PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN DENGAN PENGELOLAAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
BIDANG KEGIATAN:
PKM-ARTIKEL ILMIAH
Diusulkan oleh:
Ketua Anggota :Nofirly Hamli NIM :140722601754 (2014)
Anggota 1 :Titin Lichwatin NIM :140722601700 (2014)
Anggota 2 :Yan Jatmika Aji NIM :140722605661 (2014)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MALANG
DATA PENULIS
A. Ketua Kelompok:
1) Nama lengkap dan gelar : Nofirly Hamli
2) NIM : 140722601754
3) Tempat/tanggal lahir : Ranai, 23 November 1997
4) Jenis Kelamin : Laki-laki
5) Agama : Islam
1) Nama lengkap dan gelar : Titin Lichwatin
2) NIM : 140722601700
3) Tempat/tanggal lahir : Gresik, 28 Desember 1995
4) Jenis Kelamin : Perempuan
b. Sekolah Menengah Pertama : MTS Muhammadiyah 09 Wotan
c. Sekolah Menengah Atas : MA Muhammadiyah 09 Lamongan
d. Perguruan Tinggi : S1 - FIS Universitas Negeri Malang
b. Anggota 2:
7) Nama lengkap : Yan Jatmika Aji
8) NIM : 14072260175661
9) Tempat/tanggal lahir : Trenggalek
Pendidikan
a. Sekolah Dasar : SDIT Al-Azhaar Trenggalek
b. Sekolah Menengah Pertama : SMPN 1 Trenggalek
c. Sekolah Menengah Atas : SMAN 1 Trenggalek
d. Perguruan Tinggi : S1 - FIS Universitas Negeri Malang
C. Data Dosen Pembimbing:
1) Nama lengkap dan gelar : Drs. Hendri Purwito, M.Si
2) NIP : 1195404251984031001
3) Tempat/tanggal lahir :
4) Jenis Kelamin : Laki-laki
5) Agama : Islam
6) Pangkat/Gol. Ruang Gaji : Lektor, III/d
7) Alamat rumah : Jl. Tlogomas VIII/2 RT 04/RW 05
No. Telp/Hp : 081233526237
8) Alamat kantor : Jl. Surabaya 6 Malang
No. Telp : (0341) 551312
E-mail : [email protected]
Pendidikan
a. Sekolah Dasar : SDN Malang
b. Sekolah Menengah Pertama : SMPN Malang
c. Sekolah Menengah Atas : SMAN Malang
PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN DENGAN PENGELOLAAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
Nofirly Hamli, Titin Lichawatin, Yan Jatmika Aji Universitas Negeri Malang
Abstrak
Seiring dengan berkembangnya zaman, peningkatan akan kebutuhan sumberdaya alam kian bertambah, hal ini mengakibatkan degradasi lingkungan yang disebabkan oleh pemanfaatan sumberdaya, khususnya hutan yang tidak berwawasan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan terhadap pemanfaatan sumberdaya hutan tersebut, dengan pengelolaan berwawasan lingkungan sebagai kunci utama dalam penyelesaian permasalahan degradasi lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, menggunakan bacaan kajian pustaka dari berbagai sumber terkait dengan topik permasalahan yang dikaji. Pemanfaatan sumberdaya hutan dengan pengelolaan berwawasan lingkungan, memiliki berbagai dampak positif yang dapat dirasakan oleh setiap badan maupun individu yang memanfaatkan sumberdaya ini untuk kesejahteraannya. Hasil pemanfaatan dengan pengelolaan berwawasan lingkungan, yaitu: terjaganya lingkungan yang sehat, sehingga memberikan perlindungan terhadap bencana alam, mengatur neraca air tanah, mencegah atau mengurangi bahaya erosi, memelihara sumber-sumber genetis. Dalam pemanfaatan sumber-sumberdaya ini, perlu diperhatikan kelestarian lingkungan agar terjaganya keseimbangan ekosistem yang alami. Menanam kesadaran kepada masyarakat dan pemilik HPH (hak pengusahaan hutan), melalui berbagai media seperti sosialiasi dan penyuluhan terkait dengan pengelolaan yang berwawasan lingkugan dan pembangunan berkelanjutan.
Kata Kunci: Hutan, Sumberdaya Alam, Wawasan Lingkungan
Abstract
the use of environmentally sound management, namely: the preservation of a healthy environment, so as to provide protection against natural disasters, regulate soil water balance, prevent or reduce erosion, maintain genetic resources.In this resource utilization, environmental sustainability should be noted that the preservation of the natural balance of the ecosystem.Planting awareness to the community and the owner of HPH (forest concession rights), through various media such as socialization and education related to the sound management of environmental and sustainable development.
Keywords: Forests, Natural Resources, Environmental Insights
Pendahuluan
Hutan merupakan sumberdaya alam yang menempati posisi yang sangat strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sekitar dua-pertiga dari 191 juta hektar daratan Indonesia merupakan daerah yang memiliki keanekaragaman ekosistem yang bervariasi, mulai dari hutan bakau, hutan pantai, hutan dataran rendah, sampai hutan dataran tinggi. Nilai penting sumberdaya tersebut kian bertambah karena hutan merupakan penompang kehidupan orang banyak.
Keberadaan dan pengelolaan sumberdaya hutan sekarang ini cenderung merusak, karena tingkat defortasi yang mengakibatkan sejumlah hutan di kawasan hutan indonesia mengalami degradasi. Penyebab deforestasi tersebut terutama adalah: (1) kegiatan konversi hutan menjadi perkebunan, transmigrasi, permukiman, pertambangan dan lain-lain, (2) penebangan liar, serta (3) kebakaran hutan yang hampir setiap tahun terjadi dengan intensitas yang cukup besar. Djajadiningrat dan Amir (1992) memperkirakan bahwa sampai tahun 1992 telah 12 juta hektar kawasan hutan yang diubah menjadi lahan pertanian dan 2,8 juta hektar lainnya untuk kegiatan pertambangan. Sementara itu praktek pengusahaan hutan oleh pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang tidak profesional, kebakaran hutan, dan penebangan liar telah merusak jutaan hektar hutan, bahkan sangat mungkin telah memusnahkan puluhan spesies endemik yang hidup dalam ekosistem hutan. Berdasarkan kondisi tersebut, FAO meramalkan bahwa pada tahun 2030 sekitar 20-25% sumberdaya hutan indonesia hutan indonesia akan hilang (FAO, 1994). Dalam pengeloaannya penulis mengajak pembaca untuk mengkaji lebih lanjut tentang analisis dampak lingkungan (AMDAL) terhadap pemanfaatan sumberdaya hutan dengan pengelolaan berwawasan lingkungan.
atau mengalami degradasi, tetapi masih cukup banyak yang tersisa. Disamping itu, sumberdaya hutan merupakan sumberdaya yang terbaharui (renewable resource) sehingga kerusakan hutan pada dasarnya dapat dipulihkan. Dengan perkataan lain sumberdaya hutan masih dapat dijadikan tumpuan harapan, masih memiliki potensi bagi upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dan martabat bangsa dalam pergaulan internasional. Semua itu dapat dicapai apabila tumbuh kesadaran dari individu masing-masing akan pentingnya peranan hutan dalam rangka pemanfaatan sumberdaya hutan dengan pengelolaan berwawasan linkungan.
Tujuan
Tujuan dari dibuatnya PKM ini adalah untuk menanamkan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan terhadap pemanfaatan sumberdaya hutan tersebut, dengan pengelolaan berwawasan lingkungan sebagai kunci utama dalam penyelesaian permasalahan degradasi lingkungan.
Metode Penelitian
Dalam proses penelitian PKM-AI ini, kami menggunakan metode kajian pustaka dengan bacaan dari berbagai sumber, terkait dengan topik bahasan pada PKM-AI ini.
Hasil dan Pembahasan
Pemanfaatan sumberdaya hutan dengan pengelolaan berwawasan lingkungan, memiliki berbagai dampak positif yang dapat dirasakan oleh setiap badan maupun individu yang memanfaatkan sumberdaya ini untuk kesejahteraannya. Hasil pemanfaatan dengan pengelolaan berwawasan lingkungan, yaitu: terjaganya lingkungan yang sehat, sehingga memberikan perlindungan terhadap bencana alam, mengatur neraca air tanah, mencegah atau mengurangi bahaya erosi, memelihara sumber-sumber genetis.
padang pengembalaan, stepa, tundra dan segala bentuk vegetasi penghasil biomassa primer melalui fotosintesis.
Pada fotosintesis senyawa organik diproduksi dari air dan karbon dioksida dengan bantuan energi surya. Senyawa organik ini kebanyakan berupa selulose, lignum, gula, bersama dengan lemak, pati protein, damar, fenol, dan berbagai senyawa lainnya. Pengelolaan ini merupakan sintesis kimia yang utama di atas bumi kita. Terlepas dari air dan karbon dioksida, tumbuh-tumbuhan membutuhkan hanya sedikit unsur hara untuk pengelolaan ini, misalnya unsur nitrogen, fosfor, kalium,dan berbagai unsur lainnya yang diserap oleh akar.
Biomassa hutan ini, kemudian, menjadi dasar hara bagi semua hewan dan, akhirnya, manusia. Selama proses forosintesis sejumlah besar karbon dioksida dari atmosfer diikat, sedangkan oksigen dilepaskan. Walupun begitu, adalah salah satu untuk mengatakan bahwa dengan demikian hutan memegang peranan tertentu dalam suplai oksigen dunia saat ini, seperti yang sering dikatakan orang. Pengikatan bersih karbon dan produksi bersih oksigen hanya di hutan yang berada dalam tahap pembentukan—yaitu yang sedang memproduksi biomassa terus-menerus. Tetapi hanya hutan yang sempurna dan dewasa, di mana campur tangan manusia dapat diabaikan, yang mampu memelihara keseimbangan, yaitu di mana produksi dan kehilangan biomassa kira-kira setara.
Hutan merupakan ekosistem alamiah yang sangat kompleks dengan ciri trigamatranya sangat menonjol. Mereka mengandung sangat banyak jenis pepohonan, mulai dari fanerogam yang kecil sampai ke pohon-pohon raksasa maupun juga pohon pakis, lumut dan jamur, yang kemudian menjadi dasar kehidupan berbagai jenis hewan dan jasad renik. Relung-relung ekologi yang terdapat di dalamnya memberi tempat bagi berbagai jenis yang khas, sehingga memperluas spektrum spesies.
Jalinan yang kompleks terdapat di hutan tropis yang membangun struktur yang berkembang tinggi dan jenis yang beranekaragam. Menurut perkiraan yang bisa dipercaya (Myers 1979) ada sekitar 2-5 juta jenis di hutan hujan tropis, yang mencakup lebih dari setengah jumlah jenis yang ada di seluruh dunia. Hutan tropis Asia Tenggara saja mengandung 25 ribu jenis fanerogam. Pada tanah seluas hanya satu hektar di hutan hujan Amazon (Amerika Selatan) bisa ditemukan 235 jenis pohon. Kompleksitas dan keanekaragaman jenis suatu ekosistem akan menurun bila iklim dan tanah berubah menjadi tidak menguntungkan bagi pertumbuhan pohon. Karena itu hutan iklim sedang (terutama hutan pegunungan dan hutan boreal) komposisinya lebih sederhana.
Tabel 1.0 Persentase Rumah Tangga Menurut Provinsi dan Keberadaan Tanaman Keras/Tahunan di Pekarangan Rumah
Provinsi Keberadaan Tanaman Keras/Tahunan
Ada Tidak ada
indonesia dengan total keberadaan tanaman keras/tahunan yang diperkiraan ada, sebesar 52,14 dan tidak ada 47,85, dari total ini menunjukan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya menanam pohon bagi kelestarian lingkungan telah tercapai. Dari 35 provinsi tersebut, provinsi Nusa Tenggara Timur-lah yang memiliki keberadaan tanaman keras/tahunan di perkarangan rumah masyarakatnya yang paling tinggi, yaitu sebesar 74,24 dengan keberadaan tidak ada hanya sebesar 25,76 paling rendah. Keberadaan tanaman keras/tahunan di Nusa Tenggara Timur yang paling tinggi ini, dipengaruhi oleh masyarakat sekitar yang gemar menanam pepohonan berbuah tahunan, seperti: mangga, sirsak, jambu dsb, sedangkan untuk daerah provinsi yang diperkirakan paling rendah keberadaan tanaman keras/tahunan, adalah daerah provinsi DKI Jakarta dengan total perkiraan ada sebesar 15,88 dan tidak ada sebesar 84,12. Nilai besaran angka yang terdapat pada provinsi DKI Jakarta sendiri, dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan pembangunan proyek industri, hotel, mal, jalan dsb, hal ini mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan didaerah tersebut secara tidak langsung.
Tabel 1.1 Perkembangan Kawasan Hutan s/d Tahun 2013
16 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0
Pada Tabel 1.1, menyajikan data mengenai perkembangan kawasan hutan diseluruh provinsi indonesia untuk tahun 2012 s/d 2013, perkembangan kawasan hutan tertinggi berada pada provinsi papua pada tahun 2012 dengan nilai 535.332,76 Ha per 4 unit,sedangkan untuk tahun 2013 menjadi 440.587,94 Ha per 3 unit, serta untuk daerah provinsi yang tidak memiliki perkembangan kawasan hutan terdapat di provinsi gorontalo dan sulawesi barat.
PERLINDUNGAN HUTAN
terlihat terjadi penurunan kebakaran dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Berbagai upaya pencegahan telah dilakukan, antara lain dengan mendeteksi titik api, dimana pada tahun 2013 dideteksi sebanyak 19.353 titik panas. Sampai dengan akhir tahun 2013, tenaga pengamanan hutan terdiri dari Polisi Kehutanan (Polhut) sebanyak 8.183 orang, Penyidik PNS (PPNS) sebanyak 304 orang dan TPHL sebanyak 2.437 orang.
KONSERVASI KAWASAN
Berdasarkan UU Nomor 41/1999 tentang Kehutanan, Hutan Konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman hayati serta ekosistemnya. Kawasan hutan konservasi dibedakan menjadi Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru. Kawasan Suaka Alam adalah hutan yang dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah penyangga kehidupan. Termasuk dalam kategori kawasan ini ialah Cagar Alam (CA) dan Suaka Margasatwa. Kedua kategori kawasan tersebut dilindungi secara ketat, sehingga tidak boleh ada sedikitpun campur tangan manusia dalam proses-proses alami yang terjadi di dalam kawasan tersebut. Kawasan ini hanya diperuntukkan bagi keperluan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Saat ini terdapat 222 unit Cagar Alam Darat dengan total luas 3.957.691,66 hektar, dan 5 unit Cagar Alam perairan dengan luas sekitar 152.610 hektar; sedangkan Suaka Margasatwa darat sebanyak 71 unit dengan luas 5.024.138,29 hektar serta 4 unit Suaka Margasatwa perairan dengan luas sekitar 5.588,25 hektar.
Kawasan Pelestarian Alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Termasuk ke dalam kategori kawasan ini adalah Taman Nasional, Taman Wisata Alam dan Taman Hutan Raya. Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli yang dikelola dengan sistem zonasi untuk keperluan ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya tumbuhan dan/atau satwa, pariwisata, dan rekreasi. Pada tahun 2013 telah ada 43 unit Taman Nasional Darat dengan luas 12.328.523,34 hektar, dan 7 unit Taman Nasional Laut dengan luas 4.043.541,30 hektar. Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. Saat ini terdapat 101 unit Taman Wisata Alam Darat dengan total luas sekitar 257.323,85 hektar, dan 14 Taman Wisata Laut dengan total luas sekitar 491.248,00 hektar.
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya tumbuhan dan/atau satwa, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Saat ini terdapat 23 unit Taman Hutan Raya dengan luas total sekitar 351.680,41 hektar. Taman Buru adalah kawasan hutan yang ditetapkan sebagai tempat wisata buru. Saat ini terdapat 13 unit Taman Buru dengan total luas sekitar 220.951,44 hektar. Hutan sebagai penyedia keanekaragaman hayati tertinggi tidak hanya menyimpan sumber daya alam berupa kayu tetapi juga memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Sampai tahun 2013, lembaga konservasi sejumlah 54 unit, dan dalam pelaksanaannya dikelola bersama mitra. Sedangkan unit penangkaran tumbuhan dan satwa liar sampai dengan tahun 2013 sebanyak 776 unit.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan sumberdaya hutan diindonesia masih kurang dalam memperhatikan lingkungan, sehingga belum berwawasan lingkungan. Sumberdaya hutan merupakan sumberdaya yang vital dan strategis bagi ketahanan pangan untuk negara indonesia. Masalah-masalah deforestasi terutama, yaitu disebabkan oleh konversi lahan menjadi tempat pertanian, transmigrasi, perkebunan, dsb.
Saran
Dalam pemanfaatan sumberdaya ini, perlu diperhatikan kelestarian lingkungan agar terjaganya keseimbangan ekosistem yang alami. Menanam kesadaran kepada masyarakat dan pemilik HPH (hak pengusahaan hutan), melalui berbagai media seperti sosialiasi dan penyuluhan terkait dengan pengelolaan yang berwawasan lingkugan dan pembangunan berkelanjutan.
Daftar Pustaka
Steinlin, Hansjurg. 1988. Menuju Kelestarian Hutan. Trans. Titi Suherly and Titi Soentoro. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.
Nandika, Dodi. 2005. Hutan Bagi Ketahanan Nasional. Bogor. Muhammadiyah University Press.
Soepijanto, Bambang. 2014a. Statistik Kawasan Hutan 2013. Jakarta. Kementrian Kehutanan.