• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR ILMU HUKUM ILMU HUKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGANTAR ILMU HUKUM ILMU HUKUM"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR ILMU HUKUM

(Resume)

Penulis

Nama : Vadila Raiza

NPM : 0916021021

P.S. : Ilmu Pemerintahan

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum

Dosen : Drs. Amantoto Dwijono, M.H

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan Rahmat-Nya sehinnga penulis dapat menyelesaikan Resume

ini dengan judul “ Pengantar Ilmu Hukum “ .

Penulis masih menyadari bahwa dalam pembuatan resume ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan, karena itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

resume ini. Penulis juga berharap semoga resume ini dapat menjadi lebih

sempurna dimasa yang akan datang.

Bandar Lampung, 9 Desember 2009

(3)

NPM. 0916021021

PENGANTAR ILMU HUKUM

I. Pengertian hukum

Pengertian Hukum dapat dilihat dari 2 cara yaitu : secara etimologis

dan dari para ahli. Secara etimologis Hukum dapat di bagi menjadi 4 yaitu :

Hukum , Recht,Lex, Ius.

a) Hukum berasal dari bahasa Arab dan bentuk tunggal, jamaknya dari

istilah Alkas yang diambil alih dalam bahasa Indonesia menjadi

hukum.

b) Recht berasal dari bahasa Latin Rechtum yang mempunyai arti

tuntunan,bimbingan , pemerintahan. Selalu didukung oleh

kewibawaan. Menimbulkan istilah Bahasa Belanda Gerechtigdheid

dan Gerechtigkeit dari Bahasa Jerman yang berarti keadilan.

c) Lex berasal dari bahasa Latin berasal dari kata Lesere artinya

mengumpulkan orang-orang yang diberi perintah.

d) Ius berasal dari bahasa latin yang berarti hukum. Dari kata Lubere

yang berarti mengatur / memerintah. Secara Etimologis disimpulkan

ius yang berarti hukum bertalian erat dengan keadilan yang

mempunyai 3 unsur : wibawa, keadilan, dan tata kedamaian.

Jadi dapat disimpulkan hukum :

(4)

2. Pengertian hukum bertalian erat dengan kewibawaan.

3. Pengertian hukum bertalian erat dengan ketataan.

4. Pengertian hukum bertalian erat dengan peraturan (yang berisi

norma).

Sedangkan menurut para ahli :

1.Prof. Dr. P. Borst :

Hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan / perbuatan manusia di

dalam masyarakat yang pelaksanaanya dapat dipaksakan dan bertujuan

mendapatkan tata / keadilan dan kedamaian.

2. Prof . DR. Van Kan :

Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk

melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat.

3. Suardi Tasrif, S.H :

Hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan hidup yang bersifat

memaksa dan dibuat oleh yang berwenang berisikan suatu perintah/

larangan/ izin untuk berbuat sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur

tata tertib kehidupan masyarakat.

4. M.H. Tirtaanardjaja, S.H :

Hukum adalah semua aturan / norma yang harus ditaati dalam tingkah

laku,tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman harus

mengganti kerugian jika melangggar aturan-aturan itu akan membahayakan

diri sendiri/ harta (umpama orang akan hilang

(5)

Kesimpulan hukum dari para ahli dari 4 unsur :

1. Hukum bersifat memaksa dan ditaati.

2. Peraturan dibuat dari yang berwenang.

3.Hukum memerintahkan dan melarang.

4. Mengatur tata tertib masyarakat.

Hukum adalah : Peraturan atau norma, petunjuk atau pedoman hidup yang

wajib ditaati oleh manusia. Norma hukum diadakan guna ditujukan pada

kelakuan atau perbuatan manusia dalam masyarakat dengan demikian

pengertian hukum adalah pengertian sosial. Pelaksanaan hukum dapat

dipaksakan ( hukum mempunyai sanksi bagi yang melanggarnya). Adapun

sanksi dari pelanggaran tersebut adalah : Denda, Ganti Rugi, Sosial,

Penjara.

II. KETAATAN PADA HUKUM.

Utrecht mengatakan bahwa pada umumnya orang mentaati hukum karena

bermacam-macam sebab yaitu :

a. Karena orang merasakan bahwa peraturan-peraturan itu dirasakan sebagai

hukum.

b. Supaya ada rasa ketentraman.

c. Karena masyarakat menghendakinya.

(6)

Beberapa teori dan aliran yang menyebabkan hukum ditaati orang :

a. Mazhab Hukum Alam atau Hukum Kodrat

Mazhab hukum Alam adalah suatu aliran yang menelaah hukum dengan

bertitik tolak dari keadilan yang mutlak artinya bahwa keadilan tidak boleh

digangggu.

Hukum Alam adalah hukum yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1. Terlepas dari kehendak manusia, atau tidak bergantung pada

pandangan manusia.

2. Berlaku tidak mengenal batas waktu, artinya berlaku kapan

saja.

3. Bersifat universal artinya berlaku bagi semua orang.

4. Berlaku di semua tempat atau berlaku dimana saja tidak

mengenal batas tempat.

5. Bersifat jelas bagi manusia.

Adapun ajaran hukum alam ini meliputi :

1. Ajaran hukum alam Aristoteles.

Aristoteles menyatakan bahwa ada dua macam hukum yaitu : Hukum yang

berlaku karena penetapan penguasa negara dan Hukum yang tidak

tergantung dari pandangan manusia. Hukum yang kedua ini adalah hukum

alam yaitu hukum yang tidak tergantung dari pandangan manusia akan

(7)

2. Ajaran hukum alam Thomas Aquino

Thomas Aquino berpandangan bahwa alam itu ada ,yaitu dalam hukum

abadi yang merupakan rasio Ketuhanan ( Lex Aeterna ) yang menguasai

seluruh dunia sebagai dasar atau landasan bagi timbulnya segala

undang-undang atau berbagai peraturan hukum lainnya dan memberikan kekuatan

mengikat pada masing-masing peraturan hukum tersebut.

3. Ajaran hukum alam Hugo de Groot ( Grotius)

Hugo de Groot berpendapat bahwa hukum alam bersumber dari akal

manusia. Hukum kodrat adalah pembawaan dari setiap manusia dan

merupakan hasil perimbangan dari akal manusia itu sendiri, karena dengan

menggunakan akalnya manusia dapat memahami apa yang adil dan apa

yang tidak adil, mana yang jujur dan mana yang tidak jujur.

b. Mazhab Sejarah

Mazhab sejarah dipelopori oleh Friedrich Carl von Savigny.

Mazhab ini merupakan reaksi terhadap para pemuja hukam alam atau

hukum kodrat yang berpendapat bahwa hukum alam itu bersifat rasionalistis

dan berlaku bagi segala bangsa, untuk semua tempat dan waktu.Mazhab

sejarah berpendapat bahwa tiap-tiap hukum itu ditentukan secara historis,

selalu berubah menurut waktu dan tempat.

c. Teori Theokrasi

Teori ini menganggap bahwa hukum itu kemauan Tuhan.

(8)

d. Teori Kedaulatan Rakyat ( Perjanjian Masyarakat )

Pada zaman Renaissance timbul teori yang mengajarkan bahwa dasar

hukum itu adalah “ akal atau rasio “ manusia ( aliran Rasionalisme rakyat ).

Menurut aliran Rasionalisme ini bahwa Raja dan penguasa negara lainnya

memperoleh kekuasaanya itu bukanlah dari Tuhan , tetapi dari rakyatnya.

e. Teori Kedaulatan Negara

Teori ini timbul pada abad 19 pada waktu memuncaknya ilmu pengetahuan

alam. Teori ini menentang teori perjanjian masyarakat. Menurut teori ini :

1. Hukum adalah kehendak negara.

2. Hukum ditaati orang karena negara menghendakinya.

f. Teori kedaulatan hukum

Teori ini merupakan penentang teori kedaulatan negara, teori ini

berpendapat :

1. Hukum berasal dari perasan hukum yang ada pada sebagian besar

anggota masyarakat.

2. Hukum mewujudkan perasaan hukum sebagian besar anggota

masyarakat.

3. Oleh karena itu hukum ditaati oleh anggota masyarakat.

Kodifikasi dan Perkembangan hukum

Pengertian Kodifikasi hukum adalah : pembukuan hukum dalam suatu

(9)

Tujuan kodifikasi hukum adalah agar didapat suatu rechtseenheid ( kesatuan

hukum ) dan suatu rechts-zakerheid ( kepastian hukum).

Aliran –aliran Hukum

Sebagai akibat kemajuan dan perkembangan masyarakat maka timbullah

aliran –aliran hukum sebagai berikut :

1. Aliran Freie Rechtslehre.

Ajaran ini timbul pada tahun 1840, karena Ajaran Legisme dianggap tidak

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Aliran Legisme berpandangan bahwa satu-satunya sumber hukum adalah

Undang-Undang dan di luar Undang- Undang tidak ada hukum tidak dapat

dipertanggungjawabkan lagi.

Menurut paham Freie Rechtslehre atau hukum bebas menyatakan bahwa

hukum tumbuh didalam masyarakat dan diciptakan oleh masyarakat berupa

kebiasaan dalam kehidupan dan hukum alam ( kodrat) yang sudah

merupakan tradisi sejak dahulu, baik yang diajarkan oleh agama maupun

yang merupakan adat istiadat.

Selanjutnya aliran Freie Rechtslehre berkembang menjadi dua aliran yaitu :

a. Aliran hukum bebas sosiologis, yang berpendapat bahwa hukum

bebas itu adalah kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat dan

berkembang secara sosiologis.

b. Aliran hukum bebas natuurrechtelijk yang berpendapat bahwa

(10)

2. Aliran Rechtsvinding ( Penemuan hukum )

Aliran ini bertolak belakang dengan aliran hukum bebas, kalu aliran hukum

bebas bertolak pada hukum di luar Undang- Undang, maka aliran

Rechtsvinding mempergunakan Undang-Undang dan Hukum di luar

undang-undang. Dalam pemutusan perkara mula-mula hakim berpegang

pada Undand-Undang dan apabila ia tidak menemukan hukumnya, maka ia

harus menciptakan hukum sendiri dengan berbagai cara seperti mengadakan

interpretasi ( penafsiran terhadap Undang- Undang ) dan melakukan

konstruksi hukum apabila ada kekosongan hukum.

Menurut aliran Rechtsvinding , hukum terbentuk dengan beberapa cara :

a. Karena Wetgeving ( pembentukan Undang-Undang )

b. Karena administrasi ( tata usaha negara )

c. Karena peradilan rechtsspraak atau peradilan

d. Karena kebiasaan/ tradisi yang sudah mengikat masyarakat.

e. Karena ilmu ( wetenschap)

3. Aliran Legisme

Aliran berpendapat bahwa :

a. Satu-satunya aliran hukum adalah Undang-Undang

b. Di Luar Undang-Undang tidak ada hukum

Dalam aliran Legisme ini hakim hanya didasarkan pada Undang – Undang

(11)

Aliran yang berlaku di Indonesia, Indonesia mempergunakan

Rechtsvinding. Hal ini berarti bahwa hakim dalam memutuskan perkara

berpegang pada Undang- Undang dan hukum lainnya yang berlaku di dalam

masyarakat. Apabila ada perkara , hakim melakukan tindakan sebagai

berikut :

1. Ia menempatkan perkara dalam proporsi yang sebenarnya.

2. Kemudian ia melihat pada Undang- Undang :

- Apabila UU menyebutnya, maka perkara diadili menurut

Undang-Undang.

- Apabila UU kurang jelas, ia mengadakan penafsiran.

- Apabila ada ruangan-ruangan kosong, hakim mengadakan

konstruksi hukum, rechtsverfijning atau argumentum a

contrario.

3. Hakim juga melihat jurisprodensi,hk. Agama , adat yang berlaku.

Cara Penafsiran Hukum

 Subyektif : Apabila ditafsirkan seperi yang membuat uandand-undang.

 Obyektif : 1. Penafsiran lepas dari pendapat pembuat Undang- Undang

dan sesuai dengan adat bahasa sehari-hari.

2. Penafsiran Luas dan Sempit.

Penafsiran secara luas adalah : apabila dalil yang ditafsirkan diberi

pengertian yang seluas-luasnya.

Penafsiran sempit adalah : apabila dalil yang ditafsirkan diberi pengertian

(12)

Dilihat dari sumbernya penafsiran ada 3 yaitu : otentik,ilmiah,hakim.

Otentik : Penafsiran yang diberikan oleh pembuat Undang-Undang seperti

dalam Undang-Undang tersebut.

Ilmiah : Penafsiran yang didapat dalam buku-buku dan hasil karya para ahli.

Hakim : Penafsiran yang bersumber dari hakim atau peradilan yang hanya

mengikat pihak bersangkutan yang berlaku bagi kasus-kasus

tertentu.

Metode Penafsiran

 Penafsiran gramatikal / tata bahasa :

Penafsiran menurut bahasa atau kata-kata.

 Penafsiran Historis :

Meneliti sejarah daripada Undang – Undang yang bersangkutan .

 Penafsiran Sistematis :

Suatu penafsiran yang menghubungkan pasal yang satu dengan yang lain .

Dalam suatu undangan yang bersangkutan / pada

undangan hukum yang lainnya atau membaca penjelasan suatu

perundang-undangan sehingga kita mengerti apa yang dimaksud.

 Penafsiran Sosiologis :

Penafsiran yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat agar penerapan

hukum dapat sesuai dengan tujuannya yaitu kepastian hukum berdasarkan

asas keadilan masyarakat.

(13)

Penafsiran secara resmi yang dilakukan oleh pembuat Undang- Undang itu

sendiri atau oleh instansi yang ditentukan oleh peraturan

perundang-undangan. Dan tidak boleh oleh siapapun dan pihak manapun.

 Penafsiran Perbandingan :

Suatu penafsiran dengan membandingkan antara hukum lama dan hukum

positif yang berlaku saat ini. Antara hukum Nasional dengan hukum asing

dan hukum kolonial.

Bentuk konstruksi Hukum

Bentuk konstruksi hukum ada 3 yaitu : Analogi, Penghalusan Hukum,

Argumentum a Contrario.

1. Penafsiran Analogis

Penafsiran daripada peraturan hukum dengan memberi ibarat pada kata –

kata tersebut sesuai dengan asas hukumnya. Sehingga suatu peristiwa yang

sebenarnya tidak dapat dimasukkan dianggap sesuai dengan peraturan

tersebut.

2. Penghalusan Hukum ( Rechtsvertjining )

Memperlakukan hukum sedemikian rupa ,sehingga seolah –olah tidak ada

pihak yang disalahkan.

3. Argumentum a Contrario

Pengungkapan secara berlawanan, yaitu penafsiran Undang-undang yang

didasarkan atas pengingkaran. Artinya berlawanan pengertian antara soal

yang dihadapi dengan soal yang diatur dalam suatu pasal dalam

(14)

undangan lebih mempertegas kepastian hukum sehingga tidak menimbulkan

keraguan.

Sumber – Sumber Hukum

Sumber Hukum adalah : Segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan

yang mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan itu dilanggar akan

menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya.

Macam-macam Sumber Hukum :

1. Algra : Sumber hukum dibagi dua macam yaitu formil dan materil.

Sumber hukum materil : tempat darimana materi hukum itu di ambil,faktor

Pembentukan hukum

Sumber hukum formil : Tempat/ sumber dariman suatu peraturan

memperoleh kekuatan hukum. Hal ini berkaitan

dengan menyebabkan peraturan itu berlaku secara

formal.

2. Van Apeldorn membedakan 4 macam sumber hukum : Historis,

Sosiologis, Filosofis, Dan Formil.

* Historis : Tempat menemukan hukumnya dalam sejarah.

*Sosiologis : Faktor –faktor yang menentukan isi hukum positif.

* Filosofis : 1. Sumber isi hukum ada 3 pandangan : 1. menurut Teoritis,

Menurut Pandangan Kodrat, Mazhab Historis.

2. Sumber Kekuatan Mengikat hukum.

(15)

merupakan fakta yang menimbulakan hukum yang berlaku

yang mengikat hakim dan penduduk.

3. Achmad Sanusi

Hukum terbagi 2 kelompok yaitu : Normal dan Abnormal

Normal : yang langsung atas pengakuan Undang –Undang

Abnormal : Proklamasi, Kudeta, Revolusi.

Undang – Undang

Undang –undang adalah : Suatu peraturan negara yang mempunyai

kekuatan hukum yang mengikat diadakan dan

dipelihara oleh penguasa negara.

Undang undang adalah produk daripada pembentukan Undang- Undang

yang terdiri dari Presisen dan DPR. Sistem pembuatan Undang-Undang

yaitu sistem umum dan sistem lengkap. Sistem Umum adalah sistem

penyusunan daripada Undang-Undang dengan mengisi pokok-pokoknya

saja. Sistem lengkap adalah Undand- Undang oleh pembuatnya diisi oleh

pasal yang lengkap, terperinci, jelas dan lebih banyak mengarah ke hukum

dalam bentuk kodifikasi.

Undang- Undang dalam arti Formil dan Materil :

Dalam arti Formil :

Keputusan penguasa yang diberi nama Undang- Undang / UU yang dilihat

dari segi bentuknya. Undang-Undangnya ini dibuat serta dikeluarkan oleh

Badan Perundang-undangan yang berwenang dan dari segi bentuknya dapat

(16)

Dalam arti Materil :

 Penetapan yang diikuti penetapan kaidah hukum yang disebutkan

dengan tegas.

 Semua peraturan perundangan bersifat mengatur/ berlaku untuk umum.

 Keputusan penguasa yang dilihat dari segi isi mempunyai kekuatan

mengikat untuk umum.

Hukum kebiasaan

Kebiasaan adalah:

Tindakan menurut pola tingkah laku yang tetap, lazim, normal, /adat dalam

masyarakat atau pergaulan hidup tertentu.

Kebiasaan juga dapat diartikan :

Suatu perbuatan manusia yang dilakukan berulang-ulang mengenai hal

tingkah laku kebiasaan yang diterima oleh suatu masyarakat yang selalu

dilakukan oleh orang lain sedemikian rupa sehingga masyarakat

beranggapan bahwa memang harus berlaku demikian.

Syarat timbulnya Kebiasaan :

1. Syarat materil : Adanya perbuatan tingkah laku, yang dilakukan

berulang- ulang di dalam masyarakat tertentu.

2. Syarat Intelektual : Adanya keyakinan hukum dari masyarakat yang

bersangkutan.

(17)

Hukum Kebiasaan adalah :

Himpunan kaidah-kaidah yang biarpun tidak ditentukan oleh badan-badan

perundand-undangan dalam kenyataannya ditaati juga. Karena orang

sanggup menerima kaidah itu sebagai hukum dan ternyata

kaidah-kaidah tersebut dipertahankan oleh penguasa-penguasa masyarakat yang

tidak termasuk hubungan badan-badan perundang-undangan.

Supaya hukum kebiasaan ditaati ada 2 syarat yaitu :

1. Suatu perbuatan yang tetap dilakukan orang.

2. Keyakinan bahwa perbuatan itu harus dilakukan karena telah merupakan kewajiban.

Kelemahan Hukum kebiasaan :

1. Bahwa hukum kebiasaan mempunyai kelemahan yatu bersifat tidak tertulis oleh karenanya tidak dapat dirumuskan secara dan pada umumnya sukar menggantinya.

2. Tidak menjamin kepastian hukum dan sering menyulitkan beracara karena bentuk kebiasaan mempunyai sifat beraneka ragam.

Persamaan Undang- Undang dan Hukum Kebiasaan adalah :

 Kedua-duanya merupakan penegasan pandangan hukum yang terdapat dalam masyarakat.

 Kedua-duanya perumusan kesadaran hukum suatu bangsa. Sedangkan Perbedaan Undang-Undang dan Hukum adalah :

 Undang –Undang keputusan pemerintah yang dibebankan kepada orang,subyek hukum. Sedangkan kebiasaan merupakan peraturan yang timbul dari pergaulan.

(18)

KESIMPULAN

1. Dapat disimpulkan hukum adalah :

 Pengertian Hukum bertalian erat dengan keadilan.  Pengertian Hukum bertalian erat dengan kewibawaan.  Pengertian Hukum bertalian erat dengan ketataan

 Pengertian Hukum bertalian erat dengan peraturan (berisi norma)

2. Orang mentaati Hukum ada beberapa sebab yaitu :

 Orang merasakan bahwa peraturan-peraturan itu sebagai hukum.  Supaya ada rasa ketentraman.

 Karena masyarakat menghendakinya.  Karena adanya paksaan / sangsi sosial

3. Kekuatan suatu Undang- Undang dipengaruhi oleh beberapa hal :  Undang-Undang yang lebih rendah derajatnya tidak boleh

bertentangan dengan Undang- Undang yang lebih tinggi.

 Undang- Undang yang lebih tinggi derajatnya dapat membatalkan Undang- Undang yang derajatnya lebih rendah.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil di atas memberikan gambaran bahwa mahasiswa kesulitan memahami, mengidentifikasi dan memformulasikan masalah pada soal yang disajikan dalam konteks serta

Berdasarkan paparan hasil penelitian tentang tingkat penguasaan TBBBI oleh guru sekolah dasar di Kabupaten Lamongan di atas tergolong kurang dengan rerata skor 45.. Tingkat

Adapun Nilai Tambah yang diperoleh praktikan setelah melaksanakn PPL 2 selama hampir 8 minggu ini adalah penulis terjun secara langsung dalam proses belajar

Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemilik merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu, menggunakan sendiri merek tersebut

Lampiran 3 : Data Tabulasi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Tahun 2015 Lampiran 4 : Data Tabulasi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Tahun 2016 Lampiran 5 : Data

• Override : menambahkan link atau sifat yang sama dengan objek induk pada node, tapi. dengan value atau karakteristik yang berbeda dengan value atau karakteristik yang berbeda

KELAMIN Tentang Penetapan Nama-nama Calon Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) yang Lulus Seleksi-Uji Kepatutan dan Kelayakan Serta Dinyatakan sebagai Calon Anggota

Pada tahap implementasi Aplikasi Barbershop Berbasis Android, ditentukan batasan agar sesuai dengan hasil analisis dan perancangan perangkat lunak yang akan