• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Bahasa Inggris Bagi Pelaku Wis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kemampuan Bahasa Inggris Bagi Pelaku Wis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUASAAN DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS

BAGI PELAKU PARIWISATA SEBAGAI USAHA MENDUKUNG INDUSTRI

KEPARIWISATAAN

Jerry Wilson

(Akademi Pariwisata Medan)

Abstrak

Penguasaan bahasa asing oleh pelaku pariwisata tidak merata oleh karena latar belakang yang berbeda dalam pendidikan serta job description pada setiap pelaku pariwisata. Sementara itu bahwa penguasaan bahasa asing yang baik banyak mempengaruhi perkembangan dalam industri pariwisata untuk menampung dan melayani tamu-tamu mancanegara. Untuk itu dibutuhkan kegiatan belajar dalam penguasaan bahasa asing yang inovatif dan interaktif sehingga dapat mengakomodir peserta belajar(learners) untuk dapat menerapkan kegiatan belajar lebih menarik dan berhasil. Kegiatan belajar yang inovatif tersebut dapat dilaksanakan secara perorangan(otodidak) ataupun secara berkelompok (kursus) dengan mengambil bahan materi belajar dari berbagai sumber seperti buku, majalah, pamphlet, brosur, dan gambar – gambar yang dapat diaplikasikan melalui kegiatan role play (bermain peran), gerak tubuh, mimik wajah, tanya jawab, dan lain – lain. Keberhasilan kegiatan penguasaan bahasa asing ini tentunya harus ditopang dengan keseriusan si pelajar(learner) tersebut sehingga sasaran penguasaan bahasa asing dapat terpenuhi.Peran serta pelaku wisata baik swasta dan pemerintah maupun masyarakat sangat membantu kemajuan industri pariwisata ditopang oleh SDM yang baik dengan kemampuan bahasa inggris yang baik pula serta ketersediaan sarana dan prasarana yang baik pula tanpa melupakan peluang di masa depan akan semakin memajukan industri pariwisata di Indonesia.

I. Pendahuluan

Penguasaan dan peningkatan kemampuan bahasa asing adalah suatu kegiatan yang mempelajari suatu bahasa sehingga bahasa tersebut dikenali, diketahui dan dikuasai untuk tujuan komunikasi yang saling menguntungkan.

Saat ini, hubungan kerjasama dunia sudah mencakup banyak aspek, antara lain bidang ekonomi, politik, budaya dan pariwisata. Selain itu, bahwa pergaulan masyarakat semakin menglobal diseluruh dunia terlebih dalam peningkatan kunjungan wisatawan antar negara.

(2)

penguasaan bahasa asing yang baik sehingga penyampaian informasi kepariwisataan berhasil dengan baik serta dapat meningkatkan kegiatan kepariwisataan dalam berbagai hal. Untuk itu maka dibutuhkan keahlian serta penguasaan bahasa yang baik bagi para pelaku pariwisata seperti guide, waiter, waitress, receptionist, ticket seller, dan lain - lain dalam industri pariwisata.

Di Indonesia kendala bahasa asing adalah salah satu permasalahan yang dapat terjadi dalam industri pariwisata. Kemampuan berbahasa asing bagi pelaku pariwisata belum merata dan masih terbatas pada high level management atau perorangan. Maka dari hal itu dibutuhkan suatu usaha untuk penguasaan bahasa asing baik secara individual (otodidak) ataupun secara kelompok (kursus).

Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia pada dasarnya telah diajarkan sejak pendidikan dasar. Akan tetapi permasalahan yang sering terjadi bahwa bahasa tersebut belum dapat diaplikasikan secara baik dan tidak biasa diterapkan. Dapat diterima bahwa masih banyak para pelajar (learners) terjebak dalam penguasaan gramatikal bahasa serta tehnik atau metode pengajaran yang masih belum terinovasi dan terimprovisasi. Persoalan yang lain bahwa bahasa asing tidak atau belum terakomodir diimplementasikan dalam kehidupan sehari – hari. Efek yang muncul dari keadaan tersebut adalah masyarakat serta para akademisi banyak yang tertinggal dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi serta industri pariwisata.

Oleh karena hal tersebut diatas, maka dibutuhkan pelatihan dan penguasaan bahasa asing yang baik dengan cara yang inovatif serta aplikatif dengan proses kegiatan yang bersifat mutual, comprehensive, relax serta berkesinambungan. Sehingga hasil yang diharapkan bagi para pelajar (learners) adalah langsung dapat mengimplementasikannya dalam kegiatan pendidikan dan bisnis terutama dalam industri pariwisata.

Pada wacana ini, hal yang akan dianalisa dalam penguasaan dan peningkatan kemampuan bahasa adalah bentuk pembelajaran bahasa yang dapat diterima sebagai acuan sesuai dengan konsep penguasaan bahasa yang telah banyak dituliskan dan diterbitkan sehingga dapat membantu para pelajar (learners) dan juga pengajar bahasa (language teachers) untuk mengadopsi ataupun mengetahui sedikit banyak tehknik belajar dalam menguasai bahasa asing.

II. Penguasaan dan Peningkatan Bahasa Asing

(3)

Dari perkembangan ini kecakapan berkomunikasi mulai lebih diutamakan dalam penguasaan bahasa asing dari pada penguasaan tata bahasa, serta pemahaman bacaan (reading comprehension).

Sesuai dengan perkembangnya, para ahli bahasa (linguist) menyarankan bahwa cara terbaik untuk menguasai bahasa asing dapat diperoleh dengan mendiskusikan isi dari suatu buku, artikel, pamphlet dan brosur. Henry Sweet dalam bukunya The Practical Study of Language (1899) menyarankan ada 4 prinsip utama dalam meningkatkan dan menguasai suatu bahasa asing, yaitu: pemilihan materi belajar yang menarik, batasan materi belajar, kemampuan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis dan mengganti bahan belajar yang sederhana menjadi lebih kompleks (sulit) secara bertahap.

Sebagai tambahan bahwa dalam penguasaan bahasa ini, seorang sarjana dari Jerman F. Franke (1884) bahwa cara terbaik dalam penguasaan bahasa adalah aktifitas berbahasa yang aktif daripada terfokus mempelajari tata bahasa. Berbicara secara sistematis dan otomatis akan memperhatikan cara pengucapan (pronounciation), perbendaharaan kata, gerak tubuh dan mimik wajah (mime), bermain peran (demonstration / role play), serta penggunaan gambar (pictures). Dan bentuk ini sebaiknya diterapkan dalam pembelajaran secara berkelanjutan. Pada akhirnya bahwa penguasaan tata bahasa (grammar rules) dapat dilakukan secara induktif (disisipkan) dalam percakapan bahasa.

Dalam penguasaan dan peningkatan kemampuan bahasa, kegiatan yang perlu diterapkan dalam belajar yang perlu diketahui dan diterapkan para pelajar (learners) adalah kegiatan memproses materi belajar (processing), pelakon/ bermain peran dalam proses belajar (performer), berinisiatif (initiator), dan memecahkan masalah (problem solver). Menurut Johnson and Paulston (1976) bahwa kegiatan pelajar (learner) adalah:

 Merencanakan program belajar sendiri

 Mengamati dan mengevaluasi kemajuan dan kemampuan sendiri  Berinteraksi dengan pelajar yang lain

 Belajar bersama

 Mencari materi belajar tambahan

Disamping itu pengajar berperan sebagai katalisator (mengolah kegiatan kelas), konsultan (memberikan bimbingan), tuntunan (guidance), dan sebagai model (contoh).

Materi yang dapat difokuskan dalam kegiatan penguasaan bahasa asing adalah mudah difahami, focus pada kemampuan untuk berkomunikasi, menarik untuk dipelajari, dapat diambil dari berbagai sumber sebagai alat bantu yang menyenangkan seperti majalah, gambar, pamphlet, brosur, buku sehingga menarik dan menyenangkan untuk dipelajari.

Kegiatan belajar yang dapat diterapkan oleh pelaku pariwisata untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing dapat menerapkan hal-hal berikut:

A. Belajar Individual

1. permainan kata dengan membuat kalimat bahasa asing dari satu kosa kata dan dapat divariasikan (berganti)

cth: (kata morning)

(4)

- He gets up early at 7.30 in the morning

2. menjelaskan/ membuat narasi (cerita) dalam bahasa asing isi dari gambar – gambar, cerita gambar bersambung, seperti gambar kegiatan dalam kantor, hotel, stasiun, restaurant, dll.

3. membuat karangan dari sebuah gambar dengan mengimprovisasi isi gambar tersebut melalui ide-ide. Cth: gambar mobil, sepeda, hotel, televisi, dll.

4. Membaca teks dan memahami isi dengan membuat pertanyaan – pertanyaan tentang teks tersebut dalam bahasa asing.

B. Dengan Partner

5. membedakan isi gambar, teks bacaan yang berlainan.

6. mendiskusikan isi gambar tentang situasi/ keadaan dan tempat seperti keramaian, pemandangan, perang, rapat ,dll.

7. Mengunakan audio-visual seperti televisi dan radio-tape dengan mendiskusikan isi material yang ditayangkan/diputarkan.

8. bermain peran seperti melakonkan kegiatan dan dialog antara tamu dan receptionist, tamu dengan guide, tamu dengan waiter/waiteress, pelanggan dan penjual yang berkaitan dengan pekerjaannya.

9. bermain pantomime/ gesture (bermain akting bisu) dan menjelaskan dalam bahasa asing. 10. Tanya jawab tentang brosur, pamphlet iklan tempat wisata, hotel, restaurant, dan

lain-lain.

C. Dengan Kelompok

11. Presentasi sebuah masalah dalam bahasa inggris dan melakukan tanya jawab.

12. membuat permainan peran acting (fragment/short drama) berbahasa asing tentang bidang yang diminati

13. dan lain-lain

Pada dasarnya kegiatan belajar yang inovatif tersebut mempunyai banyak cara yang bisa diterapkan tergantung ide dan kreatifitas yang inovatif. Dan untuk mencapai kegiatan belajar yang menarik tersebut tentu sedikit banyak memerlukan alat bantu/ alat peraga belajar.

Kegiatan ini akan berjalan dengan baik jika dilaksanakan dengan motivasi penuh dan keyakinan bahwa suatu bahasa asing tersebut dapat dikuasai dengan baik, cepat ataupun lambat.

III. Pelaku Pariwisata

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa para pelaku pariwisata yang sangat memerlukan peningkatan kemampuan berbahasa Inggris adalah orang – orang yang aktif dalam kegiatan industri Jasa Pariwisata seperti receptionist, waiter, waitress, ticket seller, chef/cook, tour guide, dan lain – lain. Secara umum bahwa bahasa inggris sangat banyak membantu para pekerja pariwisata untuk dapat berkomunikasi langsung kepada konsumen yaitu turis/pelancong.

(5)

Penerapan bahasa Inggris yang sangat sering terjadi misalnya bagi pekerja sebagai:

a. Receptionist dan kasir dibagian front office di hotel. Pekerjaan seorang receptionist tersebut adalah pekerjaan administrasi di kantor depan yang bertugas menyambut tamu atau klien yang berurusan dengan pihak hotel baik domestik maupun mancanegara.. Dapat dipastikan bahwa klien atau tamu yang berasal dari mancanegara mengunnakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk menyampaikan kebutuhannya walaupun mereka ditemani pemandu (tour guide).Tugas seorang receptionist tersebut adalah menjelaskan kebutuhan tamu, seperti produk dan jasa layanan apa saja yang akan diberikan, menjawab telepon yang masuk, mengatur pertemuan, dan lain – lain. Jelas sekali diketahui ternyata seorang receptionist di front office tersebut harus mampu, cerdas, dan energic didukung dengan kemampuan berbahasa Inggris untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya. Perlu diketahui bahwa kemampuan berbahasa inggris sesuai TOEIC yang dibutuhkan seorang receptionist harus mempunyai skor minimum

550 yaitu pengguna bahasa yang cukup. Artinya bahwa pengguna bahasa bahasa tersebut dapat menggunakan bahasa yang dapat dimengerti secara umum. Dapat berkomunikasi dengan hal-hal yang berhubungan dengan bidang yang mereka kerjakan, percakapan sehari-hari, mengidentifikasi pesan,dam presentasi – presentasi.

b. Bagi seorang Tour Guide/Guidance, penguasaan bahasa Inggris ini harus lebih baik lagi oleh karena sebagaimana diketahui bahwa seorang tour guide banyak bekerja sebagai informer atau pemberi informasi yang banyak dan luas cakupannya. Pada prinsipnya seorang tour guide adalah orang yang bekerja sebagai pemimpin turis/pelancong yang melakukan perjalanan mengelilingi suatu tempat seperti desa, kota, museum, atau tempat wisata lainnya. Selain itu seorang tour guide juga pemimpin turist dalam perjalanan wisata yang terprogram dengan lama waktu yang ditetapkan baik daerah maupun luar daerah dan internasional. Jika mereka pemandu wisata di suatu musium maka mereka disebut sebagai docent yaitu pemandu yang menjelaskan keberadaan seisi museum serta sejarah benda museum tersebut dengan segala penjelasannya. Selain itu tour guide juga banyak bergerak dibagian paket – paket liburan. Sebagai seorang tour guide harus mampu mengetahui dan menjelaskan kebudayaan, cerita cerita (folk story) dan sejarah daerah setempat. Untuk keberhasilan kegiatan tour ini , seorang tour guide harus bersifat sabar dan memiliki kemampuan bahasa inggris yang baik, serta dapat terlibat dalam komunikasi umum (public speaking), social, akademis dan hal – hal yang bersifat tertentu. Tentu seorang tour guide harus terus konsisten meningkatkan pengetahuannya serta kemampuan berbahasa inggrisnya secara terus menerus. Kemampuan bahasa Inggris sesuai TOEIC yang disarankan minimum adalah 750 sebagai pengguna bahasa yang berani.

(6)

mereka kerjakan, percakapan sehari-hari, mengidentifikasi pesan, dan presentasi – presentasi. Dan percakapan yang terjadi biasanya seputar menu makanan yang dipesan serta percakapan yang terjadi adalah percakapan suingkat.

d. Chef dan cook tidak jauh berbeda dengan waiter/ waitress dengan kemampuan bahasa asing yang harus mereka kuasai menurut score TOEIC minimum adalah 470 – 220 (level D) penguna bahasa pada level terendah pada komunikasi sehari – hari dan hanya dapat berkomunikasi yang terbatas pada pekerjaannya. Sebagai seorang chef mereka harus dapat menjelaskan proses memasak makanan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang resep dan bumbu masakan sangat dibutuhkan oleh chef dan cook tersebut.

e. Ticket seller, Merchandiser dan Driver juga sangat membutuhkan kemampuan bahasa Inggris dalam melayani konsumennya serta pada saat melakukan transaksi. Menjelaskan hal – hal yang berkaitan dengan produk dan jasa yang dipasarkannya. Score TOEIC yang minimal dibutuhkan mereka adalah 470 – 220 (level D) penguna bahasa pada level terendah pada komunikasi sehari – hari dan hanya dapat berkomunikasi yang terbatas pada pekerjaannya.

f. Pegawai yang bekerja di kantor Tourist Information service juga memerlukan kemampuan bahasa Inggris yang baik pula. Kemampuan bahasa Inggris sesuai TOEIC yang disarankan minimum adalah 750 sebagai pengguna bahasa yang berani. Pegawai tersebut harus sabar dan mampu menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan tempat – tempat wisata, transportasi, akomodasi, dan informasi penting lainnya.

Berikut deskripsi nilai TOEIC yang berlaku di EROPA dan Jepang yang dapat dipakai mewakili masyarakat Internasional untuk kebutuhan standard score TOEFL internasional:

A. TOEIC scores and Common European Framework level descriptors

TOEIC scores and Common European Framework level descriptors

As part of our research and development, we benchmark ETS language-test scores to levels of the Common European Framework (CEF). Here is the overview of our findings on how TOEIC sum scores, listening comprehension sub-scores and reading

comprehension sub-scores relate to CEF levels and their corresponding descriptors. We also suggest estimated level descriptors of productive skills.

Reference: Tannenbaum, R.J., & Wylie E.C. (2004). Mapping test scores onto the Common European Framework: Setting standards of language proficiency on the Test of English as a Foreign Language (TOEFL), The Test of Spoken English (TSE), The Test of Written English (TWE), and The Test of English for International Communication (TOEIC). Princeton, NJ: Educational Testing Service

850 C1 Candidates with a listening comprehension score of 480 points or more can...

- Understand enough to follow extended speech on abstract and complex topics subjects, integrating sub-themes, developing particular points and rounding off with an

750 B2 Candidates with a Listening Comprehension score of 370 points or more can …

- Understand standard spoken language, on both familiar and unfamiliar topics normally

A candidate can in principle …

(7)

encountered in personal, social, academic or vocational life.

significant points, and relevant supporting detail.

550 B1 Candidates with a Listening Comprehension score of 320 points or more can…

- Understand straightforward factual information about common everyday topics or topics within their field, identifying both general messages and specific details, provided speech is clearly articulated in a generally familiar accent. - Understand presentations that are straightforward and clearly structured.

A candidate can in principle…

- Can write clear, detailed texts on a variety of subjects related to their filed, synthesising and evaluating information and arguments from a number of sources.

TOEIC sum-score ranges per CEF level: B1 = from 479 to 619; B2 = from 619 to 803; C1 = from 803 to 943 Download the pdf of the technical report from www.etseurope.org

B. TOEIC Score Level (Matsumoto, p. 9-11)

This is an estimated chart, using TOEIC scores and company recommendations from various sources in the Tokyo area.

TOEIC Score - Level - Comments

TOEIC Score - Level Comments

990-860 A level Ability to communicate on a variety of topics, both personal

and professional, with native speakers. Vocabulary, grammar and pronunciation are reasonably accurate and

understandable. Senior office staff posted overseas.

860-730 B level

Ability to communicate with success in various situations where the testee has some expertise. Vocabulary, grammar &c. may not always be the best choice or completely accurate, but testee will be understood. Junior office staff posted overseas.

730-470 C level Ability to communicate about everyday matters and daily news,

although limited in business- matter communication. Fluency is not rapid but not a major hindrance. Senior domestic office staff dealing in English matters. Engineers posted overseas.

470-220 D level Ability to communicate at the lowest level on everyday matters.

Fluency is slow; changes conv. subjects with difficulty. Uses simple grammar structures & vocabulary. Junior domestic office staff dealing with English matters. Engineers dealing domestically with English matters.

220-10 E level

Ability to communicate in English is very limited.

References

ETS. (1993). TOEFL 1993-4 Bulletin of Information. Princeton, NJ: Educational Testing Service

(8)

Gilfert, S. and Kim, V. (1996). TOEIC Strategies, Tokyo: Macmillan Japan K.K.

Heaton, J.B. (1990). Classroom Testing. London: Longman Group UK.

IV. Industri Pariwisata

Industri pariwisata pada prinsipnya merupakan mata rantai yang saling berkaitan antara lain biro perjalanan, hotel, restaurant, usaha transportasi, perdagangan cendera mata serta bandara udara. Bila wisatawan menikmati perjalanan dan produk wisata maka masing – masing komponen ini menjalin kerjasama yang serasi. Dalam melaksanakan kegiatan pariwisata tersebut tentu motor penggerak yang menjalankan adalah para pelaku pariwisata yang berkualitas. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam industri pariwisata adalah SDM yang berkualitas didukung oleh kemampuan bahasa Inggris yang baik serta unsur sarana dan prasarana yang baik dan memadai sebagai modal dalam pengembangan pariwisata seperti transportasi jalan,telekomunikasi, akomodasi, dan lain lain. Semua unsur tersebut adalah tanggung jawab para pelaku pariwisata, pihak pengusaha swasta, pemerintah termasuk masyarakat didalamnya. Semua pihak ini akan sangat membantu dalam mendukung peningkatan pariwisata.

Usaha perhotelan akan selalu berkembang oleh karena potensi bisnis wisata yang cukup potensial disetiap daerah atau kota – kota. Tingkat kunjungan yang selalu meningkat membutuhkan pengadaan akomodasi yang meningkat pula. Indikator bahwa disuatu daerah atau kota mempunyai banyak usaha perhotelan secara pragmatis menunjukkan bahwa tingkat hunian dan tingkat kunjungan naik secara signifikan.

Demikian pula restaurant yang bervariasi dengan jenis masakan yang berasal dari berbagai daerah dan Negara seperti restaurant Italia, Korea, Jepang, Cina, Amerika, India, masakan local, dan lain – lain, menunjukkan variable dan keaneka ragaman bangsa pengunjung sebagai indicator bahwa daerah tujuan wisata tersebut sebagai tempat yang menarik dan diminati untuk dikunjungi oleh masyarakat daerah dan internasional.

Biro perjalanan dan transportasi juga sangat banyak berperan untuk mengadakan perjalanan wisata inbound dan outbound. Kemampuan menciptakan kegiatan-kegiatan yang menarik dan aman serta penjelasan yang baik tentang suatu daerah tersebut membuat wisatawan merasakan kepuasaan dan rasa tertarik untuk kembali tetap datang berkunjung kembali. Didukung pula dengan kelengkapan sarana transport yang aman dan nyaman baik darat, laut maupun udara.

Cenderamata sebagai buah tangan yang berkesan akan berpindah tangan dari seorang mechant kepada pembeli/ turis jika merchant tersebut dapat menggunakan bahasa yang baik dalam memasarkan produk yang mereka jual.

Peluang Pariwisata

(9)

kemampuan bahasa yang baik pula. Peluang ini memberikan kesempatan kerja yang terbuka lebar diberbagai bidang. Inilah mata rantai yang saling berkaitan dan berputar secara otomatis untuk kesejahteraan para pelaku pariwisata serta masyarakat luas.

Tantangan dan Peluang Masa Depan

Dalam memajukan dan mendukung industri kepariwisataan tersebut diatas dibutuhkan persaingan yang ketat dengan kualitas SDM, sarana dan prasarana yang memadai dan baik pula. Untuk menuju kearah keberhasilan industri tersebut, terbuka lebar tantangan dan peluang masa depan sesuai mega trend abad 21 ini yaitu industri jasa, pendidikan dan pariwisata akan bergerak semakin maju. Peluang dan tantangan tersebut adalah:

1. Meningkatnya pendapatan perkapita dunia, meningkat pula tuntutan untuk berlibur serta meningkat pula mobilitas manusia dalam konteks era globalisasi yang menyebabkan jumlah wisatawan dunia yang terus meningkat.

2. Kemajuan teknologi transportasi dan teknologi informasi lebih mendorong mobilitas manusia melakukan perjalanan jarak jauh yang memberikan dampak positif terhadap pengembangan pariwisata.

3. Tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat yang semakin baik serta penyebaran informasi, membangkitkan hasrat dan keinginan mengenal tata kehidupan dan budaya di Negara – Negara lain.

4. Industri jasa pariwisata Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk dapat menarik wisatawan dikawasan Asia Pasifik dan Australia.

5. Stabilitas Politik dan Keamanan yang kondusif dan mantap serta memberikan jaminan rasa aman, yang bebas dari tindakan dan ancaman teroris serta bebas dari kegiatan demonstrasi anarkis yang menganggu ketertiban umum, akan semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Segala usaha yang dilakukan oleh swasta dan pemerintah bila tidak didukung dengan stabilitas politik dan keamanan yang baik akan menyebabkan kesia – siaan atau bahkan kemunduran.

6. Isu – isu lingkungan hidup yang banyak menimbulkan kerusakan parah dan menyebabkan masalah besar seperti banjir bandang, tanah longsor, peningkatan suhu panas, perubahan iklim yang membahayakan kelangsungan hidup manusia serta mengganggu perkembangan pariwista dalam kaitannya dengan eco-tourism.

IV. Kesimpulan

Setelah medeskripsikan kegiatan dan bentuk penguasaan bahasa asing di atas, bahwa untuk menguasai suatu bahasa asing sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk percakapan seorang pelajar tidak memfokuskan diri pada peguasaan tata bahasa (grammar). Pelajar tersebut dapat menguasai bahasa asing melalui kegiatan interaktif dengan pelajar yang lain. Sehingga bahasa asing yang akan dikuasai dapat dengan mudah diaplikasikan langsung. Di samping itu sumber belajar yang disarankan dapat diambil dari buku, majalah, pamphlet, brosur yang sifatnya menarik dengan membuat kegiatan tanya jawab dengan bermain peran (role play), membuat dan menjawab pertanyaan sendiri, penguasaan perbendaharaan kata, permainan dan lain-lain.

(10)

pelaku pariwisata melaksanakan kegiatan tersebut secara tetap dan konsisten maka penguasaan bahasa asing dapat tercapai dengan baik.

Disamping kemampuan berbahasa asing tersebut perlu juga diketahui bahwa industri pariwisata akan semakin maju dan berkembang oleh karena SDM, sarana dan prasarana yang baik didukung oleh partisipasi semua pihak yang terkait didalam kegiatan pariwisata tersebut akan mendukung perkembangan pariwisata di Indonesia tanpa mengabaikan peluang dan tantangan di masa depan.

Dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbahasa asing, peran serta para pelaku pariwisata baik oleh swasta maupun pemerintah ditopang oleh SDM dengan kemampuan bahasa inggris yang baik, sarana dan prasarana yang baik serta sebagai mata rantai yang saling terkait tanpa melupakan peluang di masa depan ini akan semakin meningkatkan kemajuan dalam mendukung industri dan jasa pariwisata. Semakin banyak turis yang merasa senang dan nyaman dalam melakukan kunjungannya di suatu Negara, maka secara otomatis turis tersebut akan mempromosikan Negara yang dikunjunginya secara lisan (words to mouth) kepada teman-temannya.

Daftar Pustaka

Byrne, Donn, 1976, Teaching Oral English, Longman

Richards, Jack C. 1986. Approaches and methods in language teaching, New York: Cambridge University Press.

Sweet, H. 1899. The Practical Study of Languages. London: Oxford University Press. Syamsuridjal, 1996, Peluang Di Bidang Pariwisata, Jakarta Pusat: Mutiara Sumber Widya Underwood, Mary, 1987, Effective Class Management, New York: Longman

WWW. ENGLISH – TEST. NET WWW.Brainyencyclopedia.com

Bio Data:

Referensi

Dokumen terkait

Berikut adalah poin-poin interview guide hasil turunan dari kerangka konseptual sesuai dengan judul penelitian yaitu Proses Penyusunan Pesan dalam Serial Komik

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tarif Layanan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan peneliti dalam penelitian ini tentang pengaruh penggunaan media film pendek terhadap pemahaman siswa pada mata

Saat ini perguruan tinggi dan lembaga litbang pemerintah telah banyak menghasilkan hasil- hasil riset di bidang fokus energi, transportasi, pertahanan dan keamanan,

Metoda: Penelitian eksperimental paralel, acak, buta ganda, subjek dibagi secara acak menjadi dua kelompok pengobatan: tiap kelompok terdiri dari 32 subjek yang menerima

Imsak artinya menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa (makan, minum, hubungan intim, dan hal lain yang membatalkan) dari waktu subuh hingga waktu

Dari data yang sudah didapatkan untuk merancang konstruksi turbin angin, kemudian dilakukan penggambaran dengan menggunakan Solidwork..

Teknik analisis disini adalah menggunakan pengumpulan data dari berbagai referensi serta hasil wawancara langsung yang memperlengkapi penulisan laporan untuk