• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kimia Dasar Penentuan Kadar Ka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Kimia Dasar Penentuan Kadar Ka"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Acara : ……

……….. ………..

Disusun oleh :

Nama : ……….

No. Mhs : ……….

Hari/Tanggal : ……….

Asisten : ………...……….

LABORATORIUM TEKNOBIO PANGAN

FAKULTAS TEKNOBIOLOGI

(2)

PENGESAHAN

Acara : ……

……….. ……….. ………..

Disusun oleh :

Nama

: ………...

No. Mhs

: ………...

Hari/Tanggal

: ………...

Asisten

: …………...

Pada tanggal ...

Disahkan oleh :

Asisten praktikum

(3)

KREDIT NILAI LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Judul Acara : ……….

NO KRITERIA NILAI

STANDART

NILAI REVISI I

NILAI

ACC

I PENDAHULUAN

JUDUL PERCOBAAN 1

TUJUAN PRAKTIKUM 4

II METODE

ALAT DAN BAHAN 5

CARA KERJA 5

III HASIL DAN PEMBAHASAN 50

IV KESIMPULAN 10

V DAFTAR PUSTAKA 5

JUMLAH 80

Nama Mahasiswa :………..…....

No Mhs :.…………..…………

Mengetahui, Asisten

(4)

I. PENDAHULUAN

A. Judul

Penentuan Kadar Karbonat dan Bikarbonat dalam Larutan

B. Tujuan

1. Dapat menyelidiki ada tidaknya ion karbonat, ion bikarbonat, dan ion hidroksida dalam larutan.

(5)

II. METODE

4. Pipet tetes 4. Indikator Phenolphthalein (PP) 5. Corong 5. Indikator Methyl Orange (MO)

(NaHCO3), dan C (air kran) diambil dengan menggunakan pipet ukur lalu

diletakkan di dalam erlenmeyer.Sebanyak 3 tetes indikator phenolphthalein ditambahkan di setiap cuplikan dan diamati perubahan warnanya.Larutan yang setelah ditambah indikator phenolphthalein warnanya berubah maka larutan cuplikan dititrasi dengan HCl 0,1N hingga warna merah mudanya hilang (volume dicatat sebagai V1).Larutan yang

setelah ditetesi phenolphthalein warnanya tidak berubah, maka larutan cuplikan ditambah indikator methyl orange dan dititrasi dengan HCl 0,1N hingga warna berubah dari kuning menjadi orange (volume dicatat sebagai V2).Percobaan diulangi sebanyak satu kali.

Setelah itu, dapat dilihat pada data hasil percobaan: jika V1=V2,

maka cuplikan hanya mengandung ion karbonat saja, jika V1<V2, maka

cuplikan mengandung ion karbonat dan bikarbonat, dan jika V1>V2, maka

(6)

Kadar Karbonat = V1 x N HCl x 6,00(g/100 ml)

V cuplikan

Untuk rumus perhitungan kadar bikarbonat, dapat menggunakan rumus:

Kadar Bikarbonat = (V2-V1) x N HCl x 6,10(g/100 ml)

V cuplikan

Untuk rumus perhitungan kadar hidroksida, dapat menggunakan rumus:

Kadar Hidroksida = (V1-V2) x N HCl x 1,7(g/100 ml)

(7)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, berikut disajikan tabel hasil analisa kadar dalam cuplikan 1 pada tabel 1, hasil analisa kadar dalam cuplikan 2 pada tabel 2, dan hasil analisa kadar dalam cuplikan 3 pada tabel 3:

Tabel 1. Hasil Analisa Kadar dalam Cuplikan 1 (Na2CO3)

Ulangan V1(ml) V2(ml) Karbonat Bikarbonat Hidroksida

1 2,8ml 2,6ml 0,0672(g/100ml) - 0,00136(g/100ml)

2 2,7ml 2,4ml 0,0648(g/100ml) - 0,00204(g/100ml) x

2,75ml 2,5ml 0,066(g/100ml) - 0,0034(g/100ml)

Tabel 2. Hasil Analisa Kadar dalam Cuplikan 2 (NaHCO3)

Ulangan V1(ml) V2(ml) Karbonat Bikarbonat Hidroksida

1 0,5ml 4,8ml 0,012(g/100ml) 0,10492(g/100ml)

-2 0,3ml 4,9ml 0,0072(g/100ml) 0,11224(g/100ml) -x

0,4ml 4,7ml 0,10858(g/100ml) 0,0096(g/100ml)

-Tabel 3. Hasil Analisa Kadar dalam Cuplikan 3 (Air Kran)

Ulangan V1(ml) V2(ml) Karbonat Bikarbonat Hidroksida

1 0 0,6ml 0 0,01464(g/100ml)

-2 0 0,8ml 0 0,01952(g/100ml)

-x

0 0,7ml 0 0,01708(g/100ml)

(8)

Menurut Bassett dkk. (1994), reaksi yang digunakan dalam analisis titrimetri dibagi dalam dua golongan utama:

a. Reaksi dalam mana tak terjadi perubahan keadaan-oksidasi; reaksi ini bergantung pada bersenyawanya ion-ion.

b. Reaksi oksidasi-reduksi; ini melibatkan suatu perubahan keadaan-oksidasi, atau dengan kata lain, pemindahan elektron.

Namun demi kemudahan, kedua tipe reaksi ini dibagi dalam empat golongan utama: reaksi penetralan (asidimetri dan alkalimetri), reaksi pembentukan kompleks, reaksi pengendapan, dan reaksi oksidasi-reduksi. Reaksi penetralan, atau asidimetri dan alkalimetri melibatkan titrasi basa bebas, atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah, dengan suatu asam standar (asidimetri), dan titrasi asam bebas, atau asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah, dengan suatu basa standar (alkalimetri). Reaksi-reaksi ini melibatkan bersenyawanya ion hidrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air.

Ion karbonat dan bikarbonat dapat terbentuk menjadi asam karbonat.Asam karbonat merupakan asam poliprotik, yaitu asam yang satu molekulnya memiliki lebih dari satu atom hidrogen yang dapat terionisasi.Ionisasi dari asam tersebut menjadi bikarbonat dan karbonat (dengan reaksi kebalikan dari reaksi pada percobaan ini).Asam karbonat pun bersifat tidak stabil karena dapat terurai menjadi air (H2O) dan karbondioksida (CO2) (Petrucci, 1987).

Pembentuk alkalinitas yang utama adalah bikarbonat, karbonat, dan hidroksida.Di antara ketiga ion tersebut, bikarbonat paling banyak terdapat pada perairan alami (Effendi, 2003).Natrium bikarbonat adalah alkali lemah yang mengandung ion bikarbonat, suatu basa lemah (Tambayong, 2000).Asam karbonat ini akan berdisosiasi sebagian menghasilkan ion hidrogen dan ion bikarbonat. Ion bikarbonat akan berperan sebagai akseptor ion hidrogen (James dkk., 2008).

Ion karbonat adalah basa, tetapi ion ini bergabung dengan ion hidrogen dalam dua tahap:

(9)

HCO3- + H3O+H2CO3 + H2O (2)

Jika fenolftalein digunakan sebagai indikator, perubahan warna terjadi bila reaksi (1) sempurna; yakni, ion karbonat telah bereaksi hanya dengan satu ion H3O+.Ini

mengakibatkan galat, karena dua ion OH- digunakan dalam pembentukan satu

CO32-.Jika metil oranye digunakan sebagai indikator, perubahan warna terjadi bila

reaksi (2) sempurna dan tidak terjadi galat, karena tiap ion CO32- bergabung

dengan dua ion H3O+.Namun demikian, dalam titrasi asam lemah, fenolftalein

adalah indikator yang tepat digunakan (Day dan Underwood, 2002).

Karbonat dan bikarbonat dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya pada minuman effervescent.Dasar formula minuman effervescent

adalah terjadinya reaksi antara senyawa asam (asidulan) dengan karbonat atau bikarbonat sehingga menghasilkan karbondioksida.Natrium bikarbonatmerupakan hablur yang tidak berwarna dan mudah larut dalam air.Pada minuman effervescent

natrium bikarbonat berfungsi sebagai penghasil gas dalam larutannya.Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa konsentrasi asam dan natrium bikarbonat dapat mempengaruhi efek menyegarkan dan pembentukan gas karbondioksida (efek

effervescing) (Sandrasari dan Abidin, 2011).

Larutan cuplikan yang ditetesi oleh indikator PP akan berubah warna menjadi merah muda jika larutan tersebut bersifat basa, namun jika larutan tersebut tidak bersifat basa maka larutan tidak akan berubah warna..Larutan cuplikan A yang digunakan adalah larutan Na2CO3 + 2 H2O yang akan

menghasilkan reaksi H2CO3 + 2 NaOH dan mengakibatkan larutan menjadi basa.

Larutan cuplikan B adalah larutan NaHCO3 + H2O akan menghasilkan reaksi

NaHCO3 + H2OCO2 + NaOH + H2O yang membuat larutan cuplikan tersebut

menjadi basa.Larutan cuplikan C yang berupa air kran dan tidak menunjukkan adanya perubahan warna karena tidak bersifat basa.

(10)

perubahan warna di sekitar titik ekivalen dari titrasi untuk asam lemah, pada titik ekivalen di atas 7. Untuk basa lemah, pada titik ekivalen di bawah 7, indikator yang sering digunakan adalah metil orange.

Ketika larutan sampel yang berwarna putih ditetesi fenolftalein akan berubah warna menjadi merah muda. Setelah itu, larutan tersebut dititrasi dengan larutan HCl 0,1N sampai warna merah mudanya hilang. Pada tahap ini, semua ion hidroksida akan bereaksi menghasilkan air , sedangkan ion karbonat akan bereaksi dengan asam , menghasilkan ion bikarbonat. Berikut adalah reaksi kimianya:

OH- + H+H 2O

CO32- + H+HCO3

-Larutan tersebut kemudian ditetesi dengan indikator metil orange, dan berubah warna menjadi kuning. Lalu dititrasi menggunakan larutan HCl 0,1 N, hingga berubah menjadi warna orange.Penambahan HCl tersebut akan menyebabkan ion bikarbonat hasil reaksi tahap 1 berubah menjadi asam bikarbonat.

HCO3- + H3O+ H2CO3 +H2O

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa larutan cuplikan A (Na2CO3) mengandung ion karbonat dan hidroksida, karena warna larutan

cuplikan A berubah pada saat ditetesi indikator PP. Karena V1>V2, maka larutan

cuplikan hanya mengandung karbonat dan hidroksida. Volume HCl rata-rata yang diperlukan untuk menitrasi setelah diberi PP adalah 2,75ml, sedangkan setelah diberi MO volumenya sebesar 2,5ml. Rata-rata kadar karbonat yang terdapat dalam Na2CO3 adalah 0,066 gr/100ml, sedangkan kadar hidroksidanya sebesar

0,0034 gr/100ml.

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa larutan cuplikan B (NaHCO3) mengandung ion karbonat dan bikarbonat, karena warna larutan

cuplikan B berubah pada saat ditetesi indikator PP.Karena V1<V2, maka larutan

(11)

dalam NaHCO3 adalah 0,10858 gr/100ml, sedangkan kadar bikarbonatnya sebesar

0,0096 gr/100ml.

Dari percobaan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa larutan cuplikan C (air kran) mengandung ion bikarbonat. Warna larutan cuplikan C berubah pada saat ditetesi indikator PP.Karena V1<V2, maka larutan cuplikan hanya

mengandung karbonat dan bikarbonat, namun karena tidak berubah warna maka volume HCl awal adalah 0, sehingga kadar karbonatnya juga menjadi 0. Volume HCl rata-rata yang diperlukan untuk menitrasi setelah diberi PP adalah 0ml, sedangkan setelah diberi MO volumenya sebesar 0,7ml. Rata-rata kadar karbonat yang terdapat dalam NaHCO3 adalah 0 gr/100ml, sedangkan kadar bikarbonatnya

sebesar 0,01708 gr/100ml.

Hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori, karena seharusnya jika ditinjau dari reaksinya larutan cuplikan C mengandung ion hidroksida menurut persamaan reaksi:

OH- + H+H 2O

Hasil percobaan larutan cuplikan A juga tidak sesuai dengan teori karena harusnya pada larutan cuplikan A: V1=V2, dan hanya mengandung ion karbonat saja. Hal ini

dapat disebabkan ketika menitrasi larutan cuplikan dengan indikator methyl orange (MO), perubahan dari warna kuning ke orange bersifat subjektif sehingga hasil pengamatan perubahan warna bisa berbeda-beda dari tiap

(12)

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada larutan cuplikan A mengandung ion karbonat dan hidroksida, larutan cuplikan B mengandung ion karbonat dan bikarbonat, larutan cuplikan C mengandung ion bikarbonat.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Bassett, J., Denney, R.C., Jeffery, G.H., dan Mendham, J. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC, Jakarta.

Day, R.A. dan Underwood, A.L. 2002.Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.

Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

James, J., Baker, C., dan Swain, H. 2008.Prinsip-prinsip Sains untuk Keperawatan. Erlangga, Jakarta.

Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga, Jakarta.

(14)
(15)
(16)

25ml = 0 g/100ml

Kadar Bikarbonat = (V2-V1) x N HCl x 6,10(g/100 ml)

V cuplikan

= (0,6ml-0ml) x 0,1N x 6,10 25ml

= 0,01464 g/100ml

2. Kadar Karbonat = V1 x N HCl x 6,00 (g/100 ml)

V cuplikan = 0ml x 0,1N x 6,00

25ml = 0 g/100ml

Kadar Bikarbonat = (V2-V1) x N HCl x 6,10(g/100 ml)

V cuplikan

= (0,8ml-0ml) x 0,1N x 6,10 25ml

Gambar

Tabel 3. Hasil Analisa Kadar dalam Cuplikan 3 (Air Kran)

Referensi

Dokumen terkait

Kabupaten Polewali Mandar memiliki sumberdaya alam hutan topis yang sangat penting peranannya dalam pertumbuhan pembangunan dan fungsi ekologis secara lokal,

Pada faktor eksternal peluang merupakan prioritas utama yaitu; kebijakan pemerintah tentang pengembangan pemasaran usaha budidaya ikan kerapu, permintaan pasar yang

Percobaan ini memberikan perbandingan yang baik antara efisiensi lekatan dengan tulangan memikul tarik adalah angkur besi polos dan angkur besi ulir yang di cor

Ida Zuraida, Hari Sih Advianto, 2011, Penagihan Pajak (Pajak Pusat dan Pajak Daerah), Jakarta : PT. Ghalia Indonesia, hlm.. Meskipun pajak dirasa sangat penting perananya oleh

Mata air yang berada di Desa Gedongjetis diuji berdasarkan kualitas air dari segi parameter biologi yaitu total coliform dan fecal coliform. Metode yang digunakan

Jumhur Ulama‟ telah sepakat dalam menetapkan bahwa pada prinsipnya pembunuh tidak dapat mewarisi harta seseorang yang telah dibunuhnya. Hanya fuqaha dari golongan

ارشع تراصف ,ص امأ .طومسلاك ،تابىذبؼاك ،تاقلعبؼا يىك ةيرثك ءابظأ ابؽ ةقلعبؼا فأ صخلتف كأ دقعلا هانعم طمسلاك ،زالمجا ىلع راج وىك ،ءابظلأا ـدقأ فوكي

Persentase (%) Guru MTs/PPS Wustha/Paket B Di Pesantren Lulus Pelatihan Pembelajaran Berpusat Pada Peserta Didik yang Kontekstual Berbasis