• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Sumber Daya Hutan (Studi Kasus Tahura Bukit Barisan, Kawasan Hutan Sibayak II, Kabupaten Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Persepsi dan Partisipasi Masyarakat Terhadap Sumber Daya Hutan (Studi Kasus Tahura Bukit Barisan, Kawasan Hutan Sibayak II, Kabupaten Karo)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Sumber Daya Hutan Pengertian Hutan

Menurut Undang-Undang No. 41 tahun 1999 hutan memiliki pengertian sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.

Hutan adalah sumber daya alam yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Hutan juga merupakan sumber daya alam yang memberikan

manfaat besar bagi kesejahteraan manusia baik manfaat langsung maupun tidak langsung.

Fungsi Hutan

Fungsi hutan menurut Suparmoko (1997) dalam Umar (2009) di antaranya ialah sebagai berikut:

a. Mengatur tata air, mencegah dan membatasi banjir, erosi, serta memelihara kesuburan tanah

b. Menyediakan hasil hutan untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk keperluan pembangunan industri dan ekspor sehingga menunjang pembangunan ekonomi

c. Melindungi suasana iklim dan memberi daya pengaruh yang baik

(2)

e. Merupakan salah satu unsur strategi pembangunan nasional

Penggolongan Hutan

Berdasarkan fungsinya menurut Suparmoko (1997) dalam Umar (2009) hutan dapat digolongkan menjadi beberapa macam berikut pengertiannya, yaitu a. Hutan lindung : kawasan hutan yang karena sifat-sifat alamnya diperuntukkan

guna pengaturan tata air dan pencegahan bencana banjir dan erosi, serta untuk pemeliharaan kesuburan tanah

b. Hutan produksi : kawasan hutan yang diperuntukkan guna memproduksi hasil hutan untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan, industri, dan ekspor

c. Hutan suaka alam : kawasan hutan yang karena sifatnya yang khas diperuntukkan secara khusus untuk perlindungan alam hayati lainnya

d. Hutan wisata : kawasan hutan yang diperuntukkan secara khusus untuk dibina dan dipelihara guna kepentingan pariwisata atau perburuan hutan

Konservasi Sumber Daya Alam

Pengertian Konservasi Sumber Daya Alam

(3)

Tujuan Konservasi Sumber Daya Alam

Konservasi sumber daya berbeda-beda bagi masing-masing tipe sumber daya. Untuk sumber daya yang tidak pulih (exhaustible resources), konservasi dimaksudkan agar dapat mengembangkan penggunaan sumber daya itu untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu yang lebih lama, misalnya untuk mengurangi tingkat konsumsi, atau menggunakan teknologi baru yang menghemat penggunaan sumberdaya alam seperti beralihnya penggunaan dari minyak ke energi surya. Bagi sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) konservasi dimaksudkan untuk mengurangi pemborosan baik yang bersifat ekonomi maupun sosial, dan sekaligus memaksimumkan penggunaan secara ekonomis. Untuk sumber daya biologis, konservasi dimaksudkan sebagai penggunaan yang menghasilkan penerimaan bersih yang maksimum, dan sekaligus dapat memperbaiki kapasitas produksinya (Umar, 2009).

Taman Hutan Raya

Menurut UU No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, batasan Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.

(4)

ekosistemnya sudah berubah, memiliki keindahan alam dan atau gejala alam, mempunyai luas yang cukup yang memungkinkan untuk pembangunan koleksi tumbuhan dan atau satwa baik jenis asli dan atau bukan asli.

Kawasan taman hutan raya dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Suatu kawasan taman wisata alam dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya.

Sesuai dengan fungsinya, taman hutan raya dapat dimanfaatkan untuk : 1. Penelitian dan pengembangan (kegiatan penelitian meliputi penelitian dasar dan

penelitian untuk menunjang pengelolaan kawasan tersebut). 2. Ilmu pengetahuan

3. Pendidikan

4. Kegiatan penunjang budidaya 5. Pariwisata alam dan rekreasi 6. Pelestarian budaya

(Napitu, 2007).

Masyarakat Sekitar Hutan

(5)

Masyarakat lokal terutama penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata, menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan produk wisata. Pengelolaan lahan pertanian secara tradisional seperti di Bali, upacara adat, kerajinan tangan dan kebersihan merupakan beberapa contoh peran yang memberikan daya tarik bagi pariwisata (Damanik dan Weber, 2006).

Masyarakat sekitar hutan menurut Arief (2001) dalam Telaumbanua (2008) sebenarnya memiliki potensi tinggi apabila diberdayakan, tetapi dalam hal ini masyarakat harus dilibatkan dalam pengelolaan hutan. Peningkatan pendapatan masyarakat sekitar hutan harus mempunyai prioritas utama dalam suatu pengelolaan hutan.

Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran peran. Setiap orang memiliki pengalaman yang beda, maka persepsinya pun berbeda-beda pula terhadap stimulus yang diterimanya, meskipun dengan objek yang sama (Rakhmat, 1992).

(6)

dating dari suatu obyek. Respon ini berkaitan dengan penerimaan atau penolakan oleh individu terhadap obyek yang dimaksud. Persepsi dipengaruhi oleh faktor-faktor intern yang ada di dalam individu tersebut. Bakat, minat, kemauan, perasaan, fantasi kebutuhan, motivasi, jenis kelamin, umur kepribadian, kebiasaan dan lain-lain serta sifat lain yang khas yang dimiliki oleh seseorang. Persepsi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial budaya dan sosial ekonomi seperti pendidikan, lingkungan tempat tinggal, suku bangsa, dan lainnya.

Untuk mengetahui persepsi masyarakat, dibedakan dalam tiga kategori: a. persepsi baik, apabila mereka memahami dengan baik bahwa dirinya bergantung hidup dari sumberdaya hayati hutan dan menginginkan agar sumberdaya tersebut dikelola secara lestari;

b. persepsi sedang, apabila mereka menyadari dirinya bergantung hidup dari sumberdaya hayati hutan tetapi tidak memahami kalau sumberdaya tersebut perlu dikelola secara lestari agar manfaatnya bisa diperoleh secara berkelanjutan;

c. persepsi tidak baik, apabila jawaban responden masuk dalam kategori tidak sadar kalau dirinya bergantung hidup dari sumberdaya hayati hutan, atau ada kepentingan lain yang membuat mereka cenderung beranggapan bahwa tidak perlu menjaga kelestarian sumber daya hayati hutan

(Ngakan, dkk, 2006).

Persepsi Masyarakat Terhadap Lingkungan

(7)

individu tersebut. Dengan demikian setiap individu dapat mempunyai persepsi lingkungan yang berbeda terhadap objek yang sama karena tergantung dari latar belakang yang dimiliki. Persepsi lingkungan yang menyangkut persepsi spasial sangat berperan dalam pengambilan keputusan dalam rangka migrasi, komunikasi dan transportasi (Umar, 2009).

Persepsi Masyarakat Terhadap Bencana

Bencana memang tidak selalu berada dalam batas-batas kendali tingkah laku manusia, khususnya bencana alam seperti gempa bumi atau letusan gunung. Selain itu, sifat bencana adalah tidak terduga, kejadiannya tiba-tiba, dalam jumlah atau kekuatan, yang besar sehingga menimbulkan korban yang besar juga. Korban (material maupun jiwa) yang besar itu timbul karena manusia-manusia bersangkutan tidak siap untuk menghadapi bencana itu. Masalahnya, kesiapan untuk menghadapi bencana itu bukannya sama sekali tidak bisa dilakukan. Sebagian bencana alam bisa diramalkan atau diperhitungkan datangnya. Ada juga bencana-bencana alam yang terjadi akibat ulah manusia, misalnya banjir karena penggundulan hutan. Apalagi bencana-bencana pada lingkungan buatan (kebakaran gedung, kecelakaan pesawat terbang, runtuhnya bendungan irigasi, bocornya reactor nuklir), lebih banyak lagi yang ditimbulkan karena tingkah laku manusia.

(8)

diupayakan timbulnya sikap yang lebih waspada dan berjaga-jaga terhadap kemungkinan datangnya bencana. Misalnya, menipisnya kawasan hutan yang disebabkan oleh lahan-lahan yang diokupasi penduduk dan dimanfaatkan untuk kawasan permukiman, pariwisata, perindustrian, atau pertanian. Jelaslah bahwa penduduk yang memanfaatkan lahan-lahan bekas hutan itu tidak menyadari bencana yang bisa ditimbulkan dengan perilaku mereka. Dengan kata lain, bencana itu tidak terekam dalam persepsi mereka, ataupun kalau terekam ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan mereka kurang memberi perhatian pada masalah ini (Umar, 2009).

Pengertian Partisipasi

Partisipasi menurut FAO (1989b) dalam Mikkelsen (1999) adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.

(9)

Partisipasi dapat dikatakan sebagai peran serta individu atau kelompok dalam suatu kegiatan. Menurut Canter dalam Effendi (2002) peran serta merupakan proses komunikasi dua arah yang terus-menerus untuk meningkatkan pengertian masyarakat atas suatu proses dimana masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan sedang dianalisa oleh badan yang bertanggungjawab. Tujuan peran serta masyarakat menurut Canter adalah untuk menghasilkan masukan dan persepsi yang berguna dari warga Negara dan masyarakat yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kuaitas pengambilan keputusan lingkungan.

Partisipasi masyarakat

Dalam pengembangan kelembagaan dan teknologi di pulau-pulau kecil, masyarakat harus ikut dilibatkan. Keterlibatan atau partisipasi masyarakat tersebut dapat berarti keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan pelaksanaan pengembangan di pulau-pulau kecil. Selain itu masyarakat pun harus terlibat dalam memikul beban dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan pengembangan pulau-pulau kecil yang dilakukan dan juga ikut terlibat dalam menikmati hasil pengembangan yang dilakukan (Mappamiring, 2005).

(10)

Untuk mengetahui partisipasi masyarakat, dibedakan dalam tiga kategori : a. berpartisipasi aktif, apabila mereka secara sadar dan aktif telah dan akan melakukan upaya atau tindakan-tindakan untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan sumberdaya hayati hutan yang ada di sekitar kampung mereka;

b. berpartisipasi pasif, apabila mereka berpikir bahwa harus dilakukan upaya-upaya untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan sumberdaya hayati hutan di sekitar kampung mereka, tetapi mereka tidak pernah terlibat aktif dan berharap agar pemerintah atau pihak lain yang melakukannya;

c. berpartisipasi negatif, apabila mereka tidak pernah berpikir untuk mempertahankan ketersediaan sumber daya hayati hutan, sebaliknya justru selalu berupaya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dengan merusak sumber daya hayati hutan

(Ngakan, dkk, 2006).

Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Dolat Rayat

Desa Dolat Rayat terletak pada Kecamatan Dolat Rayat. Desa Dolat Rayat terdiri dari 700 kepala keluarga atau 2512 jiwa. Adapun batas administrasi Desa Dolat Rayat adalah :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Lindung, Kecamatan Berastagi

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ujung Sampun, Kecamatan Tiga Panah - Sebelah Timur berbatasan dengan Barus Julu/Dusun Basam, Kecamatan Barus

Jahe

(11)

(Data Monografi Desa Dolat Rayat, 2007). Desa Jaranguda

Desa Jaranguda terletak pada Kecamatan Merdeka dengan luas 56 Ha. Desa Jaranguda terdiri dari 375 kepala keluarga atau 1570 jiwa.Adapun batas administrasi Desa Jaranguda adalah :

-

Sebelah Utara berbatasan dengan Tahura Bukit Barisan

-

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Gongsol

-

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lau Gumba

-

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Merdeka (Data Monografi Desa Jarang Uda, 2007).

Desa Merdeka

Desa Merdeka terletak pada Kecamatan Merdeka dengan luas 235 Ha. Desa Merdeka terdiri dari 524 kepala keluarga atau 1898 jiwa. Adapun batas administtrasi Desa Merdeka adalah :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Jarang Uda - Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Semangat

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Gongsol dan Berastagi - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Cinta Rakyat

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas dapat disimpulkan bahwa Camat telah menjalankan tugas dan kewenangan memimpin serta mengkoordinasikan

Setelah lembaran kerja pertama dinilai, pengkaji memberikan lembaran kerja kedua kepada responden bagi menilai lagi penguasaan responden terhadap kaedah „Kawan

Mengubah masyarakat secara revolusioner (perubahan secara cepat) harus berakhir dengan kemenangan kaum proletar. Sehingga pada gilirannya pemerintahan negara harus

Faktor utama pembatas kesesuaian lahan untuk budidaya tambak di Kabupaten Lamongan yaitu kandungan bahan organik dan unsur nitrogen total tanah tambak yang relatif

Defisiensi G6PD adalah suatu kelainan enzim yang terkait kromosom sex (x-linked), yang diwariskan, dimana aktifitas atau stabilitas enzim G6PD menurun, sehingga menyebabkan

Penduduk Desa Sukasari memiliki latar belakang yang bisa di bilang cukup memprihatinkan,karena jika melihat dari segi lokasi yang mereka tinggali saat ini masih banyak

)3isiko deteksi adalah risiko bahwa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor  untuk menurunkan risiko audit ke tingkat yang dapat diterima tidak akan mendeteksi suatu kesalahan

Tujuan dari pembuatan sistem informasi pelayanan kesehatan ini untuk membantu kinerja petugas dan dokter pada puskesmas, seperti pencarian data pasien, menambahkan