• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Sumber Daya Manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Sumber Daya Manusia"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Sumber Daya

Manusia

Wisnu Gardjito

(2)

Siapakah mereka ?

(3)
(4)

Aspek Manajemen SDM

• Teori SDM Dulu dan Sekarang • Teori Motivasi (Motivation)

• Teori Kepemimpinan (Leadership)

• Teori Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

• Teori Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) • Teori Pengembangan Karir (Career-path Development) • Teori Pemecahan Masalah (Problem Solving)

• Teori Pengembangan Organisasi (Organizational Development)

• Teori Psikologi Kepribadian

(5)

1. Manajemen SDM Dulu dan

Sekarang

Dulu :

a. SDM adalah obyek yang harus diatur.

b. Pendekatan dilakukan secara direct

c. Prestasi individual sangat dihargai

d. Pendekatan fungsional (trait, psikologis, sosial dsb)

e. Dihandle oleh satu divisi (HRD)

Sekarang :

a. SDM adalah subyek yang harus mengatur dirinya sendiri.

b. Pendekatan dilakukan secara in-direct

c. Team-work merupakan keniscayaan

d. Pendekatan holistik

(6)

2. Teori Motivasi

Teori Hierarchical of Needs : A. Maslow :

a. Physical needs b. Safety needs c. Social needs d. Self-esteem

e. Self-actualization

Teori Two Factors : Herzberg

a. Hygienic Factors : Physical needs – Safety needs

b. Motivating Factors : Social, esteem dan actulization needs

(7)

3. Teori Kepemimpinan

• Teori Dasar Tentang Kepemimpinan

• Pedoman Menginspirasi Bawahan dan

Menjadi Pemimpin Karismatik

(8)

Pedoman Kepemimpinan

• Pedoman Menginspirasi Bawahan dan Menjadi

Pemimpin Karismatik

• Memimpin dengan Cinta

• Kepemimpinan Profesional

• Rahasia Kepemimpinan

• Kepemimpinan dan Seni Berbicara

• Sukses menjadi pemimpin besar dunia

(9)

4. Teori Perilaku Organisasi

• Teori Perilaku Organisasi (

Organizational

(10)

5. Teori Pengukuran Kinerja

• Teori Pengukuran Kinerja (

Performance

Measurement

)

(11)

6. Teori Pengembangan Karir

• Teori Program Pelatihan (

Training

Program

)

• Teori Pengembangan Karir (

Career-path

Development

)

• Teori Pemecahan Masalah (

Problem

Solving

)

• Teori Pengembangan Organisasi

(

Organizational Development

)

(12)

7. Teori Pemecahan Masalah

• Teori Pemecahan Masalah (

Problem

Solving

)

• Teori Pengembangan Organisasi

(

Organizational Development

)

(13)

8. Teori Pengembangan Organisasi

• Teori Pengembangan Organisasi

(

Organizational Development

)

(14)

9. Teori Psikologi Kepribadian

• Teori Psikologi Kepribadian :

• Freud

(15)

10. Entrpreneurship

(16)

Entrepreneurship dan Masa Depan Kita

Sumber daya, teknologi, organisasi, dan orang yang kelak akan membawa segala inovasi kepada dunia sebenarnya sudah tersedia.

Hal ini semata hanya merupakan masalah waktu

sebelum aneka perubahan ini dirasakan dalam

kehidupan kita. Spirit dari entrepreneurship – pandangan untuk kemajuan manusia, pengembangan, pencapaian, dan perubahan – akan memotivasi dan

menguatkan/merangsang orang dan organisasi yang akan menyempurnakan kehidupan kita. Kita

(17)

Apakah Entrepreneurship itu ?

Definisi :

Entrepreneurship adalah suatu penciptaan (creation) organisasi ekonomi yang inovatif (atau jaringan

beberapa organisasi) dengan tujuan untuk

memperoleh keuntungan atau pertumbuhan (growth)

dalam kondisi penuh resiko dan ketidak pastian.

Karakteristik :

a. Kreatifitas dan Inovasi (Creativity and innovation) b. Pengumpulan Sumberdaya dan Pendirian

organisasi ekonomis.

c. Peluang untuk memperoleh untung (atau

(18)

Kreasi (

Creation

)

• Terminologi kreasi ini mengandung arti

mendirikan

(founding)

dan sesuatu yang

asli

(origin).

• Schumpeter membuat kategori dari “kombinasi

baru” sebagai berikut :

• Apakah ada barang/jasa baru yang ditawarkan ?

• Apakah ada metode atau teknologi baru yang diterapkan ? • Apakah ada pasar yang dituju dan dibuka ?

• Apakah ada suatu sumber daya baru dari bahan baku dan sumber daya lainnya yang digunakan ?

(19)

Organisasi Ekonomi

• Terminologi Organisasi Ekonomi artinya

adalah organisasi yang memiliki tujuan

untuk mengalokasikan sumber daya yang

terbatas (

scarce resources

).

• Organisasi ini dapat berupa suatu firma,

unit usaha dalam suatu firma, suatu

(20)

Resiko dan Ketidak-pastian

• Entrepreneurship muncul dalam kondisi

(21)

Dimensi dari Entrepreneur

• Pembentukan Usaha Baru (

New Venture

Creation

)

• Sumberdaya, Kemampuan, dan Strategi

• Individu

(22)

Dimensi dari

New Venture Creation

Karakteristik Individu :

Basis Sumberdaya Perorangan :

1. Needs for Achievement 2. Locus of Control

3. Propensity for Taking Risk 4. Pengetahuan

5. Pengalaman 6. Reputasi

Faktor-2 Sosiologis :

1. Persepsi keinginan 2. Persepsi kelayakan

3. Aneka model peran dan mentor 4. Orangtua yang Entrepreneurial 5. Network dan kontak

Demografis :

1. Umur

2. Jenis kelamin 3. Pendidikan

Lingkungan :

Kendala dalam lingkungan :

Organisasi :

(23)

Pendekatan Psikologis

Karakteristik Kepribadian

(personality)

:

1. The Need for Achievement (n Ach) 2. Locus of Control

(24)

1. The Need for Achievement (n Ach)

• Orang dengan tingkat n Ach yang tinggi memiliki

keinginan yang kuat untuk memecahkan masalah oleh mereka sendiri, menikmati penetapan sasaran, dan mencapai sasaran dengan usaha mereka sendiri, dan suka menerima umpan balik atas apa yang mereka telah lakukan (McClelland).

• Mereka biasanya adalah pengambil resiko yang moderat.

• Namun, n Ach adalah prediktor yang lemah untuk melihat kecenderungan orang untuk memulai suatu

usaha, dan orang yang terlatih dengan n Ach terkadang tidak menunjukkan penampilan usaha yang berbeda

(25)

2. Locus of Control

2 tipe manusia :

a. Externals

:

yaitu mereka yang mempercayai bahwa apa yang mereka alami adalah hasil dari nasib,

peluang, keberuntungan, atau kekuatan diluar kendali mereka.

b. Internals : yaitu mereka yang mempercayai bahwa sebagian besar masa depan mereka ditentukan oleh mereka sendiri dan dikendalikan oleh usaha mereka sendiri.

• Suatu prediksi logis dari teori ini adalah bahwa

(26)

3. Risk-taking Propensity

• Kesediaan untuk mengambil resiko

(risk-taking propensity) t

erkait dengan “

the

need for achievement

”. Karena tugas

penciptaan usaha baru jelas dipenuhi

dengan resiko, entrepreneur akan

(27)

Kelemahan dari Pendekatan Sifat

(

the Trait Approach

)

(28)

Pendekatan Sosiologis

(

Sociological Approach

)

Dorongan bagi Entrepreneur :

a. Pengucilan yang negatif (Negative displacement) b. “Diantara sesuatu” (Between things)

c. Tarikan yang positif (Positive pull) d. Dorongan positif (Positive push)

Karakteristik Sesaat (

Situational

) :

Persepsi dari suatu situasi :

(29)

Dorongan bagi Entrepreneur

Apakah yang mendorong maju

entrepreneur untuk melakukan

self-employment ?

Terdapat 4 faktor pendorong, yaitu :

a. Negative displacement b. “Between things”

(30)

a. Negative displacement

• Adalah pengucilan seorang individu atau sekelompok orang dari masyarakat intinya.

• Individu ini atau group dari individu ini mungkin dipandang “tidak sesuai” dengan arus utama dari kehidupan sosial dan ekonomi.

• Karena mereka berada di luar garis ekonomi dan masyarakat, mereka ini sensitif terhadap daya tarik

untuk self-employment; tidak memiliki seseorang untuk bergantung, mereka sangat independen.

(31)

b. “Between things”

• Seseorang yang berada “diantara sesuatu” juga

akan mencari jalan/usaha yang bersifat

entrepreneurial dibandingkan mereka yang

merasa “berada di tengah sesuatu”. Seperti para

imigran, orang yang merasa dirinya berada

“diantara sesuatu” terkadang adalah

outsider

.

• Contoh : tentara (diantara kehidupan militer dan

sipil), sekolah (diantara kehidupan sebagai

(32)

c. Daya Tarik Positif (

Positive pull

)

• Pengaruh positif juga menggiring kepada

keputusan untuk mencari

entrepreneurship, dan ini termasuk

sebagai pengaruh dayatarik positif.

(33)

d. Dorongan Positif (

Positive push

)

• Faktor-faktor dorongan positif termasuk

diantaranya jalur karir yang dapat

memberikan peluang entrepreneurial atau

pendidikan yang memberikan seseorang

pengetahuan dan peluang yang memadai.

(34)

Situational Characteristics :

Persepsi dari Situasi

• Begitu keinginan seseorang untuk memiliki

sikap entrepreneurship telah diaktifkan,

karakteristik situasional akan menolong

dia untuk menentukan apakah usaha baru

akan tercipta.

(35)
(36)

a. Persepsi dari Keinginan (

desirability

)

• Entrepreneurship harus dilihat sebagai

suatu keinginan (desire) yang harus

dijalankan. Beberapa faktor yang

(37)

b. Persepsi Kelayakan (

feasibility

)

• Entrepreneurship harus dilihat bahwa itu

menjadi layak (feasible) bila prosesnya dapat

berlanjut.

• Kesiapan dan keinginan saja tidak cukup.

Entrepreneur yang potensial membutuhkan

aneka model dan contoh dari sesuatu yang

mungkin dapat dicapai.

(38)

Entrepreneurial Workplace

• Usaha baru tidak hanya sebagai kendaraan bagi entrepreneur dan top management team (TMT) untuk merealisasikan impian dan ambisi mereka. Hal lain adalah tempat dimana mereka bekerja.

• Tantangan bagi tempat kerja yang bersifat entrepreneurial adalah tempat yang mampu memberikan excitement, motivasi, komitmen, dan kepuasan yang sama dengan para pendiri perusahaan dimana mereka bekerja.

• Bila tidak, maka mereka akan gagal untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka secara bersemangat dan efektif.

• Bagian dari tanggung jawab para entrepreneur adalah menciptakan suatu organisasi dimana budaya, etika, dan sistem manajemen

(39)

Entrepreneurial Workplace

Budaya Entrepreneurial

• Etika Entrepreneurial : a. Dilema Promotor

b. Dilema Innovator

c. Dilema Hubungan/Relasi

Praktek SDM yang berhasil :

a. Praktek Kompensasi Terbaik (Best compensation practices) b. Praktek Pelatihan Terbaik (Best training practices)

c. Otonomi Pekerjaan Terbaik (Best job autonomy)

(40)

Budaya Entrepreneurial

• Budaya suatu organisasi ditunjukkan pada filosofinya, aturannya, normanya, dan aneka nilai.

• Hal itu menunjukkan “bagaimana kita mengerjakan hal-hal di sekitar kita” kepada para pekerja dan demikian juga kepada para

konsumen. Satu budaya entrepreneurial yang kuat menggambarkan nilai-nilai entrepreneurial dari para pendiri organisasi.

• Entrepreneur seringkali memulai usaha mereka karena mereka

ingin mengerjakan sesuatu berdasarkan “jalan mereka sendiri”, dan menciptakan budaya entrepreneurial yang memberikan peluang yang menggambarkan bahwa setiap orang mengerjakan tugas mereka dengan menggunakan “cara mereka”. Oleh karena itu, adalah sangat penting bagi seorang entrepreneur untuk

(41)

Etika Entrepreneurial

• Bagian yang penting dari budaya usaha

baru adalah iklim etikal dari organisasi

tersebut.

(42)

a.

Promoter dilemmas

• Ketika entrepreneur berada pada tahap awal

mempromosikan usahanya kepada pendukung keuangan, customer, rekanan potential, dan karyawan, euphoria

tertentu akan terlibat pada setiap usahanya.

• Entrepreneur berada pada tahap berpikir serba positif dan selalu berusaha melihat usahanya berada dalam keadaan baik. Entrepreneur memberikan impresi positif pada

usahanya walaupun dia sadar bahwa dia menghadapi bahaya, resiko usaha, kesalahan potensial, dan aneka hambatan yang akan menghambat kesuksesan usaha. • Entrepreneur meletakkan aneka biaya yang bersifat

pragmatis untuk menghapus seluruh informasi negatif

(43)

b.

Innovator dilemmas

• Kreasi/penciptaan suatu usaha baru seringkali berarti melakukan kreasi teknologi baru, produk baru, dan

kombinasinya. Innovator/entrepreneur seringkali memiliki dilema dari peluncuran produksi tersebut berikut proses distribusinya atau proses panjang uji keamanan produk tersebut.

• Sekalipun produk tersebut aman untuk diluncurkan ke pasar, namun tetap saja mereka akan menghadapi efek resiko “Frankenstein”. Bila entrepreneur salah

memasarkan produk maka usaha baru tersebut tidak akan pulih. Sementara itu, bila sang entrepreneur hanya

menunggu hingga seluruh resiko dan ketidak pastian yang akan dihadapi telah berlalu, maka akan ada ancaman

(44)

c.

Relational dilemmas

• Selama entrepreneur mengembangkan usahanya, dia akan aktif menjadi anggota dari berbagai jenis jaringan. Seringkali konflik kepentingan muncul akibat dari aneka hubungan tersebut.

• Permintaan etik dari satu keanggotaan mungkin akan bertentangan dengan ketentuan yang ditentukan dari keanggotaan kelompok lainnya yang pada akhirnya menimbulkan “relationship dilemma”.

• Contoh : ilmuwan/entrepreneur yang bernaung dibawah suatu

organisasi tertentu yang dipaksa untuk direview hasil kerjanya oleh rekan mereka dan dipublikasikan demi alasan validitas penelitian, namun hal itu berarti sang ilmuwan harus membuka rahasia dari

(45)

Praktek SDM yang Berhasil

• Hanya sedikit aturan bagi praktek SDM

yang berhasil, karena setiap perusahaan

adalah berbeda sedangkan manajemen

SDM adalah sesuatu yang rumit.

Walaupun praktek standard dan guideline

mudah untuk dibuat, hal tersebut hanya

sedikit memberikan pandangan

(46)

a.

Praktek Kompensasi Terbaik

• Tingkat bayaran sendiri tidak memotivasi pekerja,

namun hal itu merupakan komponen esensial/penting.

• Keadilan bayaran/upah sama pentingnya, disamping proses yang transparan yang mampu menunjukkan kepada segenap orang bagaimana issue/perihal

bayaran/upah tersebut ditentukan.

(47)

b.

Praktek Pelatihan Terbaik

• Training adalah investasi SDM, dan pelatihan yang sempurna akan dapat menjadi sumber SCA (Sustainable Competitive Advantage) bagi perusahaan.

• Pelatihan intensif untuk ketrampilan (Skill intensive training) akan menyempurnakan tingkat produktivitas karyawan saat ini. Training dapat mengantisipasi aneka perubahan di lapangan sehingga bila terdapat perubahan persyaratan kerja, diharapkan tidak akan

terjadi penurunan produktivitas.

Pelatihan Manajemen melayani tiga tujuan :

a. Hal itu akan menyebabkan pekerja mampu untuk memahami lebih baik peran manager mereka.

b. Hal itu membantu karyawan memanage diri mereka sendiri. dan. . .

(48)

c. Otonomi Kerja Terbaik

• Karyawan yang memiliki otoritas dan tanggung jawab

untuk mengerjakan tugas mereka seringkali

menunjukkan motivasi yang lebih kuat, mutu kerja yang lebih baik, kepuasaan kerja yang tinggi, dan rendahnya turn over.

• Otonomi kerja adalah salah satu komponen kunci untuk kerja yang menyenangkan.

(49)

d. Penyempurnaan Karir Terbaik

• Penyempurnaan karyawan tidak selalu berarti bahwa promosi itu seperti menaiki tangga birokrasi.

• Sungguh, dengan semakin banyaknya organisasi yang semakin ramping, banyak organisasi usaha memilih untuk tidak memiliki banyak jenjang birokratis.

(50)

e. Mutu Hidup Terbaik

• Dengan semakin bertambahnya masyarakat yang

menggabungkan pekerjaan dengan kehidupan keluarga mereka. Perhatian luar seperti pengasuhan anak, istri yang bekerja, dan cuti hamil dan melahirkan, semuanya akan mempengaruhi penampilan kerja.

• Masyarakat sangat memperhatikan mutu kehidupan total mereka, bukan hanya satu bagian dari pekerjaan.

• Perusahaan terbaik dimana pekerja dapat berharap

bekerja di dalamnya memahami hal ini dan membuat hal ini memungkinkan untuk diperoleh melalui

(51)
(52)

Good luck !

(53)

Wisnu Gardjito

• wisnugar@yahoo.com

• 081-880-2921

• 021-98-2627-42

Referensi

Dokumen terkait

umpan balik terhadap temuan-temuan yang ada didalam department tersebut,demikian pula kepada para manajer dan para karyawan.Umpan balik yang tidak menguntungkan akan

Untuk itulah dalam lingkup organisasi Porles Tanggamus, pimpinan harus mampu untuk meningkatkan kinerja, dengan cara memberikan motivasi kepada anggota agar semangat dan

Dengan adanya perkembangan pemikiran dari para pekerja yang semakin maju dari para pekerja, yang menunjukkan mereka dapat melepaskan diri dari ketergantungan manajemen atau pimpinan

Dalam hal ini, seorang manajer yang ditunjuk harus mampu untuk memberikan motivasi kepada karyawan, menciptakan lingkungan kerja yang positif, disiplin, konsisten,

Kesejahteraan karyawan menurut undang-undang adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam maupun di luar

Jeffrey Pfeffer (dalam Irianto, 2009) berargumentasi bahwa sumber daya manusia merupakan sumber keunggulan daya saing yang mampu menghadapi berbagai tantangan.

Pengaruh Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisi Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan.. E-Jurnal Manajemen,

Dengan merangkum semua ini, pelatihan Kepemimpinan Transformasional memberikan landasan kuat untuk membentuk pemimpin yang mampu menghadapi tantangan bisnis yang cepat berubah dan