• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menanyakan Pertanyaan Yang Tepat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Menanyakan Pertanyaan Yang Tepat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

alam hal keuangan, pertanyaan terbesar yang ada di dalam pikiran kebanyakan orang saat ini adalah: Bagaimana jika…? Bagaimana jika aku kehilangan pekerjaanku? Bagaimana jika aku menaruh uang di pasar saham dan akhirnya rugi lagi? Bagaimana jika hal ini terjadi? Bagaimana jika hal itu terjadi?

Orang-orang yang sedang mencoba untuk mencari keamanan dan kemakmuran di dalam ekonomi dunia ini telah menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu sampai akhirnya mereka kebingungan. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, jadi mereka tidak dapat memutuskan apa yang harus dilakukan. >> “Saya tahu itu, Pak Copeland!” seseorang mungkin berkata. “Apakah Anda pernah melihat sesuatu seperti ini?” >> Ya, saya pernah. Dalam 73 tahun hidup saya, saya telah berulang kali

melihatnya karena sistem perekonomian yang telah dikembangkan oleh manusia ini tidak stabil. Sistem ini mengalami siklus-siklus tertentu. Kadang-kadang ada di atas dan kadang-kadang ada di bawah.

Jika Anda ingin tahu alasannya, bacalah Kejadian 11 mengenai menara Babel karena dari situlah asal dari sistem ekonomi dunia ini. Dimulai ketika manusia berhenti menanyakan pertanyaan yang benar – Apa yang dikatakan Tuhan? – dan memiliki ide mereka sendiri untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka tanpa Dia dan FirmanNya. Dimulai ketika mereka mencoba untuk menggunakan metode kreasi Tuhan – bayangkan, percaya, perkatakan dan hal itu akan terjadi – untuk membangun sebuah menara yang dapat menjangkau sorga.

(2)

menyelesaikan menara itu jika tidak ada campur tangan Tuhan, karena metode kreasiNya selalu berhasil. Metode itu berhasil untuk manusia sama seperti untuk Tuhan. Akan tetapi Dia menghentikan mereka dengan mengucapkan satu kata: kata Ibrani babel, yang artinya adalah “kebingungan.”

Dengan kata itu Tuhan meletakkan suatu batasan yang permanen atas kemampuan manusia untuk melakukan sesuatu tanpaNya.

ApA KAtAmu?

Yang terjadi di dalam perekonomian dunia hari ini sangat berhubungan dengan Babel karena Tuhan melakukan sesuatu yang lebih dari hanya mengacaukan bahasa manusia. Walaupun akhirnya bahasa-bahasa yang berbeda akhirnya keluar dari kebingungan tersebut, yang terutama dan yang terpenting yang terjadi adalah ini: Manusia alami tanpa Tuhan kehilangan kontrol akan imajinasinya.

Di Babel, kemampuan manusia untuk membangun menjadi terbatas. Pikiran manusia mulai tidak dapat terkontrol. Sebagai hasilnya, ketika dia sedang berusaha untuk membangun menara, perusahaan, kota atau negara, hal itu akan mencapai suatu titik dan akhirnya akan runtuh karena imajinasi manusia akan mulai bekerja secara bertentangan. Dia akan mulai melihat dirinya gagal dan bukannya sukses.

Dia akan membayangkan dirinya mengalami masalah, mempercayai imajinasi tersebut, kemudian akan berkata, “Oh, bagaimana jika hal ini atau hal yang buruk itu terjadi? Aku takut aku akan kehilangan segalanya. Aku tidak akan bisa menyelesaikan masalah-masalah ini. Hal itu terlalu besar. Ia akan runtuh dan aku akan terbawa bersamanya.” Walaupun dia akan tetap menggunakan sistem kreasi Tuhan untuk bayangkan, percaya, perkatakan dan hal itu akan terjadi, akan tetapi bukannya manusia yang mengontrol imajinasinya, imajinasi tersebut akan mengontrol dia.

Yang lebih buruk lagi, setalah Babel, sangat sulit bagi dua atau tiga orang untuk membayangkan hal yang sama. Empatpuluh orang bisa mendengar kata yang sama dan semuanya memiliki ide yang berbeda mengenainya. Itulah mengapa orang-orang yang mengontrol sistem dunia ini tidak dapat mencapai persetujuan

untuk menghasilkan suatu solusi bagi masalah ekonomi yang telah mereka ciptakan. Bahkan orang-orang di dalam partai politik yang sama dapat terus berdebat – semuanya berbicara sekaligus sambil mengatakan hal-hal yang berbeda.

Itulah kebingungan! Tidak heran mengapa dunia ini ada di dalam keadaan yang berantakan.

JAngAn BergABung

Sebagai orang percaya, kita tidak terikat dalam keadaan yang berantakan tersebut. Kita tidak harus mengambil bagian dalamnya. “Kita memiliki pikiran Kristus” (1 Korintus 2:16) dan kita tidak lagi terikat pada kebingungan babilonia tersebut: “karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus” (2 Korintus 10:4-5).

Perhatikan bahwa ayat 5 tidak hanya mengatakan untuk menawan segala pikiran dan imajinasi kita. Di situ dikatakan kita harus menawan mereka dan menaklukannya kepada Kristus, Yang Diurapi dan abadi, Firman Tuhan yang hidup. Kita menyejajarkan imajinasi kita dengan Tuhan dan dengan sesama kita dengan cara mengikuti Firman. Kita menjawab setiap pertanyaan – mengenai ekonomi atau lain hal – dengan memfokuskan pikiran kita akan apa yang telah dikatakan Tuhan mengenainya.

Jika kita melakukan hal itu, kita tidak perlu mengambil bagian di dalam perekonomian dunia ini yang naik dan turun. Kita dapat keluar daripadanya dan mengikuti instruksi yang diberikan Tuhan kepada saya beberapa tahun yang lalu saat menghadapi salah satu krisis ekonomi. Dia berkata, Tulis kepada Mitra kerjamu dan beritahu mereka untuk tidak mengikuti resesi ini. Itu bukan bagian mereka.

“Tapi, Pak Copeland, bagaimana caranya bagi kita untuk tidak mengikuti suatu resesi?”

(3)

Anda akan segala berita buruk mengenai ekonomi dan mematuhi semua instruksi di dalam Amsal 4:20-26:

Hai anakku, perhatikanlah perkataanku, arahkanlah telingamu kepada ucapanku; janganlah semuanya itu menjauh dari matamu, simpanlah itu di lubuk hatimu. Karena itulah yang menjadi kehidupan bagi mereka yang mendapatkannya dan kesembuhan bagi seluruh tubuh

mereka. Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu. Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka. Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.

SiStem tAmAn eden

Ayat-ayat tersebut menyingkapkan apa yang saya sebut sebagai sistem taman Eden untuk membayangkan, percaya, perkatakan dan hal itu akan terjadi. Itulah proses yang dikerjakan Tuhan pada saat Penciptaan, proses yang Dia ingin manusia untuk gunakan agar dapat mengembangkan Taman Eden hingga akhirnya memenuhi bumi. Langkah pertama dalam prose situ adalah memperhatikan Firman Tuhan. Ketika Anda memperhatikan Firman Tuhan, Anda memberikannya tempat yang paling utama. Anda menjadikannya sebagai hal yang paling penting

di dalam hidup Anda – bukan salah satu hal yang penting tapi hal yang paling penting – otoritas yang terakhir.

(4)

adanya pilihan alternatif. Ketika seseorang memiliki satu pemikiran pada Firman, tidak akan ada kebingungan (Babel). memperhatikan Firman dan mengarahkan telinga kami kepadanya. Kami belajar untuk mengambil otoritas akan apa yang kami dengar. Kami memilih untuk mendengarkan dan menyetujui Firman Tuhan – bukan hanya ketika kami sedang ingin akan tetapi setiap kalinya.

Saya memperingatkan Anda bahwa hal itu tidak akan selalu mudah. Ketika tekanan datang dan Anda sedang menghadapi situasi yang secara natural Anda tidak dapat menemukan jalan keluarnya, hal terakhir yang ingin Anda dengar kadang-kadang adalah apa yang Alkitab katakan. Akan tetapi itulah saatnya ketika Anda melatih keinginan Anda dan berkata pada diri Anda sendiri, “Hey diriku, kita akan mengarahkan telinga kita pada Firman Tuhan. Kita akan memperhatikannya dan melaksanakan apa yang dikatakannya karena Firman Tuhan adalah jawabannya baik kita suka atau tidak.”

Orang-orang dunia ini tidak dapat melakukan hal tersebut. Mereka tidak memiliki kuasa untuk dapat mengontrol pikiran mereka. Akan tetapi oleh kuasa Tuhan yang tinggal di dalam Anda, Anda memilikinya. Anda dapat memilih untuk memikirkan pikiran Tuhan. Anda dapat memilih untuk “menyimpannya di depan matamu dan di dalam lubuk hatimu.”

KAtAKAn ApAyAng tuhAn KAtAKAn

Setelah Anda mengambil keputusan itu, langkah berikutnya di dalam sistem taman Eden adalah: “Buanglah mulut serong dari padamu dan jauhkanlah bibir yang dolak-dalik dari padamu” (Amsal 4:24). Berbicaralah sesuai dengan (dan tidak bertentangan) dengan Firman Tuhan.

Ketika orang-orang di sekeliling Anda berkata, “Kita sedang berada di dalam masalah keuangan yang begitu besarnya hingga kita tidak akan pernah keluar daripadanya. Tidak ada yang dapat menyelamatkan kita sekarang!” Anda seharusnya mengutip Firman. Anda seharusnya berkata, “Tuhan berjanji pada saya

oleh karena saya telah mengasihiNya, Dia akan berada dengan saya dalam kesesakan, Dia akan membebaskan saya dan memuliakan saya! Dia berkata bahwa saya tidak akan kekurangan hal-hal yang baik! Dia akan memenuhi kebutuhanku tidak berdasarkan ekonomi ini akan tetapi berdasarkan kekayaan dan kemuliaannya di dalam Kristus Yesus!”

Dan jangan hanya berbicara saja – tapi bertindak. Seperti yang dikatakan oleh Amsal 4:26, “Tempuhlah jalan yang rata.” Pastikanlah bahwa perbuatan Anda sejajar dengan Firman. Ketika Anda mengambil keputusan, tanyalah diri Anda, “Apakah aku melakukan ini untuk mematuhi Tuhan? Apakah aku melakukan ini untuk memenuhi keinginan daging atau apakah saya sedang dipimpin oleh roh saya?

Saya tidak pernah lupa saat ketika saya mulai menanyakan pertanyaan tersebut di dalam keuangan saya. Gloria dan saya baru mulai masuk pelayanan dan kami berkomitmen untuk menempatkan Firman nomor satu di dalam kehidupan kami. Kami sebelumnya telah setuju di hadapan Tuhan bahwa kami tidak akan mengubah Firman Tuhan untuk menyesuaikannya dengan pola kehidupan kami, tetapi kami akan mengubah pola hidup kami agar sesuai dengan Firman.

Hanya beberapa minggu setelah kami membuat komitmen tersebut, saya sedang membaca Alkitab dan bersiap-siap untuk berkhotbah ketika saya menemukan Roma 13:8, “Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi.” Dalam pikiran saya, satu-satunya cara untuk mendapatkan sesuatu secara finansial adalah dengan cara meminjam uang, jadi saya pikir ayat tersebut pasti memiliki arti yang berbeda. Saya akan membacanya dalam terjemahan yang lain, pikir saya.

Saya mengambil Alkitab terjemahan The Amplified Bible. Di situ dikatakan, “Janganlah masuk ke dalam hutang dan janganlah berhutang apa-apa kepada siapapun juga…”

(5)

Tuhan lakukan pada saya?

Pada saat itu, satu-satunya sistem yang saya kenal adalah sistem perekonomian babilonia yang digunakan oleh dunia ini. Saya tidak tahu ada sistem taman Eden. Akan tetapi saya telah berkomitmen untuk mematuhi Firman Tuhan jadi saya memanggil Gloria dan menunjukkan apa yang saya temukan. “Lihat ayat ini,” kata saya. “Di situ dikatakan agar kita tidak berhutang.”

Kami diam saja di situ sambil saling berpandangan, dengan murung. Tanpa meminjam uang, masa depan terlihat suram bagi kami. Kami tidak dapat membayangkan bagaimana caranya kami dapat makmur dan diberkati secara finansial tanpa masuk ke dalam hutang.

Mengapa kami tidak dapat membayangkannya?

Karena pada saat itu kami tidak tahu apa yang dikatakan oleh Alkitab mengenai kemakmuran. Kami tidak tahu “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, dan dia tidak menambahkan kesedihan di atasnya” (Amsal 10:22 terjemahan King James Version). Pada saat itu, Firman Tuhan mengenai kekayaan belum ada di dalam hati kita, jadi kami tidak dapat membayangkannya.

Walaupun demikian, kami tetap memegang komitmen kami. Gloria berkata, “Jika Firman Tuhan mengatakan untuk menghindari hutang, maka itulah yang akan kita lakukan.” Kemudian dia berbalik dan keluar dari ruangan itu.

“Yah,” kata saya, “itulah yang akan kita lakukan.”

BeBerApA JAm KemudiAn…

Pada hari yang sama, Roh Tuhan berbicara kepada saya, Aku mau kami membeli tape recorder yang lebih canggih agar kamu mulai merekam khotbah-khotbahmu karena Aku mau semua itu tersedia bagi orang-orang.

Saya sudah tahu recorder mana yang saya mau dan siapa orang yang memilikinya jadi saya menelpon orang tersebut dan mengatakan kepadanya bahwa saya sudah siap untuk membelinya. “Tentu saja, saya akan membungkusnya dan mengirimkannya kepadamu hari ini juga Pak Copeland,” katanya. “Aku akan mengirimkan bon untuk 90 hari atau 6 bulan atau kapan saja untuknya. Anda hanya

perlu menandatanganinya dan mengirimkannya kembali kepada saya dan mulai mencicilnya.”

Saya sudah terlalu terbiasa berhutang sehingga saya langsung saja mengatakan, “OK.” Setelah saya menutup telepon dan berjalan ke ruangan yang lain, saya baru sadar bahwa saya baru saja melanggar komitmen yang baru saya buat beberapa jam sebelumnya untuk menempatkan Firmannya nomor satu di atas segalanya. Oh Tuhan! Pikir saya, apa yang telah saya lakukan?

Sekali lagi pikiran saya dipenuhi pertanyaan. Bagaimana caranya saya dapat mematuhi Tuhan dan mulai merekam khotbah saya tanpa recorder tersebut? Dan bagaimana saya dapat membeli recorder tersebut tanpa uang? Jika saya tidak dapat meminjam, apa yang dapat saya lakukan? Kepala babilonia saya berputar-putar. Ia sedang bingung. Jadi saya mulai berdoa di dalam roh. Kemudian saya berkata, “Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Saya sudah membuat kekacauan di hari pertama.”

Saat itu juga, saya mendapatkan jawabannya. Tuhan berkata jangan meminjam dan itulah yang harus dilakukan. Jika saya harus terlihat buruk dan menjadi malu, jadi kenapa? Tidak menjadi masalah apa yang dipikirkan orang-orang mengenai saya. Saya tidak berkhotbah mengenai diri saya, saya berkhotbah mengenai Yesus.

Saya menelpon kembali orang tersebut dan berkata, “Saya tidak dapat melakukannya. Saya tidak dapat menandatangani bon tersebut. Simpan recorder itu sampai saya mendapatkan uangnya untuk Anda.”

(6)

untuk pergi mengambil bungkusannya dan mengembalikannya.

“Apakah kamu memilih peralatan yang salah?” tanyanya.

“Tidak. Ada suatu konflik di dalam roh saya – sesuatu yang Tuhan sedang urus di dalam saya.”

Setelah masalah itu selesai, saya merasakan ada beban yang terangkat dari atas saya dan saya menjadi bebas. Saya tidak memiliki keinginan untuk melanggar Firman. Saya tidak tahu bagaimana caranya saya bisa membeli tape recorder itu tetapi saya pikir jika saya menaati Tuhan, Dia akan membantu saya. Jadi saya melimpahkan kekuatiran itu kepadaNya, pergi ke kebaktian itu dan berkhotbah mengenai iman. Selagi saya berkhotbah, saya menyadari apa yang harus saya lakukan. Saya harus mengembangkan iman saya di dalam Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapa-apapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi, dan di dalam Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar (Lukas 6:38).

Dalam perjalanan pulang dari kebaktian tersebut, di dalam mobil bersama ayah saya, saya berkata, “Apakah paket tersebut sudah dikembalikan?”

“Tidak,” jawabnya. “Apa?”

“Biar aku ceritakan apa yang terjadi,”

k a t a n y a . “Bis itu d a t a n g n y a t e r l a m b a t jadi saya pergi ke k e b a k t i a n dulu. Ketika saya berjalan masuk, ada s e o r a n g w a n i t a d a t a n g k e p a d a saya dan m e m b e r i -kan uang kepada saya. Dia berkata, “ P a k C o p e l a n d , aku ingin kamu memberikan ini kepada Kenneth. Tuhan tidak mau dia tahu dari siapa uang ini datang. Katakan saja padanya bahwa uang ini datang dari Yesus dan Dia akan tahu apa artinya.”

Jumlah uang itu tepat sekali yang saya butuhkan untuk membeli tape recorder itu, ditambah dengan perpuluhannya.

Itulah langkah pertama saya keluar dari kebingungan finansial Babilonia dan masuk ke dalam sistem taman Eden dari Tuhan…dan sejak saat itu saya telah belajar untuk hidup di dalam sistem itu. Setelah bertahun-tahun, saya menemukan bahwa sistem itu selalu berhasil. Tidak peduli keadaan ekonomi dunia yang naik dan turun, sistem itu telah membawa saya ke dalam suatu tempat kepenuhan berkat finansial yang jauh di atas segala yang telah saya impikan – suatu tempat dimana pertanyaannya bukanlah Bagaimana jika…?, akan tetapi Apa yang telah dikatakan oleh Tuhan? A

<Ini bukanlah terjemahan resmi yang disetujui oleh Kenneth Copeland Publications. Diterjemahkan atas seijin Kenneth

Copeland Ministries, Locked Bag 2600, Mansfield Delivery Center, QLD 4122, Australia. Believer’s Voice of Victory, May

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun pemupukan NPK nyata mempengaruhi bobot kering polong dibanding kontrol, namun penambahan pupuk hayati pada dosis N yang lebih rendah (1/4–1/2 N), meningkatkan hasil

ELLA RAHMASARI RANGKUTI. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Kota Medan, 2019. Penelitian ini

Dari hasil pengujian program oleh satu seksi yang diwakili satu orang di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian e-Reporting

Adapun aspek citra yang ditimbulkan dalam game Call of Duty 4 : Modern Warfare tersusun dengan sangat tepat melalui perpaduan tampilan visual dan narasi yang kuat..

1) validitas isi , validitas Ini mempersoalkan apakah isi dari suatu instrumen cukup representatif atau tidak. 2) Validitas yang berhubungan dengan /criteria, a

Bahwa berdasarkan Keppres Nomor 83/P Tahun 2009, Kabinet Indonesia Bersatu yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 telah dibubarkan karena berakhirnya

4 Penggunaan Teknologi Nano- Partikel pada Fitobiotik dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Pertumbuhan, Kesehatan Saluran Pencernaan dan Kualitas Daging Ayam Broiler

Dua atau lebih proton dengan lingkungan magnet yang sama akan mempunyai nilai pergeseran kimia yang sama dan hanya menghasilkan satu sinyal proton NMR.. Agenda