• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkembangan and Fungsi Bahasa I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Perkembangan and Fungsi Bahasa I"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

TUGASPERKULIAHANBAHASAINDON

ESIATUGASPERKULIAHANBAHASAIN

DONESIATUGASPERKULIAHANBAHA

SAINDONESIATUGASPERKULIAHANB

AHASAINDONESIATUGASPERKULIAH

ANBAHASAINDONESIATUGASPERKU

LIAHANBAHASAINDONESIATUGASP

ERKULIAHANBAHASAINDONESIATU

GASPERKULIAHANBAHASAINDONES

IATUGASPERKULIAHANBAHASAIND

ONESIATUGASPERKULIAHANBAHAS

AINDONESIATUGASPERKULIAHANB

AHASAINDONESIATUGASPERKULIAH

ANBAHASAINDONESIATUGASPERKU

LIAHANBAHASAINDONESIATUGASP

ERKULIAHANBAHASAINDONESIATU

GASPERKULIAHANBAHASAINDONES

ii

ii

SEJARAH & FUNGSI

BAHASA INDONESIA

Farid Setiawan(201510515139)

Simon Satrio Utomo(201510515148)

Sugit Pratama(201510515193)

(2)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayat serta taufik-Nya karena atas berkat dan rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sejarah&Fungsi Bahasa Indonesia” selesai tepat pada waktunya.

Tentu saja dalam penyelesaian makalah ini, penulis tidak lupa menghaturkan ucapan terima kasih khususnya kepada,

1. Ibu Wiwik Suhartini, S.Pd selaku pembimbing dan dosen mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan arahannya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan;

2. Rekan-rekan 1(satu) kelompok yang dapat bekerjasama dengan baik dan selalu memotivasi saya untuk maju dan dapat menyelesaikan makalah ini;

3. Serta pihak-pihak yang telah membantu penulis sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mohon saran dan kritik dari pembaca demi menyempurnakan makalah ini di kemudian hari.Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.

Kelompok 1

DAFTAR ISI

Halaman

COVER MAKALAH

ii

KATA PENGANTAR

iii

(3)

DAFTAR ISI

iv

I.

PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 1 C. Tujuan 2 D. Manfaat 2 E. Sistematika 2

II.

PEMBAHASAN

3

A. Sejarah Bahasa Indonesia 3-7 B. Kedudukan Bahasa Indonesia 8 C. Fungsi Bahasa Indonesia 9

III.

PENUTUP

10

A. Kesimpulan 10

B. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA

11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan salah satu bagian dalam kebudayaan yang ada pada semua masyarakat di dunia.Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan.Sebagai bagian dari kebudayaan di mana manusia memegang peranan penting, bahasa juga turut ambil bagian dalam peran manusia itu karena fungsinya sebagai alat komunikasi yang terus berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri.

(4)

Demikian juga, Bahasa Indonesia menjadi sarana budaya dan sarana berpikir masyarakat Indonesia.Oleh karena itu, peranan Bahasa Indonesia menjadi sangat penting. Mengingat pentingnya bahasa Indonesia, kami sebagai mahasiswa dituntut untuk lebih memahami bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Yang salah satunya adalah dengan mengetahui sejarah, kedudukan, serta fungsi bahasa Indonesia.

Untuk itulah materi ini sangat penting untuk dipelajari, karena sangat disayangkan jika sebagai pemakai bahasa Indonesia tidak mengetahui tentang sejarah, kedudukan, serta fungsi bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah Bahasa Indonesia? 2. Bagaimana kedudukan Bahasa Indonesia? 3. Bagaimana fungsi Bahasa Indonesia?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin penulis capai dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah

1. Untuk mengetahui sejarah bahasa Indonesia serta mengulas lebih rincinya dari peristiwa-peristiwa yang ada.

2. Untuk mengetahui dan memahami kedudukan.

3. Untuk memahami fungsi bahasa Indonesia.

D. Manfaat

1. Dapat mengetahui hal-hal penting mengenai ruang lingkup Bahasa Indonesia.

2. Sebagai pedomam yang dapat mengasah bakat pembaca dalam menyusun makalah selanjutnya.

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri atas tigabab yang mana setiap bab memiliki sub bab.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara sejak abad-abad awal penanggalan modern. Aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatera, mengindikasikan bahwa bahasa ini menyebar ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah ini, berkat penggunaannya oleh Kerajaan Sriwijaya yang menguasai jalur perdagangan.

Istilah Melayu atau sebutan bagi wilayahnya sebagai Malaya sendiri berasal dari Kerajaan Malayu yang bertempat di Batang Hari, Jambi, dimana diketahui bahasa Melayu yang digunakan di Jambi menggunakan dialek "o" sedangkan dikemudian hari bahasa dan dialek Melayu berkembang secara luas dan menjadi beragam.

Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda untuk para pegawai pribumi dinilai lemah. Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat.

Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7.Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi).Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah (Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang juga menggunakan bahasa Melayu Kuna.

Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha.Bahasa Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai

2

(6)

bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar Nusantara.

Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta.Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.

Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.

Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara.Bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau, antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa Melayu tidak mengenal tingkat tutur kata.

Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya.Bahasa Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi oleh corak budaya daerah.Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu.Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).

Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam kerapatan Pemuda dan berikrar (1) bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.

Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai

bahasa nasional.

(7)

saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).

Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.

Kebangkitan nasional telah mendorong perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik, perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945 telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

.

Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

§ Pada tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Commissie voor de Volkslectuur melalui Surat Ketetapan Gubernemen tanggal 14 September 1908 yang bertugas mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita rakyat atau dongeng-dongeng yang tersebar di kalangan rakyat, serta menerbitkannya dalam bahasa Melayu setelah diubah dan disempurnakan. Kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka.

§ Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.

§ Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.

§ Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru yang diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Pengasuh majalah ini adalah sastrawan yang banyak memberi sumbangan terhadap perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Pada masa Pujangga Baru ini bahasa yang digunakan untuk menulis karya sastra adalah bahasa Indonesia yang dipergunakan oleh masyarakat dan tidak lagi dengan batasan-batasan yang pernah dilakukan oleh Balai Pustaka.

§ Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa Tengah. Kongres ini dihadiri oleh bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara.Dalam kongres tersebut dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain: mengganti Ejaan van Ophuysen, mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan.

§ Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang melarang pemakaian bahasa Belanda yang dianggapnya sebagai bahasa musuh. Penguasa Jepang terpaksa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk kepentingan penyelenggaraan administrasi pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan,

(8)

sebab bahasa Jepang belum banyak dimengerti oleh bangsa Indonesia. Hal yang demikian menyebabkan bahasa Indonesia mempunyai peran yang semakin penting.

§ 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia dinyatakan secara resmi sebagai bahasa negara sesuai dengan bunyi UUD 1945, Bab XV pasal 36: Bahasa negara adalah bahasa Indonesia.

§ 19 Maret 1947 (SK No. 264/Bhg. A/47) Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Mr. Soewandi meresmikan Ejaan Republik sebagai penyempurnaan atas ejaan sebelumnya.Ejaan Republik ini juga dikenal dengan sebutan Ejaan Soewandi.

§ Tahun 1948 terbentuk sebuah lembaga yang menangani pembinaan bahasa dengan nama Balai Bahasa. Lembaga ini, pada tahun 1968, diubah namanya menjadi Lembaga Bahasa Nasional dan pada tahun 1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Pusat Bahasa.

§ 28 Oktober s.d. 1 November 1954 terselenggara Kongres Bahasa Indonesia II di Medan, Sumatera Utara. Kongres ini terselenggara atas prakarsa Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan, Mr. Mohammad Yamin. § Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1972 diresmikan ejaan baru yang berlaku mulai 17 Agustus 1972, yang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Tap.MPR No. 2/1972.

§ 10 s.d. 14 25 s.d. 28 Februari 1975 di Jakarta diselenggarakan Seminar Politik Bahasa Indonesia. Tahun 1978, bulan November, di Jakarta diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III.Tanggal 21 s.d. 26 November 1983 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta.Tanggal 27 Oktober s.d. 3 November 1988 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta.Tanggal 28 Oktober – 2 November 1993 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta.

§ Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

§ Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.

§ Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. § Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.

§ Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.

B. Kedudukan Bahasa Indonesia

6

(9)

Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini tercantum dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa Negara.Penjabarannya adalah sebagai berikut.

1. Sebagai Bahasa Nasional

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal kelahirannya, yaitu tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda.Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional sekaligus merupakan bahasa persatuan. Adapun dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai berikut.Lambang jati diri (identitas), lambang kebanggaan bangsa, alat pemersatu berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan sosial-budaya, serta bahasa daerah yang berbeda, dan alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.

2. Sebagai Bahasa Resmi/Negara

Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan ini mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut. Bahasa resmi Negara, bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi.

(10)

C. Fungsi Bahasa Indonesia

1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional mempunyai fungsi khusus, yaitu: a. Bahasa resmi kenegaraan;

b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan;

c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah;

d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara mempunyai fungsi:

a. Bahasa resmi kenegaraan;

b. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan;

c. Bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah;

d. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga perlu dibakukan atau distandarkan.

 Ejaan Van Ophuijen (1901)

 Ejaan Soewandi (1947)

 Ejaan yang Disempurnakan (EYD, tahun 1972)

 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Istilah (1975)

 Kamus besar Bahasa Indonesia, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) 3. Bahasa Indonesia memiliki fungsi-fungsi yang dimiliki oleh bahasa baku, yaitu:

a. Fungsi pemersatu, bahasa Indonesia memersatukan suku bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda;

(11)

d. Fungsi sebagai kerangka acuan, bahasa baku merupakan norma dan kaidah yang menjadi tolok ukur yang disepakati bersama untuk menilai ketepatan penggunaan bahasa atau ragam bahasa.

BAB III

A. Kesimpulan

1. Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928.

2. Kedudukan pertama bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa persatuan. Hal ini tercantum dalam Sumpah pemuda (28-10-1928). Ini berarti bahwa bahasaIndonesia berkedudukan sebagai Bahasa Nasional. Kedua adalah sebagai bahasa Negara.

3. Bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai Bahasa nasional, Bahasa Negara, dan Bahasa baku.

B. Saran

1.

Dengan adanya Bahasa Indonesia kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi/berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di daerah (sebagai bahasa penghubung antar warga, daerah, dan buadaya).

2.

Diharapakan dalam penggunaan Bahasa Indonesia dapat memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili ciri-ciri dan identitasnya sendiriyang membedakannya Negara lain.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

 http://coretanwnh.blogspot.com/2013/09/sejarah-fungsi-dan-kedudukan-bahasa.html

 http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas%20Tentang%20Sejarah

%20Bahasa%20Indonesia

 http://furanaa.com/blog/kedudukan-dan-fungsi-bahasa-indonesia/  http://elgrid.wordpress.com/2011/11/06/kedudukan-bahasa-indonesia/  http://blog-kuliah.blogspot.com/2012/12/fungsi-bahasa-indonesia.html  http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19936/4/Chapter%20I.pdf

 http://blogbersama1908.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-sejarah-bahasa-indonesia.html

https://abdulkhamid12.wordpress.com/bahasa-indonesia/materi/sejarah-fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia/

 http://coretanwnh.blogspot.co.uk/2013/09/sejarah-fungsi-dan-kedudukan-bahasa.html  http://dhino-ambargo.blogspot.com/2013/09/sejarah-fungsi-dan-kedudukan-bahasa_30.html  http://t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/4761/BAB1.htm

 http://hafeez-hanafi.blogspot.com/2012/04/kedudukan-bahasa-indonesia-sebagai.html  http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia#Bahasa_Indonesia

(13)

Semoga Apa yang kami kerjakan dan karya

yang kami Ciptakan dengan Bermodalkan

Material dan Moral Sebanding dengan Nilai

yang akan kami dapat. AMIN . .

Referensi

Dokumen terkait

Responden yang gula darahnya cukup tinggi, lebih besar dari 140 mg/100 ml akan memperbesar resiko terjadinya infeksi luka pada kaki, hal ini disebabkan karena

 Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan kepada : badan usaha;

Faktor integritas kepala sekolah dan transparansi manajerial yang sinergis dan saling mendukung maka akan meningkatkan kinerja guru secara optimal. Derajat hubungan yang cukup

Untuk mengatasi permasalah tersebut pada penelitian ini peneliti menerapkan salah satu metode yaitu Realistic mathematics Education (RME) pada materi pokok

Dalam masyarakat modern, beberapa badan yang berwenang seperti legislatif atau pengadilan dapat membuat hukum.. Didukung oleh kekuasaan koersif negara, yang menegakkan

[r]

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG. TAHUN

Lebih lanjut bila kompromi tidak dapat dicapai di kawasan tersebut, maka Laut Cina Selatan dan Asia Pasifik akan menjadi lapangan konflik yang baru di masa mendatang.. Kata Kunci -