• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asal usul kejadian manusia menurut sains

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Asal usul kejadian manusia menurut sains"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Asal-usul kejadian manusia menurut sains

sebuah esai oleh Muh Rhaka Katresna (1404749), Mahasiswa Psikologi (kelas 1B) Universitas Pendidikan Indonesia

Banyak orang memperbincangkan dan memperdebatkan teori mengenai asal-usul manusia. Berbicara mengenai asal-usul manusia pastilah semua orang tahu. Dari sebuah garis sejarah, sebagai bagian dari suatu bangsa, selayaknya manusia mengetahui apa yang membentuk dirinya di masa lalu. Maka dari situlah manusia dapat memahami ftrahnya dalam hidup.

Dalam studi yang saya kerjakan, saya diperkenalkan dengan dua tokoh yang menjadi bahan kajian saya dalam tulisan ini; Darwin dan Harun Yahya. Kedua tokoh tersebut mengajukan suatu teori mengenai asal-usul manusia yang hingga kini masih diperdebatkan.Berikut penjelasan mengenai konsep masing-masing tokoh dan perbandingan di antara kedua paham tersebut.

Konsep Darwin

Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, 12 Desember 1809 – meninggal di Downe, Kent, Inggris, 19 April1882 pada umur 72 tahun) adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya.

Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life(biasanya disingkat menjadi The Origin of Species) (1859) menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman hayati.

(2)

fakta dalam catatan fosil, keragaman hayati, pewarisan sifat, adaptasi, penyebaran, dan anatomi makhluk hidup.

Teori Darwin menyatakan bahwa semua makhluk hidup bersaing di alam ini melalui seleksi alam. Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya yang ditetapkan menjadi empat kelompok dasar sebagai berikut:

1. Australophithecines 2. Homo habilis

3. Homo erectus 4. Homo sapiens

Para evolusionis menggolongkan tahapan selanjutnya dari evolusi manusia sebagai genus Homo, yaitu “manusia.” Menurut pernyataan evolusionis, makhluk hidup dalam kelompok Homo lebih berkembang daripada Australopithecus, dan tidak begitu berbeda dengan manusia modern. Manusia modern saat ini, yaitu spesies Homo sapiens, dikatakan telah terbentuk pada tahapan evolusi paling akhir dari genus Homo ini. Fosil seperti “Manusia Jawa,” “Manusia Peking,” dan “Lucy,” yang muncul dalam media dari waktu ke waktu dan bisa ditemukan dalam media publikasi dan buku acuan evolusionis. Setiap pengelompokan ini juga dianggap bercabang menjadi spesies dan sub-spesies.

Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut , evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya. Akan tetapi, penemuan terbaru ahli paleoanthropologi mengungkap bahwa australopithecines, Homo habilis dan Homo erectus hidup di berbagai tempat di bumi pada saat yang sama. Lebih jauh lagi, beberapa jenis manusia yang digolongkan sebagai Homo erectus kemungkinan hidup hingga masa yang sangat moderen. Dalam sebuah artikel berjudul “Latest Homo erectus of Java: Potential Contemporaneity with Homo sapiens ini Southeast Asia,” dilaporkan bahwa fosil Homo erectus yang ditemukan di Jawa memiliki “umur rata-rata 27 ± 2 hingga 53.3 ± 4 juta tahun yang lalu” dan ini “memunculkan kemungkinan bahwa H. erectus hidup semasa dengan manusia beranatomi moderen (H. sapiens) di Asia tenggara”

(3)

bersamaan. Hal ini sepertinya menunjukkan ketidakabsahan pernyataan bahwa yang satu merupakan nenek moyang bagi yang lain.

Pada dasarnya, semua penemuan dan penelitian ilmiah telah mengungkap bahwa rekaman fosil tidak menunjukkan suatu proses evolusi seperti yang diusulkan para evolusionis. Fosil-fosil, yang dinyatakan sebagai nenek moyang manusia oleh evolusionis, sebenarnya bisa milik ras lain manusia atau milik spesies kera.

Asal-usul kejadian manusia menurut Al -Quran

Generasi manusia yang ada sampai sekarang, dalah berasal dari manusia pertama yang bernama Adam dengan istrinya yang populer bernama Hawa[3]. Adam sendiri diciptakan dari tanah sebagaimana diceritakan oleh Allah SWT dalam beberapa frman-Nya yang salah satunya pada frman berikut:

نوُكَيَف ْنُك ُهَل َلاَق ّمُث ٍباَرُت ْنِم ُهَقَلَخ َمَدآ ِلَثَمَك ِ ّا َدْنِع ىَسيِع َلَثَم ّنِإ

ُ

“Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah adalah semisal Adam. Allah menciptakan-Nya dari tanah, kemudian berfrman kepadanya,

‘Jadilah’ maka jadilah dia” (QS. Ali Imran : 59)

Ayat ini secara implisit menjelaskan kejadian Adam as yaitu diciptakan dari tanah melalui proses yang mudah dan cepat sesuai dengan kehendak Allah SWT. Kata ‘kun’ pada ayat di atas tidaklah benar bila dijadikan dasar bahwa Adam as diciptakan dalam sekejap tanpa proses sebagaimana yang difahami kebanyakan orang. Karena disamping dalam hal mencipta Allah SWT, tidak memerlukan sesuatu apapun untuk mewujudkan apa yang dikehendaki-Nya, termasuk tidak perlu mengucapkan ‘kun’. Juga karena pada ayat yang lain Allah SWT melukiskan, bahwa Dia menciptakan Adam as dari tanah, dan setelah Dia sempurnakan kejadiannya, Dia tiupkan ruh ciptaan-Nya.

نيِدِجاَس ُهَل اوُعَقَف يِحوُر ْنِم ِهيِف ُتْخَفَنَو ُهُتْيّوَس اَذِإَف

“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya (Adam), dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu

kepadanya dengan bersujud” (QS. al-Hijr :29)

(4)

Melalui ayat QS. Ali Imran : 59 pula, Allah SWT membantah keyakinan umat Nasrani yang bersikeras mengatakan bahwa tidak mungkin Isa as lahir tanpa memiliki seorang ayah. Karena Dzat yang mampu menciptakan Adam as tanpa seorang ayah dan seorang ibu, tentu saja lebih mampu untuk menciptakan Isa as dengan hanya dari seorang ibu. Dr. G.C. Goeringer, Direktur Kursus dan Profesor Kepala Embriologi Kedokteran di Departemen Biologi Sel Sekolah Kedokteran Universitas Georgetown Washington D.C mengatakan bahwa sains modern saat ini membuktikan bahwa banyak binatang dan makhluk hidup di dunia ini yang terlahir dan berkembang biak tanpa proses pembuahan pihak laki-laki (pejantan) dari spesiesnya. Sebagai contoh, seekor lebah jantan tidak lebih dari sekedar telur yang belum dibuahi, sedangkan telur yang telah dibuahi (oleh pejantannya) berkembang menjadi lebah betina (ratu). Selain itu, lebah-lebah jantan tercipta dari telur-telur ratu lebah yang tidak dibuahi oleh pejantannya. Ada banyak sekali contoh yang demikian di dunia hewan. Selain itu, manusia saat ini memiliki sarana sains untuk merangsang telur dari beberapa organisme sehingga telur-telur ini berkembang tanpa pembuahan dari pejantannya. Lebih lanjut Goeringer menyatakan: Dalam beberapa contoh pendekatan, telur-telur yang tidak dibuahi dari beberapa spesies amfbi dan mamalia tingkat rendah dapat diaktifkan secara mekanik (seperti penusukan dengan sebuah jarum), secara fsik (seperti kejutan panas), atau secara kimia dengan pencampuran dari beberapa substansi kimia yang berbeda, dan berlanjut ke tahap perkembangan. Dalam beberapa spesies, tipe perkembangan secara parthenogenetic seperti ini adalah alami.[4]

Selanjutnya kejadian generasi manusia setelah Adam as, penciptaannya diisyaratkan dalam ayat :

ءاَسِنَو اًريِثَك ًلاَجِر اَمُهْنِم ّثَبَو اَهَجْوَز اَهْنِم َقَلَخَو ٍةَدِحاَو ٍسْفَن ْنِم ْمُكَقَلَخ يِذّلا ُمُكّبَر اوُقّتا ُساّنلا اَههيَأ اَي “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan kamu yang telah

menciptakan kamu dari diri yang satu, dan menciptakan darinya pasangannya. Allah mengembang biakkan dari keduanya laki-laki yang

banyak dan perempuan” (QS. an-Nisa : 1)

Para Mufassir terdahulu memahami kata ‘nafsin wahidah’ (diri yang satu) pada ayat ini dalam arti Adam as. Akan tetapi para Mufassir kontemporer seperti al-Qasimi, Syekh Muhammad Abduh memaknainya dalam arti jenis manusia lelaki dan wanita. Sehingga ayat ini kandungannya sama dengan frman Allah SWT :

اوُفَراَعَتِل َلِئاَبَقَو اًبوُعُش ْمُكاَنْلَعَجَو ىَثْنُأَو ٍرَكَذ ْنِم ْمُكاَنْقَلَخ اّنِإ ُساّنلا اَههيَأ اَي

“Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal” (QS.

al-Hujurat : 13)

(5)

pertama dalam konteks menjelaskan banyak dan berkembang biaknya manusia dari seorang ayah dan ibu, maka ayat kedua konteksnya adalah persamaan hakikat kemanusian orang perorang, dimana setiap orang walau berbeda-beda ayah dan ibunya, tetapi unsur dan proses kejadian mereka sama. Sehingga tidak dibenarkan seseorang menghina atau merendahkan orang lain.

Dengan memaknai kata ‘nafsin wahidah’ dalam arti diri (jenis) yang satu, Thabathaba’i dalam tafsirnya menyatakan bahwa ayat tersebut juga memberi penegasan bahwa pasangan (isteri Adam) yang ditunjuk kata ‘zaujaha’ diciptakan dari jenis yang sama dengan Adam yakni dari tanah dan hembusan ruh Ilahi. Menurutnya sedikitpun ayat itu tidak mendukung faham yang beranggapan bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam sebagaimana yang difahami para Mufassir terdahulu. [5]

Akan halnya hadis riwayat Abi Hazm dari Abi Hurairah ra yang kerap digunakan untuk memperkuat faham itu, selain tertolak kesahihannya sehingga tidak dapat digunakan hujjah (argumentasi), juga – sebagaimana mayoritas ulama kontemporer mengatakan - hadis tersebut tidaklah tepat jika difahami dalam pengertian harfah, melainkan harus difahami dalam pengertian metafora. Maka konteksnya dalam rangka mengingatkan kepada kaum laki-laki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana, mengingat ada sifat dan kodrat bawaan mereka yang berbeda. Tidak ada seorangpun yang mampu mengubah kodrat bawaan itu. Kalaupun ada yang berusaha, maka akibatnya akan fatal seperti upaya meluruskan tulang rusuk yang bengkok.[6]

Walhasil makhluk yang bernama manusia, dari mulai manusia pertama Adam as dan istrinya Hawa, juga Isa as, serta generasi manusia setelahnya berasal dari bahan baku yang sama yaitu dari unsur tanah dan hembusan ruh Ilahi. Hanya model penciptaannya saja yang berbeda. Penciptaan manusia – sebagaimana disimpulkan Quraish Shihab – terdiri dari empat model penciptaan. Model pertama menciptakan dengan tanpa ayah dan ibu, yaitu Adam as. Kedua menciptakan setelah disampingnya ada lelaki, yaitu isteri Adam as. Model ketiga menciptakan hanya dengan ibu tanpa ada ayah, yaitu Isa as. Dan yang terakhir menciptakan melalui pertemuan lelaki dan perempuan yaitu generasi manusia setelah Adam as.[7]

(6)

puncak setinggi-tingginya. Satu hal yang menarik adalah kedua anasir yang bertentangan itu harus selalu berada dalam keseimbangan. Tidak boleh seseorang mengurangi hak-hak tubuh untuk memenuhi hak ruh. Begitu pula tidak boleh ia mengurangi hak-hak ruh untuk memenuhi hak tubuh.

[3] Horison Manusia, Mahmoud Rajabi, Al-Huda : 2006, hal. 91 [4] http:/kajian-agama,blogspot.com/

[5] Al-Mizan f Tafsir Quran, Muhammad Husein Thabathaba’i, al-Hauza al-Ilmiyah : tt.

[6] Redaksi hadis tersebut berbunyi : “Saling berwasiatlah untuk bebuat baik kepada perempuan. Karena mereka itu diciptakan dari tulang rusuk. Dan sesungguhnya bagian tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Kalau engkau berupaya meluruskannya dia akan patah, dan kalau engkau membiarkannya dia tetap bengkok”. (Shahih Bukhari 1 : 2680 dan Musnad Ahmad 2 : 496)

[7] Tafsir Al-Misbah, Quraish Shihab, Lentera Hati : 2000, Vol. 2 Hal. 102.

[8] Sosiologi Islam, terjemahan dari On the Sociology of Islam, Ali Syariati, Ananda I : 1982

[9] Islam Alternatif, Jalaluddin Rahmat, Mizan : 1991

Asal-usul kejadian manusia menurut sains

sebuah esai oleh Muh Rhaka Katresna (1404749), Mahasiswa Psikologi (kelas 1B) Universitas Pendidikan Indonesia

(7)

Dalam studi yang saya kerjakan, saya diperkenalkan dengan dua tokoh yang menjadi bahan kajian saya dalam tulisan ini; Darwin dan Harun Yahya. Kedua tokoh tersebut mengajukan suatu teori mengenai asal-usul manusia yang hingga kini masih diperdebatkan.Berikut penjelasan mengenai konsep masing-masing tokoh dan perbandingan di antara kedua paham tersebut.

Konsep Darwin

Charles Robert Darwin (lahir di Shrewsbury, Shropshire, Inggris, 12 Desember 1809 – meninggal di Downe, Kent, Inggris, 19 April1882 pada umur 72 tahun) adalah seorang naturalis Inggris yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya.

Bukunya On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life(biasanya disingkat menjadi The Origin of Species) (1859) menjelaskan evolusi melalui garis keturunan yang sama sebagai penjelasan ilmiah yang dominan mengenai keanekaragaman hayati.

Evolusi melalui mutasi dan seleksi alam pada saat ini adalah teori sentral dalam biologi, yang memberikan kerangka penjelasan bagi berbagai fakta dalam catatan fosil, keragaman hayati, pewarisan sifat, adaptasi, penyebaran, dan anatomi makhluk hidup.

Teori Darwin menyatakan bahwa semua makhluk hidup bersaing di alam ini melalui seleksi alam. Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek moyangnya yang ditetapkan menjadi empat kelompok dasar sebagai berikut:

(8)

7. Homo erectus 8. Homo sapiens

Para evolusionis menggolongkan tahapan selanjutnya dari evolusi manusia sebagai genus Homo, yaitu “manusia.” Menurut pernyataan evolusionis, makhluk hidup dalam kelompok Homo lebih berkembang daripada Australopithecus, dan tidak begitu berbeda dengan manusia modern. Manusia modern saat ini, yaitu spesies Homo sapiens, dikatakan telah terbentuk pada tahapan evolusi paling akhir dari genus Homo ini. Fosil seperti “Manusia Jawa,” “Manusia Peking,” dan “Lucy,” yang muncul dalam media dari waktu ke waktu dan bisa ditemukan dalam media publikasi dan buku acuan evolusionis. Setiap pengelompokan ini juga dianggap bercabang menjadi spesies dan sub-spesies.

Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut , evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya. Akan tetapi, penemuan terbaru ahli paleoanthropologi mengungkap bahwa australopithecines, Homo habilis dan Homo erectus hidup di berbagai tempat di bumi pada saat yang sama. Lebih jauh lagi, beberapa jenis manusia yang digolongkan sebagai Homo erectus kemungkinan hidup hingga masa yang sangat moderen. Dalam sebuah artikel berjudul “Latest Homo erectus of Java: Potential Contemporaneity with Homo sapiens ini Southeast Asia,” dilaporkan bahwa fosil Homo erectus yang ditemukan di Jawa memiliki “umur rata-rata 27 ± 2 hingga 53.3 ± 4 juta tahun yang lalu” dan ini “memunculkan kemungkinan bahwa H. erectus hidup semasa dengan manusia beranatomi moderen (H. sapiens) di Asia tenggara”

Lebih jauh lagi, Homo sapiens neanderthalensis (manusia Neanderthal) dan Homo sapiens sapiens (manusia moderen) juga dengan jelas hidup bersamaan. Hal ini sepertinya menunjukkan ketidakabsahan pernyataan bahwa yang satu merupakan nenek moyang bagi yang lain.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Dosen Pembimbing : DEDET SAPUTRA.

Eko Prasetyo, NIM 2811133077 dengan judul "Upaya guru PAI dalam meningkatkan Akhlakul Karimah siswa melalui kegiatan keagamaan di Mts Al Huda Kedungwaru Tulungagung,

Pernikahan ipar merupakan pernikahan yang terjadi antara saudara suami dengan istri dari suami yang telah meninggal untuk memperoleh anak secara khusus anak

Selain itu emisi CH 4 dapat juga berasal dari Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) baik yang berupa reaktor atau kolam ( lagoon ) dan septic tank atau cubluk dari rumah

PENGARUH MODAL KERJA, LINGKUNGAN PERSAINGAN DAN PROMOSI TERHADAP LABA PENGRAJIN ANYAMAN (Survey pada pengrajin anyaman di Kecamatan Rajapolah

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Faktor Yang Berperan Terhadap Jumlah

Membuat materi penyuluhan dalam bentuk media cetak dan media tertayang ; leaflet, folder, bahan tayang 2.. Menyusun materi/modul kursus bagi

UD Citra Fajar Utama adalah industri kayu olahan dengan produk flooring Perusahaan tidak memiliki dokumen Pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar Pulau