• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan Penelitian dan Penyusunan P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Permasalahan Penelitian dan Penyusunan P"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Permasalahan Penelitian dan Penyusunan Pertanyaan Penelitian

A. Pengertian Masalah Penelitian

Masalah adalah pertanyaan mengenai keterkaitan antara dua atau lebih variable yang penemuan jawabannya dilakukan dengan menemukan bukti-bukti empirik. Masalah dapat diartikan setiap situasi yang didalamnya terdapat ketidaksesuaian (discrepancy) antara aktual dan ideal yang diharapkan, atau antara apa yang ada (what is) dan seharusnya ada (should be). Masalah untuk penelitian bisa berkenaan dengan kondisi atau kegiatan yang berjalan pada saat ini, atau pada saat yang lampau, atau. perkiraan pada masa yang akan datang Keadaan dan kegiatan pada saat ini bisa dilihat dalam konteks saat ini, juga dilihat hubungannya dengan keadaan pada masa lalu atau kemungkinan perkembangannya pada masa yang akan datang.

B. Menemukan Masalah Penelitian

Konsiderasi teoritis; masalah yang diturunkan dari teori dan literature disebut sebagai masalah teoritis (theoretical problems); Sumber bahan tertulis tersebut dapat dikelompokkan atas: (a) secondary sources material, (b) primary sources materials.

a) Secondary sources material dapat berupa buku teks, dan sumber yang bersifat primary sources materials dapat berupa jurnal, abstrak, laporan penelitian, pertemuan ilmiah. b) Pengalaman praktik atau pragmatis; masalah penelitian yang bersumber dari pengalaman

disebut sebagai masalah praktik (practical atau practice problems); 1) pengalaman pribadi peneliti,

2) pemegang kekuasaan, 3) pertemuan professional, 4) media massa.

C. Identifikasi Masalah

(2)

Masalah penelitian bersifat tidak terbatas. Meskipun demikian, tidak semua masalah yang ada di masyarakat bisa diangkat sebagai masalah penelitian. Untuk mengidentifikasi masalah penelitian, perlu diajukan empat pertanyaan:

 Masalahnya apa (Substansinya)?

 Bermasalah menurut siapa?

 Dianggap masalah dalam konteks apa?

 Dalam perspektif apa?

Kalau keempat pertanyaan di atas dicross-check-kan dengan kerangka analisis permasalahan di atas, dapat dipastikan sebagai sebuah masalah penelitian yang baik. Tetapi, kalau ternyata tidak, belum tentu dapat dianggap sebagai sebuah masalah penelitian.

D. Pemilihan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah dari berbagai sumbernya, dan ditemukan lebih dari satu masalah, maka dari masalah-masalah tersebut, dipilih salah satu yang paling layak dan paling sesuai untuk diteliti, yaitu masalah yang akan ditetapkan sebagai penelitian. Sedangkan pokok persoalan yang memerlukan pemecahan melalui penelitian adalah sesuatu yang problematik yang disebut masalah. Jadi topik menonjolkan inti persoalan, juga menegaskan batas-batas masalah dan mengarahkan penentuan judul penelitian.

Selanjutnya, dalam menetapkan masalah yang layak untuk diteliti, dapat digunakan beberapa pertimbangan, antara lain:

1) Apakah topik tersebut dapat dijangkau dan dikuasai (manageable topic) 2) Apakah bahan-bahan/data tersedia secukupnya (obtainable data) 3) Apakah topik tersebut penting untuk diteliti (significance of topic)

4) Apakah topik tersebut cukup menarik minat untuk diteliti dan dikaji (interested topic).

(3)

Masalah penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi jika ada kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataan yang ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan kenyataan. Salah satu cara untuk membuat perumusan masalah yang baik ialah dengan melakukan proses penyempitan masalah dari yang sangat umum menjadi lebih khusus dan pada akhirnya menjadi masalah yang spesifik dan siap untuk diteliti.

E. Kriteria Masalah Penelitian

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian.

1. Memiliki nilai penelitian: Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif.

2. Memiliki fisibilitas: Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab. 3. Faktor yang perlu diperhatikan, antara lain:

a) Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut. b) Batas-batas masalah yang jelas.

c) Adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya. d) Adanya biaya yang diperlukan.

e) Tidak bertentangan dengan hukum.

f) Sesuai dengan kualitas peneliti, artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.

4. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik: Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:

a) Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.

b) Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat. c) Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.

d) Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut. e) Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.

f) Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.

(4)

a) Buku bacaan atau laporan hasil penelitian. b) Pengamatan sepintas.

c) Pernyataan pemegang otoritas. d) Perasaan intuisi.

e) Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.

F. Bentuk Rumusan Masalah Penelitian

Bentuk masalah penelitian dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah:

 Permasalahan deskripif adalah suatu permasalahan yang berkenaan dengan pernyataan

terhadap keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Contoh: Seberapa tinggi efektivitas penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran?

 Permasalahan komparatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh: Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara guru sekolah swasta dengan guru sekolah negeri?

 Permasalah Asosiatif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbal balik. Contoh:

a) Adakah hubungan antara banyaknya peminat masuk PGSD UPI dengan panen raya masyarakat petani? (simetris)

b) Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (klausal/ sebab akibat)

c) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi. (reciprocal/ timbal balik)

G. Cara Merumuskan Masalah

(5)

2) Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat. Rumusan masalah tidak bertele-tele, tetapi jelas mengandung makna tentang masalah yang akan diteliti secara terfokus.

3) Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah. Data di lapangan sangat penting untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan, sebab tidak semua rumusan masalah atau pertanyaan penelitian dapat dijawab.

4) Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis. Rumusan masalah yang baik akan mengantar pada kemudahan dalam merumuskan hipotesis penelitian. 5) Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian, Judul penelitian harus mencerminkan

dari masalah yang akan diteliti.

H. Peran Data Sekunder

Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut:

a) Langkah awal merencanakan penelitian b) Membantu merumuskan masalah c) Menghindari plagiat

d) Pemahaman Masalah:Data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk memahami masalah yang akan kita teliti. Sebagai contoh apabila kita akan melakukan penelitian dalam suatu perusahaan, perusahaan menyediakan company profile atau data administratif lainnya yang dapat kita gunakan sebagai pemicu untuk memahami persoalan yang muncul dalam perusahaan tersebut dan yang akan kita gunakan sebagai masalah penelitian.

e) Penjelasan Masalah: Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan menjadi lebih operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data sekunder yang tersedia, kita dapat mengetahui komponen-komponen situasi lingkungan yang mengelilinginya. Hal ini akan menjadi lebih mudah bagi peneliti untuk memahami persoalan yang akan diteliti, khususnya mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai pengalaman-pengalaman yang mirip dengan persoalan yang akan diteliti

(6)

dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti. Dengan semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian masalah akan menjadi jauh lebih mudah.

g) Solusi Masalah: Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja.

Referensi:

Ahmadi, dkk.. 2014. Identifikasi, Pemilihan dan Perumusan Masalah dalam penelitian.

http://caracepatnontonnaruto.blogspot.co.id/2014/05/identifikasi-pemilihan-dan-perumusan.html. Diakses pada 6 Maret 2016.

Susilana, Rudi. 2013. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/

196610191991021-RUDI_SUSILANA/PP2-identifikasi_dan_masalah_penelitian.pdf. Diakses pada 6 Maret 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Pelingkupan No Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Berpotensi Menimbulkan Dampak Lingkungan Pengelolaan Lingkungan yang Sudah Direncanakan Komponen Rona Lingkungan Terkena

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa komposisi media, panjang stek dan kombinasi perlakuan antara komposisi media dan panjang stek memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap

Misalnya penyebab rendahnya mutu lulusan diklat adalah kompetensi pengajar kurang, kurang baiknya kualitas kurikulum diklat, dan banyaknya sarana diklat (laboratorium,

Pada tahun 2020, baik jumlah penduduk miskin, persentase penduduk miskin, maupun tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan meningkat dibandingkan tahun

Semua pernyataan, fungsi dan perintah dapat diberikan langsung di MATLAB Command Window yang digunakan untuk menyusun sebuah program.. MATLAB menyediakan

Motor ini mempunyai kinerja yang lebih baik saat beroperasi pada sistem tenaga 1-fasa dimana motor dapat bekerja dengan faktor daya yang mendekati 1 (satu) dengan

Dalam input data ini terdapat 2 variable yang terdiri dari BB yang merupakan Berat Badan Ternak Kambing (Kg) sebagai variable dependen, dan PJBD yang merupakan Panjang Badan

Salah satu alasannya adalah eksternalitas dan free ridding – kekuatan pasar tidak bias memberikan perusahaan full social benefits terhadap keputusan produksi informasi