• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal CARWAJI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal CARWAJI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

email: info@lp3m.ikipmumaumere.ac.id

http://jurnal.ikipmumaumere.ac.id/index.php/carwaji

Teks, Ko-Teks dan Konteks pada Peringatan Tertulis Bagi Pengendara Sepeda Motor di

Kelurahan Kota Uneng Kabupaten Sikka

Maria E. D. Lering 1

, Muhammad Lautama 2

, Gabriel F. P. Renu Tiang 3

Informasi artikel ABSTRAK

Sejarah Artikel : Diterima Revisi Dipublikasikan

Penelitian ini tentang teks, koteks dan konteks dalam larangan bagi pengendara sepeda motor ini diterapkan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik untuk menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan satu sama lain. Mekanisme kerja dalam penelitian ini adalah menganalisis berbagai teks berupa tulisan larangan bagi para pengguna sepeda motor yang dipajang di pinggir jalan. Data dalam penelitian ini adalah berupa teks larangan bagi para pengendara sepeda motor yang dipajang di berbagai lorong perumahan di Kelurahan Kota Uneng, Kabupaten Sikka. Instrument penelitian ini adalah menggunakan kamera atau handphone android, buku, dan ballpoint. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan Wawancara. Teknik analisis yang digunakan sebagai berikut: 1) Memilah teks-teks larangan; 2) Mengidentifikasi bentuk teks; 3) Mengklasifikasikan bentuk teks dan bentuk ko-teks; 4) Menganalisis teks-teks larangan yang telah diklasifikasikan tersebut dengan memerhatikan prinsip-prinsip pragmatic; 5) Pengujian kesahihan. Hasil penelitian disimpulkan sebagai berikut: (1) dalam penelitian ini teks merupakan bahasa yang sedang menjalankan fungsi komunikasi tertentu yakni memberikan peringatan; (2) ko-teks dalam penelitian ini lebih mengarah sebagai penegas maksud N pada teks. Ko-teks atau teks lain yang turut mempengaruhi maksud yang ingin disampaikan N kepada t sebagai pengendara sepeda motor; (3) konteks dalam penelitian ini lebih pada konteks situasi yakni di lorong-lorong gang/jalan masuk yang sempit, banyak wargaserta perumahan yang padat dan banyakanak-anak. Keywords : Teks Ko-Teks Konteks Peringatan Tertulis

How to Cite : ABSTRACT Lering, M. E. D.,

Lautama, M., & Tiang, G. F. P. R. (2017). Teks, Ko-Teks dan Konteks pada Peringatan Tertulis Bagi Pengendara Sepeda Motor di Kelurahan Kota Uneng Kabupaten Sikka. Jurnal CARWAJI, 2(1), pp. 34-38.

Text, Co-Text and Context on Written Warnings for Motorcyclists in the Urban Village of Uneng, Sikka Regency. This research about text, context and context in the prohibition for motorcyclists is applied a descriptive qualitative research approach using words or sentences in a logical structure to explain the concepts in relation to one another. The working mechanism in this study is to analyze various texts in the form of prohibited texts for motorbike users that are displayed on the roadside. The data in this study are in the form of prohibited texts for motorcyclists displayed in various housing aisles in the Kelurahan Kota Uneng, Sikka Regency. The research instrument was using a camera or android cellphone, books, and ballpoint pens. Data collection techniques were carried out by observation and interviews. The analysis technique used is as follows: 1) Sorting out prohibited texts; 2) Identifying the form of the text; 3) Classifying text and co-text forms; 4) Analyzing the classified prohibition texts by observing pragmatic principles; 5) Validity testing. The results of the study are concluded as follows: (1) in this study, text is a language that is carrying out a certain communication function, namely giving warnings; (2) the co-text in this study is more directed to emphasize the meaning of N in the text. Co-texts or other texts that influence the intentions that N wants to convey to t as a motorcyclist; (3) the context in this study is more on the context of the situation, namely in narrow alleys / driveways, many residents and dense housing and mostly children.

Alamat korespondensi:

IKIP Muhammadiyah Maumere, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Maumere Indonesia

E-mail:

marlinlering85@gmail.com1; m_lautama@ikipmumaumere.ac.id2; fransposenti@ikipmumaumere.ac.id3; Copyright © 2017 IKIP Muhammadiyah Maumere

PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya selalu

terjadi interaksi dengan sesama dalam lingkungan masyarakat. Dalam kehidupan dengan sesama sebagai makhluk sosial tersebut

(2)

Jurnal CARWAJI

|

35

tidak jarang ada berbagai aturan atau kesepakatan yang dibuat untuk kelangsungan tata kehidupan bersama dalam masyarakat.

Teks adalah bahasa yang sedang digunakan dan terikat dengan konteks situasi tertentu (Halliday & Hasan 1985). Maksud dari pernyataan ini bahwa teks merupakan bahasa yang sedang menjalankan fungsinya sebagai alat komunikasi pada waktu tertentu dan dalam situasi kebahasaan dan situasi lingkungan tertentu. Sedangkan Brown & Yule (1984) menyebutkan bahwa teks adalah rekaman kebahasaan yang utuh dalam suatu peristiwa komunikasi. Ciri keutuhan teks itu terletak pada pertimbangan berbagai unsur yang terlibat dalam tindak komunikasi pada proses pemaknaan rekaman kebahasaan berlangsung, unsur-unsur yang terlibat, fakta-fakta yang relevan dalam ujaran dan itulah yang disebut konteks.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teks merupakan bahasa yang sedang menjalankan fungsinya. Dalam kaitan dengan penelitian ini dapat diartikan sebagai alat komunikasi sosial antar masyarakat yang sedang digunakan untuk memberikan informasi sekaligus peringatan kepada para pengguna sepeda motor dalam bentuk tulisan-tulisan baik dari tulisan komputer maupun tulisan manual pada papan atau kertas yang dipajangkan ditembok-tembok gang atau digantungkan di depan gerbang atau lorong gang.

Ko-teks adalah hubungan antar wacana yang merupakan lingkungan kebahasaan yang melingkupi suatu wacana. Ko-teks ini dapat berwujud ujaran, paragraf, atau wacana (Cooks, 1994). Maksudnya adalah ko-teks merupakan teks lain baik yang sebelumnya atau yang sesudahnya yang turut mempengaruhi makna teks yang akan dianalisis. Koteks suatu kata adalah kata-kata lain yang digunakan di dalam frasa atau kalimat yang sama. Koteks mempunyai pengaruh yang kuat dalam penafsiran makna. Kaitan dengan penelitian ini keberadaan koteks dalam suatu struktur teks menunjukkan bahwa teks tersebut memiliki struktur yang saling berkaitan satu dengan yang lain.

Secara harfiah, konteks berarti “something accompanying text”, yang berarti: sesuatu yang inheren dan hadir bersama teks. Konteks diungkapkan melalui karakterisasi bahasa yang digunakan penutur (Halliday & Hasan, 1985). Di dalam teori Halliday, pengertian harfiah itu diterjemahkan dalam

batasan Saussure yang menyatakan bahwa bahasa sebagai suatu fakta sosial. Oleh Halliday “something” di atas diolah menjadi “sesuatu yang telah ada dan hadir dalam partisipan sebelum tindak komunikasi dilakukan, karena itu konteks mengacu pada konteks kultural dan konteks sosial (Halliday, 1978; Wirth, 1984) yang diidentifikasikan atas ranah, tenor, dan modi.

Leech (1983) menyatakan konteks adalah segala latar belakang pengetahuan yang dimiliki bersama oleh penutur dan mitra tutur serta yang menyertai dan mewadai sebuah tuturan. Cook (1994) membedakan pengertian konteks menjadi dua yaitu, konteks dalam pengertian sempit dan dalam pengertian luas. Dalam pengertian sempit, konteks mengacu pada faktor di luar teks. Sedang dalam pengertian luas, konteks dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yaang relevan dengan ciri dunia dan ko-teks.

Teori diatas dapat disimpulkan bahwa konteks adalah benda atau hal yang berada bersama teks dan menjadi lingkungan atau situasi penggunaan bahasa. Konteks tersebut dapat berupa konteks linguistik dan dapat pula berupa konteks ekstralinguistik. Konteks linguistik yang juga berupa teks atau bagian teks dan menjadi lingkungan sebuah teks dalam wacana yang sama dapat disebut konteks ekstralinguistik berupa hal-hal yang bukan unsur bahasa, seperti partisipan, topik, latar atau setting (tempat, waktu, dan peristiwa), saluran (bahasa lisan atau tulis), bentuk komunikasi (dialog, monolog, atau polilog).

METODE

Penelitian ini tentang teks, koteks dan konteks dalam larangan bagi pengendara sepeda motor ini diterapkan pendekatan penelitian kualitatif dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik untuk menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan satu sama lain. Laporan hasil penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif naratif. Artinya, analisis data dilakukan dengan berbentuk deskripsi fenomena, bukan berupa angka-angka atau koefisien tentang hubungan antarvariabel atau tidak berupa gambar.

Mekanisme kerja dalam penelitian ini adalah menganalisis berbagai teks berupa tulisan larangan bagi para pengguna sepeda motor yang dipajang di pinggir jalan. Data dalam penelitian ini adalah berupa teks larangan bagi para pengendara sepeda motor

(3)

36

| Jurnal CARWAJI

yang dipajang di berbagai lorong perumahan di Kelurahan Kota Uneng, Kabupaten Sikka.

Instrument penelitian ini adalah menggunakan kamera atau handphone android, buku, dan ballpoint. Kamera digunakan untuk memotret segama macam teks yang tertulis. Buku digunakan untuk mencatat poin penting yang berhubungan dengan bentuk/pola Nebha dan ballpoint digunakan untuk mencatat.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi. Observasi ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya berbagai tulisan berupa larangan di gang-gang perumahan warga agar dapat memastikan bahwa terdapat teks yang dapat dijadikan data penelitian. Wawancara dilakukan untuk menggali maksud dari warga yang membuat teks.

Teknik analisis yang digunakan sebagai berikut: 1) Memilah teks-teks larangan; 2) Mengidentifikasi bentuk teks; 3) Mengklasifikasikan bentuk teks dan bentuk ko-teks; 4) Menganalisis teks-teks larangan yang telah diklasifikasikan tersebut dengan memerhatikan prinsip-prinsip pragmatic; 5) Pengujian kesahihan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peneliti memilah data bahasa tertentu disebut teks dengan alasan yang mendasar karena data bahasa tersebut yang menjadi inti peringatan (teks peringatan), sedangkan data yang lain peneliti posisikan sebagai ko-teks karena berperan sebagai data yang mendukung pemaknaan teks.

Setelah data dipilah sesuai perannya, data bahasa berupa teks peringatan ini diinterpretasikan satu per satu dengan menghadirkan konteks. Untuk menginterpretasikan data bahasa berupa teks serta ko-teks peringatan tersebut, maka peneliti menerapkan dalam bagan sebagai berikut: Data I

Teks sebelumnya (ko-teks): NAIK KENDARAAN

Teks: diHARAP turun Konteks: di lorong gang, antara perumahan warga RT.02 RW IV

Teks peringatan oleh N (penutur) kepada t (petutur) untuk turun, tidak sedang diatas motor waktu motor berjalan. Penutur melarang petutur yang sedang berkendara untuk turun karena melihat konteks situasi melalui perumahan warga, dapat menyebabkan kebisingan (artinya secara implisit teks tersebut sebenarnya

mengharapkan petutur mematikan mesin motornya lalu dorong,tidak mungkin petutur naik kendaraan apabila kendaraan tidak dibunyikan). Apabila petutur mengindahkan peringatan yang disampaikan penutur tersebut, maka maksud teks tersebut tercapai (komunikatif) maksudnya teks tersebut sudah menjalankan perannya untuk mengkomunkasikan sesuatu antara penutur dan petutur/menjalankan fungsi peringatan. Lalu kehadiran ko-teks juga turut menegaskan maksud peringatan penutur, yakni bagi petutur yang berberkendaraan untuk turun. Artinya peringatan ini berlaku bagi petutur yang sedang berkendara sepeda motor, sedangkan petutur yang tidak bersepeda motor (pejalan kaki) tidak mungkin turun dari sepeda motor.

Data 2 Teks: PERHATIAN….!! MOHON MESIN DIMATIKAN KELUAR MASUK GANG INI Konteks: di perumahan warga, banyak anak kecil yang bermain di jalan RT.001

Teks sesudahnya (ko-teks): Terima Kasih Teks (8) ini juga merupakan peringatan yang manapada awal kalimatnya N meminta perhatiankepada t agar keluar masuk kendaraan kedan keluar gang dengan mematikan mesin. Teks ini ditulis karena melihat konteks situasi daerah/gang tersebut yang sempit,padat perumahan warga serta banyak anak kecil yang bermain di jalan. Maksudnya adalah selain untuk tidak menimbulkan kebisingan juga untuk menjaga keselamatan anak-anak/orang yang bukan pengendara sepeda motor. Sedangkan ko-teks diatas adalah apabila pengendara sepeda motor telah menaatinya misalnya dengan mematikan mesin kendaraanya, maka peran koteks diatas adalah satu ucapan yang diberikan masyarakat setempat kepada pengendara sepeda motor. Teks tersebut berkedudukan sebagai koteks (teks penjelas) bagi teks utama diatas.

Data 3

Teks: PELAN & HATI – HATI !

Konteks:

di perumahan warga, banyak anak kecil yang bermain di jalan Teks sesudahnya (ko-teks): BANYAK ANAK-ANAK BERMAIN

Teks (3) ini merupakan peringatan dari N (penutur) kepada t (petutur) untuk bersepeda motor dengan kecepatan minimal dan penuh

(4)

Jurnal CARWAJI

|

37

hati-hati. Peringatan yang dibuat penutur (N) ini mengacu pada ko-teks sekaligus konteks situasi yakni banyak anak yang bermain di daerah ini. Dengan demikian, dari data (2) ini teks sudang menjalankan perannya yakni bahasa yang sedang menjalankan fungsi tertentu yang dalam hal ini adalah fungsi komunikasi berupa peringatan dari N kepada t. Kehadiran ko-teks tersebut adalah sebagai penegas maksud teks,juga sebagai kalimat informasi supaya t apabila melewati daerah tersebut dengan pelan dan penuh hati-hati.

Data 4 Teks: HARAP TURUN Konteks: lorong diantara perumahan warga yang padat.

Teks sesudahnya (ko-teks): MESIN DI MATIKAN

Teks (4) ini adalah peringatan yang halus dalam bentuk harapan dari N (penutur) kepada t (petutur) untuk tidak mengendarai motor. Artinya bahwa N mengharapkan t agar setelah masin dimatikan (ko-teks) lalu t mendorong motor pada saat melewati lorong yang penuh dengan perumahan warga yang padat. Maksud dari teks serta ko-teks ini adalah N melarang t untuk membunyikan mesin selama melewati lorong perumahan tersebut agar warga sekitarnya tidak terganggu dengan bunyi motor t dan walaupun tidak membunyikan motor tetapi dengan berkendara tanpa bunyipun (free) dapat membahayakan anak-anak dan warga kampong.

Data 5

Teks sebelumnya (ko-teks): LEBIH SOPAN Teks: BILA ANDA

TURUN

Konteks: di lorong perumahan warga yang sempit dan padat penduduk.

Teks (5) tersebut merupakan peringatan yang halus berupa anjuran dari N (penutur) kepada t () (petutur) turun. Teks diatas adalah peringatan bagi orang yang akan melewati jalan di lorong perumahan warga. Apabila pejalan/petutur (t) telah menaatinya misalnya turun dari kendaraanya, maka ko-teks adalah satu ucapan yang diberikan penutur (N) kepada petutur (t) bahwa mereka sopan.

Data 6

Teks sebelumnya (ko-teks): ORANG SEHAT Teks: PASTI TURUN Konteks : di lorong

perumahan warga yang sempit dan padat

penduduk (data IV dan data V berada pada tempat yang sama)

Teks (6)ini adalah peringatan dari penutur (N) kepada petutur (t) untuk tidak berkendara selama melewati lorong/gang perumahan yang padat. Teks ini juga mengharapkan petutur turun dengan seolah-olah memastikan hanya kepada mereka/petutur yang turun maka diberi penilaian sebagai orang yang sehat (ko-teks). Setelah membaca teks peringatan ini menggugah petutur untuk langsung mengintrospeksi diri kalau memang petutur sehat pasti turun dari motor/tidak mengendarai motor saat melewati lorong. Atau dengan kata lain, apabila petutur (t) telah menaatinya misalnya turun dari kendaraanya, maka ko-teks adalah satu predikat yang diberikan penutur (N) kepada petutur (t) bahwa mereka adalah orang sehat.

Data 7

Teks sebelumnya (ko-teks): PENGENDARA MOTOR

Teks:

HARAP TURUN !!!

Konteks:

lorong perumahan warga yang padat Teks (7) ini adalah peringatan dari penutur (N) kepada petutur (t) yang mana N mengharapkan t untuk tidak berkendara atau diatas kendaraan saat melewati lorong perumahan. Yang diharapkan oleh N untuk turun adalah t yang sedang berkendara, tentu teks ini tidak berlaku bagi t yang tidak sedang berkendara. Asumsi yang ada dari teks dan ko-teks ini adalah bahwa berarti biasanya kalau para pengendara yang berkendara dengan tidak turun biasanyamembunyikan mesin yang tentu saja mengganggu ketenangan warga, atau bisa saja karena walaupun tidak membunyikan mesin dengan tetap di atas motor (free) saja bisa membahayakan keselamatan anak-anak atau warga di sekitar jalan.

Data 8

Teks sebelumnya (ko-teks):

LEBIH.BAIK.SOPAN ANDA.MASUK.GANG Teks: TURUN!!! Konteks:

lorong perumahan warga yang yang padat, banyak penduduk. Teks sesudahnya (ko-teks):

JAGALAH.KERUKUNAN

(5)

38

| Jurnal CARWAJI

kepada petutur (t) agar tidak sedang berkendara (diatas kendaraan dan mesin motor sedang berbunyi) atau dengan kata lain pengendara turun. Apabila t mengindahkan peringatan N, maka t dinilai mengikuti anjuran yang ada pada ko-teks yakni lebih baik sopan masuk gang (t dinilai sopan masuk gang apabila turun), lalu teks yang sesudahnya (ko-teks 2) adalah turut mempertegas maksud dari teks utama yakni apabila pengendara turun dan tidak meghidupkan mesin maka dianggap mengikuti anjuran untuk menjaga kerukunan warga.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kami ucapkan kepada Rektor IKIPMu, tim LP3M IKIPMu yang telah membantu dalam penelitian ini, selanjutnya kepada warga kelurahan kota Uneng, serta pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengambilan data penelitian serta ucapan terima kasih juga buat teman-teman dosen yang

terlibat dalam proses berlangsungnya penelitian dari awal hingga berakhirnya penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Yule, George. (1996). Pragmatik. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Mulyana. (2008). Kajian Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Tarigan, Henry Guntur. (2009). Pengajaran Pragmatik. Angkasa: Bandung.

UU No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/22 28368-pengertian-konteks- menggunakan-bahasa/#ixzz2DYUwfHQw http://mogamigunani.blogspot.com/2009/10/kaj ian-wacana-teks-koteks-dan-konteks.htm http://lakon007pkl.blogspot.com/2013/04/teori-dan-pengertian-konteks.html

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak ditandai dengan aktivitas guru yang terampil mengelola proses pembelajaran yang menggunakan metode bernyanyi dalam

Pengukuran score kinerja dengan metode Objectives Matrix (OMAX) Setelah mendapatkan hasil pembobotan antar KPI pada tahap pembobotan KPI maka langkah selanjutnya yaitu

Data yang telah diperoleh dilapangan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode PV² dimana P adalah volume penyeberang jalan (orang/jam) dan V adalah volume

mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Kemampuan dosan dalam mengelola pembelajaran meliputi

Dengan demikian proses penelitiannya tidak hanya mencari makna yang terdapat pada sebuah teks, melainkan menggali lebih dalam wacana apa yang terdapat di balik naskah

Penentuan pengaruh waktu penyinaran UV terhadap aktivitas fotokatalis TiO 2 dilakukan dengan menggunakan limbah cair tapioka yang dikondisikan pada pH

Unsur-unsur bentuk sering dimaksud dengan unsur-unsur seni rupa ialah bagian-bagian yang sangat menentukan terwujudnya suatu bentuk karya seni rupa, karena pemahaman

 Kuliah&Diskusi [TM:1x(1x60”)] Tugas : meringkas dan mengkaji Konsep Kebidanan Komunitas  [BT+BM:(1+1)x(2x60”)] CTJ Cooperative learning Ketepatan penguasaa n Quis