendi Silitonga yang selalu memberikan semangat, dukungan dan doa untuk saya. Dan sahabat saya Dewi Fatmala, Dewi Astuti, Bella Rosaline, Cindy Rantika, Desi Irawati dan juga para sahabat-sahabat tingkat 3 angkatan 32 yang selalu kompak, semoga selalu terjalin silaturahmi yang baik amin yarabbalal amin.
Daftar isi LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR………...I DAFTAR ISI………...III BAB I PENDAHULUAN……….1 A. Latar belakang..……….1 B. Tujuan penulisan…...……….……....4 1. Tujuan Umum………..4 2. Tujuan Khusus………...……..4 C. Ruang lingkup………5 D. Metode Penulisan…...………...…5 E. Sistematika Penulisan………...……….……6 BAB II TINJAUAN TEORITIS………..………..8
A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan Stroke……….…8
1. Pengertian……….………...8
2. Etiologi………8
3. Patofisiologi……….………..10
4. Manifestasi klinis………...………11
6. Klasifikasi stroke ……….….12
7. Penatalaksanaan………....12
B. Konsep kebutuhan dasar pada stroke ……….13
1. Kebutuhan aktifitas………...…….13
C. Konsep asuhan keperawatan keluarga………..………...13
1. Konsep dasar keluarga...………13
a. Pengertian………13
b. Tipe/bentuk keluarga…...………....15
c. Struktur keluarga……….17
d. Peran keluarga………..………..18
e. Tahap perkembangan keluarga………...……….19
f. Fungsi keluarga………....22
g. Lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan……….24
2. Konsep proses keperawatan keluarga………....25
a. Pengkajian keperawatan………...………...25 b. Diagnose keperawatan……….27 c. Perencanaan keperawatan………30 d. Pelaksanaan keperawatan………...………….33 e. Evaluasi keperawatan………...………...33 BAB III TINJAUAN KASUS …………..……….…………...36 A. Pengkajian keperawatan………..…...36 B. Diagnosa keperawatan………....53 C. Perencanaan keperawatan………...60 D. Pelaksanaan keperawatan………...….78 E. Evaluasi keperawatan………...92
BAB IV PEMBAHASAN………..………....100 A. Pengkajian keperawatan………..…..100 B. Diagnosa keperawatan………..104 C. Perencanaan keperawatan………...105 D. Pelaksanaan keperawatan………..106 E. Evaluasi keperawatan………107 BAB V PENUTUP………..………...108 A. Kesimpulan………108 B. Saran……….……….109 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyerang sistem persarafan, Stroke sendiri didefinisikan suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.(Fransisca,2012).
Prevalensi stroke di Indonesia terlihat meningkat seiring peningkatan umur responden. Masalah stroke di Indonesia menjadi semakin penting dan mendesak baik stroke hemoragik maupun stroke non hemoragik. Prevalensi nasional Stroke tahun 2007 adalah 0,8% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Sebanyak 11 provinsi mempunyai prevalensi Stroke diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Bara Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Papua Barat. Jumlah penyakit stroke di Indonesia tahun 2013 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) diperkirakan sebanyak 1.236.825 orang (7,0‰), sedangkan berdasarkan diagnosis Nakes diperkirakan sebanyak 2.137.941 orang (12,1‰). Berdasarkan diagnosis Nakes maupun diagnosis/gejala, Provinsi Jawa Barat memiliki estimasi jumlah pen-derita terbanyak yaitu sebanyak 238.001 orang (7,4‰) dan 533.895 orang (16,6‰), se-dangkan Provinsi Papua Barat memiliki jumlah penderita paling sedikit yaitu sebanyak 2.007 orang (3,6‰) dan 2.955 orang (5,3‰).
Penyebab stroke sendiri yaitu thrombosis serebral thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemik jaringan otak, yang dapat menimbulkan oedem dan kongesti di sekitarnya.Thrombosis
biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur.Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemik serebral.Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan thrombosis seperti aterosklerosis, hiperkoagulasi pada polisitemia, arteritis dan emboli. Hemorargi merupakan perdarahan intracranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang sub arachnoid atau ke dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena aterosklerosis dan hipertensi akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah ke dalam parenkim otak, yang dapat menyebabkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan, sehingga otak akan menglami pembengkakan, otak tertekan sehingga terjadi penekanan otak,oedem, dan mungkin herniasi pada otak, hipoksia umum beberapa penyebab hipoksia umum diantaranya adalah hipertensi yang parah henti jantung dan paru curah jantung turun karena aritmia hipoksia setempat beberapa penyebab hipoksia setempat adalah spasme serebral, yang di sertai perdaahan subarchnoid Vasokontroksi arteri otak di sertai sakit kepala migren . (Arif.Muttaqin 2008)
Tanda dan gejala klinis yang timbul tergntung dari jenis stroke.Gejala klinis pada stroke hemorargi berupa defisit neurologis mendadak,didahului gejala up normal yang terjadi pada saat istirahat atau bangun pagi, kadang tidak terjadi penurunan kesadaran, terjadi terutama pada usia > 50 tahun. Gejala neurologis yang timbul tergantung pada berat ringanya gangguan pembuluh darah dan lokasinya. Gejala klinis pada stroke akut berupa : hemiparise, letargi, afasia(tidak lancer bahkan tidak dapat berbicara), disartria(bicara pelo atau cadel), ataksia(tungkai atau anggota badan tidak tepat pada sasaran), vertigo(mual dan muntah atau nyeri kepala). (Fransisca,2012).
Gangguang yang sering terjadi pada pasien yang mengalami serangan stroke adalah Gangguan Mobilisasi Fisik.Mobilitas fisik yaitu keadaan ketika seseorang mengalami atau bahkan beresiko mengalami keterbatasan fisik dan bukan
merupakan immobilisasi (Doenges, M.E, 2000). Pergerakan adalah proses yang kompleks yang membutuhkan adanya koordinasi antara sistem muskeletal dan sistem saraf. Namun pada penderita stroke ini mengalami gangguan peredaran darah di otak atau pecahnya pembuluh darah ketika sistem pusat di otak memerintahkan untuk menggerakan anggota gerak, darah yang menuju ke bagian muskeletal tidak bisa menuju dengan sempurna di karena adanya hambatan di bagian pembuluh darah pada akhirnya anggota gerak mengalami kelemahan atau kelumpuhan. (Doenges, M.E, 2000).
Proses asuhan keperawatan mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pencegahan, penyelamatan klien dengan stroke non hemoragik di instansi rumah sakit maupun masyarakat dengan upaya promotif yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai stroke tanda dan gejala serangan stroke, untuk keluarga yang memiliki keluarga yang mengidap penyakit stroke, perlu upaya preventif yaitu dengan cara menjaga pola hidup sehat dan mengkonsumsi makan-makanan yang bersih dan sehat, memberikan pelatihan senam ROM, kuratif yaitu dengan cara memeriksa jadwal kontrol pasien yang mengidap penyakit stroke dan menegur keluarga jika tidak sesuai dengan jadwal kontrol nya, dan rehabilitatif yaitu dengan cara memperhatikan medikasinya,makanan nya dan pola hidup nya. Untuk dapat melakukan pencegahan maupun pengobatan dengan melakukan asuhan keperawatan pada penderita stroke maka perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan seperti, educator(pendidik yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai stroke dan bagai mana menanggulangi stroke yang terjadi,dan konselor yaitu memberikan penyuluhan lanjutan apakah keluarga sudah paham atau belum mengenai definisi stroke agar tidak terjadi komplikasi hingga menyebabkan kematian. Hasil dari proses asuhan keperawatan dapat sesuai dengan yang diharapkan jika dilakukan secara professional maka keluarga dapat mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan, serta dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang mempunyai masalah stroke.(Setiadi, 2008).
Sehingga semua masyarakat harus aktif untuk menurunkan tingkat kesakitan dan kematian pada stroke dengan merubah pola pikirnya untuk mengubah prilakunya menjadi pola hidup sehat atau dengan mencegah dan mengobati penyakit itu secara tepat seperti program pemerintah yang ada di puskesmas seperti pendidikan kesehatan di puskesmas, pemeriksaan rutin stroke dipuskesmas. Dan kontrol rutin atau rawat jalan pasien stroke di rumah sakit.Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. J khususnya Ny. S dengan gangguan sistem persarafan : stroke yang tersusun pada Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul “Asuhan Keperawatan Kepada Keluarga Tn. J Khususnya Ny. S Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke”
B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Tujuan umum
Memberikan gambaran dan pengalaman dalam menerapkan pemenuhan kebutuhan dasar pada keluarga
2. Tujuan khusus
a. Teridentifikasinya masalah kesehatan pada khususnya
b. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan gangguan sistem persarafan : stroke
c. Mampu menganalisa data untuk menentukan masalah pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan gangguan sistem persarafan : stroke
d. Mampu merumuskan masalah berdasarkan hasil prioritas pada keluarga dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan gangguan sistem persarafan : stroke
e. Mampu melaksanakan tindakan pada keluarga dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan gangguan sistem persarafan : stroke
f. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada keluarga dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan gangguan sistem persarafan : stroke
g. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan pada keluarga pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan gangguan sistem persarafan : stroke
h. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus pada keluarga dengan pemenuhan kebutuhan aktivitas dengan gangguan sistem persarafan : stroke
i. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta dapat mencapai solusi.
A. RUANG LINGKUP
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis membahas tentang Asuhan Keperawatan Kepada Keluarga Tn. J Khususnya Ny. S Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas dengan Gangguan Sistem Persarafan : Stroke di Wilayah Utan Panjang Pada Tanggal 01sampai dengan 13 Mei 2017.
B. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini menggunakan deskriptif yaitu suatu metode ilmiah yang dilakukan dengan cara pengumpulan data, menganalisa dan menarik kesimpulan dengan pendekatan studi kasus. Untuk menunjang penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis memperoleh informasi/data melalui :
1. Studi kepustakaan dengan mempelajari literature-literature yang berkaitan dengan stroke serta refrensi yang terkait dengan stroke
2. Studi kasus dengan melakukan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik serta melihat dokumentasi kesehatan yang ada.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari lima BAB yaitu : BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, ruang lingkup, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Yang membahas tentang teori dasar makalah kesehatan yang terdiri dari :A. Konsep dasar keperawatan : Pengertian, Patofisiologi (etiologi, proses, manifestasi klinik, dan komplikasi), pelaksanaan (terapi, dan tindakan medis yang bertujuan untuk pengobatan). B. Konsep kebutuhan dasar keamanan: definisi keamanan, klasifikasi kebutuhan keamanan, lingkup kebutuhan keamanan, cara meningkatkan keamanan. C. 1. Asuhan Keperawatan Keluarga :Konsep Keluarga (pengertian,jenis atau tipe, struktur keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga, tahap perkembangan keluarga, dan tugas perkembangan keluarga). C. 2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga secara teori yang meliputi :Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus meliputi pengkajian keperawatan: pengumpulan data, penjajakan II, analisa data, Diagnosa keperawatan: Prioritas masalah dengan teknik skoring, Perencanaan keperawatan, Pelaksanaan keperawatan dan Evaluasi keperawatan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Yang membahas kesenjangan dan membandingkan antara teori dan kasus, analisa dari faktor-faktor pendukung dan penghambat serta alternative pemecah masalah dalam memberikan asuhan keperawatan ditiap-tiap tahapan, yang ,meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB V : PENUTUP
Berisi uraian singkat mengenai inti sari dari asuhan keperawatan keluarga khusunya dengan masalah stroke mulai dari pengkajian, diagnose, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Selain itu juga berisi saran-saran yang perlu disampaikan terkait dengan masalah stroke.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan Stroke 1. Pengertian
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak, yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau bahkan kematian.(Fransisca, 2012).
Sedangkan menurut Hudak, Stroke adalah defisit neurologis yang mempunyai serangan mendadak dan berlangsung 24 jam.Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular.
2. Etiologi
a. Kekurangan suplay O2 yang menuju otak
b. Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah otak.
c. Adanya sumbatan bekuan darah di otak. d. Perdarahan intraserebral
Gejalanya adalah :
1) Nyeri hebat karena hipertensi
2) Serangan terjadi pada siang hari, emosi dan marah. 3) Mual atau muntah pada permulaan serangan 4) Hemiparises dan hemiplegia
e. Perdaahan subarachnoid Gejalanya adalah :
1) Nyeri kepala hebat dan mendadak 2) Kesadaran sering terganggu 3) Ada tanda dan gejala meningeal
f. Factor-faktor yang menyebabkan stroke lainya :
1) Faktok yang tidak dapat diubah (non reversible) seperti: jenis
kelamin, usia, keturunan.
2) Factor yang dapat di ubah seperti: hipertensi, penyakit jantung, kelesterol tinggi, obesitas, stress.
g. Kebiasaan hidup a. Merokok b. Peminum berat
3. Patofisiologi
4. Manifestasi klinis
Gejala klinis yang timbul tergntung dari jenis stroke a. Gejala klinis pada stroke hemorargi berupa :
a) Defisit neurologis mendadak,didahului gejala up normal yang terjadi pada saat istirahat atau bangun pagi
b) Kadang tidak terjadi penurunan kesadaran. Terjadi terutama pada usia > 50 tahun
c) Gejala neurologis yang timbul tergantung pada berat ringanya gangguan pembuluh darah dan lokasinya.
b. Gejala klinis pada stroke akut berupa : a) Hemiparise
b) Letargi
c) Afasia(tidak lancer bahkan tidak dapat berbicara) d) Disartria (bicara pelo atau cadel)
e) Ataksia (tungkai atau anggota badan tidak tepat pada sasaran) f) Vertigo (mual dan muntah atau nyeri kepala)
5. Komplikasi
a. Peningkatan tekanan intracranial b. Kejang
c. Thrombosis vena dalam d. Emboli paru
e. Depresi f. Hipertensi g. Infark miokard h. Infeksi dan sepsis i. Hiponatremia j. Depresi Pernapasan
6. Klasifikasi stroke
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu : stroke iskemik dan hemorarrgik a. Stroke iskemik (non hemorarrgik) yaitu sumbatan pembuluh
darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagaian atau keseluruhan terhenti.. 80 % stroke adalah iskemik.
Stroke iskemik dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1) Stroke Trombotik : proses terbntuknya thrombus yang membuat penggupalan alam otak.
2) Stroke Embolik : tertutupnya pembuluh darah arteri oleh bekuan darah.
3) Hipoperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah ke suluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.
b. Stroke hemorarrgik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembulu darah di otak. Hampir 70 % kasus stroke hemorargik terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke hemorrgik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1). Hemorargik intra serebral : perdarahan yang terjadi di dalam jaringan otak.
2). Hemorargik subarachnoid : perdarahan yang tejadi pada ruang sempit antar permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak.
7. Penatalaksanaan
a. Terapi Stroke Hemoragik Pada Serangan Akut a. Saran operasi diikuti dengan pemeriksaan
b. Masukkan klien ke unit perawatan saraf untuk dirawat di bagian bedah saraf
c. Penatalaksanaan umum dibagian saraf d. Neurologis
2) Kontrol adanya edema yang dapat menyeababkan kematian jaringan otak.
e. Terapi perdarahan dan perawatan pembuluh darah
f. Control adanya edema yang dapat menyebabkan kematian jaringan otak.
g. Pengawasan tekanan darah
b. Perawatan umum klien dengan serangan stroke akut 1) Pengaturan suhu tubuh, suhu ruangan 18-20
2) Pengukuran suhu tubuh setiap 2 jam.
A. KONSEP KEBUTUHAN DASAR PADA STROKE 1. Kebutuhan Aktivitas
Mobilitas fisik yaitu keadaan ketika seseorang mengalami atau bahkan beresiko mengalami keterbatasan fisik dan bukan merupakan immobile (Doenges, M.E, 2000).
Pergerakan adalah proses yang kompleks yang membutuhkan adanya koordinasi antara sistem muskeletal dan sistem saraf. Namun pada penderita stroke ini mengalami gangguan peredaran darah di otak atau pecahnya pembuluh darah ketika sistem pusat di otak memerintahkan untuk menggerakan anggota gerak, darah yang menuju ke bagian muskeletal tidak bisa menuju dengan sempurna di karena adanya hambatan di bagian pembuluh darah pada akhirnya anggota gerak mengalami kelemahan atau kelumpuhan.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA 1. KONSEP KELUARGA
a. Pengertian
Istilah keluarga didefinisikan berbeda-beda tergantung dari teori yang digunakan.Beberapa definisi keluarga sering menggunakan teori
interaksi, system atau tradisional. Ada beberapa pengertian keluarga yang perlu diketahui, di antaranya
1). Burgess dkk. (1963)
Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan dan darah, dan ikatan adopsi yang hidup bersama dalam ikatan rumah tangga, anggota rumah tangga ber interaksi dan komunikasi satu sama lain dengan peran social keluarga.
2). WHO (1969)
Keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
3). Duval (1972)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang berhubungan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari setiap anggota.
4). Bailon dan Maglaya (1989)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, danmenciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
5). Friedman (1998)
Keluarga merupakan orang yang dihubungkan oleh perkawinanan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama.
6). Dep Kes R.I, (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
7). UU No.10 tahun 1992
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
Dari beberapa pangertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa keluarga itu terjadi jika ada:Ikatan atau persekutuan (perkawinan/kesepakatan). Hubungan (darah/adopsi/kesepakatan), Tinggal bersama dalam satu atap (serumah), Ada peran masing-masing anggota keluarga, Ikatan emosional.
b. Tipe / Bentuk Keluarga
Berbagai bentuk tipe keluarga, berdasarkan berbagai sumber, dibedakan berdasarkan keluarga tradisional dan keluarga non tradisional seperti :
Menurut Allender dan Spradley (2001), membagi tipe keluarga
berdasarkan :
1). Keluarga tradisional
a) Keluarga inti (nuclear family) yaituy keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak angkat
b) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman dan bibi.
c) Keluarga Dyadyaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak
d) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiir dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian.
e) Single adult, yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa saja.
f) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.
2). Keluarga non tradisional
a) Commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah.
b) Orang tua(ayah/ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah tangga.
Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawati dan Dermawan (2005), membagi tipe keluarga berdasar :
a) Keluarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
b) Keluarga berkomposisi, yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.
c) Keluarga kabitas, yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan.
Menurut Maclin (1998), pembagian tipe keluarga : 1). Keluarga tradisional
a) Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama.
b) Keluarga dengan orang tua tuggal yaitu keluarga hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat perceraian, pisah atau ditinggalkan
c) Pasangan inti, hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka.
d) Bujang dewasa yang tinggal sendirian.
e) Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekeja.
f) Jaringan keluarga besar: terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau anggota keluarga yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah grafis.
2). Keluarga non tradisional
a) Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anak saja)
b) Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak
c) Keluarga gay/lesbian adalah pasangan yang bersejenis kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah’
d) Keluarga komuni adalah anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan memiliki pengalaman yang sama.
c. Struktur Keluarga
struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1). Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2). Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi diamana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3). Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4). Patrilocal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5). Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
d. Peran Keluarga
Peran adalah sesuatu yang di harapkan secara normative dari seorang dalam situasi social tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan.Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang di harapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan “setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan”. Setiap keluarga memiliki peran masing-masing antara lain :
1) Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah,pendidik,pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.
2) Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan
keluarga dan juga sebagai anggoota masyarakat kelompk social tertentu.
3) Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, social, dan spiritual.
e. Tahap Perkembangan Keluarga
Sebagaimana tertulis dalam buku suprajitmo 2008 menurut :
1) Duvall (1985) keluarga dibagi menjadi delapan tahap perkembangan yaitu:
a) Keluarga baru (berganning family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan b) Menetapkan tujuan bersama
c) Membina hubungan dengan keluarga lain teman dan kelompok sosial.
d) Mendiskusikan rencanamemiliki anak atau KB e) Persiapan menjadi orangtua
f) Memahami prenatal care (pengertian, persalinan, dan menjadi orangtua)
b) Keluarga dengan anak pertama <30 bulan
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan krisis keluarga, tugas perkembangan tahap ini antara lain adalah :
a) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan)
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan c) Membagi peran dan tanggung jawab
e) Konseling KB postpartum 6 minggu f) Menata ruang untuk anak
g) Biaya/dana child bearing
h) Memfasilitasi rol learing anggota keluarga i) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
c) Keluarga dengan anak prasekolah
Tugas perkembangan adalah menyelesaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
a) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga b) Membantu anak bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak baru lahir
d) Mempertahankan hubungan didalam maupun diluar keluarga e) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
f) Pembagian tanggung jawab
g) Merencanakan kegiatan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak
d) Keluarga dan anak dengan usia sekolah (6-13th) Tugas perkembangan keluarga :
a) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, dan lingkungan lebih luas
b) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual c) Menyediakan aktifitas untuk anak
d) Menyesuaikan pada aktifitas komuniti dengan mengikuti sertakan anak
e) Memenuhi dan kesehatan anggota keluarga
e) Keluarga dengan anak remaja (13-20th) tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan tanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang
dewasa mulai memiliki otonomi b) Memelihara komunikasi terbuka c) Memelihara hubungan intim keluarga
d) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
f) Keluarga dengan anak dewasa (anak 1 meninggalkan rumah). Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga berperan sebagai suami, istri, kakek, nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar b) Memelihara keluarga intim dalam keluarga
c) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga baru dimasyarakat
d) Mempersiapkan anak hidup mandiri dan menerima kepergian anak e) Menata kembali fasilitas sumber yang ada pada keluarga
f) Berperan suami istri kakek nenek
g) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya
g) Keluarga usia pertengahan (midle age family) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengelolah minat sosial dan waktu santai
b) Memulihkan hubungan antara generasi muda tua c) Keakrapan dengan pasangan
d) Memelihara hubungan/kontrak dengan anak keluarga e) Persiapan masa tua atau pensiun
Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah :
a) Penyelesaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup b) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian c) Mempertahankan keakrapan pasangan dan saling merawat
d) Melakukan life review masalah lalu.
f. Fungsi Keluarga
Keberadaan keluarga pada umumnya adalah untuk memenuhi fungsi-fungsi keluarga.Fungsi keluarga, berbeda sesuai dengan sudut pandang terhadap keluarga.Akan tetapi, dari sudut kesehatan keluarga yang sering digunakan daalah fungsi keluarga, yang disusun oleh Friedman. Berikut ini beberapa fungsi keluarga, UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994,Friedman dan Effendy.
Menurut , UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994 fungsi keluarga :
a. Fungsi keagamaan
- Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga
- Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengalaman dari ajaran agama
- Menerjemahkan agama ke dalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada seluruh anggota keluarga.
b. Fungsi budaya
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin di pertahankan
- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai
c. Fungsi cinta kasih
- Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal
- Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota keluarga secara kuantitatif dan kualitatif.
d. Fungsi perlindungan
- Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga
- Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang dating dari luar.
e. Fungsi reproduksi
- Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya
f. Fungsi sosialiasi
- Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama
- Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat tampak anak dapat mecari pemecahan dari berbagai konflik.
g. Fungsi ekonomi
- Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga
- Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.
Menurut Friedman (1998), Secara umum fungsi keluarga adalah : a. Fungsi afektif
Fungsi keluarga keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah
c. Fungsi ekonomi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
g. Lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan (Setiadi, 2008) :
1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapah besar perubahannya
2) Mengambil keputusa untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan mengambil keputusan untuk menentukan tindakan keluarga agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau teratasi
3) Memberi keperawatan anggotanya yang masih sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu
muda. Perawa/tan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau
pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjut agar masalah yang lebih parah tidak terjadi
4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).
2. KONSEP PROSES KEPERAWATAN KELUARGA a. Pengkajian
1) Definisi
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan, mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga. Oleh karena itu perawat keluarga digarapkan memahami betul lingkup, metode, alat bantu dan format pengkajian yang digunakan.
2) Model pengkajian
a) Model pengkajian model Friedman
Asumsi yang mendasarinya adalah keluarga sebagai sistem sosial, merupakan kelompok kecil dari masyarakat. Friedman memberikan batasan 6 kategori dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan saat melakukan pengkajian:
1) Data pengenalan keluarga
2) Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga 3) Data lingkungan
4) Struktur keluarga 5) Fungsi keluarga 6) Koping keluarga
Pengkajian model Calgary mengembangkan konsep dan teori sistem, konunikasi dan konsep perubahan. Teori sistem memberikan kerangka kerja bahwa keluarga sebagai bagian dari suprasistem dan terdiri dari beberapa subsistem.Komunikasi merupakan teori bagaimana individu melakukan interaksi secara berkelanjutan. Konsep perubahan menjadikan kerangka kerja bahwa perubahan satu anggota keluarga akan mempengaruhi kesehatan anggota keluarga yang lainnya.
3) Tahapan-tahapan pengkajian
Untuk mempermudah perawat keluarga saat melakukan pengkajian, dipergunakan istilah penjajakan.
a. Penjajakan I
Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain : a. Data umum
b. Riwayat dan tahapan perkembangan c. Lingkungan
d. Struktur keluarga e. Fungsi keluarga
f. Stress dan koping keluarga g. Harapan keluarga
h. Data tambahan keluarga i. Pemeriksaan fisik
Dari hasil penggumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi keluarga
b. Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya pengumpulan data-data yang berkaitan dengan ketidak mampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat ditegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya:
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Achjar, K.A.H, 2010. Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya data dianalisis untuk dapat dilakukan perumusan diagnosis keperawatan. Analisis data dibuat dalam bentuk matriks seperti table berikut :
No DATA Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan keluarga disusun berdasarkan jenis diagnosis seperti :
a) Diagnosa sehat / wellness
Diagnose sehat / wellness, digunakan bila keluarga mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga potensial, hanya terdiri dari komponen problem (P) saja atau P (problem) dan S (symptom/sign), tanpa komponen etiologi (E).
Contoh : potensial peningkatan kemampuan keluarga Tn. R dalam meningkatkan kesehatan reproduksi pada Ny. G
b) Diagnosis ancaman
Diagnosis ancaman, digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa data maladaptive yang memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga risiko, terdari problem (P), etiologi (E) dan symptom/sign (S)
Contoh : resiko cidera pada keluarga Tn. B khususnya Ny. K b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi.
c) Diagnosis nyata/ gangguan
Diagnosis nyata/ gangguan, digunakan bila sudah timbul gangguan/ masalah kesehatan keluarga, didukung dengan adanya beberapa data maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga nyata/ gangguan, terdiri dari problem (P), etiologi (E) dan symptom/sign (S) Contoh : gangguan cerebral pada keluarga Tn. B khususnya Tn.B b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi.
Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi (E) mengacu pada 5 tugas keluarga, yaitu :
a) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi : (1) Persepsi terhadap keparahan penyakitnya
(2) Pengertian (3) Tanda dan gejala (4) Faktor penyebab
(5) Persepsi keluarga terhadap masalah
b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, meliputi : (1) Sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
Masalah
(2) Masalah dirasakan keluarga
(3) Keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami (4) Sikap negative terhadap masalah kesehatan
(5) Informasi yang salah
c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, meliputi :
(1) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit (2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan (3) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga
(4) Sikap keluarga terhadap yang sakit
d) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan, meliputi : (1) Keuntungan/ manfaat pemeliharaan lingkungan
(2) Pentingnya higyene sanitasi (3) Upaya pencegahan
e) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga, meliputi: (1) Keberadaan fasilitas kesehatan
(2) Keuntungan yang didapat
(3) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan (4) Pengalaman keluarga yang kurang baik
(5) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga
Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan bersama keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang yang dimiliki keluarga. Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga seperti table dibawah ini:
KRITERIA BOBOT SKOR
Resiko = 1 Potensial = 0 Kemungkinan masalah untuk dipecahkan 2 Mudah = 2 Sebagian = 1 Tidak dapat =0 Potensi masalah untuk dicegah 1 Tinggi = 2 Cukup = 1 Rendah = 0 Menonjolnya masalah 1 Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0
a. Perencanaan Keperawatan 1). Definisi
ANA (1995) mendefinisikan intervensi sebagai rencana tindakan keperawatan untuk kepentingan klien atau keluarga
2). Indikasi Intervensi
Wright dan Leahey dalam Friedman (1998) mengajukkan bahwa intervensi keperawatan keluarga dapat dilakukan pada;
a) Keluarga dengan satu masalah yang mempengaruhi anggota keluarga lainnya
b) Keluarga dengan anggota keluarga berpenyakit yang berdampak pada anggota keluarga lainnya
c) Anggota keluarga yang mendukung permasalah kesehatan yang muncul
d) Salah satu anggota keluarga menunjukan perbaikan atau kemuduran dalam status kesehatan
e) Anggota keluarga yang didiagnosa penyakit pertama kali f) Perkembangan anak atau remaja secara emosial
g) Keluarga dengan penyakit kronik h) Keluarga dengan penyakit mematikan
3). Klarifikasi Intervensi
Friedman (1998) memberikan gambaran berkaitan dengan klarifikasi intervensi antara lain:
a) Suplemental
Intervensi yang terkait dengan rencana pemberian pelayanan secara langsung pada keluarga sebagai sasaran
b) Fasilitatif
Intervensi ini terkaitan dengan rencana dala membantu mengatasi hambatan dari keluarga dalam memperoleh pelayanan medis, kesejahteraan sosial dan transportasi
c) Developmental
Intervensi ini terkait dengan rencana perawat membantu keluarga dalam kapasitasnya untuk menolong dirinya sendiri (membuat keluarga belajar mandiri0 dengan kekuatan dan sumber pendukung yang terdapat pada keluarga
4). Menetapkan Tujuan Intervensi
a) Tujuan Umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang lebih menekankan pada pencapaian akhir sebuah masalah, dimana perubahan perilaku dari yang merugikan kesehatan. Tujuan umum ini lebih mengarah kepada kemandirian klien dan keluarga sebagai sasaran asuhan keperawatan keluarga
b) Tujuan khusus
Tujuan khusus dalam rencana perawatan lebih menekankan pada pencapaian hasil dari masing-masing keluarga
5). Menentukan Intervensi
a) Rencana tindakan yang disusun harus berorientasi pada pemecahan masalah
b) Rencana tindakan yang dibuat dapat dilakukan mandiri oleh keluarga
c) Rencana tindakan yang dibuat berdasarkan masalh kesehatan d) Rencan tindakan sederhana dan mudah dilakukan
e) Rencana tinakan perawatan dapat dilakukan secara terus-menerus oleh keluarga
6). Domain Intervensi
Ada tiga domain yang bisa kita gunakan dalam menyusun intervensi (Calgary), yaitu:
a) Domain kognitif
Intervensi dengan domain kognitif ditunjukan untuk memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan saran kepada keluarga sebagai target asuhan keperawatan keluarga
b) Domain Afektif
Intervensi ini ditunjukan membantu keluarga dalam berespon emosional, sehingga dalam keluarga terdapat perubahan sikap terhadap masalah yang dihadapi
c) Domain Psikomotor
Intervensi ini ditunjukan untuk membantu anggota keluarga dalam perubahan perilaku yang merugikan ke perilaku yang menguntungkan
7). Hambatan-Hambatan Intervensi
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) hambatan yang sering kali dihadapi perawat keluarga saat melakukan intervensi keperawatan adalah;
a) Kurangna informasi yang diterima keluarga
b) Tidak menyeluruhnya informasi yang diterima oleh keluarga c) Informasi yang diperoleh keluarga tidak berkaitan dengan
masalah yang dihadapi
e) Keluarga berusaha mempertahankan pola kebasaan yang sudah ada
f) Kegagalan mengaitkan tindakan dengan sasaran keluarga g) Kurang percaya pada tindakan yang diusul.
b. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Prinsip yang mendasari implementasi keperawatan keluarga antara lain;
1). Implementasi mengacu pada rencana keperawatan yang dibuat 2). Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan prioritas
masalah
3). Kekuatan-kekuatan keluarga berupa finansial, motivasi dan sumber-sumber pendukung lainnya yang diabaikan
4). Pendokumentasian implementasi keperawatan keluarga janganlah terlupakan dengan menyertakan tanda tangan petugas sebagai bentuk tanggung gugat dan tanggung jawab profesi
c. Evaluasi Keperawatan
1). Sifat Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan akhir dari proses keperawatan keluarga. Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan di rencana keperawatan.Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada beberapa kemungkinan yang perlu ditinjau kembali yaitu;
a) Tujuan tidak realistis
b) Tindakan keperawatan tidak tepat
c) Faktor-faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi 2). Kriteria Dan Standar
Kriteria akan memberikan gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standar telah
menunjukan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan dengan pelaksanaan yang sebenarnya.
3). Evaluasi Kuantitatif Dan Kualitatif
Dalam evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah pelayanan atau kegiatan yang telah diberikan, misalnya: jumlah imunisasi, kunjungan ANC pada ibu hamil. Evaluasi kuantitatif kelemahannya hanya mementingkan jumlah, padahal belum tentu banyaknya kegiatan yang dilakukan akan berbanding lurus dengan hasil yang memuaskan. Evaluasi kuanlitatif dapat dilihat pada;
a) Evaluasi struktur
Berhubungan dengan tenang atau bahan yang diperlukan dalam suatu kegiatan
b) Evalusi proses
Evaluasi yang dilakukan selama kegiatan berlangsung c) Evaluasi hasil
Merupakan hasil dari pemberian asuhan keperawatan 4). Metode-metode Evaluasi
a) Observasi langsung
b) Memeriksa laporan atau dokumentasi c) Wawancara atau angket
d) Latihan simulasi 5). Catatan Perkembangan
Catatan perkembangan keperawatan keluarga merupakan indikator keberhasilan tindakan keperawatan yang diberikan pada keluarga oleh petugas kesehatan. Karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP memberikan tuntunan pada perawat dengan urain sebagai berikut:
a) Subjektif
Pernyataan atau urain keluarga, klien atau sumber lain tentang perubahan yang dirasakan baik kemajuan ataupun kemunduran setelah diberikan tindakan keperawatan
b) Objektif
Data yang bisa diamati dan diukur melalui teknik observasi, palpasi atau auskultasi sehingga dapat dilihat kemajuan atau kemuduran pada sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan tinadakan keperawatan.
c) Analisa
Pernyataan yang menunjukan sejauhmana masalah keperawatan dapat tertanggulangi
d) Planing
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini disampaikan satu keluarga dengan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Keluarga Tn.J Khususnya Ny.S dengan Gangguan Sistem Persarafan: Stroke Di Rt 05 Rw 02 gang A 16 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Utan Panjang Jakarta Pusat. Untuk melengkapi data, penulis mengadakan pengumpulan data dengan melakukan wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik.
Asuhan keperawatan keluarga yang penulis lakukan dalam kasus ini berlangsung 2 minggu terhitung dari 3 Mei – 13 Mei 2017 dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga yang meliputi langkah – langkah sebagai berikut : pengkajian keperawatan: pengumpulan data, penjajakan II, analisa data, Diagnosa keperawatan: Prioritas masalah dengan teknik skoring, Perencanaan keperawatan, Pelaksanaan keperawatan dan Evaluasi keperawatan
A. PENGKAJIAN KELUARGA
Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga, dari hasil yang di peroleh data – data sebagai berikut :
1. DATA DASAR KELUARGA
Nama keluarga : Ny. S Jenis Kelamin : Perempuan
Usia/tanggal lahir : 57 tahun/ 21Mei 1942 Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pekerjaan : IRT
Alamat : Rt 05 Rw 02 gang A 16 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Utan Panjang Jakarta Pusat.
2. Susunan anggota keluarga
Adapun susunan anggota keluarga yang dapat dijelaskan pada tabel 3.1.
No Nama Umur Gender Agama Hub dgn Kk Pendidikan Pekerjaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Ny. S Ny. S Tn. F Ny. D Tn. D An.L 75 56 30 25 24 11 P P L P L P Islam Islam Islam Islam Islam Islam Mertua Istri Anak Menantu Anak Cucu SMP SMA SMA D3 Kebidanan SMA SD IRT Pedagang Ojek online Bidan Ojek online Pelajar
3. Genogram KETERANGAN : : Laki-laki : Perempuan : Meninggal : Pasien Ny.S Ny.S Tn. J Tn. J Tn. F Tn. R Tn. D Ny. N
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1). Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap keluarga usia lanjut, dimana tugas dalam tahapan perkembangan keluarga saat ini adalah :
a) Penyesuaian tahap masa pension dengan caramerubah cara hidup. Tidak ada pensiunan pada keluarga Ny. S karena suami Ny.S meninggal 25 tahun yang lalu, dan semenjak kematian suaminya Ny. S tinggal bersama anaknya yang kedua yaitu Ny.Sr
b) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian
Semenjak suaminya meninggal, Ny.S menerima dengan ikhlas karena menurutnya itu sudah takdir, dan suatu saat nanti pun Ny.S akan mengalami kematian, dan akan menerimanya dengan ikhlas dan lapang dada.
c) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat Karena suami Ny.S meninggalkan dia terlebih dulu, kini Ny.S mempertahankan keakrabanya dengan anak dan cucunya.
d) Melakukan life review
Ny.S selalu meluangkan waktu untuk mengenang,menceritakan semua kehidupanya dimasa mudanya dan dimasa dia bersama suaminya dulu kepada cucu dan cicitt nya ketika cucu ataupun cicitnya sedang santai di rumah.
2). Tugas keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tugas yang belum terpenuhi oleh Ny. S 3). Riwayat keluarga inti
Tn. H dan Ny. S menikah 60 tahun yang lalu perkawinanya di restui oleh kedua pihak keluarga, Ny.S sendri berasal dari indramayu namun lahir di cikampek, dan Tn.H berasal dari Madura, Ny.S dan
Tn.H menetap di pondok gede selama 25 tahun, dan dikaruniai 11 anak, perlahan satu persatu anak Ny.S meninggalkan rumah, hingga suami Ny.S meninggal, lalu Ny.S tinggal bersama putri yang keduanya yaitu Ny.Sr yang hingga kini menetap di Utan Panjang,
Jakarta Pusat.
2. LINGKUNGAN
Keluarga Ny.S memiliki rumah pribadi dengan jenis rumah tersendiri, hanya saja sedikit padat penduduk.Jenis bangunan permanen, luas bangunan kurang lebih 60 M² dan tidak memiliki pekarangan, atap rumahnya terbuat dari seng/asbes, ventilasi rumahnya sangat minim yang luasnya <10% luas lantai, hanya saja ada lantai 2 yang terdapat ventilasi jadi terbantu ventilasi dari lantai atas.pada siang hari rumahnya dapat dimasuki oleh cahaya, penerangan rumah menggunakan listrik, lantai rumah terbuat dari ubin, kondisi kebersihan dari rumah Ny.S secara keseluruhan perabotan rumah kurang rapi dan kurang bersih . Keadaan bagian rumah Ny.S sedikit kotor dan kurang tertata, dan WC kotor. Sebagaimana dapat di gambarkan pada gambar 3.1.3 berikut
Pengolahan sampah
Pengolahan sampah keluarga Ny.S mempunyai tempat pembuangan sampah yang terbuka serta kondisi tempat pembuangan tidak memenuhi syarat.Pengolahan tempat sampah rumah tangga di angkut oleh sepeda motor petugas kebersihan sampah.
Sumber air
Sumber air keluarga pada Ny.S yaitu berasal dari jenis sumber air PAM. Keperluan air minum tidak di ambil dari air sumber tersebut melainkan menggunakan gallon air.Keadaan air baik, tidak ada pengendapan dan tidak terasa.Keluarga Tn. J mempunyai WC sendiri yang jenis jambannya leher angsa dengan jarak tempat penampungannya dengan sumber air < 10 meter.Pembuangan air limbah pada keluarga Ny.Sa mempunyai saluran pembuangan air bersih, tepatnya berada didepan rumah.
3. STRUKTUR KELUARGA a. Pola komunikasi keluarga.
Pola interaksi dalam keluarga tidak menentu karena aktivitas yang berbeda. Biasanya mereka berinteraksi saat malam hari sedang menonton tv, dan berinteraksi antar keluarga yaitu terbuka. Sehingga masalah keluarga dapat dilakukan dengan musyawarah tetapi tidak jarang juga mereka berbeda pendapat dan menyebabkan pertengkaran kecil yang bisa diselesaikan bersama.Biasanya mereka berinteraksi mendiskusikan tentang pekerjaan dan keadaan Ny.S.Dan yang paling dominan saat berbicara adalah cucu Ny.S yaitu Tn. F dan Tn. D . Cara berkonunikasi pada keluarga Ny.S yaitu komunikasi langsung dengan saling berhadapan (face to face) , Sifat komunikasi yang digunakan adalah terbuka yaitu masing-masing dapat mengeluarkan pendapat dan tidak ada paksaan. Bahasa yang sering digunakan saat mereka berbicara adalah bahasa indonesia.
Ketika terjadi masalah pada keluarga Tn. J diselesaikannya dengan cara bermusyawarah, dan yang biasanya mengambil keputusan adalah Tn. J tetapi kadang kala perlu melibatkan anak untuk menyelesaikan masalah keluargaterutama mengenai kesehatan. Dalam membantu mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga Tn. J khususnya Ny. S, biasanya mempercayai anak perempuan tertuanya yang tidak tinggal satu rumah. Secara keseluruhan hubungan antar keluarga Tn. J harmonis karena saling menghormati, dan menghargai satu sama lain.
b. Struktur nilai keluarga
Suku yang dimiliki Ny. S adalah jawa-sunda (Indramayu).Budaya yang dominan dalam keluarga adalah betawi, karena Ny.S sudah 20 tahun menetap di Jakarta bersama anak tertuanya yaitu Ny.Sr dan Tn. J tidak ada kebudayaan yang betentangan dengan nilai norma serta tidak menganut nilai-nilai kepercayaan yang dilarang oleh agama yang menurut kelurga bertentangan dengan kesehatan karena presepsi keluarga terhadap kesehatan merupakan hal yang terpenting, jadi ketika keluarga Tn. J ada yang sakit, maka akan dibawa ke fasilitas kesehatan medis maupun alternatif.
c. Struktur peran
Ny.S berperan sebagai ibu dan nenek dari anak dan cucu nya,sedangkan Tn. J sebagai kepala keluaga dan sebagai suami dari Ny. Sr dan Bapak dari Tn.F, Tn. D dan cucu dari An. L. Ny.Sr berperan sebagai ibu dari Tn.F,Tn.D,Ny.N dan nenek dari An.L, dan Ny.Sr bekerja untuk membatu ekonomi keluarga dengan berdagang, sedangkan Tn.F dan Tn.D bekerja untuk menambah keuangan keluarga dengan cara mengojek online, dan An.L berperan sebagai cucu dari Ny.Sr dan masih sekolah.
4. FUNGSI KELUARGA a. Fungsi afektif
Ny.S menderita stroke dan hipertensi, dan yang merawat Ny.Sdalam melakukan aktivitas lainnya dibantu oleh anaknya yaitu Ny.Sr.Respon keluarga sangat bangga bila ada anggota keluarganya yang berhasil dan keluarga sangat sedih jika ada anggota keluarganya yang meninggal, sakit atau kehilangan.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Tn. J, terutama anaknya yaitu Tn. F dan Ny. D membiasakananaknyabermain dengan teman-temannya.Tetapi semua anggota keluarganya hampir tidak pernah berperan aktif dalam bermasyarakat hanya saja sekedar jika ada panggilan menyupir Tn. J bersosialisasi dan mengobrol dengan tetangga yang lain. Ny.S bisa membaca dan menulis, tetapi untuk menulis saat ini sudah kurang bisa, karena keterbatasan fisik setelah serangan stroke yang menimpanya. Keluarga Ny.S hanya bisa menasihati anak-anak dan cucunya jika salah, tetapi terkadang anak dan cucunya menghiraukanya karena anak dan cucu nya sudah mempunyai keluarga. Dan di wilayah keluarga Ny.S ada perkumpulan kegiatan pemasyarakatan atau sosial yaitu posyandu karena rumah dekat dengan kantor RW tetapi keluarga Ny.S jarang ikut serta dan jarang memeriksakan diri.
c. Fungsi reproduksi
Ny.S tidak mengikuti Kb karena sudah menopouse.
d. Fungsi ekonomi
Setiap anak dan cucu Ny.S mempunyai penghasilan sendiri, Ny.S dan Ny.Sr hanya mendapatkan uang dari anak dan cucunya,
pendapatannya kurang lebih 3-4 juta perbulan, untuk pengeluaran rutin dan untuk kontrol rutin kesehatan Ny.S, Ny.Sr sudah mengatur sedemikian rupa.Yang mengelola keuangan dalam keluarga yaitu Ny.Sr.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
1). Perilaku keluarga dalam penanggulangan sakit
Keluarga Tn. J memiliki kebiasaan berobat ke tenaga kesehatan jika ada anggota keluarga yang sakit.Kadang- kadang Keluarga Tn. J membeli obat herbal dan berobat alternatif. Tetapi saat ini keluarga Tn. J khususnya Ny.S tidak berobat ke tenaga kesehatan dengan alasan kartu kesehatan yang dimiliki Ny. S hilang dan belum di urus kembali.
2). Pemenuhan kebutuhan makanan
Keluarga Tn. J dalam pengadaan makanan sehari-hari dengan cara memasak sendiri, dan yang memasak adalah Ny. Sr. Komposisi jenis makanan sehari-hari: selalu ada makanan pokok, tetapi untuk protein hewani jarang sekali keluarga Tn. J membeli makanan jenis protein hewani, dan untuk proten nabati Ny. Sr selalu menghidangkanya, seperti temped an tahu menjadi makanan yang setiap hari selalu ada di meja makan. Cara menyajikan makanan dalam keluarga kadang terbuka dan kadang tertutup. Pantangan terhadap makanan dalam keluarga adalah yang jenis makanannya asin karena pada keluarga Tn. J khususnya Ny.S memiliki penyakit hipertensi. Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum menggunakan air sanyo, sedangkan mengelola makanannya di potong dulu baru di cuci. Kebiasaan makan dalam keluarga adalah sendiri-sendiri sesuai keinginan.
3). Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
Keluarga Tn. J, kususnya Ny. S mempunyai kebiasaan tidur pada siang hari setiap anggota keluarga memiliki kamar tidur masing-masing dan hanya Ny. S yang sulit tidur di malam hari. 4). Pemenuhan rekreasi dan latihan
Keluarga Tn. J jarang refresing/rekreasi yang teratur. Hanya berjemur didekat rumah dan mengobrol dengan tetangga terkadang hanya enonton tv saja.
5). Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
Kebiasaan anggota keluarga dalam pemeliharaan kebersihan diri yaitu mandi 2x perhari, sikat gigi 2x perhari, serta cuci rambut 2x perhari. Semua anggota keluarga menggunakan bahan seperti sabun, shampo, pasta gigi, untuk memenuhi pemeliharaan kebersihan diri.
5. STRESSOR DAN KOPING KELUARGA
Stres yang dihadapi keluarga Tn. J khususnya Ny.S mengatakan penyakit stroke dan hipertensi yang di derita merupakan cobaan dari Allah dan harus sabar menghadapinya serta bertawaqal dan berusaha atau mencari jalan keluar bersama anggota keluarga agar Ny.S dapat menghadapi penyakitnya.
6. HARAPAN KELUARGA
Keluarga Tn. J khususnya Ny. S berharap agar Ny.S dapat sembuh dan dapat beraktivitas seperti sediakala sebelum sakit.
7. PEDOMAN PENJAJAKAN II
Masalah Kesehatan :Strokedan hipertensi
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah 1). Pengertian:
Ny.S mengatakan “tidak mengetahui apa pengertian dari stroke. Tp mengetahui stroke berulang yaitu seseorang yang pernah mengalami stroke dan mengalami stroke kembali”
2). Penyebab:
Ny.S mengatakan “tidak mengetahui apa penyebab dari stroke dan stroke berulang”
3). Tanda dan gejala:
Ny.S mengatakan “waktu terkena serangan stroke kaki dan tangan kiri terasa kaku, lemah, dan tidak dapat digerakkan serta bicara tidak jelas, tapi sekarang yang dirasakan hanya pada kaki kiri dan tangan kiri yaitu tidak dapat digerakan sama sekali.
Keluarga Tn. J mengatakan “waktu Ny.S mengalami stroke Ny.Spertama kal yaitu ketika Ny. S sedang mengambil minum di dapur dan sedang menggenggam gelas seketika gelas yang digenggam jatuh dan tubuh Ny. S mengalami kekakuan dan jatuh tergeletak, pada saat itu juga seluruh keluarga membawa Ny. S ke rumah sakit untuk mendaptkan pertolongan pertama.
4). Komplikasi:
Ny.S mengatakan “tangan dan kaki jadi tidak bisa digerakkan, bahkan hanya bisa berbaring, lalu bicara tidak dimengerti orang lain”
Keluarga Ny.S mengatakan “ akibat dari stroke jika tidak ditangani segera bisa lumpuh dan bisa mengakibatkan kematian”
5). Pencegahan Stroke :
Ny.S mengatakan “istirahat yang cukup” b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Tn. J mengatakan “waktu Ny.S mengalami stroke keluarga langsung membawanya ke rumah sakit islam cempaka putih. Setelah sudah perawatan di rumah sakit,ketika pulang kedua kaki dan tangan
belum bisa digerakan, dan sehari setelah Ny. S pulang anak dan cucunya selalu melatih otot-otot pergerakan Ny. S setiap pagi seperti berjemur pagi hari, mengangt kaki dan tangan bergantin, Alhamdulillah tangan dan kaki kanan Ny. S kembali bisa di gerakan dan bisa berjalan, meskipun tangan dan kaki Ny. S mengalami kelumpuhan total.Keluarga Tn. J mengatakan “Ny.S terasa berat pada waktu melangkah sehingga keluarga selalu mengingatkan agar Ny.S rutin dan rajin menggerakan kaki dan tangan dan menjemurnya setiap pagi dan sore, dan mengingatkan sesuatu apa saja yang dapat menyebabkan stroke berulang.
c. Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
Keluarga Tn. J mengatakan “Ny.S mengalami gangguan saat berjalan yaitu terasa berat saat melangkah karena kaki kirinya sudah tidak bisa di gerakan, perabotan dirumah tidak tertata rapi dan sedikit licin, karena penataan rumah yang kurang baik, dan semua keluarga jarang ada yang membersihkan rumah.
d. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Ny.S mengatakan “tidak menggunakan fasilitas kesehatan lagi yang ada di masyarakat.
Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Adapun data pemeriksaan fisik pada keluarga Ny.S yang terdapat pada table 3.1.4 berikut:
Pemeriksaan fisik
Tn.J Ny. S NY. Sr TN.F NY.D TN.D
Kepala Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, rambut tidak kotor Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, rambut tidak kotor Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, rambut tidak kotor Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, rambut tidak kotor Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, rambut tidak kotor Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, rambut tidak kotor Mata Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik
Hidung Tidak ada polip, hidung tampak bersih Tidak ada polip, hidung tampak bersih Tidak ada polip, hidung tampak bersih Tidak ada polip, hidung tampak bersih Tidak ada polip, hidung tampak bersih Tidak ada polip, hidung tampak bersih
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan Telinga Telinga simetris dan tampak bersih Telinga simetris dan tampak bersih Telinga simetris dan tampak bersih Telinga simetris dan tampak bersih Telinga simetris dan tampak bersih Telinga simetris dan tampak bersih
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar