• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 - Pelaksanaan Pelayanan Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 - Pelaksanaan Pelayanan Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan penyebar informasi di lingkungan universitas yang penggunanya adalah civitas akademika, dosen, dan pegawai dilingkungan perguruan tinggi. Maka untuk itu perpustakaan perguruan tinggi harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi perpustakaan untuk mencapai tri dharma perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan merupakan unit yang menunjang perguruan tinggi yang bersangkutan dalam mencapai tujuannya.

Perpustakaan perguruan tinggi oleh Rahman : (2008 : 11) menyatakan bahwa :

“Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan unsure penunjang bagi

suatu perguruan tinggi yaitu pendidikan atau teaching, penelitian atau

research, dan pengabdian pada masyarakat atau yang dikenal dengan

cooperative extention. Kerena perannya, perpustakaan perguruan tinggi

sering disebut sebagai jantungnya perguruan tinggi.”

Pengertian definisi menurut perpustakaan perguruan tinggi, buku pedoman (2004 : 95 & 97) menyatakan bahwa : tentang orientasi perpustakaan dan tutorioal pemanfaatan perpustakaan dijelaskan sebagai berikut :

1. Orientasi perpustakaan ialah pendidikan pengguna untuk memperkenalkan perpustakaan secara umum kepada sivitas akademikan.

2. Tutorial perpustakaan adalah mendidik pengguna agar dapat menggunakan perpustakaan serta sumber-sumber informasi yang tersedia di perpustakaan dan di tempat lain, termasuk keterampilan dalam memanfaatkan berbagai media informasi sesuai dengan perkembangan teknologi

(2)

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1.1Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebagai bagian integral dari suatu perguruan tinggi, perpustakaan perguruan tinggi haruslah mempunyai tujuan perpustakaan perguruan tinggi hendaknya sejalan dengan tujuan lembaga induknya.

Dalam buku pedoman perpustakaan perguruan tinggi (1999 : 4) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah :

1. Dharma pertama yaitu pendidikan dan pengajaran dilaksanakan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dan dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku

2. Dharma kedua yaitu penelitian, dilakukan melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi para peneliti

3. Dharma ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, diselenggarakan melalui kegiataan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi masyarakat

Menurut Rahman (2008:12-13) menyatakan bahwa, sesungguhnya perpustakaan didirikan dengan beberapa tujuan seperti :

1. Untuk tempat penyimpanan 2. Untuk penelitian

3. Untuk sumber informasi 4. Untuk pendidikan

5. Untuk pemeliharaan budaya

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk mendukung semua fungsi perguruan tinggi sesuai dengan tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

2.1.1.2Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

(3)

Menurut perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman (2004 : 3-4) yaitu perpustakaan perguruan tinggi mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para civitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pelajaran setiap program studi, koleksi strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pengajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan melakukan penelitian dan pengajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang

dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi puusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang hasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interprestasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

(4)

interprestasi. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat informasi bagi sivitas akademika perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung.

2.1.2 Jenis Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan aset berharga yang harus tetap dijaga seutuh mungkin. Hal ini penting agar koleksi tersebut dapat dipergunakan secara berkesinambungan antara satu pengguna dengan pengguna lainnya di perpustakaan. Jenis koleksi perpustakaan berbeda-beda antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya. Namun pada umumnya koleksi dalam bentuk tercetak khususnya buku lebih populer di kalangan pengguna perpustakaan. Oleh sebab itu penjelasan mengenai koleksi perpustakaan juga merupakan aspek yang penting dalam kaitannya terhadap penyelenggaraan pendidikan pemakai agar pengguna mengetahui berbagai koleksi yang tersedia di perpustakaan.

Menurut Rompas (1985 : 10) menyatakan mengenai koleksi di perpustakaan sebagai berikut :

“Koleksi perpustakaan tidak terbatas hanya buku saja tetapi meliputi

segala macam dan bentuk yaitu tercetak dan terekam. Selanjutnya barang

cetakan yang dimaksud terdiri atas buku-buku majalah, surat kabar,

lembaran photo, lukisan, pamplet, brosur dan bahan-bahan lepas atau

terjilid lainnya. Barang Rekaman yang dimaksud terdiri dari kaset,

mikrofilm, slide, piringan hitam, dan lain-lain”

Sementara itu Yulia, dkk (1993 : 3-4), yang menyatakan kategori koleksi

perpustakaan sebagai berikut :

1. Karya cetak, seperti buku dan terbitan berseri.

2. Karya noncetak, seperti rekaman suara, gambar hidup dan rekaman video, bahan grafika, dan bahan kartografi.

3. Bentuk mikro seperti mikrofilm, mikrofis, dan micropaque.

(5)

“Collection should satisfy all curricular needs of both graduate and

undergraduate students and enable the faculty to keep abreast of new

developments in their fields of interest.”

2.1.3 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

Ketersediaan koleksi adalah suatu kebutuhan pokok yang ada di perpustakaan perguruan tinggi karena disitulah informasi itu didapatkan. Untuk memberikan pelayanan informasi yang maksimal kepada penggunanya, perpustakaan berusaha untuk menyediakan koleksi sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Adapun pengertian ketersediaan koleksi perpustakaan menurut Sutarno (2006 : 85) adalah :

“Ketersediaan koleksi perpustakaan adalah adanya sejumlah koleksi atau

bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dan cukup memadai jumlah

koleksinya dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh

pengguna perpustakaan tersebut.”

Selanjutnya Sutarno (2006 : 104) menyatakan ketersediaan koleksi mencakup :

1. Ketersediaan koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya selalu terjadi setiap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang di butuhkan para pengguna perpustakaan, dan selalu terjadi setiap saat (explosion of information).

2. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengoleksi, dan menyajikan koleksi ahan pustaka untuk dilayankan kepada para pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat yang dilayani, hanya akan menimbulkan ketiak efesienan dan pemborosan sumber daya perpustakaan.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa penyediaan koleksi perpustakaan harus memperhatikan kebutuhuan pengguna.

2.2 Pengertian Pelayanan Pemakai

(6)

oleh perpustakaan kepada pemakai. Untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Bagian inilah yang berhubungan langsung dengan pemakai perpustakaan. Pada umumnya perpustakaan yang baik akan selalu berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pemakai perpustakaan.

Dalam buku pedoman umum perpustakaan perguruan tinggi (depdikbud,1994 : 58) disebutkan “bahwa pelayanan perpustakaan adalah perberian informasi kepada pengguna. Pemberian informasi kepada pemakai

perpustakaan sangat dibutuhkan oleh pemakai karena dengan informasi tersebut

pemakai perpustakaan dapat memanfaatkan fasilitas yang ada pada perpustakaan

tersebut.”

Pelayanaan pemakai yang lazim peminjaman bahan pustaka. Berdasarkan kepada besar kecilkan sebuah perpustakaan, disamping pelayanan bimbingan pemakai, dan pelayanan audio visual sedangkan dalam usaha melayani pemakai perpustakaan dapat melakukan pelayanan dengan system terbuka (open acces) dan sistem layanan tertutup (close acces).

Jadi pelayanan pemakai adalah kegiatan pemberian pelayanan, bimbingan informasi agar pemakai perpustakaan dapat menggunakan bahan pustaka dengan mudah cepat dan tepat serta jelas dimengerti oleh pemakai perpustakaan.

2.2.1 Tujuan dan Fungsi Pelayanan Pemakai 2.2.1.1Tujuan Pelayanan Pemakai

Tujuan pelayanan adalah memberikan pelayanan kepada pemakai

perpustakaan untuk mendayagunakan bahan pustaka umum maupun koleksi rujukan sesuai dengan jenis pelayanan yang ada di perpustakaan, seperti pelayanan sirkulasi, pelayanan referensi dan sebagainya. Dengan demikian semua koleksi dapat dimanfaatkan oleh pemakai perpustakaan semaksimal mungkin sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan.

2.1.1.2 Fungsi Pelayanan Pemakai

Adapun yang menjadi fungsi pelayanan pemakai seperti yang dikemukakan oleh trimo (1986 : 57) adalah sebagai berikut :

(7)

b. Membantu para mahasiswa /mahasiswi yang sedang mengerjakan laporan dan proyek lainnya serta kegiatan kerja mereka

c. Mengajar para mahasiswa/makasiswi bagaimana menggunakan buku dan fasilitas perpustakaan lainnya, dan membantu mengembangkan kecakapan mereka tentang perpustakaan

d. Memberikan bantuan kepada para pengajar dalam perencanaan kurikulum dan ikut menyelesaikan problem khusus dalam bidang kurikulum dan pengajaran.

e. Membantu program-program inservice training dan perkembangan profesi para dosen/guru, memberikan stimulasi para dosen/guru dan para mahasiswa/mahasiswi dalam menggunakan perpustakaan

f. Memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk keperluan pengaruh perpustakaan dan memajukan suatu atmosfer membaca yang baik didalam masyarakat

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi pelayanan pemakai dapat membatu para pemakai untuk memenuhi kebutuhan informasi sesuai dengan minat para pemakai jasa perpustakaan. Dengan adanya pelayanan pemakai perpustakaan tersebut diharapkan para pemakai jasa perpustakaan dapat mengguanakan fasilitas perpustakaan secara efektif dan efisien sehingga fungsi perpustakaan benar-benar dapat terlaksana.

2.2.2 Sistem Pelayanan Pemakai

Pelayanan pemakai merupakan pelayanan yang diberikan oleh suatu perpustakaan sehubungan dengan pemfaatan koleksi. Pada dasarnya perpustakaan memiliki layanan agar pemakai perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi dengan baik dan pemakai dapat mengetahui peraturan dan tata tertib perpustakaan. Dalam melakukan pekerjaan pelayanan pemakai, perlu diusahakan hubungan baik antara pustakawan dengan pemakai perpustakaan

2.2.2.1Sistem Pelayanan Terbuka

(8)

oleh suatu perpustakaan guna mempermudah temu balik atau penelusuran bahan pustaka yang diperlukan.

Soeatminah (1992 : 130) menyatakan bahwa sustem layanan terbuka adalah Suatu system layanan yang memperbolehkan pengunjung perpustakaan masuk ke ruangan koleksi untuk melihat-lihat, membuka-buka bahan pustaka, dan mengambilnya dari tempat penyimpanan untuk dibaca ditempat atau dipinjam untuk dibawa pulang.

Sistem pelayanan terbuka pada suatu perpustakaan sangat menguntungkan bagi para pemakai jasa perpustakaan karena para pengunjung dapat langsung memilih, melihat-lihat bahan pustaka yang ada perpustakaan. Dengan adanya sistem pelayanan terbuka ini para pemakai dapat merasa puas dalam memilih bahan pustaka yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan.

Dalam buku jenis-jenis pelayanan informasi perpustakaan (Lasa HS 1994 : 4) bahwa keuntungan dan kelemahan sistem layanan terbuka adalah :

Keuntungan :

a. Kartu–kartu katalog tidak segera rusak, karena sedikit yang menggunakannya

b. Menghemat tenaga

c. Judul – judul buku yang diketahui dan dibaca lebih banyak

d. Akan segera diketahui judul buku yang sedang dipinjam, dan alamat peminjam

Kelemahan

a. Frekuensi kerusakan lebih besar b. Memerlukan ruangan yang lebih besar c. Susunan buku menjadi tidak teratur

d. Pemula yang datang ke perpustakaan itu sering bingung untuk mencari buku sering bingung

(9)

terbuka sangat baik bagi pemakai perpustakaan karena pemakai bias langsung memilih dan membuka-buka dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan 2.2.2.2Sistem Pelayanan Tertutup

Sistem pelayanan tertutup adalah suatu cara peminjaman yang tidak memungkinkan pemakai untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi perpustakaan. Koleksi yang ingin dipinjam dapat dipilih melalui daftar/katalog yang tersedia. Koleksinya akan diambil oleh petugas. Untuk memudahkan pelayanan petugas perpustakaan menyediakan katalog perpustakaan agar pemakai mengetahui bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut.

Sistem layanan ini tidak memperbolehkan para pengunjung untuk memilih dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan melainkan harus melalui para petugas perpustakaan. Sistem ini kadang kurang disukai para pemakai jasa perpustakaan karena para pemakai tidak bias langsung memilih dan mengambil bahan pustaka yang diinginkan

Menurut Lasa (1994 : 4) sistem pelayanan tertutup mempunyai keuntungan dan kelemahan antara lain:

Keuntungan :

a. Daya tamping menjadi lebih banyak

b. Susunan buku akan lebih teratur dan tidak mudah rusak c. Kerusakan dan kehilangan lebih sedikit.

d. Tidak memerlukan meja baca di ruang koleksi.

Kerugian :

a. Banyak energy yang terisap dibagian sirkulasi.

b. Terdapat sejumlah koleksi yang tidak pernah keluar/dipinjam.

c. Sering menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan misalnya salah pengertian antara pemakai dengan pustakawan.

d. Antarian peminjam maupun mengembalikan buku dibagian sirkulasi sering berjubel. Keadaan ini diberarti membuang waktu.

(10)

menyediakan katalog agar pengguna dapat mengetahui bahan pustaka yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan

2.2.3 Jenis Pelayanan Pemakai

Layanan pemakai yang lazim diberikan kepada pemakai perpustakaan adalah penggunaan bahan pustaka. Selain itu perpustakaan melayani permintaan fotokopi artikel, memberikan bimbingan kepada pemakai mengenai manfaat berbagai fasilitas perpustakaan, membantu peneliti menelusuri informasi dan lain-lain. Layanan perpustakaan perguruan tinggi dapat dibedakan menjadi tujuh jenis layanan sebagaimana dinyatakan dalam buku pedoman perguruan tinggi (1994 : 53) yaitu :

a. Pelayanan Peminjaman

Mengatur penerimaan anggota perpustakaan, peminjaman dan pengembalian perpustakaan.

b. Layanan Rujukan

Melayani pemakai yang memerlukan informasi yang lebih menjenis, perpustakaan memberikan pelayanan yang disebut perujukan.

c. Pelayanan Pandang Dengar (Audio Visual)

Pemakai untuk ditayangkan dengan bantuan perlengkapannya didalam perpustakaan, misalnya slide

d. Pelayanan Jasa Kesiagaan Informasi

Memungkinkan pemakai mengetahui pustaka baru dalam bidang yang

diminatinya.

e. Pelayanan Pendidikan Pemakai

Merupakan kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pemakai dan calon pemakai agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien.

f. Pelayanan Silang Layan

Merupakan kerjasama antara sejumlah perpustakaan dalam bentuk saling memanfaatkan sumber daya dan pelayanan informasi semua perpustakaan yang terlibat

g. Pelayanan Dengan Komputer

(11)

Melalui jenis pelayanan tersebut diatas, maka pemakai jasa perpustakaan akan memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal dan memperoleh manfaat dari berbagai sarana pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada para pemakai perpustakaan.

2.3 Pengguna Perpustakaan

Menurut Christianzen dalam Sulistyo-Basuki (1991 : 7) bahwa “Istilah pengguna perpustakaan mengacu pada seseorang yang menggunakan koleksi

perpustakaan ini dapat digolongkan menjadi klien dan non klien”.

Sementara itu Lupiyoadi (2001 : 135) menyatakan bahwa

“pelanggan/pengguna adalah seorang yang secara kontinu dan berulang kali

datang ke suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya mendapatkan

suatu pelayanan jasa”.

Selanjutnya Basuki (2004 : 399-400) juga menyatakan pemakai informasi ilmiah menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Ilmuwan (peneliti), yang bergerak dalam penelitian dasar dan eksperimental dalam ilmu-ilmu dasar.

2. Insinyur (engineers, rekayasawan, spesialis praktis), bergerak dalam bidang disain eksperimental, proyeksi dan aktivitas operasional dalam berbagai bidang teknologi dan industri.

3. Manajer dalam ruang lingkup sains, teknologi dan ekonomi nasional.

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan definisi di atas dapat

dirumuskan bahwa pengguna perpustakaan adalah seseorang yang datang ke perpustakaan karena membutuhkan informasi dengan cara menggunakan jasa perpustakaan. Adanya pengguna perpustakaan datang ke perpustakaan karena didorong oleh kebutuhan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan ataupun memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

2.4 Pendidikan Pemakai

(12)

dalam usahanya menemukan informasi. Dengan demikian mereka tidak dapat memanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin.

Namun di lain pihak, keberadaan suatu perpustakaan sebagai pusat pendidikan dan bahkan tempat pendidikan seumur hidup (Lifelong Learning) sudah terpatri di hati pengguna. Davies (1973 : 39) menyatakan “learning how to use library is a basic component of ... (any) instructional programs”. Jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar bagaimana memanfaatkan perpustakaan menjadi hal yang sangat mendasar dalam kaitannya terhadap kebutuhan informasi.”

Definisi pendidikan pemakai menurut Soedibyo (1987 : 121) adalah sebagai berikut : “Pendidikan pemakai adalah usaha bimbingan atau penunjang pada pemakai tentang cara pemanfaatan koleksi bahan pustaka yang disediakan

secara efektif dan efesien, bimbingan itu dapat berupa bimbingan individu

ataupun secara kelompok.”

Pada dasarnya materi yang diterapkan dalam pendidikan pemakai pada perpustakaan relatif sama antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya.

Secara umum Darmono (2001 : 23) menyebutkan beberapa materi bimbingan pemanfaatan perpustakaan antara lain adalah :

1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan 2. Peraturan perpustakaan

3. Alat penelusuran informasi

4. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan 5. Pengenalan terhadap penempatan koleksi

6. Pengenalan terhadap ruang baca.

(13)

2.4.1 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Pemakai 2.4.1.1Tujuan Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai memiliki tujuan yang ditetapkan secara objektif. Dalam hal ini, perpustakaan harus dapat mengidentifikasi berbagai sasaran yang ingin dicapai didasarkan atas prioritas pada porsinya masing-masing. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan pemakai pada perpustakaan harus diiringi dengan berbagai target yang ingin dicapai.

Secara umum tujuan pendidikan pemakai tercantum dalam perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman (2004 : 95) sebagai berikut :

1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri.

2. Membekali pengguna dengan teknik yang memadai dan sesuai untuk menemukan informasi dalam subjek tertentu.

3. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan. 4. Mempromosikan layanan perpustakaan.

5. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi.

Sementara itu Darmono (2001 : 32) menjelaskan “Bahwa pemanfaatan perpustakaan berkenaan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan

perpustakaan. Bimbingan pemanfaatan perpustakaan merupakan salah satu

bentuk layanan perpustakaan yang sering dilakukan oleh berbagai jenis

perpustakaan”.

Menurut Basuki (2004 : 392) menyatakan bahwa tujuan pendidikan pemakai adalah sebagai berikut :

“Mengembangkan keterampilan pemakai yang diperlukannya untuk

menggunakan perpustakaan atau pusat dokumentasi, mengembangkan

keterampilan tersebut untuk mengidentifikasi masalah informasi yang

dihadapi pemakai, merumuskan kebutuhan informasinya sendiri

(pemakai), mengidentifikasi kisaran kemungkinan sumber informasi yang

tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, menilai ketepatan, kekuatan dan

kelemahan masing-masing sumber informasi dan yang paling penting

(14)

sumber yang berlainan dan mengasimilasi, mengumpulkan, menyajikan

dan menerapkan informasi.”

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa tujuan diadakannya pendidikan pemakai pada perpustakaan terutama untuk meningkatkan minat dan keterampilan pengguna sehingga dengan demikian pengguna perpustakaan akan menyadari arti penting memanfaatkan perpustakaan dengan lebih secara lebih maksimal, yang artinya pengguna diharapkan memiliki sifat kritis terhadap segala informasi yang diserap serta mampu menilai secara objektif informasi tersebut sehingga dapat lebih selektif menerapkan jenis informasi ke dalam kehidupannya.

2.4.1.2Fungsi Pendidikan Pemakai

Tidak dapat disangkal lagi bahwa pendidikan merupakan proses yang paling efektif untuk mentransformasikan informasi dari satu individu kepada individu lainnya. Wikipedia (2007 : 1) menjelaskan makna pendidikan sebagai berikut :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan

meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat

dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan

dan kebijaksanaan”

Pada pendapat tersebut dapat dilihat bahwa yang paling penting dalam proses pendidikan adalah pemberian pengetahuan mengenai teknik dan metode kepada individu lain yang belum mengetahuinya. Dengan demikian dalam konteks perpustakaan, pengetahuan yang perlu diberikan adalah mengenai tata cara penggunaan dan pemanfaatan perpustakaan dengan segala fasilitas yang dimilikinya.

(15)

menjelaskan bahwa fungsi dilakukannya bimbingan pemakai bagi perpustakaan maupun pengguna perpustakaan yaitu agar :

1. Pemakai perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta menggunakan sistem yang diberlakukan di perpustakaan tersebut.

2. Pemakai perpustakaan dapat menggunakan sarana temu informasi yang tersedia seperti kode/nomor klasifikasi, kartu katalog dan penunjuk yang lain.

3. Pemakai perpustakaan dapat dengan cepat dan tepat menemukan apa yang diperlukan, tanpa banyak membuang waktu, tidak menemui kesulitan atau hambatan.

4. Perpustakaan dapat memperluas jangkauan pemakaian koleksi oleh pengunjung dan anggota perpustakaan.

5. Perpustakaan dapat mengembangkan citra perpustakaan sebagai bagian dari lembaga pendidikan.

Jadi, dengan demikian pendidikan memiliki fungsi yang tak kalah pentingnya dengan fungsi perpustakaan itu sendiri. Hal ini berarti pendidikan pemakai memiliki peran yang besar dalam mendukung perpustakaan yang ingin dimanfaatkan oleh masyarakat penggunanya secara lebih fungsional.

2.4.2 Manfaat Pendidikan Pemakai

Pendidikan pemakai yang diberikan oleh perpustakaan pasti memiliki manfaat bagi pengguna perpustakaan. Ada beberapa manfaat pendidikan pemakai

yang mendukung tercapainya fungsi dan tujuan pendidikan pemakai. Menurut Ratnaningsih (1994 : 2) pemberian pendidikan pemakai sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu :

1. Dari segi pengguna, dengan diperolehnya bekal tehnik dan strategi pemanfaatan perpustakaan maka menambah rasa percaya diri dalam penemuan koleksi/informasi yang dibutuhkan, serta mampu memilih informasi yang spesifik bagi dirinya dengan cepat dan tepat.

(16)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat pendidikan pemakai adalah untuk memudahkan pengguna dalam mencari dan menelusur informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat.

2.4.3 Metode Pendidikan Pemakai

Program pendidikan pemakai yang diterapkan perpustakan pada dasarnya memiliki berbagai metode. Metode adalah “Suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala masalah” (Subagyo, 1997 : 50). Jadi dengan demikian dapat dirumuskan bahwa metode pendidikan pemakai adalah cara penyelesaian masalah penggunaan fasilitas perpustakaan secara sistematis.

Fjallbrant (1978 : 33) menyebutkan ada empat faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode dan media pengajaran untuk pendidikan pemakai perpustakaan ini, antara lain:

1. Motivation

Pengajaran harus memberikan suatu motivasi yang tinggi, misalnya ketika pengguna ingin menemukan informasi yang berhubungan dengan pekerjaan atau pelajaran tertentu.

2. Activity

Kerja aktif dalam pembelajaran pemecahan masalah akan kelihatan lebih efektif daripada hanya sekedar menyebutkan atau menjelaskan suatu rangkaian pekerjaan.

3. Understanding

Pendidikan pemakai akan lebih efektif jika pengguna memahami apa dan kenapa mereka mengerjakan hal demikian, jika hal ini merupakan permasalahan yang baru dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

4. Feedback

Umpan balik atau informasi perkembangan yang dibuat harus tersedia bagi para pengguna.

(17)

Metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai,untuk keperluan penelitian kali ini peneliti membatasi hanya pada topik orientasi perpustakaan. Teknik-teknik tersebut antara lain: ceramah atau kuliah umum di kelas, wisata perpustakaan, penggunaan audio visual, permainan dan tugas mandiri, penggunaan buku pedoman atau pamflet.

1. Ceramah atau kuliah umum di kelas

Penejelasan mengenai pengenalan dan pelayanan perpustakaan dapat diberikan di kelas dengan cara memberikan ceramah atau kuliah secara umum atau melalui demonstrasi. Idealnya jumlah peserta perkelas

kurang lebih antara 15-30 orang. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam metode ini para peserta diberikan beberapa tugas terstruktur dan latihan yang memungkinkan mereka mampu menggunakan perpustakaan secara mandiri. Pelaksanaan metode ini selayaknya dapat dilakukan dengan metode wisata perpustakaan, agar peserta lebih memahami dan akrab dengan dunia perpustakaan yang sebenarnya.

2. Wisata Perpustakaan

Beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan, antara lain :

a. Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan.

b. Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap

kebingungan yang dialami pemakai.

c. Gunakan sarana pembantu untuk memperjelas sesuatu yang didiskusikan, misal: penggunaan katalog

d. Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada.

e. Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit.

f. Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti wisata perpustakaan tersebut.

3. Penggunaan Audio Visual

(18)

Pemakai perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan dengan mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka dapat mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan kemampuannya dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset. Orientasi perpustakaan dapat juga dilakukan melalui penggunaan televisi, para peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan mengenai berbagai hal, seperti: fasillitas perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan fungsinya masing-masing.Slide dapat digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan pelayanan perpustakaan dengan memberikan keterangan-keterangan yang diberikan oleh pemandu atau rekaman suara.

4. Permainan dan Tugas Mandiri

Metode ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam mengajarkan bagaimana cara menemukan informasi yang dibutuhkan. Biasanya lebih sesuai diterapkan untuk pemakai perpustakaan usia anak sekolah dasar dan menengah. Permainan sangat berguna dalam meningkatkan kemampuan anak sehingga mereka lebih dapat menikmati penggunaan perpustakaan. Biasanya metode ini dilakukan di tingkat lebih tinggi untuk menghilangkan kejenuhan yang mungkin ada ketika proses pembelajaran dengan metode lain berlangsung.

5. Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet

Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri

mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamflet, dan biasanya diterapkan ketika peserta melaksanakan wisata perpustakaan.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan pemakai di perpustakaan harus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pengguna perpustakaan itu sendiri.

2.4.4 Waktu dan Lokasi Program Pendidikan Pemakai 2.4.4.1Waktu Program Pendidikan Pemakai

(19)

karena pengguna perpustakaan (anggota perpustakaan) juga memiliki ketersediaan waktu yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Oleh sebab itu, pelaksanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dapat dilaksanakan dengan waktu yang tidak terlalu lama namun sarat dengan informasi penting mengenai pemanfaatan perpustakaan.

Menurut Darmono (2001 : 168-169) menyatakan bahwa :

“Bimbingan perpustakaan biasanya dilakukan oleh pustakawan atau

petugas perpustakaan. Waktu yang diberikan sangat bervariasi, tergantung dari

jenis perpustakaannya. Untuk perpustakaan besar dengan koleksi dan jenis

layanan yang sangat banyak maka waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama bila

dibandingkan dengan perpustakaan yang relatif kecil.”

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan pendidikan pemakai pada perpustakaan sangat tergantung dari besarnya gedung dan banyaknya jenis layanan yang diberikan. Oleh sebab itu, untuk perpustakaan perguruan tinggi sebaiknya waktu untuk program pendidikan pemakai lebih baik diadakan pada saat setelah penerimaan mahasiswa baru.

2.4.4.2Lokasi Program Pendidikan Pemakai

Lokasi untuk pelaksanaan program pendidikan pemakai sebaiknya dipilih yang baik dan strategis. Hal ini dilakukan demi kenyamanan anggota dan pengguna perpustakaan. Namun pada umumnya lokasi pelaksanaan program pendidikan pemakai berada pada salah satu ruang perpustakaan yang telah dipilih

pihak perpustakaan. Oleh sebab itu hal ini sangat berkaitan erat dengan lokasi perpustakaan.

Menurut Basuki (1993 : 307) yang menyatakan bahwa “perpustakaan universitas hendakya terletak di tengah-tengah universitas sehingga terjangkau

oleh semua pihak.”

(20)

2.4.5 Pemanfaatan Perpustakaan oleh Pemakai

Keberhasilan suatu perpustakaan dinilai dari banyaknya pemakai maupun pengunjung yang memanfaatkan jasa perpustakaan. Hal ini terkadang menimbulkan pertanyaan mengapa masih ada perpustakaan yang memiliki jumlah kunjungan yang minim atau bahkan tidak pernah termanfaatkan oleh pengguna sama sekali.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan Balai Pustaka (2001 : 711) dijelaskan bahwa “pemanfaatan terambil dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah”. Selanjutnya penambahan imbuhan pe-an

pada kata tersebut memiliki arti proses, cara, perbuatan manfaat. Dengan

demikian pemanfaatan dapat diartikan sebagai suatu cara atau proses dalam

memanfaatkan suatu benda atau obyek.”

Apabila pemanfaatan perpustakaan belum digunakan secara optimal, maka perlu diadakan pembinaan terhadap pemakai perpustakaan. Menurut Sutarno (2003 : 102), pembinaan masyarakat pemakai perpustakaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan, yaitu menuntun, mengarahkan, memberikan penjelasan tentang cara-cara menggunakan kartu katalog, menelusur sumber informasi dan menggunakan pedoman perpustakaan yang lain.

2. Memberikan pendidikan pemakai, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh

petugas layanan mengenai seluk-beluk perpustakaan, manfaat perpustakaan, cara menjadi anggota, persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat di dalam perpustakaan. Semua itu dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan, secara cepat dan tepat tanpa mengalami banyak kesulitan. 3. Melakukan sosialisasi, publikasi dan promosi perpustakaan

(21)

pelayanan serta manfaat yang akan diperoleh kelak apabila memanfaatkan perpustakaan dengan tepat. Dengan demikian dapat dilihat bahwa adanya hubungan yang jelas antara penerapan pendidikan pemakai dengan tingkat pemanfaatan fasilitas dan pelayanan perpustakaan oleh pemakai.

2.4.6 Peran Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai

Dalam kamus besar indonesia kontemporer (Salim, 2002 : 1132) disebutkan bahwa “istilah peran memiliki arti bagian dari tugas utama yang harus dilakukan”.

Definisi pustakawan menurut Harahap (1998 : 1) adalah : “Seseorang yang melaksanakan kegiatan perpustakaan dengan jalan memberikan pelayanan

kepada masyarakat sesuai dengan tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu

pengetahuan, dokumentasi dan informasi dan informasi yang dimilikinya melalui

pendidikan.”

Berdasarkan pendapat di atas dapat di ambil kesimpulannya bahwa pengertian peran pustakawan adalah kewajiban atau tugas pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada penguna perpustakaan. Dimana salah satu tugasnya adalah memberikan pendidikan, bimbingan, dan bekerjasama kepada pengguna dalam memilih sumber yang diperlukan serta cara mencari dan memanfaatkan informasi tersebut.

Menurut Lancaster dalam Pakdesofa (2008 : 1) pustakawan harus mampu memberikan hal-hal sebagai berikut :

“Pustakawan harus mengajari ilmuwan bagaimana mencari informasi

dari sebuah pangkalan data. Ilmuwan bisa memilih informasi yang

diperlukan sesuai minatnya. Pustakawan juga harus bisa memberi

informasi yang berasal dari siaran. radio, televisi, faksimili, dan dari

berbagai sumber informasi lainnya. Pustakawan harus berprestasi yang

pasti agar memperoleh pengakuan dari masyarakat dan menjadi lahan

yang basah.”

(22)

diharapkan harus benar-benar profesional dalam mengajarkan materi ketika pendidikan pemakai dijalankan.

Dalam rangka menyelenggarakan pendidikan pemakai pada perpustakaan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pustakawan dan staf perpustakaan, yaitu sebagai berikut :

1) Petugas perpustakaan harus menciptakan lingkungan yang memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas perpustakaan secara optimal.

2) Materi dan metode pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna.

3) Petugas perlu melibatkan dosen, jurusan dan fakultas.

Referensi

Dokumen terkait

Ruang Istirahat Staff Semi-Publik Pulang dari kantor Area Parkir (Mobil /.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Gamping 1 Sleman Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:Sebagian besar responden

Dalam penelitian Bayu Santosa, (2011: 32) dengan judul “Perbedaan pengaruh latihan dengan metode massed practice distributed practice terhadap kemampuan dribble bola basket siswa

Dalam konteks pembelajaran sejarah sosial, pembelajaran reflektif tidak sekedar mengaitkan realitas sejarah dengan kehidupan mahasiswa di masa kini, tapi juga untuk memahami aspek

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research & Development (R&D) dengan model prosedural. Prosedur dalam penelitian ini mengikuti

saya, dengan cara menjawab dengan jujur apa yang saya tanya kepada

Dapat kita pahami bahwa membentuk bangsa yang unggul merupakan usaha sadar dan terencana bagi seorang pendidik, peranan orang tua sebagai pendidikan dan model penerapan

Mutiara Agam Kecamatan Tanjung Mutiara Kabupaten Agam Tahun 2017...36 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Masa Kerja Pekerja Harian Lepas (PHL). Berdasarkan Perasaan Lelah di