• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan di Partai Nasdem (Nasional Demokrat) dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Kabupaten Batubara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan di Partai Nasdem (Nasional Demokrat) dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Kabupaten Batubara"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemilihan umum secara langsung pertama kali dilaksanakan di Indonesia pada

tahun 2004 yaitu pada pemilihan Presiden. Dengan adanya pemilihan secara langsung

Pemilu Legislatif yang memilih Partai Politik dan anggota Legislatif (DPR,DPD dan

MPR) memberikan warna tersendiri untuk perkembangan politik di Indonesia. Selain

digunakannya sistem pemilihan umum secara langsung untuk pertama kalinya di

Indonesia, pemilu juga memberikan sejarah baru bagi perjuangan gerakan

perempuan untuk mencapai kesetaraan dalam politik yaitu sesuai dengan undang –

undang Pemilihan Umum anggota DPR, DPD dan DPRD No.12 tahun 2003 pasal 65

ayat 1 yang menyebutkan: “Setiap partai politik peserta pemilu dapat mengajukan

calon anggota DPR dan DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota setiap daerah

pemilihan dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya

30%”1

Keberhasilan memasukkan 30% perempuan dalam lembaga politik formal

merupakan suatu proses perjuangan dalam bentuk upaya Affimative action

.

2

1

Undang-undang Politik 2003 No.12 tentang Pemilu. Bandung; Pondok Edukasi. hal. 61

untuk

2Affirmative action

(2)

mendongkrak kualitas perempuan tampil di panggung politik dan mempunyai posisi

seimbang dengan laki-laki di partai politik serta merubah paradigma politik di

Indonesia. Kuota 30% ini juga dapat dilihat dari realitasnya pada pemilihan umum

tahun 2004. Dimana perempuan harus sadar bahwa ketika mereka tidak perduli

kepada politik, mereka telah menggantungkan hidup kepada keputusan Negara yang

diputuskan oleh laki-laki atau perempuan yang belum sensitif mengenai gender.

Sehingga melalui kuota 30% diharapkan bisa mewujudkan partisipasi politik

perempuan pada lembaga formal yang akan membuat keputusan politik, diharapkan

kondisi dan posisi perempuan menjadi lebih baik, mempunyai posisi yang baik di

Dewan Perwakilan Rakyat dan bisa mewarnai pada garis kebijakan partai politik

sehingga perempuan di Indonesia bisa melawan kondisi, sistem sosial masyarakat,

sistem politik dan secara perlahan-lahan menghapus diskriminasi pada perempuan

dalam kehidupan budaya patriarki3

Berdasarkan sensus Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, jumlah penduduk

perempuan diseluruh Indonesia mencapai 49,65% .

4

diposisi-posisi yang menentukan dimasyarakat dengan cara eksplisit mempertimbangkan karakter khusus jenis kelamin, rasa tau kesukuan yang selama ini menjadi dasar terjadinya diskriminasi.

dan angka ini akan terus beranjak

3

Budaya Patriarki adalah sebagai sebuah sistem otoritas yang berdasarkan kekuasaan laki-laki, sitem yang mengejewantah melalui institusi-institusi sosial , politik, ekonomi. Patriarki menggambarkan dominasi laki atas perempuan dan anak –anak dalam keluarga dan berlanjut pada dominasi laki-laki dalam ruang lingkup kemasyarakatan lainnya. Patriarki didefenisikan bahwa laki-laki-laki-laki memegang kekuasaan atas semua peran penting dalam segala bidang, Budaya patriarki adalah tatanan nilai-nilai yang di anut suatu masyarakat yang timpang, yakni berdasarkan kosep superioritas laki-laki dan inferioritas peremppuan yang menempatkan laki0laki lebih berkuasa disbanding perempuan.

4

(3)

naik. Secara garis besar terlihat adanya tantangan yang dihadapi untuk mewujudkan

kesetaraan perempuan dalam perpolitikan Indonesia dan tantangan itu lebih besar dari

faktor eksternal meliputi : Pertama, dominasi budaya patriarki di Indonesia. Sebagian besar suku bangsa di Indonesia menganut sistem sosial dan budaya patriarki. Padahal,

untuk mengubah pola pikir yang bias gender butuh proses yang lama. Kedua,

kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak mendukung kaum perempuan Pasca

reformasi, iklim kebebasan berekspresi di Indonesia mendapat jaminan penuh dalam

sistem pemerintahan demokratis. Tetapi jabatan-jabatan politik lebih banyak di isi

oleh kaum laki-laki. Hal ini lah yang mendorong gerakan-gerakan perempuan dalam

memperjuangkan hak-haknya. Ketiga, tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan masih berlangsung yang tidak hanya terjadi di kalangan orang yang

berpendidikan rendah, bahkan dikalangan terdidik pun, diskriminasi tetap bisa terjadi.

Keempat, situasi serta kondisi keadilan dan kesetaraan gender masih dalam harapan.

Kelima, sistem politik dan aturan kepartaian yang lebih berpihak kepada kader partai laki-laki. Keenam, hambatan psikologis, yaitu adanya anggapan politik bukalah untuk perempuan karena dengan definisi politik secara maskulin bahwa politik itu power

dan keras seperti itulah kebanyakan perempuan enggan masuk ke dalam dunia politik.

Hal yang wajib menjadi agenda perjuangan politik perempuan dalam

mencapai kesetaraan perempuan dalam politik adalah bagaimana perempuan bisa

(4)

merubah situasi konflik menjadi agenda perjuangan, merubah kompetisi menjadi

kerjasama dan selalu mendengarkan keluhan rakyat dan pendapat rakyat dengan

keibuannya. Termasuk juga tetap kritis terhadap pimpinan atau politikus perempuan

yang memang tidak berkualifikasi demi memperjuangkan kepentingan rakyat

khususnya kaum perempuan.

Dalam perpolitikan di Indonesia saat ini peningkatan jumlah representasi

perempuan dalam lembaga perwakilan dapat dilakukan melalui dua jalur, yakni partai

politik ataupun utusan golongan, dan dari kedua jalur tersebut maka jalur partai

politik merupakan jalur paling efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan

jumlah keterwakilan perempuan secara signifikan dimana partai politik merupakan

salah satu organisasi politik yang secara sah dapat mengikuti pemilihan umum atau

pemilu. Keterwakilan perempuan dalam lembaga formal ditentukan oleh basis yang

sudah mereka dapat dan hasil mereka dididik dalam partai serta prosedur pemilihan

calon melalui partai politik dengan sistem kepartaian yang memiliki peran progresif

untuk kepentingan perempuan. Sebagaimana yang terdapat dalam UU No. 31 Tahun

2002 Pasal 7 ayat 5 tentang Partai Politik menyatakan bahwa “ Partai Politik sebagai

sarana rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme

demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender”5

5

UU No.31 Tahun 2002 tentang Partai Politik Pasal 7 ayat 5. Pondok Edukasi. Bantul; hal. 6

. Dalam UU

Nomor 31 Tahun 2002 pasal 13 ayat 3 menyatakan bahwa “Kepengurusan partai

(5)

politik sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dengan

memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender”6

Partai politik membuka kesempatan seluas-luasnya bagi rakyat untuk

berpartisipasi dalam kegiatan politik dan pemerintahan. Karena melalui partai politik

dapat diwujudkan pemerintahan yang bertanggung jawab dan memperjuangkan

kepentingan umum serta mencegah tindakan pemerintah yang sewenang-wenang.

Sebagai suatu organisasi, partai politik secara ideal dimaksudkan untuk mengaktifkan

dan memobilisasi rakyat, mewakili kepentingan tertentu, dan memberikan jalan

kompromi bagi pendapat yang saling bersaing, serta menyediakan sarana suksesi

kepemimpinan politik secara damai

.

7

Partai NasDem sebagai partai baru yang hadir didalam perpolitikan Indonesia

yang secara resmi lolos verifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan . Indonesia sebagai Negara penganut paham

demokrasi tentunya tidak terlepas dari peran penting yang dilakukan oleh partai

politik dalam mengakomodir sistem politik. Di Indonesia ada berbagai banyak partai

politik yang sudah lama melintang diperpolitikan Indonesia baik di dalam struktur

pemerintahan pusat maupun didalam struktur pemerintahan wilayah atau

daerah-daerah yang ada di Indonesia dan juga ada partai politik yang baru muncul tetapi

berusaha memberikan harapan baru untuk Indonesia dan siap bersaing dengan

partai-partai politik yang sudah ada sebelumnya di Indonesia.

6

UU No.31 Tahun 2002 tentang Partai Politik pasal 13 ayat 3. Pondok Edukasi. Bantul; hal.9 7

(6)

Kementerian Hukum dan HAM, yang berarti Partai Nasional Demokrat berhak ikut

dalam Pemilu tahun 2014. Partai Nasional Demokrat menjadi sebuah harapan baru

ditengah keputus-asaan serta ketidak-percayaan masyarakat terhadap partai politik

yang sudah ada. Menumbuhkan harapan bahwa kesejahteraan di negara kaya raya itu

adalah keniscayaan jika saja tak ada yang bergeser dari sebuah ketetapan yang

menjadi cita-cita bersama para Founding Father. Gerakan Perubahan adalah salah

satu tagline dari partai ini, yang dimana istilah restorasi menjadi tujuan utama yaitu

bermula sebagai gerakan perubahan untuk memperbaiki kondisi (Negara, bangsa, dan

masyarakat) yang sedang rusak atau menyimpang dari tujuan yang tertuang dalam

pembukaan UUD 1945. Gerakan Restorasi yang di usung Partai Nasdem meletakkan

tujuan dan citacita dengan menjadikan Pancasila sebagai senjata spiritual, dan rakyat

Indonesia sebagai senjata materialnya. Restorasi Indonesia adalah gerakan

mengembalikan Indonesia kepada tujuan dan cita-cita Proklamasi 1945, yaitu

Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian

secara kebudayaan.

Partai Nasdem sebagai partai baru telah menampilkan perkembangannya dari

segi anggota, dimana anggotanya hadir di seluruh wilayah Indonesia kini sudah

mencapai seluruh provinsi, kabupaten atau kota, dan bahkan sudah menyentuh

wilayah kecamatan sampai desa. Sebagai partai baru, ini merupakan perkembangan

(7)

partai baru ini membangun institusionalisasi partainya. Partai Nasdem hadir dengan

misi perubahan, salah satunya ditandai dengan pembentukan Garnita (Garda Wanita)

Malahayati Partai Nasdem yang merupakan perpanjangan tangan dari partai Nasdem.

Perempuan mempunyai peran yang luar biasa untuk ikut membangun Indonesia dan

perempuan membutuhkan suatu wadah untuk membuat posisi mereka setara dengan

laki-laki. Untuk itu, Partai Nasdem memiliki wadah dalam mengoptimalkan peran

wanita melalui Garnita Malahayati Partai Nasdem. Garnita Malahayati Partai Nasdem

ini sebagai sarana bagi perempuan – perempuan di Indonesia agar dapat lebih

mengembangkan diri, khususnya dalam berpolitik. Tujuan utama dibentuknya

Garnita ini awalnya sejak ormas Nasdem yang menjadi partai politik yang intinya

untuk kesetaraan dan keterwakilan secara proposional bagi kaum perempuan8

Partai Keadilan (PK) merupakan cikal bakal lahirnya Partai Keadilan

Sejahtera (PKS) yang berasimilasi pada 20 April 2002. PKS hadir sebagai sebuah

partai politik yang tampilannya berbeda dibandingkan partai politik yang ada. Dalam . Oleh

karena itu, Partai Nasdem memfokuskan kesetaraan gender itu bukan hanya

flikservice tetapi kepada aplikasi nyata yang akan memberikan dampak positif bagi para perempuan yang mempunyai keinginan untuk berpartisipasi baik dalam hal

politik, ekonomi dan budaya. Gerakan pemuda wanita malahayati partai Nasdem ini

ada di setiap provinsi, kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

(8)

sepak terjangnya sebagai partai politik, PKS tidak hanya mengedepankan aspek

politik tetapi juga menjadikan moral agama sebagai basis gerakannya. Sehingga tidak

jarang PKS dijuluki sebagai partai dakwah atau partai politik yang tampilannya lebih

dirasakan sebagai gerakan dakwah. Tidak dapat dipungkiri lahirnya PKS juga berasal

dari gerakan dakwah par amahasiswa dan mahasiswi di kampus-kampus. Gerakan

dakwah para aktivis kampus dikenal dengan Gerakan Tarbiyah. Ciri khas Gerakan

Tarbiyah ini adalah membentuk halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) kecil dengan lima hingga 12 orang.

PKS sebagai Partai Dakwah akan berjuang secara konstitusional, baik dalam

lingkup kultural maupun struktural, dengan memaksimalkan peran berpolitiknya

demi terwujudnya Masyarakat Madani dalam bingkai NKRI. Caranya, dengan

mempercepat realisasi target PKS dari “partai kader” menjadi “partai kader berbasis

massa yang kokoh”, agar dapat memberdayakan komponen mayoritas bangsa

Indonesia, yaitu kalangan perempuan, generasi muda, petani, buruh, nelayan dan

pedagang. Melalui musyarakah (partisipasi politik) yang aktif seperti itu akan hadir

pemimpin negeri serta wakil rakyat yang betul-betul bersih, peduli dan profesional,

sehingga bangsa dan rakyat Indonesia dapat menikmati karunia Allah berwujud

NKRI yang maju dan makmur. Partisipasi politik secara sinergis dapat merealisasikan

(9)

kekuatan baru untuk membangun Indonesia menjadi negeri yang relijius, sejahtera,

aman, adil, berdaulat dan bermartabat.

PKS merupakan partai kader dan para kader- kader perempuan PKS

mempunyai militansi yang kuat dalam penggalangan massa. Mereka dikenal ulet dan

tangguh dalam mengenalkan misi dan program partai di masyarakat. Terbukti dari

adanya gerakan muslimah yang merupakan perpanjangantangan dari gerakan

perempuan PKS dan para kader perempuan PKS ikutserta dalam menjalanjakan

program - program partai dan khususnya untuk program atau kebijakan mengenai

perempuan yang biasa disebut dengan program sahabat keluarga yang memfokuskan

kepada perempuan-perempuan atau ibu-ibu serta anak-anak diseluruh Indonesia9.

Dari uraian yang telah dipaparkan diatas peneliti memiliki ketertarikan untuk

membahas mengenai Partisipasi perempuan dalam proses perumusan dan

menjalankan kebijakan mengenai perempuan dengan terbentuknya gerakan-gerakan

yang sudah dibentuk oleh Partai Nasdem (Nasional Demokrat) sebagai partai baru

yang berbasis nasionalis dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sebagai partai

yang tidak baru lagi dengan bertransformasi menjadi berkonsep Nasionalis Religius

untuk menyongsong pemilihan umum 2014 di Indonesia dan peneliti tertarik meneliti

Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan

Sejahtera Kabupaten Batubara.

(10)

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan penjelasan mengenai alasan mengapa

masalah yang dikemukakan dalam penelitian itu dipandang menarik, penting dan

perlu untuk diteliti. Perumusan masalah merupakan suatu usaha yang menyatakan

pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicari jalan

pemecahannya atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan pertanyaan yang

lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah dan pembatasan masalah10.

Maka pada penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Partisipasi perempuan dalam proses perumusan dan menjalankan

kebijakan mengenai perempuan di Partai Nasdem (Nasional Demokrat)

dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kabupaten Batubara.

Dari masalah di atas, maka pertanyaan penelitian yang akan menjawab

masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan di Partai Nasdem

dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Batubara dalam proses

perumusan kebijakan mengenai perempuan ?

2. Bagaimana Perbandingan Pandangan mengenai perspektif gender Partai

Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Batubara ?

10

(11)

3. Bagaimana Perbandingan Affirmative Action di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Batubara?

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan masalah dalam batasan

penelitian yang akan diteliti. Batasan Masalah ini berguna untuk mengidentifikasi

faktor mana saja yang masuk ke dalam penelitian dan faktor mana saja yang tidak

termasuk kedalam ruang penelitian serta agar hasil penelitian yang diperoleh tidak

menyimpang dari tujuan yang ingin di capai, yaitu suatu karya tulis yang sistematis

dan tidak melebar.

Hal utama dalam penelitian ini adalah Partisipasi politik perempuan di Partai

Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara, dengan fokus kajian

pada perbandingan partisipasi poloitk perempuan di Partai Nasdem dan Partai

Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara.

Maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Partisipasi politik perempuan dalam proses perumusan kebijakan mengenai

perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten

Batubara.

2. Pandangan mengenai perspektif gender Partai Nasdem dan Partai Keadilan

(12)

3. Gerakan perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera dalam

menjalanakan kebijakan mengenai perempuan sebagai bentuk upaya dari

Affirmative Action di Kabupaten Batubara.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui partisipasi politik perempuan di Partai Nasdem dan Partai

Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara dalam perumusan kebijakan

mengenai perempuan.

2. Untuk memahami pandangan mengenai perspektif gender dari partai Nasdem

sebagai partai baru dengan berbasis nasionalis dan Partai Keadilan Sejahtera

sebagai partai yang tidak baru dengan berbasis religius dan untuk menghadapi

pemilihan umum tahun 2014 Partai keadilan sejahtera bertransformasi

menjadi partai berkonsep Nasionalis Religius di Kabupaten Batubara.

3. Untuk melihat perbandingan partisipasi kader –kader perempuan ikut serta

memperjuangkan kesetaraan gender dalam bentuk gerakan perempuan yang

dibentuk di Partai Nadsem yaitu Garnita Malahayati dan di Partai Keadilan

Sejahtera yaitu gerakan Muslimah yang dibentuk oleh Bidang Perempuan

DPP PKS yang memfokuskan kepada para ibu-ibu dan anak-anak.

(13)

1) Peneliti mampu mengasah kemampuan peneliti dalam melakukan sebuah

proses penelitian yang bersifat ilmiah dan memberikan pengetahuan baru bagi

peneliti sendiri.

2) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan penjelasan mengenai partisipasi

politik perempuan di Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera di

Kabupaten Batubara.

3) Penelitian ini sekiranya dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya dalam Ilmu politik dan menjadi

referensi/kepustakaan bagi Departemen Ilmu Politik Fisip USU.

F. Kerangka Teori

Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi untuk

menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan

hubungan antara konsep11

11

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi.1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta; LP3ES.hal.37

. Teori meliputi penyampaian pandangan dan pemikiran

yang memberikan pentunjuk. Dalam bentuk yang sederhana. Teori adalah

(14)

prinsip-prinsip koheren (logis, saling berkaitan) mengenai sesuatu objek yang diteliti

atau ditelaah12

Adapun kerangka teori yang menjadi landasan berfikir penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut : .

F.1 Partisipasi Politik dan Partisipasi Politik Perempuan

Partisipasi politik merupakan suatu konsep yang sudah popular dalam ilmu

politik. Namun demikian penggunaaannya sering bermacam-macam sehingga

menimbulkan pemahaman konsep yang berbeda-beda dan sering dikatakan bahwa

partisipasi politik sama dengan melakukan kegiatan-kegiatan politik dengan tujuan

mempengaruhi proses-proses perumusan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan

pemerintah. Istilah partisipasi, berkaitan dengan analisa politik modern di

negara-negara dunia ketiga atau ada kaitannya dengan perkembangan politik di negara-negara-negar

aberkembang. maka dalam konteks ini, istilah partisipasi yang diambil dari bahasa

inggris, “Participation” yang secara umum dapat diartikan sebagai keikutsertaan warga negara secara aktif dalam aktivitas –aktivitas tertentu. Partisipasi politik ialah

kegiatan warga negara dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan

kebijakan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintahan dengan kegiatan

antara lain, mengajukan tuntutan, melaksanakan keputusan, mengajukan kritik dan

12

(15)

koreksi atas pelaksanaan suatu kebijakan umum melalui partai politik atau

kelompok-kelompok yang menekankan tentang proses berjalannya kebijakan pemerintah, serta

ikut dalam memilih wakil rakyat dalam pemilihan umum13. Partisipasi merupakan

salah satu aspek penting dalam sistem demokrasi. Asumsi yang mendasari demokrasi

dan partisipasi adalah orang yang paling tahu tentang apa yang baik bagi dirinya

adalah orang itu sendiri14

Dari beberapa konsep dan pengertian tentang partisispasi diatas, dapat dilihat

bahwa konsep dan pengertian tentang partisipasi politik tersebut sedemikian luasnya.

Hampir dapat dikatakan melingkupi seluruh aspek kehidupan manusia. Tommi

Legowo merumuskan pengertian partisiapsi politik sebagai suatu kegiatan dari warga

negara yang secara sengaja maupun dengan tidak sengaja yang berkaitan erat dengan

kebijakan – kebijakan sistem politik atau pemerintah dan hal iini dapat dilakukan baik

secara individual maupun secara berkelompok secara spontan maupun secara

dimobilisasi legal maupun illegal sifatnya .

15

Samuel P Huntington & Joan M.Nelson mengatakan bahwa partisipasi politik

itu adalah “ kegiatan warga negara yangbertindak sebagai pribadi-pribadi, yang

dimaksudkan sebagai yang mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah dan

partisipasi politik juga bisa bersifat universal atau kolektif, terorganisir ataupun

secara spontan, secara damai, kekerasan, legal, dan illegal. (Participation may be

.

13

Ramlan Surbakti.2010.Memahami Ilmu Politik.Jakarta; Grasindo. hal.151 14

Ramlan Surbakti, Ibid, hal. 179-180 15

(16)

individual or collective, organized or spontances, suntained or sporadic, peaceful or violet, legal or illegal, effective or ineffective)”16

Perjuangan perempuan dalam memperjuangkan kuantitas dan kualitas

perempuan dapat dilihat dari bagaimana perempuan dapat memiliki kepekaan dan

komitmen untuk mewujudkan kesetaraan, pembedayaan, keadilan serta keikutsertaan

perempuan dalam menyumbangkan pemikiran terhadap permasalahan politik yang

sangat diperlukan. Ada beberapa hal yang menjadi alasan perempuan harus ikut

dalam pengambilan kebijakan :

.

1. Perempuan merupakan separuh dari penduduk dunia sehingga secara

demokratis pendapat dari perempuan harus dipertimbangkan. Dimana sesuai

dalam demokrasi, pandangan kelompok-kelompok yang berbeda jenis harus

diterima dan dipertimbangkan dalam setiap kebijakan.

2. Partisipasi perempuan diharapkan dapat memberikan pencegahan terhadap

kondisi yang tidak menguntungkan bagi kaum perempuan dalam menghadapi

diskriminasi di bidang hukum,kehidupan sosial, pekerjaan serta mencegah

eksploitasi terhadap perempuan.

3. Partisipasi perempuan dalam pengambilan kebijakan politik dapat

berpengaruh pada pengambilan keputusan politik yang mengutamakan

kedamaian setiap warga negara.

16

(17)

4. Dalam lembaga-lembaga politik formal keterwakilan perempuan akan

membuat perempuan lebih berdaya untuk terlibat dalam meningkatkan

efektifitas kebijakan anggaran yang bersifat kepentingan bersama dengan

rakyat.

Pada UUD 1945 pasal 28 mengatakan pengakuan Hak Asasi bagi setiap

warga negaranya adalah sama. Setiap warga negara baik laki-laki maupun

perempuan mempunyai hak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa ada

batasan. Sehingga hak politik perempuan ditetapkan melalui instrumen hukum

dengan berbagai konvensi yang menjamin hak-hak dalam perpolitikan tersebut.

Hak-hak perpolitikan perempuan dibuktikan dengan telah diratifikasinya konvensi PBB

yang menjelaskan beberapa hal, sebagai berikut ;

1. Perempuan berhak dalam memberikan suara dalam semua pemilihan

dengan syarat-syarat yang sama bagi laki-laki, tanpa suatu diskriminasi.

2. Perempuan berhak untuk dipilih bagi semua badan yang telah dipilih

secara umum, diatur oleh hukum nasional dengan syarat-syarat yang sama

(18)

3. Perempuan berhak untuk memegang jabatan publik dan menjalankan

semua fungsi publik, diatur oleh hukum nasional dengan syarat-syarat

yang sama dengan laki-laki17

F.2Partai Politik

.

Partai Politik merupakan wadah bagi warga negara untuk turut serta

berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini partai politik sudah

sangat akrab dengan kita terlebih pada saat menjelang pemilihan umum. Partai politik

baru ada di negara modern dan usia partai politik itu sendiri lebih muda dari

organisasi negara. Partai politik sebagai kekuatan politik adalah suatu gejala baru

bagi semua negara di dunia ini, dalam artian bahwa umurnya tidak setua umum

peradaban manusia. Menurut catatan para ahli pada tahun 1950-an, hampir semua

nation-state di dunia sudah memiliki partai politik. Partai politik dalam artian modern adalah sebagai salah satu organisasi masa yang berusaha untuk mempengaruhi proses

politik, merombak kebijaksanaan dan mendidik para pemimpin serta penambahan

anggota. Di Indonesia partai politik lahir ketika didirikan Sarikat Islam pada tanggal

10 September 1912 oleh H. Oemar Said Tjokrominoto18

17

Romany Sihite.2007. Perempuan, Kesetaraan, Keadilan, Suatu Tinjauan Berwawasan Gender.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.hal. 155-157

.

18

(19)

Dalam Undang-Undang No.31 Tahun 2002 tentang Partai Politik pasal 1, Partai

politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara

Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita

untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui

pemilihan umum19. Partai politik artinya suatu organisasi yang berorientasi kepada

pencapaian legitimasi kekuasaan atas pemerintahan melalui proses pemilihan umum.

Syaibani mendefenisikan partai politik sebagai suatu kelompok anggota yang

terorganisasi secara rapi dan stabil yang mempersatukan dan dimotivasi oleh ideology

tertentu serta berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintah

melalui pemilu20. Menurut Miriam Budiarjo partai politik adalah suatu kelompok

yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan

cita-cita yang sama, tujuan kelompok adalah memperoleh dan berebut kedudukan politik

dengan cara konstitusional untuk melaksanakan kebijaksanaan – kebijaksanaan

mereka21

Menurut Carl J. Friedrich yang dikutip oleh Miriam Budiarjo mengatakan

bahwa : Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil

dengan tujuan untuk merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap

pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini,memberikan .

19

UU No.31 Tahun 2002 tentang Partai Politik pasal 1. Pondok Edukasi. Bantul; hal.3 20

Sulistyowati.2006. Perempuan Dan Hukum, Dalam Teks Representase Dan Padangan , Jakarta; Yayasan Obor Indonesia, hal.349

21

(20)

kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil serta materil ( A political,party is a group of human beings, stably organized with the objective of securing or maintining for its leaders the control of a government, with the further objective og giving to members of the party, through such control ideal and material benefits and advantages)22

Dalam pandangan Benyamin Constan istilah partai berarti bagian atau pihak

yang berada dalam masyarakat dimanapun secara alamiah terdapat

pengelompokan-pengelompokan, salah satu pengelompokan masyarakat yang didasarkan atas paham

dan ideologi dalam bentuk doktrin. Untuk memberikan batasan pengertian partai

politik, Constans juga mengatakan “ A Party is a group of men professing the same political doctrine”

.

23

. Selain itu, Raymond Gartfiend juga mengatakan bahwa partai politik terdiri dari sekelompok warga negara yang sedikit banyak terorganisir, yang

tertindak sebagai suatu kesatuan politik24

22

Miriam Budiardjo. Ibid. hal 404

. Menurut David E. Apter mengenai partai

politik ialah partai politik merupakan perantara tunggal terpenting untuk politik, daya

saing, tawar menawar, dan negosiasi. Partai memungkinkan para politisi tetap dekat

dengan publik disatu pihak dan menjadi sesuatu yang berlainan bagi sejumlah besar

orang. Sebaliknya, ketika memperoleh jabatan, para politisi diharapkan mampu

berdiri di atas berbagai kepentingan publik yang lebih umum. jelaslah bahwa

23

Miriam Budiadjo.1998.Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor. hal.16 24

(21)

sebagian politisi bertindak seperti itu dan sebagian yang lain tidak, tetapi semua itu

merupakan bagian permainan partai25

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa partai politik merupakan

suatu organisasi yang berusaha menghimpun kekuatan dan dukungan rakyat dan

berusaha menempatkan anggotanya yang berkualitas untuk menjadi wakil dari

partainya dalam mengendalikan kekuasaan dan pemerintahan yang sedang berjalan

demi kebaikan warga negara dan juga partai. Dimana Partai politik juga sebagai

organisasi yang memerlukan anggota dalam menjalankan setiap program-program

yang disusun berdasarkan ideology partainya, sebagai kelanjutan dari fungsi utama

partai politik yang mencari anggota yang berkualitas dalam mencari serta

mempertahankan kekuasaan

.

26

Di jelaskan lebih dalam oleh David E. Apter bahwa partai dan politisinya baik

yang ada dalam tubuh partai maupun ketika memperoleh jabatan haruslah meletakkan

kepentingan publik di posisi lebih utama, tetapi hal ini jarang didapatkan, sehingga

memberikan kesan negatif bagi partai politik itu sendiri yang dimana partai apabila

telah memperoleh jabatan atau kekuasaan yang dimilikinya melalui para polisinya

melupakan kepentingan publik (kepentingan nasional) sebagai kepentingan utama. .

25

Efriza. 2012.Political Explore-Sebuah kajian Ilmu Politik. Bandung; Alfabeta. Hal.214 26

(22)

Terdapat banyak pengertian mengenai partai politik, dan dari berbagai pengertian

partai politik membuahkan tiga prinsip dasar dari partai politik yaitu27

1. Partai sebagai koalisi, yakni membentuk koalisi dari berbagai kepentingan

untuk membangun kekuatan mayoritas. Partai yang dibentuk atas dasar koalisi

biasa di dalamnya terdapat faksi-faksi. Kehadiran faksifaksi dalam partai

sering mengacaukan kesatuan partai karena satu sama lain berusaha menjadi

dominan dalam partai. Ketidakcocokan dalam partai terutama muncul dalam

hal penetapan atas perjuangan, program, kepengurusan organisasi dan

pencalonan kandidat.

:

2. Partai sebagai organisasi, untuk menjadi institusi yang eksis, dinamis

danberkelanjutan partai politik harus diorganisasi. Partai harus dibina dan

dibesarkan sehingga mampu menarik dan menjadi wadah perjuangan, dan

representasi dari sejumlah orang atau kelompok. Tugasnya mencalonkan

anggota untuk pemilu dengan label partai. Mengambil bagian dalam pemilu,

mengajukan calon yang disepakati, mengumpul dana, dan membuat isu

propaganda dalam kampanye. Untuk itu partai politik melakukan mobilisasi

kepada anggota-anggotanya untuk loyal kepada partai.

3. Partai sebagai pembuat kebijakan, partai politik juga berbeda dari kelompok

sosial lainnya dalam hal pengambilan kebijakan. Partai politik mendukung

27

Prof. Hafied Cangara, M.Sc,Ph.D.Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan

(23)

secara konkret para calon yang mereka ajukan untuk untuk menduduki

jabatan-jabatan publik. Dari posisi ini mereka memiliki kekuasaan untuk

memengaruhi atau mengangkat petugas atau karyawan dalam lingkup

kekuasaannya, bahkan turut memberi pengaruh dalam pengambilan kebijakan

di jabatan yang mendapat pengaruhnya.

F.3 Teori Gender

Gender adalah perbedaan peran, perilaku, tingkah laki-laki dan perempuan

oleh budaya masyarakat melalui interprestasi terhadap perbedaan biologis laki-laki

dan perempuan. Gender juga merupakan suatu wacana yang menjadi perhatian

masyarakat sehingga ada suatu gerakan untuk mencapai kesetaraan laki-laki dan

perempuan. Disatu sisi hubungan gender menjadi persoalan tersendiri karena

persoalan emansipasi wanita yang masih belum bisa mendapat posisi yang

sepenuhnya bisa diterima.

Ann Oaekley seorang sosiolog dari Inggris yang pertama sekali membedakan

kosep gender yaitu antara seks dan gender. Perbedaan seks berarti perbedaan atas dari

ciri-ciri biologis yang menyangkut prokreasi (menyusui, hamil, melahirkan dan

menyusui). Perbedaan gender adalah perbedaan simbolis atau sosial yang berpangkal

(24)

ilmu sosial, istilah gender diperkenalkan untuk mengacu pada perbedaan-perbedaan

anatara perempuan dan laki-laki tanpa konotasi-konotasi yang sepenuhnya bersifat

biologis. Jadi, rumusan gender merujuk pada perbedaan-perbedaan antara perempuan

dan laki-laki yang merupakan konstruksi dan terbentuknya masyarakat secara sosial,

ekonomi, dan politik28

F.4 Affirmative action

.Di Indonesia kesetaraan gender sudah mulai dirasakan sejak

emansipasi yang dicita-citakan oleh salah satu pahlawan perempuan Indonesia yaitu

Raden Ajeng Kartini sedikit banyak telah melahirkan perubahan-perubahan pada

aspek kehidupan perempuan Indonesia dan dengan adanya Undang-Undang untuk

memasukkan perempuan kedalam lembaga politik formal semakin akan terlihat

perjuangan keadilan terhadap gender.

Pada awalnya, affirmative action dirancang sebagai respon atas kondisi ekonomi kelompok tertentu di Amerika Serikat. Tujuannya adalah memperbaiki

posisi serta kedudukan ekonomi perempuan atau kelompok kulit berwarna, yang

terjadi akibat kebijakan dan diskriminasi yang berlaku. Affirmative Action secara umum diartikan sebagai tindakan proaktif untuk mengahpuskan diskriminasi yang

berbasiskan gender atau ras. Konsep ini merujuk pada tindakan positif yang

dilakukan untuk memperbaiki dampak perlakuan diskriminatid terhadap

kelompok-28

(25)

kelompok tersebut yang terjadi dimasa lalu. Penerapan kebijakan ini disertai dengan

penetapan jangka waktu serta pemantauan untuk melihat kemajuan yang dicapai.

Affirmative Action didefenisikan sebagai langkah untuk mengupayakan kemajuan dalam kesadaran dalam hal kesetaraan kesempatan, yang lebih bersifat

subtantif dan bukan hanya formalitas, maka bagi kelompok-kelompok tertentu seperti

kaum perempuan atau minoritas kesukuan, yang saat ini kurang terwakili di

posisi-posisi yang menentukan di masyarakat, dengan cara mempertimbangkan karakter

khusus jenis kelamin atau kesukuan, yang selama ini menjadi dasar terjadinya

diskriminasi di masyarakat29

29

Ani Widyani Soetjipto. Affirmative Action untuk Perempuan di Parlemen, Panduan Parlemen di Indonesia. Yayasan API. Hal 226-227

. Affirmative Action dianggap sebagai tindakan ampuh untuk meningkatkan representasi perempuan di lembaga-lembaga formal yang telah

dilalukan banyak negara di dunia. Berbagai Studi menunjukkan, keterlibatan

perempuan dalam kehidupan politik akan membawa banyak manfaat bagi

masyarakat. Jumlah perempuan yang masuk ke dalam institusi – institusi

pengambilan keputusan yang akan membantu menciptakan pergeseran cara pandang

dalam menyelesaikan masalah politik tidak hanya mengenai perempuan tetapi dalam

banyak bidang, misalnya dengan mengutamakan perdamaian dan cara-cara

mengurangi kemudian mencegah kekerasna yang sering terjadi di masyarakat. Selain

itu, keterlibatan perempuan juga dapat memberikan manfaat dalam kebijakan dan

(26)

perempuan, seperti isu kesehatan reproduksi, kesejahteraan keluarga, kepedulian

terhadap anak, kelompok usia lanjut dan tuna daksa, serta isu kekerasan seksual.

Affirmative Action mempunyai dua sasaran yaitu sebagai berikut;

1. Memberi dampak positif kepada suatu institusi agar lebih dapat memahami

sekaligus mengeliminasi berbagai bentuk rasisme dan seksisme di tempat

kerja ataupun di masyarakat.

2. Agar institusi tersebut mampu mencegah terjadinya ketidaksetaraan dan

ketidakadilan gender dan kesukuan.

G. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah sebagaimana ajaran mengenai cara-cara yang

digunakan dalam memproses penelitian30

G.1 Jenis Penelitian

. Metodologi penelitian pada dasarnya

merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan.

Penelitian perbandingan partisipasi politik perempuan di partai Nasdem dan

Partai Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara menggunakan metode kualitatif.

Dengan metode kualitatif, selain untuk mengungkap dan memahami sesuatu hal yang

30

(27)

baru dan sedikit diketahui, metode kualitatif juga akan memberikan rincian tentang

suatu fenomena yang sulit diungkap oleh penelitian kuantitatif31

Menurut Bogdan dan Biklen salah satu kateristik penelitian kualitatif yang

memberikan perbedaan yang sangat nyata dengan penelitian kuantitatif adalah

penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dimana data-data yang dibutuhkan pada

umumnya berbentuk kata yang dapat menggambarkan dan bukan angka-angka .

32

31

Ansem Strauss dan Juliet Corbin. 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Tata Langkah dan Teknik-Teknik Teorisasi Data,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Hal.5.

atau

kata lain penelitian deskriptif bertujuan mendeskripsikan secara sistematik, faktual,

dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek tertentu dengan

menggunakan survey data-data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara yang

didukukng oleh interview guide (panduan wawancara) yang dapat mempelajari masalah-masalah di masyarakat atau suatu organisai dalam situasi tertentu untuk

menjelaskan norma dan standar serta fenomena yang ada atau sedang tumbuh dalam

organisasi tersebut. Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif tergolong juga ke

dalam penelitian komparatif yang dilakukan untuk mendapatkan jawaban mendasar

tentang perbedaan karaterisktik dengan cara membandingkan variabel satu dengan

variable lain dan akan metodologi penelitian ini akan digunakan pada penelitian

Perbandingan partisipasi politik perempuan dalam proses perumusan dan

menjalankan kebijakan mengenai perempuan di Partai Nasdem (Nasional Demokrat)

dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Kabupaten Batubara.

32

(28)

G.2 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian bertempat di :

• Kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Nasdem di Jalan lintas

Sumatera No 6,Kel. Lima Puluh Kota, Kab. Batubara.

• Kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera di Desa

Pare-pare Kabupaten Batubara.

G.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data

primer dan data sekunder.

a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari langsung dari lapangan.

Dilakukan dengan metode wawancara dilakukan dengan responden yang

diperoleh melalui teknik snowball sampling. Artinya peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan kepada satu pihak dalam subkelompok untuk

mengidentifikasikan pihak lain yang memahami topik penelitian ini33

33

Lisa Harrison.2009. Metode Penelitian Politik. Jakarta; Prenada Media Group. hal.25

.

Peneliti akan menggunakan metode wawancara secara langsung, peneliti

bertemu dengan responden yang memiliki hubungan langsung dengan

topik dalam penelitian ini dan melaksanakan teknik wawancara terbuka,

secara lisan menanyakan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber

(29)

Hal-hal yang ini diketahui ditanyakan peneliti dan responden memberikan

jawaban secara lisan kepada peneliti. Pihak-pihak yang menjadi responden

dalam penelitian ini adalah :

1. Bapak Irianto (Ketua Umum DPD Partai NasDem Kabupaten

Batuabara).

2. Ibu Zaitun ( Ketua Bidang Perempuan DPD Partai NasDem

Kabupaten Batubara).

3. Ibu Rusti, SKM (Ketua Garnita Malahayati Partaia Nasdem

Kabupaten Batubara)

4. Anggota-anggota dan khususnya para Anggota perempuan Partai

Nasional Demokrat kabupaten Batubara.

5. Bapak Ahmad Hadian Kardiadinata S.Pdi (Ketua Umum DPD

PKS Kabupaten Batuabara).

6. Sri Prihatini S.Pd (Ketua Bidang Perempuan DPD PKS

Kabupaten Batubara).

7. Anggota-anggota dan khususnya para anggota perempuan PKS

kabupaten Batubara

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh baik yang belum diolah maupun

telah diolah, baik dalam bentuk angka maupun uraian. Data diperoleh dari

(30)

artikel, makalah, undang-undang, peraturan-peraturan, internet serta

sumber-sumber lain yang dapat memberikan informasi mengenai judul

penelitian.

G.4 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa

data kualitatif. Analisa data kualitatif memberikan hasil penelitian untuk memperoleh

gambaran terhadap proses yang diteliti dan juga menganalisis makna yang ada dibalik

informasi, data dan proses tersebut34

H. Sistematika Penulisan

. Penelitian ini merupakan penelitian yang

menggunakan data-data primer dan data-data sekunder. Metode ini sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa hasil wawancara dari para

narasumber maupun data-data tertulis. Data hasil wawancara akan diuraikan melalui

petikan wawancara dengan masing-masing informan. Setelah data-data primer dan

data-data sekunder terkumpul kemudian dilanjutkan dengan menganalisis data secara

deskriptif berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan yakni data yang diperoleh

dari hasil wawancara dengan informan. Hal ini penting dilakukan agar diperoleh

kejelasan atas permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Kemudian

dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian.

34

(31)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah

apa dan mengapa penulis tertarik untuk mengangkat masalah

partisipasi politik perempuan, terdapat juga mengenai

perumusan masalah, pembatasan masala, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, kerangka dasar teoritis yang menjadi acuan

penulis dalam penulisan penelitian ini, metodologi penelitian

serta sistematika penulisannya.

BAB II PROFIL PARTAI NASDEM DAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

Bab ini akan membahas profil Partai Nasdem dan Partai

Keadilan Sejahtera di Kabupaten Batubara, profil Kabupaten

Batubara serta profil anggota-anggota perempuan Partai

Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Batubara.

BAB III PERBANDINGAN PARTISIPASI POLITIK

(32)

Bab ini membahas secara garis besar hasil dari penelitian

sekeligus menganalisis data yang diperoleh untuk menjawab

permasalahan dalam penelitian.

BAB IV PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian, yang berisi

Referensi

Dokumen terkait

Mempelajari masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang Mempelajari masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Kelakuan kita, kesehatan,

[r]

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahw a t ransformasi dengan pendekat an adapt abilit as t erhadap kondisi pasang surut di w ilayah bant aran sungai memberikan

Kursus ini memberi pendedahan kepada Sistem Bekalan Penjanaan Kuasa Elektrik iaitu Sejarah perkembangan sistem bekalan elektrik di Malaysia, Sistem Grid, Sumber-sumber tenaga

[r]

Direct red-31 dye removal percentage by rice husk ash biosilica in various temperature.. From Table 4, with the increase of temperature, the removal percentage will also

Sesuai dengan masalah tersebut maka dapat diketahui tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang Pemberdayaan Masyarakat melalui PNPM Mandiri di

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR8. MATEMATIKA PESERTADIDIK KELAS IV SDN 03 KEBONAGUNG