• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas etika bisnis dan profesi prilaku a (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "tugas etika bisnis dan profesi prilaku a (1)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PRILAKU AKUNTAN DALAM PROFESI AKUNTAN DAN ETIKA PROFESI AKUNTANSI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi

Disusun oleh

OLIN MEISA LUDIPA 1520532046 ILIA MAHESSA 1520532059

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

2015

(2)

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya kompetisi dan globalisasi, setiap profesi dituntut untuk bekerja secara professional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki oleh suatu profesi adalah suatu keharusan agar profesi tersebut mampu bersaing di dunia usaha sekarang ini. Selain keahlian dan kemampuan khusus yang dimiliki oleh suatu profesi, dalam menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

Dengan adanya etika profesi maka tiap profesi memiliki aturanaturan khusus yang harus ditaati oleh pihak yang menjalankan profesi tersebut. Etika Profesi diperlukan agar apa yang dilakukan oleh suatu profesi tidak melanggar batas-batas tertentu yang dapat merugikan suatu pribadi atas masyarakat luas. Etika tersebut akan memberi batasan-batasan mengenai apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari oleh suatu profesi.

Etika profesi menjadi tolak ukur kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi. Apabila etika suatu profesi dilanggar maka harus ada sanksi yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh profesi tersebut. Jika tidak maka akan mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi tersebut akan berkurang. Sedangkan apabila suatu profesi dijalankan berdasarkan etika profesi yang ada maka hasilnya tidak akan merugikan kepentingan umum dan akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi tersebut.

Profesi akuntan sekarang ini dituntut untuk mampu bertindak secara profesional dan sesuai dengan etika. Hal tersebut karena profesi akuntan mempunyai tanggung jawab terhadap apa yang diperbuat baik terhadap pekerjaannya, organisasinya, masyarakat dan dirinya sendiri. Dengan bertindak sesuai dengan etika maka kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan akan meningkat.Terlebih saat ini profesi akuntan diperlukan oleh perusahaan, khususnya perusahaan yang akan masuk pasar modal. Hal ini disebabkan setiap perusahaan yang hendak ikut serta dalam bursa efek wajib diaudit oleh akuntan publik.

(3)

1998. Dalam mukadimah Kode Etik Akuntan Indonesia tahun 1998 ditekankan pentingnya prinsip etika bagi akuntan.

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1. Kode Etik IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)

(4)

Kode Etik Akuntan Indonesia mempunyai struktur seperti kode etik AICPA yang meliputi prinsip etika, aturan etika dan interpretasi aturan. Kode etik Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut : (Mulyadi,2001:53)

1. Tanggung Jawab profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut, anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

2. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.

(5)

tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, Anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

3. Integritas Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4. Obyektivitas Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

(6)

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.

Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada publik.

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya

(7)

Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

2.2. Kode Etik IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia)

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Yaitu badan yang memiliki fungsi untuk menyusun dan mengembangkan standar profesi dan kode etik profesi akuntan publik yang berkualitas dengan mengacu pada standar internasional

(8)

di Indonesia. Para pelaku profesi akuntan publik harus mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik.

Kode etik ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian A dan B.

Bagian A: memuat Prinsip Dasar Etika Profesi dan memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip.

1. Prinsip integritas

Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Prinsip objektivitas

Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.

3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional (professional competence and due care).

Setiap Praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap Praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya.

4. Prinsip kerahasiaan

(9)

profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh Praktisi untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.

5. Prinsip perilaku profesional

Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

Bagian B

Bagian ini memuat Aturan Etika Profesi yang memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual pada situasi tertentu.

1. Ancaman dan Pencegahan Ancaman

Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi,]. a. Ancaman kepentingan pribadi

a. Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan atau peraturan b. Pencegahan dalam lingkungan kerja, pencegahan pada tingkat institusi

dan tingkat perikatan

2. Penunjukkan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP

Sebelum menerima suatu klien baru, setiap praktisi harus mempertimbangkan potensi terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang diakibatkan oleh diterimanya klien tersebut.

3. Benturan Kepentingan

Setiap praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, yang dapat menjadi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip etika profesi. 4. Pendapat Kedua

Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika praktisi diminta untuk memberikan pendapat kedua mengenai penerapan akuntansi, auditing, pelaporan, atau standar/prinsip lain untuk keadaan / transaksi tertentu oleh / untuk kepentingan pihak-pihak selain klien.

5. Imbalan Jasa Profesional dan bentuk Remunerasi Lainnya

Dalam melakukan negoisasi jasa professional yang diberikan, praktisi dapat mengusulkan jumlah imbalan jasa professional yang sesuia. Namun dapat menjadi ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi.

(10)

Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika dapat terjadi ketika praktisi mendapatkan suatu perikatan melalui iklan/bentuk pemasaran lainnya. Setiap praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan jasa profesionalnya.

7. Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramahtamahan Lainnya

Ancaman dapat terjadi terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi terutama dalam hal objektifitas praktisi.

8. Penyimpanan Aset Milik Klien

Setiap praktisi tidak boleh mengambil tanggung jawab penyimpanan uang atau asset lainnya milik klien, kecuali diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku.

9. Objektivitas Semua Jasa Profesional

Ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas yang dapat terjadi dari adanya kepentingan dalam, atau hubungan dengan klien maupun direktur, pejabat atau karyawan.

10. Independensi dalam Perikatan Assurance

Dalam melaksanakan perikatan assurance, kode etik ini mewajibkan anggota tim assurance, KAP, dan jika relevan, Jaringan KAP, untuk bersikap independen terhadap klien assurance sehubungan dengan kapasitas mereka untuk melindungi kepentingan publik.

2.3. Kode Etik IAMI (Institut Akuntan Manajemen Indonesia)

Organisasi pada umunya menerapkan standar perilaku untuk para manajer dan pekerjanya. Asosiasi-asosiasi professional juga menetapkan standar etika. Akuntan manajemen membantu manajer untuk meningkatkan kinerja ekonomis perusahaan.

Kode etik akuntan manajemen di luar negeri

Menurut James W. Brackner, penulis Ethics Column dalam management Accounting, ada sepuluh nilai inti yang diidentifikasi menghasilkan prinsip-prinsip yang melukiskan benar dan salah dalam kerangka umum. Sepuluh nilai tersebut adalah:

(11)

2. Integritas (integrity)

3. Memegang janji (promise keeping)

4. Kesetiaan (fidelity)

5. Keadilan (fairness)

6. Kepedulian terhadap sesama (caring for others)

7. Penghargaan kepada orang lain (respect for others)

8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab (responsible citizenship)

9. Pencapaian kesempurnaan (pursuit of excellence)

10. Akuntabilitas (accountibility)

IMA (Institute of Management Accountants) mengeluarkan suatu pernyataan yang menguraikan tentang standar perilaku etis akuntan manajemen. Kode etik IMA menerapkan standar minimum perilaku yang ditujukan untuk mengarahkan akuntan manajemen dan menginspirasikan profesionalisme yang sangat tinggi pada semua level akuntan manajemen. Dengan mematuhi standar ini, akuntan manajemen meningkatkan derajat profesi mereka dan membantu mengembangkan hubungan kepercayaan dimana para manajer dan pihak-pihak lainnya dapat secara yakin bergantung pada pekerjaan mereka.

Akuntan manajemen tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan standar ini atau mereka tidak akan menerima pelaksanaan tindakan-tindakan tersebut dari orang lain dalam organisasi mereka. Standar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi

Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk

a. Menjaga tingkat kompetensi profesional yang diperlukan dengan terus menerus mengembangkan pengetahuan dan keahliannya

(12)

teknis yang berlaku

c. Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkat serta jelas setelah melakukan analisis yang benar terhadap informasi yang relevan dan dapat dipercaya

2. Kerahasiaan

Akuntan manajemen bertanggun jawab untuk:

a. Menahan diri untuk tidak mengungkapkan tanpa ijin informasi rahasia berkenaan dengan tugas-tugasnya, kecuali diharuskan secara hukum b. Memberitahu bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang

berkenaan denga tugas-tugasnya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasiaan tersebut

c. Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia yang berkaitan dengan tugas-tugasnya untuk tujuan tidak etis dan sah baik secara pribadi maupun melalui pihak ketiga.

3. Integritas

Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:

a. Menghindari konflik kepentingan aktual atau terlihat nyata dan mengingatkan semua

pihak terhadap potensi konflik

b. Menahan diri dari keterlibatan berbagai aktivitas yang akan menimbulkan kecurigaan terhadap kemampuan mereka untuk melakukan tugasnya secara etis

c. Menolak pemberian, penghargaan, dan keramah-tamahan yang dapat mempengaruhi mereka dalam bertugas

d. Menahan diri untuk tidak melakukian penggerogotan terhadap legitimasi organisasi dan tujuan-tujuan etis, baik secara pasif maupun aktif

e. Mengenali dan mengkomunikasikan berbagai batasan profesional atau kendala lainnya yang akan menghalangi munculnya penilaian yang bertanggung jawab atau kinerja sukses dari suatu aktivitas

(13)

g. Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang merugikan profesi

4 Objektivitas

Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk

a. Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif

b. Mengungkapkan semua informasi relevan yang dapat diharapkan mempengaruhi pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan rekomendasi yang dikeluarkan

5. Resolusi konfik etika

Dalam pelaksanaan standar perilaku etis, akuntan manajemen mungkin menghadapi masalah dalam mengidentifikasi perilaku yang tidak etis, atau dalam meyelesaikan konflik etika. Ketika menghadapi isu-isu etika yang penting, akuntan manajemen harus mengiuti kebijakan yang ditetapkan organisasidalam mengatasi konflik. Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etika, akuntan manajemen harus mempertimbangkan tindakan berikut ini:

a. Mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor kecuali jika masalah itu melibatkan atasannya. Dalam kasus ini, masalah tersebut harus dilaporkan secepatnya kepada jenjang yang lebih tinggi berikutnya. Jika resolusi akhir yang memuaskan tidak dapat dicapai pada saat masalah diungkapkan, sampaikan masalah tersebut manajemen jenjang yang lebih tinggi.

b. Jika atasan langsung merupakan kepala eksekutif pelaksana (CEO), atau setingkat

wewenang untuk mengatasi mungkin berada di tangan suatu kelompok seperti komite audit, komite eksekutif, dewan direksi, dewan perwalian, atau pemilik. Berhubungan dengan jenjang di atas atasan langsung sebaiknya dilakukan dengan sepengetahuan atasan.

(14)

2.4. Kode Etik IAI - KASP (Kompartemen Akuntan Sektor Publik)

Untuk akuntansi sektor publik, aturan etika ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-KASP). Sampai saat ini, aturan etika ini masih dalam bentuk exposure draft, yang penyusunannya mengacu pada Standard of Professional Practice on Ethics yang diterbitkan oleh the International Federation of Accountants (IFAC). Panduan umum lainnya yang tercantum dalam aturan etika IAI-KASP terdiri dari tiga hal yaitu panduan good governance dari organisasi/instansi tempat auditor bekerja, panduan identifikasi pertentangan kepentingan, panduan atas pemberian fasilitas dan hadiah, dan panduan penerapan aturan etika bagi auditor yang bekerja di luar wilayah hukum aturan etika. Aturan etika IAI-KASP memuat tujuh prinsip dasar perilaku etis auditor dan empat panduan umum lainnya berkenaan dengan perilaku etis tersebut.

Prinsip Dasar Perilaku Etis Auditor 1. Integritas

Integritas berkaitan dengan profesi auditor yang dapat dipercaya karena menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. Integritas tidak hanya berupa kejujuran tetapi juga sifat dapat dipercaya, bertindak adil dan berdasarkan keadaan yang sebenarnya.

2. Objektivitas

Auditor yang objektif adalah auditor yang tidak memihak sehingga independensi profesinya dapat dipertahankan atau dengan kata lain, auditor mengambil keputusan berdasarkan seluruh bukti yang tersedia, dan bukannya karena pengaruh atau berdasarkan pendapat atau prasangka pribadi maupun tekanan dan pengaruh orang lain.

3. Kompetensi dan Kehati-hatian

(15)

dapat menerima manfaat dari layanan profesinya berdasarkan pengembangan praktik, ketentuan, dan teknik yang terbaru.

4. Kerahasiaan

Auditor harus mampu menjaga kerahasiaan atas informasi yang diperolehnya dalam melakukan audit, walaupun keseluruhan proses audit mungkin harus dilakukan secara terbuka dan transparan. Informasi tersebut merupakan hak milik auditan, untuk itu auditor harus memperoleh persetujuan khusus apabila akan mengungkapkannya, kecuali adanya kewajiban pengungkapan karena peraturan perundang-undangan. Kerahasiaan ini harus dijaga sampai kapanpun bahkan ketika auditor telah berhenti bekerja pada instansinya.

5. Ketepatan Bertindak

Auditor harus dapat bertindak secara konsisten dalam mempertahankan reputasi profesi serta lembaga profesi akuntan sektor publik dan menahan diri dari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan lembaga profesi atau dirinya sebagai auditor profesional.

6. Standar Teknis dan Profesional

Auditor harus melakukan audit sesuai dengan standar audit yang berlaku, yang meliputi standar teknis dan profesional yang relevan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia. Pada instansi-instansi audit publik, terdapat juga standar audit yang mereka tetapkan dan berlaku bagi para auditornya, termasuk aturan perilaku yang ditetapkan oleh instansi tempat ia bekerja.

Panduan Umum Lainnya pada Aturan Etika IAI-KASP 1. Good Governance

Auditor diharapkan mendukung penerapan good governancepada organisasi atau instansi tempat ia bekerja, yang meliputi prinsip-prinsip berikut: tidak mementingkan diri sendiri, integritas, objektivitas, akuntabilitas, keterbukaan, kejujuran, kepemimpinan.

(16)

Beberapa hal yang tercantum dalam aturan etika yang dapat mengindikasikan adanya pertentangan kepentingan yang dihadapi oleh auditor sektor publik, seperti:

o Adanya tekanan dari atasan, rekan kerja,

o Adanya tekanan dari pihak luar seperti keluarga atau relasi,

o Adanya tuntutan untuk bertindak yang tidak sesuai dengan standar,

o Adanya tuntutan loyalitas kepada organisasi atau atasan yang bertentangan dengan kepatuhan atas standar profesi,

o Adanya publikasi informasi yang bias sehingga menguntungkan instansinya,

o Adanya peluang untuk memperoleh keuntungan pribadi atas beban instansi tempat ia bekerja atau auditee.

3. Fasilitas dan Hadiah

Auditor dapat menerima fasilitas atau hadiah dari pihak-pihak yang memiliki atau akan memiliki hubungan kontraktual dengannya dengan mengacu dan memperhatikan seluruh peraturan perundang-undangan mengenai tindak pidana korupsi, dengan melakukan tindakan-tindakan berikut:

o Melakukan pertimbangan atau penerimaan fasilitas atau hadiah yang normal dan masuk akal, artinya auditor juga akan menerima hal yang sama pada instansi tempat ia bekerja apabila ia melakukan hal yang sama.

o Meyakinkan diri bahwa besarnya pemberian tidak menimbulkan persepsi masyarakat bahwa auditor akan terpengaruh oleh pemberian tersebut.

o Mencatat semua tawaran pemberian fasilitas atau hadiah, baik yang diterima maupun yang ditolak, dan melaporkan catatan tersebut.

o Menolak tawaran-tawaran fasilitas atau hadiah yang meragukan.

(17)

bekerja di luar negeri, yaitu aturan etika profesinya di Indonesia dan aturan etika yang berlaku di luar negeri.

2.4. Kode Etik Profesi dalam asosiasi akuntansi lainya

Auditor APIP (aparat pengawasan intern pemerintahan) adalah pegawai negeri yang mendapat tugas antara lain untuk melakukan audit, karena itu auditor pemerintah dapat diibaratkan sebagai seseorang yang kaki tangannya terikat pada ketentuan-ketentuan sebagai pegawai negeri sedangkan kaki kirinya terikat pada ketentuan-ketentuan profesinya. Auditor APIP yang meliputi auditor auditor dilingkungan BPKP, Inspektorat jenderal departemen, unit pengawasan LPND, dan inspektorat provinsi, kabupaten dan kota dalam menjalankan tugas auditnya wajib mentaati kode etik APIP yang berkaitan dengan statusnya sebagai pegawai negeri dan standar audit APIP sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No PER/04/M.PAN/03/2008 dan No. PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008.

2.5. SOX, SOA atau Sarbox (Sarbanes – Oxley Act)

Sarbanes-Oxley (Sarbanes-Oxley Act of 2002, Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002) atau kadang disingkat SOx atau Sarbox adalah hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli

2002 sebagai tanggapan terhadap sejumlah skandal akuntansi perusahaan besar yang termasuk di antaranya melibatkan Enron, Tyco International, Adelphia, Peregrine Systems danWorldCom. Skandal-skandal yang menyebabkan kerugian bilyunan dolar bagi investor karena runtuhnya harga saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham nasional.

SOX bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan investor pasca skandal akuntansi dan kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar di Amerika.

Beberapa ringkasan poin penting di SOX:

(18)

PCAOB bertugas menetapkan standar audit bagi auditor eksternal perusahaan publik yang terdaftar di SEC. Standar audit tersebut meliputi standar etika dan independensi, supervisi, rekrutmen dan pengembangan audit staff, dan penerimaan klien baru atau berkelanjutan (client acceptance and continuation.

PCAOB juga melakukan fungsi pengawasan apakah akuntan publik sudah mematuhi standar audit. Fungsi pengawasan itu termasuk melakukan investigasi, menjatuhkan sanksi pencabutan izin akuntan publik, dll. 2. Tanggung jawab perusahaan

Chief Excecutive Officer (CEO) dan Chief Financial Officer (CFO) perusahaan harus membuat pernyataan bahwa laporan keuangan yang dibuat adalah benar. Apabila ternyata tidak benar, CEO dan CFO dapat dikenakan denda sampai 5 juta dolar dan hukuman penjara sampai 10 tahun (SOX Section 302). SOX juga mewajibkan perusahaan untuk mempunyai komite audit independen yang bertugas melakukan seleksi, menentukan kompensasi, dan mengawasi auditor eksternal (SOX Section 301). Terkait dengan laporan keuangan, perusahaan harus menyajikan (disclose) semua transaksi off-balance sheet yang bersifat material. Perusahaan juga harus menyajikan dengan cepat setiap perubahan yang bersifat material dalam kondisi keuangannya (SOX Section 409). SOX mengatur mengenai perlindungan whistle blower dengan mengenakan sanksi kriminal atas perusahaan yang menghukum whistle blower dengan cara apapun. Definisi atau pengertian Whistle blower adalah orang yang melaporkan terjadinya fraud, korupsi, mis-manajemen, dll. dalam perusahaan. Apabila ada seseorang yang dengan sengaja menghancurkan, mengubah, atau menyembunyikan dokumen apapun untuk mencegahnya digunakan dalam pengadilan, dapat dikenai sanksi kriminal (SOX Section 1102). Perusahaan juga harus mempunyai kode etik untuk mendorong top management berlaku jujur, menyajikan laporan keuangan secara akurat dan tepat waktu, dan mematuhi peraturan yang ada.

(19)

Auditor eksternal harus memberikan informasi pada komite audit mengenai kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh manajemen perusahaan (SOX Section 204). Partner auditor eksternal yang memimpin pelaksanaan audit dan melakukan review audit harus berganti setiap 5 tahun sekali (SOX Section 203). SOX melarang auditor eksternal memberikan jasa non-audit tertentu untuk klien auditnya, misalnya jasa akuntansi, desain/implementasi sistem informasi keuangan, penilaian (appraisal), internal audit outsourcing, investment banking, broker, dsb (SOX Section 201). Dalam SOX, auditor diharuskan memeriksa sistem internal control perusahaan dan mengevaluasi apakah sistem tersebut dapat mendukung informasi laporan keuangan yang reliable. Auditor kemudian mengeluarkan opini mengenai sistem internal control tersebut (SOX Section 404). Eksternal auditor harus independen dari manajemen perusahaan yang diaudit, baik secara kelihatannya (appearance) ataupun pada kenyataannya (fact). Karena itu, dalam SOX diatur bahwa CEO, CFO, dan Chief Accounting Officer suatu perusahaan tidak boleh pernah bekerja sebagai auditor eksternal perusahaan itu sampai sudah lewat satu tahun sebelumnya. SOX juga melarang perusahaan untuk merekrut karyawan dari eksternal auditornya (SOX Section 206).

2.6. PMK no.17/2008 dan peraturan pemerintah lainya yang relevan

Sejalan dengan tujuan Pemerintah dalam rangka mendukung perekonomian yang sehat dan efisien, diperlukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik yang profesional dan handal melalui pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang efektif dan berkesinambungan.

Untuk menciptakan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan yang efektif dan berkesinambungan serta dalam rangka melindungi kepentingan umum, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 yang mengatur Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 tidak memadai lagi sehingga dipandang perlu mengatur kembali Jasa Akuntan Publik dengan mengganti Keputusan Menteri Keuangan dimaksud.

(20)

1) jasa audit umum atas laporan keuangan;

2) jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif;

3) jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma; 4) jasa reviu atas laporan keuangan; dan

5) jasa atestasi lainnya sebagaimana tercantum dalam SPAP

Dalam memberikan jasa, Akuntan Publik dan KAP wajib mematuhi: 1) SPAP yang ditetapkan oleh IAPI;

2) Etika Profesi yang ditetapkan oleh IAPI; dan

3) Peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berhubungan dengan bidang jasa yang diberikan

UU Akuntan Publik (UU No. 5 Tahun 2011)

Undang Undang Akuntan Publik diketuk oleh DPR RI pada tangggal 5 April 2011 dan disahkan presiden tanggal 3 Mei 2011. Undang-undang tentang Akuntan Publik antara lain mengatur tentang regulator profesi, asosiasi profesi, perizinan, hak dan kewajiban, tanggung jawab, sanksi, dan lain-lain. Saat ini di Indonesia belum ada Undang-undang yang khusus mengatur mengenai Akuntan Publik. UU terakhir mengenai akuntan adalah UU No. 34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar Akuntan.

Adapun latar belakang munculnya UU ini adalah:

 Melindungi kepentingan publik;

 Mendukung perekonomian yang sehat, efisien dan transparan;

 Memelihara integritas profesi Akuntan Publik;

 Melindungi kepentingan profesi Akuntan Publik sesuai dengan standar dan kode etik profesi.

 Memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi publik, regulator dan profesi Akuntan Publik;

 Menegaskan keberadaan jasa Akuntan Publik yang telah diakui dalam beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia, yaitu:

(21)

3) UU No. 1 th. 1995 tentang Perseroan Terbatas, pasal 59 (1); 4) UU No 8 th. 1995 tentang Pasar Modal, pasal 64 (1) dan pasal 66; 5) UU No. 10 th. 1998 tentang Perbankan, pasal 31A; 6) UU No. 23 th. 1999 tentang BI, penjelasan pasal 30 (1);

 Mengatur profesi Akuntan Publik dengan peraturan perundang-undangan setingkat Undang-undang merupakan praktek lazim di negara lain.

 Adanya tuntutan masyarakat terhadap integritas dan profesionalisme Akuntan Publik;

 Adanya perkembangan lingkungan sosial, seperti teknologi dan liberalisasi perdagangan jasa, yang mempengaruhi profesi Akuntan Publik.

(22)

BAB III

KASUS LEHMAN BROTHERS DAN KAP ERNST & YOUNG 3.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Di era globalisasi ini, profesi akuntan publiksangat berperan penting dalam dunia bisnis.Profesi akuntan publik memiliki tempat yang istimewa karena hampir dibutuhkan oleh organisasi apapun, baik perusahaan swasta, BUMN/BUMD, perusahaan multinasional, perusahaan asing, pemerintahan, dan organisasi nirlaba sekalipun.Adanya tuntutan pada era globalisasi ini, untuk menyajikan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada para pemakai eksternal maupun internal menjadikan profesi akuntan publik banyak dibutuhkan oleh para pelaku bisnis . Kondisi yang demikian, menjadikan seorang akuntan publik dituntut untuk mampu bertindak secaara profesional sesuai dengan etika profesional audit. Integritas, independen, dan profesionalisme merupakan suatu keharusanyang dimiliki oleh seorang auditor dalam menjalankan setiap tugasnya.

(23)

khusus, jasa atestasi, jasa review laporan keuangan, serta jasa konsultasi dan jasa konsultasi pajak.

Seiring dengan berkembangnya jasa akuntan publik, banyak KAP yang tidak mamatuhi kode etik akuntan publik. Dimana kebanyakan dari mereka sudah tidak independen lagi dalam melakukan tugasnya. Mereka cenderung bekerjasama dengan kliennya untuk memenuhi kepentingan dari pihak kliennya itu sendiri. Seperti pada kasus bangkrutnya perusahaan besar di Amerika Serikat, yaitu Lehman Brothers yang turut menyeret KAP Ernst & Young. KAP Ernst & Youngdiduga tidak teliti memeriksa laporan keuangan yang disajikan Lehman Brothers dan mengeluarkan hasil audit palsu atas laporan keuangan Lehman Brothers.

3.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan diuraikan sebagai berikut :

“Apakah Auditor KAP Ernst & Young Telah Melaksanakan Tugasnya Sesuai dengan Kode Etik Profesi yang Ada?”

3.3 TUJUAN PENULISAN

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai yaitumemberikan “Deskripsi dan Analisis Terhadap Kasus Lehman Brothers dan KAP Ernst & Young”.

3.4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

3.4.1 DESKRIPSI KASUS

(24)

Sebelumnya Pemerintah, Bank Sentral AS serta para pimpinan bank-bank investasi raksasa sebelumnya telah menggelar pertemuan darurat selama tiga hari berturut-turut guna mencari solusi untuk Lehman Brothers. Pada sabtu siang tanggal 13 September 2008, pertemuan yang dihadiri oleh CEO JP Morgan Jamie Dimon, CEO Merril John Thain dan CEO Citigroup Vikram Pandit dan pertemuan pertemuan berikutnya tidak menghasilkan apapun.

Hasil temuan tentang skandal kebangkrutan Lehman Brothers pada September 2008 silam, kini mulai terkuak. Laporan temuan setebal 2.200 halaman tersebut merupakan hasil penelitian lebih dari satu tahun. Tujuannya, untuk menentukan siapa sebenarnya yang bersalah dibalik runtuhnya Lehman Brothers (Winarto,2010).

Sekedar kilas balik, Lehman Brothers merupakan salah satu investment bank terbesar di AS yang sudah berusia 150 tahun. Kebangkrutan bank ini merupakan yang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah perbankan di AS. Bangkrutnya Lehman Brothers juga merupakan titik awal serangan badai krisis terdahsyat pasca Perang Dunia II yang melanda tahun 2007 dan 2008 lalu (Nugroho,2010)

Seorang peneliti dari firma hukum Jenner & Block, Anton Valukas, membuka tabir dibalik runtunnya Lehman Brothers sebagai lembaga keuangan terbesar dalam sejarah korporasi di Amerika Serikat yang memicu krisis finansial global.

Hasilnya waktu itu cukup parah. Aliran dana kredit dari berbagai bank terhenti. Bank tidak percaya satu sama lain. Kepercayaan perbankan merosot tajam.

Akibatnya, perusahaan-perusahaan raksasa yang sudah berusia di atas 100 tahun, seperti Lehman Brothers pun ikut bangkrut. Menyusul General Motors, perusahaan otomotif terkemuka di dunia yang genap berusia 100 tahun September tahun 2008, juga telah meminta persetujuan otoritas bisnis AS untuk dibangkrutkan.

(25)

utang Lehman Brothers terhadap bank dinyatakan sejumlah 613 miliar dolar AS. Dimana sebesar 155 miliar dolar AS utang obligasi. Sementara total asset Lehman Brothers yang dimiliki hanya sejumlah 639 miliar dolar AS.

JP Morgan Chase & Co dan Citigroup meminta tambahan penjaminan sebesar 21 miliar dolar AS ketika Lehman mulai terguncang. Laporan itu menyebutkan, pada 11 September 2008 JP Morgan meminta tambahan jaminan 5 miliar dolar AS. Permintaan jaminan oleh para kreditor Lehman berdampak langsung terhadap likuiditas Lehman. Ini menjadi penyebab utama kebangkrutan Lehman.

Selain itu, Auditor Ernst & Young sebagai auditor keuangan Lehman Brothers juga dinilai lalai, dan melaporkan hasil audit palsu soal keuangan lembaga keuangan terbesar dan bergengsi di AS tersebut.

Selain permintaan tambahan kolateral, penumpukan aset Lehman Brothers juga dibuat terpusat pada kredit kepemilikan kredit rumah bermasalah. Sehingga ada kasus penyesatan informasi yang material dalam akuntansi Lehman.

Menurut laporan Auditor Ernst & Young, tersirat bahwa Lehman menggunakan rekayasa akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 miliar dolar AS di pembukuannya. Semua itu dilakukan untuk menyembunyikan ketergantungan dari utangnya. Para pejabat senior Lehman, juga auditor mereka Ernst & Young, sadar akan tindakan ini.

Tidak hanya itu, mereka juga menyinggung kemungkinan gugatan hukum terhadap mantan pimpinan Lehman, Dick Fuld, juga pejabat keuangan Lehman, eksekutif Lehman lainnya seperti Chris O'Meara, Erin Callan, dan Ian Lowitt. Perusahaan itu dituduh telah melakukan skandal akuntansi. Itulah mengapa pemerintah Amerika Serikat tidak membail-out Lehman Brothers, karena aktiva lehman lebih banyak berbentuk derivatif. (Winarto,2010)

3.4.2 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

(26)

dengan sengaja melaporkan hasil audit palsu soal keuangan Lehman Brothers. Dia mengetahui bahwa Lehman Brothers menggunakan rekayasa akuntansi untuk menutupi utang sebesar 50 milliar dollar AS di pembukuannya, yang semua itu dilakukannya untuk menyembunyikan ketergantungannya dari utang dan KAP Ernst & Young tahu akan tindakan Lehman Brothers. Bukan itu saja, Ernest & Young tahu bahwa sebenarnya para eksekutif dari Lehman Brothers salah melakukan penilaian bisnis untuk memanipulasi neraca perusahaan tetapi dia tetap mengeluarkan opini audit wajar tanpa pengecualian sehingga tidak terdeteksi adanya krisis di dalam perusahaan Lehman Brothers.Ernst & Young dan Lehman Brothers melakukan skandal tersebut dengan sadar dan tahu akan akibat tersebut.

Berdasarkan teori Arens, terdapat 5 prinsip dasar etika profesional, yaitu:

1. Integritas 2. Objektivitas

3. Kompetensi profesional dan kecermatan 4. Kerahasiaan

5. Perilaku Profesional

Berdasarkan analisa diatasdapat disimpulkan, kode etik profesional yang dilanggar KAP Ernst & Young adalah sebagai berikut:

1. Integritas dan Objektivitas

Aturan Etika Profesi Akuntan Publik (IAI,20000.1-20000.6) menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya, KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan salah saji material yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya kepada pihak lain (Sukrisno, 2012:45).

Auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktek secara adil dan sebenar-benarnya dalam hubungan profesional mereka (Arens, 2011:71).

(27)

karena adanya bias, konflik kepentingan atau karena adanya pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya (Arens, 2011:71). Pada kenyataannya auditor tersebut tidak jujur dalam melakukan penilaian laporan keuangan Lehman Brothers dimana pada kasus tersebut, sebenarnya KAP Ernst & Young mengetahui bahwa perusahaan menutupi utang sebesar 50 milliar dollar AS, tetapi auditor jelas-jelas terbukti menutupi fakta tersebut dan melakukan skandal dengan kliennya, yaitu Lehman Brothers.

2. Perilaku Profesional

Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan mendiskreditkan profesi mereka, termasuk melakukan kelalaian (Arens,2011:71).

Pada kasus ini,KAP Ernst & Youngjustru melakukan skandal dengan Lehman Brothersperihal laporan keuangan yang telah dimanipulasi, di mana skandal tersebut telah mendiskreditkan profesi mereka dan KAP Ernst & Young dinilai tidak mempunyai perilaku profesional dalam menjalankan tugasnya oleh pelaku bisnis yang akan menyewa jasanya sebagai auditor.

3. Kepentingan Publik

(28)

3.4.3 KESIMPULAN

Dari hasil analisis kasus Lehman Brothers tersebut dapat disimpulkan bahwa Ernst & Young dengan sengaja dan sadar melakukan skandal dengan Lehman Brothers yang berdampak pada kehancuran mereka sendiri. Lehman Brothers dengan sengaja melakukan manipulasi laporan keuangan dengan tujuan menutupi kasus hutang sebesar 50 miliar dollar AS tersebut dan membiarkan para pengguna laporan keuangan tersebut terjerumus dalam laporan yang sebenarnya tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebagai akuntan publik, Ernst & Young sudah tidak lagi menerapkan prinsip dasar etika profesi. Kode etik yang dilanggar oleh Ernst & Young yaitu integritas dan objektivitas, perilaku profesional, dan kepentingan publik.

3.4.4 SARAN

Dalam kondisi dan situasi apapun, KAP khususnya auditor harus tetap bersikap independen, serta tidak boleh terdesak oleh kepentingan apapun, tidak peduli dari pihak mana kepentingan itu berasal, auditor tetap harus memegang teguh integritas dan independensi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya. Proses pelaporan audit yang independen akan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit yang dihasilkan karena hasil audit yang tidak dapat dipercaya kebenarannya akan berdampak kepada kredibilitas dimata masyarakat maupun klien-klien yang selama ini telah di audit oleh KAP tersebut.

Dalam hal ini, auditor KAP Ernst & Young telah menghadapi dilema etika, yaitu situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat keputusan mengenai perilaku yang patut. (Arens, 2011:62)

Dilema etika yang dihadapi oleh Ernst & Young seharusnya dapat diselesaikan dengan baik apabila Ernst & Young menggunakan pendekatan enam langkah sesuai dengan teori Arens berikut ini:

1. Memperoleh fakta-fakta yang relevan 2. Mengidentifikasikan masalah etika

(29)

4. Mengidentifikasikan alternatif-alternatif yang tersedia bagi individu yang harus menyelesaikan dilema tersebut

5. Mengidentifikasikan konsekuensi yang muncul dari setiap alternatif 6. Memutuskan tindakan yang tepat

BAB IV Penutup

kode etik profesi perlu diterapkan dalam setiap jenis profesi. Kode etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap individu. Dalam prinsip akuntansi, etika akuntan harus lebih dijaga dari pada kepentingan perusahaan. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis, dengan berdasarkan kepentingan banyak pihak yang terlibat dengan perusahaan. Dan bukan didasarkan pada beberapa pihak tertentu saja.

Kewajiban menaati kode etik telah diatur oleh Departemen Keuangan yaitu Peraturan Menteri Keuangan No. 17 tahun 2008. Peraturan ini mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas atas kliennya itu selalu berdasarkan pada SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik yang diterapkan oleh asosiasi profesi berdasarkan standar Internasional. Terdapat dua tujuan utama dari kode etik:

1) kode etik bertujuan melindungi kepentingan masyarakat dari kemungkinan kelalaian, kesalahan atau pelecehan, baik disengaja maupun tidak disengaja oleh anggota profesi.

2) kode etik bermaksud melindungi keluhuran profesi dari perilakuperilaku menyimpang oleh anggota profesi.

(30)

1. Kode etik harus dibuat oleh profesinya sendiri.

Kode etik tidak akan efektif apabila ditentukan oleh pemerintah atau instansi di luar profesi itu.

2. Pelaksanaan kode etik harus diawasi secara terus-menerus.

Setiap pelanggaran akan dievaluasi dan diambil tindakan oleh suatu dewan yang khusus dibentuk.

Daftar Pustaka

Brooks, Leonard J & Paul Dunn, Etika Bisnis dan profesi edisi 5,Salemba empat, Jakarta:2011

Duska, Ronald F and Brenda shay Duska, accounting Ethics, Ebook Blackwell Publishing:2011.

http://iapi.or.id

http://www.iaiglobal.or.id http://iamiglobal.or.id

PMK No.17/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik PMK No.25/2014 Tentag Akuntan Beregister Negara

Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara No.PER/04/M.PAN/03/2008

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memutuskan rencana pembagian dividen tersebut, maka TBIG akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 9 Maret 2021.. Selain itu TBIG akan meminta persetujuan

Model pendidikan karakter cerdas format klasikal adalah konsep belajar yang membantu guru/dosen mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan buku saku, di dalam buku

Pemodelan Daya Dukung Pondasi Dangkal Dengan Bahasa Visual Basic 6.. rs.MoveNext

bahwa selain produk-produk sebagaimana dimaksud pada huruf a, terdapat produk-produk yang merupakan barang dan bahan guna pembuatan bagian tertentu alat besar

Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat, bimbingan dan semangat-Nya kepada peneliti, selesailah penulisan skripsi dengan judul “Relevansi Nilai Aset Tidak Berwujud

Dan jika mereka (istri- istri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan

Seperti yang sudah diketahui, alasan penandatanganan pengajuan Hak Angket oleh keempat parpol tersebut adalah karena mereka menilai Pemerintah (Presiden Jokowi) telah