i
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI SISTEM PERNAPASAN: ASMA DI WILAYAH RT05 RW 02 KELURAHAN UTAN
PANJANG KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT Tanggal 7-12 April 2017
DISUSUN OLEH:
NUR FATKHATUROHMAH 2014750030
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2017
i 1
1 ii
1 LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan Penulis ... 3
1. Tujuan Umum ... 3
2. Tujuan Khusus ... 3
C. Metode Penulisan ... 4
D. Ruang Lingkup ... 4
E. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Dasar Asma ... 6
1. Pengertian Asma ... 6
2. Patofisiologis Asma ... 7
3. Etiologi Asma ... 8
4. Manifestasi Klinis Asma ... 8
5. Komplikasi Asma ... 8
6. Klasifikasi Asma ... 9
7. Penatalaksanaan Asma ... 9
8. Pemeriksaan Penunjang Asma ... 11
B. Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi ... 12 C. Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Konsep Keluarg
a. Pengertian ...
iii
1
c. Struktur Keluarga ... 17
d. Peran Keluarga ... 17
e. Fungsi Keluarga ... 18
f. Tahapan Perkembangan Tugas Perkembangan Keluarga ... 19
2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga a. Pengkajian Keperawatan ... 21
b. Diagnosa Keperawatan ... 26
c. Perencanaan Keperawatan ... 31
d. Pelaksanaan Keperawatan ... 32
e. Evaluasi Keperawatan ... 33
BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengkajian Keperawatan ... 35
B. Diagnosa Keperawatan ... 49
C. Perencanaan Keperawatan ... 53
D. Pelaksanaan Keperawatan ... 60
E. Evaluasi Keperawatan ... 64
BAB IV PEMBAHASAN A. Pengkajian Keperawatan ... 67
B. Diagnosa Keperawatan ... 69
C. Perencanaan Keperawatan ... 70
D. Pelaksanaan Keperawatan ... 70
E. Evaluasi Keperawatan ... 71
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
1 A. Latar Belakang
Asma merupakan satu penyakit yang susah disembuhkan secara total. Asma merupakan penyakit gangguan inflamasi kronis saluran pernafasan yang dihubungkan dengan hiperresponsif, keterbatasan aliran udara yang reversible dan gejala pernapasan(Setiati,2015). Didunia asma ini termasuk lima besar penyakit yang menyebabkan kematian, yaitu mencapai 17,4%. Lalu menurut Margaret Varnell Clark dalam buku Asma Panduan Penatalaksanaan Klinis tahun 2013 prevalensi asma berdasarkan jenis kelamin yaitu, secara umum asma lebih sering terjadi pada perempuan (13,5%) daripada laki-laki (12,2%).
Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2011 menjelaskan bahwa sekitar 235juta orang di seluruh dunia yang mengidap penyakit asma dengan angka kematian lebih dari 8% di negara-negara berkembang yang sebarnya penyakit ini dapat dicegah. Angka kejadian penyakit asma akhir-akhir ini mengalami peningkatan dan relative sangat tinggi dengan banyaknya morbiditas dan mortalitas. WHO memperkirakan 100-150 juta penduduk dunia saat ini terkena penyakit asma dan diperkirakan akan mengalami penambahan 180.000 setiap tahunnya.(WHO, 2013. Dikutip oleh P Hidayati, 2015)
Berdasarkan Kemenkes RI tahun 2011, di Indonesia penyakit asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian. Angka kejadian asma 80%
terjadi di negara berkembang akibat kemiskinan, kurangnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan fasilitas pengobatan. Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit asma diperkirakan akan meningkat 20% untuk sepuluh tahun
2
Berdasarkan Riskesdas, prevalensi asma menunjukkan peningkatan dari 4,0%
pada tahun 2007 menjadi 4,5% pada tahun 2013 khusunya prevalensi asma ini terdapat di DKI Jakarta pada tahun 2007 tedapat 2,9% dan pada tahun 2013 terdapat 5,2%. Berdasarkan data di daerah Sumur Batu didapatkan hasil penderita Asma pada tahun 2016 terdapat 9 jiwa dan di daerah Utan Panjang terdapat 21 jiwa.
Pemenuhan kebutuhan dasar yang terganggu adalah oksigenasi dikarenakan kebutuhan oksigenasi itu merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel dalam tubuh. Oksigenasi adalah suatu gas yang tidak berwarna dan berbau yang terkandung sekitar 21% udara yang kita
hirup dan sangat dibutuhkan bagi semua kehidupan sel.(Fundamental Keperawatan, 2011)
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencengah terjadinya komplikasi tersebut adalah upaya promotif dan preventif sebagai upaya utama pelayanan kesehatan masyarakat atau keperawatan keluarga yang dapat dilakukan oleh perawat melalui asuhan keperawatan keluarga, dengan tanpa mengabaikan upaya-upaya kuratif dan rehabilitative.
Peran perawat sebagai advokat, motivator, educator, dan pemberi layanan kesehatan, konseling, kolaborasi, peneliti, pembaharu pada keluarga agar dapat lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan dengan dukungan dari tenaga kesehatan melalui asuhan keperawatan keluarga.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mempelajari lebih jauh tentang asuhan keperawatan keluarga dengan asma melalui studi kasus, membahas dan
3
mempelajari lebih jauh tentang asuhan keperawatan keluarga dengan judul
“Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn.W khususnya An.A dengan gangguan kebutuhan dasar oksigenasi sitem pernapasan: Asma” di RT05 RW02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan karya tulian ini, memiliki tujuan yaitu:
1. Tujuan Umum
Tersusunnya Karya Tulis Ilmiah yang menguraikan pengalaman Nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan Pada Pemenuhan Kebutuhan dasar klien dengan asma.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan atau mendeskripsikan hasil pengkajian kebutuhan dasar klien dengan asma
b. Mampu menguraikan atau mendeskripsikan masalah keperawatan kebutuhan dasar klien dengan asma
c. Mampu menguraikan atau mendeskripsikan rencanakan tindakan keperawatan
d. Mampu menguraikan atau mendeskripsikan tindakan keperawatan kebutuhan dasar klien dengan asma.
e. Mampu menguraikan atau mendeskripsikan hasil evaluasi kebutuhan dasar klien dengan asma.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat yang terdapat antara teori dan kasus.
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta dapat mencari solusi.
4 C. Lingkup Masalah
Berdasarkan cakupan masalah yang ada, maka pada penulisan karya tulis ini penulisan membatasi pada Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn.W khususnya An.A. Dengan gangguan kebutuhan dasar oksigenasi pada patologi system pernapasan: asma di Rt05 Rw02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan kasus ini adalah metode deskriptif yang dimulai dengan menganalisa data, menarik kesimpulan dari pengalaman yang nyata dengan situasi yang sedang berlangsung, dengan tehnik:
1. Studi Keputusan
Yaitu mempelajari buku-buku ilmiah, manakah yang berhubungan dengan topic penulisan karya tulis ini.
2. Studi Kasus
Yaitu mempelajari kasus keluarga melalui pendekatan Asuhan keperawatan dengan teknik pengumpulan data secara:
a. Observasi: Mengadakan observasi secara langsung selama asuhan berlangsung kepada keluarga untuk mengetahui status kesehatan anggota keluarga dan mengobservasi pelaksanaan asuhan hingga pelaksanaan yang terjadi bila asuhan berlangsung.
b. Wawancara: Wawancara dilakukan pada keluarga khususnya pada kepala keluarga sebagai sumber data pada keluarga binaan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi-informasi yang terkait dengan data-data yang di perlukan sebelum dan sesudah pelaksanaan Asuhan Kepeawatan berlangsung.
5 E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari Latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORITIS
Meliputi konsep dasar Asma, konsep dasar asuhan keperawatan.
BAB III : LAPORAN KASUS
Meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Menguraikan dan membandingkan kasus yang dilaporkan pada BAB III dengan teori pada BAB II
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Menguraikan kesimpulan dan saran mengenai Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn.W khsusnya An.A dengan gangguan system oksigenasi”asma” di Rt04 Rw02 No161 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
6 BAB II
TINJAUAN TERORITIS
A. KONSEP DASAR MASALAH KESEHATAN 1. Pengertian
Asma adalah penyakit inflamasi kronik pada jalan napas yang dikarakteristikan dengan adanya hiperresponsif, edema mukosa, dan produksi mukus. Dan inflamasi ini akhirnya akan menjadi gejala asma yang berulang seperti: batuk, sesak dada, mengi, dan dyspnea. (Susan C. Smeltzer 2014)
Asma adalah suatu penyakit kronik yang menyerang saluran pernafasan pada paru yang mana terdapat peradangan didinding rongga bronkial sehingga mengakibatkan saluran pernafasan seseorang mengalami sesak nafas.(Moh Nurrofiq, 2012)
Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada jalan nafas, Inflamasi ini dapat menyebabkan batuk, mengi, ada terasa sesak, dan sulit bernapas.
Inflamasi ini membuat jalan napas peka terhadap rangsangan seperti alergan, intan kimia, asap rokok, udara dingin, atau olahraga. (GINA, 1995 Di kutip oleh Perawatan Respirasi, 2008)
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa, asma adalah gangguan inflamasi kronik yang menyerang saluran pernafasan pada paru-paru yang dapat menyebabkan batuk, mengi, dan sulit untuk bernafas.
Dan dari inflamasi ini akan menyebabkan gejala seperti: batuk, mengi, dyspnea.
7 2. Patofisiologi
Faktor intrinstik Faktor ektrinsik
Infeksi kuman Alergan+faktor genetik Infeksi saluran pernafasan
Meng aktifkan respon imun (sel mast)
Mengaktifan mediator kimiawi Histamin, serotin, kinin
Bronchospasme edema mukosa sekresi inflamasi
Penyempitan jalan nafas
Serangan promaksimal
Dipsnea, wheezing, batuk, sputum
Ancaman kehidupan
Anoreksia
Susah tidur 3. Etio
pola nafas tidak efektif
Infeksi bersihan jalan nafas
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Penampatan pola istirahat tidur
kecemasan
8 3. Etiologi
Etiologi asma meliputi (Black & Hawks, 2014. Dikutip oleh Rencana asuhan keperawatan medical bedah, 2017)
a. faktor lingkungan: infeksi virus, polutan, dan alergan
b. faktor keturunan: riwayat keluarga yang memiliki penyakit asma dengan alergi
c. faktor lain: adanya keadaan pemicu (stress, menangis), olahraga, perubahan suhu, dan bau-bau menyengat.
4. Manifestasi klinis
a. Gejala asma paling umum adalah batuk (dengan atau tanpa disertai produksi mukus), dyspnea, dan mengi (pertama-tama pada ekspirasi, kemudian biasanya juga terjadi selama inspirasi).
b. Serangan asma paling sering terjadi pada malam hari atau pagi hari.
c. Eksaserbasi asma paling sering kali didahului oleh peningkatan gejala selama sehari-hari, namun dapat pula terjadi secara mendadak.
d. Sesak dada dan dyspnea.
e. Di perlukan usaha untuk melakukan ekspirasi dan inspirasi memanjang.
f. Gejala tambahan, seperti diaphoresis, takikardia, dan pelebaran tekanan nadi mungkin dijumpai dengan pasien asma.
5. Komplikasi a. Pneumotoraks.
b. Pneumodiastinum atau emfisema subkutis c. Aspergilosis bronkopulmoner alergik d. Atelectasis.
e. Gagal napas.
f. Bronchitis.
g. Fraktur iga.
9 6. Klasifikasi
a. Ringan sampai sedang
Mengi atau batuk tanpa distress berat, masih dapat berbicara dan percakapan normal, nilai aliran puncak lebih dari 50% nilai terbaik.
b. Sedang sampai berat
Mengi atau batuk dengan distress, berbicara dalam kalimat atau frasa pendek, nilai aliran puncak kurang dari 50% dan beberapa derajat desaturasi oksigen jika diukur dengan oksimetri nadi. Didapatkan nilai saturasi antara 90-95% jika diukur dengan oksimetri nadi perifer.
c. Berat, mengancam nyawa
Distress pernapasan berat, kesulitan berbicara, sianosis, lelah dan bingung, usaha respirasi buruk, sedikit mengi (silent chest) dan suara napas lemah, takipnea, bradikardia, hipotensi, aliran puncak kurang dari 30% angka prediksi atau angka terbaik, saturasi oksigen kurang dari 90% jika diuk ur dengan oksimetri nadi perifer (BTS SIGN 2003)
7. Penatalaksanaan dan terapi
a. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksaan keperawatan yang harus segera dilakukan pada pasien bergantung pada tingkat keparahan gejala. Pasien dan keluarga kerap merasa takut merasa takut dan cemas karena sesak nafas yang dialami pasien. Oleh sebab itu, pendekatan yang tenag merupakan aspek yang penting di dalam asuhan.
1) Kaji status respirasi pasien dengan memonitor tingkat keparahan gejala, suara napas, peak flow, oksimetri nadi, dan tanda-tanda vital.
2) Kaji riwayat reaksi alergi terhadap obat sebelum memberikan medikasi.
10
3) Identifikasi medikasi yang tengah digunakan oleh pasien.
4) Berikan medikasi sesuai yang diresepkan dan monitor respons pasien terhadap medikasi tersebut medikasi mungkin mencakup antibiotic jika pasien telah lebih dulu mengalami infeksi pernapasan.
5) Berikan terapi cairan jika pasien mengalami dehidrasi.
b. Penatalaksanaan Farmakologis
Tujuan tata laksanaan farmakologis adalah untuk mengontrol gejala termasuk gejala nocturnal dan asma yang diinduksi oleh olahraga, untuk mencegah eksaserbasi dan mencapai tingkat fungsi respirasi yang terbaik dengan efek samping yang minimal (BTS SIGN 2003) Panduan British Thoracic Society merupakan pendekatan langkah demi langkah dalam pengobatan asma dan mendemonstrasikan agar tenaga kesehatan memulai pengobatan asma pada tingkat yang paling mungkin untuk mencapai tujuan yang disebutkan diatas.
Secara keseluruhan tujuannya adalah untuk mencapaikontrol fleksibel dengan melangkah naik atau turun pada terapi sesuai keperluan.
Sinopsis Panduan Asma BTS 2003 1) Bronkodilator kerja-singkat
Harus diresepkan sebagai pereda gejala pada semua pasien dengan asma sistomatik. Frekuensi pasien menggunakan bronkodilator kerja-singkat ini dapat menjadi ukuran beratnya asma pasien dan/atau kepatuhan mereka terhadap pengobatan lain.
2) Pengenalan terapi pencegah
Steroid inhalasi merupakan terapi pencegahan yang direkomendasikan baik pada orang dewasa maupun anak-anak.
Obat ini harus direspkan pada pasien dengan eksaserbasi yang baru terjadi, asma noktural atau gangguan fungsi paru.
11 3) Terapi tambahan
Sebelum memulai langkah ini, semua parameter lain perlu diperiksa, kepatuhan pasien terhadap pengobatan, kemampuan pasien dalam menggunakan inhaler secara tepat dan menghindari faktor pemicu.
4) Diindikasikan pada control gejala asma yang buruk.
Pada kasus ini diredomonstrasikan penambahan obat keempat.
5) Sama seperti diatas, dengan ditambahkan pemberian steroid oral kontinu dan sering.
Pada kasus ini diredemonstrasikan pemantauan regular seluruh fungsi fisiologis pasien karena pemberian steroid oral telah menunjukkan efek samping bermakna yang berhubungan dengannya. Pemantauan ini termasuk pemantauan pertumbuhanpada anak-anak dan observasi munculnya diabetes, osteoporosis, hipertensi, dan perkembangan katarak.
8. Pemeriksaan Penunjang 1) Spirometri
Pemeriksaan spirometri dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator hirup (inhaler dan nebulizer) golongan adrenergic beta.
Peningkatan VEP1 sebanyak > 12% atau (> 200mL) menunjukkan diagnosis asma. Tetapi respons yang kurang dari 12% atau 200mL, tidak berati bukan asma. Pemeriksaan spirometri selain penting untuk menegakkan diagnosis, juga penting untuk menilai beratnya obstruksi dan efek pengobatan. Banyak pasien asma tanpa keluhan, tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.
2) Uji Provokasi Bronkus
Ada beberapa cara untuk melakukan uji provokasi bronkus seperti uji provokasi dengan histamine, metakolin, kegiatan jasmani, udara dingin, larutan garam hipertonik, dan bahkan dengan aqua destilata.
12 3) Pemeriksaan Sputum
Sputum eosinophil sangat karakteristik untuk asma, sedangkan neutrofil sangat dominan pada bronchitis kronik.
4) Pemeriksaan Eosinofil Total
Jumlah efosinofil total dalam darah sering meningkat pada pasien asma dan hal ini dapat membantu dalam membedakan asma dari bronchitis kronik. Pemeriksaan ini juga dapat dipakai sebagai patokan untuk menentukan cukup tidaknya dosis kortikosteroid yang dibutuhkan pasien asma.
5) Uji Kulit
Tujuan dari uji kulit adalah untuk menunjukkan adanya antibody IgE spesifik dalam tubuh. Uji ini hanya menyokong anamnesis. Karena uji alergan yang positif tidak selalu merupakan penyebab asma.
6) Foto Rontgen dada
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain obstruksi saluran nafas dan adanya kecurigaan terhadap proses patologis di paru atau komplikasi asma seperti pneumotoraks, atelectasis dan lain-lain.
B. Kebutuhan Dasar Oksigenasi
Oksigenasi adalah suatu gas yang tak berwarna dan tak berbau yang terkandung dalam sekitar 21% udara yang kita hidrup, sangat dibutuhkan bagi semua kehidupan sel. Ketidakaadan oksigen dapat menyebabkan kematian. Walaupun penghantar oksigen ke jaringan tubuh dipengaruhi secara tidak langsung minimal oleh semua system tubuh, gangguan pada fungsi system dapat yang sangat mempengaruhi dalam bernafas, dan mengirimkan gas. (Fundamental Of Nursing, 2011)
1. Ventilasi Paru
Ventilasi paru dicapai melalui kerja pernafasan. Inspirasi (inhalasi) saat udara masuk kedalam paru dan ekspirasi (ekshalasi) saat udara keluar dari paru.
13
Keadekuatan ventilasi bergantung pada beberapa faktor:
a. Kebersihan jalan nafas
b. Keutuhan system saraf pusat dan pusat pernafasan
c. Keutuhan kemampuan rongga toraks untuk mengembangkan dan berkontraksi.
d. Keadekuatan komplians dan recoil paru 2. Pertukaran Gas Alveolar
Setelah alveoli diventilasikan, fase kedua didalam proses pernafasan difusi oksigen dari alveoli dan ke pembuluh darah paru. Difusi adalah pergerakan gas atau partikel lain dari area bertekanan atau berkonsentrasi tinggi ke area bertekanan atau berkonsentrasi rendah.
Perbedaan tekanan gas disetiap sisi membran pernafasan tampak jelas mempengaruhi difusi.
3. Transport Oksigen dan Karbondioksida
Bagian ketiga dari proses pernafasan melibatkan transport gas pernafasan. Oksigenasi perlu ditranspor dari paru kedalam jaringan dan karbon dioksida harus di tranpor dari jaringan kembali ke paru.
Normalnya sebagian besar oksigenasi (97%) berikatan lemah dengan hemoglobin (pigmen merah membawa oksigenasi) didalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin (senyawa oksigen dan hemoglobin). Sisa oksigenasi lalu di larutkan dan ditransportasikan di dalam cairan plasma dan sel.
4. Perubahan Dalam Fungsi Pernafasaan
Fungsi pernafasan dapat berubah karena kondisi yang mempengaruhi:
a. Pergerakan udara masuk atau keluar dari paru
b. Difusi oksigen dan karbon dioksida antara alveolus dan kapiler paru
c. Transport oksigen dan karbon dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan
14
Tiga perubahan utama dalam pernafasan adalah hipoksia, perubahan pola pernafasan, dan obstruksi jalan nafas.
a. Hipoksia
Hipoksia adalah suatu kondisi ketidakcukupan oksigen ditempat maupun di dalam tubuh, dari gas yang di inspirasi kejaringan. hipoksia dapat dihubungkan dengan setiap bagian dalam pernafasn-ventilasi, difusi gas, atau transport gas.
b. Perubahan pola nafas
Pola nafas menunjukkan frekuensi, volume, irama, dan kemudahan relative atau upaya pernafasan. Respirasi normal (eupnea) bersifat tenang dan berirama. Takipnea (bernafas cepat) dijumpai pada saat demam, asidosis metabolic, nyeri, dan hiperkapnia atau hipoksemia. Bradipnea adalah frekuensi nafas yang lambat secara abnormal, yang dapat dijumpai pada klien yang menggunakan obat-obatan seperti morfin, yang menyebabkan alkalosis metabolic, atau yang meningkatkan tekanan intracranial (mis, akibat cidera otak). Apnea adalah henti nafas.
c. Obtruksi jalan nafas
Obtruksi jalan nafas total atau parsial dapat terjadi di manapun disepanjang saluran pernafasan atas atau bawah. Obtruksi jalan nafas atas yaitu, hidung, faring, atau laring dapat terjadi karena benda asing seperti makanan, karena lidah akan jatuh kebelakang menutup orofaring saat seseorang tidak sadar, atau saat sekresi menumpuk di saluran nafas.
15
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Konsep Keluarga
a. Pengertian.
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiaran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998, Di kutip oleh Asuhan Keperawatan Keluarga: 2010)
Keluarga adalah suatu system social yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, atau tinggal bersama dan saling menguntungkan, mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi penerus, saling pengertian dan saling menyayangi (Murray & Zentner, 1997, Di kutip oleh Asuhan Keperawatan Keluarga: 2010)
Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang saling tergantung satu sama lainnya untuk emosi, fisik, dan dukungan ekonomi (Hanson, 1996, Di kutip oleh Asuhan Keperawatan: 2010)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungaan (Dep.Kes RI, 1988, Di kutip oleh Asuhan Keperawatan Keluarga 2008)
Jadi dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa keluarga adalah kumpulan dua atau lebih individu yang berkumpul pada satu atap yang saling tergantungan satu sama lainnya atau seseorang yang
16
dihubungkan oleh perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya, mempunyai tujuan bersama, saling pengertian dan saling menyayangi.
b. Tipe keluarga
Menurut Allender & Spraydley, membagi tipe keluarga berdasarkan:
1) Keluarga tradisional
a) Keluarga inti ( nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak kandung atau anak angkat.
b) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman dan bibi.
c) Keluarga Dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
d) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau kematian.
e) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa saja.
f) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.
2) Keluarga non tradisional
a) Commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah.
b) Orang tua (ayah/ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c) Homoseksual yaitu dua individu yangs sejenis kelamin hidup bersama dalam satu rumah tangga.
17 c. Struktur Keluarga
Elemen Struktur Keluarga menurut Friedman:
1) Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik didalam keluarganya sendiri maupun peran dilingkungan masyarakat.
a) Nilai dan norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam keluarga.
b) Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi diantara orang tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam keluarga besar.
c) Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku kearah yang positif.
d. Peran Keluarga
Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan
“setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan”. Dari pasal di atas jelas bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing antara lain adalah:
1) Peran sebagai ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi
18
setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.
2) Peran sebagai ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak- anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.
3) Peran sebagai anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, social, dan spiritual.
e. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga.
Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawai
& Dermawan (2005) yaitu:
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga.
Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami titip anggota keluarga baik senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara keluarga mengekspresikan kasih sayang.
2) Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
3) Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
19 4) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu: sadang, pangan, san papan.
5) Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
f. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahapan dan Tugas perkembangan keluarga yang diadaptasi dari Duval adalah:
1) Pasangan Pemula atau Pasangan Baru Menikah
Tahapan ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui pernikahan dengan landasan cinta dan kasih saying. Tugas pada tahapan perkembangan keluarga pemula antara lain saling memuaskan antar pasangan, beradaptasi dengan keluarga besar dari masing-masing pihak, merencanakan dengan matang jumlah anak, memperjelas peran masing-masing pasangan. \
2) Keluarga Dengan “Child Bearing” (Kelahiran Anak Pertama)\
Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertamadan berlanjut sampa dengan anak pertama berusia 30 bulan.
Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain: mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan mental calon orang tua dan mempersiapkan mental calon orang tua dan mempersiapkan berbagai kebutuhan anak.
3) Keluarga Dengan Anak Prasekolah
Dimulai saat anak pertama berusia 2.5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5tahun. Tugas yang dimiliki pada keluarga dengan anak prasekolah diantaranya: menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan, mulai menanamkan keyakinan beragama, mengenalkan
20
kultur keluarga, memenuhi kebutuhan bermain anak, membantu anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil, memperhatikan dan memberikan stimulasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah.
4) Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
Dimulai saat anak pertama berusia 6tahun dan berakhir saat anak berusia 12 tahu. Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak uaisa sekolah antara lain: memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat- alat sekolah maupun biaya sekolah, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya, memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan anak, membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan sekitar.
5) Keluarga Dengan anak Remaja
Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada ini seringkali ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dananak remaja, apabila hal ini tidakdiselesaikan akan berdampak pada hubungan selanjutnya. Tugas keluarga pada tahapan ini antara lain:
memberikan perhatian lebih pada remaja, bersma-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah atau kegiatan diluar sekolah, memberikan kebebasan dalam batasan tangggungjawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
6) Keluarga Dengan Melepaskan Anak Ke Masyarakat
Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap meninggalkan kedua orang tuanya untuk mulai hidup baru, bekerja, dan berkeluarga, sehingga tugas keluarga pada tahapan ini antara lain:
21
mempertahakan keintiman pasangan, membantu anak untuk mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak-anak.
7) Keluarga Dengan Tahapan Berdua Kembali
Tugas bagi keluarga setelah ditinggal pergi anak-anaknya untuk memulai kehidupan baru antara lain: menjaga keintiman pasangan, merencakan kegiatan yang akan dating, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak dan cucu, mempertahankan kesehatan masing- masing pasangan.
8) Keluarga Dengan Tahapan Masa Tua
Masa tua bias dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya, sehingga tugas keluarga pada tahapan ini adalah: saling memberikan perhatian yang menyenagkan antara pasangan, memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan berolahraga, berkebun, mengasuh cucu. Pada masa tua pasangan saling mengingatkan akan adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini.
A. Konsep Proses Keperawatan Keluarga 1.Pengkajian Keperawatan
Pengkajian yang digunakan menurut Yura dan Walsh (1998) adalah:
Tindakan pemantauan secara langsung pada manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan kondisi penyakit dan masalah kesehatan.
Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, dimana pengkajian menggambarkan kondisi/situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi tersebut biasa digunakan untuk memprediksi di masa yang akan datang.
22 a. Model Pengkajian
1) Pengkajian keluarga model Friedman
Asumsi yang mendasari adalah keluarga sebagai system social, merupakan kelompok kecil dari masyarakat. Friedman memberikan batasan 6 katagori dalam memberikan pertanyaan- pertanyaan saat melakukan pengkajian:
a) Data pengenalan keluarga.
b) Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga.
c) Data lingkungan.
d) Struktur keluarga.
e) Fungsi keluarga.
f) Koping keluarga.
2) Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model Family Centre Nursing Friedman, meliputi 7 komponen pengkajian yaitu.
a. Data Umum
1) Identitas kepala keluarga
a) Nama kepala Keluarga (KK) :
b) Umur (KK) :
c) Pekerjaan kepala Keluarga (KK) : d) Pendidikan kepala Keluarga (KK) :
e) Alamat dan nomor telfon
2) Komposisi anggota keluarga :
Nama Umur Sex Hub dengan KK Pendidikan Pekerjaan Keterangan
3) Genogram :
Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan
23
gambar, Terdapat keterangan gambar dengan simbul berbeda (Friedman, 1998) seperti :
Laki-Laki :
Perempuan :
Meninggal dunia :
Tinggal serumah : --- Pasien yang diidentifikasi :
Kawin :
Cerai :
Anak adopsi :
Anak kembar :
Aborsi/keguguran :
4) Tipe keluarga 5) Suku bangsa :
a) Asal suku bangsa keluarga b) Bahasa yang dipakai keluarga
c) Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi kesehatan.
24 6) Agama :
a) Agama yang dianut keluarga
b) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan 7) Status social ekonomi keluarga :
a) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga b) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan
c) Tabungan khusus kesehatan
d) Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabot, transportasi)
8) Aktifitas reaksi keluarga
b. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga
1) Tahapan perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua)
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi 3) Riwayat keluarga inti:
a) Riwayat terbentuknya keluarga inti
b) Penyakit yang diderita keluarga orang tua (adanya penyakit menular atau penyakit menular di keluarga) 4) Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri):
a) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di keluarga
b) Riwayat kebiasaan/gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah:
a) Ukuran rumah (luas rumah) b) Kondisi dalam dan luar rumah c) Kebersihan rumah
d) Ventilasi rumah
e) Saluran pembuangan air limbah (SPAL)
25 f) Air bersih
g) Pengelolaan sampah h) Kepemilikan rumah i) Kamar mandi/wc j) Denah rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal:
a) Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja b) Aturan dan kesempatan penduduk setempat c) Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan 3) Mobilitas geografis keluarga:
a) Apakah keluarga sering pindah rumah
b) Dampak pindah rumah terhadap kondisi keluarga ( apakah menyebabkan stress)
c) Perkumpulan keluarga dan iteraksi dengan masyarakat
d) Perkumpulan/ organisasi social yang diikuti oleh anggota keluarga
e) Digambarkan dalam ecomap f) System pendukung keluarga
g) Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami masalah
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga:
a) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga b) Cara keluarga memecahkan masalah
2) Struktur kekuatan keluarga:
a) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah
b) Power yang digunakan keluarga
26
3) Struktur peran (formal dan informal):
a) Peran seluruh anggota keluarga b) Nilai dan norma keluarga e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif:
a) Bagaimana cara keluarga mengeksresikan perasaan kasih saying
b) Perasaan saling memiliki
c) Dukungan terhadap anggota kelurga d) Saling menghargai, kehangatan 2) Fungsi sosialisasi:
a) Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga 3) Fungsi perawatan kesehatan:
a) Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga (bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana prevensi/promosi)
b) Bila ditemui data maladaptive, langsung lakukan penjajagan tahap II (berdasarkan 5 tugas keluarga seperti bagaimana kelurga mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelaynan kesehatan)
f. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga
2) Respon keluarga terhadap stress 3) Strategi koping yang digunakan 4) Strategi adaptasi yang disfungsional:
27
Adakah cara keluarga mengatasi maslah secara maladaptive
g. Pemeriksaan fisik (head to toe)
1) Tanggal pemeriksaan fisik ddilakukan
2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
3) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut, kepala, mata mulut THT, leher, thorax, abdomen, ektermitas atas dan bawah, system genitalia.
4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga
1) Terhadap masalah kesehatan keluarga 2) Terhadap petugas kesehatan yang ada
i. Pedoman penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II di antaranya pengumpulan data-data yang berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan sehingga dapat di tegakkan diagnose keperawatan keluarga.
Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah diantaranya:
1. Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan.
2. Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
3. Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga.
4. Ketidakmampuan keluaga dalam memodifikasi lingkungan.
28
5. Ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan.
2. Diagnosa
Diagnose keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga tentang maslah kesehatan actual atau pontensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan perawat.
Tahapan dalam diagnose keperawatan keluarga antara lain:
a. Analisa data
Setelah dilakukan pengkajian, selanjutnya data dianalisis untuk dapat dilakukan perumusan diagnose keperawatan.
Diagnosis keperawatan keluarga disusun berdasarkan jenis diagnose seperti:
1) Diagnosis sehat/wellness
Diagnosis sehat/wellness digunakan bila keluarga mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladaptive.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga potensial, hanya terdiri dari komponen problem(p) saja atau problem(p) dan simtom(S), tanpa komponen etiologi(E)
2) Diagnosis ancaman (resiko)
Diagnosis ancaman, digunakan apabila belum terdapat paparan masalah kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa data maladaptive yang memungkinkan timbulnya gangguan.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga resiko, terdiri dari problem(p), etiologi(e) dan simtom(s)
3) Diagnosis nyata/gangguan
Diagnosis gangguan digunakan bila sudah timbul gangguan/
masalah kesehatan dikeluarga, didukung dengan adanya beberapa data maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga
29
nyata/ gangguan, terdiri dari problem(p), etiologi(e) dan simtom(s).
a. Perumusan masalah
Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan kepada sasaran individu atau keluarga.Komponen diagnose keperawatan keluarga meliputi:\
1) Masalah (problem)
Adalah istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga) yang didefinikan oleh perawat melalui pengkajian.Tujuan penulisan pernyataan maslah adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan secara jelas dan sesingkat mungkin.
2) Penyebab (etiologi)
Faktor yang berhubungan yang dapat dicerminkan dalam respon fisiologi yang dipengaruhi oleh unsur psikososial, spiritual, dan faktor-faktor lingkungan yang dipercaya berhubungan dengan masalah baik sebagai penyebab ataupu faktor resiko. Dikeperwatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas keluarga, yaitu:
a) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.
b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit ataupun yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
d) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
30
e) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dengan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada.
3) Tanda (sign)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan penyebab. Perawat hanya boleh mendokumentasikan tanda dan gejala yang paling signifikan untuk menghindari diagnosis keperawatan yang panjang. Tanda dan gejala dihubungkan dengan kata-kata
“yang dimanifestasikan dengan”
Prioritas dari diagnose keperawatan
Tahap berikutnya setelah ditetapkan perumusan masalah adalah mempriorotaskan masalah sesuai dengan kedaankeluarga karena dalam suatu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu diagnose keperawatan. Untuk mementukan prioritas terhadap diagnose keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala Baylon dan Maglaya) sebagai berikut:
a) Tentukan skor untuk tiap kriteria
Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
Skor Bobot Angka tertinggi
31
Jumlahkan skor untuk semua kriteria Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
NO. KRITERIA NILAI BOBOT
1. Sifat masalah
- Tidak / kurang sehat -Ancaman Kesehatan - Keadaan sejahtera
3 2 1
1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah - Mudah
- sebagian - tidak dapat
2 1 0
2
3. Potensi masalah untuk dicegah - tinggi
- cukup - rendah
3 2 1
1
4. Menonjolnya masalah
- maslah berat harus segera ditangani
- ada maslh tetapi tidak perlu segera ditangani - Masalah tidak diraskan
2 1 0
1
1. Sifat masalah
Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi, baru menunjukkan tanda dan gejala atau bahkan kondisi sehat.
2. Kemungkinan masalah untuk diubah
Pembenaran mengacu pada masalah: masalah, sumber daya keluarga, sumber daya perawat, dan sumber daya lingkungan
3. Potensial masalah untuk dicegah
Pembenaran mengacu pada: berat ringannya masalah, jangka waktu terjadinya masalah, tindakan yang akan dilakukan, kelompok tinggi yang bias dicegah.
32 4. Menonjol masalah
Pembenaran mengacu pada: persepsi terhadap masalah a. Skor atau angka tertinggi dikalikan dengan bobot
Skor x Bobot Angka tertinggi
Jumlah skor
Skor tertinggi yang akan menjadi masalah prioritas
3. Perencanaan
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka panjang/pendek), penetapan standart dan kriteria serta menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga.
Focus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi kegiatan yang bertujuan:
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
a. Memberi informasi yang tepat
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat yng mendukung upaya kesehatan masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan keluarga yang tepat, dengan cara:
a. Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga c. Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota yang sakit, dengan cara:
a. Mendemontrasikan cara perawatan.
33
b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan\
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara:
a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga b. Melakukan perubahan lingkungan keluarga sepotimal mungkinan.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara:
a. Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan perbaikan kearah perilaku yang sehat.
1. Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk bekerja sama melakukan tindakan kesehatan antara lain:
a. Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau mendapatkan informasi, tetepi keliru.
b. Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap, sehingga mereka melihat maslah hanya sebagian.
c. Keliru, tidak dapat mengakaitkan antara informasi yang diterima dengan situasi yang dihadapi.
d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi.
e. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau social.
f. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku.
g. Keluarga gagal mengaitkan tindakan dengan sasaran atau tujuan upaya keluarga.
34
h. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.
2. Faktor yang menghambat tindakan perawat/petugas kesehatan:
a. Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau petugas kaku dan kurang fleksinbel.
b. Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap faktor social budaya.
c. Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau menggunakan macam-macam teknik dalam mengatasi masalah yang rumit.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan direncanakan perawat.
a. Kriteria hasil
Adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai
b. Standar keperawatan
Telah menunjukkan tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan dengan pelaksanaan yang sebenernya.
c. Metode-metode evaluasi 1) Observasi langsung
2) Memeriksa laporan dan dokumentasi 3) Wawancara atau angket
4) Latihan simulasi
35
Menurut setiadi (2008). Evaluasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
1) Evaluasi proses
Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan, evaluasi yang di laukan selama kegiatan berlangsung.
2) Evaluasi hasil
Evaluasi yang dibandingkan tujuan yang dicapai dan merupakan hasil dari asuhan keperawatan.
Evaluasi sesuai dengan menggunakan SOAP S: ungkapan subjektif dari pasien atau keluarga O: hal-hal yang diterima secara objektif
A: analisa dengan mangacu tujuan P: perencanaan yang akan datang
36 BAB III TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini penulis menguraikan laporan kasus pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada keluarga Tn.W khususnya An.A yang berada diwilayah Rt05 Rw02 No161 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 4 April 2017 sampai dengan 14 April 2017, dengan melakukan kunjungan rumah sebanyak 7 kali kunjungan. Pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi pada keluarga dilakukan melalui pendekatan proses keperawatan-keperawatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pengkajian, analisa data, diagnose keperawatan, prioritas diagnose keperawatan dengan teknik skoring, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Dalam pengumpulan data merupakan pengkajian awal pengkajian dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara observasi dan pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga dalam melaksanakan asuhan keperawatan dari hasil pengumpulan data pada keluarga diperoleh data sebagai berikut:
1. Data Umum:
a. Nama Kepala Keluarga : Tn.W b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Usia : 34 tahun
d. Pendidikan : SMA e. Pekerjaan : Buruh
f. Alamat : Rt05 Rw02 No161 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat
37 g. Susunan Keluarga. Tabel 3.1 No. Nama
(inisial)
Jenis kelamin
Hub dengan KK
Umur Pnddikan Pekerjaan Ket
1. Ny. N P Istri 23thn SMA IRT -
2. An. A P Anak 5thn PAUD Pelajar Asma
Genogram
Klien(asma)
Ny.S (60thn)
Tn.W (34th) Tn.S
(37thn Tn. A
(29th) Tn.R
(39thn)
Tn. S
(36thnb )
Tn.A (32th)
Ny.n (23th n) Tn.J
(61thn)
Tn. W (59)
An.A (5th)
38 Keterangan:
Laki-Laki
Perempuan
Meninggal
Klien
Tinggal serumah
Tn.W anak ke 2 dari 2 bersaudara ayah dari Tn.W masih hidup tetapi ibu dari Tn.W sudah meninggal dan Ny.N anak 5 dari 5 bersaudara orang tua dari Ny.N masih hidup semua, lalu Tn.w dan Ny.N menikah pada tahun 2011 dan dikaruniai anak yaitu An.A.
h. Suku
Tn.W berasal dari Tegal (jawa) dan Ny.N berasal dari Jakarta(betawi) bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia. Dan di dalam keluarga tidak ada nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan. Dan saat dilakukan pengkajian tidak ada faktor budaya yang mempengaruhi kesehatan individu.
i. Agama
Agama yang di anut keluarga Tn.W ini yaitu Agama Islam dan pemahaman keluarga tentang agama cukup baik, dan An.A juga selalu diajarkan untuk mengaji setiap sore hari.
39
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan anak prasekolah.
Tugas perkembangan yaitu:
1) Menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan: Tn.W dan Ny.N beusaha untuk menanamkan nilai-nilai contohnya nilai-nilai kegamaan dengan cara mengajarkan anaknya untuk mengaji dan menamkan norma-norma kehidupan didalam diri anaknya sejak kanak-kanak.
2) Mulai menanamkan keyakinan beragama: keluarga Tn.W sudah mulai menanamkan keyakinan beragama kepada anaknya seperti menganjurkan kepada anaknya untuk mengaji dan menganjarkan anaknya untuk solat lima waktu.
3) Mengenalkan kultur keluarga: keluarga sudah mulai memperkenalkan kultur atau budaya yang ada didalam keluarga Tn.W dan Ny.N
4) Memenuhi kebutuhan bermain anak: Tn.W dan Ny.N cukup membebaskan anaknya untuk bermain dengan siapa saja asalkan Tn.W memminta kepda Ny.N untuk mengawasi anaknya setiap bermain.
5) Membantu anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar:
keluarga membiarkan anaknya bersosialisasi bersama teman sebayanya dan lingkungan sekitar supaya anaknya mampu mengenal lingkungan sekitar
6) Menanamkan tanggung jawab dalam lingkup kecil: Ny.N mengajarkan dan menanamkan tanggung jawab seperti tugas sekolah atau PR yang harus dan wajib dikerjakan.
7) Memperhatikan stimulasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah: keluarga berusaha untuk memperhatikan An.A pada saat disekolah PAUD mungkin stimulasi tumbuh kembang sudah
40
berjalan selama An.A didalam sekolah atau mungkin saja saat An.A bermain dengan teman sebayanya.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu:
Semua tugas keluarga tahap perkembangan prasekolah telah terpenuhi dan terlaksana dengan baik, karena Tn.W dan Ny.N telah memenuhi kebutuhan An.A dengan kemampuan Tn.W dan Ny.N.
c. Riwayat Keluarga Inti
Tn.W berasal dari jawa dan Ny.N berasal dari betawi, mereka dekat karena mereka teman bermain. Tn.W dan Ny.N dekat selama 3tahun dari tahun 2009 sampai dengan 2011 dan mereka memutuskan untuk menikah pada tahun 2011 dan setelah mereka menikah, mereka lalu dikaruniai anak yaitu An.A yang saat ini berumur 5tahun.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Tn.W tidak ada riwayat penyakit tetapi nenek dari An.A atau ibu dari Ny.N memounyai riwayat penyakit asma, karena dari faktor resiko asma salah satunya ada faktor genetic atau faktor keturunan maka dari itu An.A mempunyai penyakit asma. Dan An.a terkena asma sudah sejak bayi.
3. Tipe Keluarga
Keluarga Tn.W termasuk keluarga inti (nuclear family) yang dimana keluarga tersebut terdiri dari Ny.N sebagai Ibu Rumah Tangga dan An.A sebagai seorang anak.
4. Struktur Keluarga
a. Pola komukasi keluarga
Keluarga Tn.W komunikasi dengan cara komunikasi terbuka, walaupun Tn.W dan Ny.N suka berbeda pendapat tetapi mereka berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan bermusyawarah untuk mencapai mufakat.
41 b. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn.W saling mendukung satu dengan yang lainnya, saling membantu serta mendukung, jika ada masalah, keluarga memecahkannya bersama-sama.
c. Nilai dan norma
Nilai yang di anut keluarga adalah budaya jawa dan betawi. Tetapi tidak ditemukan nilai-nilai yang bertentangan dengan orang yang sakit asma.
d. Struktur peran
1) Tn.W berperan sebagai kepala keluarga yang mampu berperan sebagai mencari nafkah dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dan Tn.W berkerja sebagai buruh.
2) Ny.N adalah seorang istri dan berperan sebagai Ibu Rumah Tangga yang bertugas untuk mengurus suami, anak, dan mengurus semua yang ada didalam keluarga.
3) An.A adalah seorang anak yang hanya bertugas mengerjakan tugas dan bermain.
5. Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn.W selalu saling menyayangi, mengasihi, dan saling memberikan perhatian kepada anggota keluarga. Keluarga Tn.W selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dibidang pendidikan untuk An.A yang sedang bersekolah, dan apabila ada anggota keluarga yang sakit keluarga Tn.W saling merawat anggota keluarga yang sakit.
b. Fungsi sosialisasi
Ny.N mengatakan bersosialisasi dirinya dengan lingkungan cukup baik, tetapi Ny.N tidak pernah mengikuti kegiatan yang ada dilingkungan rumahnya dikarenakan Ny.N sibuk mengantar dan menjemput anaknya sekolah dan kalau sore mengantar anaknya mengaji.
42 c. Fungsi reproduksi
Ny.N masih dalam usia produktif (23thn), tetapi Ny.N tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun. Karena Ny.N masih ingin mempunyai anak lagi.
d. Fungsi Ekonomi
Tn.W bekerja sebagai buruh. Tn.W mempunyai pengasilan Rp1.800.000/perbulan, dan Tn.W memberikan keperluan sebesar Rp1.000.000 yang meliputi kebutuhan sehari-hari, uang jajan sekolah dan ngaji, membayar uang kontrakan, listrik dan lain-lain. Dan Ny.N tidak memiliki penghasilan sendiri dikarenakan Ny.N hanya sebagai Ibu Rumah Tangga untuk memenuhi kebutuhan hanya dari penghasilan Tn.W.
e. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan 1) Kebutuhan Nutrisi
Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi keluarga Tn.W sudah cukup baik, dikarenakan Ny.N memasak selalu makanan yang bergizi.
Dalam cara menyiapkan makanan Ny.n selalu memasak sendiri.
Dan cara penyajian Ny.n mempunyai kebiasaan dalam mengolah makana yaitu dengan cara mencuci dahulu lalu dimasak, dan disajikan dimeja dengan tertutup.
2) Kebutuhan eliminasi
Pola BAB saat dikaji tidak ada masalah, rata-rata pola BAB pada keluarga dalam satu hari yaitu satu kali dan itu terkadang tidak menentu. Sedangkan Pola BAK pada keluarga Ny.N dalam satu hari bisa 3-4 kali dan tidak ada keluhan pada saat BAK.
3) Kebutuhan kebersihan diri
Kebiasaan dari Keluarga Tn.W yaitu mandi 2x sehari pada saat pagi dan sore dengan menggunakan sabun mandi, gosok gigi 2x sehari pada saat pagi dan malam, sedangkan keramas seminggu sekali menggunakan shampoo.
43 4) Kebutuhan istirahat tidur
Pola tidur keluarga Tn.W yaitu rata-rata 7jam perhari dan tidak ada masalah pada pola tidur dan Keluarga Tn.W tidak mempunyai kamar masing-masing karena An.A tidur bersama orang tuanya.
5) Aktifitas dan olah raga
Aktifitas setiap hari Tn.W adalah bekerja dan aktifitas Ny.N adalah menyiapkan sarapan dan masak untuk keluarga.
6) Kebutuhan rekreasi.
Keluarga Tn.W rekreasi terkadang seminggu sekali itupun terkadang, dan untuk menontn tv bersama itu jarang dilakukan dikarenakan ada kesibukan masing-masing didalam keluarga.
6. Stressor dan Koping Keluarga a. Stressor jangka pendek
Keluarga Tn.W mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit keluarga sangat memikirkan tentang penyakit yang di derita dan khawatir.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika ada masalah yang ada didalam keluarga, keluarga selalu berdiskusi dan menyelesaikan masalahnya dengan bermusyawarah.
c. Strategi koping yang digunakan
Upaya yang digunakan dalam keluarga adalah dengan cara tidak melakukan aktifitas apapun dan memutuskan untuk beristirahat.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluraga Tn.w kalau ada masalah mereka selalu mengalah satu sama lain atau terkadang mereka saling menjelaskan masalahnya dengan bermusyawarah.
7. Kesehatan Lingkungan
Rumah yang ditempati keluarga Tn.W ini mengontrak 2mx5m yang terdiri dari satu dapur, satu kamar tidur, satu kamar mandi/wc, satu ruang tv. Jenis dinding terbuat dari semen, lantai menggunakan keramik,
44
jendela hanya di ruang tv dan tidak ada ventilasi yang cukup, penerangan cukup baik dan menggunakan listrik, dan kebersihan di sekitar lingkungan rumah kurang bersih karena banyak sampah yang berserakan.
a. Kebersihan rumah
Rumah terlihat rapih dah bersih, barang-barangpun tertata rapih.
Ny.N membersihkan rumahnya sehari 1kali, keadaan dapurmya cukup tertata rapih dan bersih.
b. Pemakaian air
Sumber air yang digunakan menggunakan air Pam, dan menggunakan air minum itu dengan membeli air aqua yang langsung dikonsumsi.
c. Pembuangan limbah
Keluarga Tn.W menyediakan tempat sampah di depan pintu masuk dan didapur, kondisinya rapih, jika sampahnya sudah penuh Ny.N membuangnya didekat rumahnya.
d. Jamban keluarga
Keluarga Tn.W mempunyai kamar mandi/ wc sendiri, jenis WCnya adalah WC jongkok, dan kedaan bak air nya bersih dan terbebas dari jentik-jentik nyamuk.
e. Pembuangan air limbah
Kondisi aliran limbah bersih dan tidak ada genangan sampah di pembuangan air limbah
f. Fasilitas kesehatan
Keluarga Tn.W memanfaatkan fasilitas kesehatan, dan jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit keluarga segera membawa ke puskesmas atau keklinik terdekat.
45 g. Denah rumah
h. Pemeriksaan fisik: head to toe. Tabel 3.2
No. Pemeriksaan Fisik Tn.W Ny.N An.A
1. Kepala Rambut tampak bersih, tidak ada benjolan, tidak rontok, rambut berwarna hitam.
Rambut tampak bersih, tidak ada benjolan,tidak rontok, rambut berwarna hitam.
Rambut tampak bersih, tidak ada benjolan, tidak rontok, dan rambuit berwarna hitam.
2. Mata Mata: simetris,
konjungtiva an-anemis, sclera an-ikterik.
Mata: simetris, konjungtiva an-anemis, sclera an-ikterik.
Mata: simetris, konjungtiva an-anemis, sclera an-ikterik.
4
46 3. Hidung Tidak ada benjolan,
hidung tampak bersih dan tidak ada cairan
Tidak ada benjolan, hidung tampak bersih dan tidak ada cairan
Tidak ada benjolan, hidung tampak bersih dan tidak ada cairan 4. Mulut Mukosa bibir lembab,
sekitar mulut tampak bersih, tidak ada sariawan, dan tidak ada carie gigi
Mukosa bibir lembab, sekitar mulut tampak bersih, tidak ada sariawan, dan tidak ada carie gigi
Mukosa bibir lembab, sekitar mulut tampak bersih, tidak ada sariawan, dan tidak ada carie gigi
5. Telinga Normal dan tidak ada serumen.
Normal dan tidak ada serumen.
Normal dan tidak ada serumen.
6. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Tidak ada pembesaran kelanjar tiroid.
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
7. Dada dan Paru-Paru Dada simetris, suara nafas vasikuler.
Dada simetris, suara nafas vasikuler.
Dada simetris, suara nafas vasikuler.
8. Abdomen Tidak ada distensi abdomen
Tidak ada distensi abdomen
Tidak ada distensi abdomen.
9. Ektremitas atas dan bawah
Tidak ada kesulitan dalam pergerakan, tidak ada odem
Tidak ada kesulitan dalam pergerakan, tidak ada odem
Tidak ada kesulitan dalam pergerakan, tidak ada odem
10. Tekanan Darah RR
Suhu Nadi Kesadaran Keadaan Umum
130/90 mmHg 20x/menit 36 C 92x/menit Composmetis Baik
110/80 mmHg 20x/menit 36,0 C 85x/menit Composmetis Baik
-
22x/menit 36,0 C 81x/menit Composmetis Baik
47
8. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga Tn.W khususnya An.A berharap penyakit yang diderita anaknya bias terkontrol dan keluarga berharap kepada perawat bias membantu keluarga dalam pencegahan penyakit An.A tersebut.
9. Penjajakan II
1) Masalah Kesehatan Asma
a) Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah
Ny.N mengatakan asma adalah sesak nafas, penyebab dari asma adalah kecapean, debu dan faktor keturunan, tanda gejala dari asma adalah batuk-batuk dan pilek, dan jika anaknya berlebihan saat beraktifitas maka anaknya akan timbul batuk-batuk lalu asmanya kambuh.
b) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
Ny.N mengatkan “jika An.A ini sakit atau asmanya kambuh keluarga akan langsung membawa anaknya ke puskesmas”.
c) Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit Ny.N mengatakan “cara merawat An.A yang mempunyai riwayat asma ini keluarga selalu membatasi aktifitas anaknya dan kalau asma nya kambuh Ny.N selalu memberikan aroma terapi seperti minyak hangat ke tubuh atau kebagian dada anaknya”
d) Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
Klien tampak selalu membersihkan rumah dan sekitar rumahnya, dan mempertahankan kebersihan di dalam rumahnya supaya tidak ada debu atau lawa-lawa.
e) Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
Ny.N mengatakan “jikalau anaknya sudah mulai ada tanda-tanda asma nya akan kambuh keluarga akan membawa anaknya ke klinik atau puskesmas
48
ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA
Setelah data focus terkumpul maka data-data yang ada dirumuskan dalam analisa data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun analisa data yang disusun dalam table 3.3 dibawah ini.
No. Data Fokus Masalah
Kesehatan
Diagnose keperawatan
1. Data subjektif:
1. Ny.N mengatakan asma adalah sesak nafas, penyebab dari asma adalah kecapean, debu dan faktor keturunan, tanda gejala dari asma adalah batuk- batuk dan pilek, dan jika anaknya berlebihan saat beraktifitas maka anaknya akan timbul batuk-batuk lalu asmanya kambuh.
2. Ny.N mengatkan “jika An.A ini sakit atau asmanya kambuh keluarga akan langsung membawa anaknya ke puskesmas, dan jika tidak disegara ditangani akan mengakibatkan gagal nafas”
3. Ny.N mengatakan “cara merawat An.A yang mempunyai riwayat asma ini keluarga selalu membatasi aktifitas anaknya dan kalau asma nya kambuh Ny.N selalu memberikan aroma terapi seperti minyak hangat ke tubuh atau kebagian dada anaknya”
Asma 1. Resiko
ketidakefektifan bersihan jalan
nafas pada
keluarga Tn.W khususnya An.A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit asma.